BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah - BERLIANTI BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kehamilan adalah bertemunya sel sperma dan ovum matang di

  

tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho,

2002).

  Kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alami tetapi bukannya tanpa resiko dan merupakan beban bagi seorang wanita. Dalam kehamilan dan persalinan tiap ibu hamil akan menghadapi resiko terjadinya penyakit atau komplikasi baik ringan maupun berat yang dapat memberikan bahaya kematian, kesakitan, ketidaknyamanan ataupun ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

  Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), bahwa pada tahun 2003 terdapat 1 dari 250 (0,04%) kelahiran di dunia menderita

  

kehamilan ektopik , dengan jenis kehamilan ektopik adalah kehamilan tuba

falopii, yang sebagian besar (80 %) dialami oleh wanita pada usia 35 tahun

  ke atas serta dilaporkan bahwa 60 % dialami oleh wanita dengan paritas pertama dan kedua.

  Kehamilan ektopik terganggu menyebabkan keadaaan gawat pada

reproduksi yang sangat berbahaya. Berdasarkan data dari The Centers of

Disease Control and Prevention menunjukkan bahwa kehamilan ektopik

  diAmerika Serikat meningkat drastis pada 15 tahun terakhir. Menurut Data

  1 Statistik pada tahun 1989, terdapat 16 kasus kehamilan ektopik terganggu dalam 1000 persalinan.

  Menurut hasil penelitian yang dilakukan Cuningham pada tahun 1992 dilaporkan kehamilan ektopik terganggu ditemukan 19,7 dalam 100 persalinan.

  Beberapa sumber menyebutkan bahwa AKI di Indonesia merupakan yang tertinggi di Negara ASEAN. Pada tahun 2008 menunjukan AKI 307/100.000 kelahiran hidup atau 20.000 per hari, berarti 50,5 perhari atau 2,1 % per jam. Yang antara lain disebabkan oleh perdarahan (53,23 %), infeksi (11,29 %), eklamsia 27,42 % lain-lain (8,06%) (Depkes RI, 2008).

  Di Indonesia, berdasarkan laporan dari Biro Pusat Statistik Kesehatan diketahui bahwa pada tahun 2007 terdapat 20 kasus setiap 1.000 kehamilan menderita kehamilan ektopik atau 0,02%.s (BPS Kesehatan, 2007). Salah satu tolak ukur penting dalam menciptakan Indonesia sehat 2020 adalah menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

  Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu terbesar ( 58,1 %) adalah karena perdarahan dan eklamsi. Kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan yang memadai. Tingginya angka kematian maternal yang berhubungan dengan kehamilan dipengaruhi faktor didalam dan faktor diluar kesehatan. Beberapa faktor kesehatan antara lain : tindakan aborsi yang tidak aman, perdarahan ante,

  intra , dan postpartum infeksi, persalinan macet, penyakit hipertensi, anemia dan kehamilan ektopik.

  Gejala yang timbul berkaitan dengan apakah kehamilan ektopik tersebut telah mengalami ruptur. Menurut Pisarska dkk. (1998), wanita beresiko tinggi harus menjalani penapisan sedini mungkin sebelum mereka menjadi simtomatik. Untuk yang lainnya, gejala kehamilan ektopik yang paling sering dialami adalah nyeri panggul dan abdomen(95%) dan

  

amenore disertai spotting atau pendarahan pervaginam dalam derajat

  tertentu (60 – 80%). Dengan semakin berlanjutnya kehamilan, Dorfman dkk. (1984) melaporkan bahwa gejala gastrointestinal (80%) dan pusing atau perasaan mau pingsan (58%) sering terjadi. Pada ruptur, nyeri dapat terjadi didaerah abdomen manapun. Nyeri dada pleuretik dapat terjadi akibat iritasi diafragmatik yang disebabkan oleh pendarahan.

  Dampak kehamilan ektopik apabila tidak segera ditangani yaitu berpotensi menimbulkan ruptur organ, terjadi pendarahan massif,

  

infertilitas , dan kematian. Untuk mencegah agar tidak terjadi dampak yang

  lebih parah maka ada beberapa pengobatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan terapi operatif yaitu dengan Salpingektomi.

  Salpingektomi adalah salah satu jenis operasi ginekologi yang

  paling sering dilakukan, dengan cara bagian tuba antara uterus dan massa hasil konsepsi diklem, digunting dan kemudian sisanya (stump) diikat dengan jahitan ligasi. Arteri tuboovarika diligasi, sedangkan arteri

  

uteroovarika dipertahankan. Tuba yang direseksi dipisah dari

mesosalping. Meskipun klien telah mengalami tindakan pembedahan

  bukan berarti masalah sudah teratasi, tetapi akan timbul dampak-dampak akibat pembedahan antara lain adalah perubahan siklus hormon dan adanya nyeri. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat untuk mengurangi rasa sakit pada klien, mencegah komplikasi sebelum maupun sesudah tindakan operasi dan menolong penyembuhan dalam fungsi fungsi yang normal.

  Keluhan yang dialami pasien pasca operasi salpingektomi mengalami nyeri disekitar insisi. Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien (Bobak, 2005). Kolaborasi medis dengan pemberian analgesik biasanya dilakukan untuk mengurangi nyeri. Teknik relaksasi merupakan salah satu metode manajemen nyeri non farmakologi dalam strategi penanggulangan nyeri, disamping metode TENS ( Transcutaneons Elektrik Nerve Stimulation ) , biofeedback dan distraksi ( Saifudin, 2002).

  Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri (NANDA, 2009).

  RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga adalah salah satu Rumah Sakit Rujukan di daerah Purbalingga. Berdasarkan data survey awal yang didapatkan dari laporan data pasien dengan kasus gangguan

  reproduksi di ruang bersalin RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata

  Purbalingga jumlah pasien keseluruhan pada bulan Januari – Mei 2013 didapatkan kasus kehamilan ektopik hanya terdapat 2 kasus kehamilan

  

ektopik terganggu (Laporan kasus Ruang bersalin RSUD dr. R. Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga).

  Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus kehamilan ektopik dengan judul :“Asuhan Keperawatan Pada NY. D Dengan Masalah Utama Post Salpingektomi Ovarium Dekstra Hari Ke-1 Atas Indikasi Kehamilan Ektopik Diruang Bougenvile RSUD. dr. R.

  Goeteng Taroenadibrata Purbalingga”.

B. Tujuan Penulisan 1.

  Tujuan Umum Memperoleh gambaran tentang aplikasi konsep “Asuhan Keperawatan Pada NY. D Dengan Masalah Utama Post Salpingektomi Ovarium

  Dekstra Hari Ke-1 Atas Indikasi Kehamilan Ektopik Diruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ”.

2. Tujuan khusus a.

  Memberikan informasi melalui pengkajian secara komprehensif pada Ny. D dengan Asuhan Keperawatan Pada NY. D Dengan

  Masalah Utama Post Salpingektomi Ovarium Dekstra Hari Ke-1 Atas Indikasi Kehamilan Ektopik Diruang Bougenvile RSUD dr. R.

  Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

  b.

  Melakukan pengkajian pada klien NY. D dengan Post

  

Salpingektomi Ovarium Dekstra atas indikasi kehamilan ektopik di

  Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga .

  c.

  Membuat analisa data hasil pengkajian pada klien NY. D dengan

  

Post Salpingektomi Ovarium Dekstra atas indikasi kehamilan

ektopik di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata

  Purbalingga .

  d.

  Menetapkan rencan tindakan keperawatn pada klien NY. D dengan

  

Post Salpingektomi Ovarium Dekstra atas indikasi kehamilan

ektopik di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata

  Purbalingga .

  e.

  Melaksanakan implementasi keperawatan pada klien NY. D dengan Post Salpingektomi Ovarium Dekstra atas indikasi

  

kehamilan ektopik di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga .

  f.

  Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien NY. D dengan Post Salpingektomi

  Ovarium Dekstra atas indikasi kehamilan ektopik di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga . g.

  Melaksanakan pendokumentasian terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NY. D dengan Post Salpingektomi

  Ovarium Dekstra atas indikasi kehamilan ektopik di Ruang Bougenvile RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga .

  h.

  Membahas kesenjangan antara teori dan kondisi nyata kasus kehamilan ektopik yang dilaporkan.

C. Pengumpulan Data

  Dalam pengumpulan data untuk penyusunan karya ilmiah (laporan kasus/ case report), penulis menggunakan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : 1.

  Observasi Partisipasi Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap pasien dan dengan melakukan asuhan keperawatan dimana terdapat interaksi antara pasien dengan perawat.

  2. Wawancara Pengumpuan data dilakukan dengan cara tanya jawab/ anamnesis kepada pasien, serta tenaga kesehatan lainnya dengan menggunakan komunikasi terapeutik guna mencapai hubungan saling percaya antara pasien dengan tenaga kesehatan.

  3. Studi Literatur Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumber-sumber pengetahuan melalui jurnal atau buku-buku dengan maksimal terbitan

  10 tahun terakhir, kemudian melalui browsing di internet yang berkaitan dengan asuhan keperawatan kepada pasien.

4. Studi Dokumentasi

  Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah catatan-catatan tentang kasus pasien yang terdapat pada format-format dokumentasi yang terangkum di ruangan.

  D. Tempat Dan Waktu Asuhan keperawatan ini dilakukan di Ruang Bougenvile RSUD dr.

  R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dari tanggal 13-14 Juni 2013.

  E. Manfaat Penulisan 1.

  Manfaat teoritis a.

  Bagi mahasiswa keperawatan Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman perawatan dengan kasus kehamilan ektopik.

  b.

  Bagi rumah sakit Sebagai masukan dan bahan informasi untuk meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus kehamilan ektopik sehingga dapat mengurangi AKI.

2. Manfaat praktis a.

  Bagi profesi Sebagai panduan perawat dalam pengelolaan melaksanakan asuhan keperawatan pasien dengan post Salpingektomi Ovarium Dekstra.

  b.

  Bagi pasien Untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang perawatan pasien selama di RS atau di rumah.

F. Sistematika Penulisan

  BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan akan memaparkan tentang : Latar belakang, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA Akan membahas tentang tinjauan kasus yang berisi : konsep

  

kehamilan ektopik , klasifikasi, anatomi dan fisiologi, etiologi, manifestasi

  klinis, patofisiologi, pathways keperawatan, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, diagnosa pasien post salpingektomi ovarium

  

dekstra, nyeri, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, faktor-

  faktor yang mempengaruhi, pathways nyeri, penatalaksanaan, diagnosa nyeri yang muncul.