KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING Padang Yanuar , Sri Nugroho, Yurianto

  D.3 * KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING Padang Yanuar , Sri Nugroho, Yurianto

  Jurusan Magister Teknik Mesin Fakultas Teknik UNDIP * Jl. Prof. Sudharto SH Kampus Undip Tembalang Semarang

  e-mail : Padang_yanuar@yahoo.co.id Abstrak Baja, keramik, polimer, dan komposit dapat digunakan sebagai material anti peluru (armour).

  Konsep seperti kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan adalah fitur utama untuk ketahanan kinerja balistik dari material armour. Diantara semua material, baja adalah yang paling banyak digunakan sebagai material armour karena memiliki kombinasi dari kekuatan yang tinggi, kekerasan tinggi, ketangguhan yang baik, mampu las dan kemudahan dalam perlakuan panas. Tujuan penelitian ini akan menjelaskan pengaruh proses quenching dan tempering terhadap perubahan struktur (komposisi kimia dan struktur mikro) dan sifat mekanik ( kekerasan dan uji impak ) baja armour. Pada pengujian struktur mikro terlihat terjadi perubahan struktur mikro ferrite dan perlite menjadi martensite yang cukup merata sehingga berpengaruh terhadap sifat mekaniknya. Nilai kekerasan baja armour proses quenching dan tempering mengalami kenaikan dari 237 VHN menjadi 530 VHN, untuk uji impak didapatkan peningkatan hasil energy yang diserap dari 101.2 Joule menjadi 124,6 Joule. Penelitian ini menyimpulkan bahwa baja armour proses quenching dan tempering akan merubah struktur mikro ferrite dan perlite menjadi martensite yang akan menyebabkan peningkatan nilai kekerasannya dan nilai impaknya.

  Kata kunci: armour, quenching, tempering.

  1. PENDAHULUAN

  Baja armour dalam bahasa Indonesia juga dikenal dengan baja tahan peluru, Karakteristik material peluru digambarkan sebagai suatu mikrostruktur yang mempengaruhi sifat fisik-mekanis dan sifat ketahanan tembus peluru (balistik) secara nyata dapat diidentifikasikan terhadap mekanisme penyebaran retakannya ( Eddy S, 2010). Baja armour dalam aplikasinya banyak digunakan sebagai baja perlindungan yang banyak ditemukan untuk aplikasi darat, udara, laut dan pesawat luar angkasa baik untuk aplikasi sipil maupun militer ( Karagoz dkk., 2008 ).

  Industri logam nasional diharapkan mampu menghasilkan baja armour sebagai kompenen dalam pembuatan kendaraan tempur, PT Krakatau Steel telah mampu memproduksi baja jenis armour dengan merek dagang KSW 500. Peningkatan mutu ditinjau dari sifat mekanik perlu dilakukan suatu analisa dan studi lebih lanjut untuk mendapatkan performance baja armour buatan dalam negeri yang mampu bersaing dengan baja armour buatan negara lain, sehingga baja armour dalam negeri dapat digunakan sebagai pengganti baja armour yang masih harus di impor dari negara lain. Pada penelitian ini akan mengkaji beberapa sifat mekanis bahan armour, adapun langkah dalam penelitian dilakukan urutan sesuai dengan langkah sebagai berikut studi literature, hipotesis, pengumpulan data dan kesimpulan.

  2. METODE PENELITIAN

  Bahan awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja armour produk PT. Krakatau Steel berbentuk plat dengan ketebalan 10 mm yang pada awal dilakukan pengujian komposisi kimia. Specimen awal dibentuk dengan dimensi 10mm x 10 mm x 50mm dilanjutkan dengan pemanasan pada temperatur austenisasi dengan variasi 825°C, 850°C, 875°C, 900°C dengan lama penahanan pemanasan selama 45 menit, kemudian dilakukan pendinginan cepat ( Quenching ) dalam media air pada temperatur ruang, untuk tahap berikutnya baja dilakukan proses tempering pada temperatur 150°C, 175°C, 200°C dengan lama penahanan 45 menit.

  Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang

  

Karakterisasi Baja Armour Hasil Proses Quenching dan Tempering (Yanuar dkk.)

  Pengujian kimia dilakukan di laboratorium PT. Krakatau Steel, pengujian kekerasan dilakukan laboratorium terpadu Universitas Diponegoro metode yang digunakan metode Vickers hardnes tester, pengujian impak dilakukan di laboratorium bahan teknik program diploma teknik mesin Universitas Gajah Mada dengan menggunakan metode charpy dan untuk pengujian struktur mikro juga dilakukan di di laboratorium bahan teknik program diploma teknik mesin Universitas Gajah Mada dengan menggunakan mikroskop optik Olympuss U-MSSP4.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  3.1 Pengujian Komposisi Kimia Hasil pengujian komposisi kimia baja armour ditunjukan pada tabel 1.

  Tabel 1. Komposisi kimia baja armour

  Unsur Chemical compotition % C 0,29342

  Si 0,32985 S 0,00810 P 0,01425

  Mn 1,41218 Ni 0,27877 Cr 0,55029

  Mo 0,19303 V 0,01473

  Cu 0,08337 W 0,00951 Ti 0,00439

  Sn 0,00339 Al 0,03785 Pb 0,00825

  Zr 0,00116 Zn 0,00378

  Fe 96,7625

  Dilihat dari tabel komposisi kimia baja armour diatas, baja armour tersebut dapat digolongkan kedalam low alloy steel. Dengan melihat syarat bahwa baja dapat digolongkan kedalam Low alloy steel jika unsur paduannya ≤ 8%.

  3.2 Pengujian Struktur Mikro Pada gambar 1 menunjukan berbagai foto struktur mikro baja armour hasil proses quenching dengan variasi temperature austenisasi, gambar 1a struktur mikro baja armour tanpa treatment menunjukan struktur mikro ferrite dan pearlite sedangkan untuk gambar 1b, 1c dan 1d yang mengalami treatment kemudian dilakukan proses quenching akan terbentuk struktur martensite yang berbentuk bilah atau lath ( Jena dkk., 2009 )

ISBN 978-602-99334-3-7

  D.3 Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang

  Gambar 1. ( a ) non treatment ( b ) austenisasi 825 ºC ( c ) austeisasi 850 ºC ( d ) austenisasi 875ºC

  3.3 Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan Vickers microhardnes yang dilakukan di Lab. Terpadu Universitas Diponegoro Semarang.

  Tabel 2. Kekerasan mikro baja armour KODE

  V3 V rata-rata

  R 232 230.1 250.8 237.6 1.0 516.1 530.8 514 520.3 1.1 493.7 498.5 541.7 511.3 1.2 515 506.8 495 505.6 1.3 523.9 498.8 467.5 496.7 2.0 513.7 516.7 538.4 522.9 2.1 503.8 503 484.7 497.2 2.2 494.1 499.4 502.7 498.7 2.3 487.3 500.9 486 491.4

  a

b

c d

V1 V2

  

Karakterisasi Baja Armour Hasil Proses Quenching dan Tempering (Yanuar dkk.)

  KODE

V1 V2

  V3 V rata-rata

  3.0 526.4 528.1 537.9 530.8 3.1 512.7 516.5 521.8 517.0 3.2 496.7 468.5 464.4 476.5 3.3 494 474 474.3 480.8 4.0 517.2 518.8 529.6 521.9 4.1 503.4 497.5 487.1 496.0 4.2 465.5 477.1 465.1 469.2 4.3 422.1 423.4 429.1 424.9

  Ket : 1.X : Austenisasi 825 °C X.0 : Tanpa Tempering

  2.X: Austenisasi 850 °C X.1 : Tempering 150 ºC

  3.X : Austenisasi 875 °C X.2 : Tempering 175 ºC

  4.X: Austenisasi 900 °C X.3 : Tempering 200 ºC

  Tabel 3. Nilai kekerasan hasil proses quenching dan tempering

  Dari hasil penelitian pengujian nilai kekerasan baja armour di dapatkan bahwa nilai kekerasan tertinggi adalah 530 HVN dimana nilai kekerasan ini didapatkan dari proses austenisasi pada temperature 875 °C dan dilakukan quenching tanpa melalui proses tempering.

  3.4 Pengujian Impak Pengujian impak dilakukan di Lab. Bahan Teknik Program Diploma Teknik Mesin Universitas Gajah Mada, standar benda uji mengacu pada ASTM E 23, Type A.

  0,0 100,0 200,0 300,0 400,0 500,0 600,0 825 850 875 900

  KEKER A SA N ( H

  V N ) TEMPERATUR ºC QUENCHING Q-T 150 Q-T 175 Q-T 200

ISBN 978-602-99334-3-7

  D.3 Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang

  87.8 3.1 124.6 3.2 119.1 3.3 105.3

  4. Pada pengujian impak didapatkan data bahwa proses quenching dan tempering pada baja armour akan meningkatkan nilai kekerasan dan ketangguhan dari baja, Proses austenisasi pada temperature 875 ºC kemudian dilanjutkan dengan proses tempering pada temperature 150 ºC memiliki nilai sebesar 124,1 Joule ini terjadi peningkatan dimana baja armour tanpa treatment adalah 101,2 Joule.

  proses tempering nilai kekerasan material proses quenching mengalami penurunan tetapi tidak terlalu significan terjadi penurunan menjadi 490 VHN.

  dilakukannya proses quenching dimana baja armour tanpa treatment mempunyai kekerasan sebesar 237 VHN dan setelah quenching berubah menjadi 530 VHN. Untuk

  

3. Nilai kekerasan material mengalami peningkatan kekerasan yang sangat besar dengan

  2. Struktur mikro yang terbentuk dari proses quenching dan tempering adalah martensite, dimana struktur martensite ini akan mempengaruhi nilai kekerasan dari material.

  Komposisi kimia baja armour adalah baja paduan rendah ( low alloy steel ) dengan kandungan Carbon 0,29 %.

  Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.

  Nilai uji impak didapatkan bahwa baja armour memiliki nilai ketangguhan yang besar, untuk baja armour tanpa proses treatment didapatkan nilai impaknya sebesar 101.2 Joule. Untuk proses quenching dan tempering baja armour yang maksimal dalam penelitian ini adalah pada austenisasi temperature 875 °C dan kemudian dilakukan proses tempering pada temperature 150 ºC dengan nilai uji impak sebesar 129,6 Joule.

  71.1 4.1 105.3 4.2 108 4.3 106.7

  4

  3

  Tabel 4. Hasil uji impak KODE Energi terserap ( Joule )

  68.5 2.1 105.3 2.2 103.9 2.3 105.3

  2

  86.5

  1.3

  87.8

  1.2

  90.5

  1.1

  66.1

  1

  R 101.2

4. KESIMPULAN

  

Karakterisasi Baja Armour Hasil Proses Quenching dan Tempering (Yanuar dkk.)

  Callister, William D. Jr., An Introduction Material Science And Engineering seven Edition, John Wiley & sonc, inc., Canada, 2007. Eddy S. Pengaruh Manufactur Terhadap Performance Material Armour Untuk Ranpur. Badan penelitian dan pengembangan kementrian pertahanan; Jakarta 2010. Jena PK, Mishra B, Ramesbabu M, Babu A, Singh AK, Sivakumar K. Effect Of Heat Treatment On Mechanical And Ballistic Properties Of High Strength Armour Steel .

  International Journal Of Impact Engineering 2009;37:242-249. Joseph, R. Davis, Heat Treating, ASM Handbook, USA, 1991. Karagoz, S., Atapek, H.,Yilmaz, A. Microstructural Characterization And Effects On Mechanical Properties Of Boron Adde Armour Steel.

  13 th International Conference On Applied mechanics And Mechanical Engineering, cairo 2008. Maweja K, Stumpf W, Den Berg NV. Characteristic Of Martensite As a Function Of The Ms

  Temperature In Low Carbon Armour Steel Plates . Material science and engineering 2008;519:121-127.

Dokumen yang terkait

PENGARUH VARIASI KECEPATAN PENGELASAN GMAW BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 316L TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK Harlian Kadir

0 1 6

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Inas Nabilah F , Arrad Ghani S, Fifi Hesty S

0 0 6

KARAKTERISASI LAJU DROP TEMPERATUR BILLET BAJA DALAM SISTEM HOT CHARGING

0 0 6

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN LAPISAN AIR PENDINGIN TERHADAP DAYA KELUARAN MODUL PHOTOVOLTAIC MONOCRYSTALLINE Ikhsan Baihaqi , Erik Tridianto, Arrad Ghani S

0 0 6

PENERAPAN MODEL SALURAN DAN CAWAN TUANG UNTUK MENGATASI CACAT POROSITAS PRODUK COR DI IKM BUDI JAYA LOGAM JUWANA KABUPATEN PATI Sugeng Slamet, Taufiq Hidayat

0 0 6

OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN Agam Sulistyo , Arrad Ghani Safitra, Radina Anggun Nurisma

0 3 6

PENGARUH JUMLAH LAMINA TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH SERAT AREN-POLYESTER DENGAN CORE PELEPAH POHON PISANG Wijoyo , Achmad Nuhidayat

0 0 6

PENGEMBANGAN ALAT DESTILATOR BIOETANOL SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Rochmad Winarso , Bahtiar Setya Nugraha, Ali Muttaqin, Nanang Rofiudin

0 0 6

PERANCANGAN BIOMEKANISME SENDI PROTESA UNTUK PASIEN AMPUTASI TUNGKAI DI ATAS LUTUT DENGAN DESAIN ERGONOMI DAN FLEKSIBEL Dody Bactiar

0 0 7

PENGARUH VOLUME SAMPAH DAUN TERHADAP KINERJA SOLID PHASE MICROBIAL FUEL CELL (SMFC) Rahmat Tubagus Hakiem , Ganjar Samudro, Muhammad Arief Budiharjo

0 0 5