ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN MASALAHKETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN PERIFER DI RUANG MELATI RSUD BANGIL - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

DENGAN MASALAHKETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN

PERIFER DI RUANG MELATI RSUD BANGIL

  

OLEH :

ERLINA RISMAWATI

NIM 151210011

PROGRAM STUDI DIPLOMA 111 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

  

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

DENGAN MASALAHKETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN

PERIFER DI RUANG MELATI RSUD BANGIL

  

OLEH :

ERLINA RISMAWATI

NIM 151210011

PROGRAM STUDI DIPLOMA 111 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

  

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN

MASALAHKETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN PERIFER

DI RUANG MELATI RSUD BANGIL

  Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep) Pada Program Studi Diploma III Keperawatan

  SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

  

OLEH :

ERLINA RISMAWATI

NIM 151210011

PROGRAM STUDI DIPLOMA 111 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

RIWAYAT HIDUP

  Penulisdilahirkan di Bojonegogo, 10 Januari 1996 dari Ayah yang bernama Nyariman dan ibu bernama Parni. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

  Tahun 2003penulis lulus dari TK Dharma WanitaSetren, Ngasem-Bojonegoro, tahun 2009 penulis lulus dari SD Negeri Setren, Ngasem- Bojonegoro. tahun 2012 penulis lulus dari SMP Negeri Ngambon- Bojonegoro dan tahun2015 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Padangan- Bojonegoro, tahun 2015 penulis lulus seleksi masuk

  STIKes ”Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur mandiri. Penulis memilih program Studi Diploma III Keperawatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes “ICME” Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

  Jombang, Februari 2018

  ErlinaRismawati

  MOTTO

  “Kesalahan akan membuat orang belajar dan menjadi lebih baik.”

  PERSEMBAHAN

  Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya KaryaTulis Ilmiah yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan kehadiran Rasulullah Muhammad SAW. Dengan segenap hati dan setulus jiwa, kupersembah kanKaryaTulis Ilmiah ini teruntuk :

  1. Untuk ayahanda (Nyariman) dan ibunda (Parni) terima kasih atas dukungan, pengorbanan dan do’a yang diberikan.

  2. Untuk kakakku (Darminto dan Anis) terima kasih atas bantuan dan dukungan yang di berikan kepadaku

  3. Untuk kekasihku (Saifuddin zuhri) terima kasih yang telah memberikanku semangat kasih sayangnya dan pengorbanannya selama ini.

  4. Untuk segenap dosenku yang dengan sabar membimbing dan mendukungku khususnya selaku pembimbing pertama dan pembimbing kedua Trima kasih

  5. Untuk teman-temanku di STIKes ICMe yang selalu membantu dalam penyusunan KTI ini.

  6. Almamaterku STIKes ICMe, trimalah ini sebagai persembahanku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-NYA sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Asuhan keperawatan pada klien diabetes mellitus

  

dengan masalah ketidakefektifan perfusijaringan perifer diruang Melati RSUD Bangil

Pasuruan

  ” ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika

  Jombang. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat :Ketua STIKES ICME Jombang, Kaprodi D III Keperawatan STIKES ICME Jombang, Pembimbing utama yang telah banyak memberi pengarahan, motivasi dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini pembimbing Dua yang telah banyak memberimotivasi dan pengarahan dan ketelitian dalam penyusunan proposal ini. Kepada kedua orang tua dan keluarga saya yang selalu memberido'a dan semangat tiada henti dalam penyusunan proposal. Teman-teman yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan saran dan dorongan sehingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

  Akhirnya, mudah – mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin Jombang, Februari 2018

  Penulis

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vi

PERSEMBAHAN

  ...................................................................................... vii

  

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................ xiii

ABSTRAK............. ......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar belakang .................................................................................. 1

  1.2 BatasanMasalah ................................................................................ 3

  1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 3

  1.4 Tujuan ............................................................................................... 3

  1.5 Manfaat ............................................................................................. 4

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 KonsepDiabetes Melitus (DM) ......................................................... 6 2.1.1 Definisi ............................................................................

  …….6 2.1.2 Etiologi ............................................................................ ……..7 2.1.3 Klasifikasi ........................................................................ ……..8 2.1.4 Manifestasi Klinis ............................................................ ……..9 2.1.5 Patofisiologi ..................................................................... …….10

  2.1.6 WOC ................................................................................ …….13 2.1.7 Komplikasi .......................................................................

  …….14 2.1.8 Pemeriksaan Penunjang ...................................................

  2.2 KonsepKetidakefektifanperfusijaringanperifer ................................. 19

  3.8 EtikaPenelitian ................................................................................. 36

  5.2 Saran……………………………………………………………........57

  5.1 Kesimpulan…………………………………………………………..56

  

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………..55

  4.2 Pembahasan…………………………………………………….……54

  …….37

  BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………..…37 4.1 Hasil ...........................................................................................

  3.7 Analisa Data .................................................................................... 35

  2.3 KonsepAsuhanKeperawatan ............................................................. 21

  3.6 UjiKeabsahan Data .......................................................................... 34

  3.5 Pengumpulan Data .......................................................................... 33

  3.4 LokasidanWaktuPenelitian .............................................................. 32

  3.3 Partisiapan ....................................................................................... 32

  3.2 BatasanIstilah....................................................................................31

  3.1 Desainpenelitian..................................................... ......................... 31

  BAB 3 METODE PENELITIAN

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  No Tabel DaftarTabel Hal

  2.3.5 Intervensi Keperawatan Nanda nic noc 28

  4.1.2 Pengkajian

  37

  4.1 Indentitas Klien

  37

  4.2 Riwayat Penyakit

  38

  4.3 Perubahan Kesehatan

  39 4.4 pemeriksaan fisik

  40

  4.5 Hasil Pemeriksaan Diagnostik

  42

  4.6 Analisa Data

  44

  4.7 Diagnosa keperawatan

  45

  4.8 Intervensi Keperawatan

  46

  4.9 Implementasi Keperawatan

  47

  4.10 Evaluasi Keperawatan

  51

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Pelaksana Laporan kasus Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 : Lembar Format Pengkajian Lampiran 5 :Lembar ijin penelitian Lampiran 6 :Lembar konsul

DAFTAR SINGKATAN

  HHNK : Hiperglikemik Hyperosmolar Non Ketosis KTI : Karya Tulis Ilmiah DM : Diabetes Melitus RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

  IDDM : Insulin Dependent Diabetes NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes BAK : Buang Air Kecil BAB : Buang Air Besar TB :Tinggi Badan BB : Berat Badan NOC : Nursing Outcomes Classification NIC : Nursing Interventions Classification

  

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI DIABETES

MELITUS DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN

PERIFER DI RUANG MELATI

DI RSUD BANGIL

Oleh:

Erlina Rismawati

  Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih dihadapi di Indonesia hingga saat ini, diabetes melitus adalah suatu kelompok petabolik yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya dan apabila insulin tidak bisa disekresikan akan mengakibatkan diuresis osmotic yang ditandai dengan berkemih secara berlebihan sehingga menimbulkan rasa haus sehingga menyebabkan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Tujuan penelititi ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang menglami diabetes melitus dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer di ruang melati RSUD Bangil pasuruan.

  Peneliti ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus subjek penelitian adalah 2 klien dengan diabetes melitus diruang melati RSUD Bangil teknik pengumpulan data dideskriptifkan secara naratif dan dilakukan dengan tekhnik wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan dahulu), observasi atau pemeriksaan fisik.

  Hasil studi kasus pada klien Tn. H dan Ny. N dengan penderita diabetes melitus, didapatkan satu diagnosa yang prioritas yang yakni ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya aliran darah ke daerah luka akibat adanya obstruksi pembuluh darah. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari didapatkan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer membaik keadaan turgor kulit membaik dan gula darah dalam batas normal dengan pemantauan secara rutin.

  Kesimpulan dari kasus keluarga Tn. H dan Ny. N dengan penderita diabetes melitus adalah masalah teratasi sesuai dengan harapan. Saran dari studi kasus ini yaitu menjaga pola hidup dengan mengkonsumsi makanan yang rendah gula dan berolahraga secara teratur agar tidak mengalami diabetes melitus lagi.

  Kata kunci: Asuhan keperawatan, Diabetes melitus, perfusi jaringan perifer

  

ABSTRACT

NURSING CARE IN CLIENTS WHO EXPERIENCE DIABETES MELITUS WHITHS

PERIPHERAL TISSUE PERFUSION INEFFECTIVENESS

  

IN MELATI RSUD BANGIL

Oleh:

Erlina Rismawati

Diabetes melitus is one of the health problems that are stillencountered in indonesia until

now. Diabetes melitus is a group of metabolic diseases that occur due to abnormalities of insulin

secretion, insulin disruption or both, and if insulin can not be excreted will result in thirst cousing

a lack of fluid volume. The purpose of this study is to carry out nursing care on clients who

experienced. Diabetes melitus whit peripheral tissue perfusion ineffectiveness in bangsal jasmine

room bangil Pasuruan.

  This research uses descriptive method in the form of case study. Research subjects were

two patients with diabetes melitus in bangsal ward room of bangil hospital. Data collection

techniques are narrative described and conducted with interview techniques (anamnesis resulth

containing the client`s identity, major complaints, past and present disease history), observation

or physical examination.

  Resulth of case study to client`s of Mr. H and Mrs. N with diabetes melitus sufferers, one

diagnosis of priority is the lack of fluid peripheral tissue perfusion ineffectiveness. After nursing

care done for 3 days found that the fluid has been balanced skin turgor conditions improved and

blood sugar within normal limits with regular monitoring.

  The conclusion of the family case Mr. H and Mrs. N with diabetes melitus is a problem

resolved in accordance with expectations from this case study are keeping the lifestyle by

consuming foods that are low in sugar and exercising regularly so as not to experience diabetes

melitus again.

  Keywords: Nursing Care, Diabetes Melitus, Peripheral Tissue Perfusion Ineffectiveness

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang di tandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak yang di sebabkan oleh penurunan sekresi insulin dan penurunan sensitivitas insulin atau keduannya menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati (Huda, 2015).

  Proses hiperglikemi dari proses penyakit diabetes melitus mengakibatkan produksi insulin menurun sampai menimbulkan manifestasi klinis. Salah satu masalah tersebut adalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer merupakan masalah utama yang muncul pada pasien diabetes melitus.

  Penyakit ini paling sering dijumpai dan prevalensi setiap tahunnya mengalami peningkatan di seluruh dunia (Hartono, 2013). Berdasarkan data terbaru tahun 2015 yang di tunjukkan oleh Perkumpulan Endokronologi (PERKENI) menyatakan bahwa jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia telah mencapai 9,1 juta orang dan menempati peringkat kelima teratas diantara Negara - negara dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak di dunia, World Health Organizatiton memperkirakan pada tahun 2030 jumlah penderita diabetes melitus akan meningkat menjadi sekitar 21,3 juta orang (PERKENI, 2015). Kasus diabetes melitus terbanyak yang di temui di Indonesia adalah diabetes melitus, bahkan dalam jangka waktu yang akan datang akan meningkat secara drastis, hal ini di sebabkan karena factor. keturunan, obesitas, makan secara berlebihan, kurang olahraga, serta perubahan gaya hidup (Kusnanto, 2013).

  Faktor penyebab seseorang penderita penyakit Diabetes Melitus yaitu aktivitas fisik yang rendah. Salah satu contohnya berlama-lama duduk dan bermalas - malasan. Seseorang yang seperti itu dapat menjadikan kadar insulin tidak terkontro. Dan aktivitas fisik secara langsung berhubungan dengan kecepatan pemulihan kadar insulin. Saat aktivitas fisik, otot menggunakan insulin yang disimpan sehingga insulin yang tersimpan akan berkurang. (Barnes 2012). Selain itu penderita menganggap bahwa penyakit Diabetes Melitus bukan termasuk masalah yang serius, sehingga penderita tidak mempunyai keinginan untuk melaksanakan program diet diabetes melitus, hal ini menyebabkan peningkatan jumlah penderita Diabetes Melitus (Smeltzer, 2013).

  Dampak yang timbul akibat penanganan diabetes melitus yang tidak tepat adalah ketoasidosis diabetik dan sindrom hiperglikemik hyperosmolar non ketosis (HHNK).

  Hiperglikemia jangka panjang dapat menunjang terjadinya komplikasi mikrovaskuler kronis (penyakit ginjal dan mata) serta komplikasi neoropatik. Diabetes juga berkaitan dengan suatu peningkatan kejadian makrovaskuler, termasuk infark miokard,stroke dan penakit vascular perifer (Baughman, 2000).

  Oleh karena itu pencegahan penyakit diabetes melitus yang sangat penting yaitu melalui pengobatan diabetes mellitus untuk menormalkan kadar glukosa darah. Penatalaksanaan ini di capai dengan melalui berbagai cara yaitu : diet , latihan , pemantauan , terapi dan pendidikan kesehatan (Elisabeth J. 2009) .

  Melihat fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes melitus di ruang melati RSUD Bangil.

  Upaya yang dapat dilakukan pada pasien dengan diabetes melitus adalah dengan menjaga sirkulasi darah ke perifer terutama pada pasien dengan masalah perfusi jaringan perifer tidak efektik. Meningkatkan jumlah insulin yang disekresikan dengan cara mengubah pola makan. oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit perfusi jaringan perifer tidak efektif khususnya diabetes melitus dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul asuhan keperawatan pada klien diabetes melitus dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer diruang melati RSUD Bangil.

  1.2 Batasan masalah

  Asuhan keperawatan pada klien penyakit diabetes melitus (DM) dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer diruang Melati RSUD Bangil Pasuruan

  1.3 Rumusan masalah

  Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien penyakit diabetes melitus (DM) dengan masalah perfusi jaringan perifer tidak efektif diruang Melati RSUD Bangil Pasuruan?

  1.4 Tujuan

  1.4.1 Tujuan umum Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien penyakit diabetes melitus (DM) dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

  1.4.2 Tujuan khusus 1.

  Melakukan pengkajian keperawatan pada klien penyakit diabetes melitus dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer di Ruang Melati RSUD Bangil Pasuruan

  2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien penyakit diabetes melitus dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer diruang Melati RSUD Bangil Pasuruan

  3. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien penyakit diabetes melitus dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer diruang Melati RSUD Bangil Pasuruan

  4. Melakukan tindakan keperawatan pada klien penyakit diabetes melitus dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer diruang Melati RSUD Bangil Pasuruan

  5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien penyakit diabetes melitus dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer diruang Melati RSUD Bangil Pasuruan

1.5 Manfaat

  1.5.1 Manfaat teoritis Manfaat teoritis studi kasus ini adalah untuk pengembangan ilmu keperawatan Asuhan keperawatan pada klien penyakit diabetes melitus dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

1.5.2 Manfaat praktis a.

  Bagi klien dan keluarga Untuk menambah pengetahuan bagi klien dan keluarga sehingga mampu melakukan tindakan yang sesuai dengan masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b. Bagi rumah sakit

  Dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit terutama pada kasus penyakit diabetes melitus. Sehingga intervensi yang dilakukan dalam kondisi kebutuhan pasien penyakit diabetes melitus dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer c.

  Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan akan melakukan penelitian yang sama dimasa mendatang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Diabetes Melitus

  2.1.1 Definisi Diabetes Melitus Diabetes melitus adalah gangguan yang ditandai oleh hiperglikemia. yang memengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Yang terjadi akibat sekresi insulin atau kerja insulin (Wiliam & Wilkins, 2012). Diabetes melitus adalah gangguan kesehatan dengan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin ataupun resistensi insulin dan gangguan metabolik. Penyakit diabetes akan menimbulkan komplikasi baik yang akut maupun yang kronis atau menahun apabila tidak dikendalikan dengan baik (Isniati, 2007).

  Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh gagalnya penguraian zat gula didalam tubuh (darah) pada tubuh normal, zat gula yang diurai menjadi glukosa dan oleh hormon insulin yang diproduksi sel beta pankreas. Glukosa dan glikogen ini yang kemudian oleh tubuh melalui proses metabolisme atau pembakaran diubah menjadi energi (Hartini, 2009). Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hipergiklemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas isulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati. (Yuliana, 2009)

2.1.2 Etiologi

  Umumnya diabetes melitus disebabkn oleh rusaknya sebagian kecil atau besar dari sel- sel beta dari pulau Langerhans pada pankreas yang menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Disamping itu ada beberapa faktor lain penyebab penyakit diabetes melitus, antara lain:

  1. Pola makan Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori serta tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai, yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes melitus.

  2. Obesitas (kegemukan) Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang untuk terkena penyakit diabetes melitus.

  3. Faktor genetik Diabetes melitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes melitus, pewaris gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicitnya walaupun kemungkinan kecil terjadi.

  4. Pola hidup Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor prnyebab diabetes melitus, jika orang malas berolahraga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes melitus karena olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan didalam tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes melitus.

5. Kehamilan diabetes gestasional, akan hilang setelah melahirkan 6.

  Bahan - bahan kimia yang dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang

  • – pankreas yang berakibat fungsi pankrean menurun sehingga ada sekresi hormon hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.

7. Penyakit dan infeksi pada pankreas

  Infeksi mikro organisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang berakibat fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormone- hormone untuk proses metabolisme tubuh (Dr. Hasdiana.H.R., 2012)

2.1.3 Klasifikasi Diabetes melitus a.

  Diabetes melitus tipe 1 : Insulin Dependent Diabetes (IDDM) Diabetes melitus yang disebut juga insulin dependent yaitu tubuh tergantung pada insulin karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin yang disebabkan oleh masalah genetik, virus atau penyakit autoimun.

  b.

  Diabetes melitus tipe 2 : Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) Diabetes yang membutuhkan insulin sementara atau seterusnya yang disebabkan oleh resistensi insulin, kekurangan insulin atau karena gangguan sekresi dan obesitas, usia maupun riwayat keluarga. Resistdensi insulin adalah banyaknya jumlah insulin yang tidak berfungsi karena terhambatnya produksi glukosa oleh hati.

  c.

  Diabetes melitus tipe 3 : Gestasional/kehamilan Diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan akan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin 6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya.

2.1.4 Manifestasi klinis

  Adanya penyakit diabetes melitus ini sering kali tidak di rasa kan dan di sadari oleh penderita beberapa keluhan dan gejala yang perlu dapat perhatian adalah:

1. Gejala akut a.

  Banyak kencing (poliuria) Karna sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan sering kencing dengan jumblah yang banyak terutama pada malam hari. b.Banyak minum (polydipsia)

  Rasa haus sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang melalui kencing. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita banyak minum.

  b.

  Banyak makan (polifgia) Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita diabetes melitus ksrens pasien mengalami keseimbangan kalori negatif, sehingga timbul rasa lapar.

  c.

  Penurunan berat badan dan rasa lemah, mengantuk 2. Gejala kronis a.

  Gangguan penglihatan, berupa pandangan yang kabur dan menyebabkan sering ganti kaca mata b.

  Gangguan saraf tepi berupa kesemutan, terutama pada malam hari sering terasa sakit dan rasa kesemutan dikaki c.

  Gatal-gatal dan bisul, gatal umumnya dirasakan pada daerah lipatan kulit ketiak,payudara dan alat kelamin. Bisul dan luka lecet terkena sepatu atau jarum yang lama sembuh d.

  Rasa tebal pada kulit, yang menyebabkan penderita lupa memakai sandal dan sepatunya.

  e.

  Gangguan fungsi seksual dapat berupa gangguan ereksi, impoten yang disebabkan gangguan pada saraf bukan karena gangguan pada kekurangan hormone seks (testosterone) Keputihan. Pada penderita wanita, keputihan dan gatal sering dirasakan, hal ini disebabkan daya tahan tubuh penderita menurun (Suraoka.IP, 2012 : 54)

2.1.5 Patofisiologi Diabetes Melitus (Brunner & Suddarth, 2002)

  Diabetes melitus terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).

  Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).

  Diabetes melitus Terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes militus disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel-sel tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes melitus. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabetes melitus, namun terdapat jumlah insulin yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton. Oleh karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes melitus. Meskipun demikan, diabetes melitus yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif, maka diabetes melitus dapat berjalan tanpa terdeteksi, gejalanya sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang tidak sembuh-sembuh, infeksi dan pandangan yang kabur.

  Diabetes Gestasional Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya. Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormone-hormon plasenta. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita diabetes gestasional akan kembali normal.

2.1.6 WOC Diabetes Melitus

  DM tipe 1 DM tipe 2 Reaksi autoimun idiopatik, usia, genetic, dll Sel pankreas jumlah sel pankreas hancur menurun defisinsi insulin penurunan pemakaian glukosa hiperglikemia katabolisme protein liposis meningkat meningkat fleksibilitas darah penurunan BB merah pembatasan diit viskositas intek tidak adekuat resiko nutria kurang darah naik poliurea deficit volume cairan

  Aliran darah melambat Ischemik jaringan

  perfusi jaringan perifer tidak efektif

2.1.7 Komplikasi

  Komplikasi

  • – komplikasi pada penyakit diabetes melitus da pat dibagi menjadi dua yaitu :
a.

  Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula sangat tinggi biasanya terjadi NIDDM.

  Neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf perifer) mengakibatkan gangguan sensori pada organ tubuh.

  4. Gangguan diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka yang tidak sembuh- sembuh.

  Penyakit vaskuler perifer c. Gangguan system pembuluh drah otak atau stroke.

  Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti miokard infark maupun gangguan fungsi jantung karena arterieskelosis b.

  3. Mikroangiopati a.

  Nefropati diabetika (kelainan atau kerusakan pada ginjal) dapat menyebabkan gagal ginjal.

  c.

  b.

  b.

  Retinopati diabetic (kerusakan saraf retina dimata) sehingga menyebabkan kebutaan.

  mempunyai pembuluh darah kecil sehingga pada : a.

  Mikroangiopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer) pada organ-organ yang

  2. Komplikasi kronis

  Koma hipoglikemia akibat terapi insulin yang berlebihan atau tidak terkontrol.

  c.

  Ketoasi atau keracunan zat keton sebagai hasil metabolisme lemak dan protein terutama terjadi pada IDDM.

  5. Difungsi erektil diabetika Angka kematian dari diabetes melitus terjadi akibat komplikasi seperti: a.

  Hiperglikemia atau hipoglikemia.

  b.

  Meningkatkan resiko infeksi.

  c.

  Komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati.

  d.

  Komplikasi makrovaskuler seperti penyakit jantung koroner, strok. (Tarwonto, 2012)

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang

  Untuk menentukan penyakit diabetes melitus,tanda dan gejala yang dialami pasien juga penting adalah dilakukan test diagnostik diantaranya: a.

  Pemeriksaan gula darah puasa atau Fasting Blood Sugar (FBS) Tujuan : menentukan jumlah glukosa darah pada saat puasa.

  Pembatas : tidak makan selama 12 jam sebelum test biasanya jam 08.00 pagi sampai jam 20.00, minum boleh.

  Prosedur :darah diambil dari vena dan kirim ke laboratorium. Hasil :Normal : 80-120 mg/100ml serum

  Abnormal :140 mg/100 ml atau lebih b. Pemeriksaan gula darah posprandial

  Tujuan : menentukan gula darah setelah makan Pembatasan : tidak ada Prosedur : pasien diberi makan kira

  • – kira 100 gr karbohidrat,dua jam kemudian diambil darah venanya. Hasil: norma: kurang dari 120 mg/100 ml serum

  Abnormal : lebih dari 20 mg/100 ml atau lebih, indikasi diabetes melitus c. Tujuan: menemukan toleransi terhadap respons pemberian glukosa. Pembatasa: pasien tidak makan 12 jam sebelum test dan selama test, boleh minum air putih, tidak merokok, ngopi atau minum the selama pemeriksaan

  (untuk mengukur respon tubuh terhadap karbohidrat), sedikit aktivitas, dan setres (keadaan banyak aktivitas, dan setres menstimulasi epinerpine dan kortisol dan berpengaruh terhadap peningkatan gula darah melalui peningkatan glukoneogenesis).

  Prosedur : pasien diberi makan tinggi karbohidrat selama 3 hari sebelum test, kemudian puasa selama 12 jam, ambil darah puasa selama dan urin untuk pemeriksaan. Berikan 100 gr glukosa ditambah juice lemon melalui mulut, periksa darah dan urine 1,2,3,4, dan 5 jam setelah pemberian glukosa. Hasil: normal puncaknya jam pertama setelah pemberian 140mg/dl dan kembali normal 2 atau 3 jam kemudian.

  Abnormal : peningkatan glukosa pada jam pertama tidak kembali setelah 2 atau 3 jam, urine positive glukosa.

  d.

  Pemeriksaan glukosa urine Pemeriksaan ini kurang akurat karena hasil pemeriksaan ini banyak dipengaruhi oleh berbagai hal misalnya karena obat-obatan seperti aspirin, vitamin C dan beberapa antibiotic, adanya kelainan ginjal dan pada lansia dimana ambang ginjal meningkat adanya glukosuria menunjukkan bahwa ambang terhadap glukosa terganggu.

  e.

  Pemeriksaan ketone urine

  Badan ketone merupakan produk sampingan proses pemecahan lemak, dan senyawa ini akan menumpuk pada darah dan urine.jumlah keton yang besar pada urine akan merubah pereaksi pada strip menjadi keunguan adanya ketonuria menunjukkan adanya ketoasidosis.

  f.

  Pemeriksaan kolestrol dan kadar serum trigleserida, dapat meningkat karena ketidak adekuatan kontrol glikemik.

  g.

  Pemeriksaan henoglobin glikat (HbAIe) Pemeriksaan lain untuk memantau rata-rata kadar glukosa darah adalah glykosulated haemoglobin (HbAIc), test ini mengukur prosentasi glukosa yang melekat pada hemoglobin. Pemeriksaan ini menunjukkan kadar glukosa darah rata-rata selama 120 hari sebelumnya, sesuai dengan entrosit HbAIc digunakan utuk mengkaji kontrol glukosa jangka panjang sehingga dapat memprediksi resiko komplikasi resiko komplikasi hasil HbAIc tidak berubah karena pengaruh kebiasaan makan sehari sebelum test. Pemeriksaan HbAIc dilakukan untuk diagnostik dan pada interval tertentu untuk mengevaluasi penatalaksanaan diabetes melitus, direkomendasikan dilakukan 2 kali dalam setahun bagi pasien diabetes melitus. Kadar yang direkomendasikan oleh ADA adalah <7% (ADA, 2003 dalam black & Hawks, 2005, ignativicius & workman, 2006).

  h.

  Kultur jaringan pada luka ganggren i. Pemeriksaan organ lain yang mungkin terkait dengan komplikasi diabetes melitus seperti pemeriksaan mata, saraf, jantung dll (Tarwoto, 2013)

2.1.9 Penatalaksanaan

  Tujuan penatalaksanaan pasien diabetes melitus adalah: a.

  Menormalkan fungsi dari insulin dan menurunkan kadar glukosa darah.

  b.

  Mencegah komplikasi vaskuler dan neuropati c. Mencegah terjadinya hipoglikemia dan ketoasidosis.

  Prinsip piñata laksanaan pasien diabetes melitus adalah mengontrol gula darah dalam rentang normal. Untuk mengontrol gula darah ada lima faktor penting yang harus diperhatikan yaitu: a. Asupan makanan atau managemen diet.

  b.

  Latihan fisik c. Obat-obatan penurunan gula darah.

  d.

  Monitoring gula darah Terapi

  1.Tablet OAD (Oral Antibiotik)

  a. Sulfanilurea

  b. Biguanida

  2. Insulin (Tarwono, 2012)

2.2 Konsep Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer

2.2.1 Definisi Perfusi jaringan perifer tidak efektif

  Perfusi jaringan perifer adalah keadaan dimana individu mengalami atau beresiko mengalami suatu penurunan dalam nutrisi dan penafasan pada tingkat seluler perifer suatu penurunan dalam suplai darah kapiler (Nurarif .A.H. & Kusuma. H, 2015

  2.2.2 Fisiologi sistem Berhubungan dengan perlemahan aliran darah (gangguan vaskuler) yaitu anterioklerosit, hipertensi, aneurisma, trombosis arteri, thrombosis vena dalam, penyakit vaskuler kolgen, arthritis rheumatoid, diabetes melitus, diskariasis darah (gangguan trombosit), gagal ginjal, kanker/tumor, verises, penyakit burger’s, krisis sel sabit, sirosis alkoholisme. Tindakan yang dilakukan yaitu (Nurarif .A.H. & Kusuma. H, 2015). : a.

  Berhubungan dengan imobilisasi b.

  Berhubungan adanya aliran invasive c. Berhubungan dengan tekanan pada tempat/ konstriksi (balutan, stocking) d.

  Berhubungan dengan trauma pembuluh darah e. Situsional (personal, lingkungan) f. Berhubungan dengan tekanan dari uterus yang membesar pada sirkulasi perifer g.

  Berhubungan dengan tekanan dari abdomen yang membesar pada pelvik dan sirkulasi perifer

2.2.2 Batasan Karakteristik a.

  Bruit femoral b.

  Edema c. Indeks anke brakial <0,90 d.

  Kelambatan penyembuhan luka perifer e. Klaudikasi intermiten f. Nyeri ekstremitas g.

  Parestesia h. Pemendekan jarak bebas nyeri

  Yang ditempuh dalam uji berjalan 6 menit i. Pemendekan jarak total yang ditempuh dalam uji berjalan 6 menit (400- 700 m pada orang dewasa) j.

  Penurunan nadi perifer k.

  Perubahan fungsi motorik l. Perubahan karakteristik kulit (misalnya warna elastisitas, rambut, kelembapan, kuku, m.

  Perubahan tekanan darah di ekstremitas n. Tidak ada nadi perifer o. Waktu pengisian kapiler >3 detik p. Warna kulit pucat saat elevasi q. Warna tidak kembali ke tungkai 1 menit setelah tungkai diturunkan

  2.2.3 Faktor yang berhubungan a.

  Diabetes melitus b.

  Gaya hidup kurang gerak c. Hipertensi d.

  Kurang pengetahuan tentang faktor pemberat (misalnya.,merokok, gaya hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas) e.

  Kurang pengetahuan tentang proses penyakit (misalnya., diabetes hiperlipidemia) f. Merokok

  2.2.4 Faktor Resiko a.

  Asupan nutrium berlebihan b.

  Diabetes melitus c. Gaya hidup kurang gerak d.

  Hipertensi e. Urang pengetahuan tentang faktor pemberat (misalnya., merokok, gaya hidup kurang gerak, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas) f.

  Kurang pengetahuan tentang faktor resiko g.

  Kurang pengetahuan tentang proses penyakit h. Merokok i. Prosedur endovaskuler

2.3 Konsep Asuhan keperawatan

  2.3.1 pengkajian pengkajian tanggal: Jam : MRS tanggal : No.RM: Diagnose medis : Identitas pasien Penanggung jawab biaya Nama : Nama : Usia : Alamat : Jenis kelamin : Hub. keluarga : Suku : No. telepon : Agama : Alamat :

  2.3.2 Keluhan utama Saat MRS (alasan utama masuk rumah sakit ) Saat pengkajian (yang paling dikeluhkan pasien)

  2.3.3 Riwayat kesehatan sekarang Pada riwayat sekarang berisi tentang perjalanan penyakit diabetes melitus (DM). biasanya mengeluh kesemutan, menurunya berat badan, sering haus, dan nafsu makan meningkat.

  2.3.4 Riwayat kesehatan dahulu Berapa lama klien menderita diabetes melitus, bagaimana penangananya, mendapat terapi jenis insulin apa, bagaimana cara minum obatnya teratur apa tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.

  2.3.5 Riwayat kesehatan keluarga

  2.3.6 Riwayat psikososial Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan, dan emosi yang dialami penderit sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita diabetes melitus.

  2.3.7 Pola fungsi kesehatan 1.

  Pola persepsi Pola persepsi menggambarkan persepsi klien terhadap penyakitnya tentang pengetahuan dan penatalaksanaan penderita diabetes melitus dengan ketidakstabilan gula darah 2. Pola nutrisi

  Penderita diabetes melitus sering mengeluh dengan mual, muntah, haus, dan terjadi penurunan berat badan.

  3. Pola eliminasi Pada pola eliminasi perlu dikaji adanya perubahan ataupun gangguan pada kebiasaan BAB dan BAK.

  4. Pola aktivitas/istirahat Sering mengalami susah tidur, lemah, letih, tonus otot menurun.

  5. Nilai dan keyakinan Gambaran tentang penyakit diabetes melitus tentang penyakit yang dideritanya menurut agama dan keprcayaan, kecemasan akan kesembuhan, tujuan dan harapan akan sakitnya

2.3.8 Pemeriksaan fisik a.

  b.

Dokumen yang terkait

KARYA TULIS ILMIAH: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS DENGAN MASALAH INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG MELATI RSUD BANGIL PASURUAN

2 31 108

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TUBERKULOSIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL PASURUAN - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 112

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CEREBRO VASKULER ACCIDENT ATAU STROKE DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUANG HCU RSUD BANGIL PASURUAN - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 51

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI DIABETES MELLITUS DENGAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN DI RUANG BANGSAL MELATI RSUD BANGIL PASURUAN - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 101

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI HIPERTENSI DENGAN INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG KRISSAN RSUD BANGIL PASURUAN - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 94

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASMA BRONKHIAL DENGAN MASALAH GANGGUAN PERTUKARAN GAS DI RUANG TERATAI RSUD BANGIL PASURUAN - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 100

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PRE OP CLOSE FRAKTUR FEMURDENGAN MASALAHKETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN PERIFER DI RUANG MELATI RSUD.BANGIL PASURUAN

0 1 109

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PRE OP CLOSE FRAKTUR FEMURDENGAN MASALAHKETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN PERIFER DI RUANG MELATI RSUD.BANGIL PASURUAN

0 1 109

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES MELITUS TIPE 1 DENGAN KERUSAKAN INTEGRITAS JARINGAN (di Ruang Dahlia RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 1 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI DIABETES MELITUS DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN PERIFER DI RUANG MELATI DI RSUD BANGIL Erlina Rismawati Inayatur RosyidahLusyta Putri Ardianti ABSTRAK Pendahuluan Penyakit diabetes melitus mer

0 1 6