PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

  

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI

PERTANGGUNGJAWABAN UNTUK PENGENDALIAN

BIAYA PRODUKSI

STUDI KASUS PADA PT. SANG HYANG SERI

PASURUHAN-JAWA TIMUR

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Akuntansi

  

Oleh

FARIDA DWI HASTUTI

011334084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

  M OTTO & PE RSE M BAH AN Tidaklah KAM I telah melapangkan dadamu, Dan telah memperingan beban-bebanmu,

  Yang menberatkan punggungmu, Dan KAM I tinggikan sebutan namamu, M aka disamping kesulitan akan ada kemudahan. M aka apabila telah selesai urusanmu lanjutkan pada yang lain, Dan hendaklah kamu selalu mengharap pada tuhanmu.

  (Alam Nasrah : 1-8 )

  Janganlah berputus asa. Sebab, dibalik kerancuan dunia ini, di balik zat dan mega dan udara, dibalik semua benda terdapat suatu kekuatan yaitu keadilan dan belas kasihan serta cinta dan keharuan ”.

  Seandainya layak aku persembahkan untuk mereka yang senantiasa ada dihati, yang telah memberikan do’a dan restu, semangat serta bantuan dalam berbagai bentuk sehingga skripsi ini memberikan kebanggaan bagi diriku dan bagi mereka semua.

  1. Bapak dan Kedua I buku terkasih

  2. M bakku Hety

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta 2 Juni 2008 Penulis Farida Dwi Hastuti

  ABSTRAK PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI STUDY KASUS DI PT. SANG HYANG SERI PASURUHAN-JATIM FARIDA DWI HASTUTI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah syarat-syarat penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban telah diterapkan oleh PT. Sang Hyang Seri sebagai alat pengendalian biaya produksi. Syarat-syarat tersebut adalah (1) struktur organisasi yang menerapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan manajemen, (2) anggaran biaya yang disusun menurut pusat-pusat pertanggungjawaban, (3) penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya biaya oleh manajemen pusat pertanggungjawaban, (4) sistem akuntansi biaya yang disesuaikan dengan struktur organisasi, (5) Sistem pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggung jawab.

  Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di PT. Sang Hyang Seri pada bulan maret sampai april 2006. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, wawancara dan observasi, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan membandingkan syarat-syarat sistem akuntansi pertanggungjawaban menurut teori dengan pelaksanaannya pada PT. Sang Hang Seri.

  Hasil penelitian menunjukkan : (1) perusahaan sudah menerapkan struktur organisasi yang memisahkan secara tegas wewenang dan tanggungjawab di tiap tingkatan manajemen, (2) perusahaan menyusun anggaran biaya menurut pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada, (3) perusahaan belum menggolongkan biaya produksi menjadi biaya terkendali dan biaya tidak terkendali, (4) sistem akuntansi biaya sudah disesuaikan dengan struktur organisasi, (5) sistem pelaporan biaya sudah dilaksanakan kepada manajer tingkat bawah, Agar dapat dilaksanakan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik kelima syarat penerapannya harus dipenuhi. Pada PT. Sang Hyang Seri terdapat empat syarat yang terpenuhi, maka sistem ini belum sepenuhnya dilaksanakan.

  ABSTRACT THE IMPLEMENTATION OF ACCOUNTABILITY

ACCOUNTING SYSTEM TO CONTROL THE PRODUCTION COST

A CASE STUDY AT “PT. SANG HYANG SERI”

  PASURUHAN – EAST JAVA FARIDA DWI HASTUTI SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2008

  This research was intended to figure out whether or not the requirement of applying the accounting system had been applied by “PT.Sang Hyang Seri” as the controller of production cost. Those requirements were as follows : (1) The structure of organization which strongly settled the authority and responsibility of each management level, (2) the budged of the production cost was made for each responsibility center, (3) the classification of the production cost was based on whether or not the cost was controllable by the management level, (4) the production cost accounting system had to be adjusted with the organizational structure, (5) the production cost reporting system had to be carried out to the authorative manager.

  This research was a case study which was carried out at “PT. Sang Hyang Seri” from March to April 2006. The data gathering techniques used were documentation, interviews and observation. Then, the data gathered were analyzed by comparing the requirements of the accountability accounting system based on theory and the application at “PT. Sang Hyang Seri”.

  The research results could be concluded as follows: (1) the structure of organization had been settled which was separated the authority and responsibility centers of each management level, (2) the company had arranged the production cost budged for each responsibility center, (3) the company had not classified the production cost into the controllable and uncontrollable cost yet, (4) the production cost accounting system had adjusted with the organizational structure already, (5) the production cost reporting system had been carried out to the authorative manager. In order to be able to do the good accountable accounting system, the five qualifications were needed to be applied well. In “PT. Sang Hyang Seri” there were four qualifications which were applied well, so this system had not been applied completely yet.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuha n Yang Maha Esa atas Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

  Penulisan tugas akhir ini dalam rangka melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di PT. Sang Hyang Seri, Pasuruhan Jawa Timur dengan judul “ Penerapan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban untuk Pengendalian Biaya Produksi”

  Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.

  Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  2. Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi ijin untuk mengadakan penelitian guna penulisan skripsi ini.

  3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta atas kelancaran yang diberikan.

  4. Bapak S. Widanarto P. S.pd., M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah

  5. Bapak Drs. Bambang Purnomo SE, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.

  6. Ibu Rita Eny P SP.d, Msi. Yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

  7. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd, M.A. yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan dalam penulisan abstrak.

  8. Bapak Sugiarto, Selaku pimpinan PT.Sang Hyang Seri yang telah memberi ijin penelitian.

  9. Semua Staf dan Karyawan PT.Sang Hyang Seri, Pasuruhan Jawa Timur yang telah membantu penulis dalam penelitian.

  10. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi bantuan selama penulis kuliah.

  11. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan Do’a dan dorongan hingga selesainya tugas akhir ini.

  12. Kakakku “mbak” hety yang telah memberikan semangat dan doa hingga tugas akhir ini selesai.

  13. Adik – adikku tersayang Candra, Ratih, David yang telah memberi doa dan dorongan hingga tugas akhir ini selesai.

  14. Rio yang telah aku anggap seperti adik sendiri, makasih ya flash disknya.

  15. Sahabat-sahabatku Endah, ria “jember”, lisa, anas, nila, floren, tatik, terima kasih atas persahabatan dan dorongan kalian. Buat mbak susi, basilia ria

  16. Teman-temanku wawan, sarju, sigit, sunu”paijo”,dwi, nia ma dewi makasih ya bantuannya sehingga selesai juga tugas akhir ini.

  17. Mas Aziz makasih ya buat persahabatan, doa serta dorongannya kamu selalu ada setiap aku butuh teman untuk cerita segala hal.

  18. Impresa biruku yang setia mengantar kemanapun aku pergi dan sebagai teman kemanapun aku pergi.

  19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah memberi bantuan baik secara langsung /tidak langsung.

  20. Teman – temanku PAK Angkatan “01 Penulis menyadari bahwa peulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan masukannya yang berguna bagi penyempurnaan lebih lanjut. Semoga hasil penulisan tugas akhir ini memberi manfaat bagi kita semua khususnya penulis.

  Yogyakarta, 02 Juni 2008 Penulis

  ( Farida Dwi Hastuti)

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN…………………........................................ iii HALAMAN MOTTO & PERSEMBAHAN ........................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………. v ABSTRAK……………………………………………………………….. vi ABSTRACT…………………………………………………………….. . vii KATA PENGANTAR…………………………….................................... viii DAFTAR ISI……………………………………………………………... xi DAFTAR TABEL………………………………………………………... xiii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... xiv BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................

  1 A. Latar Belakang……………………………………………

  1 B. Batasan Masalah.................................................................

  6 C. Rumusan Masalah..............................................................

  6 D. Tujuan Penelitian................................................................

  7 E. Manfaat Penelitian..............................................................

  7 F. Sistematika Penulisan.........................................................

  8 BAB II. LANDASAN TEORI…………………………………………

  10 A. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban.......................

  10 B. Bentuk-bentuk Pusat Pertanggungjawaban........................

  11 C. Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban.............................

  17 D. Pengendalian Biaya Produksi.............................................

  18

  Pertanggungjawaban ..........................................................

  21 G. Sistem Pelaporan Kepada Manajemen Yang Bertanggungjawab..............................................................

  39 H. Kajian Yang Relevan...........................................................

  42 BAB III. METODA PENELITIAN ……………………………………

  44 A. Jenis Penelitian...................................................................

  44 B. Tempat dan waktu Pene litian............................................

  44 C. Subyek dan Objek Penelitian .............................................

  44 D. Data Yang Dicari.................................................................

  45 E. Teknis Pengumpulan Data .................................................

  45 F. Teknik Analisis Data............................................................

  46 BAB IV. GAMBARAN PERUSAHAAN………………………………

  52 A. Sejarah Perusahaan.............................................................

  52 B. Lokasi Perusahaan………………………………………..

  53 C. Tujuan Perusahaan ............................................................

  54 D. Pemilihan Sumber Modal...................................................

  55 E. Personalia …………………………………………………

  55 F. Produksi ...............................................................................

  57 G. Pemasaran ...........................................................................

  59 BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN…………………..

  60 A. Analisis Data ......................................................................

  60 B. Pembahasan .......................................................................

  70 BAB VI. PENUTUP………... .................................................................

  79 A. Kesimpulan ……………………………………………....

  79 B. Keterbatasan ………………………………………… ......

  80 C. Saran ………………………………………………..........

  81 DAFTAR PUSTAKA

  

DAFTAR TABEL

Tabel V.2 Analisa Struktur Organisasi ......................................................

  68 Tabel V.3 Analisa Penyusunan Anggaran..................................................

  68 Tabel V.4 Penggolo ngan Biaya Terkendali dan Tidaknya Oleh Manajer Yang Bertanggungjawab............................................

  69 Tabel V.5 Sistem Akuntansi Biaya Yang Diosesuaikan Dengan Struktur Organisasi...................................................................

  69 Tabel V.6 Sistem Pelaporan Biaya Manajer Yang Bertanggungjawab .....

  70 Tabel V.11 Laporan Pertanggungjawaban Biaya Produksi Kepala Seksi Produksi..........................................................................

  78 Tabel V.12 Laporan Pertanggungjawawban Biaya Kepala Pabrik ............

  78

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Struktur Organisasi Fungsional .................................

  24 Gambar 2.2 Contoh Struktur Organisasi Divisional ..................................

  25 Gambar 2.3 Arti Posisi Angka Dalam Kode Rekening Biaya ...................

  33 Gambar 2.4 Arti Posasi Angka Dalam Kode Rekening Biaya ...................

  34 Gambar 2.5 Tingkatan Manajemen Dalam Struktur Organisasi................

  37 Gambar 2.6 Contoh Struktur Organisasi Perusahaan.................................

  38 Gambar 2.7 Contoh Laporan Pertanggungjawaban Biaya .........................

  41 Gambar 4.1 Saluran Pemasaran .................................................................

  59 Gambar 5.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Sang Hyang Seri...........

  61 Gambar 5.7 Arti Kode Rekening Biaya Pmbelian Benih Kepala Bagian Persediaan.................................................................

  75 Gambar 5.8 Arti Kode Rekening Biaya Pengo lahan Benih Kepala Bagian Produksi ....................................................................

  75 Gambar 5.9 Arti Kode Rekening Pendapatan Penjualan Benih Kepala Bagian Pemasaran.................................................................

  78 Gambar 5.10 Arti Kode Rekening Biaya Tunjangan Jabatan....................

  78

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara..............................................................

  82 Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ...................................................

  87

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas di Indonesia pada saat

  ini, menuntut para manajemen bekerja secara baik, efisien dan ekonomis. Oleh karena it u manajemen harus mampu menjalankan fungsinya dengan baik agar tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dapat tercapai. Sehubungan dengan itu, akuntansi merupakan salah satu alat untuk membantu manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan.

  Sang Hyang Seri sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, mengingat negara kita yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Itulah salah satu alasan bagi Sang Hyang Seri untuk tetap beroperasi di negara kita ini. Segala cara yang mendukung kelangsungan perusahaan selalu dicari demi mengembangkan usaha, salah satunya dalam pengambilan keputusan yang tepat oleh seorang manajer demi lancarnya manajemen perusahaan.

  Keberhasilan suatu perusahaan tidak lepas dari upaya pengelolaan yang dilakukan dengan baik oleh manajemen. Untuk mengeahui apakah perusahaan sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan diperlukan suatu pengendalian untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi perusahaan. Oleh karena itu peranan manajemen dalam pengendalian bia ya produksi sangat

  Salah satu sarana yang dapat digunakan dalam pengendalian perusahaan adalah akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya serta penghasilan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuannya adalah dapat diketahui orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan penghasilan yang dianggarkan.

  Akuntansi yang bertujuan menyediakan informasi biaya bagi manajemen disebut akuntansi biaya. Agar akuntansi biaya dapat mencapai tujuan tersebut maka biaya yang dikeluarkan perusahaan harus dicatat dan digolongkan dahulu ke dalam : (1) penentuan HPP (2) pengendalian biaya (3) pengambilan keputusan.

  Untuk penentuan HPP, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Pada umumnya akuntansi biaya yang bertujuan untuk penentuan HPP ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan dan untuk memenuhi kebutuhan manajemen melalui akuntansi pertanggungjawaban.

  Fokus pengendalian dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah sumber daya yang dikonsumsi oleh manajer yang memiliki wewenang untuk mengkonsumsi sumber daya tersebut. Karena sumber daya yang dinyatakan dalam satuan uang merupakan biaya, maka sistem akuntansi memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan biaya (cost management) (Mulyadi, 1993:160).

  Akuntansi pertanggungjawaban diterapkan pada organisasi yang telah mempunyai pusat-pusat pertanggungjawaban (responbility center). Tujuan dibentuknya pusat pertanggungjawaban adalah (Mardiasmo, 2002:46) : 1.

  Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya.

  2. Untuk memudahkan tercapainya tujuan organisasi.

  3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.

  4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat.

  5. mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.

  6. sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien.

  7. Sebagai alat pengendalian anggaran.

  Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai wewenang menyusun anggaran biaya dan atau pengendalian masing- masing. Dengan adanya pembagian pusat pertanggungjawaban yang jelas dalam suatu perusahaan, maka apabila timbul penyimpangan-penyimpangan dalam aktivitas perusahaan akan segera dapat ditelusuri penyebabnya dan masing- masing pusat pertanggungjawaban bertanggung jawab atas penyimpangan- penyimpangan yang terjadi.

  Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian biaya adalah struktur organisasi. Struktur organisasi yang dimaksud merupakan hubungan formal antara individu, bagian atau unit dalam organisasi. Struktur organisasi yang baik adalah struktur yang jelas dimana terdapat pembagian tanggung jawab memungkinkan adanya partisipasi masing- masing unit organisasi dalam mengendalikan biaya karena setiap unit diberi tanggung jawab dan wewenang.

  Dengan pendelegasian wewenang tiap tingkatan manajer bertanggung jawab terbatas pada biaya yang dapat dikendalikan saja, sehingga perlu diadakan pemisahan biaya menjadi biaya terkendalikan dan biaya tak terkendalikan.

  Sebagai alat perencanaan dan pengendalian, akuntansi pertanggungjawaban dilakukan dengan memberi peran bagi manajer untuk merencanakan pendapatan atau biaya kemudian menjadikan informasi realisasi pendapatan atau biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab. Efisiensi tidaknya manajer departemen produksi dalam mengolah biaya dapat dinilai dengan membandingkan rencana anggaran dengan realisasinya.

  Hasil perbandingan itulah yang menunjukkan adanya penyimpangan atau tidak dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Selain itu untuk memudahkan pencatatan transaksi digunakan kode rekening. Kode rekening yang biasa digunakan akuntansi pertanggungjawaban adalah kode rekening kelompok yang menghubungkan transaksi dengan pusat pertanggungjawaban.

  Syarat-syarat dapat diterapkannya pusat pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan adalah (Mulyadi, 1983:381), yaitu :

  1. Struktur organisasi yang menerapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan manajemen.

  2. Anggaran biaya yang disusun menurut pusat-pusat pertanggungjawaban.

  3. Penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya biaya oleh

  Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan untuk mengendalikan biaya mengingat sistem ini mengikuti pendelegasian tanggungjawab dan wewenang yang jelas. Pendelegasian tanggungjawab dan wewenang merupakan salah satu usaha pengawasan dan pengendalian biaya yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari penyusunan sampai pada pelaporan tanggungjawab atas biaya satu unit organis asi dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban. Anggaran disusun untuk setiap tingkatan manajemen dimana semua manajer diikutsertakan dalam penyusunannya. Di samping itu adanya sistem biaya disesuaikan dengan struktur organisasi serta adanya pemisahan biaya ke dalam biaya terkendali dan tidak terkendali.

  Dengan sistem ini dapat diketahui siapa yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan biaya yang terjadi, sistem ini membuat pengendalian biaya yang efektif, melihat uraian tersebut dapat dikatakan bahwa sistem ini menguntungkan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ Penerapan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban untuk

  

Pengendalian Biaya Produksi “ mengambil kasus di perusahaan PT. Sang

Hyang Seri, UBD Pasuruhan Jawa Timur.

  B. Batasan Masalah

  Mengingat pengendalian biaya dalam departemen produksi dan akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan sebagai alat pengendalian biaya, maka penulis menbatasi masalah pada akuntansi pertanggungjawaban pada departemen produksi. Selanjutnya karena biaya produksi yang mampu dikendalikan oleh manajer dan atas hubungan antara masukan dengan keluaran pusat pertanggungjawaban dikelompokkan menjadi pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi maka batasan proses pertanggungjawaban dalam pembahasan hanya sebagai pusat biaya.

  C. Rumusan Masalah

  Dengan melihat latar belakang masalah tersebut, maka untuk mengembangkan penelitian dapat dirumuskan suatu masalah :

  1. Apakah struktur organisasi perusahaan telah menerapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan manajemen ?

  2. Apakah anggaran biaya produksi perusahaan telah disusun menurut pusat pertanggungjawaban biaya ?

  3. Apakah penggolongan biaya produksi perusahaan telah sesuai dengan dapat tidaknya biaya dikendalikan oleh manajemen pusat pertanggungjawaban ? 4. Apakah sistem akuntansi biaya produksi perusahaan telah disesuaikan

  5. Apakah sistem pelaporan biaya produksi kepada manajer yang bertanggung jawab telah diterapkan di perusahaan ?

D. Tujuan Penelitian

  Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui apakah struktur organisasi perusahaan telah menerapkan secara tegas wewenang dan tanggungjawab tiap tingkatan manajemen.

  2. Untuk mengetahui apakah anggaran biaya produksi perusahaan telah disusun menurut pusat pertanggungjawaban biaya.

  3. Untuk mengetahui apakah penggolongan biaya produksi perusahaan telah sesuai dengan dapat tidaknya biaya dikendalikan oleh manajemen pusat pertanggungjawaban.

  4. Untuk mengetahui apakah sistem akuntansi biaya produksi perusahaan telah disesuaikan dengan struktur organisasi.

  5. Untuk mengetahui apakah sistem pelaporan biaya produksi kepada manajer yang bertanggung jawab telah diterapkan di perusahaan.

E. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan masukan pada

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan bagi pihak- pihak yang membutuhkan.

  3. Bagi penulis Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang sangat berharga yaitu menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban untuk pengendalian biaya produksi.

F. Sistimatika Penulisan

  BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, batasan masalah,

  rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dikemukakan teori-teori yang dipakai untuk

  membahas masalah dalam penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian sistem akuntansi pertanggungjawaban, syarat-syarat penerapan sistem akuntansi dan pengendalian.

  BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan

  waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, data

  BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum perusahaan

  yang meliputi sejarah perkembangan perusahaan, bentuk perusahaan, produksi, pemasaran, personalia dan permodalan.

  BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai analisis terhadap struktur

  organisasi perusahaan, penggolongan biaya terkendali dan biaya tak terkendali, pemberian kode rekening, sistem anggaran serta pelaporan biaya pada perusahaan.

  BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dan hasil penelitian

  yang dilakukan, keterbatasan penelitian serta saran-saran yang diajukan pada perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi mendefinisikan akuntansi pertanggungjawaban sebagai

  (1983:379): “Suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya serta penghasilan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan”

  Sedangkan Slamet Sugiri mendefinisikan akuntansi pertanggungjawaban sebagai berikut (1994:199): “Akuntansi pertanggungjawaban adalah penyusunan laporan- laporan prestasi yang dikaitkan kepada individu- individu atau anggota-angota kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada fak tor-faktor yang dapat dikendalikan oleh individu atau anggota kelompok tersebut”.

  Definisi lain akuntansi pertanggungjawaban adalah (Gudono 1993:207) yaitu : Akuntansi pertanggungjawaban adalah proses yang meliputi : 1. Penunjukan pusat pertanggungjawaban 2. Pendelegasian wewenang kepada orang-orang dalam pusat pertanggunjawaban

  3. Penyajian anggaran, pengumpulan data realisasi, dan penyajian laporan perbandingan antara realisasi dengan anggaran

4. Penanganan orang-orang yang harus bertanggung jawab atas tindakan tertentu.

  Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Akuntansi pertanggungjawaban menghendaki adanya pemisahan wewenang dan tanggung jawab untuk setiap tingkatan manajemen

  2. Setiap kegiatan pengumpulan biaya dan pelaporan biaya yang disesuaikan dengan tingkatan manajemen sehingga dengan mudah menentukan pihak- pihak yang bertanggung jawab 3. Dalam akuntansi pertanggungjawaban prestasi manajer dinilai berdasarkan unit organisasi yang yang dipimpinnya dengan menyusun laporan prestasi dimana laporan tersebut hanya berisi biaya-biaya yang dapat dikendalikan.

B. Bentuk-bentuk Pusat Pertanggungjawaban

  Dalam akuntasi pertanggungjawaban, laporan prestasi disiapkan untuk setiap segmen. Segmen dapat berupa departemen, bagian-bagian yang lebih dari departemen, atau sekelompok departemen yang beroperasi di bawah kendali dan wewenang seorang manajer yang bertanggung jawab. Pusat pertanggungjawaban diartikan sebagai bagian atau unit organisasi yang dipimpin seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap unit yang dipimpinnya ( Abdul Halim & Bambang, 1990:120 ). Menurut S. Widanarto dalam Reader Controllership, pusat pertanggungjawaban diartikan sebagai suatu unit organisasi dalam perusahaan yang dipimpin oleh seorang manajemen yang bertanggung jawab atau dengan kata lain setiap unit kerja Akuntansi Manajemen adalah setiap unit organisasi yang disiapkan laporan prestasinya. Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan organisasi yang bersangkutan.

  Setiap pusat pertanggungjawaban dalam kegiatan untuk menghasilkan keluaran (output) berupa barang atau jasa memerlukan sumber-sumber ekonomi seperti bahan, jasa tenaga kerja dan berbagai masukan (input). Masukan suatu pusat pertanggungjawaban yang dinyatakan dalam satuan uang merupakan biaya, sedangkan keluaran yang dinyatakan dalam satuan uang merupakan pendapatan.

  Setiap pusat pertanggungjawaban akan diukur kinerjanya atas dasar suatu kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketentuan yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja suatu pusat pertanggungjawaban tersebut adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiens i adalah rasio antara output terhadap input atau jumlah output per unit yang dibandingkan dengan input (Supriyono, 1989:26).

  Suatu pusat pertanggung jawaban dikatakan efisien bila : 1. Menggunakan sumber atau biaya atau masukan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama

2. Menggunakan sumber atau biaya atau masukan yang sama untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang besar.

  pusat pertanggungjawaban terhadap pencapaian tujuan perusahaan semakin efektif kegiatan pertanggungjawaban tersebut.

  Atas dasar hubungan antara masukan dan keluaran pusat-pusat pertanggungjawaban dapat dikelompokkan menjadi :

1. Pusat biaya

  Pusat biaya merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biayanya. Keluaran pusat biaya tidak diukur dalam bentuk pendapatan, karena manajer pusat biaya tidak memiliki wewenang untuk mengendalikan pendapatan penjualan atas keluaran yang dihasilkan dan keluaran pusat biaya sulit diukur secara kuantitatif. Departemen produksi merupakan contoh pusat biaya yang tidak dapat mengendalikan pendapatan penjualan yang dihasilkannya. Keluaran departemen ini dapat diukur secara kua ntitatif, namun manajer departemen ini tidak dibebani tanggung jawab untuk memperoleh pendapatan penjualan atas keluarannya. Tanggung jawab manajer departeman produksi adalah menghasilkan produk tertentu dengan biaya atau pemasukan serendah mungkin sehingga departeman produksi hanya merupakan pusat biaya. Atas dasar karakteristik hubungan antara pemasukan dan keluarannya, pusat biaya digolongkan menjadi pusat biaya teknik (engineered expense center ) dan pusat biaya kebijakan

  ( disretoinary expense center ). dengan keluarannya. Contoh departemen produksi. Efisiensi pusat biaya teknik dimulai atas dasar hubungan antara masukan dengan keluarannya dan alat penilai efisiensi pusat biaya teknik adalah biaya standar. Dikatakan efisiensi jika biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah biaya standarnya. Sedangkan efektivitasnya dinilai atas dasar kemanpuan pusat biaya dalam mencapai volume produksi yang diharapkan pada tingkat kualitas dan waktu tertentu. Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak mempunyai hubungan proposional atau hubungan nyata dengan keluarannya. Penyusunan anggaran pusat biaya kebijakan dimulai dari penentuan volume tugas-tugas yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran yang akan datang yang digolongkan dalam tugas rutin dan tugas khusus. Contoh departemen administrasi umum, departemen penelitian dan pengembangan serta departemen pemasaran. Biaya-biaya yang timbul dalan pusat biaya kebijakan dapat dikendalikan dengan cara (Mulyadi, 1993:437) :

  1. memutuskan tugas-tugas apa yang akan dilaksanakan dan tingkat usaha yang harus dilaksanakan untuk setiap tugas tersebut

  2. menyusun anggaran biaya yang jumlahnya sedekat mungkin dengan biaya yang sesungguhnya untuk melaksanakan tugas yang direncanakan 3. memperlakukan anggaran biaya kebijakan sebagai batas atas yang

  Proses pengendalian biaya kebijakan dilakukan dengan menyusun anggaran biaya oleh manajer pusat biaya kebijakan yang bersangkutan untuk melaksanakan semua kegiatan yang direncanakan dengan biaya yang dianggarkan. Salah satu syarat yang penting agar dapat mengendalikan pusat biaya kebijakan adalah pemilihan manajer yang baik untuk dapat memimpin pusat biaya tersebut. Manajer pusat biaya kebijakan harus mempunyai kemampuan teknik dan manajerial. Kemampuan teknik diperlukan karena manajer pusat biaya kebijakan harus mengendalikan tugas-tugas yang dilaksanakan departemennya, sedangkan kemampuan manajerial diperlukan untuk mengatur pelaksanaan tugas-tugas ke arah pencapaian tujuan organisasi yang dipimpinnya.

2. Pusat pendapatan

  Pusat pendapatan merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Manajer pusat pendapatan diukur kinerjanya dari pendapatan yang diperoleh pusat pertanggungjawabannya dan tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai masukannya, karena dia tidak dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. Contoh pusat pendapatan adalah departemen pemasaran, departemen ini bertanggung jawab terhadap pencapaian pendapatan yang ditargetkan tanpa dibebani tanggung jawab mengenai biaya yang terjadi di departemennya, karena

  Oleh karena sulitnya pengendalian biaya di pusat biaya kebijakan maka pertimbangan manajemen memegang peranan penting.

  Pertimbangan manajemen dalam pertimbangan biaya ini antara lain (Supriyono, 1989:60): a.

  Setiap rupiah tambahan biaya yang dikeluarkan diharapkan dapat meningkatkan penjualan yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan laba b. Lingkungan luar terutama persaingan sangat mempengaruhi kegiatan promosi.

  3. Pusat Laba Pusat laba merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat laba kinerjanya diukur dari selisih antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

  4. Pusat investasi Pusat investasi merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar laba yang diperoleh dibandingkan dengan investasi yang digunakan. Pengukuran prestasi pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran prestasi pusat laba. Pengukuran ini diperlukan karena suatu divisi yang memperoleh laba tinggi tidak berarti mempunyai pusat investasi dapat berupa ratio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.

C. Sistem Akuntansi Pertanggugjawaban

  Dalam perusahaan yang telah dibentuk menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban, pelaporan kinerja masing- masing pusat pertanggungjawaban sangat diperlukan sekali. Hal ini berguna untuk menilai seberapa baik individu- individu yang telah ditunjuk untuk melaksanakan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya. Agar dapat mengevaluasi kegiatan para manajer dalam pencapaian tujuan perusahaan, bagian akuntansi perusahaan harus merancang sistem akuntansi yang menyediakan pelaporan kinerja masing- masing pusat pertanggungjawaban. Sistem akuntansi yang harus dirancang oleh bagian akuntansi adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban.

  Definisi sistem akuntansi pertanggungjawaban (Mulyadi, 1993:196) dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa adalah sistem pengolahan informasi biaya, dengan cara menggolongkan, mencatat, dan meringkas biaya dalam hubungannya dengan jenjang manajemen yang bertanggung jawab atas terjadinya biaya, dengan tujuan untuk menghasilkan informasi akuntansi pertanggungjawaban guna pengendalian biaya. tingkatan manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan manajemen merupakan pusat pertanggungjawaban dan akan dibebani dengan biaya-biaya yang terjadi di dalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendali dan biaya tak terkendali.

D. Pengendalian Biaya Produksi 1.

  Definisi Pengendalian Biaya Pengendalian merupakan salah satu usaha perusahaan untuk pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengendalian oleh manajemen dapat dilakukan antara lain dengan membandingkan hasil pelaksanaan dengan rencana atau anggaran yang telah ditetapkan. Menurut Arief Suadi pengendalian adalah proses untuk membuat suatu organisasi mencapai tujuannya. Menurut Matz-Usry (1986:4) dalam bukunya Akuntansi Biaya pengendalian (control) merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana kegiatan dan bila terdapat perbedaan yang besar dapat diambil tindakan. Sedangkan menurut Drs. Prayitno Djoyoprawiro (1982:16) dalam bukunya Akunting Biaya pengendalian merupakan proses meninjau kembali, mengevaluasi dan menetapkan perkembangan usaha untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan antara hasil yang dicapai dengan proyeksi dalam perencanaan dan juga hasil periode-periode yang

  Dari pengertian di atas secara umum, pengendalian dapat diartikan sebagai usaha manajer untuk mencapai tujuan perusahaan dan merupakan proses atau sistem yang mana rencana dan pelaksanaan tindakan dibandingkan, dan perbandingan tersebut berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan reaksi yang memadai terhadap hasil pelaksanaan tersebut. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan : a.

  Setiap pengendalian harus didahului dengan penerapan suatu rencana, yaitu keadaan atau kondisi lingkungan b.

  Pengendalian merupakan suatu usaha, kegiatan atau proses yang mana pelaksanaan tindakan dibandingkan dengan rencana atau keadaan yang diinginkan.

  2. Sistem Harga Pokok Standar (Supriyono, 1982:81) Sistem harga pokok standar merupakan salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk tertentu dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik untuk mengolah satu satuan produk tertentu. Biaya standar dipakai sebagai alat untuk mengukur dan menilai prestasi pelaksanaan, menetapkan anggaran, dan menentukan harga pokok produk (biaya produk). Biaya standar didasarkan pada prediksi yang realistis apabila dikehendaki tercapainya manfaat penuh dari biaya standar.

  Harga pokok standar mencerminkan biaya yang seharusnya terjadi alat pengendalian biaya dan menilai prestasi manajemen. Pada setiap periode akuntansi biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya standar, sehingga dapat dilakukan pengendalian biaya dan penilaian prestasi dengan menentukan efisiensi setiap elemen biaya pada setiap departemen dimana produk diolah. Dalam hal ini pengendalian adalah kegiatan untuk melakukan penyelidikan terhadap selisih biaya yang timbul.

  E.

  

Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Mulyadi, 1993:170)

  Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi mengenai pendapatan, biaya atau aktiva yang dikaitkan dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Manfaat informasi pertanggungjawaban antara lain :

  1. sebagai penilaian kinerja manajer pusat pertanggungjawaban

  Sebagai penilaian kinerja pusat pertanggungjawaban, informasi akuntansi pertanggunjawaban penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi akuntansi pertanggungjawaban menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Sedangkan untuk memotivasi manajer, informasi akuntansi pertanggungjawaban digunakan untuk mengukur kinerja manajer dengan memberi penghargaan, sehingga manajer termotivasi untuk meningkatkan

  2. sebagai penyusunan anggaran

  Penyusunan anggaran merupakan proses penetapan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan, oleh karena itu diterapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut.

  3. sebagai pemotivasi manajer

  Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya prakarsa seseorang untuk melakukan tindakan secara sadar dan bertujuan (Mulyadi, 1993:173). Seseorang akan berusaha sebaik-baiknya jika mereka mengetahui dengan usaha mereka yang tinggi akan mendapatkan suatu penghargaan (reward). Jadi suatu penghargaan atau reward sangat berpengaruh dalam penilaian kinerja manajer.

F. Syarat Penetapan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Struktur Organisasi yang Menetapkan Secara Tegas Wewenang dan Tanggung jawab Tiap Tingkatan Manajemen

  Penetapan secara tegas wewenang dan tanggung jawab dapat dilakukan dengan desentralisasi. Dengan desentralisasi sebagian wewenang dan tanggung jawab manajemen puncak didelegasikan kepada bawahannya sehingga akan mengurangi beban terhadap penggunaan dan tanggung jawab suatu pusat pertanggungjawaban mengandung makna bahwa dengan adanya pelimpahan wewenang, akan dituntut adanya pertanggungjawaban oleh pemberi wewenang. Uraian mengenai wewenang dan tanggung jawab suatu organisasi biasanya diungkapkan dalam job description. Dalam pengendalian biaya, wewenang dan tanggung jawab yang dimaksud adalah dalam hal pengambilan keputusan atas biaya pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

  Sistem akuntansi pertanggungjawaban menganggap bahwa pengendalian organisasi dapat meningkat dengan cara menciptakan jaringan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dengan organisasi formal perusahaan. Dalam penerapannya, sistem akuntansi pertanggungjawaban menghendaki adanya pemisahan wewenang dan tanggung jawab secara tegas. Tujuannya adalah agar setiap tingkatan manajemen dalam perusahaan mempunyai wewenang untuk mengatur unitnya sendiri- sendiri, menghindari adanya duplikasi tugas di antara unit- unit perusahaan, menghindari kesalahpahaman antara bawahan dengan pimpinan karena setiap tugas, wewenang dan tanggung jawab telah dijabarkan dengan jelas serta dapat menjadi pedoman bagi suatu pusat pertanggungjawaban dalam memisahkan biaya ke dalam biaya terkendali dan biaya tak terkendalikan.

  Menurut Supriyono (1991:99) struktur organisasi meliputi penentuan a.

  Hirarki vertikal Hirarki vertikal menunjukkan diferensiasi kekuasaan dan tanggung jawab. Oleh karena itu, setiap peringkat vertikal dalam suatu struktur organisasi menunjukan perbedaan peringkat kekuasaan dan tanggung jawab.

  b.

  Hirarki horizontal Hirarki horizontal menunjukkan diferensiasi spesialisasi antar unit- unit yang ada dalam struktur organisasi yang bersangkutan. Proses penentuan hirarki horizontal ini dinamakan departementalisasi. Semakin berkembang lingkungan organisasi dapat mempengaruhi struktur organisasi khususnya pada pembentukan departemen-departemen di dalam organisasi. Penyusunan departemen-departemen dapat dilakukan dengan cara: a.