Sistem Penunjang Keputusan (Decission Support System) 2 SKS

  

Sistem Penunjang Keputusan

(Decission Support System) Tentang Mata Kuliah

Sistem Penunjang Keputusan (Decission Support System)

  • Kredit: 2 SKS
  • Dosen: Dedy Alamsyah, S.Kom
  • >Kelas: Sabtu, 13.00-14.40 WIB (R. M203)

Komposisi Penilaian

  

Aspek Penilaian Prosentase  

Tugas Mandiri - Jurnal 20 %  

Hasil Ujian Tengah Semester 30 %  

  

Hasil Ujian Akhir Semester 40 %   Presentasi/Quis 10 %   Total 100 %   Profle 

  Nama : Dedy Alamsyah, S.Kom 

  Panggilan : Dedy 

  Email : wafasa.alamsyah@gmail.com 

  Web : http://wafasa.wordpress.com 

  Facebook : http://www.facebook.com/alamsyahdedy 

  LinkedIn : http://www.linkedin.com/pub/dedy-alamsyah/36/84a/42a 

  YM : dygorgonites 

  Pekerjaan : IT Dept. Head at PT Alamkaca Prabawa Indonesia Dosen Lepas Perguruan Tinggi Raharja (TI)

Tata Tertib Perkuliahan

  1. Sama dengan tata tertib kampus 2. Telat dibawah 20 menit langsung diabsen.

  Telat 20 menit Absen 35 Menit kemudian Telat 30 menit Absen 45 Menit kemudian

Telat 45 menit Absen 15 Sebelum kelas selesai

Telat 1 Jam Tidak boleh Absen

  3. Tidak boleh mengantuk apalagi tidur

  Teknik Pembelajaran

  1. Ceramah dan Tanya Jawab

  2. Presentasi , Tanya Jawab dan Diskusi

  3. Tugas

  1. Tugas Presentasi Sistem Penunjang Keputusan

  2. Jurnal Sistem Penunjang Keputusan Silabus Perkuliahan Pert.

  / Pokok Bahasan / Materi Tujuan Instruksional Khusus Aktivitas Pembelajaran Media / Referensi Mode

  1. Kerangka Pengembangan Mahasiswa mengenal dan Media : White board, Multi Media DSS mengetahui dasar-dasar dan Proyektor konsep DSS menurut konteksnya

   1 Dasar Konseptual DSS

  Definisi, contoh - dan sifat

  • Perbedaan DSS dengan SIM Konsep DSS - Pengembangan -

  Peran DSS Tujuan dan - kemampuan kinerja

  2. DSS dalam konteks Pendahuluan - Misi keseluruhan

  • Dukungan - terhadap pengguna informasi

Silabus Perkuliahan - 2

  4 &

  / Mode Pokok Bahasan / Materi Tujuan Instruksional Khusus Aktivitas Pembelajaran Media / Referensi

  Media : White board, Multi Media Proyektor Pert.

   Mahasiswa mempunyai pengetahuan tentang infrastruktur teknologi penunjang keputusan.

   Mahasiswa mempunyai pengetahuan tentang komponen-komponen dari arsitektur keputusan dan memberiklan contoh kasus;

  3. Infrastruktur teknologi untuk DSS berbasis dokumen

  2. Pemilihan persyaratan database untuk DSS institusional dan Ad- hoc

  1. Komponen arsitektur DSS

  5 Arsitektur DSS

  2 Menggunakan DSS

  1. Acuan Pengawasan Manajemen : Keterlibatan terhadap DSS

   Mahasiswa dapat menjelaskan penerapan DSS dengan desain adaptif dan memberikan contoh lain penerapannya.

  2. Dukungan keputusan melalui optimasi

  1. Eksperiman dalam menerapkan pendekatan desain adaptif untuk pengembangan DSS

  3 Mengembangkan DSS

  Media : White board, Multi Media Proyektor

   Mahasiswa dapat memahami hubungan DSS dengan manajemen serta mempertimbangkan bagaimana nilai keputusan tersebut.

   Mahasiswa lebih mampu mengembangkan dan menggunakan DSS;

  2. Analisis Nilai : Mempertimbangkan DSS

  Media : White board, Multi Media Proyektor Silabus Perkuliahan - 3 Pert.

  / Pokok Bahasan / Materi Tujuan Instruksional Khusus Aktivitas Pembelajaran Media / Referensi Mode

  6 Menciptakan Lingkungan DSS

  1. Mengorganisaikan DSS : Mahasiswa mengetahui bagaimana Media : White board, Multi Media & Alternatif layanan end-user mengorganisasikan DSS melalui teknologi Proyektor 7 2. Permasalahan tentang lain. pemberian dukungan keputusan untuk proses pembuatan keputusan strategi

  8 UJIAN TENGAH SEMESTER

  9 Pemilihan S/W DSS

  1. Pemilihan S/W DSS : Mahasiswa dapat memilih S/W dengan Media : White board, Multi Media Metodologi keputusan metode penunjang berkriteria majemuk Proyektor berkriteria banyak dan dapat menyebutkan beberapa contoh

2. Kasus : Mead Corporation perusahaan yang menerapkannya.

  10 DSS Kelompok

  

1. Konsepsi DSS Kelompok Mahasiswa dapat memahami konsepsi

2. Metodologi DSS DSS kelompok beserta metodologinya.

  11 Teknik Pengambilan Keputusan

  

1. Penelitian Operasional dan Mahasiswa dapat memahami teknik & Programa Linier Programa Linier pengambilan keputusan secara programa 12 2. Metode Grafik untuk linier maupun metode grafiknya. Silabus Perkuliahan - 4 Pert.

  

/ Pokok Bahasan / Materi Tujuan Instruksional Khusus Aktivitas Pembelajaran Media / Referensi

Mode

  13 Pengambilan Keputusan Kriteria Analytical Hierarchy Process Mahasiswa dapat memahami teknik & Majemuk pengambilan keputusan dengan criteria 14,15 majemuk melalui pendekatan AHP.

Pertemuan 1 Dasar Dasar SPK

  Problem Solving John Dewey, Profesor Filosof dari Columbia University 1910 dalam bukunya mengetengahkan konsep pemecahan masalah secara terstruktur. Ia mengidentifkasi tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan masalah suatu kontroversi secara memadai yaitu:

  1. Mengenali kontroversi

  2. Menimbang klaim alternatif

  3. Membentuk penilaian

Kerangka kerja yang dianjurkan untuk penggunaan komputer dikenal sebagai

pendekatan sistem . Serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang

memastikan bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternative dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja.

Identifkasi Masalah

  Masalah terdiri dari dua jenis

  1. Masalah terstruktur terdiri dari elemen-elemen dan hubungan- hubungan antar elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah masalah

  

2. Masalah tak terstruktur berisikan elemen-elemen atau hubungan-

hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah.

  3. Masalah semi-terstruktur adalah masalah yang berisi sebagian elemen-elemen atau hubungan yang dimengerti oleh pemecah

Tahap Pemecahan Masalah

  

1. Usaha persiapan, mempersiapkan manajer untuk memecahkan

masalah dengan menyediakan orientasi sistem.

  2. Usaha defnisi, mencakup mengidentifkasikan masalah untuk dipecahkan dan kemudian memahaminya.

  3. Usaha solusi, mencakup mengidentifkasikan berbagai solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih salah satu yang tampaknya terbaik, menerapkan solusi itu dan membuat tindak lanjutnya untuk menyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan.

  Sistem informasi berbasis komputer atau CBIS dapat digunakan sebagai system dukungan (support systems) saat menerapkan

Usaha Persiapan

  Tiga langkah persiapan tidak harus dilaksanakan secara berurutan, karena

ketiganya bersama-sama menghasilkan kerangka pikir yang

diinginkan untuk mengenai masalah. Ketiga masalah itu terdiri dari:

  a) Memandang perusahaan sebagai suatu sistem

  b) Mengenal sistem lingkungan

  c) Mengidentifkasikan subsistem-subsistem perusahaan

Usaha Defnisi

  Usaha defnisi mencakup pertama-tama menyadari bahwa suatu masalah ada atau akan ada (identifkasi masalah) dan kemudian cukup mempelajarinya untuk mencari solusi

(pemahaman masalah). Usaha defnisi mencakup dua langkah

yaitu :

  b) Menganalisis bagian-bagian sistem dalam sustu urutan tertentu

Usaha Pemecahan

  

Usaha pemecahan meliputi pertimbangan berbagai alternatif

yang layak (feasible), pemilihan alternatif terbaik, dan penerapannya.

  Dengan kenyataan tersebut, kita mendefnisikan masalah sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan masalah berarti

tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya

atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlahwaktu yang dihabiskan, tetapi pada konsekuensinya keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang

manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah

satu kunci pemecahan masalah adalah identifkasi berbagai alternative

keputusan. Solusi bagi suatu masalah harus mendayagunakan system untuk

memenuhi tujuannya, seperti tercermin pada standar kinerja system. Standar

ini menggambarkan keadaan yang diharapkan, apa yang harus dicapai oleh system. Selanjutnya manajer harus memiliki informasi yang terkini, informasi itu

menggambarkan keadaan saat ini, apa yang sedang dicapai oleh system. Jika

keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan sama, tidak terdapat masalah

dan manajer tidak mengambil tindakan. Jika kedua keadaan itu berbeda,

Tipe Manajer

  

Manajer dapat dibagi dalam tiga kategori dasar dalam hal gaya merasakan

masalah (problem solving styles) mereka, yaitu bagaimana mereka menghadapi masalah.

  • Penghindar Masalah (problem avoider) Manajer ini mengambil sikap positif dan menganggap bahwa semua baik- baik

    saja. Ia berusaha menghalangi kemungkinan masalah dengan mengabaikan

    informasi atau menghindarinya sepanjang perencanaan.
  • Pemecah Masalah (problem solver) Manajer ini tidak mencari masalah juga tidak menghalanginya. Jika timbul suatu masalah, masalah tersebut dipecahkan.
  • Pencari Masalah (problem seeker)

Mengumpulkan informasi

  Para manajer dapat menunjukkan salah satu dari dua gaya mengumpulkan informasi (information-gathering styles) atau sikap terhadap total volume informasi yang tersedia bagi mereka.

  • Gaya Teratur (preceptive style) Manajer jenis ini mengikuti management by exception dan menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan area minatnya.
  • Gaya Menerima (receptive style)

    Manajer jenis ini ingin melihat semuanya, kemudian menentukan apakah

    informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain dalam organisasi.

Menggunakan informasi

  Manajer juga cenderung lebih menyukai salah satu dari dua gaya menggunakan informasi (information-using styles), yaitu cara-cara menggunakan informasi untuk memecahkan suatu masalah.

  • Gaya Semantik (systematic style) Manajer memberi perhatian khusus untuk mengikuti suatu metode yang telah ditetapkan, misalnya pendekatan sistem.
  • Gaya Intuitif (intuitive style)

    Manajer tidak lebih menyukai suatu metode tertentu tetapi menyesuaikan

    pendekatan dengan situasi.

Sistem Penunjang Komputer (SPK) Decission Support System (DSS)

  Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan Keputusan yaitu Simon dan Mintzberg

  1. Keputusan menurut Simon Dalam bukunya terbitan Tahun 1977, Simon menguraikan istilah keputusan menjadi Keputusan terprogram dan Keputusan tak terprogram Keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah di tetapkan untuk menanganinya sehingga ia dianggap suatu denovo (yang baru) setiap kali terjadi.

Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia juga menjelaskan

bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tak jelas, namun demikian konsep keputusan terprogram dan tak terprogram sangatlah penting, karna masing-masing memerlukan teknik yang berbeda.

  

Kontribusi Simon yang lain adalah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani oleh Manajer dalam

menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :

Aktivitas intelegensi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan Aktivitas disain,

yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan tindakan yang akan dilakukan. Aktivitas pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang sudah ada. Aktivitas peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah dilakukan.

Keputusan

  2. Keputusan menurut Mintzberg Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu interpersonal, informasional, desisional. Peranan informasonal mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi, dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam pembuatan berbagai jenis keputusan. Ada empat peranan desisional menurut mintzberg : Pengusaha, ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal ini yang bersifat permanent diabadikan sebagai organisasi. Orang yang menangani gangguan, ketika menajer berperan sebagai orang yang menangani gangguan

(disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk

merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru. Pengalokasi sumber, dengan peranan sebagai pengalokasi sumber (resorce alocator), manajer diharapkan mampu menentukan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi tahunan. Negosiator, dalm peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mengatasi perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat pekerja

Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan

  Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan antara lain adalah :

  • kegiatan intelijen,
  • kegiatan merancang, • kegiatan memilih dan menelaah. Kegiatan intelijen ini merupakan kegiatan mengamati lingkungan untuk mengetahui kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. Kegiatan ini merupakan tahapan dalam perkembangan cara berfkir. Untuk melakukan kegiatan intelijen ini diperlukan sebuah sistem informasi, dimana informasi yang diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal maupun eksternal sehingga seorang manajer dapat mengambil sebuah keputusan dengan tepat. Kegiatan merancang merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan dan menganalisis

    berbagai alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini meliputi pengembangan

    dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif. Pertimbangan-pertimbangan utama telah diperkenalkan oleh Simon untuk melakukan tahapan ini, apakah situasi keputusan ini terprogram atau tidak. Sedangkan

    kegiatan memilih dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa

    yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah dipilih.

Sejarah DSS/SPK

  

Pengembanag DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna

computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Time-haring membuka peluang baru dalam penggunaan computer.

Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S.

Scott Morton yang keduanya frofesor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam

jurnal yang berjudul “A Framework for Management Information System” mereka

merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilah Strategic palnning, managemen control dan operational

Defnisi DSS

  Decision Support System dapat dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifk.

DSS sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer,

atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi

atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan

berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga

  Usaha berikutnya dalam mendefnisikan konsep DSS dilakuikan oleh Steven L. Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifkasi enam jenis DSS, yaitu : 

  Retrive information element (memanggil eleman informasi) 

  Analyze entries fes (menganali semua fle) 

  Prepare reports form multiple fles (laporan standart dari beberapa fles) 

  Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan) 

  Propose decision (menawarkan keputusan ) 

  Make decisions (membuat keputusan)

Model

  Model DSS terdiri dari: 1. Model matematika.

  2. Database.

  3. Perangkat lunak. Perangkat lunak DSS sering disebut juga dengan DSS generator. DSS generator ini

berisi modul-modul untuk database, model dan dialog manajemen. Modul database

ini menyediakan beberapa hal, seperti: creation, interrogation dan maintenance

untuk DSS database. DSS database memiliki kemampuan untuk menemukan sistem

database yang telah disimpan. Sedangkan modul model digunakan untuk menyajikan kemampuan membuat, menjaga dan memanipulasi ke dalam bentuk model matematika.

Model dasar ini menampilkan electronic spreadsheet. Model dialog digunakan untuk

menarik perhatian para pengguna untuk berhubungan langsung antara pengguna

Tujuan DSS

  Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :

  1. Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.

  2. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau engganti keputusan tersebut.

  3. Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan ukannya peningkatan efsiensi.

Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS,

yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.

Pengguna DSS/SPK

  Pembuat keputusan dalam organisasi terjadi pada tiga level utama yaitu :

  1.Levelstrategik,

  2.Manajerial

  3.Operasional Keputusan pada level operasional merupakan keputusan-keputusan terstruktur yaitu keputusan-keputusan

dimana semua atau sebagian besar variabel-variabel yang ada diketahui dan bisa diprogram secara total (secara

menyeluruh dapat diotomatiskan). Keputusan-keputusan terstruktur bersifat rutin dan memerlukan sedikit pendapat manusia begitu variabel-variabel tersebut terprogram.

Pada level manajerial dan strategik merupakan keputusan semistruktur, dimana problem-problem dan peluang

tidak dapat distrukturkan secara total dan memerlukan pendapat dan pengalaman manusia untuk membuat suatu keputusan. Dalam hal ini SPK dapat digunakan untuk mengembangkan solusi problem–problem yang bersifat kompleks dan semiterstruktur dengan mempertimbangkan SIM tradisional.

Penggunaan SPK tidak terbatas untuk manajer-manajer dari level menengah sampai ke level tinggi, tetapi dapat

digunakan oleh individu-individu. Pengguna memiliki gaya pembuatan keputusan tersendiri, kebutuhan yang

berbeda serta tingkat pengalamannya sendiri-sendiri, oleh karenanya perancang SPK perlu mempertimbangkan

Penerapan DSS Dalam Suatu Instansi

  Mengapa DSS digunakan dalam suatu perusahaan? • Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil.

  • Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
  • Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis.
  • Sistem komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan

    tujuan perusahaan dalam hal efsiensi, proftabilitas dan mencari

    jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.

Dampak Pemanfaatan DSS

  Dampak dari pemanfaatan Decision Support System (DSS) antara lain : • Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan.

  • Problem yang kompleks dapat diselesaikan.
  • Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya.
  • Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnya lebih baik.
  • Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman.
  • • Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih

    efektif.
  • Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi

Faktor Pendukung DSS

  Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh :

  • Faktor teknologi
  • Faktor kompleksitas struktural
  • Faktor pasar internasional
  • Faktor stabilitas politik
  • Faktor konsumerisme
  • Faktor intervensi pemerintah
  • Faktor informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut,
  • Faktor gaya pengambilan keputusan dan
  • Faktor kemampuan (intelegensi ,persepsi, dan falsafah) serta
  • • Pertimbangan pengambil keputusan. Pengambilan keputusan selalu

Karakteristik DSS/SPK vs SIM

  Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah salah satu cara mengorganisir informasi

(melibatkan pengunaan basis data) yang dimaksudkan untuk digunakan dalam membuat

keputusan. SPK dirancang untuk pendekatan menyelesaikan masalah para pembuat keputusan dan kebutuhan-kebutuhan aplikasi, tetapi tidak untuk menggantikan keputusan maupun membuat suatu keputusan untuk pengguna. SPK dirancang sedemikian rupa untuk mebantu mendukung keputusan-keputusan yang melibatkan masalah-maslah kompleks yang diformulasikan sebagai problem- problem semiterstruktur. SPK bisa dibangun untuk mendukung keputuisan sekali saja,

keputusan–keputusan yang jarang dibuat atau keputusan-keputusan yang muncul secara

rutin. SPK berbeda dengan SIM tradisional, SIM tradisional berorientasi produk yang menghasilkan keluaran sedangakan SPK berorientasi proses dimana fokus SPK adalah pada interaksi pembuat keputusan dengan sistem tersebut, bukan pada keluaran yang Dihasilkan SIM -> Berorientasi Produk

  SIM

Contoh Kasus

  Seorang Manajer ingin membuat sebuah sistem yang akan

membantu dia dalam menentukan biaya operasional dalam suatu

periode, lalu muncul dalam pemikirannya dia beberapa pertanyaan yang antara lain :

  

1. Apa yang sebenarnya akan saya dapatkan dari system tersebut

?

  

2. Jika biaya prorotipe adalah $X, apakah saya rasa biaya tersebut

bisa diterima ?