Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Pelayanan Administrasi Pemerintahan Bidang Layanan Sipil Di Desa Laban Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Pelayanan Administrasi Pemerintahan Bidang Layanan Sipil Di Desa Laban Kecamatan Menganti
Kabupaten Gresik
Waloyo Didik Julianto STIE YAPAN Surabaya didikjul17@gmail.com .
ABSTRAK
Penelitian ini untuk mengetahui kepemimpinan kepala desa dan pengaruhnya terhadap efektivitas pelayanan administrasi pemerintahan bidang layanan sipil di Desa Laban Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. Permasalahannya bahwa kepemimpinan kepala desa maupun kualitas pelayanan administrasi pemerintahan bidang layanan sipil di Desa Laban terlihat masih kurang efektif. Unit analisisnya adalah keseluruhan unsur yang terkait, baik langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan administrasi pemerintahan bidang layanan sipil di Desa Laban. Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan datadilakukan dengan teknik angket dengan skala Likert 1-5. Jumlah populasi sebanyak 174 orang dansampel diambil sebanyak 64 orang. Analisis datanya dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi dan korelasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kepemimpinan Kepala Desa terhadap Pelayanan administrasi pemerintahan bidang layanan sipil di Desa Laban Kecamatan Menganti cukup kuat dan signifikan. Berdasarkan uji F, diperoleh F hitung (19,046) > F tabel (7,08) > (4.00), maka jelas bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien itu berarti (r ≠ 0). Atau dengan kata lain, variabel kepemimpinan kepala desa dapat meningkatkan variabel pelayanan administrasi pemerintahan bidang layanan sipil di Desa Laban Kecamatan Menganti. Selain itu terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,485 antara kepemimpinan kepala desa dengan pelayanan administrasi pemerintahan bidang layanan sipil tersebut. Selanjutnya koefisien determinasinya sebesar 0,235. Hal ini menunjukkan 23,5% keragaman variabel pelayanan administrasi pemerintahan bidang layanan sipil di Desa Laban disebabkan oleh perbedaan variansi variabel kepemipinan kepala desa, sedangkan selebihnya 76,5% disebabkan oleh faktor lain, tetapi tidak diteliti. Faktor-faktor lain dimaksud seperti disiplin kerja aparat desa, perencanaan program kerja, dan lain sebagainya.
PENDAHULUAN
pasal 1 angka (6) dalam Peraturan Sebagaimana
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 bersama bahwa Pemerintah Desa
kita
ketahui
Tentang Desa dinyatakan “Pemerintahan merupakan
desa adalah penyelenggaraan urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah
subsistem
dalam
pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan yang berada di daerah kabupaten/kota
Badan permusyawaratan Desa dalam dalam Pasal 200 ayat (1) Undang-
mengatur dan mengurus kepentingan Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
masyarakat setempat berdasarkan asal Pemerintahan Daerah ditegaskan bahwa
usul dan adat istiadat setempat yang “dalam pemerintahan daerah Kabupaten/
diakui dan dihormati dalam sistem Kota dibentuk pemerintahan desa yang
pemerintahan negara Kesatuan Republik terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan
Indonesia”.
Permusyawatan Desa”. Kemudian Pasal Salah satu aspek penting dalam 202 ayat (1) dinyatakan bahwa
penyelenggaraan pemerintahan desa “Pemerintah Desa terdiri atas Kepala
bahwa Kepala Desa/Kuwu mempunyai Desa dan Perangkat Desa. Pengertian
tugas pokok dan fungsi serta kewajiban pemerintahan desa itu sendiri menurut
diantaranya yaitu menyelenggarakan
202 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018 202 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018
penyelengaraan pelayanan kewenangan pemrintah desa serta
dalam
administrasi pemerintahan dibidang berdasarkan
pelayanan sipil tersebut di atas, antara undangan yang berlaku.
peraturan
perundang-
lain meliputi;
1. Meneliti dan memeriksa kebenaran penyelenggaraan
Oleh karena itu, efektivitas
data dan informasi berdasarkan pemerintahan di desa merupakan salah
administrasi
dokumen-dokumen kependudukan satu faktor yang sangat strategis,
pemohon pelayanan administrasi sehingga perlu terus ditingkatkan, baik
yang diberikan oleh RT/RW sesuai kualitas maupun kuantitasnya. Dengan
kebutuhan pemohon. kata
2. Memberikan legalitas dalam bentuk administrasi
lain efektivitas
pelayanan
surat-surat kependudukan sesuai kebutuhan
pemerintahan
sesuai
dan kebutuhan masyarakat ASPIRASI setempat
menjadi tugas pokok dan fungsi serta
pembinaan dan kewenangan pemerintah desa perlu terus
3. Melakukan
kepada warga ditingkatkan untuk mencapai tujuan dan
pengawasan
masyarakat dalam proses pelayanan sasaran pemerintahan desa. Terkait
administrasi pemerintahan sesuai dengan
kewenangan pemerintah desa. pemerintahan desa, Pemerintah Desa
pelayanan
administrasi
Berdasarkan uraian di atas, peneliti Laban merupakan salah satu desa di
mengidentifikasi permasalahan bahwa wilayah
pelayanan administrasi Kabupaten Gresik yang memiliki tugas
pemerintahan, khusunya bidang layanan pokok dan fungsi serta kewajiban
sipil di Desa Laban masih kurang menyelenggarakan
optimal. Peneliti menduga bahwa administrasi pemerintahan desa sesuai
pelayanan
pelayanan administrasi kewenangan pemerintah desa tersebut.
efektivitas
pemerintahan, khusunya bidang layanan Namun demikian, karena banyaknya
sipil tersebut dipengaruhi oleh banyak jenis
faktor, salah satunya kepemimpinan pemerintahan yang diselenggarakan oleh
pelayanan
administrasi
kepala desa. Mengingat berbagai pemerintah desa sesuai kebutuhan
keterbatasan peneliti, seperti tenaga, masyarakat setempat, maka dalam
pikiran, biaya, dan waktu maka dalam pembahasan ini hanya membatasi pada
penelitian ini hanya dipilih terhadap 2 pelayanan administrasi pemerintahan
(dua) masalah pokok yaitu efektivitas yang termasuk dalam kategori pelayanan
pelayanan administrasi pemerintahan sipil. Selanjutnya,
desa, khususnya dibidang layanan sipil, ketentuan perundang-undangan yang
karena sesuai
dan kepemimpinan kepala desa. Lokasi berlaku bahwa penerbitan administrasi
penelitian juga dibatasi di Desa Laban atas pelayanan sipil dimaksud di atas
Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. adalah menjadi tanggung jawab instansi
Selanjutnya kedua aspek permasalahan pelaksana,
masing-masing yaitu penerbitan dokumen kependudukan oleh
pelayanan administrasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan
efektivitas
pemerintahan desa, khususnya dibidang Sipil Kabupaten Gresik, maka yang
layanan sipil sebagai variabel terikat, menjadi kewenangan desa dalam
dan kepemimpinan Kepala desa sebagai pelayanan administarsi pemerintahan
variabel bebas.
Perumusan masalah dalam memberikan
dibidang pelayanan
sipil adalah
penelitian ini adalah seberapa besar desa/kelurahan untuk menyelenggarakan
penugasan
kepada
pengaruh kepemimpinan Kepala Desa sebagian administrasi pelayanan sipil
efektivitas pelayanan berdasarkan asas tugas pembantuan.
terhadap
administrasi
pemerintahan bidang layanan sipil di Desa Laban Kecamatan
Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 203
Menganti Kabupaten Gresik? Adapun Kemudian dalam Pasal 206 tujuan penelitian ini untuk memahami
disebutkan bahwa urusan pemerintahan dan mengetahui kepemimpinan Kepala
kewenangan desa Desa serta pengaruhnya terhadap
efektivitas pelayanan
1. Urusan pemerintahan yang sudah pemerintahan bidang layanan sipil di
administrasi
ada berdasarkan hak asal-usul desa; Desa Laban Kecamatan Menganti
2. Urusan pemerintahan yang menjadi Kabupaten Gresik.
kewenangan Kabupaten/Kota yang diserahkan pengaturannya kepada
TINJAUAN PUSTAKA
desa;
3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, pelayanan publik dalam pemerintahan,
Tuntutan peningkatan kualitas
Provinsi, dan/atau termasuk pada pemerintahan desa
Pemerintah
Pemerintah Kabupaten/Kota; sebagai level pemerintahan terendah
4. Urusan pemerintahan lainnya yang hingga saat ini terus semakin menguat.
peraturan perundang- Dalam
oleh
perundangan diserahkan kepada penyelenggaraan
pemerintahan tersebut, maka dalam Dalam Pasal 200 ayat (1) paradigma Undang-Undang Nomor 32
dinyatakan bahwa dalam Pemerintahan Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Kabupaten/Kota dibentuk Daerah yang di dalamnya juga memuat
Daerah
Pemerintahan Desa yang terdiri dari kebijakan otonomi desa menempatkan
Desa dan Badan pelayanan sebagai salah satu tujuan
Pemerintah
Permusyawatan Desa. Pasal 202 yang utama dalam penyelenggaraan
menegaskan bahwa Pemerintah desa otonomi daerah, dengan didasarkan pada
terdiri atas Kepala Desa dan Perangkat upaya
Desa. Perangkat desa terdiri dari masyarakat, maupun pembangunan
peningkatan
kesejahteraan
Sekretaris Desa dan Perangkat Desa dengan paradigma pemberdayaan untuk
lainnya. Sekretaris desa diisi dari mewujudkan partisipasi masyarakat
Pegawai negeri sipil yang memenuhi secara optimal, baik dalam perencanaan,
persyaratan.Kemudian berdasarkan pelaksanaan, dan evaluasinya, baik
Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan,
Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, pembangunan dan kemasyarakatan di
dinyatakan bahwa “Kepala Desa tingkat desa.
mempunyai tugas menyelenggarakan Dengan demikian, pemerintahan
urusan pemerintahan, pembangunan dan Desa sebagai sub sistem pemerintahan
kemasyarakatan”. Selanjutnya dalam nasional yang berada di Daerah
ayat (2) dinyatakan bahwa dalam Kabupaten/Kota memiliki peranan yang
tugas sebagaimana cukup startegis dalam mendukung
melaksanakan
dimaksud pada ayat (1) Kepala Desa penyelenggaraan
Otonomi Daerah. mempunyai wewenang: Dalam Pasal 1 angka (12) Undang-
1. Memimpin penyelenggaraan Undang Nomor 32 Tahun 2004 Desa
pemerintahan desa berdasarkan atau yang disebut dengan nama lain,
yang ditetapkan selanjutnya disebut Desa, adalah
kebijakan
bersama BPD; kesatuan masyarakat hukum yang
2. Mengajukan Rancangan memiliki batas-batas wilayah yang
Peraturan Desa; berwenang
3. Menetapkan Peraturan Desa mengurus
telah mendapat setempat, berdasarkan asal-asul dan
persetujuan bersama BPD; adat-istiadat setempat yang diakui dan
4. Menyusun dan mengajukan dihormati dalam sistem Pemerintahan
rancangan Peraturan Desa Negara Kesatuan Republik Indonesia.
mengenai APB Desa untuk
204 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018 204 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018
yang menginginkan BPD;
(bawahan)
perubahan nyata yang mencerminkan
5. Membina kehidupan masyarakat tujuan bersama”. Sementara Sinambela Desa;
6. Membina perekonomian Desa;
pengertian
kepemimpinan sebagai
7. Mengkoordinasikan
berikut:
Kepemimpinan adalah suatu partisipatif;
untuk menciptakan
8. Mewakili Desanya di dalam dan keseuaian paham. Berarti setiap di luar Pengadilan dan dapat
pimpinan melalui kerja sama menunjuk kuasa hukum untuk
yang sebaik-baiknya harus mewakilinya sesuai dengan
mampu membuat para bawahan peraturan perundang-undangan;
mencapai hasil yang telah
9. Melaksanakan wewenang lain ditetapkan. Peranan pimpinan sesuai
memberi dorongan terhadap perundang-undangan;
dengan
peraturan
bawahan untuk mengerjakan Dari uraian di atas terlihat
yang dikehendaki bahwa salah satu fungsi kepala desa
apa
perusahaan. Dengan kata lain dalam menjalankan tugas pokok dan
kepemimpinan aalah seni fungsi pemerintahan desa adalah
bagaimana membuat orang lain memimpin
mengikuti serangkaian tindakan pemerintahan
penyelenggaraan
dalam mencapai tujuan. kebijakan yang ditetapkan bersama
desa
berdasarkan
Selanjutnya Siagian Sondang (2010) BPD. Hal itu berarti seorang kepala desa
pengertian harus mampu menjalankan tugas dan
mengemukakan
kepemimpinan sebagai “kemampuan fungsi kepemimpinan sebagai kepala
pemimpin untuk desa di Desa bersangkutan sesuai
seseorang
memimpin, mem- kewenangannya. Menurut Kartono,
mengendalikan,
pengaruhi pikiran, perasaan, atau Kartini, (2016), bahwa “kepemimpinan
tingkah laku orang lain, untuk mencapai dapat
telah ditentukan mengarahkan
aktivitas yang berkaitan dengan Berdasarkan pengertian pekerjaan dari anggota kelompok”.
kepemimpinan diatas, pada dasarnya Selanjutnya dikatakannya bahwa ada
kesamaan, dimana empat implikasi penting dari definisi
mempunyai
kepemimpinan merupakan aktivitas tersebut.
seseorang dalam organisasi yang melibatkan orang lain karyawan atau
Pertama,
kepemimpinan
mempunyai jabatan sebagai pimpinan pengikut.
untuk mempengaruhi orang lain sebagai melibatkan kekuasaan yang tidak merata
Kedua,
kepemimpinan
bawahannya, sehingga orang lain antara pemimpin dan anggota kelompok.
tersebut dapat mengikuti perintah dan Ketiga,
petunjukknya sebagai langkah dalam kemampuan menggunakan berbagai
kepemimpinan
adalah
mencapai tujuan organisasi. Dengan bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi
kata lain dapat disimpulkan bahwa tingkah laku pengikut dengan berbagai
kepemimpinan merupakan kemampuan cara. Keempat, kepemimpinan adalah
dan keterampilan pemimpin dalam menggabungkan tiga aspek pertama dan
bawahannya untuk mengakui bahwa kepemimpinan adalah
mempengaruhi
mencapai tujuan organisasi yang telah mengenai nilai.
ditentukan sebelumnya(Setiawan et al. Kemudian
pencapaian tujuan “kepemimpinan
bahwa
Dalam
seorang pemimpin hubungan yang saling mempengaruhi
pemerintahan melaksanakan peran dan diantara pemimpin dan pengikut
fungsi
kepemimpinannya. Untuk
Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 205 Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 205
administrasi penelitian ini didasarkan pada pendapat
dalam
Pelayanan
pemerintahan dibidang kependudukan, menurut
khususnya pelayanan sipil merupakan menyatakan bahwa peran pemimpin
salah satu lini strategis pelayanan birokrasi/pemerintahan meliputi peran
pemerintahan desa kepada masyarakat kepemimpinan sebagai berikut:
yang berfungsi memberikan pelayanan
1. Peran pengambil keputusan, yaitu
pemerintahan sesuai pemimpin birokrasi sebagai top
admistrasi
kewenangan pemerintah desa yang manajer khususnya, memiliki
langsung diterima kepada masyarakat kewenangan
kebutuhan masyarakat. keputusan.
mengambil
sesuai
Pengertian pelayanan itu sendiri
2. Peran mempengaruhi kepada menurut Siagian (2010) bahwa “konsep bawahan,
pelayanan dapat diberi pengertian birokrasi harus daat memberikan
yaitu
pemimpin
sebagai proses menunjuk kepada segala pengaruh kepada bawahannya,
upaya pencapaian tujuan tertentu”. Oleh sehingga mau bekerja sama dalam
karena sangat banyaknya jenis layanan merealisasikan suatu program
publik dan beraneka ragamnya corak kerja.
pelayanan publik, serta beraneka ragam
3. Peran memotivasi, yaitu berkaitan kualitas atau mutu pelayanan publik, dengan pemberian dorongan
maka perlu dilakukan kategorisasi atau kepada pegawai untuk bekerja
pengelompokan pelayanan publik. Hal lebih giat.
ini misalnya, menurut Ndraha (2011)
4. Peran antar pribadi, yaitu peran membedakan antara layanan civil dan stratejik pada peran antar pribadi
layanan publik sebagai berikut: dalam kaitannya sebagai figur
Layanan civil adalah hak, atau tokoh yang cukup dihargai.
kebutuhan dasar dan tuntutan
5. Peran informasional,
setiap orang, lepas dari suatu menjelaskan kepada bawahan
adalah
kewajiban, misalnya: akte menyangkut
kelahiran, KTP, Paspor, ijin-ijin, kebijakan-kebijakan,
rencana-rencana
surat keterangan kematian dan harapan peran, dan instruksi
serta
lain-lain. Layanan civil tidak tentang cara pekerjaan harus
diperjual-belikan (diper- dilakukan, tanggung jawab bagi
dagangkan) di pasar, para bawahan atau anggota tim,
pelayanannya di monopoli dan dan tujuan-tujuan kinerja dan
kewajiban pemerintah serta otorisasi rencana tindakan untuk
diprivatisasikan. mencapaianya.
tidak
Sedangkan layanan publik Berdasarkan uraian di atas dapat
adalah kebutuhan dasar dan dikatakan bahwa kepemimpinan kepala
tuntutan setiap orang dengan desa dalam pelayanan administrasi
suatu kewajiban pemerintahan
dibebani
(membayar) harga tertentu kemampuan dan keterampilan kepala
adalah
serangkaian
untuk mendapatkannya, seperti desa dalam mempengaruhi bawahannya
layanan air bersih, listrik, (perangkat desa maupun masyarakat)
layanan pendidikan, kesehatan untuk mencapai tujuan dalam pelayanan
dan lainlain. Layanan publik administrasi pemerintahan, yang tinggi
dasarnya bukanlah atau
pada
monopoli pemerintah, dapat pelaksanaan
rendahnya ditentukan
oleh
diperdagngkan di pasar dan keputusan, peran mempengaruhi kepada
peran
mengambil
dapat diprivatisasikan penye- bawahan, peran memotivasi, peran antar
diaannya (organisasi privat atau pribadi, dan peran informasional dalam
organisasi sosial di luar instansi pelayanan administrasi pemerintahan.
pemerintah).
206 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018 206 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018
Kotler (dalam Rewansyah, 2013) bentuk pelayanan public yang diberikan
sebagai berikut:
kepada masyarakat dapat dibedakan
(kepercayaan, menjadi 5 (lima) jenis pelayanan, yaitu
1 Reliability
keandalan), yaitu kemampuan pelayanan pemerintahan, pelayanan
untuk memberikan secara cepat pembangunan,
dan benar jenis pelayanan yang pelayanan sandang, dan pelayanan
pelayanan
utilitas,
dijanjikan kepada kemasyarakatan. Dikatakannya bahwa
telah
konsumen atau pelanggan. yang dimaksud deng an “Pelayanan
2 Responsiveness (ketanggapan, pemerintahan,
kepekaan), yaitu kesadaran atau masyarakat yang terkait dengan tugas-
yaitu
pelayanan
untuk membantu tugas umum pemerintahan, seperti
keinginan
konsumen dan memberikan pelayanan KTP, SIM, pajak, paspor dan
pelayanan yang cepat atau pelayanan
tanggap, efektif dan efisien. lainnya”.
identitas
kependudukan
3 Assurance (kepastian, jaminan Rewansyah (2013) bahwa “kategorisasi
Selanjutnya
menurut
keamanan), yaitu pengetahuan pelayanan dapat juga dikelompokkan
atau wawasan dan kemampuan menurut proses, yaitu pelayanan tak
layanan untuk langsung dan pelayanan langsung”.
pemberi
menimbulkan keyakinan dan Pelayanan tak langsung, yaitu di mana
jaminan keamanan konsumen/ instansi atau pejabatnya tidak secara
jasa pelayanan. langsung
pengguna
berhadapan/bersentuhan Kepastian pelayanan mencakup dengan
biaya, kepastian/ sedangkan pelayanan langsung dimana
kejelasan informasi pelayanan, instansi atau pegawainya berhadapan
dan kepastian/ketepatan waktu langsung
4 Emphaty (kepedulian, empati), Berdasarkan uraian di atas,
yaitu kemampuan memberikan dapat dikatakan bahwa pelayanan publik
pelayanan melalui pendekatan dibidang administrasi kependudukan,
personal relation , memberikan khususnya layanan sipil merupakan
perlindungan, serta berusaha salah satu pelayanan publik atau
untuk mengetahui keinginan dan pelayanan pemerintahan yang menurut
kebutuhan konsumen. prosesnya
(nyata terasa, langsung di mana instansi atau
berwujud), yaitu penampilan pemerintah desa, dalam hal ini adalah
para pegawai, tampilan dan petugas registrasi yang ada di Desa
kenyamanan fasilitas sarana dan berhadapan langsung dengan publik atau
serta tampilan warga masyarakatnya yang sedang
prasarana,
peralatan dan perlengkapan yang membutuhkan pelayanan sipil sesuai
menunjang palayanan. kebutuhannya, misalnya pengurusan
Dari uraian di atas, dapat Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda
disimpulkan bahwa kualitas pelayanan Penduduk (KTP), surat keterangan
pemerintahan bidang kependudukan, akta pencatatan sipil dan
administrasi
pelayanan sipil adalah pengukuran lain sebagainya.
kualitas penyelenggaraan Untuk
terhadap
mengetahui kualitas pelayanan administrasi pemerintahan, pelayanan publik, termasuk pelayanan
khususnya pelayanan sipil oleh petugas sipil terdapat banyak konsep/teori yang
register di Desa yang tinggi rendahnya dapat digunakan untuk menganalisis
ditentukan oleh faktor reliability kualitas pelayanan publik tersebut di
(kepercayaan, keandalan), responsive- atas. Dalam penelitian ini, peneliti
(ketanggapan, kepekaan), menggunakan
(kepastian, jaminan
Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 207 Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 207
setiap unsur sampel tersebut dilakukan empati), dan tangible (nyata terasa,
(kepedulian,
dengan teknik disproportionate random berwujud) dalam pemberian pelayanan
sampling , sehingga unsur pemerintah dimaksud.
desa dan BPD diambil semua sebagai responden, dan sisanya diambil dari
METODE PENELITIAN
unsur masyarakat: Metode
- Perangkat Desa : 11 orang. digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian
yang
- Unsur BPD : 7 orang metode penelitian deskriptif. Penelitian
- Unsur masyarakat (pemohon layanan ini mempunyai 2 (dua) buah variabel,
: 46 orang. yang terdiri dari variabel kepemimpinan
sipil)
- Jumlah sampel respondennya 64 orang. Kepala Desa sebagai variabel bebas (X),
datanya dengan dan variabel pelayanan administrasi
Analisis
menggunakan pendekatan kuantitatif pemerintahan bidang layanan sipil
dengan teknik analisis regresi dan sebagai variabel terikat (Y). Selanjutnya
korelasi. Analisis korelasi digunakan operasionalisasi variabel kepemimpinan
untuk mencari arah hubungan dan Kepala Desa (X) didasarkan dimensi
kuatnya hubungan antara variabel bebas peran kepemimpinan menurut Pasalong
dengan variabel terikat, sedangkan (2013) meliputi dimensidimensi: (1)
analisis regresi digunakan untuk peran mengambil keputusan, (2) peran
seberapa jauh mempengaruhi kepada bawahan, (3)
memprediksikan
perubahan nilai variabel dependen, bila peran memotivasi, (4) peran antar
nilai variabel independen diubah-ubah pribadi, dan (5) peran informasional.
atau dinaik-turunkan. Dengan demikian, Sedangkan
bentuk penelitian yang dipilih dalam administrasi
variabel
pelayanan
penelitian ini adalah metode penelitian layanan sipil (Y) didasarkan dimensi
pemerintahan
bidang
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif kualitas pelayanan public menurut
melalui teknik analisis regresi dan Kotler (dalam Rewansyah, 2013)
korelasi.
meliputi faktor-faktor: (1) reliability Adapun hipotesis penelitian (kepercayaan,
yang diajukan dalam penelitian ini responsiveness
keandalan),
terdapat pengaruh kepekaan), (3) assurance (kepastian,
(ketanggapan,
berbunyi:
kepemimpinan Kepala Desa terhadap jaminan keamanan), (4) emphaty
pelayanan administrasi pemerintahan (kepedulian, empati), dan (5) tangible
bidang layanan sipil. Adapun hipotesis (nyata
statistiknya dapat uraikan sebagai pelayanan dimaksud.
terasa, berwujud)
dalam
berikut:
1. Ho: r = 0; tidak terdapat analisis dalam penelitian ini adalah
Populasi yang menjadi unit
pengaruh kepemimpinan kepala keseluruhan unsur yang terkait, baik
terhadap pelayanan langsung maupun tidak langsung dalam
desa
administrasi pemerintahan pelayanan administrasi pemerintahan
bidang layanan sipil. bidang layanan sipil di Desa Laban
2. Ha: r ≠ 0; terdapat pengaruh Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik.
kepemimpinan kepala desa Berdasarkan data yang ada jumlah
terhadap pelayanan administrasi populasi tersebut, meliputi Perangkat
pemerintahan bidang layanan Desa 11 orang, unsur BPD 7 orang, dan
sipil.
unsure masyarakat (pemohon layanan
sipil) 156 orang sehingga berjumlah 174
HASIL
orang. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Karena jumlah populasi tersebut
Instrumen Penelitian cukup banyak, maka dalam penelitian
penelitian ini, ini diambil sampelnya saja. Adapun
Dalam
pengumpulan datanya dilakukan dengan pengambilan sampel responden untuk
alat pengumpulan data berupa angket.
208 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018
Angket disusun berdasarkan jumlah dengan mengkorelasikan skor tiap butir variabel (2 variabel) dengan indikator-
dengan skor total yang merupakan indikator variable penelitian yang telah
jumlah tiap skor butir (Jawaban skor 30 ditetapkan
responden, terlampir). Berdasarkan data menggunakan skala Liker dengan nilai
sebelumnya,
dan
yang terkumpul dari 30 responden, skor 1 sampai dengan 5. Instrumen
terlihat terdapat 13 koefisien korelasi variabel kepemimpinan Kepala desa (X)
(karena 13 item) yang dihitung dengan disusun dengan 13 item pernyataan,
SPSS Statistic 17.0 melalui Pearson sedangkan instrumen variabel pelayana
(lihat print out administrasi
Correlation
Correlations , terlampir). Berdasarkan layanan sipil (Y) sebanyak 14 item.
pemerintahan
bidang
printout tersebut terlihat korelasi antara Angket yang disebarkan sebanyak 64
butir item 1 dengan skor jumlah = 0,801, angket, di mana dari 30 hasil angket
korelasi antara butir 2 dengan skor tersebut digunakan untuk uji validitas
jumlah = 0,801 dan seterusnya. dan relaibilitas instrumen tersebut.
Kemudian dibandingkan dengan r tabel Adapun hasil pengujian validitas dan
(terlampir) pada taraf kesalahan 5% reliabilitas instrumen dari kedua variabel
dengan n = 30 diperoleh r tabel sebesar tersebut di atas sebagai berikut:
0,361. Kriterianya apabila r hitung > r tabel, maka item tersebut diyatakan
1) Uji validitas dan reliabilitas variabel valid. Terlihat dari 13 item variabel X
X. semuanya r hitung > r tabel, maka dapat Pengujian validitas tiap butir
dikatakan semua item 1 sampai dengan variabel X dilakukan analisis item, yaitu
item 13 dinyatakan valid.
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Desa (X).
No.Item r hitung
r tabel
Valid Sumber data: Hasil angket penelitian (2017).
Pengujian reliabilitas instrumen 0,864.Kemudian koefisien korelasi dilakukan dengan internal consistency
tersebut dimasukkan dalam rumus dengan teknik belah dua (split halp).
Spearman Brown:
Untuk itu, butir-btir instrumen dibelah 2.rb 2. 0,864 menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
ri =_-------------- = ------------= 0,927 instrumen item ganjil dan item genap.
1+rb 1+0,864 Setiap kelompok instrumen, maka skor butirnya
Jadi reliabilitas instrumen variabel menghasilkan skor jumlah. Kemudian
dijumlahkan
sehingga
kepemimpinan kepala desa (X) = 0,929. skor kelompok ganjil dan genap
Karena instrument variabel X seluruh dihitung korelasinya.Hasil r hitung
butirnya (butir 1 sampai dengan 13) (terlampir)
korelasi
sebesar
semuanya valid dan realiabel, maka
Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 209 Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 209
terlampir).
pengumpulan data. Berdasarkan printout tersebut terlihat korelasi antara butir item1
2) Pengujian Validitas dan Reliabilitas dengan skor jumlah = 0,803 korelasi Instrumen Variabel Y.
antara butir 2 dengan skor jumlah = Pengujian validitas tiap butir
0,752 dan seterusnya. Kemudian variabel Y juga dilakukan analisis item,
dibandingkan dengan r tabel (terlampir) yaitu dengan mengkorelasikan skor tiap
pada taraf kesalahan 5% dengan n = 30 butir dengan skor total, yang merupakan
diperoleh r tabel sebesar 0,361. jumlah tiap skor butir (skor jawaban
Kriterianya apabila r hitung > r tabel, responden terlampir). Berdasarkan data
tersebut diyatakan yang terkumpul dari 30 responden,
maka
item
valid.Terlihat semua dari 14 item terlihat terdapat 14 koefisien korelasi
menunjukkan r hitung > r tabel, maka (karena 14 item) yang dihitung dengan
semua item dari item 1 sampai dengan SPSS Statistic 17.0 melalui Pearson
item 14 dinyatakan valid. AL ASPIRASI Vol. 5 No.1 Agustus 2014 Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Y
No.Item r hitung
r tabel
Sumber data: Hasil angket penelitian (2017).
Pengujian reliabilitas instrumen Jadi reliabilitas instrumen variabel Y = variabel Y dilakukan dengan internal
0,980. Karena instrumen variabel Y consistency dengan teknik belah dua
seluruh butirnya (butir 1 sampai dengan (split halp). Untuk itu, butir-btir
14) semuanya valid dan realiabel, maka instrumen
instrumen tersebut layak digunakan kelompok, kelompok instrumen item
untuk pengukuran dalam rangka ganjil dan item genap. Setiap kelompok
pengumpulan data. instrumen,
dijumlahkan sehingga menghasilkan Deskripsi Variabel Kepemimpinan skor jumlah. Kemudian skor kelompok
Kepala Desa di Desa Laban. ganjil dan genap dihitung korelasinya,
Variabel kepemimpinan kepala dengan hasil korelasi sebesar 0,961.
desa dalam penelitian ini, diukur Koefisien korelasi tersebut dimasukkan
dimensidimensi peran dalam rumus Spearman Brown:
berdasarkan
kepemimpinan menurut Pasalong (2013) 2.rb 2. 0,961
meliputi dimensi-dimensi: (1) peran ri =_-------------- = --------------= 0,980
mengambil keputusan, (2) peran 1+rb 1+0,961
mempengaruhi kepada bawahan, (3)
210 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018 210 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018
interval jawaban dengan indikator masing-masing setiap
dengan
skala
responden sebagai berikut: dimensi
1) 64 responden x 1 item x 1 (skor) = 64 sebelumnya.
yang telah
ditentukan
(sangat tidak baik). dilakukan dengan menggunakan angket
Pengumpulan
data
2) 64 responden x 1 item x 2 (skor) = yang disebarkan kepada 64 responden.
128 (tidak baik).
Angket disusun dengan menggunakan
3) 64 responden x 1 item x 3 (skor) = skala Likert dengan skor jawaban
192 (cukup baik).
responden antara 1 sampai dengan 5.
4) 64 responden x 1 item x 4 (skor) = Jumlah item pernyataan yang digunakan
256 (baik).
dalam instrumen kepemimpinan kepala
5) 64 responden x 1 item x 5 (skor) = desa tersebut sebanyak 13 item.
320 (sangat baik).
Adapun untuk mengetahui dan Selanjutnya, perolehan total skor per menganalisis perolehan skor jawaban
item variabel kepemimpinan kepala desa responden per indikator dari setiap
tersebut, jika digambarkan berdasarkan dimensi tersebut di atas, maka
skala intervalnya sebagai berikut:
sangat tidak baik tidak baik cukup baik baik sangat baik
Gambar 1. Nilai Skor Per Indikator Menurut Skala Interval Variabel kepemimpinan Kepala Desa
Selanjutnya untuk mengetahui skor Untuk memberikan gambaran secara kriterium
umum dari hasil skor dan skor kriterium kepemimpinan kepala desa, dapat
per indikator
variabel
per indikator menurut dimensi variabel dilakukan contoh perhitungan item 1
kepemimpinan kepala desa di Desa sebagai berikut:
Laban Kecamatan Menganti dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Dimensi peran mengambil keputusan. ------= X100 % = 72,50%
peran mengambil 320
Dimensi
keputusan dalam penelitian ini dilihat dari indikator (a)
Keterangan: kemampuan menetapkan 232 = hasil penjumlahan total skor item
sasaran, prioritas, strategi dan
1. struktur formal; (b) alokasi 320 = interval skor tertinggi.
sumber daya; (c) penunjukan 100% = prosentase perkalian.
tanggungjawab; dan (d) 72,50% = prosentase keberhasilan
pengaturan kegiatan-kegiatan. indikator 1.
Perolehan skor dan nilai kriteium
indikator-indikator tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 211
Tabel 3. Hasil Analisis Skor Dimensi Peran Mengambil Keputusan
Kriterium (%) Keterangan Kemampuan
Cukup baik menetapkan
= prioritas, strategi
dan struktur formal
Alokasi sumber daya
Cukup baik
Cukup baik tanggungjawab
Cukup baik kegiatankegiatan
Cukup baik
Sumber data: Hasil angket penelitian (2017)
Berdasarkan tabel tersebut di baik); (c) penunjukan tanggungjawab atas, dapat dijelaskan bahwa dimensi
diperoleh skor 225 dengan skor peran mengambil keputusan dalam
kriterium mencapai 70,31% (tergolong variabel kepemimpinan kepala desa di
cukup baik); dan (d) pengaturan Desa Laban , yang dilihat dari indikator
kegiatan-kegiatan diperoleh skor 237 (a) kemampuan menetapkan sasaran,
dengan skor kriterium mencapai 74,06% prioritas, strategi dan struktur formal
(tergolong cukup baik). Perolehan skor diperoleh skor 232 dengan skor
rata-rata dari indikator dimensi tersebut kriterium mencapai % (tergolong cukup
di atas 234 dan dapat digambarkan baik); (b) alokasi sumber daya diperoleh
dengan skala interval seperti gambar di skor 242 dengan skor kriterium
bawah ini.
mencapai 75,62 % (tergolong cukup JURNAL ASPIRASI Vol. 5 No.1 Agustus 2014 sangat tidak baik tidak baik
cukup baik
baik sangat baik
I----------------------------I---------------------------I------------!-------------------I---------------------------I
Gambar 2. Interval Skor Dimensi Peran Mengambil Keputusan Menurut Indikatornya
2) Dimensi peran mempengaruhi kepada dapat dikatakan bahwa dimensi peran
Berdasarkan uraian di atas,
bawahan
mengambil keputusan dalam variabel Dimensi peran mempengaruhi kepemimpinan kepala desa di Desa
kepada bawahan, dalam penelitian ini Laban Kecamatan Menganti yang dilihat
dilihat dari indikator (a) berusaha dari
memberikan contoh dalam bekerja dan menetapkan sasaran, prioritas, strategi
indicator (a)
kemampuan
bertindak; (b) melibatkan bawahan dan struktur formal; (b) alokasi sumber
dalam berbagai kegiatan; dan (c) daya; (c) penunjukan tanggungjawab;
tumbuhkan rasa percaya diri pada dan (d) pengaturan kegiatan-kegiatan,
bawahan. Perolehan skor dan nilai termasuk dalam kategori cukup baik.
kriteium indikator-indikator dimensi
212 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018 212 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018
Tabel 4. Hasil Analisis Skor Dimensi Peran Mempengaruhi Kepada Bawahan
Kriterium (%) Keterangan Berusaha memberikan
Cukup baik contoh dalam bekerja
Cukup baik dalam
-------X100 = 75 berbagai kegiatan
Tumbuhkan
Cukup baik percaya
rasa 7 228
------X 100 = diri pada bawahan
Cukup baik
Sumber data: Hasil angket penelitian (2017)
Berdasarkan tabel tersebut di 75% (tergolong cukup baik); dan (c) atas, dapat dijelaskan bahwa dimensi
tumbuhkan rasa percaya diri pada peran mempengaruhi kepada bawahan,
bawahan diperoleh skor 228 dengan yang dilihat dari indikator (a) berusaha
skor kriterium mencapai 71,25% memberikan contoh dalam bekerja dan
(tergolong cukup baik). Perolehan skor bertindak diperoleh skor 234 dengan
rata-rata dari indikator dimensi peran skor kriterium mencapai 73,12%
mempengaruhi kepada bawahan tersebut (tergolong cukup baik); (b) melibatkan
di atas 234 dan dapat digambarkan bawahan dalam berbagai kegiatan
dengan skala interval seperti gambar di diperoleh skor 240 dengan skor
bawah ini.
kriterium mencapai
sangat tidak baik tidak baik
cukup baik
baik sangat baik
I-----------------------------I---------------------------I------------!-------------------I--------------------------I
Gambar 3. Interval Skor Dimensi Peran Mempengaruhi Kepada Bawahan Menurut Indikatornya SN 2087-2208 Berdasarkan uraian di atas,
indikator tersebut termasuk dalam dapat dikatakan bahwa dimensi peran
kategori cukup baik. mempengaruhi kepada bawahan variabel
3) Dimensi peran memotivasi. kepemimpinan kepala desa di Desa
Dimensi peran memotivasi, Laban Kecamatan Menganti dengan
dalam penelitian ini dilihat dari indikator (a) berusaha memberikan
indikator (a) pemberian dorongan contoh dalam bekerja dan bertindak; (b)
kepada bawahan agar lebih giat bekerja; melibatkan bawahan dalam berbagai
dan (b) memahami benar karakter kegiatan; dan (c) tumbuhkan rasa
bawahan. Perolehan skor dan nilai percaya diri pada bawahan, semua
kriteiumnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 213
Tabel 5. Hasil analisis skor dimensi peran memotivasi.
Kriterium (%) Keterangan Pemberian dorongan
Cukup baik kepada bawahan agar
giat bekerja
Memahami
Cukup baik karakter
Cukup baik
Sumber data: Hasil angket penelitian (2017)
Berdasarkan tabel tersebut di karakter bawahan diperoleh skor 225 atas, dapat dijelaskan bahwa dimensi
dengan skor kriterium mencapai 70,31% peran memotivasi, yang dilihat dari
(tergolong cukup baik). Perolehan skor indikator (a) pemberian dorongan
rata-rata dari indikator dimensi peran kepada bawahan agar lebih giat bekerja
memotivasi tersebut di atas adalah 230 diperoleh skor 234 dengan skor
dan dapat digambarkan dengan skala kriterium mencapai 73,12% (tergolong
interval seperti gambar di bawah ini. cukup baik); dan (b) memahami benar
sangat tidak baik tidak baik
cukup baik
baik sangat baik
I-----------------------------I----------------------------I------------!-------------------I-------------------------I
Gambar 4. Interval Skor Dimensi Peran Memotivasi Menurut Indikatornya
4) Dimensi peran antar pribadi. dapat dikatakan bahwa dimensi peran
Berdasarkan uraian di atas,
Dimensi peran antar pribadi, memotivasi variable kepemimpinan
dalam penelitian ini dilihat dari kepala desa di Desa Laban Kecamatan
indikator (a) figur yang cukup Menganti
dihargai; dan (b) menampilkan perilaku pemberian dorongan kepada bawahan
yang baik dan benar. Perolehan skor dan agar lebih giat bekerja; dan (b)
nilai kriteiumnya dapat dilihat pada memahami benar karakter bawahan,
tabel di bawah ini. termasuk dalam kategori cukup baik.
Tabel 6. Hasil Analisis Skor Dimensi Peran Antar Pribadi
Kriterium (%) Keterangan Figur
Cukup baik dihargai
Cukup baik yang baik dan benar
Menampilkan perilaku 11 237
Cukup baik
Sumber data: Hasil angket penelitian (2017)
214 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018
Berdasarkan tabel tersebut di skor 237 dengan skor kriterium atas, dapat dijelaskan bahwa dimensi
mencapai 71,71% (tergolong cukup peran antar pribadi, yang dilihat dari
baik). Perolehan skor rata-rata dari indikator (a) figur yang cukup dihargai
indikator dimensi tersebut di atas adalah diperoleh skor 222 dengan skor
230 dan dapat digambarkan dengan kriterium mencapai 69,37% (tergolong
skala interval seperti gambar di bawah cukup baik); dan (b) menampilkan
ini.
perilaku yang baik dan benar diperoleh
sangat tidak baik tidak baik
cukup baik
baik sangat baik
I-----------------------------I-----------------------------I------------!-----------------I--------------------------I
Gambar 5. Interval Skor Dimensi Peran Antar Pribadi Menurut Indikatornya
5) Dimensi peran informasional dapat dikatakan bahwa dimensi peran
Berdasarkan uraian di atas,
Dimensi peran informasional antar pribadi variable kepemimpinan
dalam penelitian ini dilihat dari kepala desa di Desa Laban dengan
indikator (a) menjelaskan rencana indikator (a) figure yang cukup dihargai;
kebijakan-kebijakan kepada bawahan; dan (b) menampilkan perilaku yang baik
dan (b) menjelaskan instruksi tentang dan benar, termasuk dalam kategori
cara pekerjaan dilakukan. Perolehan cukup baik.
skor dan nilai kriteiumnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Hasil Analisis Skor Dimensi Peran Informasional
Kriterium (%) Keterangan Menjelaskan rencana
Cukup baik kebijakan-kebijakan
Menjelaskan instruksi
Cukup baik tentang cara pekerjaan
Cukup baik
Sumber data: Hasil angket penelitian (2017)
Berdasarkan tabel tersebut di dilakukan diperoleh skor 232 dengan atas, dapat dijelaskan bahwa dimensi
skor kriterium mencapai 72,50% peran informasional, yang dilihat dari
(tergolong cukup baik). Perolehan skor indikator (a) menjelaskan rencana
rata-rata dari indikator dimensi peran kebijakan-kebijakan kepada bawahan
informasional tersebut di atas adalah diperoleh skor 229 dengan skor
231 dan dapat digambarkan dengan kriterium mencapai 71,56% (tergolong
skala interval seperti gambar di bawah cukup baik); dan (b) menjelaskan
ini.
instruksi tentang cara
pekerjaan
Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 215 Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 215
cukup baik
baik sangat baik
I-----------------------------I------------------------------I---------------!---------------I------------------------I 64 128 192 231 256 320
Gambar 6. Interval Skor Dimensi Peran Informasional Menurut Indikatornya
Berdasarkan uraian di atas, standar deviasi 2,302. Varians variabel dapat dikatakan bahwa dimensi peran
ini 5,298. Sedangkan rentang data informasional variable kepemimpinan
sebanyak 9, dengan nilai skor terendah kepala desa di Desa Laban Kecamatan
43 dan tertinggi 52. Jumlah skornya Menganti
adalah 3020. Kemudian berdasarkan menjelaskan
dengan
indikator(a)
nilai kriterium yang telah ditetapkan kebijakan kepada bawahan; dan (b)
rencana
kebijakan-
dengan 64 responden, 10 pertanyaan, menjelaskan instruksi tentang cara
dengan skor tertinggi 5, maka diperoleh pekerjaan dilakukan, termasuk dalam
nilai kriterium sebesar 4160. Dengan kategori cukup baik.
demikian skor kriterium variabel Selanjutnya berdasarkan hasil
kepemipinan kepala desa di Desa Laban perhitungan analisis statistik pada
Kecamatan Menganti dalam penelitian bagian deskripsi data variabel X
ini adalah 3020: 4160 x 100% = (terlampir),
72,59%. Apabila digambarkan dalam kepemimpinan kepala desa di Desa
bahwa
variabel
skala interval, maka nilai total skor Laban Kecamatan Menganti memiliki
variabel tersebut dapat dilihat pada rata-rata nilai skor (mean) 47,19 dengan
gambar bawah ini.
sangat tidak baik tidak baik
cukup baik
baik sangat baik
I------------------------------I---------------------------I----------------!---------------I-------------------------I 832
Interval Skor Variabel Kepemimpinan Kepala Desa Di Desa Laban Kecamatan Menganti
Selanjutnya distribusi frekuensi Laban Kecamatan Menganti tersebut di nilai skor jawaban responden variabel
atas, dapat dilihat pada tebel di bawah kepemimpinan kepala desa di Desa
ini.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Skor Jawaban 64 Responden Tentang Variabel Kepemimpinan Kepala Desa Di Desa Laban
No Nilai Skor
Frekuensi
Persen
Persen Komulatif
Sumber Data: Hasil Angket Penelitian 2017 (Diolah).
JURNAL ASPIRASI Vol. 5 No.1 Agustus 2014
216 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018
Laban Kecamatan Menganti tersebut di mengenai distribusi frekuensi skor
atas, yang disajikan dalam histogram
di bawah ini. kepemimpinan kepala desa di Desa
jawaban dari 64 responden variabel
Histogram Skor Jawaban 64 Responden Tentang Variabel Kepemimpinan Kepala Desa
Di Desa Laban Kecamatan Menganti
(ketanggapan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
Berdasarkan uraian di atas,
responsiveness
kepekaan), (3) assurance (kepastian, kepemimpinan kepala desa di Desa
jaminan keamanan), (4) emphaty Laban Kecamatan Menganti yang dilihat
(kepedulian, empati), dan (5) tangible dari
berwujud) dalam mengambil keputusan, (2) peran
pelayanan dimaksud. Indikator dari mempengaruhi kepada bawahan, (3)
setiap dimensi seperti yang telah peran memotivasi, (4) peran antar
ditentukansebelumnya. Pembahasan pribadi, dan (5) peran informasional
hasil penelitian variabel pelayanan dengan indikator-indikator tersebut di
pemerintahan bidang atas, semua dimensi dan indikator
administrasi
layanan sipil (Y) di Desa Laban tersebut di atas termasuk dalam kategori
Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik cukup baik.
dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Faktor reliability (kepercayaan, Deskripsi
keandalan). Administrasi Pemerintahan Bidang
Variabel
Pelayanan
Faktor reliability Layanan Sipil di Desa Laban
(kepercayaan, keandalan)., dalam Variabel pelayanan administrasi
penelitian ini dilihat dari indikator pemerintahan bidang layanan sipil (Y)
(a) adanya kemampuan untuk di Desa Laban Kecamatan Menganti
memberikan pelayanan secara cepat; Kabupaten Gresik dalam penelitian ini
dan (b) adanya kemampuan untuk diukur dengan mendasarkan dimensi
memberikan pelayanan secara benar kualitas pelayanan publik menurut
sesuai jenis pelayanan. Perolehan ,Rewansyah, ( 2013) yaitu meliputi
skor dan nilai kriteiumnya dapat faktorfaktor:
dilihat pada tabel di bawah ini. (kepercayaan,
Pengaruh Kepemimpinan ................. (Waloyo-Didik) hal. 202 - 229 217
Tabel 9. Hasil analisis skorfaktor reliability (kepercayaan, keandalan)
Kriterium (%) Keterangan Adanya
Cukup baik untuk
kemampuan 1 234
= memberikan pelayanan
-------X100
secara cepat
Cukup baik untuk
= memberikan pelayanan
-------X100
secara benar sesuai
jenis pelayanan
Cukup baik
Sumber data: Hasil angket penelitian (2017) ISSN 2087-2208
Berdasarkan tabel tersebut di pelayanan secara benar sesuai jenis atas, dapat dijelaskan bahwa faktor
pelayanan diperoleh skor 239 dengan reliability (kepercayaan, keandalan),
skor kriterium mencapai 74,68% yang dilihat dari indikator (a) adanya
(tergolong cukup baik). Perolehan skor kemampuan
rata-rata dari indikator faktor reliability pelayanan secara cepat diperoleh skor
untuk
memberikan
(kepercayaan, keandalan) tersebut di 234 dengan skor kriterium mencapai
atas adalah 237 dan dapat digambarkan 73,12% (tergolong cukup baik); dan (b)
dengan skala interval seperti gambar di adanya kemampuan untuk memberikan
bawah ini.
sangat tidak baik tidak baik
cukup baik
baik sangat baik
I-----------------------------I----------------------------I----------------!---------------I-------------------------I
Gambar 9. Interval Skor Faktor Reliability (Kepercayaan, Keandalan) Menurut Indikatornya
2) Faktor responsiveness (ketanggapan, dapat dikatakan bahwa faktor reliability
Berdasarkan uraian di atas,
kepekaan).
responsiveness pelayanan administrasi pemerintahan
(kepercayaan, keandalan)
variabel
Faktor
kepekaan), dalam bidang layanan sipil di Desa Laban
(ketanggapan,
penelitian ini dilihat dari indicator (a) Kecamatan Menganti dengan indikator
atau keinginan untuk (a)
kesadaran
membantu konsumen; (b) memberikan memberikan pelayanan secara cepat; dan
adanya kemampuan
untuk
pelayanan yang cepat atau tanggap; dan (b)
(c) memberikan pelayanan yang efektif memberikan pelayanan secara benar
adanya kemampuan
untuk
dan efisien. Perolehan skor dan nilai sesuai jenis pelayanan, termasuk dalam
kriteiumnya dapat dilihat pada tabel di kategori cukup baik.
bawah ini.
218 Media Mahardhika Vol. 16 No. 2 Januari 2018
Tabel 10. Hasil Analisis Skor Faktor Responsiveness (Ketanggapan, Kepekaan)
Kriterium (%) Keterangan Kesadaran
Cukup baik keinginan
Cukup baik yang
Memberikan pelayanan 4 240
-------X100 = 75 cepat atau tanggap
Memberikan pelayanan
Cukup baik yang