KINERJA RANGKAK PADA BALOK BETON SANDWICH DENGAN ISIAN BETON RINGAN CAMPURAN STYROFOAM (CEMENT EPS SANDWICH PANEL - Unika Repository

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

  Pengujian kinerja rangkak pada balok beton sandwich dilakukan terhadap sejumlah benda uji dengan pembebanan yang bekerja arah transversal. Benda uji yang digunakan ada dua tipe yaitu balok tunggal dan balok ganda. Benda uji diletakkan secara horizontal dan vertikal untuk mengetahui pengaruh lendutan akibat pembebanan. Dalam penelitian ini, jumlah duplikasi yang digunakan untuk masing-masing tipe benda uji adalah tiga sampel.

  Benda uji telah diberi kode masing-masing untuk mempermudah pencatatan dan analisis data. Benda uji yang berupa balok tunggal dengan posisi pengujian horizontal diberi kode RH-S diikuti nomor urut benda uji. Benda uji yang berupa balok ganda dengan posisi pengujian horizontal diberi kode RH-D diikuti nomor urut benda uji. Benda uji yang berupa balok tunggal dengan posisi pengujian vertikal diberi kode RV- S diikuti nomor urut benda uji. Benda uji yang berupa balok ganda dengan posisi pengujian vertikal diberi kode RV-D diikuti nomor urut benda uji. Dari pengujian rangkak terhadap beberapa benda uji balok beton sandwich, diperoleh rekapitulasi data seperti yang disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:

  28 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  29 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  42

  34

  64 RV-D02 20,15 1,01 0,01 12,50 0,12 0,80 0,01 7,05 718,90 7,19 733,21 0,82 02 : 42 : 15 49,5 50,5 RV-D03 21,66 1,01 0,01 12,50 0,12 0,80 0,01 5,22 532,29 5,36 546,60 0,75 02 : 39 : 02

  36

  63 RV-D01 20,52 1,01 0,01 12,50 0,12 0,80 0,01 8,32 848,06 8,46 862,37 0,91 02 : 49 : 19

  37

  64 RV-S03 11,09 1,01 0,01 12,50 0,12 0,80 0,01 6,19 631,20 6,33 645,51 1,18 02 : 13 : 44

  36

  58 RV-S02 10,03 1,01 0,01 12,50 0,12 0,80 0,01 4,84 493,85 4,98 508,16 0,60 02 : 02 : 24

  37 RV-S01 9,87 1,01 0,01 12,50 0,12 0,80 0,01 5,48 558,56 5,62 572,87 0,64 02 : 11 : 40

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  63

  41 RH-D02 20,52 1,01 0,01 12,50 0,12 2,89 0,03 4,84 493,54 5,00 509,94 1,25 02 : 38 : 26 51,5 48,5 RH-D03 20,44 1,01 0,01 12,50 0,12 2,89 0,03 4,24 432,36 4,40 448,76 0,98 02 : 33 : 52

  59

  59 RH-D01 21,07 1,01 0,01 12,50 0,12 2,89 0,03 4,54 463,20 4,70 479,60 0,72 02 : 34 : 36

  41

  59 RH-S02 10,81 1,01 0,01 12,50 0,12 3,03 0,03 3,21 326,96 3,37 343,50 2,24 02 : 01 : 56 42,5 57,5 RH-S03 11,27 1,01 0,01 12,50 0,12 3,03 0,03 4,11 418,90 4,27 435,44 2,14 02 : 02 : 50

  41

  Berat LC (kg) Berat LC (kN) Berat Tumpuan (kg) Berat Tumpuan (kN) Berat Penopang LC (kg) Berat Penopang LC (kN) P MAX (kN) P MAX (kg) P TOTAL (kN) P TOTAL (kg) Kiri Kanan RH-S01 10,91 1,01 0,01 12,50 0,12 3,03 0,03 4,34 442,76 4,50 459,30 2,84 02 : 03 : 04

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Kinerja Rangkak Balok Beton Sandwich

  66 KODE BERAT SAMPLE (kg) BEBAN TAMBAHAN P MAX P TOTAL δ MAX (mm) LAMA PENGUJIAN POSISI RETAK (cm)

  30

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  Data lendutan yang diperoleh dari bacaan data logger memiliki range yang cukup besar karena pembacaan dilakukan secara otomatis setiap dua detik. Oleh karena itu, data hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik.

4.2 Pembahasan

  Dari data yang diperoleh maka dapat digambarkan grafik hubungan lendutan terhadap waktu. Grafik yang disajikan merupakan grafik dengan dua sumbu vertikal yang berbeda, yaitu sumbu vertikal kiri dan sumbu vertikal kanan. Sumbu vertikal kiri menunjukkan lendutan yang terjadi dan sumbu vertikal kanan menunjukkan beban yang dikenakan pada benda uji. Grafik tersebut menampilkan perubahan lendutan yang terjadi pada benda uji ketika diberi beban konstan dalam waktu dua jam.

Gambar 4.1 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji

  RH-S01 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,08 mm sampai dengan 2,5 mm. Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RH-S01 mampu menahan beban maksimum sebesar 4,50 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 2,84 mm.

Gambar 4.2 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji

  RH-S02 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,06 mm sampai dengan 2,20 mm. Setelah dua jam, benda uji diberi beban dengan laju pembebanan 100 N setiap

  Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  31

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  menit untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RH-S02 mampu menahan beban maksimum sebesar 3,37 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 2,24 mm.

  Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  4.2.1 Analisis Pengujian Kinerja Rangkak Balok Tunggal Gambar 4.1. Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji RH-S01

  32 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.2. Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji RH-S02

  33 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.3. Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji RH-S03

  34 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  35

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.3 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji

  RH-S03 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,02 mm sampai dengan 1,94 mm. Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RH-S03 mampu menahan beban maksimum sebesar 4,27 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 2,14 mm.

Gambar 4.4 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada ketiga benda uji tipe balok tunggal yang diuji dalam posisi horizontal terhadap waktu

  pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Pada Gambar 4.4 diketahui bahwa benda uji RH-S03 mengalami perubahan lendutan yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan kedua benda uji lainnya sampai dengan menit ke-50. Selama beban konstan 3 kN bekerja selama 2 jam terhadap masing-masing sampel, benda uji RH-S02 menunjukkan perubahan lendutan yang cukup cepat dan cukup signifikan.

  Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Dari ketiga sampel, benda uji RH-S01 mengalami lendutan yang paling besar dan mampu menahan beban lebih besar dibandingkan dua sampel lainnya yang diberi perlakuan sama.

  Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.4. Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji Balok Tunggal Horizontal

  36 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  37

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  Selain dibebani dalam posisi horizontal, benda uji balok tunggal juga dibebani dalam posisi vertikal. Tujuannya adalah untuk mengamati perubahan lendutan yang terjadi akibat beban konstan apabila balok beton sandwich dipasang dalam posisi vertikal pada sebuah konstruksi. Dari pengujian benda uji secara vertikal maka dapat digambarkan grafik hubungan lendutan terhadap waktu.

Gambar 4.5 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji

  RV-S01 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,4 mm.

  Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RV-S01 mampu menahan beban maksimum sebesar 5,62 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 0,64 mm.

  Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.5. Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji RV-S01

  38 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.6. Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji RV-S02

  39 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.7. Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji RV-S03

  40 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  41

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.6 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji

  RV-S02 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,52 mm.

  Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RV-S02 mampu menahan beban maksimum sebesar 4,98 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 0,60 mm.

Gambar 4.7 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji

  RV-S03 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,84 mm.

  Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RV-S03 mampu menahan beban maksimum sebesar 6,33 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 1,18 mm.

  Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.8. Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji Balok Tunggal Vertikal

  42 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  43

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.8 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada ketiga benda uji tipe balok tunggal yang diuji dalam posisi vertikal terhadap waktu pengujian.

  Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Pada Gambar 4.8 diketahui bahwa benda uji RV-S01 mengalami perubahan lendutan yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan kedua benda uji lainnya sampai dengan menit ke-65. Selama beban konstan 3 kN bekerja selama 2 jam terhadap masing-masing sampel, benda uji RV-S03 menunjukkan perubahan lendutan yang cukup cepat dan cukup signifikan.

  .

  Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

4.2.2 Analisis Pengujian Kinerja Rangkak Balok Ganda

Gambar 4.9. Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji RH-D01

  44 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  45

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  Selain balok beton sandwich tunggal, dilakukan juga pengujian pada balok beton sandwich ganda yang merupakan dua balok tunggal yang direkatkan. Pengujian rangkak balok ganda juga dilakukan dalam posisi horizontal dan posisi vertikal.

Gambar 4.9 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RH-

  D01 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,6 mm.

  Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RH-D01 mampu menahan beban maksimum sebesar 4,70 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 0,72 mm.

  Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.10. Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji RH-D02

  46 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  47

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.10 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RH-D02 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani

  beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,8 mm.

  Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RH-D02 mampu menahan beban maksimum sebesar 5,00 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 1,25 mm.

Gambar 4.11 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RH-D03 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani

  beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,02 mm sampai dengan 0,92 mm.

  Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RH-D03 mampu menahan beban maksimum sebesar 4,40 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 0,98 mm.

  Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.11. Hubungan Beban (kN) dan Lendutan (mm) Benda Uji RH-D03

  48 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel) Gambar 4.12.

   Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji Balok Ganda Horizontal

  49 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  50

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.12 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada ketiga benda uji tipe balok ganda yang diuji dalam posisi horizontal terhadap waktu pengujian.

  Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Pada Gambar 4.12 diketahui bahwa ketiga benda uji mengalami perubahan lendutan yang cenderung kecil sampai dengan menit ke-50. Selama beban konstan 3 kN bekerja selama 2 jam terhadap masing-masing sampel, ketiga benda uji menunjukkan respon perubahan lendutan yang cenderung sama dalam arti bertambah terhadap waktu. Benda uji RH-D02 mengalami lendutan lebih besar dibandingkan dengan kedua benda uji lainnya selama pembebanan konstan.

  Selain dibebani dalam posisi horizontal, benda uji balok ganda juga dibebani dalam posisi vertikal. Tujuannya adalah untuk mengamati perubahan lendutan yang terjadi akibat beban konstan apabila balok beton sandwich dipasang dalam posisi vertikal pada sebuah konstruksi. Dari pengujian benda uji secara vertikal maka dapat digambarkan grafik hubungan lendutan terhadap waktu.

  Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel) Gambar 4.13.

   Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji RV-D01

  51 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  52

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.13 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RV-D01 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani

  beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,02 mm sampai dengan 0,36 mm.

  Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RV-D01 mampu menahan beban maksimum sebesar 8,46 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 0,91 mm.

Gambar 4.14 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RV-D02 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani

  beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,04 mm sampai dengan 0,68 mm.

  Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RV-D02 mampu menahan beban maksimum sebesar 7,19 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 0,82 mm.

  Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel) Gambar 4.14.

   Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji RV-D02

  53 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel) Gambar 4.15.

   Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji RV-D03

  54 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  55

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.15 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada benda uji RV-D03 terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani

  beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Lendutan yang terjadi selama dua jam dengan beban konstan 3 kN adalah antara 0,08 mm sampai dengan 0,54 mm.

  Setelah dua jam, beban yang dikenakan pada benda uji ditingkatkan setiap 100 N untuk mencapai beban maksimum yang mampu ditahan dan lendutan maksimum yang dialami oleh benda uji. Benda uji RV-D03 mampu menahan beban maksimum sebesar 5,36 kN dan lendutan maksimum yang dicapai adalah sebesar 0,75 mm.

  Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel) Gambar 4.16.

   Hubungan Lendutan (mm) dan Waktu (detik) Benda Uji Balok Ganda Vertikal

  56 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  57

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

Gambar 4.16 menunjukkan hubungan antara lendutan yang terjadi pada ketiga benda uji tipe balok ganda yang diuji dalam posisi vertikal

  terhadap waktu pengujian. Pada beberapa menit awal, benda uji dibebani beban secara bertahap dengan laju pembebanan 50-100 N per menit. Pertambahan beban ini dilakukan hingga benda uji mulai menunjukkan perubahan lendutan. Beban konstan sebesar 3 kN yang dikenakan pada benda uji secara konstan selama dua jam mengakibatkan benda uji mengalami perubahan lendutan. Pada Gambar 4.16 diketahui bahwa ketiga benda uji mengalami perubahan lendutan yang cenderung kecil sampai dengan menit ke-25. Selama beban konstan 3 kN bekerja selama 2 jam terhadap masing-masing sampel, ketiga benda uji menunjukkan respon perubahan lendutan yang cenderung sama dalam arti bertambah terhadap waktu dan cukup besar. Benda uji RV-D02 mengalami lendutan lebih besar dibandingkan dengan kedua benda uji lainnya selama pembebanan konstan.

  Dari data dan grafik yang sudah dihasilkan dari pengujian rangkak, maka dapat diperoleh pula persentase perubahan lendutan pada benda uji yang diberikan beban konstan 3 kN selama 2 jam. Perhitungan persentase lendutan masing-masing benda uji diperoleh dari perbandingan antara selisih lendutan yang terjadi selama dua jam terhadap ketebalan awal masing-masing benda uji.

  

Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  58

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  

Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

Tabel 4.2. Persentase Perubahan Lendutan Selama Dua Jam Tanpa

  Penambahan Beban

  KODE BENDA UJI KETEBALAN BENDA UJI (t) , mm LENDUTAN SELAMA DUA JAM (mm) % PERUBAHAN LENDUTAN P MAKS (kN) LENDUTAN MAKS (mm) Awal Akhir RH-S01 75 0,08 2,5 3,23% 4,50 2,84 RH-S02

  75 0,08 2,2 2,83% 3,37 2,24 RH-S03 75 0,02 1,94 2,56% 4,27 2,14 RH-D01 150 0,04 0,6 0,37% 4,70 0,72

  RH-D02 150 0,04 0,8 0,51% 5,00 1,25 RH-D03 150 0,02 0,92 0,60% 4,40 0,98 RV-S01 200 0,04 0,4 0,18% 5,62 0,64 RV-S02 200 0,04 0,52 0,24% 4,98 0,60 RV-S03 200 0,04 0,84 0,40% 6,33 1,18 RV-D01 200 0,02 0,36 0,17% 8,46 0,91 RV-D02 200 0,04 0,68 0,32% 7,19 0,82 RV-D03 200 0,08 0,54 0,23% 5,36 0,75

  Dari Tabel 4.2. diketahui bahwa perubahan lendutan yang relatif kecil adalah pada benda uji yang diuji dalam posisi vertikal. Maka dapat dikatakan bahwa rangkak yang terjadi pada benda uji dengan posisi vertikal nilainya kecil. Dengan mempertimbangkan beban maksimum yang dapat ditahan dan lendutan maksimum yang dialami benda uji, maka benda uji balok ganda yang diuji secara vertikal memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan benda uji tipe lainnya. Benda uji balok ganda yang diuji secara vertikal mampu menahan beban lebih besar dan lendutan maksimum yang terjadi lebih kecil dibandingkan benda uji lainnya.

  59

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

4.3 Hasil Pengamatan

4.3.1 Pola Retak Balok Tunggal Horizontal

  

Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  Benda uji mengalami retak hingga patah selama proses pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini. Kerusakan masing-masing benda uji terjadi setelah mencapai beban maksimum. Benda uji tidak memiliki tulangan sehingga meskipun kerusakan ditandai dengan muncul retakan, benda uji patah secara tiba-tiba.

  Benda uji RH-S01 mengalami patah setelah mencapai beban maksimum 4,50 kN dalam waktu pengujian selama 2 jam 3 menit 4 detik. Titik patah pada benda uji RH-S01 terletak pada 41 cm dari kiri dan 59 cm dari kanan dan ditunjukkan pada Gambar 4.17.

Gambar 4.17. Tampak Atas Benda Uji RH-S01 Setelah PengujianGambar 4.18. Patah yang Terjadi pada Benda Uji RH-S01

  60

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  4.3.2 Pola Retak Balok Tunggal Vertikal

  Benda uji RV-S01 mengalami patah setelah mencapai beban maksimum 5,62 kN dalam waktu pengujian selama 2 jam 11 menit 40 detik. Titik patah pada benda uji RV-S01 terletak pada 42 cm dari kiri dan 58 cm dari kanan dan ditunjukkan pada Gambar 4.19.

Gambar 4.19. Tampak Atas Benda Uji RV-S01 Setelah PengujianGambar 4.20. Patah yang Terjadi pada Benda Uji RV-S01

  4.3.3 Pola Retak Balok Ganda Horizontal

  Benda uji RH-D02 mengalami patah setelah mencapai beban maksimum 4,70 kN dalam waktu pengujian selama 2 jam 34 menit 36 detik. Titik patah pada benda uji RH-D02 terletak pada

  

Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  61

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  51,5 cm dari kiri dan 48,5 cm dari kanan dan ditunjukkan pada Gambar 4.21.

Gambar 4.21. Tampak Atas Benda Uji RH-D02 Setelah PengujianGambar 4.22. Patah yang Terjadi pada Benda Uji RH-D02

4.3.4 Pola Retak Balok Ganda Vertikal

  Benda uji RV-D01 mengalami patah setelah mencapai beban maksimum 8,46 kN dalam waktu pengujian selama 2 jam 49 menit 19 detik. Titik patah pada benda uji RV-D01 terletak pada 36 cm dari kiri dan 64 cm dari kanan dan ditunjukkan pada Gambar 4.23.

  

Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  62

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  

Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

Gambar 4.23. Tampak Atas Benda Uji RV-D01 Setelah PengujianGambar 4.24. Patah yang Terjadi pada Benda Uji RV-D01

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

  Dari pengujian rangkak yang dilakukan terhadap seluruh benda uji, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Pada balok beton sandwich tunggal, perubahan lendutan yang lebih signifikan adalah pada benda uji yang diuji dengan posisi horizontal.

  Pada benda uji yang diuji secara horizontal, lendutan yang dialami lebih dari 2 mm.

  2. Pada balok beton sandwich ganda, tidak ada perbedaan yang signifikan dari data perubahan lendutan yang dihasilkan, baik jika diuji secara horizontal maupun diuji secara vertikal. Lendutan yang dialami oleh benda uji balok ganda yang diuji secara horizontal maupun vertikal adalah berkisar 1 mm hingga benda uji patah.

  3. Pada balok beton sandwich tunggal yang diuji dalam posisi horizontal, peristiwa rangkak tampak selama dua jam pembebanan konstan sebesar 3 kN. Benda uji mengalami perubahan lendutan tanpa adanya penambahan beban. Perubahan lendutan yang paling signifikan adalah pada benda uji RH-S01 yaitu 0,08 mm sampai 2,5 mm, atau bertambah sebesar 3,23% terhadap ketebalan awal benda uji (t = 75 mm).

  4. Pada balok beton sandwich tunggal yang diuji dalam posisi vertikal, peristiwa rangkak tampak selama dua jam pembebanan konstan sebesar 3 kN. Benda uji mengalami perubahan lendutan tanpa adanya penambahan beban. Perubahan lendutan yang paling signifikan adalah pada benda uji RV-S03 yaitu 0,04 mm sampai 0,84 mm, atau bertambah sebesar 0,40% terhadap ketebalan awal benda uji (t = 200 mm).

  5. Pada balok beton sandwich ganda yang diuji dalam posisi horizontal, peristiwa rangkak tampak selama dua jam pembebanan konstan sebesar 3 kN. Benda uji mengalami perubahan lendutan tanpa adanya

  63 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  64

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  

Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  penambahan beban. Perubahan lendutan yang paling signifikan adalah pada benda uji RH-D03 yaitu 0,02 mm sampai 0,92 mm, atau bertambah sebesar 0,60% terhadap ketebalan awal (t = 150 mm).

  6. Pada balok beton sandwich ganda yang diuji dalam posisi vertikal, peristiwa rangkak tampak selama dua jam pembebanan konstan sebesar 3 kN. Benda uji mengalami perubahan lendutan tanpa adanya penambahan beban. Perubahan lendutan yang paling signifikan adalah pada benda uji RV-D02 yaitu 0,04 mm sampai 0,68 mm, atau bertambah sebesar 0,32% terhadap ketebalan awal (t = 200 mm).

  7. Perubahan lendutan yang relatif kecil adalah pada benda uji yang diuji dalam posisi vertikal. Maka dapat dikatakan bahwa rangkak yang terjadi pada benda uji dengan posisi vertikal nilainya kecil. Dengan mempertimbangkan beban maksimum yang dapat ditahan dan lendutan maksimum yang dialami benda uji, maka benda uji balok ganda yang diuji secara vertikal memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan benda uji tipe lainnya. Benda uji balok ganda yang diuji secara vertikal mampu menahan beban lebih besar dibandingkan benda uji tipe lainnya, yaitu 5 – 8,5 kN. Dan lendutan maksimum yang terjadi, yaitu 0,75 – 0,91 mm, lebih kecil dibandingkan benda uji lainnya.

5.2 Saran

  Berdasarkan pelaksanaan dan hasil yang didapatkan dari penelitian “Kinerja Rangkak pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran

  Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel), beberapa saran yang dapat

  disampaikan bagi penelitian-penelitian rangkak pada balok di masa yang akan datang antara lain: a. Pada penelitian ini digunakan alat uji loading frame sistem hidrolik sebagai modifikasi mekanisme pembebanan terhadap benda-benda uji rangkak. Diharapkan untuk penelitian berikutnya dapat lebih mengacu ke ASTM C480, di mana pembebanan menggunakan lever (tuas) system.

  65

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  b. Diharapkan sebelum melakukan pengujian mekanis terhadap balok beton sandwich, dilakukan penelitian material-material penyusun beton

  sandwich isian styrofoam.

  c. Untuk pengamatan peristiwa rangkak lebih lanjut, maka beban konstan yang digunakan untuk penelitian bisa dikurangi besarnya dengan waktu pengujian yang lebih lama sehingga dapat diketahui kecenderungan perubahan lendutan dapat diamati secara lebih detil.

  d. Beton sandwich memungkinkan untuk digunakan sebagai dinding struktural dan dengan diberi sedikit beban. Namun, untuk meminimalisir kerusakan, beban yang diberikan kecil. Struktur ini mampu menahan beban sebesar 150 kg, selebihnya ditanggung oleh balok dan kolom yang dipasang di sekeliling dinding.

  

Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

Yohanna Ariesta – 15.B1.0093

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

DAFTAR PUSTAKA

  ASTM C393/C393M. Standard Test Method for Core Shear Properties of Sandwich Constructions by Beam Flexure. ASTM C480-99. Standard Test Method for Flexure Creep of Sandwich Constructions.

  Callister, W. D. (2007). Materials Science and Engineering Seventh Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc. Diakses pada 7 November 2017 dari

  

https://abmpk.files.wordpress.com/2014/02/book_maretial-science-

callister.pdf

  Dharma Giri, I. B., Sudarsana, I. K., & Tutarani, N. M. (2008, Januari). Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton dengan Penambahan Styrofoam (Styrocon). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 12, 75-85. Dipetik November 7, 2017. Diakses pada

  7 Juli 2017 dari

  https://ojs.unud.ac.id/index.php/jits/article/view/3480 Dipohusodo, I. (1999). Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia.

  Firdaus. (2013). Perilaku Elemen Beton Sandwich Terhadap Pengujian Geser Murni. Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (hal. 39-46). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Diakses pada 5 Mei 2017 dari

  https://sipil.ft.uns.ac.id/konteks7/prosiding/036S.pdf

  Hongbo Zhu, C. L. (2014). Impact Resistance of A Novel Expanded Polystrene Cement-Based Material. Journal of Wuhan University of Technology-

  Mater.Sci.Ed., 29, 284-290. Diakses pada 10 Juli 2017 dari https://link.springer.com/content/pdf/10.../s11595-014-0909-4.pdf

  IAIMagazine. (2009, December). Reinforced concrete - Expanded Polystrene (EPS) Sandwich Panel. Techno Konstruksi Magazine, hal. 2-5. Diakses pada 10 Juli 2017 dari http://www.b-panel.com/2009-12-reinforced-

  concrete-%E2%80%93-expanded-polystyrene-eps-sandwich-

panelmegatrend-energy-efficient-and-earth-quake-building-material

  Jones, R. M. (1999). Mechanics of Composite Materials (2nd ed.). Philadelphia: Taylor & Francis, Inc. Diakses pada 7 November 2017 dari

  https://soaneemrana.org/onewebmedia/Mechanics%20of%20Composite%2

  0Materials%202nd%20Ed%201999%20BY%20%5BTaylor%20&%20Fra ncis%5D.pdf

  66 Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata

  67

  Tugas Akhir Kinerja Rangkak Pada Balok Beton Sandwich dengan Isian Beton Ringan Campuran Styrofoam (Cement EPS Sandwich Panel)

  Kristiawan, S. (2002). Restrained Shrinkage Cracking of Concrete. Inggris: School of Civil Engineering PhD. Nasser, S. N. (1975). Theory of Creep and Shrinkage In Concrete Structure : A

  Precis of Recent Developments. Dalam Z. P. Bazant, Theory of Creep and Shrinkage In Concrete Structure : A Precis of Recent Developments (Vol.

  II, hal. 1-99). Illinois: Mechanics Today. Diakses pada 6 Juli 2017 dari

  

http://www.civil.northwestern.edu/people/bazant/PDFs/Papers/S2.pdf

  Neville, A. (1981). Properties of Concrete (5th ed.). London: Pitman. Diakses pada

  3 November 2017 dari

  https://igitgeotech.files.wordpress.com/2014/10/properties-of-concrete-by- a-m-neville.pdf

  Samuri. (2010). Pengaruh Rangkak terhadap Kompatibilitas Dimensional Antara Beton Normal dan Repair Material dengan Bahan Tambah Polymer.

  Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Diakses pada 10 Juli 2017 dari

  https://eprints.uns.ac.id/8729/1/132560608201007071.pdf Straalen, I. J. (1998). Comprehensive Overview of Theories for Sandwich Panels.

  Workshop on Modelling of Sandwich Structures and Adhesive Bonded Joints (hal. 71-100). Porto: TNO Bouw.

  Suamita, I. W. (2012). Karakteristik Beton Ringan dengan Menggunakan

  Tempurung Kelapa sebagai Bahan Pengganti Agregat Kasar. Palu:

  Universitas Tadulako. Diakses pada

  9 Juli 2017 dari

  https://www.academia.edu/4763067/KARAKTERISTIK_BETON_RINGA N_DENGAN_MENGGUNAKAN_TEMPURUNG_KELAPA_SEBAGAI _BAHAN_PENGGANTI_AGREGAT_KASAR Winter, G., & Nilson, A. H. (1993). Perencanaan Struktur Beton Bertulang.

  Jakarta: PT Pradnya Paramita.

  

Rilo Hanif Hasbi A – 13.12.0057 Universitas Katolik Soegijapranata