BAB I PENDAHULUAN - Siti Nurfatimah BAB I

  berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan (Antenatal Care), Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal Care), Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care), dan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (Neonatal Care) (Varney, 2006).

  Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara berkembang. Resiko kematian ibu di negara- negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Terlebih lagi, rendahnya penurunan angka kematian ibu global tersebut merupakan cerminan belum adanya penurunan angka kematian ibu secara bermakna di negara-negara yang angka kematian ibunya rendah (WHO, 2015)

  Menurut WHO antenatal berfungsi sebagai deteksi dini terjadi nya resiko tinggi pada kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya dengan melakukan pemeriksaan selama kehamilannya ,sehingga dapat mengetahui secara dini

  1 kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat di atasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care (winkjosastro dalam Damayanti,2013).

  Pengawasan

  antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya

  menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah – langkah dalam pertolongan persalinan dan bayinya. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin. (Manuaba, 2012; h.109-110).

  Pengawasan atau pendampingan pada Asuhan Komprehensif ini bertujuan agar dapat mendeteksi secara dini adakah komplikasi yang di alami pada saat dilakukan asuhan komprehensif tersebut. Dapat memudahkan Klien agar lebih terbuka dan mengetahui komplikasi apa saja yang dapat dihindari dan dapat diketahui secara dini. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1991-2007 mengalami penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, pada tahun 2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Faktor penyebab utama kematian ibu karena komplikasi kehamilan yaitu perdarahan 32%, hipertensi dalam kehamilan 25%, dan infeksi 5% (Profil kesehatan indonesia, 2014; h.85).

  AKI (Angka Kematian Ibu) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara

  • – negara tetangga di Kawasan ASEAN ( Association Of Southeast Asian Nations).

  Namun, pada tahun 2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (Profil kesehatan indonesia, 2014; h.85).

  Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian

Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka

  Kematian Balita (AKABA). Angka kematian neonatal (0-28 hari) penting karena memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2012, AKN pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun 2007 dan hanya menurun 1 point dibanding SDKI tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup (Profil kesehatan indonesia, 2014; h.107).

  Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu pada tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Dengan demikian Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Berdasarkan kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah sebesar 60,90 % terjadi pada masa nifas, pada waktu hamil sebesar 26,33 %, dan pada waktu persalinan sebesar 12,76 %. Berdasarkan penyebab kematian ibu yaitu Infeksi 2,76 %, Gangguan sistem peredaran darah 9,27 %, Perdarahan 21,14 %, Hipertensi 26,34 % dan Lain

  • – lain sebesar 40,49 % (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015).

  Angka kematian Ibu di Banyumas tahun 2014 sebanayak 33 dan pada tahun 2015 berhasil diturunkan menjadi 29 , sementara itu pada tahun 2016 angka kematian ibu ditargetkan menurun, hal ini sebagai upaya untuk memotivasi kinerja agar lebih baik dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. AKI terbesar terjadi pada saat nifas atau setelah melahirkan yaitu sebanyak 15 kasus, pada saat hamil sebanyak 8 kasus dan pada saat melahirkan ada 6 kasus pada tahun 2015. Salah satu penyebab kematian ibu adalah penyakit yang diderita oleh ibu selama hamil seperti jantung, Hipertensi dan lainnya faktor non teknis berupa kesadaran masyarakat akan kesehatan ibu hamil juga sangat diperlukan (Profil kesehatan banyumas, 2016).

  Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2016 terdapat angka kematian ibu sebanyak 22 (28,2%) yang terdiri dari ibu hamil sebanyak 3 (3,8%) ibu bersalin sebanayk 2 (2,5%) dan ibu nifas sebanayk 17 (21,7%). Dari data tersebut dapat terlihat bahwa angka kematian ibu sebagian besar terjadi pada masa nifas. Penyebab langsung yang berkaitan dengan kematian ibu pada masa nifas adalah infeksi nifas (10%), perdarahan (42%), eklampsia (13%) dan komplikasi masa nifas (11%) (profil kesehatan banyumas, 2016).

  Di puskesmas II kembaran pada tahun 2016 terdapat 743 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan. Jumlah K1 sebanyak 750 (100%) K4 659 (88,7%). Sementara ibu yang bersalin di puskesmas tersebut sebanyak 668 (94,6%) dan yang mendapat pelayanan kesehatan nifas sebanyak 666 (94,3%) serta ibu nifas yang mendapatkan vitamin A sebanyak 668 (94,6%) (profil kesehatan banyumas, 2016).

  Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan memberikan asuhan komperhensif yang artinya melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada ibu hamil TM II, III, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan KB

  B. Tujuan Penyusunan KTI

  1. Tujuan Umum Mampu melakukan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, masa antara (KB) pada Ny S umur 26 Tahun dengan menggunakan tujuh langkah varney dan melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mampu melakukan pengkajian dengan cara mengumpulkan data subjektif dan objektif Pasien pada kehamilan ,persalinan,Bayi baru lahir,nifas dan masa antara pada Ny S umur 26 tahun dan mendokumentasikan semua asuhan.

  b. Mampu merumuskan diagnosa dan atau masalah kebidanan pada kehamilan,persalinan ,bayi baru lahir,nifas dan masa anatara (KB) dan mendokumentasikan semua asuhan. c. Mampu melakukan perencanaan asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan, bayi baru lahir,nifas dan masa antara (KB) dan mendokumentasikan semua asuhan.

  d. Mampu melakukan implementasi asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan,bayi baru lahir,nifas dan masa antara (KB) dan mendokumentasikan semua asuhan.

  e. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan kehamilan, persalinan , Bayi baru lahir , nifas , dan masa antara (KB) dan mendokumentasikan semua asuhan.

  C. Manfaat

  1. Bagi institusi

  a. Mampu m engembangkan fasilitas yang tersedia

  b. Mampu meningkatkan pembelajar sesuai dengan kompetensi yang ada guna memudahkan mahasiswa khusunya bidan dalam peningkatan pengetahuan dan wawasan kearah yang lebih baik.

  2. Bagi bidan Bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan dengan melakukan pendekatan secara dini dan secara komprehensif.

  3. Bagi masyarakat Masyarakat dapat menyadari akan pentingnya kesehatan ibu dan anak. D. Pembatasan Kasus

  1. Sasaran Sasaran dari studi ini adalah pada Ny S umur 26 Tahun mulai dari trimester II, persalinan, nifas, bayi baru lahir, sampai perencanaan KB.

  2. Tempat Pengambilan studi kasus dilakukan di Puskesmas II kembaran kabupaten banyumas.

  3. Waktu a. Pengambilan kasus pada bulan November 2017.

  b. Penyelesaian Karya tulis Ilmiah pada Bulan juli 2017.

  E. Metode Pengumpulan Data

  1. Pengumpulan data primer

  a. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, sehingga metode ini memberikan hasil secara langsung. Metode ini dapat dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal

  • – hal dari responden secara mendalam serta jumlah responden sedikit. Beberapa Hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari- hari adalah antara lain : pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-mengenal sebelumnya, pewawancara selalu bertanya, pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral, dan pertanyaan yang
ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. (Aziz AH, 2014; h.90).

  b. Observasi Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal

  • – hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat digunakan, antara lain lembar observasi, panduan pengamatan (observasi), atau lembar ceklist (Aziz AH, 2014; h.90).

  c. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik adalah salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui keadaan fisik dan keadaan kesehatan. Dengan jenis pemeriksaan:

  1) Inspeksi, dengan menggunakan indra penglihatan untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien. 2) Palpasi, dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan.

  3) Perkusi, dengan mendengarkan bunyi getaran/ gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa. 4) Auskultasi, dengan mendengarkan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh (Eny R.A, 2011; h.119). d. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumentasi asli. Dokumentasi asli tersebut dapat berupa gambar, tabel atau daftar periksa dam film dokumenter. (Aziz AH, 2014; h.90).

  2. Pengumpulan data sekunder

  a. Studi pustaka Penulis menggunakan buku yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, masa antara (KB) (Ambarwati, 2010; h 157). Buku yang digunakan seperti prawirohadjo, Roestam Mochtar, Manuaba, Affandi, Sondakh b. Media elektronika

  Dengan membuka situs/website yang berkaitan dengan studi kasus yang dilakukan (Ambarwati, 2011; h 157).

  F. Sistematika Penulisan

  BAB I : PENDAHULUAN Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, manfaat, metode peneitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

  1. Tinjauan medis Tinjauan teori ini berisikan tentang materi kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan masa antara (KB).

  2. Tinjauan teori asuhan kebidanan Menjelaskan tentang asuhan kebidanan 7 langkah Varney dan metode SOAPIE.

  3. Landasan kewenangan bidan Menjelaskan tentang bagian

  • – bagian yang terdapat pada landasan kewenangan bidan.

  BAB III TINJAUAN KASUS Berisi tentang asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan masa antara (KB) secara sistematis dengan metode SOAP.

  BAB IV: PEMBAHASAN Berisi tentang menjelaskan masalah atau kesenjangan antara teori dengn kasus yang penulis temukan dilapangan tentang asuhan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan masa antara (KB).

  BAB V : PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dn saran. Kesimpulan merupakan inti dari pembahasan asuhan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, nifas dan masa antara (KB). Sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan tanggapan dari kesimpulan.

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN