SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAYAKAN REKONSTRUKSI RUMAH MISKIN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAYAKAN REKONSTRUKSI RUMAH MISKIN (Studi Kasus: Kabupaten Klaten)
3 Parjono¹, Wing Wahyu Winarno², Emha Taufiq Luthfi .
) ¹ Mahasiswa Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
2)
Dosen Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
3)
Dosen Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
3)
Jl. Ring Road Utara Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta
1 ) 2 3) Email : ,wing@amikom.ac.id ,emhataufiqluthfi@amikom.ac.id
ABSTRACT
This decision support system is a web-based system, which can help decision makers to use
data from a variety of models to problems tersetruktur. In this thesis, has constructed a
decision support system poorhouse reconstruction using AHP method (Analytical Heirarchy
Process) which aims to help provide alternative solutions / proposals in decision-making, in
this case that would be the Head of Social Service Klaten. Decision support systems are built
based on 14 criteria poor from BPS (Central Bureau of Statistics) and giving preference
value weighted interest where the total value of the weight should not be more or less than
100 (100%).Keywords: SPK, Reconstruction, AHP.
dari pengumpulan data calon penerima
1. PENDAHULUAN
bantuan rekonstruksi rumah miskin yang Rumah memiliki fungsi yang diketahui dan direkomendasikan oleh sangat besar bagi individu dan keluarga Camat dan Kepada Desa setempat. tidak saja mencakup aspek fisik, tetapi
Berdasarkan data yang telah diperoleh, juga mental dan sosial. Untuk menunjang Dinas Sosial melakukan peringkingan dan fungsi rumah sebagai tempat tinggal yang pengambilan keputusan calon penerima baik maka harus dipenuhi syarat fisik bantuan rekonstruksi rumah miskin yaitu aman sebagai tempat berlindung, berdasarkan kriteria keluarga miskin yang secara mental memenuhi rasa telah ditentukan oleh Dinas Sosial. kenyamanan dan secara sosial dapat
Berdasarkan dari beberapa penilitian menjaga privasi setiap anggota keluarga, sistem pendukung keputusan yang sudah ada menjadi media bagi pelaksanaan sebelumnya dan latar belakang masalah bimbingan serta pendidikan keluarga. diatas, maka penulis bermaksud untuk
Dengan terpenuhinya salah satu membangun sistem pendukung keputusan kebutuhan dasar berupa rumah yang layak untuk menentukan calon penerima bantuan huni, diharapkan tercapai ketahanan dana rekonstruksi rumah miskin dengan judul keluarga.
“Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Pelaksanaan program rekonstruksi
Kelayakan Rekonstruksi Rumah Miskin rumah miskin yang dilakukan oleh Dinas Dengan Metode Analytical Hierarchy
Sosial melalui Bapernas (Badan
Process
(AHP)”. Sistem ini dibangun Pemberdayaan Masyarakat) yang diawali menggunakan Macromedia Dreamweaver 4.
Metode Sistem Pendukung Keputusan 8.0, pemrograman PHP dan Desain database pada penelitian ini menggunakan AHP dan tabel menggunakan MySQL. (analytical Hierarchy Process).
1. Rumusan Masalah 5.
Tools pemodelan digunakan dalam Berdasarkan kondisi latar belakang yang telah pemilihan ini adalah UML (Unifed diuraikan, permasalahan yang ingin Modeling Language ) diselesaikan adalah : 6.
Sistem pendukung keputusan ini berbasis 1. membangun software web dan menggunakan bahasa
Bagaimana (perangkat lunak) Sistem pendukung pemrograman PHP dan database MySql. keputusan menentukan jumlah rumah 7.
Hasil pemilihan sistem pendukung miskin yang layak direkonstruksi dengan keputusan ini berfungsi untuk membantu metode AHP (analytical Hierarchy Dinas Sosial dalam menentukan calon
Process )? penerima bantuan dana rekonstruksi 2.
rumah. Bagaimana sistem yang dibangun dapat menjadi input dan dasar pertimbangan
2. Tujuan Penelitian pemerintah Kabupaten Klaten untuk Tujuan umum penelitian ini adalah menentukan penerima dana rekonstruksi mengembangkan sistem pendukung keputusan rumah miskin? berbasis web yang dapat digunakan untuk
1. membantu menentukan calon penerima
Batasan Variabel Penelitian Supaya pembahasan dalam penelitian ini bantuan dana rumah miskin. Tujuan khusus lebih terarah maka penulis melakukan dari penelitian ini antara lain : pembatasan permasalahan sebagai 1.
Membangun software (perangkat lunak) berikut: Sistem pendukung keputusan menentukan
1. kelayakan rekonstruksi rumah miskin
Peserta program rekonstruksi rumah miskin adalah setiap keluarga miskin dengan metode AHP. yang terdata secara lengkap dan telah di 2.
Untuk membuktikan sistem pendukung validasi kebenarannya. keputusan yang dibangun dapat
2. membantu Dinas Sosial untuk
Syarat-syarat kepersertaan pada program rekonstruksi rumah miskin didasarkan menentukan calon penerima bantuan kepada empat belas (14) kriteria miskin dana rekonstruksi rumah miskin. dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 3.
Manfaat Penelitian 2010. Hasil dari penelitian di pemerintah 3. kabupaten Klaten diharapkan dapat
Studi kasus di Kabupaten Klaten dan data yang digunakan sebagai referensi awal memberikan manfaat bagi Dinas Sosial, adalah data rumah tidak layak huni dari ataupun penulis. Manfaat yang dapat rumah tangga miskin di Dinas Sosial diperoleh dari hasil penelitian ini, antara Kabupaten Klaten. lain:
1. intervensi dengan tujuan perbaikan atau
Manfaat bagi instansi 1) partisipasi. Action research dalam
Dengan sistem yang dibangun dapat mempermudah dan memepercepat pandangan tradisional adalah suatu Dinas Sosial dalam menentukan calon kerangka penelitian pemecahan masalah, penerima bantuan dana rekonstruksi dimana terjadi kolaborasi antara peneliti rumah miskin. dengan client dalam mencapai tujuan. 2)
Dari uraian di atas sehingga penulis Masyarakat miskin di Kabupaten
Klaten (peserta calon penerima dana menentukan penelitian ini merupakan rekonstruksi rumah miskin), dapat peneliian Action Research. menjadikan sistem pendukung 1.
Metode Pengumpulan Data keputusan ini sebagai dasar/ Metode pengumpulan data dalam barometer/ ukuran untuk menentukan penelitian ini adalah dengan abservasi, calon penerima paket rekonstruksi Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), rumah miskin secara adil. observasi adalah suatu cara pengumpulan 2. data dengan mengadakan pengamatan
Manfaat bagi penulis 1) Dapat menambah pengetahuan dalam langsung terhadap suatu obyek dalam bidang informasi khususnya sistem suatu periode tertentu dan mengadakan pendukung keputusan dengan pencatatan secara sistematis tentang hal- menggunakan metode AHP hal tertentu yang diamati dan (analytical Hierarchy Process). menggunakan kuisioner sebagai alat
1) pengumpul data yang pokok. Kuesioner
Dapat mengetahui jumlah keluarga
- miskin yang harus mendapatkan dana berisikan pertanyaan pertanyaan bantuan rekonstruksi rumah. berstruktur yang berkaitan dengan
2) permasalahan dalam penelitian. Kuesioner
Dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu selama kuliah di MTI STIMIK ini nantinya akan disebarkan kepada Amikom Yogyakarta. responden atau objek yang menjadi pusat penelitian.
2. METODE PENELITIAN 2.
Bahan Penelitian Menurut Hasibuan 2007, Action
Bahan penelitian : berisi bahan-bahan
research merupakan penelitian yang
yang digunakan di dalam penelitian. Jenis berfokus langsung pada tindakan sosial. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Action research atau penelitian tindakan adalah: merupakan salah satu bentuk rancangan a.
Data Primer penelitian, dalam penelitian tindakan Yaitu kuesioner tertutup dan observasi peneliti mendeskripsikan, terhadap user dalam hal ini: menginterpretasi dan menjelaskan suatu situasi sosial pada waktu yang bersamaan dengan melakukan perubahan atau
5 faktor usability antara lain learnbility, memoribility, satisfaction, efficiency,
Gambar 1 Struktur Hirarki AHP
dan eror sebagai variabel nya Keterangan Gambar 1 : b. Data Sekunder a.
Hirarki terbawah adalah nama-nama Data sekunder yaitu data pendukung
Gakin yang ada di Kabupaten Klaten dalam penelitian ini yaitu meliputi b.
Hirarki kedua adalah kriteria-kriteria kepustakaan, struktur organisasi, yang dipakai untuk menganalisis infrastruktur TI, gambaran sistem calon penerima dana yang ada saat ini.
c.
Hirarki ketiga adalah hirarki yang 3. Metode Analisis Data berisi Gakin (keluarga miskin)
Metode analisis data dalam dengan prioritas tertinggi. penelitian ini menggunakan AHP 2.
Penilaian kriteria dan alternatif (Analytical Hierarchy Process)
Kriteria dan alternatif dinilai melalui dikembangkan awal tahun 1970-an oleh perbandingan berpasangan. Menurut
Thomas L. Saaty, dari Universitas Saaty (1988), untuk berbagai
Pittsburg. Model AHP (analytical persoalan, skala 1 sampai 9 adalah
Hierarchy Process ) memakai persepsi
skala terbaik dalam mengekspresikan manusia yang dianggap ‘ekspert’ sebagai pendapat. Nilai dan definisi pendapat input utamanya. kualitatif dari skala perbandingan
Prosedur AHP pada dasarnya Saaty dapat dilihat pada Tabel 2. meyusun langkah-langkah dalam metode
Tabel 1.2 Skala Penilaian PerbandinganAHP meliputi menyusun hirarki,
Berpasangan
penilaian kriteria alternatif, penentuan
Nilai Interpretasi prioritas dan konsistensi logis.
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih 1. Menyusun hirarki dari permasalahan penting daripada elemen yang yang dihadapi. lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting Persoalan yang akan diselesaikan, daripada yang lainnya diuraikan menjadi unsur-unsurnya,
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya yaitu kriteria dan alternatif, kemudian
9 Satu elemen mutlak penting disusun menjadi struktur hierarki daripada elemen lainnya
2,4,6, Nilai-nilai antara dua nilai seperti Gambar 1. di bawah ini : 8 pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan
Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada tabel matriks di bawah ini :
Tabel 1. Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan A1 A2 A3 f.
Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI A1 1 1/2 1/3 adalah indeks random A2
2 1 2/3 g. konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1,
A3 3 3/2
1 hasil perhitungan data dapat dibenarkan. Adapun prosedur atau langkah-langkah dalam metode AHP meliputi :
Alur Penelitian 1. Penentuan prioritas
Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik.
2. Konsistensi Logis
Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan
Gambar 2. Alur Penelitian
tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut (Suryadi, 1998):
3. TINJAUAN PUSTAKA
Hubungan kardinal : a ij . a jk = a ik Dalam penelitian ini sebagai acuan
Hubungan ordinal : A > A , A > A
i j j k
untuk melengkapi penulisannya diambil maka A i > A k beberpa pustaka, yang diantaranya adalah
Penghitungan konsistensi logis dilakukan beberpa tesis dan jurnal. Tesis tentang dengan mengikuti langkah-langkah sebagai membuat dan mengimplementasikan sistem berikut : pendukung keputusan berbasis komputer a.
Mengalikan matriks dengan proritas untuk penentuan penerima bantuan bersesuaian. program keluarga harapan bagi rumah b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris. tangga miskin c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi Adapun langkah - langkah penelitian yang prioritas dan hasilnya dijumlahkan. dilakukan adalah : d. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan
a. Pengumpulan informasi, dimana dalam didapat λmaks. pengumpulan informasi ini dilakukan studi e.
Indeks Konsistensi (CI) = (λmaks-n) / (n- pustaka, wawancara dan observasi.
1)
b. Pengembangan sistem, dalam proses ini dilakukan tindakan merancang, implementasi dan pengujian terhadap sistem serta pemodelan matematis atau pemodelan kuantitatif. Kriteria dalam pemrosesan data mengacu kepada data hasil statistik Badan Pusat Statistik (BPS) dengan 14 kriteria miskin 1)
Landasan teori Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya.
Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk mempermudah integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat flesibel (Suryadi dan Ramdhani, 1998).
Konsep Sistem Pendukung Keputusan pertama kali diperkenalkan oleh Michael Scott Morton (1970), yang selanjutnya dikenal dengan istilah
Management Decision System . Konsep
SPK merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak tersetruktur dan semi tersetruktur (Kosasi, 2002). 2)
Gambaran Umum Obyek Penelitian Pelaksanaan program rekonstruksi rumah miskin yang dilakukan oleh Dinas
Sosial melalui Bapernas (Badan Pemberdayaan Masyarakat) yang diawali dari pengumpulan data calon penerima bantuan rekonstruksi rumah miskin yang diketahui dan direkomendasikan oleh Camat dan Kepada Desa setempat. Berdasarkan data yang telah diperoleh, Dinas Sosial melakukan peringkingan dan pengambilan keputusan calon penerima bantuan rekonstruksi rumah miskin berdasarkan kriteria keluarga miskin yang telah ditentukan oleh Dinas Sosial.
Menurut Kepala Dinas Sosial dan Budaya Kabupaten Klaten, luas wilayah yang terdiri 26 Kecamatan 401 Desa dan Kelurahan adalah jumlah wilayah pemerintahan yang luas dan terdapat 27.712 kepala keluarga dalam kategari RTLH dari 137.771 Keluarga Miskin, Dalam pelaksanaannya, eksekusi daripada pemberian bantuan rekonstruksi rumah miskin ini menghadapi banyak masalah yaitu masalah bagi penerima, data yang tidak valid dan keluhan protes dan demonstrasi
3) Analisis dan Rancangan Sistem
Analisa kebutuhan non fungsional pada sistem pendukung keputusan dalam peminatan ini, diantaranya:
a) Operasional.
Operasional sistem menggambarkan keadaan yang ada di Dinas Sosial Kabupaten Klaten.
b) Analisis Perangkat Keras.
Berikut ini adalah spesifikasi perangkat keras yang ada di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Klaten rata-rata adalah Penggunaan sistem pendukung sebagai berikut: keputusan ini dapat dijalankan oleh banyak komputer yang berada dalam
- GHz satu jaringan secara bersamaan karena prototipe sistem menggunakan sistem
Processor : Pentium Core I3 2,4
- berbasis Web, selain banyak user yang
Memori : 2GB
- secara dalam
Hard disk : 250 GB
bersamaan akses Monitor : LCD 18
c) prototipe sistem, sistem berbasis Web Analisis Perangkat Lunak.
Prototipe sistem pendukung keputusan juga mempunyai kelebihan dalam yang akan dibuat menggunakan PHP kecepatan akses, selama jaringan sebagai perancangan program dan dalam keadaan stabil. MySQL sebagai databasenya. Dalam perancangan prototipe sistem
d) pendukung keputusan yang telah dianalisis,
Analisis User Dari prototipe sistem pendukung dapat digambarkan dalam Unified Modeling keputusan ini, user yang terdapat dalam
Language (UML) sebagai berikut :
prototipe berbasis web ini terdiri dari: a.
Use Case Diagram a. Admin.
Use Case Diagram pada Sistem b. Operator, minimal pernah/sering
Pendukung Keputusan untuk rekonstruksi mengoperasikan aplikasi computer. rumah miskin dapat dilihat pada gambar c. LSM, Lembaga Sosial Masyarakat
3.2. sebagai berikut : yang akan memberikan masukan dalam proses pendataan calon penerima bantuan e)
Security, Keamanan dari prototipe sistem pendukung keputusan ini dibatasi pada akses user.
f) Culture dan Political, Kebiasaan dari
SDM yang terbiasa menggunakan sistem manual adalah sering
Gambar 3. Use Case Diagram
malakukan kecurangan data untuk Actifity Diagram Administrator mencapai tujuan tertentu jika dihadapkan dengan kebijakan sistem yang sudah terkomputerisasi akan sedikit mempersempit aktor-aktor yang melakukan kecurangan data tersebut.
g) Performance.
Gambar 4. Activity Administrator
10 Biaya kesehatan
0.15
11 Beli pakaian pertahun
0.02 a. Activity Operator
12 Penghasilan
0.02
13 Pendidikan
0.04
14 Nilai tabungan
0.03 Tabel 3. Bobot Subkriteria
No Kriteria Bobot
1 Sangat tidak layak 0,50
2 Tidak layak 0,30
3 Layak 0,15
4 Sangat layak 0,05
B. Menentukan nilai bobot prioritas kriteria dan subkriteria
1. Matrik perbandingan berpasangan
Pada tahapan ini dilakukan perbandingan berpasangan terhadap
Gambar 5. Activity LSM
semua kriteria yang ada. Dengan b. Class Diagram mengambil nilai preferensi atau nilai keputusan dalam bentuk nilai bobot presentasi akan dilakukan perbandingan. Dimana hal ini dimaksudkan untuk mempresentasikan kepentingan dari suatu kriteria yang lain. Untuk lebih jelas proses hasil perbandingan berpasangan dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 4. Perbandingan berpasangan
Kriteria
Gambar 6. Class Diagram
Kriteria C1 C2 Cn
A. Variabel input yang digunakan adalah 14
C1 C1/C1 C1/C2 C1/Cn
kriteria dan 4 subkriterian keluarga miski, C2 C2/C1 C2/C2 C2/Cn
Cn CN/C1 Cn/C2 Cn/Cn
dengan bobot kriteria dan subkriteria
Keterangan:
sebagai berikut: C1 = Nilai kriteria miskin pertama
C2 = Nilai kriteria miskin kedua C3 = Nilai kriteria miskin selanjutnya
Tabel 2. Bobot Kriteria 2.
Sintesis
No Kriteria Bobot
Setelah perbandingan berpasangan
1 Luas bangunan
0.07 dilakukan, maka proses selanjutnya
2 Jenis lantai
0.07
3 Jenis dinding
0.06 dilakukan sitesis untuk memperoleh
4 Fas. Buang air
0.06 nilai-nilai prioritas.
5 Sumber air
0.07
6 Sumber penerangan
0.03 3.
Penjumlah baris kriteria
7 Bahan bakar memasak
0.04 Untuk mengukur konsistensi dari
8 Makan per hari
0.10
9 Kons. daging/susu/ayam
0.06 nilai-nilai preferensi (nilai kesukaan) yang dimaksukan maka harus 2)
Login dilakukan penjumlahan tiap baris kriteria 4. Perhitungan rasio konsistensi kriteria
Perhitungan rasio konsistensi berguna untuk memeriksa apakah nilai preferensi (nilai kesukaan) yang dimasukan itu telah konsisten atau tidak.
Gambar 8. Perancangan Login
C. Perhitungan jumlah nilai bobot
3) Menu utama
kriterian dan subkriteria Nilai AHP = ∑(Prioritas Kriteria x Prioritas Subkriteria) dan untuk
memperjelas proses penilaian RTM maka dibuat rumus perhitungan sebagai berikut:
Nilai RTM = ∑(NPK1xNPSK1) + ( NPK2xNPSK2) + ... + (NPKnxNPSKn) Gambar 9. Perancangan Menu Utama
Keterangan : NPK1 : Nilai Prioritas Kriteria 1
4) Proses AHP
NPSK1 : Nilai Prioritas Subkriteria 1 NPK2 : Nilai Prioritas Kriteria 2 NPSK2 : Nilai Prioritas Subkriteria 2 NPKn : Nilai Prioritas Kriteria n NPSKn : Nilai Prioritas Subkriteria n
D. Perancangan Gambar 10. Proses AHP
1) Home
5) Report Data
Gambar 11. Report Data
6) Component
Gambar 7. Perancangan Home subkriteria lainnya, ST: sangat tidak layak, TL: tidak layak, L: layak, SL: sangat layak
Tabel 6. Nilai Prioritas Subkriteria Pada Kriteria Satu
ST TL L SL J P PS 0,50 0,50 0,50 2,00 0,50 1,00
ST 0,50
Gambar 12. Component
0,30 0,30 0,30 1,20 0,30 0,60 TL 0,30
7) Deployment
0,15 0,15 0,15 0,15 0,60 0,15 0,30 L
0,05 0,05 0,05 0,20 0,05 0,10 SL 0,05
Pada tabel diatas merupakan matrik nialai subkriteria yang dimana J adalah Jumlah dan P adalah Prioritas
Tabel 7. Penjumlahan Baris Subkriteria Gambar 13. Deployment
ST TL L SL J ST 0,50 0,50 0,50 0,50 2,00 TL 0,30 0,30 0,30 0,30 1,20 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
L 0,15 0,15 0,15 0,15 0,60 Studi Kasus : Seleksi Bantuan
SL 0,05 0,05 0,05 0,05 0,20 Rekonstruksi Rumah Miskin
Tabel diatas pada kolom J yairu jumlah Dalam hal ini Perhitungan untuk didapat dari hasil penjumlahan kolom ST
Seleksi Bantuan Rekonstruksi Rumah sampai SL Miskin menggunakan Model AHP,
Tabel 8. Nilai Ukur Konsistensi Subkriteria
dilakukan kepada rumah tangga miskin J. Baris Prioritas Hasil
ST 2,00 0,50 2,50 dimana seleksi didasarkan beberapa aspek TL 1,20 0,30 1,50 yaitu : 14 kriteria miskin, dengan L 0,60 0,15 0,75 SL 0,20 0,05 0,25
Subkriteria yaitu : (1) Sangat tidak layak, Jumlah hasil 5,00
(2) Tidak layak, (3) Layak, (4) Sangat
Tabel 9. Nilai Indeks Random (Kusrini, layak.
2007) Ukuran
A. Pengolahan data dan analisa
Nilai RI Matriks
1) Menentukan prioritas Sub kriteria
1,2 0,00 3 0,58 dilakukan terhadap sub-sub dari
4 0,90
subkriteria, dalam hal ini, terdapat 4 5 1,12 subkriteria. 6 1,24 7 1,32
Tabel 5. Perbandingan Subkriteria Pada
8 1,41
Kriteria Satu
9 1,45 ST TL L SL 10 1,49
ST 1,00 1,00 1,00 10,0 11 1,51 TL 0,60 1,00 2,00 6,00 12 1,48
L 0,30 0,50 1,00 3,00 13 1,56 SL 0,10 0,17 0,33 1,00 14 1,57
JML 2,00 2,67 4,33 20,0 15 1,59 Nilai tabel diatas didapat dari perbandingan
Jumlah CR kriteria: antara 1 elemen subkriteria dengan elemen Jumlah dari nilai-nilai hasil : 5,00 Gambar 16. Form input nilai Keluarga Jumlah Subkriteria : 4
D. Daftar Penilaian AHP Berdasar Bobot maks : 1,25 CI =( maks-n)/(n-1) : -0,92 CR(CI/IR), IR=0,90 : -1,4 Oleh karena CR< 0,1 maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima
Gambar 17. Penilaian AHP
Dari hasil analisi data sampai dengan perancangan yang telah diperoleh, sistem E. Daftar Laporan RTM informasi sudah siap untuk di implementasikan dalam bentuk program. Adapun dari hasil pembuatan sistem informasi penulis gambarkan dalam bentuk screenshot sebagai berikut :
A. Form Login Gambar 18. Daftar Laporan AHP Pada
RTM
Dari hasil perhitungan AHP, telah dapat dibangun suatu aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan penerima bantuan rekonstruksi rumah miskin atau rumah tidak
Gambar 14. Form login
layak huni dengan metode AHP (Analitical
B. Form Input Data Bobot Kriteria Heirarchy Process) studi kasus: Dinas Sosial Kabupaten Klaten yang diharapkan dapat membantu para pengambil keputusan dalam mendapatkan rekomendasi untuk mendapatkan bantuan rekonstruksi rumah miskin pada tahun ini dan masa yang akan datang.
Gambar 15. Form input Boot bKriteria
Dari sampel rumah tangga miskin
C. Form input data keluarga yang diambil, diperoleh data dimana nama- nama yang diseleksi terdapat kesamaan dengan nama-nama calon penerima dari data Dinas Sosial Kabupaten Klaten. Proses melakukan perbandingan berpasangan terhadap semua kriteria yang ada, yaitu dengan mengambil nilai preferensi atau nilai keputusan dalam bentuk nilai bobot presentasi yang akan dilakukan perbandingan. Dimana Kabupaten Klaten, sehingga pengujian hal ini dimaksudkan untuk mempresentasikan yang telah dilakukan penerapan sistem perbandingan dan mempresentasikan pendukung keputusan ini akan lebih kepentingan dari suatu kriteria yang lain. mempersingkat waktu pemilihan calon
Perubahan nilai bobot pada masing- penerima bantuan dan lebih masing kriteria akan mengubah nilai prioritas mempermudah pelaksanaan kriteria, nilai total pada hasil penilaian rumah peringkingan/pengurutan dibanding tangga miskin (RTM) dan juga mengubah dengan perencanan pemilihan dengan posisi pada peringkingan/urutan nilai hasil. metode manual. Sistem pendukung keputusan yang dibangun
c) Sistem pendukung keputusan dapat telah dapat melakukan perhitungan untuk memberikan solusi alternatif/ usulan mendapatkan nilai per RTM dan dalam penentuan calon penerima bantuan melaksanakan proses seleksi RTM dalam kepada rumah tangga miskin sebelum penentuan calon penerima bantuan ditetapakan/diputuskan oleh pihak yang rekonstruksi rumah miskin. berwenang.
Saran KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian pada sistem pendukung
Kesimpulan keputusan rekonstruksi rumah miskin dengan
Kesimpulan yang dapat diambil dari metode Analitical Heirarchy Process (AHP) pembuatan Sistem Pendukung Keputusan studi kasus Dinas Sosial Kabupaten Klaten, Rekonstruksi Rumah Miskin dengan metode ada beberapa hal yang menjadi saran dari AHP studi kasus Kabupaten Klaten adalah peneliti : sebagai berikut: a)
Perlu dilakukan lebih lanjut untuk
a) penerapan sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan dengan metode Analitical Heirarchy Process agar dapat digunakan dengan kriteria (AHP) studi kasus Dinas Sosial yang lebih banyak, terutama dengan Kabupaten Klaten dibangun dengan kriteria lebih dari 14. Perlu kiranya menggunakan variabel-variabel yang dicari teknik lain selain pembobotan telah ditetapkan oleh Dinas Sosial dan dalam penjabaran nilai preferensi Badan Pusat Statistik yaitu dengan 14 kriteria dan subkriteria untuk kriteria miskin dan 4 subkriteria dengan memudahkan para pengambil item masing-masing subkriteria keputusan.
b) Sistem pendukung
b) Dimasa yang akan datang perlu keputusan dapat membantu Kepala Dinas dikembangkan sistem yang data
Sosial dalam memberikan rekomendasi objeknya tidak harus diimput lagi, tetapi pemberian bantuan untuk rumah tangga dapat langsung di ekstraksi dari miskin yang ada di pemerintah daerah berbagai sumber c) Untuk penelitian selanjutnya, peneliti Pustaka Laporan Penelitian menyarankan adanya kolaborasi antara
Pieter M.S.S., 2009, Pemanfaatan AHP sebagai model Sistem Pendukung metode Analitical Heirarchy Process
Keputusan Penentuan Penerimaan (AHP) dengan metode lain untuk
Beasiswa pada Universitas Saint dan Teknologi Jayapura, Tesis, Program mengambil keputusan sehingga dapat Studi S2 Ilmu Komputer FMIPA meningkatkan akurasi hasil penelitian UGM, Yogyakarta. Perie K. 2010, Sistem Pendukung Keputusan pada obyek penelitian yang lain.
Penentuan Peserta Jamkesmas dengan
d) Dalam pembuatan sistem yang lebih metode AHP, Tesis, Program Studi S2
Ilmu Komputer FMIPA UGM, flexibel terhadap pengembangan sistem Yogyakarta pendukung keputusan lebih lanjut, maka
Rahayu S., 2007, . Sistem Pendukung Keputusan dana Rekonstruksi Bencana, pada peneliti yang lain bisa dengan Tesis, Program Studi S2 Ilmu melakukan kolaborasi dengan data pada Komputer FMIPA UGM, Yogyakarta. Suyanto dkk,
2014. “Penerapan Metode sistem informasi yang sudah ada pada Ahppada Sistem Penunjang Keputusan pemerintah daerah/pusat yang Kelayakan Pemberian Kredit
”. Seminar Nasional Teknologi Informasidan diterapkan. Multimedia 2014 (SEMNASTEKNOMEDIA 2014) ISSN : 2302-3805. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Jarot dkk, 2014. “Pengembangan Sistem Informasi Mantri Kur Berbasis Dss
Jogiyanto, H.M., 2001. Analisis dan Desain Dengan Menggunakan Metode AHP ”.
Sistem Informasi Pendekatan
Seminar Nasional Teknologi Tersetruktur , Yogyakarta Andi Offset. Informasidan Multimedia 2014
Hasan, Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi (SEMNASTEKNOMEDIA 2014)
Teori Pengambilan Keputusan , Bogor, ISSN : 2301-9425. Medan.
Ghalia Indonesia.
Sirait, 2013. “Sistem Pendukung Keputusan
Fathansyah, 2004, Sistem Basis Data, edisi 1, Untuk Menentukan Penerimaan Penerbit Informatika, Bandung. Askeskin Dengan Metode
Hasibuan, 2007, Metodologi Penelitian di Analitycalhierarcy Process Di Kantor
Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Camat Sei Rampah
”. Pelita Informatika Informasi, Depok. Budi Darma, Volume : IV 2013 ISSN :
Kusrini, 2007, Konsep dan Aplikasi Sistem 2302-3805. Yogyakarta.
Pendukung Keputusan, edisi 1, Penerbit Imam Gunawan, 2013, Metode Penelitian, Andi Offset, Yogyakarta. edisi 1, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Supriyono dkk, 2007. “Sistem Pemilihan
Kusumadewi, Hartati, Harjoko, Wardoko, Pejabat Struktural dengan metode AHP ”.
2006, Fuzzy Multi-atribute Decision Seminar Nasional III SDM Teknologi
Making (Fuzzy MADM), Edisi 1, Nuklir : ISSN 1978-0176 . Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Jogiyanto, 2008, Metode Penelitian Sistem
Informasi, edisi 1, Penerbit Andi, Yogyakarta.