MODEL PENILAIAN PAI.pptx (385Kb)
MODEL PENILAIAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI) Rahayu
Kariadinata
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung
KONSEP PENILAIAN
Penilaian merupakan bagian
dari kegiatan pembelajaran
yang dilakukan untuk
mengetahui pencapaian
kompetensi peserta didik, yang
dilakukan selama dan/atau
akhir pembelajaran
TUJUAN PENILAIAN Menilai kemampuan individual melalui tagihan dan tugas
tertentu Menentukan kebutuhan pembelajaran
Membantu dan mendorong peserta didik
Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang
lebih baik Menentukan strategi pembelajaran
Meningkatkan kualitas pendidikan
PENILAIAN ADALAH PROSES SISTEMATIS MELIPUTI PENGUMPULAN INFORMASI (ANGKA, DESKRIPSI VERBAL), ANALISIS,
INTERPRETASI INFORMASI UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN. PENGERTIAN PENILAIAN
PENGERTIAN-PENGERTIAN
Pengujian terdiri dari sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah
Pengukuran adalah kegiatan yang sistematik
untuk menentukan angka pada objek atau gejala Penilaian adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pencapaian hasil belajar
Evaluasi adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu program
Fokus Penilaian
Keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai Standar Kompetensi yang telah ditentukan selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar.
Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru merupakan ciri dari pendidik yang profesional
PRINSIP PENILAIAN
Valid
Obyektif
Adil
Terbuka
Menyeluruh dan berkesinambungan
Sistematis
Sahih (valid),
yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur;
Objektif,
yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;
Adil,
yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender;
Terbuka,
yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
Menyeluruh dan berkesinambungan ,
yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik;
Sistematis,
yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah- langkah yang baku;
Menggunakan acuan kriteria,
yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan;
INSTRUMEN PENILAIAN
(bentuk PG, isian, uraian, praktik) Observasi – lembar pengamatan
Tes - perangkat tes, berisi butir-butir soal
Penugasan – lembar tugas
Inventori – skala Thurstone, skala Likert,
skala Semantik Penilaian diri – kuesioner
Penilaian antarteman - kuesioner
PENYIAPAN BAHAN PENILAIAN Jenis Penilaian Penilaian Proses:
a. Tes
- - Tes Tertulis (kognitif) - Tes Lisan (kognitif dan afektif ) - Tes Perbuatan (Psikomotor, kognitif): Demonstrasi, Eksperimen
b. Non Tes Penilaian Produk:
- - Laporan - Hasil Karya Individu Kelompo k
A.
ASPEK YANG DIUKUR DALAM PENILAIAN
Aspek Kognitif – Pengetahuan
Aspek Afektif - Sikap
Hasil belajar Ranah kognitif, psikomotor dan afektif
Setiap mata ajar selalu mengandung ketiga
ranah tersebut, namun penekanannya selalu
berbeda.
Mata ajar praktek lebih menekankan pada ranah
psikomotor, sedangkan mata ajar pemahaman
konsep lebih menekankan pada ranah kognitif.
Namun kedua ranah tersebut mengandung ranah
afektifRANAH KOGNITIF Kemampuan berfikir Kemampuan : menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis , mengevaluasi
RANAH KOGNITIF BLOOM TINGKATAN KEMAMPUAN RANAH KOGNITIF BLOOM SINTESIS Merangkai
EVALUASI Mengkritik Menilai Menafsirkan
Merancang Mengatur ANALISIS Memilah Membedakan Membagi PENERAPAN Menghitung Membuktikan Melengkapi PEMAHAMAN Menerangkan Menjelaskan Merangkum PENGETAHUAN Mengingat Menghafal Menyebut
Pengetahuan/Ingatan (Knowledge)
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja Contoh dalam PAI :
1. Peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW terjadi pada tanggal
A. Tanggal 25 Desember
B. Tanggal 10 Muharam
C. Tanggal 27 Rajab
D. Tanggal 17 Ramadhan
(Soal ingatan tentang waktu)
2. Paman Nabi Muhammad SAW sampai menjelang ajalnya tidak mampu mengucapkan dua kalimah syahadat adalah ...
A. Abul Hakam
B. Abi Tholib
C. Ummi Maktum
D. Abdullah bin Ubay
(Soal ingatan tentang nama)
3. Air kencing bayi yang belum makan makanan kecuali ASI disebut najis :
A. Mugalladoh
B. Mutawasitoh
C. Muqorronah
D. Muchoffafah
(Soal ingatan tentang definisi)
4. Sebelum hijrah ke Madinnah, nabi SAW pernah melaksanakan hijrah ke kota :
A. Thoif
B. Bagdad
C. Yaman
D. Tunisia
(Soal ingatan tentang tempat)
Pemahaman (Comprehension)
Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Contoh dalam PAI :
1. Ceritakan peristiwa yang terjadi pada malam Rasullulloh SAW akan hijrah dari Mekkah ke Madinah
(Soal pemahaman tentang menguraikan)
2. Jelaskan dengan singkat perbedaan antara Nabi dan Rosul
(Soal pemahaman tentang membandingkan)
3. Apa yang dimaksud dengan akhlak karimah
(Soal pemahaman tentang menjelaskan)
4. Uraikan isi kandungan yang terdapat dalam Surat Al-Ikhlas
(Soal pemahaman tentang menguraikan atau
menyusun kembali)Penerapan (Application) Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru
Contoh dalam PAI :
1. Ahmad dan Aminah mendapat harta warisan dari orangtuanya yang meninggal sebesar Rp. 1.500.000,-. Menurut hukum waris Islam Aminah mendapat :
A. Rp. 250.000,-
B. Rp. 500.000,-
C. Rp. 750.000,-
D. Rp. 1.000.000,-
(Soal penerapan tentang menerapkan)
2. Berapa zakat mal yang harus dikeluarkan seorang PNS yang berpenghasilan tiap bulan Rp. 2.000.000,- atau satu tahun Rp. 24.000.000,-
(Soal penerapan tentang menyelesaikan)
3. Urutkan secara sistematis sumber Hukum Islam dalam menentukan suatu masalah
(Soal penerapan tentang memprioritaskan)
Analisa (Analysis)
Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab—akibat. Contoh dalam PAI :
1. Kerusakan alam di darat dan di laut akibat perbuatan manusia. Mengapa Islam menganjurkan manusia untuk menjaga kelestarian alam?
(Soal analisis tentang hubungan)
2. Seringkali orang yang durhaka terhadap ibunya mendapat akibat ketika masih hidup. Sebutkan beberapa alasan yang memperkuat pernyataan “surga berada di telapak kaki ibu”
(Soal analisis tentang mengidentifikasi dan asumsi)
3. Jelaskan mengapa ummat Islam menderita kekalahan dalam perang Uhud ?
(Soal analisis tentang motif)
Sintesis (Syntesis)
Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya.
1. Bagaimana upaya yang dilakukan Rosul- rosul ulul azmi dalam menegakkan kebenaran dan keadilan pada zamannya
2. Diantara hikmah zakat adalah menciptakan rasa persaudaraan antara mustahiq dan muzaki. Apa yang terjadi apabila umat Islam yang mampu semuanya berzakat dengan baik dan benar ?
Evaluasi (Evaluation)
Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan. Contoh dalam PAI :
1. Bandingkan mana yang lebih baik akhlak yang bersumber dari agama dengan akhlak yang bersumber dari luar agama
2. Pilihlah busana muslim dan muslimah yang baik dan benar itu jika :
A. Jika 1,2, dan 3 benar
B. Jika 1 dan 3 benar
C. Jika 2 dan 4 benar
D. Jika hanya 4 yang benar
1. Pakaian itu menutup aurat
2. Pakaian itu memiliki keindahan / serasi untuk dipakai
3. Terbuat dari bahan sederhana (tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah)
4. Daya tahan pakaian untuk waktu lama
3. Misi Rosul di Mekkah dipandang berhasil, walau orang yang masuk Islam baru sedikit. Bagaimana pendapatmu ?
Alat penilaian (soal) dengan formulasi perbandingan sebagai berikut:
1. soal yang menguji tingkat pengetahuan : 40%
2. soal yang menguji tingkat pemahaman : 20%
3. soal yang menguji tingkat penerapan : 20% 4. soal yang menguji tingkat analisis : 10% 5. soal yang menguji tingkat sintesis : 5% 6. soal yang menguji kemampuan : 5% Total formula soal untuk satu kali ujian yaitu: 100%Sebagai bentuk penilaian yang mengatur kemampuan pengusaan dan keberhasilan kegiatan pendidikan dalam proses berpikir yang mencakup kegiatan otak. Terdapat kata-kata yang digunakan menurut Puskur Balitbang Depdiknas tahun 2002 hal 8 sebagai berikut
Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi Menyebutkan Mengubah Mengubah Menguraikan Mengkatego- rikan Membanding kan Menjelaskan Mempertahank Menggambar Membedakan Mendemons- an Menghitung Membedakan Mengkombinas ikan Menilai trasikan Mengilustrasi -kan Mendesain Menyimpul kan Memasangka n
Menghargai menemukan Menduga Mengorganisa
sikan Mengkritik Menghafal Menjelaskan Memanipulasi Menduga Merekonstruk- sikan Menginter pretasikan mendaftar Menyampaikan Menunjukkan Membagi Menulis kembali Mendukung Menjodohka n Memberi contoh Menggunakan Memilih Meringkas Meringkas menamai Menduga Menghubungka n Menentukan Menceritakan Mendiskri minasikan memilih Menulis kembali Menyelesaikan MemodifikasiTabel . Kata Kerja Operasinal Ranah Kognitif
RANAH AFEKTIF Berhubungan watak - perilaku sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.
CHARACTERIZATION Menjadikan ORGANIZATION pola hidup Mengatur diri VALUING menghargai RESPONDING menanggapi RECEIVING menerima TINGKATAN KEMAMPUAN RANAH AFEKTIF ( sikap dan nilai ) (KRATHWOHL)
receiving Tingkat Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya.
Tingkat responding
Merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi.
Tingkat valuing Melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat komitmen.
Tingkat organization Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.
Tingkat characterization
Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup.Skala Instrumen Penilaian Afektif Skala yang sering digunakan dalam instrumen penilaian afektif adalah Skala Likert, Skala Thurstone dan Skala Beda Semantik.
Instrumen Sikap
Defnisi konseptual: Sikap merupakan kecenderungan merespon secara konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu objek. Instrumen sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek, misalnya kegiatan sekolah.
Sikap bisa positif bisa negatif. Definisi operasional: sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek. Objek bisa berupa kegiatan atau mata pelajaran. Cara yang mudah untuk mengetahui sikap peserta didik adalah melalui kuesioner.
Pertanyaan tentang sikap meminta responden menunjukkan perasaan yang positif atau negatif terhadap suatu objek, atau suatu kebijakan. Kata-kata yang sering digunakan pada pertanyaan sikap menyatakan arah perasaan seseorang; menerima-menolak, menyenangi-tidak menyenangi, baik-buruk, diingini-tidak diingini.
Contoh terhadap mata
indikator sikap pelajaran PAI misalnya.
Membaca buku pelajaran PAI Mempelajari PAI Melakukan interaksi dengan guru PAI Mengerjakan tugas PAI Melakukan diskusi tentang PAI Memiliki buku pelajaran PAI
Contoh pernyataan untuk kuesioner :
Saya senang membaca buku pelajaran PAI Tidak semua orang harus belajar PAI Saya jarang bertanya pada guru tentang
pelajaran PAI
Saya tidak senang pada tugas pelajaran PAI Saya berusaha mengerjakan soal-soal PAI
sebaik-baiknya
Memiliki buku pelajaran PAI penting untuk
semua peserta didik
Kisi-kisi Sikap terhadap pelajaran PAI
No Komponen Sikap Indikator Nomor Item Penyataan Positif Pernyataan NegatifI Sikap siswa terhadap pelajaran PAI 1. Kesukaan siswa terhadap pembelajaran PAI melalui metode yang diterapkan guru 1,7 13,19 2. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI 2,8 14,20 3. Merasakan manfaat belajar PAI 3,9 15,21
II Sikap siswa terhadap tugas –tugas PAI 1. Motivasi siswa dalam memahami konsep-konsep PAI 4,10 16,22 2. Merasakan manfaat soal-soal pemahaman dalam menyelesaikan tugas-tugas PAI 5,11 17,23 3. Merasakan manfaat tugas PAI kehidupan sehari-hari 6,12 18,24
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya senang belajar PAI melalui metode yang diterapkan guru SIKAP 3. Saya sangat merasakan manfaat belajar PAI 4. Saya berusaha untuk memahami konsep-
2. Pelajaran PAI sangat menyenangkan 5. Soal-soal pemahaman sangat menunjang dalam menyelesaikan tugas-tugas PAI konsep PAI
6. Saya merasakan bahwa tugas-tugas PAI yang kehidupan sehari-hari. diberikan guru sangat bermanfaat bagi 8. Motivasi saya meningkat bila belajar PAI
7. Metode yang diterapkan guru memudahkan saya dalam belajar PAI 10. Konsep-konsep PAI mudah sekali saya pahami
9. Belajar PAI menjadikan saya mahir membaca Al-Qur’an.
11. Saya merasakan manfaat soal-soal tugas permasalahan PAI pemahaman dalam menyelesaikan berbagai
Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat peserta didik terhadap suatu mata pelajaran yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran tersebut.
Instrumen Minat
Definisi konseptual: Minat adalah keinginan yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu mencari objek, aktivitas, konsep, dan keterampilan untuk tujuan mendapatkan perhatian atau penguasaan. Definisi operasional: Minat adalah keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek.
Contoh indikator minat terhadap pelajaran PAI :
Memiliki catatan pelajaran PAI Berusaha memahami pelajaran PAI Memiliki buku pelajaran PAI Mengikuti pelajaran PAI
Contoh pernyataan untuk kuesioner:
Catatan pelajaran PAI saya lengkap Catatan pelajaran PAI saya terdapat coretan- coretan tentang hal-hal yang penting
Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran PAI
Saya berusaha memahami mata pelajaran PAI Saya senang mengerjakan soal PAI Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran PAI
Contoh Skala Thurstone : Minat terhadap pelajaran PAI
No Pernyataan 7 6 5 4 3 2 1
1 Saya senang belajar PAI
2 Pelajaran PAI sangat bermanfaat
3 Saya berusaha hadir tiap ada jam pelajaran PAI
4 Saya berusaha memiliki buku pelajaran PAI
5 Pelajaran PAI membosankan Catatan : Skor tertinggi untuk tiap butir 7 dan skor terendah 1. Dengan 5 butir pernyataan rentang skor adalah 5 - 35
Contoh Skala Beda Semantik terhadap
pelajaran PAI
Petunjuk : Berilah tanda
pada kolom berikut sesuai dengan pilihanmu terhadap pembelajaran PAI.
Kolom a, b, dan c cenderung mendekati pernyataan di sebelah kiri, sedangkan kolom e,
f, dan g cenderung mendekati pernyataan di sebelah kanan.
a b c d e f g
MenyenangkanMembosankan Sulit Mudah Bermanfaat Sia-sia Menantang Menjemukan Banyak Sedikit Skala Beda Semantik
Penafsiran hasil pengukuran Hasil pengukuran berupa skor atau angka.
Untuk menafsirkan hasil pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan tergantung pada skala dan jumlah butir pertanyaan/pernyataan yang digunakan. Misalkan digunakan skala Likert yang berisi 10 butir pertanyaan/ pernyataan dengan 4 (empat) pilihan untuk mengukur sikap peserta didik.
Skor untuk butir Pertanyaan/pernyataan yang sifatnya positif : Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju. (4) (3) (2) (1) Sebaliknya untuk pertanyaan/pernyataan yang bersifat negatif : Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju. (1) (2) (3) (4)
Skor tertinggi untuk instrumen tersebut adalah 10 butir x 4 = 40, dan skor terendah 10 butir x 1 = 10. Skor ini dikualifikasikan misalnya menjadi empat kategori sikap atau minat, yaitu
sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang), dan sangat rendah (sangat kurang).
Tabel 2.Kategorisasi sikap atau minat peserta didik untuk 10 butir pernyataan, dengan rentang skor 10 – 40.
Kategori Sikap atau No Skor peserta didik Minat Sangat tinggi/Sangat
1. Lebih besar dari 35 baik 2. 28 sampai 35 Tinggi/Baik 3. 20 sampai 27 Rendah/Kurang Sangat rendah/Sangat
4. Kurang dari 20 kurang
Penilaian Psikomotor Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (Depdiknas, 2008) berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.
RANAH PSIKOMOTOR Berhubungan aktivitas fisik Kemampuan : menulis, memukul, melompat
Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan tes unjuk kerja atau tes perbuatan
Kriteria ( Rubrics)
Kriteria atau rubrik adalah pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik.
RANAH PSIKOMOTOR
RANAH PSIKOMOTOR
Melakukan secara tindakan Melakukan Menyusun Melakukan (naturalization) dengan tepat baik dan dengan alami (manipulating) (precision) prosedur (articulation) Meniru (perception)Contoh Penilaian Aspek Psikomotor :
Contoh 1 : Mata Pelajaran PAI ( Shalat)
No Soal 5 4 3 2 1 Dapat melakukan gerakan shalat dengan benar dari takbir sampai tahiyat akhir 1.
a. Gerakan dan Bacaan Takbir
b. Ruku’
Kriteria Penilaian :
Jika 5 = Gerakan benar, bacaan benar tajwidnya - (sangat baik) Jika 4 = Gerakan benar, bacaan kurang benar - (baik) Jika 3 = Gerakan dan bacaan kurang benar, - (cukup) Jika 2 = Gerakan dan Bacaan dilakukan tidak benar - (kurang)Jika 1 = Tidak melakukan gerakan maupun bacaan - (sangat kurang)
Contoh 2 : Mata Pelajaran PAI
( Memandikan Mayat)
No Keterampilan Skor5
4
3
2
1
1 Terampil dalam menyiapkan alat
2 Tekun dalam bekerja
3 Menggunakan waktu sangat efektif
4 Mampu bekerja sama
5 Bekerja sesuai dengan prosedur
6 Memperhatikan kebersihan
7 Hasilnya rapih
Penskoran dan Interpretasi Hasil Penilaian Untuk contoh “memandikan mayat” yang butirnya ada 7 dengan rentang skor tiap butir 1 sampai dengan 5, maka skor minimalnya 7 dan skor maksimalnya 35 . Ini berarti bahwa peserta didik yang mendapat skor 7 diartikan gagal total, sedangkan peserta didik yang mendapat skor 35 diartikan berhasil secara sempurna. Sebagai contoh perhatikan tabel dan penjelasan berikut.
No Keterampilan Skor Skor Butir 5 4 3 2 1 1 Terampil dalam menyiapkan alat 4 2 Tekun dalam bekerja 5 3 Menggunakan waktu sangat efektif
3 4 Mampu bekerja sama 4 5 Bekerja sesuai dengan prosedur 2 6 Memperhatikan kebersihan 4 7 Hasilnya rapih 3 Jumlah
25
Apabila ditetapkan batas kelulusan 75% dari skor maksimal maka peserta didik yang mendapat skor 26,25 (≈ 26) ke atas dikatakan lulus sedangkan peserta didik yang mendapat skor kurang dari 26 diharuskan mengikuti program remedial. Dalam contoh ini, karena skor yang dicapai peserta didik adalah 25, maka peserta didik itu masih perlu remedi.
Hasil belajar peserta didik mencakup tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor .
Oleh karena itu laporan hasil belajar peserta didik juga harus mencakup ketiga ranah tersebut. Informasi ranah afektif dapat diperoleh melalui kuesioner atau pengamatan yang sistematik. Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran, sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar.
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas (2008). Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif.
Depdiknas : Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Depdiknas (2008). Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. Depdiknas : Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Kamil (2008). Model Penilaian Kognitif, Afektif dan Psikomotor Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Depag.
Wass . Wr. Wb