H UBUNGAN ANTARA BESARNYA MODAL USAHA DAN KESULITAN PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA

  H UBUNGAN ANTARA BESARNYA MODAL USAHA DAN

KESULITAN PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN

PENGUSAHA

  

Studi Kasus:

Sentra Industri Kerajinan Bambu di Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Muntari

  

NIM: 021334083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2007

  

MOTTO

Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia. (Hosea, 10:12) Dalam hidup ini, tak sesuatu pun pantas ditakutkan. Semuanya hanya harus dipahami. (Madame Curie) Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. (Pengkotbah 3:11a)

  Kupersembahkan Skripsi ini kepada : Bapak dan Simbok Tercinta Kakak-kakakku tercinta Keponakanku Semua saja yang kukasihi

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA BESARNYA MODAL USAHA DAN KESULITAN

PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA

  Studi Kasus: Sentra Industri Kerajinan Bambu di Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman.

  

Muntari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara besarnya modal usaha dengan tingkat pendapatan pengusaha, dan (2) hubungan antara kesulitan pemasaran dengan tingkat pendapatan pengusaha. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juli 2007 di Sentra Industri Kerajinan Bambu Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman. Subjek penelitian adalah seluruh pengusaha di sentra industri tersebut yang jumlahnya sebanyak 35 pengusaha. Teknik pengumpulan data yang digunakan: (1) kuesioner, (2) wawancara, (3) dokumentasi, dan (4) observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Spearman Rank.

  Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara besarnya modal usaha dengan tingkat pendapatan pengusaha ( ρ = 0,903; p = 0,000 < α = 0,05), dan (2) ada hubungan yang negatif dan signifikan antara kesulitan pemasaran dengan tingkat pendapatan pengusaha ( ρ = -0,987; p = 0,000 < α = 0,05).

  

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN THE AMOUNT OF BUSINESS CAPITAL

AND THE MARKETING DIFFICULTIES AND THE LEVEL OF

BUSINESSMEN’S INCOME

  A Case Study at Bamboo-Craft Industrial Center in Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman.

  

Muntari

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2007

  This research aims to find out: (1) the correlation between the amount of business capital and the level of income of the businessmen, and (2) the correlation between the difficulties of marketing and the level of income of the businessmen.

  This research was conducted in May-July 2007 in Bamboo-Craft Industrial Center in Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman. The subjects of the research were the 35 enterpreneurs in the Industrial Center. The technigues used to gather the data were: (1) questionnaire, (2) interview, (3) documentation, and (4) observation. The data analysis technigue applied was the Spearman Rank Correlations.

  The result of the research shows: (1) there is a positive and significant correlation between the amount of business capital and the level of income of the businessmen ( ρ = 0,903; p = 0,000 < α = 0,05), and (2) there is a negative and significant correlation between the marketing difficulties and the level income of the businessmen ( ρ = -0,987; p = 0,000 < α = 0,05).

KATA PENGANTAR

  Tiada rangkaian kata dan puji yang dapat terungkapkan selain rasa syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Besarnya Modal Usaha dan Kesulitan Pemasaran Dengan Tingkat Pendapatan Pengusaha”; Studi kasus pada Sentra Industri Kerajinan Bambu Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman.

  Skripsi ini saya susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian akhir program S-1 Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan dan keterbatasan yang penulis temui baik pada tahap persiapan, tahap penyusunan, maupun pada tahap penyelesaiannya. Namun demikian banyak pengalaman yang dapat penulis petik dari padanya.

  Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada berbagai pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini, khususnya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., Selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS.

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi.

  4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan, dan koreksi sehingga skripsi ini dapat selesai.

  5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., Selaku dosen penguji terimakasih atas koreksinya.

  6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., Selaku dosen penguji terimakasih atas koreksinya.

  7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., terimakasih banyak atas pengarahan, bimbingan, dan koreksinya.

  8. Bapa di Surga, Tuhan Yesus dan Ibu Maria, Puji Syukur atas rahmat-Nya.

  9. Bapak/Ibu/Saudara pengusaha kerajinan bambu yang telah bersedia menjadi responden untuk penelitian saya ini.

  10. Bapak, Simbok, kakak-kakak, serta adik ponakanku yang telah banyak memberikan dorongan moral dan spiritual selama ini.

  11. Johanes Santo (maz) yang telah memberikan semangat dan doanya.

  12. Wiwin, Eri, Dwix, Indri, Rena, Iin dan Bulan yang telah banyak membantu memberikan saran dan semangat.

  13. Teman-teman PAK B’02: Goris, Elly, Tyas, Lusi, Yoyok, Kriwul, Lamdos, Imas, Harso, Boim, Bowo, Epi, Yuni, Suster, Erma, dan semuanya saja yang tidak bisa saya sebut satu persatu.

  14. Semua teman mudika Santa ”Theresia Brajan” terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

  15. Semua pihak yang turut memberikan sumbangan pikiran, tenaga, saran, dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karenanya segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak.

  Yogyakarta, 4 Oktober 2007 Muntari

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

  

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4 C. Batasan Masalah .................................................................................... 4 D. Rumusan Masalah .................................................................................. 5 E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7

A. Kerangka Teoretik .................................................................................. 7 B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 13 C. Kerangka Berfikir .................................................................................. 14 D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 16

  

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 17

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 17 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 17 C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 17 D. Populasi ................................................................................................... 18 E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 18 F. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ................................................. 19 G. Teknik Analisis Instrumen ..................................................................... 22 H. Teknik analisis Data ............................................................................... 26

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ......................... 29

A. Keadaan Geografis ................................................................................. 29 B. Kependudukan ...................................................................................... 30 C. Gambaran Umum Populasi Penelitian ................................................... 32

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................................... 39

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................................. 39 B. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 43 C. Pembahasan ............................................................................................ 45

BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ..................... 49

A. Kesimpulan ............................................................................................. 49 B. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 50 C. Saran ....................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….53

LAMPIRAN....................................................................................................... 55

  

DAFTAR TABEL

  III. 1 Skor Penilaian Jawaban…………………………………………… 20

  III. 2 Kisi-kisi Kuesioner……………………………………………….. 20

  III. 3 Ringkasan Analisis Uji Validitas Pemasaran……………………... 23

  III. 4 Ringkasan Analisis Uji Reliabel Pemasaran……………………… 25

  III. 5 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi………………………………………………...

  27 IV. 1 Penggunaan Luas Tanah Dusun Brajan…………………………... 29

  IV. 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian……………….. 30

  IV. 3 Jumlah Penduduk Menurut Agama………………………………. 31

  IV. 4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan…………………. 32

  IV. 5 Tingkat Umur Pengusaha Industri Kerajinan Bambu……………. 33

  IV.6 Tingkat Pendidikan Pengusaha Industri Kerajinan Bambu………. 34 V. 1 Deskripsi Modal Usaha…………………………………………… 40 V. 2 Deskripsi Tingkat Pendapatan……………………………………. 41 V. 3 Deskripsi Kesulitan Pemasaran…………………………………... 42

  DAFTAR LAMPIRAN

  1. Lembar Permohonan Penelitian………………………………….. 57

  2. Lembar Kuesioner........................................................................... 58

  3. Data Input Uji Validitas dan Reliabel............................................. 62

  4. Output Uji Validitas dan Reliabel................................................... 63

  5. Lembar Keterangan Telah Melakukan Penelitian.......................... 68

  6. Data Input Uji Hipotesis................................................................. 69 7. Output Uji Hipotesis......................................................................

  72 8. Deskripsi Modal Usaha ...............................................................

  73 9. Deskripsi Tingkat Pendapatan......................................................

  74 10. Deskripsi Kesulitan pemasaran....................................................

  75 11. Tabel R.........................................................................................

  77 12. Gambar Produk Kerajinan Bambu..............................................

  81 13. Surat Ijin Penelitian....................................................................

  80

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha dimanapun, golongan pengusaha kecil dan

  menengah mampunyai kedudukan yang penting bagi perekonomian (Business New, Desember 9:1994). Usaha kecil mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyokong perekonomian, dikatakan oleh Suryadharma Ali menteri perekonomian dan UKM bahwa sektor usaha kecil dan menengah memberikan sumbangan terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2006 mencapai 53,3%. Nilai PDB UKM atas dasar harga berlaku meningkat 19,3% dibandingkan tahun 2005 (Bisnis Indonesia, Maret 20: 2007). Usaha kecil juga sangat potensial keberadaanya dalam memberikan pemecahan masalah pengangguran, seperti yang terjadi di Kulonprogo merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi besar dibidang industri kecil dipropinsi DIY dengan jumlah industri kecil yang cukup banyak dan variatif. Dengan rincian terdiri dari 83 sentra industri dan 3.782 unit usaha dengan kemampuan menyerap tenaga kerja lebih dari 50 ribu orang (Kedaulatan Rakyat, Maret 7:2007). Usaha kecil dan usaha rumah tangga yang terdapat disemua sektor ekonomi merupakan usaha yang banyak memberikan lapangan usaha tanpa harus mempunyai jenjang pendidikan maupun keahlian khusus sehingga secara nasional dari usaha ini banyak menyumbangkan terhadap produk

  2 Keberhasilan usaha industri kecil selalu menjadi harapan bagi setiap pengusaha. Keberhasilan usaha tidak bisa ditinjau hanya dari segi laba yang diperolah, artinya keberhasilan itu sangat tergantung dari tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berbagai tujuan itu antara lain adalah untuk mencapai keuntungan sosial, untuk pertumbuhan dan pengembangan. Tujuan antara pengusaha yang satu dengan yang lain belum tentu sama, tetapi ada satu tujuan yang dipunyai setiap pengusaha yaitu mencapai pendapatan/keuntungan dari sumber daya yang telah dialokasikan dalam usaha.

  Pendapatan/keuntungan diperlukan agar kegiatan usaha itu tetap berjalan. Usaha itu akan berhasil dan tetap terus berjalan dengan baik, apabila didukung dengan modal usaha yang cukup. Dengan modal usaha yang cukup maka pengusaha dapat mengoperasikan kegiatan usahanya dengan baik dan proses produksinya tidak akan terhambat.

  Kelancaran suatu usaha juga harus didukung dengan kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produknya kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial atau disebut juga pasar. Suatu usaha pada dasarnya tidak dapat melangsungkan usahanya bilamana tidak mampu memasarkan dan menjual barang/jasa yang dihasilkan. Kegiatan pemasaran mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelancaran arus barang/jasa dari produksen kekonsumen.

  Industri kecil sangat potensial keberadaanya dalam memberikan

  3 rendahnya tingkat pendapatan industri kecil dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain permodalan, pemasaran, tenaga kerja dan bahan baku. Selama ini permasalahan yang masih banyak dialami oleh industri kecil meliputi masalah permodalan, sulit memperoleh bahan baku, tenaga kerja kurang trampil dan permasalahan pemasaran hasil produksi.

  Modal merupakan kunci utama dalam pendirian usaha, tanpa modal suatu usaha tidak dapat berdiri. Modal yang digunakan pada industri kerajinan bambu adalah sejumlah aktiva lancar dan aktiva tetap untuk kegiatan yang dilakukan setiap hari untuk menghasilkan suatu produk. Jika modal yang dimiliki berjumlah besar, maka akan lebih memperlancar kegiatan produksi dan operasional perusahaan. Terpenuhinya kebutuhan modal akan memberikan keleluasaan bagi pengusaha dalam meningkatkan hasil produksi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Meningkatkan hasil produksi mendorong pengusaha untuk meningkatkan volume penjualanya dan memperluas daerah pemasaran. Dengan volume penjualan yang semakin meningkat tentu akan memperbesar tingkat pendapatan/keuntungan yang akan diperoleh pengusaha. Jika pengusaha didukung pula dengan kemampuan memasarkan produk maka akan berpengaruh terhadap penjualan produk dan peluang usaha. Semakin jumlah penjualan produk meningkat maka akan berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh industri kecil itu juga semakin meningkat.

  Usaha industri kerajinan bambu yang ada di Brajan, Sendangagung,

  4 masalah yang tidak jauh berbeda dengan industri kecil pada umumnya yaitu masalah permodalan, masalah pemasaran hasil produksi dan masih terbatasnya tenaga kerja yang trampil serta kreatif sehingga industri kerajinan bambu ini juga perlu mendapatkan perhatian. Dengan beberapa masalah yang dihadapi oleh kebanyakan industri kecil tersebut peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian mengenai masalah tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara besarnya modal usaha dan kesulitan pemasaran dengan tingkat pendapatan pengusaha” dan studi kasusnya di sentra industri kerajinan bambu Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman.

  B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat diidentifikasi hal-hal yang dapat menyebabkan tinggi rendahnya tingkat pendapatan:

  1. Permodalan dapat menyebabkan tinggi rendahnya tingkat pendapatan.

  2. Pemasaran dapat menyebabkan tinggi rendahnya tingkat pendapatan.

  3. Tenaga kerja dapat menyebabkan tinggi rendahnya tingkat pendapatan.

  4. Bahan baku dapat menyebabkan tinggi rendahnya tingkat pendapatan.

  C. Batasan Masalah

  Masalah-masalah yang masih dialami oleh industri kecil pada umumnya yang bisa mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan ada beberapa

  5 kurang trampil dan permasalahan pemasaran hasil produksi. Dalam penelitian ini akan dibatasi pada permasalahan:

  1. Modal usaha yang dimiliki

  2. Kesulitan pemasaran D.

   Rumusan Masalah

  Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah ada hubungan antara besarnya modal usaha dengan tingkat pendapatan pengusaha?

  2. Apakah ada hubungan antara kesulitan pemasaran dengan tingkat pendapatan pengusaha?

  E. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan:

  1. Untuk mengetahui hubungan antara besarnya modal usaha dengan tingkat pendapatan pengusaha.

  2. Untuk mengetahui hubungan antara kesulitan pemasaran dengan tingkat pendapatan pengusaha.

  F. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain:

  6

  1. Pengusaha Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengusaha industri kerajinan bambu mengenai hubungan besarnya modal usaha dan kesulitan pemasaran yang dapat mempengaruhi tingkat pendapatan.

  2. Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi pemerintah setempat untuk mengambil kebijakan dalam memberikan bantuan pinjaman modal kepada para pengusaha dan memberikan pelatihan ketrampilan teknis manajemen pemasaran.

  3. Pihak-pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap keberadaan sentra industri kerajinan bambu di Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman.

  4. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan informasi untuk penelitian selanjutnya.

  5. Bagi peneliti Penelitian ini merupakan kesempatan yang berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman yang berharga dalam menerapkan teori metodologi penelitian kedalam praktik yang sebenarnya. Serta untuk mengetahui secara nyata hubungan antara besarnya modal usaha dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretik

1. Pendapatan

  Setiap manusia memiliki dorongan yang berupa keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup manusia terdiri dari dua macam yaitu kebutuhan material dan immaterial. Dalam memenuhi kebutuhan material manusia memerlukan harta yang merupakan pendapatan dari dirinya. Ada beberapa pengertian pendapatan dari para ahli antara lain:

  Menurut Soediyono (1992: 990) jumlah pendapatan yang diterima oleh anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional.

  Pengertian pendapatan dalam kamus istilah ekonomi (1994: 136) pendapatan adalah sebagai berikut:

  1. Pendapatan berupa uang atau ekuivalen dengan uang selama periode tertentu.

  2. Penghasilan seseorang seperti gaji, bunga, sewa dan honorarium.

  3. Hasil atas investasi.

  4. Laba atau sisa pendapatan setelah dikurangi harga pokok produk (HPP) dan biaya lain-lain.

  Pendapatan menurut Haryono Yusuf (1996:24) definisi dari pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari

  8 dalam pengertian ekonomi makro diartikan sebagai penghasilan atau penerimaan yang diperoleh para pemilik faktor produksi dalam kurun waktu tertentu.

  Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah semua jenis penerimaan atau penghasilan yang diterima seseorang sebagai pemilik faktor produksi atau pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh dari laba setelah dikurangi HPP dan biaya lain-lain.

  Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari satu macam sumber pendapatan maupun lebih, hal ini disebabkan bila masing-masing anggota keluarga mempunyai beberapa variasi pekerjaan. Menurut Gilarso (1985:47) sumber pendapatan dapat bersumber dari: usaha sendiri, bekerja pada orang lain, dan hasil dari milik.

  Dari berbagai sumber pendapatan di atas pendapatan dapat digolongkan menjadi pendapatan pokok dan pendapatan sampingan.

  Usaha yang ditempuh untuk memperoleh pendapatan adalah dengan bekerja baik disektor perdagangan, industri, pertanian dan sebagainya.

  Perkembangan kegiatan penduduk dalam bidang industri khususnya dalam sektor industri kerajinan bambu akan semakin meningkatkan pendapatan.

  Pendapatan pengusaha industri kerajinan bambu dalam penelitian ini adalah dari penerimaan bersih rata-rata selama sebulan yang diterima pengusaha sebagai hasil penjualan setiap produknya.

  9 2.

   Modal Usaha

  Modal mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan ekonomi sebab modal merupakan urat nadi bagi semua jenis usaha.

  Pengertian modal secara klasik adalah sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya, sifat modal adalah “non-physical oriented”, dimana lebih ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai ataupun menggunakan yang terkandung dalam barang modal (Bambang Riyanto, 1988:10).

  Beberapa pengertian modal menurut beberapa ahli yang dikutip dari bukunya Bambang Riyanto (1988:10-11) antara lain:

  1. Menurut Lutge, modal diartikan sebagai uang (Geldkapital)

  2. Menurut Schwiedland, modal tidak hanya berupa uang namun juga dalam bentuk barang (Sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagangan.

  3. Menurut A. Amonn, J. Von Komorzynsky, modal dipandang sebagai kekuasaan menggunakan yang diharapkan atas barang-barang modal yang belum digunakan.

  4. Menurut Meij, modal diartikan sebagai “kolektifitas dari barang- barang modal”, yang dimaksudkan dengan barang-barang modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifnya untuk mendapatkan pendapatan.

  5. Menurut Polak, modal ialah sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan.

  6. Menurut Bakker, modal ialah baik yang berupa barang-barang konkrit yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:588) modal didefinisikan sebagai: 1. uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dsb) yang dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. 2. barang yang dipergunakan sebagai dasar atau bekal untuk bekarja.

  Sementara dalam kamus istilah ekonomi (1984:111) definisi modal adalah sebagai berikut:

  10 2. jumlah yang diinvestasikan ke dalam perusahaan oleh pemilik.

  3. kekayaan yang berbentuk harta benda atau barang-barang berharga yang dapat dipakai dalam produksi, misalnya modal berupa uang, mesin, dan tanah.

  Modal merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan industri karena modal digunakan sebagai sarana untuk memperoleh bahan baku dan membayar biaya-biaya yang diperlukan dalam kegiatan industri. Modal dalam jumlah besar akan memberikan keleluasaan bagi pengusaha dalam usaha meningkatkan hasil produksinya baik dari segi kualitas maupun kuantitas, kesempatan untuk memupuk lebih banyak modal lebih besar sehingga mudah bagi pengusaha untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatannya. Modal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejumlah total uang (rupiah) yang dikeluarkan pengusaha untuk mendirikan dan mengoperasikan industri kerajinan bambu kecuali tanah dan bangunan.

3. Pemasaran

A. Pengertian Pemasaran

  Menurut william J. Stanton mendifinisikan pemasaran dalam bukunya Basu Swatha (1984:10) sebagai berikut: pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Philip Kotler memberikan definisi pemasaran sebagai berikut: “pemasaran adalah

  11 kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran”. (Philip Kotler, 1985:5).

  Kegiatan pemasaran pada masyarakat yang lebih maju dan mulai mengenal uang, bukan sekedar memindahkan barang atau jasa dari gudang penjual ke gudang pembeli dan perusahaan menerima uang dari pihak pembeli, akan tetapi dalam pemasaran terkandung tujuan perusahaan untuk memuaskan para pembeli sehubungan dengan pembelian hasil produksinya.

  Kegiatan pemasaran sekarang ini berusaha menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

  Sementara itu terdapat beberapa tantangan yang menghambat perkembangan industri kecil dan kerajinan. Studi yang dilakukan oleh Christian Limpelius dan Gert Thoma (Industri Kecil dan Kerajinan Pendekatan Kebutuhan Pokok: LP3ES Jakarta, 1979), menunjukkan betapa banyaknya permasalahan yang membelit perkembangan industri kecil atau kerajinan. Berbagai permasalahan tersebut (nampaknya masih dihadapi sampai sekarang). Secara garis besar mencakup 4 aspek:

  1. Kelemahan dalam sikap dan tingkah laku wiraswasta. Hal ini tercermin dengan mudahnya merasa puas terhadap sesuatu pencapaian hasil, enggan melakukan reinvestasi, kurang mampu bekerjasama, takut mengambil resiko, dsb.

  2. Kelemahan dibidang teknologi produksi. Proses produksi hanya menggunakan alat seadanya. Desain produk terbatas dan tidak berkembang. Kualitas produksi rendah, kapasitas produksi rendah, tidak ada standarisasi, dan daya saing rendah.

  3. Kelemahan di bidang sosial ekonomi. Belum dipisahkanya antara kepentingan perusahaan dengan keluarga, tidak atau belum dilakukannya administrasi/pembukuan sebagai alat pengendalian, belum diterapkannya fungsi-fungsi manajemen, terbatasnya pemasaran, serta terbatasnya kemampuan finansial.

  4. Permasalahan yang bersifat makro, yang berada di luar

  12 berupa kebijaksanaan dan peraturan pemerintahan. (Awan Setya Dewanta, 1995: 211-212). Hasil penelitian fakultas ekonomi dan LPPM Universitas Atma

  Jaya (1992:140), masalah atau kesulitan-kesulitan pemasaran yang banyak dialami oleh pengusaha industri kecil adalah menyangkut kesulitan mengenal produk yang dimaui pasar, banyaknya saingan, harga yang terlalu rendah dan kurangnya informasi pasar.

  Menurut Achmad Anwari kegagalan dalam bidang pemasaran antara lain:

  1. Mutu barang jadi kurang baik

  2. Lemahnya penilaian pasar

  3. Lemahnya siasat pemasaran

  4. Harga ditetapkan secara pasti untuk pesanan-pesanan yang besar jumlahnya, jika dalam keadaan inflasi mengakibatkan kerugian.

  (Achmad Anwari, 1980:28-30).

  Hambatan-hambatan yang banyak dijumpai pada kebanyakan industri kecil dalam kegiatan pemasaran adalah tentang keterbatasan pemasaran yang membuat para pengusaha kurang kreatif dalam memikirkan desain-desain baru yang lebih baik. Keterbatasan pemasaran yang dimaksud tersebut mengenai kesulitan-kesulitan yang timbul dari masing-masing variabel marketing mix yaitu sebagai berikut:

  1. Produk meliputi: kualitas, karakteristik, jenis, gaya, kemasan, label, ukuran, pelayanan penjualan, dan pengembalian. Kesulitan yang timbul dari variabel ini terletak pada pengembangan produk dikarenakan keterbatasan peralatan produksi dan keterbatasan tenaga

  13

  2. Harga meliputi: penentuan harga jual, potongan harga, keuntungan, persaingan, dan jangka waktu pembayaran. Kesulitan yang timbul dari variabel ini yaitu sulit dalam menentukan harga penjualan yang lebih rendah dari pesaing tetapi tetap menguntungkan.

  3. Promosi meliputi: periklanan, penjulan, promosi dan publikasi.

  Kesulitan yang timbul dari variabel ini yaitu produk sulit menjangkau pasar dan keterbatasan pengetahuan tentang kegiatan promosi.

  4. Distribusi meliputi: saluran distribusi, lokasi penjualan, persediaan, penyimpanan dan transportasi. Kesulitan yang timbul dari variabel ini adanya keterbatasan alat pengangkutan dan keterbatasan tempat penyimpanan hasil produk maupun bahan baku.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

  Penelitian Anastasia Dhesi Prihatiningsih tentang “Hubungan antara Kredit, Jiwa kewirausahaan, dan Kemampuan Memasarkan Produk dengan Perkembangan Industri Kecil” menemukan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan memasarkan produk dengan perkembangan industri kecil diketahui dari besarnya derajad hubungan 0,58 termasuk dalam kategori cukup kuat (Anastasia Dhesi, 2005:59).

  Demikian pula penelitian Darmini yang berjudul “Hubungan antara Besarnya Modal usaha dan Pencurahan Jam Kerja dengan Pendapatan Pedagang Kaki Lima ditinjau dari Barang yang Diperdagangkan”

  14 besarnya modal usaha dengan pendapatan diketahui dari koefisien korelasi determinasi sebesar 0,487. (Darmini, 2004:87).

  Dari kedua hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan memasarkan produk memiliki hubungan positif dengan perkembangan industri kecil sebaliknya kesulitan pemasaran yang baru akan dilakukan penelitian ini diduga mempunyai hubungan yang negatif dengan perkembangan industri kecil yang akan berpengaruh juga dalam perolehan pendapatan industri nantinya. Sedangkan besarnya modal usaha mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan tingkat pendapatan.

C. Kerangka Berfikir

  1. Hubungan antara besarnya modal usaha dengan tingkat pendapatan pengusaha.

  Peranan modal pada aktivitas suatu industri kecil diduga sangat menentukan maju tidaknya suatu usaha. Khususnya pada sektor industri kecil modal usaha digunakan untuk pembayaran sehari-hari, misalnya untuk membayar upah karyawan, pembelian bahan baku, pembelian bahan penolong dan lain-lain maupun untuk keperluan kegiatan produksi industri tersebut. Apabila modal dalam suatu usaha kurang terpenuhi maka kegiatan produksi industri kerajinan tersebut juga akan mengalami hambatan. Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan pendapatan suatu usaha yang optimum yaitu tersedianya

  15 Dengan modal yang cukup maka pengusaha dapat mengoperasikan kegiatan usahanya dan bisa meningkatkan hasil produksi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Meningkatkan hasil produksi mendorong pengusaha untuk meningkatkan volume penjualannya juga, dengan volume penjualan yang semakin meningkat tentu akan memperbesar tingkat pendapatan yang akan diperoleh pengusaha. Dan kemampuan pengusaha mengkombinasikan berbagai faktor produksi seperti modal usaha, bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran dengan tepat memungkinkan bagi pengusaha untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pendapatan usahanya.

  2. Hubungan antara kesulitan pemasaran dengan tingkat pendapatan Pengusaha.

  Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan pengusaha untuk meningkatkan perkembangan usahanya. Suatu usaha akan sulit untuk berkembang manakala perusahaan tersebut masih mengalami kesulitan-kesulitan dalam memasaran produknya. Kesulitan- kesulitan yang secara umum masih banyak dialami oleh para pengusaha industri kecil yaitu: kesulitan mengenal produk yang dimaui pasar, banyaknya saingan, harga jual yang terlalu rendah, mahalnya biaya pengangkutan, rendahnya daya beli mayoritas penduduk dan kurangnya informasi pasar. Apabila pengusaha industri kecil belum mampu

  16 mengatasi kesulitan-kesulitan pemasaran diduga produknya sulit menerobos pasar dan akibat selanjutnya produktivitas industri menurun yang berarti juga pendapatan menurun atau rendah.

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara besarnya modal usaha dengan tingkat pendapatan pengusaha.

  2. Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara kesulitan pemasaran dengan tingkat pendapatan pengusaha.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini berdasarkan sifat masalahnya merupakan penelitian

  korelasi yaitu penelitian yang tujuannya untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus yaitu penelitian terhadap objek tertentu sehingga kesimpulan yang diambil terbatas pada objek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

  1. Penelitian ini dilakukan pada sentra industri kerajinan bambu di Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman.

  2. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2007 C.

   Subjek dan Objek Penelitian

  1. Subjek Yang menjadi subjek penelitian ini adalah para pengusaha di

  Sentra Industri Kerajinan Bambu Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman.

  2. Objek Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah modal usaha, tingkat pendapatan dan kesulitan-kesulitan pemasaran yang dialami oleh para pengusaha di Sentra Industri Kerajinan bambu Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman.

  D. Populasi

  Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan pengusaha kerajinan bambu yang berada pada sentra industri kerajinan bambu di Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman

  E. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  a. Kuesioner Metode kuesioner adalah cara mengumpulkan data dengan meminta responden mengisi jawaban dengan memberi tanda check (V) pada pertanyaan yang telah diberi alternatif jawaban. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data primer tentang jumlah modal usaha, kesulitan pemasaran dan tingkat pendapatan.

  b. Metode wawancara Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sebagai pelengkap dari data hasil kuesioner.

  c. Dokumentasi Metode dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mempelajari dan mencatat data sekunder yang diperoleh di kantor gambaran tentang dusun Brajan yang meliputi keadaan alam, jumlah penduduk, tingkat pendidikan penduduk dan mata pencaharian penduduk serta untuk mengetahui data-data yang berkaitan dengan industri kerajinan bambu.

  d. Observasi Metode obsevasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui proses produksi hasil kerajinan.

F. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

  1. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. (Sugiyono, 2006: 3). Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari: a. Modal usaha ( X

  1 ). Sebagai pengukurannya adalah rupiah atau dinilai dengan uang.

  b. Kesulitan pemasaran (X

  2 ). Pengukurannya menggunakan skala

  Likert dengan memberikan skor 1 sampai 3 pada tiap alternatif jawaban. Kesulitan pemasaran diukur dengan alternatif jawaban selalu yang diberi bobot skor 1, jawaban kadang diberi bobot skor 2, dan jawaban tidak pernah memiliki bobot skor 3.

  Tabel III. 1 Skor Penilaian Jawaban

  Pertanyaan Skor Positif (+) Skor Negatif (-) Selalu

  1

  3 Kadang

  2

  2 Tidak Pernah

  3

  1

  2. Variabel terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2006: 3).

  Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah tingkat pendapatan pengusaha (Y). Sebagai pengukurannya adalah rupiah atau dinilai dengan uang. Pendapatan pengusaha industri kerajinan bambu dalam hal ini adalah penerimaan bersih rata-rata yang diterima para pengusaha sebagai hasil penjualan setiap produknya.

  Indikator dari variabel kesulitan pemasaran adalah sebagai berikut: Tabel III. 2

  Kisi-Kisi Kuesioner Dimensi Indikator No Butir No Butir Jumlah

  Positif Negatif Produk

  1,2,3

  3

  • Sulit melakukan inovasi produk karena keterbatasan tenaga kerja yang trampil
  • Sulit memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen.
  • Produktivitas rendah.
  • Sulit menentukan harga yang lebih rendah dari pesaing.
  • Sulit menentukan harga jual yang tepat dan benar.
  • Rendahnya daya beli mayoritas penduduk lokal .
  • Sulit menjangkau pasar yang lebih luas.
  • Kurang pengetahuan dalam kegiatan promosi.
  • Jumlah penjualan produk rendah.
  • Keterbatasan alat pengangkutan.
  • Keterbatasan tempat untuk menyimpan hasil produk maupun bahan baku.
  • Sempitnya saluran distribusi.

  Harga Promosi

  24

  4

  2

  1

  4

  1

  1

  1

  1

  2

  2

  22

  Distribusi

  13

  7

  19,20,21 23,25

  16 17,18

  11 12,14,15

  10

  9

  8

  6

  4,5

  3

G. Teknik Analisis Istrumen

  1. Analisis Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevaliditasan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunta, 2001: 72). Untuk menguji validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus Product moment dari Pearson sebgai berikut:

  N

  XY −

  X Y

  ( )( ) ∑ ∑ ∑

  r = xy 2 2 2 2 N X −

  X N Y − Y

  ( ) ( ) { } { }

  ∑ ∑ ∑ ∑

  Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dengan y N = Jumlah responden ∑X = Jumlah skor dari x ∑Y = Jumlah skor dari y

  2

  ∑X = Jumlah kuadrat skor x

  2

  ∑Y = Jumlah kuadrat skor y ∑XY = Jumlah hasil perkalian skor x dan skor y (Sutrisno Hadi, 2000: 294).

  Untuk mengetahui apakah suatu intrumen valid atau tidaknya diperlukan perbandingan antara r hitung dan r tabel. Bila r hitung lebih kecil dari r tabel maka intrumen tersebut tidak valid. Pelaksanaan perhitungan validitas butir pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan r tabel sebesar 0,239 pada taraf signifikansi 5% dan n = 30.

  Tabel III.3 Rinkasan Analisis Uji Validitas Kesulitan Pemasaran

  9

  0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239

  15 0,607 0,661 0,607 0,451 0,572 0,413 0,434 0,493 0,591 0,334 0,642 0,328 0,348 0,493 0,677

  14

  13

  12

  11

  10

  8

  No Item Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

  17

  Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

  ∑ 2 2

  ⎢ ⎡ − =

  ⎥ ⎥ ⎤ ⎢

  yaitu:

  

Alpha Cronbach dengan taraf signifikan 5% (Sugiyono, 2006:282-283)

  2. Uji Reliabilitas Instrumen dikatakan reliabel bila memberikan hasil yang tepat atau ajeg walaupun dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja sehingga instrumen dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah rumus koefisien

  Uji validitas pada variabel modal usaha dan pendapatan tidak dapat dihitung dan diketahui, karena variabel modal usaha dan pendapatan hanya memiliki 1 butir soal.

  0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239

  18

  25 0,616 0,717 0,464 0,624 0,596 0,465 0,596 0,503 0,603

  24

  23

  22

  21

  20

  19