EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN

  EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN SPT

TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN

DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN

  Studi Kasus di KPP PratamaYogyakarta, KPP PratamaSleman, KPP Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh

Apriliya Wahyuning Mega

NIM: 07 1334 032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

  

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

  EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN SPT

TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN

DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN

  Studi Kasus di KPP PratamaYogyakarta, KPP PratamaSleman, KPP Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh

Apriliya Wahyuning Mega

NIM: 07 1334 032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

  

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

 Allah SWT atas kehidupan yang telah diciptakan.

  • Mbah kakung, mbah yati, mbah tohari atas segala perjuangannya.
  • Bapak, Ibu,adik-adiku (pran, an) atas kebersamaannya, semoga tetap menjadi sebuah keluarga yang damai.
  • Seluruh kerabat atas canda tawa yang pernah kita lalui bersama.
  • Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

  

MOTTO

  • Takwa, Waspada Purba Wasesa, Gemi Nastiti, Ambeg Parama Arta, Prasaja, Satya, Blaka, Legawa.
  • Aja Kagetan, Aja Gumunan

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 26 Januari 2012 Penulis

  Apriliya Wahyuning Mega

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Apriliya Wahyuning Mega Nomor Mahasiswa : 071334032

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Evaluasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Dan Badan Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 26 Januari 2012 Yang menyatakan Apriliya Wahyuning Mega

  

ABSTRAK

EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN SPT

TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN DALAM

MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN

  Studi Kasus di KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari

  Apriliya Wahyuning Mega Universitas Sanata Dharma

  2012 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat kepatuhan Wajib

  Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan; (2)Perbedaan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan.

  Penelitian ini dilakukan selama bulan Mei-Juni 2011 di KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan yang telah menghitung, menyetor, melapor, pajaknya pada tahun 2007, 2008, 2009 di KPP Pratama setempat. Data diperoleh dengan tehnik dokumentasi. Teknik analisa yang digunakan adalah: (1) Analisis deskriptif untuk mendeskripsikan tingkat pencapaian kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan, (2) Analisis Independent

  

Sampel T-test untuk mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi dan Wajib Pajak Badan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi KPP Pratama Yogyakarta tahun (2007) terlampaui, (2008) tidak . terlampaui, (2009) tidak terlampaui KPP Pratama Sleman tahun (2007) tidak terlampaui, (2008) terlampaui, (2009) terlampaui. KPP Pratama Wates tahun (2007) terlampaui, (2008) terlampaui, (2009) terlampaui. KPP Pratama Wonosari tahun (2007) tidak terlampaui, (2008) terlampaui, (2009) terlampaui. Sedangkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan KPP Pratama Yogyakarta tahun (2007) terlampaui, (2008) tidak terlampaui, (2009) tidak terlampaui. KPP Pratama Sleman tahun 2007 tidak terlampaui, (2008) tidak terlampaui, (2009) tidak terlampui. KPP Pratama Wates tahun (2007) tidak terlampaui, (2008) tidak terlampaui, (2009) tidak terlampaui. KPP Pratam Wonosari tahun (2007) tidak terlampaui, (2008) terlampaui, (2009) terlampaui; (2) ada perbedaan yang signifikan tingkat kepatuhan Wajib pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan dengan t hitung sebesar 2,088 sedangkan t tabel sebesar 2,074.

  

ABSTRACT

AN EVALUATION OF OBEDIENT LEVEL IN ANNUAL TAX RETURN

FOR PERSONAL AND CORPORATE TAX PAYERS

  A Case Study in Yogyakarta, Sleman, Wates and Wonosari Small Taxpayers’ Office

  Apriliya Wahyuning Mega Sanata Dharma University

  2012 This research aims to find out (1) the obedient level of personal and corporate taxpayers; (2) the difference of obedient level between personal and corporate taxpayers.

  This research was done during May-June 2011 in Yogyakarta, Sleman, Wates and Wonosari small taxpayers ’ office.

  The population in this research was the entire of personal and corporate taxpayers which have counted, paid and reported their tax in the year of 2007, 2008 and 2009 in the lo cal small taxpayers’ office. The data were gained by using documentation technique and analyzed by using: (1) descriptive analysis to describe the achievement level of annual tax return report obedient of personal and corporate tax payers; (2) Independent Sampel T-test analysis to understand the difference of obedient level between personal and corporate tax payers.

  This research shows: (1) the obedient level of personal tax payers of Yogyakarta small taxpayers’ office in (2007) exceeded, (2008) not exceeded and (2009) not exceeded.

  Sleman small taxpayers’ office in (2007) not exceeded, (2008) exceeded and (2009) not exceeded.

  Wates small taxpayers’ office in (2007) exceeded, (2008) exceeded and (2009) exceeded. Wonosari small taxpayers’ office in 2007 not exceeded, (2008) exceeded and (2009) exceeded.

  Whereas the obedient level of corporate tax payers of Yogyakarta small taxpayers’ office in (2007) exceeded, (2008) not exceeded and (2009) not exceeded.

  Sleman small taxpayers’ office in (2007) not excedeed, (2008) not exceeded and (2009) not exceeded.

  Wates small taxpayers’ office in (2007) not exceeded, (2008) not exceeded and (2009) not excedeed. Wonosari small taxpayers’ office in (2007) not exceeded, (2008) exceeded and (2009) exceeded; (2) there was significant difference in obedient level between personal and corporate taxpayers with the calculated t is 2,088 whereas t table is 2,074.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkah, rahmat dan karunianya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Indra Dharmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd. M. Si selaku Kaprodi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

  4. Bapak Bambang Purnomo S.E, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan masukan, saran, waktu, dan kesabarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membagikan ilmu dan mendidik saya selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  6. Seluruh Staf KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari yang telah bersedia membantu penulis dalam menyiapkan data yang diperlukan.

  7. Mbah Kakung, Mbah Yati, Mbah Tohari terimakasih atas pepatah-pepatah kehidupan.

  8. Kedua orangtuaku Bapak dan Ibu, terimakasih untuk doa, semangat untuk segera menyelesaikan kuliah, motivasi dan dukungan material yang sudah tak terhitung jumlahnya.

  9. Adikku terimakasih atas kecerewetan menanyakan kapan lulus.

  10. Teman-temanku Thatiana, Si-way, Friska, Momon, Siska, terimakasih atas kebersamaannya.

  11. Endah, Lando terimakasih atas kerelaan hatinya untuk peminjaman laptop dan diskusinya.

  12. Untuk teman-temanku Pendidikan akuntansi angkatan 2007, dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

  Yogyakarta, Penulis

  Apriliya Wahyuning Mega

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xviii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................

  1 B. Batasan Masalah...................................................................................

  7 C. Rumusan Masalah ................................................................................

  7 D. Tujuan Penelitian .................................................................................

  8 E. Manfaat Penelitian ...............................................................................

  8

  BAB II TINJAUAN TEORETIK ....................................................................... 10 A. Kerangka Teori..................................................................................... 10

  1. Tinjauan Umum Tentang Pajak ..................................................... 10

  a. Pengertian Pajak ....................................................................... 10

  b. Asas-Asas Pemungutan Pajak .................................................. 12

  c. Teori-Teori Pembenaran Pemungutan Pajak ........................... 13

  d. Hak Wajib Pajak ...................................................................... 15

  e. Kewajiban Wajib Pajak ............................................................ 16

  2. Tinjauan Umum Tentang Reformasi Perpajakan ........................... 17

  3. Tinjauan Umum Tentang Pengertian Kepatuhan Perpajakan ........ 18

  4. Tinjauan Umum Tentang Manfaat Predikat Wajib Pajak Patuh .... 22

  5. Tinjauan Umum Tentang Hambatan Pemungutan Pajak ............... 23

  a. Perlawanan Pasif ...................................................................... 23

  b. Perlawanan Aktif ...................................................................... 23

  6. Tinjauan Umum Tentang Surat Pemberitahuan (SPT) .................. 24

  a. Pengertian Surat Pemberitahuan .............................................. 24

  b. Fungsi Surat Pemberitahuan .................................................... 25

  c. Kewajiban WP Untuk Mengisi SPT dengan Benar, Lengkap, Jelas .......................................................................................... 27

  d. Kewajiban Untuk Menyampaikan SPT Ke DJP ...................... 28

  7. Tinjauan Umum Tentang Kewajiban Pembukuan dan Pencatatan 29

  a. Kewajiban Pembukuan............................................................. 29

  b. Kewajiban Pencatatan .............................................................. 29

  8. Tinjauan Umum Tentang Ketetapan Pajak .................................... 31

  a. STP ........................................................................................... 31

  b. SKPKB ..................................................................................... 32

  c. SKPKBT .................................................................................. 32

  d. SKPLB ..................................................................................... 32

  e. SKPN ....................................................................................... 33

  9. Tinjauan Umum Tentang Penagihan Pajak .................................... 33

  a. Surat Teguran ........................................................................... 34

  b. Surat Paksa ............................................................................... 34

  c. Penyitaan .................................................................................. 35

  d. Pelelangan ................................................................................ 35

  B. Kerangka Berfikir ............................................................................... 37

  BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 39 A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 39 B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 39 C. Subyek dan Obyek Penelitian .............................................................. 40 D. Populasi ................................................................................................ 40 E. Variabel Penelitian ............................................................................... 41 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 41 G. Instrumen Penelitian............................................................................. 41 H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 42

  BAB IV GAMBARAN UMUM ......................................................................... 46 A. Struktur Organisasi KPP Pratama ...................................................... 47 B. Fasilitas Pelayanan di KPP ................................................................. 47 C. Manfaat Modernisasi Bagi Wajib Pajak ............................................. 54 D. Pelayanan Perpajakan Dalam Meningkatkan Kepatuhan ................... 55 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................... 58 A. Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 58 B. Analisis Data ...................................................................................... 60 C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 68 BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 73 A. Kesimpulan ......................................................................................... 73 B. Saran ................................................................................................... 74 C. Keterbatasan ....................................................................................... 76 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 78 Lampiran ............................................................................................................. 79

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skema Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan ............ 37Tabel 3.1 One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test ........................................... 43

  Tabel 3.Test Homogeneity of variances.............................................................. 43

Tabel 5.1 Rincian Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi ............ 58Tabel 5.2 Rincian Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan ........................ 58Tabel 5.3 KPP Pratama Yogyakarta.................................................................... 65Tabel 5.4 KPP Pratama Sleman .......................................................................... 66Tabel 5.5 KPP Pratama Wates ............................................................................ 66Tabel 5.6 KPP Pratama Wonosari ....................................................................... 66Tabel 5.7 Independent Sampel T-tes ................................................................... 66

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Wajip Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan ........ 37Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama .................................................. 46

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 79 Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 80 Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 81 Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 82 Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 83 Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 84 Lampiran 1 Surat Ijin ......................................................................................... 85 Lampiran 2 Surat Edaran DJP ............................................................................. 86 Lampiran 3 Data Wajib Pajak Orang Pribadi ..................................................... 87 Lampiran 3 Data Wajib Pajak Badan ................................................................. 88 Lampiran 3 Data WP OP dan Badan Yang Menyampaikan SPT Tahunannya Tidak Sesuai Ketetapan Dari DJP ....................................................................... 89 Lampiran 4 Uji Normalitas ................................................................................. 90 Lampiran 4 Independent Sampel t-test ............................................................... 91 Lampiran 4 Tabel t .............................................................................................. 92

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah salah satu kekuatan handal yang kita miliki untuk

  membangun kemandirian bangsa. Pajak telah menjadi organ penting keuangan negara yang kini menyuplai lebih dari 70% APBN. (DJP, 2006:3).

  Jadi pajak telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi negara sehingga pajak berpengaruh besar dalam rangka terselenggaranya tugas pemerintah.

  Untuk melaksanakan pengelolaan penerimaan pajak Direktorat Jenderal Pajak melakukan reformasi perpajakan (tax reforms) yang mencakup reformasi kebijakan (tax policy reforms) dan administrasi (administrative

  reforms ). Reformasi kebijakan dilakukan dengan menyempurnakan ketentuan

  perpajakan yang berlaku (misalnya Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak Penghasilan) sehingga ketentuan perpajakan tersebut menjadi lebih adil (equality), pasti (legal certainty), sederhana dalam pemenuhan kewajiban (simplicity), netral (neutrality). Sedangkan reformasi administrasi perpajakan lebih diarahkan pada pembaruan intern di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup antara lain penyempurnaan struktur organisasi, penerapan sistem administrasi perpajakan terpadu (misalnya SAPT dan SI DJP). (John Hutagaol, 2006:211).

  Berkaitan dengan hal tersebut pentingnya pelaksanaan pemungutan pajak suatu negara memerlukan suatu sistem yang telah disetujui masyarakat melalui perwakilannya di dewan perwakilan, dengan menghasilkan suatu peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pelaksanaan perpajakan bagi fiskus maupun bagi Wajib Pajak. Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan menuntut Wajib Pajak untuk turut aktif dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Sistem pemungutan yang berlaku adalah self assesment system.

  (Siti Kurnia, 2010: 137).

  Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif Wajib Pajak dalam menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan Wajib Pajak yang tinggi. Yaitu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang sesuai dengan kebenarannya. Karena sebagian besar pekerjaan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan itu dilakukan oleh Wajib Pajak (dilakukan sendiri atau dibantu tenaga ahli misalnya praktisi perpajakan profesional) bukan fiskus selaku pemungut pajak. Sehingga kepatuhan diperlukan dalam self assesment system , dengan tujuan pada penerimaan pajak yang optimal.

  (Siti Kurnia, 2010: 137). Pihak administrasi pajak hanya melakukan pengontrolan atau pengawasan dan pengecekan atas kebenaran jumlah pajak yang dihitung sendiri oleh Wajib Pajak. Bila ternyata jumlah itu tidak benar berdasarkan bukti-bukti yang nyata, Wajib Pajak akan dikenakan Surat Ketetapan Pajak ditambah dengan sanksinya. (DJP, 2006: 190).

  Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI, 1995:1013), istilah kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan. Jadi Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

  Kepatuhan Wajib Pajak dikemukakan oleh Norman Nowak (Siti Kurnia, 2010: 138) sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana:

  1. Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,

  2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas,

  3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar, 4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.

  Seperti halnya Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dikatakan patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakan antara lain:

  1. Setiap Wajib Pajak harus mengambil sendiri SPT ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak,

  2. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dengan benar, jelas, lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, kemudian menandatangani dan menyampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak,

  3. Surat Pemberitahuan wajib dilengkapi dengan lampiran yang ditentukan menurut perundang-undangan perpajakan yang berlaku, termasuk neraca dan perhitungan rugi laba (bagi Wajib Pajak yang melakukan pembukuan),

  4. Setelah Surat Pemberitahuan tersebut diisi lengkap beserta lampiran- lampirannya, diserahkan kembali ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan dengan tanda bukti penerimaan. Jika SPT disampaikan tidak lengkap, dianggap SPT tidak disampaikan,

  5. Kalau dikirim melalui pos, harus tercatat dan bukti tercatat tersebut adalah bukti penerimaan.

  Namun, pada umumnya masyarakat memiliki kecenderungan untuk meloloskan diri dari pembayaran pajak. Usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak untuk meloloskan diri dari pajak merupakan usaha yang disebut perlawanan terhadap pajak. Perlawanan terhadap pajak ini akan mempengaruhi jumlah penerimaan negara dari sektor pajak. Perlawanan terhadap pajak seringkali diwujudkan dalam bentuk:

  1. Perlawanan pasif Perlawanan pasif merupakan kondisi yang mempersulit pemungutan pajak yang timbul dari kondisi struktur perekonomian, kondisi sosial masyarakat, perkembangan intelektual penduduk, moral warga masyarakat, dan tentunya sistem pemungutan pajak itu sendiri.

  2. Perlawanan aktif Meliputi usaha masyarakat untuk menghindari, menyeludupkan, memanipulasi, melalaikan dan meloloskan pajak yang langsung ditujukan kepada fiskus. (Siti Kurnia, 2010: 144-146).

  Fakta riil bahwa Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Daerah Istimewa Yogyakarta memblokir 11 rekening milik Wajib Pajak yang pada 2009 tidak taat pajak. “Rekening yang diblokir sebagian besar adalah pengusaha dari Jakarta tetapi tinggal di Yogyakarta yang dikemukakan oleh kepala Kanwil DJP DIY, Djangkung Soedjarwadi. Kepada Wajib Pajak yang tidak taat, DJP DIY juga mengeluarkan 5.885 surat teguran kepada Wajib Pajak. 1.409 surat paksa, dan 31 surat penyitaan. Dikatakan pula bahwa DJP DIY akan bertindak tegas jika ada Wajib Pajak yang belum atau tidak mematuhi kewajibannya membayar pajak. Predikat sebagai yang terbaik dari

  35 DJP di seluruh Indonesia yang diraih DJP DIY salah satunya karena sikap tegasnya. "Dalam dua tahun terakhir, tingkat kepatuhan pajak di DJP DIY terus membaik. Pada 2008 kepatuhan pajak DIY baru 73 persen, 2009 naik menjadi 83 persen, dan pada 2010 ditargetkan naik 5 persen atau menjadi 88 persen,".(http://www.ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=8676&q= &hlm=233).

  Fakta lain berkaitan dengan pencapaian kepatuhan penyampaian SPT di DIY bahwa Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki kepatuhan membayar pajak tertinggi secara nasional. Hasil perhitungan pajak tahun 2010, untuk ketiga kalinya Kanwil Pajak Yogyakarta memperoleh predikat terbaik dalam tingkat kepatuhan membayar pajak. Prestasi ini diperoleh setelah adanya hasil akumulasi dari lima Kabupaten/Kota yang ada di DIY. Kepatuhan terbaik diperoleh Kabupaten Gunung Kidul, disusul Kulon Progo di peringkat enam, Sleman peringkat sepuluh, dan Kota Yogyakarta peringkat 23. Pencapaian kepatuhan penyampaian SPT di DIY mencapai 98 persen atau sekitar 22.270 Wajib Pajak (WP) dari total 22.725 WP. Pada tahun ini, ditargetkan peningkatan sebesar 11 persen dibanding 2010. Bila dinominalkan, angkanya sekitar Rp 2,153 triliun dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp 1,86 triliun. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wates menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 82,328 miliar pada 2011. Target ini mengalami peningkatan 7,6 persen dari target penerimaan 2010 sebesar Rp 76,496 miliar. Sementara realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 75,786 miliar atau sekitar 99,07 persen dari target yang dicanangkan. (http://regional.kompas.com/read/2011/03/08/18140496/Warga.DIY.Terpatuh .Bayar.Pajak).

  Berdasarkan kondisi diatas untuk mengoptimalkan hasil penerimaan pajak, harus dilakukan pengawasan terhadap pelaporan SPT. Pengawasan mengandung arti untuk mengetahui atau menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku.

  Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak, dengan judul penelitian:

  “Evaluasi Tingkat

  Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Dan Badan Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus di KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari, KPP Pratama Yogyakarta)”.

  B. Batasan Masalah

  Penulis membatasi penelitiannya pada kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan di KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari di lihat dari: kepatuhan untuk melaporkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT). Penelitian yang dilakukan hanya ditujukan pada KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari tahun 2007, 2008, 2009. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaian reformasi perpajakan modern yang diterapkan mulai tahun 2007.

  C. Rumusan Masalah

  Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu penelitian, oleh karena itu berarti seorang peneliti telah mengidentifikasi persoalan yang akan diteliti, sehingga sasaran yang hendak dicapai menjadi jelas, tegas, terarah dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan.

  Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, sebagai berikut:

  1. Bagaimana tingkat kepatuhan pelaporan SPT tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan tahun 2007, 2008, 2009 ?

  2. Apakah ada perbedaan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan ?

D. Tujuan Penelitian

  Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga dengan adanya tujuan tersebut dapat dicapai solusi atas masalah yang dihadapi saat ini. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

  1. Tujuan Obyektif

  a. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan pelaporan SPT tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

  b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

  2. Tujuan Subyektif

  a. Untuk meningkatkan dan mendalami berbagai teori yang telah penulis peroleh selama berada di bangku kuliah.

  b. Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman aspek teori maupun praktek.

E. Manfaat Penelitian

  Nilai suatu penelitian ditentukan oleh besarnya manfaat yang dapat diambil dari penelitian tersebut. Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis a. Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang akan diteliti.

  2. Manfaat Praktis

  a. Memberikan pengetahuan pemikiran bagi para pihak yang memiliki kepentingan dalam penelitian ini.

  b. Untuk melatih penulis dalam mengungkapkan adanya semacam permasalahan tertentu secara sistematis dan berusaha memecahkan permasalahan yang ada tersebut dengan metode ilmiah yang baik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Pajak

  a. Pengertian Pajak 1) Definisi pajak yang termuat dalam buku Leroy Beaulieu yang berjudul Traite de la Science des Financess, 1960, berbunyi:

  “L’ impot et la contribution, soit directe soit dissimulee, que La Puissance Publique exige des habitants ou des biens pur subvenir aux depenses du Gouvernment.”

  “Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak, yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja pemerintah.”

  2) Definisi pajak menurut Deutsce Reichs Abgaben Ordnung (RAO- 1919) berbunyi:

  “Steuern sind einmalige oder laufende Geldleistungen die nicht eine genleistung fur eine besondere Leistung darstellen, und von einem offentlichrectlichen Gemeinwesen zur Ernielung von Einkunften allen auferlegt werden, bei denen der Tatbestand zuttrifft an den das Gesetz die Leistungsplicht knupft.”

  “ Pajak adalah bantuan uang secara incidental atau secara periodik (dengan tidak ada kontraprestasinya), yang dipungut oleh badan yang bersifat umum (negara), untuk memperoleh pendapatan, di mana terjadi suatu tatbestant (sasaran pemajakan), yang karena undang- undang telah menimbulkan utang pajak.”

  3) Definisi pajak menurut Mr. Dr. N. J. Feldmann Dalam bukunya De Overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden, 1949, mengatakan:

  “Belastingen Zijn aan de Overheid (volgens algemene, door haar vastgestelde normen) verschuidigde afdwingbareprestties, waar geen tegenprestatie tgenover staat en uitsluitend dienen tot decking van publieke vitgaven.”

  “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran- pengeluaran umum.”

  4) Definisi pajak menurut Prof. Dr. M.J.H. Smeets Dalam bukunya De Economische Betekenis der Belastigen, 1951, berbunyi:

  “Belastingen zijn aan de overhead (volgens normen) verschuligde, afdwingbare pretties, zonder dat hiertegenover, in het individuele geval, aanwijsbare tegen-prestaties staan; zij strekken tot decking van pub lieke uitgaven.”

  “Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.” 5) Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.

  Dalam bukunya dasar-dasar hukum pajak dan pajak pendapatan adalah sebagai berikut: “Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapa kesejahteraan umum.(Erly, 2008:8).

  b. Asas-asas pemungutan pajak Dalam buku An Inguiry into the Nature and Causes of The

  Wealth of Nations yang ditulis oleh Adam Smith pada abat ke- 18

  mengajarkan tentang asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan nama The Four Cannons atau The Four Maxims dengan uraian sebagai berikut:

  1) Equality

  Pembebanan pajak di antara subjek pajak hendaknya seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah. Dalam hal

  equality , tidak diperbolehkan suatu negara mengadakan

  diskriminasi di antara sesama Wajib Pajak. Dalam keadaan yang sama Wajib Pajak harus diperlakukan sama dalam keadaan berbeda Wajib Pajak harus diperlakukan berbeda.

  2) Certainty

  Pajak yang dibayar oleh Wajib Pajak harus jelas dan tidak mengenal kompromi. Dalam asas ini kepastian hukum yang diutamakan adalah mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai pembayaran.

  3) Convenience of Payment

  Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi Wajib Pajak, yaitu saat yang paling dekat dengan saat diterimanya penghasilan/keuntungan yang dikenakan pajak.

  4) Economic of Collections

  Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat dan seefisien mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan pajak itu sendiri, karena pemungutan pajak tidak akan ada artinya kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang akan diperoleh. (Erly, 2008:27).

  c. Teori-teori pembenaran pemungutan pajak 1) Teori Asuransi

  Negara dalam melaksanakan tugasnya, mencakup pula tugas melindungi jiwa raga dan harta benda perseorangan. Oleh sebab itu, negara disamakan dengan perusahaan asuransi, warga negara membayar pajak sebagai premi untuk mendapat perlindungan. Teori ini sudah lama ditinggalkan dan sekarang praktis tidak ada pembelanya lagi, sebab selain perbandingan ini tidak cocok dengan kenyataan, yakni jika seseorang misalnya meninggal, kecelakaan atau kehilangan, negara tidak akan mengganti kerugian seperti halnya dalam asuransi. Disamping itu, tidak ada hubungan langsung antara pembayaran pajak dengan nilai perlindungannya terhadap pembayar pajak. 2) Teori Kepentingan

  Menurut teori ini pembayaran pajak mempunyai hubungan dengan kepentingan individu yang diperoleh dari pekerja negara. Makin banyak individu yang menikmati jasa dari pekerjaan pemerintah, makin besar juga pajaknya.

  Teori ini meskipun masih berlaku pada retribusi sulit untuk dipertahankan, sebab seorang miskin dan pengangguran yang memperoleh bantuan dari pemerintah menikmati banyak sekali jasa dari pekerjaan negara, tetapi mereka justru tidak membayar pajak.

  3) Teori Daya Pikul/Teori Gaya Pikul Teori ini mengemukakan bahwa pemungutan pajak harus sesuai dengan kekuatan membayar dari Wajib Pajak (individu-individu), jadi tekanan semua pajak-pajak harus sesuai dengan daya pikul Wajib Pajak dengan memperhatikan pada besarnya penghasilan dan kekayaan, juga pengeluaran belanja Wajib Pajak tersebut.(Erly Suandy,2008:28)

  d. Hak Wajib Pajak Hak-hak Wajib Pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan adalah: 1) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskus. 2) Hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT). 3) Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT. 4) Hak untuk memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak. 5) Hak mengajukan keberatan. 6) Hak mengajukan banding. 7) Hak mengadukan pejabat yang membocorkan rahasia Wajib Pajak.

  8) Hak mengajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

  9) Hak meminta keterangan mengenai koreksi dalam penerbitan ketetapan pajak.

  10) Hak memberikan alasan tambahan. 11) Hak mengajukan gugatan. 12) Hak untuk menunda penagihan pajak. 13) Hak memperoleh imbalan bunga. 14) Hak mengajukan peninjauan kembali ke MA.

  15) Hak mengurangi penghasilan kena pajak dengan biaya yang telah dikeluarkan.

  16) Hak pengurangan berupa PTKP. 17) Hak menggunakan norma penghitungan penghasilan neto. 18) Hak memperoleh fasilitas perpajakan. 19) Hak untuk melakukan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran.

  e. Kewajiban Wajib Pajak Kewajiban Waib Pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan adalah: 1) Kewajiban untuk mendaftarkan diri. 2) Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).

  3) Kewajiban membayar atau menyetor pajak. 4) Kewajiban membuat pembukuan atau pencatatan. 5) Kewajiban mentaati pemeriksaan pajak. 6) Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak. 7) Kewajiban membuat faktur pajak. (Wirawan B Ilyas dan Richard Burton, 2008: 191-199).

2. Tinjauan Umum Tentang Reformasi Perpajakan (Tax reforms)

  Dalam rangka melaksanakan pengelolaan penerimaan pajak, Direktorat Jenderal Pajak melakukan reformasi perpajakan (tax reforms) yang mencakup reformasi kebijakan (tax policy reforms) dan administrasi (administrative reform). Reformasi kebijakan dilakukan dengan menyempurnakan ketentuan perpajakan yang berlaku (misalnya Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak Penghasilan, Pajak pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah) sehingga ketentuan perpajakan tersebut menjadi lebih adil (equality), pasti (legal certainty), sederhana dalam pemenuhan kewajiban (simplicity), netral (neutrality) sehingga menciptakan the level of playing field yang sama bagi para Wajib Pajak.

  Reformasi administrasi perpajakan lebih diarahkan pada pembaruan intern di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup antara lain penyempurnaan struktur organisasi, penerapan sistem administrasi perpajakan terpadu (misalnya SAPT dan SI DJP) yang mampu mengawasi proses suatu pekerjaan dari awal hingga selesai sehingga dapat menjadi instrument pengawasan bagi pimpinan di suatu Kantor Pelayanan Pajak, meningkatkan integritas dan profesionalitas para pegawai di lingkungan DJP, penerapan sistem pengawasan pembayaran pajak secara on-line, membangun suatu basis data nasional yang bermanfaat sebagai sarana pengawasan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

  Hasil reformasi administrasi perpajakan memberikan kemudahan, kepastian, dan rasa aman bagi Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban dan haknya di bidang perpajakan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan sukarelanya dalam membayar pajak yang pada akhirnya meningkatkan tax

  coverage ratio dan sekaligus meningkatkan penerimaan pajak. (John Hutagaol dkk, 2006: 211).

3. Tinjauan Umum Tentang Pengertian Kepatuhan Perpajakan (Tax Compliance).

  Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela (voluntary of compliance) merupakan tulang punggung system self

  assessment . Menurut Prof. DR. H. Rochmat Soemitro, S.H system self assessment adalah penentuan atau besarnya pajak yang terutang

  diserahkan sepenuhnya kepada Wajib Pajak yang bersangkutan, dan Wajib Pajak sendirilah yang harus menyusun dan menggunakan data-data yang ada padanya untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

  Pihak administrasi pajak hanya melakukan pengontrolan atau pengawasan dan pengecekan atas kebenaran jumlah pajak yang dihitung sendiri oleh Wajib Pajak. Bila ternyata jumlah itu tidak benar berdasarkan bukti-bukti yang nyata, Wajib Pajak akan dikenakan Surat Ketetapan Pajak ditambah dengan sanksinya.

  Prinsip self assessment system dalam membayar pajak adalah bahwa Wajib Pajak diwajibkan untuk menghitung, membayar dan melaporkan pajak sendiri yang terutang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, jadi dalam penentuan besarnya pajak yang terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak sendiri melalui Surat Pemberitahuan (SPT). (DJP, 2006:190).