EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PEMBERIAN HIBAH DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mrmperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik

  Disusun Oleh : Fardan Kamil

  NIM 6661130381

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

  i

  

MOTTO

“MANJADDA WAJADDA”

Siapa Yang Bersungguh-sungguh, pasti akan Sukses

  

PERSEMBAHAN

“Sebagai penawar letih dan dahaga, Aku persembahkan karya tulis ini untuk

keluargaku tercinta. Terkhusus untuk Ayah dan Mamah, semoga pencapaian

ini menjadi p enyejuk hati atas ribuan doa dan kerja keras selama ini”

  

ABSTRAK

Fardan Kamil. 6661130381. 2018. Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah

di Kabupaten Serang Provinsi Banten. Program Studi Ilmu Administrasi

Publik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pemb imbing I Dr.

Gandung Ismanto, MM; Dosen Pembimbing II, Titi Stiawati, S.Sos., M.Si.

  Efektivitas dan manfaat dana hibah Provinsi Banten yang disalurkan ke sejumlah penerima sangat bergantung pada bagaimana para penerima dana hibah menggunakan anggaran tersebut yang akan tercermin dalam laporan kegiatan yang harus di serahkan bersamaan dengan laporan keuangan penggunaan dana hibah, selain harus mampu menjelaskan tentang penggunaan anggaran tersebut, para penerima dana hibah juga harus membuat surat pertanggungjawaban (SPJ) jika anggaran tersebut digunakan bagaimana efektivitasnya, penerima dana hibah harus membuat laporan kegiatan, manfaat, dan untuk apa anggaran itu digunakan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya koordinasi, sosialisasi, informasi, dan pungutan liar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan Teori Organisasi menurut Martani Huseini & S. B. Hari Lubis (2009) dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian bahwa Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten kurang optimal dalam melakukan hal Koordinasi, Proses, Peraturan, menyesuaikan permasalahan yang ada, sosialisasi, pemanfaatan lingkungan yang sering berbeda, menyesuaikan keadaan dilapangan, maka dari itu tidak adanya kesesuain di Lembaga/ Yayasan dan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Upayakan Dana Hibah di Provinsi Banten upayakan lebih memperhatikan hal Koordinasi, Sosialisasi, Proses, Peraturan dan menyesuaikan permasalahan yang ada, pemanfaatan lingkungan yang sering berbeda.

  Kata Kunci : Efektivitas, Dana Hibah, Teori Organisasi.

  ii

  

ABSTRACT

Fardan Kamil. 6661130381. 2018. Effectiveness Of Granting Grants In

Serang District Banten Province . Study Program of Public Administration

Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I, Dr. Gandung

Ismanto, MM; Supervisor II, Titi Stiawati, S.Sos., M.Si.

  The effectiveness and benefits of the Banten provincial grant funds distributed to a number of recipients depend heavily on how the grant recipients use the budget to be reflected in the activity report which should be submitted along with the financial statements of the use of the grant, in addition to being able to explain the use of the budget, the grant recipients also have to create letters of accountability if the budget is used how its effectiveness, the grant recipient must report the activities, benefits, and for what the budget is used. The problems in this research are lack of coordination, socialization, information, and illegal levies. The purpose of this research is to know and analyze The Effectiveness of the Management of Grants in the Banten Province Regency. This research uses Organizational Theory according to Martani Huseini & S. B. Hari Lubis (2009) by using descriptive qualitative method. The results of the research that the Bureau of Public Welfare of the Secretariat of the Province of Banten is not optimal in doing the Coordination, Process, Regulation, adjust the existing problems, socialization, environmental utilization which is often different, adjust the situation in the field, therefore the absence of conformity in Institution / Foundation and Bureau People's Welfare Regional Secretariat of Banten Province. Strive for Grant Fund in Banten Province to pay more attention to the Coordination, Socialization, Process, Regulation and adjust the existing problems, the utilization of the environment is often different.

  Keywords: Effectiveness, Grant Funds, Organizational Theory.

  iii

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu, Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi kemudian solawat serta salam semoga terlimpah dan tercurah kepada Nabi besar

  Muhammad S.A.W yang telah mengiringi doa dan harapan penulis untuk mewujudkan terselesaikannya skripsi ini yang berjudul Efektivitas Pengelolaan

  

Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten. Skripsi ini dibuat

  sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada konsentrasi Manajemen Publik program studi Ilmu Administrasi Negara. Sekalipun penulis menemukan hambatan dan kesulitan dalam memperoleh informasi akurasi data dari para narasumber namun disisi lain penulis juga sangat bersyukur karena banyak mendapat masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya pada bidang yang sedang diteliti oleh penulis. Untuk terwujudnya penulisan penelitian skripsi ini banyak pihak yang membantu penulis dalam memberikan motifasi baik waktu, tenaga, dan ilmu pengetahuannya. Maka dengan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta atas curahan perhatian dan kasih sayangnya dan juga doa yang tak henti serta motivasi dalam pengerjaan skripsi ini. iv

  Pada kesempatan ini juga suatu kebanggaan bagi penulis untuk mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  6. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Ibu Dr. Arenawati, M.Si Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. v

  8. Bapak Dr. Gandung Ismanto, MM dosen pembimbing I yang telah senantiasa memberikan arahan dan bimbingan secara sabar dan juga dukungan selama proses penyusunan skripsi.

  9. Ibu Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., sebagai dosen pembimbing II yang telah senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  10. Kepada seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  11. Para staff Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala bantuan informasi selama perkuliahan;

  12. Pihak Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten yang telah memberikan informasi, data, dan ketersediaan waktu dalam proses pengambilan data untuk penulis;

  13. Bapak Irvan Santoso S,Hut, MM selaku Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten yang telah berkenan menjadi informan dan memberikan informasi, data, dan ketersediaan waktu dalam proses pengambilan data untuk penulis.

  14. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu sebagai informan penelitian dalam membantu peneliti memberikan informasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. vi

  15. Kepada orang tuaku tercinta dan tersayang Bapak H.Suhardja dan Ibu HJ. Rt. Qori MR yang telah menjadi motivator terbesar selama perjalanan hidupku. Terimakasih atas segala doa, bimbingan, kasih sayang, penyemangat, perhatian, dukungan serta motivasi yang tidak ada henti-hentinya yang selalu diberikan untukku.

  16. Kepada kakak tercinta Farrah Syita yang memberikan warna dalam hidup dan memberikan semangat serta motivasi.

  17. Kepada seluruh saudara-saudaraku yang telah mendoakan, memberi semangat dan motivasi.

  18. Teman-teman kelas A angkatan 2013 Ilmu Administrasi Negara selama menuntut ilmu. Terimakasih atas semua kenangan selama empat tahun perkuliahan kalian luar biasa

  19. Kepada teman-temanku meka, asep saripudin, luqman, delki, siti solihat, abharina, winda, hanny, mila, yunita, faizah, jumhari, satrio, rifki (tile), kartiwa, furkon serta teman-teman lainnya yang telah memberikan semangat, motivasi dan kebahagiaan yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

  20. Kawan-kawan Administrasi Negara 2013 B,C dan D yang juga saling menyemangati satu sama lain. vii

  Dengan ini penelitian skripsi telah selesai disusun. Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam pembuatan skripsi ini. Maka dari itu kritik dan saran saya harapkan guna memperbaiki dan menyempurnakan skripsi berikutnya. Penulis pun berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan peneliti sendiri. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

  Serang, Januari 2018 Penulis

  Fardan Kamil viii

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  LEMBAR PERSETUJUAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... i ABSTRAK ........................................................................................................ ii

ABSTRACT ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1

  1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................................13

  1.3 Rumusan Masalah .............................................................................14

  1.4 Tujuan Penelitian ..............................................................................14

  1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................15

  1.5.1 Secara Teoritis..........................................................................15

  1.5.2 Secara Praktis ...........................................................................15

  1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................16

  

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI

DASAR

  2.1 Deskripsi Teori..................................................................................22

  2.1.1 Teori Efektivitas.......................................................................22 ix

  2.1.2 Definisi Hibah ..........................................................................29

  2.1.3 Definisi Organisasi Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum .32

  2.2 Penelitian Terdahulu .........................................................................33

  2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................37

  2.4 Asumsi Dasar ....................................................................................41

  BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Metode Penelitian..............................................................................42

  3.2 Fokus Penelitian ................................................................................45

  3.3 Lokasi Penelitian...............................................................................45

  3.4 Instrumen Penelitian..........................................................................45

  3.5 Informan Penelitian...........................................................................46

  3.6 Teknik Pengumpulan Data................................................................47

  3.7 Teknik Analisis Data.........................................................................50

  3.8 Triangulasi.........................................................................................54

  3.9 Jadwal Penelitian...............................................................................55

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian................................................................57

  4.1.1 Profil Provinsi Banten ...............................................................57

  4.1.2 Visi dan Misi Provinsi Banten...................................................59

  4.1.3 Deskripsi Hibah Provinsi Banten ..............................................59

  4.1.4 Gambaran Umum Biro Kesra Setda Provinsi Banten ...............64

  4.1.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi Biro Kesra Setda Provinsi Banten .......................................................................................64 x

  4.1.4.2 Visi dan Misi Biro Kesra Setda Provinsi Banten ..........65

  4.1.4.3 Struktur Organisasi Biro Kesra Setda Provinsi Banten .65

  4.2 Deskripsi Data ...................................................................................66

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ..........................................................66

  4.2.2 Data Informan............................................................................68

  4.3 Penyajian Data ..................................................................................70

  4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................90

  BAB V KESIMPULAN

  5.1 Kesimpulan .......................................................................................96

  5.2 Saran..................................................................................................99

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  xi

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Penerima Dana Hibah Tahun 2015 dan 2016.........................7Tabel 3.1 Informan Penelitian.............................................................................47Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ..........................................................................49Tabel 3.3 Jadual Penelitian .................................................................................56Tabel 4.1 Luas Wilayah Provinsi Banten............................................................58Tabel 4.2 Data Informan .....................................................................................70

  xii

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...........................................................................40Gambar 3.3 Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif .......................................51

  xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Indonesia adalah Negara berkembang yang mempunyai tingkat perkembangan penduduk yang cepat sehingga dapat menimbulkan kerentanan sosial disemua daerah. Pemerintahan daerah yang baik (good local governance) merupakan isu publik yang paling mengemukakan dalam pengelolaan administrasi publik, dewasa ini tuntutan pelaksanaan pemerintahan yang baik dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah terus dikemukakan melalui tulisan- tulisan dimedia, demonstrasi dan lain-lain merupakan suatu hal yang sejalan dengan konsep good governance bahwa peran serta masyarakat dalam mengawasi jalannya pemerintahan mutlak dilakukan.

  Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan mendambakan terciptanya good governance . Namun, keadaan saat ini menunjukkan bahwa hal tersebut masih sangat jauh dari harapan. Kepentingan politik, KKN, peradilan yang tidak adil, bekerja di luar kewenangan, dan kurangnya integritas dan transparansi adalah beberapa masalah yang membuat pemerintahan yang baik masih belum bisa tercapai. Untuk mencapai good

  

governance dalam tata pemerintahan di Indonesia, maka prinsip-prinsip good

governance hendaknya ditegakkan dalam berbagai intitusi penting pemerintahan.

  Dengan melaksanakan prinsip-prinsip good governance maka tiga pilarnya yaitu pemerintah, korporasi, dan masyarakat sipil hendaknya saling menjaga, saling

  

1

  2

  support dan berpatisipasi aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sedang dilakukan.

  Sejalan dengan ini konsep good governance dalam lingkungan pemerintahan dirasa parsial digunakan atau memang konsep good governance yang tidak sesuai dalam lingkungan pemerintahan saat ini. sebut saja di tingkat intitusional banyak bermunculan kebijakan-kebijakan yang mengundang investasi. Pemerintah local maupun nasional tidak segan-segan membuka lebar gerbang investasi bahkan Provinsi Banten menjadikannya sebagai motto “Banten

  

the Gate Investment ” yang tentu saja pararel dengan konsep good governance

  dengan reinventing government-nya, hal ini tentu harus mendapat kritikan mengingat konsep demikian cenderung pro pasar yang akan dikhawatirkan terjadinya pendalaman kapitalisme yang justru akan menjajah masyarakat dengan munculnya sebuah imperialisme gaya baru karena orientasi masyarakat secara langsung dalam good governance tidak terasa. Infrastruktur, pendidikan, layanan kesehatan dan hal lain yang menyentuh masyarakat secara langsung kurang mampu diakomodir dengan baik oleh pemerintahan dengan semangat good -nya.

  governance

  Dalam hal ini pemerintah mempunyai APBD, APBD secara umum merupakan penjabaran anggaran-anggaran alokasi dana kepada masyarakat (public money) dan kepentingan publik untuk dapat diarahkan semaksimal mungkin untuk dapat dirasakan oleh masyarakat di daerah, sedangkan penggunaannya harus dapat menghasilkan daya guna (output) untuk mencapai

  3

  target atau tujuan dari pelayanan publik (public service) dalam bentuk anggaran yang berbasis kepada masyarakat, yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah sebagai pemangku kepentingan (stakeholder). APBD tersebut mendukung keberlangsungannya good governance.

  Sebagaimana pemerintah pusat atau pemerintah daerah harus bisa mengelola APBD yang sudah ada, pemerintah pusat atau pemerintah daerah bisa membantu masyarakat lebih sejahtera dengan adanya kebijakan-kebijakan yang optimal, pemerintah pusat atau pemerintah daerah mengeluarkan APBD yaitu adanya program Hibah, Hibah merupakan bentuk bantuan yang tidak harus dikembalikan dan tidak mengikat pihak yang diberi untuk melakukan komitmen tertentu, hibah dapat diberikan dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Sedangkan pengelolaan hibah dan bantuan sosial terdiri dari pihak yang melaksanakan fungsi otorisasi adalah Walikota, Wakil Walikota, Sekretaris Daerah, Asisten Daerah dan Kepala SKPD dan SKPKD selaku pejabat pengelola keuangan daerah yang melaksanakan fungsi organisasi.

  Belanja hibah tersebut ditetapkan melalui regulasi yaitu Peraturan Daerah (Perda) tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanjaan Daerah (APBD). Anggaran yang ditetapkan dalam APBD yang digunakan dalam penyelenggaraan pemerintahan bertujuan untuk merencanakan kegiatan dan program yang akan dilaksanakan. Menurut Suharyanto (2005:4) anggaran diperlukan karena alat ekonomi pemerintahan untuk mengarahkan perkembangan sosial ekonomi, kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, adanya

  4

  keterbatasan sumber daya (scarcity of resources) dan pilihan (choice), menjadi instrumen akuntabilitas publik yaitu bahwa pemerintah bertanggungjawab kepada rakyat.

  Hibah sebagai salah satu komponen dari keuangan daerah yang setiap tahunnya dituangkan dalam Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) selayaknya dikelola secara tertib, taat peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomi, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat. Hal ini ditujukan agar tercipta tertib administrasi, akuntabilitas, transparansi pengelolaan bantuan dana hibah serta ketepatan dalam pengunaan dana bantuan oleh penerima dana bantuan hibah. Bantuan hibah menarik perhatian publik dan seringkali menjadi tajuk utama pada media massa. Hal tersebut dikarenakan banyak pihak yang membutuhkan bantuan hibah tersebut dan banyak kepentingan yang dapat diakomodir, baik untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat maupun kepentingan politik tertentu.

  Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Menimbang bahwa dalam rangka tertib administrasi, dan terciptanya harmonisasi, stabilisasi, efektifitas, serta menjamin partisipasi masyarakat guna memperkuat dukungan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah.

  5

  Dalam pasal 5 hibah dapat diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dan Badan, Lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia. Hibah kepada badan dan lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diberikan kepada Badan dan Lembaga yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang dibentuk berdasarkan peraturan perundangundangan, yang bersifat nirlaba, sukarela dan sosial yang telah memiliki Surat Keterangan Terdaftar yang diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri, Gubernur atau Bupati/Walikota, yang bersifat nirlaba, sukarela bersifat sosial kemasyarakatan berupa kelompok masyarakat/ kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat, dan keberadaannya diakui oleh pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah melalui pengesahan atau penetapan dari pimpinan instansi vertikal atau kepala satuan kerja perangkat daerah terkait sesuai dengan kewenangannya.

  Hibah kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 diberikan kepada organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum yayasan atau organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum perkumpulan yang telah mendapatkan pengesahan badan hukum dari kementerian yang membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia sesuai peraturan perundang-undangan.

  Dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial dalam Pasal 18 dan

  6

  Pasal 19 tentang Pelaksanaan dan Penatausahaan dijelaskan bahwa penetapan penerima hibah didasarkan pada APBD/perubahan APBD dan penjabaran APBD/penjabaran perubahan APBD, daftar penerima hibah ditetapkan oleh Gubernur disertai besaran uang, barang, dan/atau jasa yang akan dihibahkan dengan Keputusan Gubernur, daftar penerima hibah sebagaimana dijadikan dasar penyaluran/penyerahan hibah dan disampaikan kepada penerima hibah melalui SKPD terkait. Setiap pemberian hibah dituangkan dalam NPHD yang ditandatangani bersama Gubernur dan penerima hibah. NPHD memuat ketentuan mengenai:

  a. pemberi dan penerima hibah;

  b. tujuan pemberian hibah;

  c. besaran/rincian penggunaan hibah yang akan diterima;

  d. hak dan kewajiban;

  e. tata cara penyaluran/penyerahan hibah; dan f. tata cara pelaporan hibah. Dalam penandatanganan NPHD Gubernur dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani NPHD, Penunjukan pejabat disiapkan oleh Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah untuk ditetapkan dengan Keputusan Gubernur . Pejabat yang ditunjuk adalah sebagai berikut :

  a. Asisten Sekretariat Daerah sesuai dengan Biro yang dikoordinasikan; atau b. Pengguna Anggaran.

  Peraturan Gubernur Banten Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Hibah diubah dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Standar Operasional Prosedur

  7

  Pengendalian Pelaksanaan Hibah Dan Bantuan Sosial Pemerintah Provinsi Banten. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, BUMD, Badan, Lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang- undangan yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah.

  Dana Hibah di Provinsi Banten yang di kelola oleh salah satu SKPD di Provinsi Banten yaitu Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, dimana dana hibah ini dialokasikan di wilayah yang ada di Provinsi Banten yaitu 4 (empat) Kabupaten dan 4 (empat) Kota, diantaranya Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan. Pada pelaksanaannya dalam Anggaran Dana Hibah pada tahun 2015 dan 2016 yang di tetapkan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten terdapat perbedaan di salah satu wilayah yaitu Kabupaten Serang, dalam hal ini tercantum dalam tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1 Jumlah Penerima Dana Hibah di Kabupaten Serang Tahun 2015 dan

  

2016

Anggaran Yang Tahun Jumlah Penerima Hibah Keluar

  2015

  9 Lembaga/Yayasan 680.000.000

  8

  2016

  21 Lembaga/Yayasan 2.685.000.000 (Sumber: Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten)

  Dalam data diatas adanya peningkatan dalam jumlah penerima dana hibah di Kabupaten Serang, ditahun 2016 sangat besar dibandingkan dengan tahun 2015, selisih dari tahun 2015 dan tahun 2016 sebesar 2.005.000.000 karena perbedaan pemohon dana hibah menjadi anggaran di tahun 2015 dan tahun 2016 berbeda, jumlah dana hibah tersebut yang di keluarkan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Penelitian ini peneliti hanya fokus dalam penerima Dana Hibah pada tahun 2016 karena adanya Peraturan Gubernur yang merubah persyaratan yang sangat mendukung dan sangat spesifik dalam pengelolaan Dana Hibah.

  Dalam hal ini pemerintah Provinsi Banten menetapkan penerima Bantuan Dana Hibah salah satunya di Kabupaten Serang yang di tangani oleh Biro Kesra Sekretariat Daerah Provinsi Banten menetapkan penerima Dana Hibah tahun anggaran 2016 yang berbadan hukum, Lembaga/Yayasan tersebut mengajukan permohonan dana hibah sebagai pembangunan fisik.

  Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di temukan permasalah dalam Pengelolaan Dana Hibah Provinsi Banten (Studi Kasus di Kabupaten Serang Provinsi Banten) sebagai berikut :

  Pertama, Kurangnya Koordinasi dari Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan pihak Lembaga/Yayasan yaitu bagaimana Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten harus mempunyai

  9

  target atau sebuah proses atau kegiatan demi mencapai tujuan bersama Antara Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dengan Lembaga/Yayasan, maka dari itu akan adanya sinkronisasi atau penyelarasan Antara Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dengan Lemabag/Yayasan secara tertib dan teratur dalam batasan waktu. Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten yaitu Bapak Irvan Santoso S,Hut, MM beliau menyatakan bahwa :

  ”dana hibah tahun 2016 yang ditotalkan jumlah calon penerima dana hibah 75 Lembaga/Yayasan dana hibah tahun 2016 sudah semuanya keluar, bagi pihak Lembaga/Yayasan yang sudah mendaftar sebagai calon penerima hibah harus mengajukan proposal pencairan, tetapi kebanyakan Lembaga/Yayasan tidak ingin cepat mengajukan proposal pencairan dana hibah tersebut, ingin dana hibah tersebut cepat cair tanpa adanya proses yang sudah di tentukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)” (Selasa, 20 Desember 2016, Pukul 19:30).

  Penjelasan dari pernyataan hasil wawancara tersebut bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada di dalam SKPD harus di selesaikan terlebih dahulu untuk pencairan dana hibah, tidak halnya Lembaga/Yayasan hanya menerima dana hibah tersebut dipakai cuma-cuma dan tidak ada kontribusi yang baik dalam penggunaan anggaran tersebut.

  Berdasarkan fakta di lapangan melalui wawancara peneliti terdapat perbedaan dengan salah satu penerima dana hibah yaitu Bapak H.Iim Kepala Yayasan Madrasah Diniyah Awaliyah Darul Ihsan beliau menyatakan bahwa :

  “saya sudah mengajukan proposal pencairan sejak tim survei dari Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten memberitahu bahwa Lembaga/Yayasan saya akan menerima dana hibah sebesar 150 juta, dan proposal

  10

  pencairan tersebut bila ada kesalahan sudah saya perbaiki proposalnya sesuai permintaan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten. Terdapat Lembaga/Yayasan saya tidak bisa menerima dana hibah, dengan alasan nama Lembaga/Yayasan saya itu ada yang salah, bila alasan tersebut kami bisa perbaiki dengan sebaik-baiknya jika perlu, akan tetapi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten tidak memperjelas kelanjutannya bagaimana yang harus saya lakukan” (Jumat, 23 Desember 2016, Pukul 09:30).

  Penjelasan dari pernyataan hasil wawancara tersebut bahwa Lembaga/Yayasan yang menerima dana hibah tidak diberikan alasan yang jelas dan koordinasi yang jelas mengenai prosedur pencairan yang seharusnya oleh Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten, dan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten tidak ingin memperjelas apa saja yang salah dalam proposal pencairan terbsebut, dalam permaslaahan tersebut membuat Lembaga/Yayasan berfikir negatif terhadap Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten.

  Kedua, Kurangnya Sosialisasi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan dimana sosialisasi disini Lembaga/Yayasan membutuhkan keterbukaan dari Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi Banten bagaimana proses dana hibah yang sedang berjalan, contohnya kekurangan harus segera di informasikan kepada Lembaga/Yayasan, kekurangan disini yaitu seperti SOP yang berubah – ubah dan proses pencairan dana hibah tidak segera di informasikan kepada pihak Lembaga/Yayasan, karena banyaknya Lembaga/Yayasan sendiri mengajukan bantuan dana hibah melalui DPRD Provinsi Banten maka dari itu Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi Banten harus selalu update dalam perubahan proses dana hibah. Dalam hasil wawancara dengan Staf di Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi

  11

  Banten sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yaitu Bapak Iman Sentosa, SE beliau menyatakan bahwa : “Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi Banten dan lembaga yang menerima Dana Hibah melakukan berita acara, sesuai dengan perundang- undangan, penerima Dana Hibah yang sudah menerima Dana Hibah harus menyerahkan LPJ (laporan pertanggungjawaban) atas penerimaan Dana Hibah, lembaga yang sudah menerima Dana Hibah Tahun Anggaran 2016 yaitu Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) sebesar 30 Milliar dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) sebesar 15 Milliar dan semua Anggaran Dana Hibah Tahun 2016 ini sudah turun semua ”. (Jum’at, 2 Desember 2016, Pukul : 14:00).

  Penjelaasan pernyatan tersebut diatas bahwa penerima Dana Hibah harus memenuhi persyaratan untuk menerima Dana Hibah, dan bahwa tahun anggaran 2016 untuk Dana Hibah semua sudah turun dan diterima oleh lembaga yang sudah di tentukan oleh pihak Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi Banten.

  Penjelasan dari pernyataan hasil wawancara tersebut belum tersosialisasi dengan optimal kepada penerima dana hibah atau oleh pemohon dana hibah. Sehingga kurangnya sosialisasi terhadap Lembaga/Yayasan membuat pihak Lembaga/Yayasan tidak tahu adanya pencairan Dana Hibah di tahun 2016 yang sudah Yayasan ajukan proposal pencairan Dana Hibah kepada Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi Banten.

  Ketiga, Adanya Lembaga/Yayasan yang tidak tahu bahwa nama Lembaga/Yayasan tersebut tercantum di daftar penerima Dana Hibah, dalam hal ini bahwa bagaimana banyaknya pihak Lembaga/Yayasan mengajukan permohonan dana hibah melalui DPRD Provinsi Banten, maka dari itu pihak DPRD Provinsi Banten dan Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

  12

  Provinsi Banten harus meningkatkan sistem koordinasi dan sosialisasi terhadap Lembaga/Yayasan, sehingga tidak menimbulkan permasalahan. Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu penerima Dana Hibah yang ada di list penerima Dana Hibah di Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten Tahun 2016, salah satu penerima dana hibah tersebut yang tercantum yaitu Bapak H. Murtado Kepala Lembaga/Yayasan Madarijul Ulum Madrasah Diniyah Awaliyah Madarijul 'Ulum beliau menyatakan bahwa :

  “berdirinya Lembaga/Yayasan ini sudah 8 tahun dengan adanya murid- murid madrasah yang sangat lumayan banyak dari beberapa kampung, pembangunan madrasah ini hampir menghabiskan biaya sudah habis kurang lebih 900 juta itu semua dari donatur-donatur keluarga saja, dari pemerintah sepeserpun belum pernah menerima dana bantuan apapun” (Selasa, 8 November 2016, Pukul 14:00).

  Penjelasan dari pernyataan hasil wawancara tersebut bahwa Lembaga/Yayasan tersebut tidak tahu bahwa Lembaga/Yayasan tersebut tercantum dalam list penerima Dana Hibah tahun 2016. Akan tetapi bila namanya tercantum dalam list penerima dana hibah berarti Lembaga/Yayasan tersebut mengajukan proposal Dana Hibah kepada Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi Banten.

  Keempat, Adanya Pungutan Liar terhadap Lembaga/Yayasan yang menerima Dana Hibah dalam hal ini banyaknya pihak ketiga yang selalu ikut serta dalam proses dana hibah seperti LSM atau pihak Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi Banten . Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Yayasan AL-Fathir sebagai penerima dana hibah yaitu Bapak Mustopa Idris beliau menyatakan bahwa :

  13

  “Alhamdulillah adanya bantuan dana hibah tersebut, kelas-kelas yang sudah rapih yang sudah layak dipergunakan untuk ngajar mengajar, tetapi banyak masalah dalam proses pencairannya itu banyak pihak-pihak yang minta bagian uang tersebut padahal uang tersebut untuk pembangunan yayasan, ya namanya juga banyak yang tahu dalam prosesnya jadi banyak yang minta ini itu, ya kaya dari staf pegawai kesranya juga ada yang minta, dari LSM juga ada. Mau gimana lagi kalau tidak dikasih tidak enak. Ya mungkin saya hanya menerima 80% saja, ya saya sih tidak apa-apa mungkin sudah begitu keadaannya ya saya terima saja. (Sabtu, 28 Januari 2017, Pukul 13:30).

  Pernyataan diatas hasil wawancara peneliti bahwa adanya pungutan liar yang ada dalam pencairan dana hibah. Dalam hal ini Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten perlu mengontrol langsung Lembaga/Yayasan yang menerima dana hibah, sehingga tidak adanya pungutan liar seperti itu.

  Berdasarkan permaslahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam yang dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah berupa skripsi mengenai : Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten.

1.2 Identifikasi Masalah

  Melihat dari latar belakang masalah di atas peneliti menyimpulkan identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

  1. Kurangnya Koordinasi dari Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan pihak Lembaga/Yayasan dalam proses proposal pencairan Dana Hibah.

  2. Kurangnya Sosialisasi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan.

  14

  3. Adanya Lembaga/Yayasan yang tidak tahu bahwa nama Lembaga/Yayasan tersebut tercantum di daftar penerima Dana Hibah.

4. Adanya Pungutan Liar terhadap Lembaga/Yayasan yang menerima Dana Hibah.

1.3 Rumusan Masalah

  1. Bagaimana Koordinasi dari Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dan pihak Lembaga/Yayasan dalam proses proposal pencairan Dana Hibah?.

  2. Bagaimana Sosialisasi Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan?.

  3. Bagaimana pihak Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten terhadap Lembaga/Yayasan yang tidak tahu bahwa nama Lembaga/Yayasan tersebut tercantum di daftar penerima Dana Hibah?.

4. Bagaimana pihak Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

  Provinsi Banten terhadap adanya Pungutan Liar kepada Lembaga/Yayasan yang menerima Dana Hibah?.

1.4 Tujuan Penelitian

  Dalam melakukan penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten.

  15

1.5 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1.5.1 Teoritis

  1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembang Ilmu Administrasi Negara dan pemecahan permasalahan administrasi khususnya Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten.

  2. Untuk menambah wawasan peneliti mengenai Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten.

  1.5.2 Praktis

  Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembang ilmu pengetahuan terutama mengenai Efektivitas Pengelolaan Pemberian Hibah di Kabupaten Serang Provinsi Banten.

  1. Bagaimana Penanganan Penerima Dana Hibah dengan baik.

  2. Para pembaca yang berminat untuk bahan informasi dasar yang dapat di kembangkan menjadi bahan penelitian lebih lanjut yang lebih mendalam.

  3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pikiran dalam rangka Penanganan Penerima Dana Hibah dengan baik.

  16

  4. Diharapkan dapat menambah perbendaharaan kepustakaan yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi penulis dan pembaca yang berminat dalam penelitian yang sama.

1.6 Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan ini menjelaskan :

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah

  Latar belakang masalah menjelaskan mengapa peneliti mengambil judul penelitian tersebut, juga menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti yang tentunya relevan dengan judul yang diambil. Materi dari uraian ini, dapat bersumber dari hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar ilmiah, hasil pengamatan, pengalaman pribadi, dan intuisi logik. Latar belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas, faktual dan logik.

  1.2 Identifikasi Masalah

  Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variable yang akan diteliti.

  Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi pendahuluan pada objek yang diteliti, observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi.

  17

  1.3 Rumusan Masalah

  Bagian ini, peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit secara tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar belakang masalah.

  1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah.

  1.5 Manfaat Penelitian

  Menggambarkan tentang manfaat penelitian baik secara praktis maupun teoritis.

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

  Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan masalah.

  18

  2.2 Kerangka Berpikir

  Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca.

  2.3 Asumsi Dasar Penelitian

  Menyajikan prediksi penelitian yang akan dihasilkan sebagai hipotesa kerja yang mendasari penulisan sebagai landasan awal penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metode Penelitian

  Bagian ini menguraikan tentang tipe/pendekatan penelitian, yaitu : survei (deskriptif analistis, eksplanatory, eksperimental atau teknik kuantitatif dan kualitatif lain).

  3.2 Fokus penelitian

  Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan.

  3.3 Lokasi Penelitian Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan.

  3.4 Instrumen Penelitian

  19

  Bagian ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah peneliti itu sendiri.

  3.5 Informan Penelitian

  Bagian ini menjelaskan tentang orang yang dijadikan sumber untuk mendapatkan data dan sumber yang diperlukan dalam penelitian. Dapat diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi penelitian, dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling.

  3.6 Teknik Pengumpulan Data

  Menguraikan teknik pengumpulan data hasil penelitian dan cara menganalisis yang telah diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data sesuai dengan sifat data yang diperoleh, melalui pengamatan, wawancara, dokumentasi dan bahan-bahan visual.

  3.7 Teknik Analisis Data

  Bagian ini menggambarkan tentang proses penyederhanaan data ke dalam formula yang sederhana dan mudah dibaca serta mudah diinterpretasi, maksudnya analisis data di sini tidak saja memberikan kemudahan interpretasi, tetapi mampu memberikan kejelasan makna dari setiap fenomena yang diamati, sehingga implikasi yang lebih luas dari hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan simpulan akhir penelitian.

  Analisis data dapat dilakukan melalui pengkodean dan berdasarkan kategorisasi data.

  20