1 PENERAPAN METAKOGNITIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA SMAN2 PONTIANAK

PENERAPAN METAKOGNITIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA SMAN2 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH

  

PENERAPAN METAKOGNITIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN HASIL

BELAJAR EKONOMI SISWA SMAN2 PONTIANAK

Vera Purnamasari, Warneri, Rum Rosyid

Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak

  

Email : Verapurnamasari1709@gmail.com

Abstract

  This study aims to improve the learning process through the application of metacognitive learning in order to improve the economic learning outcomes of students of class XI IIS2 SMA Negeri 2 Pontianak. This research is a Classroom Action Research that is in coeducation with economic subject teacher which is carried out for two cycles. Data collection techniques used are tests and observations. Based on the results of research that has been done, that metacognitive learning can improve the ability of student learning outcomes in learning economy class XI IIS2 SMA Negeri 2 Pontianak as evidenced by the increasing number of students who meet the KKM. In the first cycle, students who reached KKM as much as 42.5%, on the second cycle as much as 67.5%. In addition, student activity

is also seen to increase in cycle I 67,5% in cycle II 95% at the time of learning process.

  Keywords: Metacognitive Learning, and Learning Outcomes.

  SMA Negeri 2 Pontianak adalah sekolah menengah atas yang dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar telah menggunakan kurikulum 2013. Dimana kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum yang berbasis pada pengembangan siswa dan kesadaran siswa dalam belajar. Dalam pelaksanaan dan perumusannya kurikulum 2013 mendapatkan tantangan internal dan eksternal. Penataan pola pikir dan tata kelola, pendalaman materi dan perluasan materi, menjadi fokus perhatian dalam kurikulum 2013. Selain itu, pada kurikulum 2013 aspek pengembangan aktivitas kognitif siswa sangat diperhatikan. Metode pendekatan yang berbasis saintifik, pemecahan masalah, dan pengalaman merupakan bukti bahwa kurikulum 2013 memberi perhatian dalam pengembangan aktivitas kognitif siswa. Pada perkembangannya, perkembangan kognitif mengarah pada bagaimana siswa dalam mengontrol kemampuan kognitifnya untuk mengatur dan menentukan aktivitas kognitif yang akan dilakukan. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan siswa dituntut memiliki kemampuan untuk mengatur dan menentukan aktivitas kognitif yang akan mereka lakukan dimana kemampuan tersebut dikenal sebagai keterampilan metakognitif.

  Metakognitif siswa tidak muncul dengan sendirinya. Perkembangan pengamatan dimana anak mengamati (observasi) apa yang mereka ketahui dan apa yang telah mereka kerjakan, kemudian siswa dapat menalar apa yang telah mereka amati, dan juga siswa dapat belajar dari apa yang mereka pelajari. Pengetahuan metakognitif menempati tingkat tertinggi setelah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, dan pengetahuan prosedural. Peningkatan kemampuan metakognitif secara signifikan merupakan efek yang dihasilkan dari suatu pembelajaran, baik pada diri siswa, lembaga maupun masyarakat, maka dari itu perlu dipertimbangkan strategi pembelajran yang berpotensi untuk mengungkapkan kemampuan metakognitif. Pelaksanaan kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa serta membuat siswa merasa tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan, maka guru harus menggunakan dan memilih berbagai model pengajaran yang bervariasi agar siswa merasa semangat dalam belajar dan tidak bosan ataupun jenuh saat belajar. Berdasarkan hasil observasi pada saat PPL di SMAN2 Pontianak memiliki 2 jurusan yaitu jurusan IIS dan MIA. Di SMAN2 Pontianak memiliki kelas XI yang terdiri dari 9 kelas, yaitu 5 kelas ilmu-ilmu social dan 4 kelas MIA. Dari ke Sembilan kelas tersebut saya memilih siswa jurusan ilmu-ilmu social. Kelas IIS ada 5 kelas, yaitu : IIS1, IIS2, IIS3,

  IIS4, dan IIS5. Adapun nilai rata-rata mata pelajaran ekonomi dari setiap kelas adalah sebagai berikut.

  

Tabel

Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Ekonomi Jurusan IIS

Kelas Nilai Rata-rata Jumlah siswa Persentase

  IIS 1 75,00 23 orang 57,5%

  IIS 2 69,45 15 orang 37,5%

  IIS 3 70,00 18 orang 45%

  IIS 4 70,50 21 orang 52,5%

  IIS 5 72,50 20 orang 50% Dari ke lima kelas itu saya memilih kelas XI IIS2 karena saya melihat bahwa nilai mereka masih banyak dibawah standar ketuntasan dan mereka kurang dalam melakukan perencanaan, merefleksi serta kurang dalam mengerjakan latihan. Padahal guru yang menjelaskan sudah cukup detail. Selain itu, ada juga keresahan yang terjadi di dalam kelas seperti sikap siswa saat belajar kurang memperhatikan dan kurang aktif juga. Kemudian dilihat dari nilai rata-rata mata pelajaran ekonomi jurusan Ilmu-ilmu Sosial nilai yang peling rendah, siswa yang tuntas, persentase juga rendah diantara kelas IIS yang adalah kelas IIS2. Oleh karena itu, saya memilih pembelajaran metakognitif untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar ekonomi siswa. Rendahnya nilai hasil belajar siswa dipengaruhi Beberapa faktor seperti iklim kelas, kondisi dalam diri siswa dan faktor lain juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa siswa kelas XI IIS2 di SMAN

  2 Pontianak menunjukkan bahwa siswa masih agak bingung dan kurang terbiasa dengan metode pembelajaran yang menitikberatkan dengan pengembangan aktivitas kognitif siswa. Seharusnya dalam penerapan kurikulum 2013, siswa dapat melakukan perencanaan belajar pada proses mengamati sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep materi dan hasil belajar siswa karena memiliki hubungan yang positif. Kenyataannya dalam pembelajaran ekonomi yang dilakukan selama ini semata-mata hanya menekankan pada penguasaan konsep kognitif, sedangkan ruang untuk metakognitif kurang diberdayakan. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi di SMA Negeri 2 Pontianak bahwa keterampilan metakognitif ini belum dievaluasi terlihat dari instrumen penilaian, soal dan tugas yang diberikan umumnya sebatas aspek kognitif saja. Hal ini selaras dengan hasil wawancara terhadap salah satu guru ekonomi SMA N 2 Pontianak, soal-soal yang diberikan sebagai bahan latihan ataupun ulangan hanya mengukur aspek kognitif saja. Selain itu soal yang diberikan sering berupa soal-soal yang bentuknya pilihan ganda, sehingga tidak dapat digunakan untuk melihat proses berfikir siswa dalam menyelesaikan masalah yang diajukan.

  Menurut Kemmis (dalam Wina Sanjaya, 2009:24), “Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka”. Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2009:13), menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”.Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penerapan dari berbagai fakta dimana ditemukan suatu cara untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial yang dilakukan dengan melibatkan peneliti dengan guru. Metakognitif terdiri dari awalan ”meta” dan kata ”kognitif”. Meta merupakan awalan untuk kognitif yang artinya ”sesudah” kognitif.

  Menurut Desmita (2009 : 132), Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognitif, atau pengetahuan tentang pikiran dan cara kerjanya. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa ingin tahu karena kita menggunakan proses kognitif kita untuk merenungkan proses kognitif kita sendiri.

  Metakognitif memiliki arti yang sangat penting karena pengetahuan kita tentang proses kognitif kita sendiri dapat memandu kita dalam menata suasana dan menyeleksi strategi untuk meningkatkan kemampuan kognitif kita di masa mendatang.Sedangkan menurut Flavell

  (1985:104), Metakognitif biasanya diartikan secara luas dan cukup lentur sebagai pengetahuan atau aktivitas kognitif yang berperan sebagai objek, atau mengatur, aspek apapun dalam keahlian kognitif. Kemampuan metakognisi berperan penting dalam berbagai jenis aktivitas kognitif, termasuk mengkomunikasikan informasi secara oral, persuasi oral, pemahaman oral, pemahaman bacaan, menulis, kemahiran berbahasa, persepsi, perhatian, memori, pemecahan soal, kognisi social, dan berbagai jenis pengajaran diri dan control diri. Metakognitif memiliki beberapa komponen antara lain: (a) Pengetahuan metakognitif, (b) Aktivitas metakognitif.Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3-

  4) juga menyebutkan “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2009: 22), “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Adapun faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar antara lain: (1) faktor intern, dan (2) faktor ekstern.

METODE PENELITIAN

  Dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research yang memiliki peranan penting dan strategi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu, mendeteksi dan memecahkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran dikelas melalui tindakan. Menurut Suhardjono (2014:58), “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya. Dari pengertian diatas, disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan yang berupa sebuah tindakan untuk merefleksi hasil tindakannya. Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi dengan menerapkan metakognitif. Pada pelaksanaannya, penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru. Peneliti bertindak sebagai observer dan guru bertindak sebagai kolaborator. Dalam hal ini peneliti berkolaborasi dengan guru dengan tujuan agar lebih mudah dan teliti dalam kegiatan observasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk kaloboratif maksudnya adalah peneliti bersama guru mata pelajaran ekonomi berkaloborasi dalam melaksanakan penelitian ini pada pembelajaran ekonomi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, yang setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS2 SMAN 2 Pontianak tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa dalam kelas ini berjumlah 40 orang.Tempat penelitian ini adalah SMAN 2 Pontianak yang beralamatkan di Jalan R.E Martadinata, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. Pelaksanaan penelitian pada tanggal 27 Februari

  • – 27 Maret 2017. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila rata- rata persentase indikator keberhasilan belajar siswa mencapai 60 % dari jumlah siswa dikelas yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu adalah 75.

  Data penelitian yang dikumpul berupa (1). langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran menggunakan pembelajaranmetakognitif Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi. Teknik observasi adalah cara pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap objek penelitian yang datanya dapat diukur dengan menggunakan lembar pengamatan. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan dalam teknik observasi langsung yakni melihat atau mengamati apa yang dilakukan dan diperoleh siswa dalam kelas apabila pada saat melakukan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran serta melalui tes dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang peningkatan hasil belajar ekonomi yang dimana tes dilakukan pada akhir siklus dengan menggunakan pembelajaran metakognitif.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I

  Perencanaan siklus 1meliputi kegiatan sebagai berikut: (1) Menyusun RPP berdasarkan silabus yang sudah ada serta menggunakan RPP sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran,(2)Mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan,(3)Mempersiapkan lembar kerja untuk diberikan ke masing- masing kelompok agar dikerjakan dengan berdiskusi dengan teman anggota kelompoknya, (4) Membuat soal post-test digunakan untuk mengetahui hasil yang dicapai siswa setelah menggunakan metakognitif. Soal

  post-test dibuat dengan mendiskusikan terlebih

  dahulu dengan guru mata pelajaran ekonomi dan dibuat lembar jawab untuk mengerjakan soal yang diberikan, (5) Membuat lembar observasi yang digunakan untuk mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metakognitif, (6) Membagi siswa dalam 10 kelompok kecil secara heterogen berdasarkan kemampuan akademik dan dimana siklus I dan siklus II untuk kelompok tetap beranggotakan siswa yang sama. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2017 sampai 6 Maret 2017. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 februari 2017 dimulai pada jam pelajaran ke-8 pukul 12.30 WIB sampai jam pelajaran ke-9 pukul 13.15 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dapat dirincikan sebagai berikut: (a) Kegiatan awal (1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, (2) Memeriksa kehadiran siswa dan memastikan kesiapan siswa dalam kegiatan pembelajaran, (3) Menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dan mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran, (4) Menggali pengetahuan awal terkait materi yang akan disampaikan kepada siswa.(b) Kegiatan inti,

  Planning (1) Siswa disuruh mencari informasi

  yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yaitu sumber-sumber penerimaan Negara dan pajak, Mengamati/ Monitoring (2) Secara garis besar guru menjelaskan materi yang berhubungan dengan pajak, (3) Peserta didik mempresentasikan tentang materi pajak yang telah didapatnya atau memaparkan mengenai pajak dengan bahasanya sendiri,

  Menanya (4) Siswa didorong untuk

  mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi pajak yang telah dipelajari dari buku pegangan siswa maupun dari sumber lain dan menunjukkan keseriusan, (5) Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan teman yang lain atau memberikan tanggapan atas pertanyaan atau tanggapan teman yang lainnya, Mencoba/ menganalisa/ mengasosiasi/

  evaluating (6) Membahas soal diskusi

  kelompok secara bersama-sama. (c) Kegiatan akhir (1) Siswa dengan bimbingan guru, membuat resume (kesimpulan) tentang proses perpajakan, melakukan refleksi dan memberi umpan balik, (2) Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya, (3) Menutup pembelajaran dengan doa dan salam. kedua dilaksanakan pada hari kamis tanggal 2 maret 2017 jam pelajaran ke-1 pukul 07.00 sampai jam pelajaran ke-2 pukul 07.45 dan selesai jam

  08.30 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dapat dirincikan sebagai berikut: (a) Kegiatan awal (1) Ketua kelas memimpin doa apabila pelajaran dimulai pada jam pertama, (2) Guru mengkondisikan peserta didik siap untuk mengikuti proses pembelajaran, (3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik baik berbentuk sikap, ketrampilan, pengetahuan serta manfaat penguasaan kompetensi bagi karir siswa (Apersepsi), (4) Peserta didik menerima informasi cakupan materi dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, (5) Guru menjelaskan strategi pembelajaran yang digunakan. (b) Kegiatan inti, Planning (1) Guru menyuruh siswa membentuk kelompok yang sama seperti pertemuan sebelumnya,

  Mengamati/ Monitoring

  (2) Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil dengan materi yang diberikan guru tersebut dengan cara dan bahasannya sendiri, sementara guru memberikan bantuan jika diperlukan, (3) Guru memberikan kesempatan pada salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, (4) Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi presentasi temannya atau mempresentasikan jika hasil pekerjaannya berbeda, (5) Guru membimbing siswa untuk mengorganisasikan kembali pengetahuan yang diperoleh ke dalam konsep yang formal. Selama kegiatan ini, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengajak siswa berpikir reflektif, Mencoba/

  menganalisa/ mengasosiasi/ evaluating (6)

  Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang tidak dipahaminya yang berkaitan dengan pajak, (7) Guru memberikan soal kepada siswa untuk menilai sampai dimana pemahaman siswa pada materi yang dipelajari. (c) Kegiatan akhir(1)Guru kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti, (2) Membahas hasil diskusi secara sekilas, (3) Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa. Pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan ketiga hari senin tanggal 6 maret 2017 dilaksanakan

  post-test untuk siswa.Observasi yang dilakukan

  oleh peneliti dengan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas XI IIS2 yaitu untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pemahaman maupun hasil belajar siswa. Hasil pada siklus I menunjukkan 57,5% siswa belum mencapai KKM dan 42,5% siswa sudah mencapai KKM. Dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM menunjukkan bahwa pembelajaran Metakognitif ini pada siklus I belumdikatakan berhasil karena siswa yang mencapai KKM belum sampai 24 siswa.

  Dari refleksi yang telah dilakukan guru dengan peneliti, pada saat proses pembelajaran berlangsung kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah cukup baik. Meskipun ada beberapa langkah yang tidak terlaksana serta yang sudah dilaksanakan belum sepenuhnya optimal. Hal ini disebabkan karena guru yang bersangkutan tidak terbiasa dengan pembelajaran yang seperti metakognitif ini, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I belum optimal. Kendala yang terjadi pada saat proses pembelajaran ekonomi kelas XI IIS 2 pada siklus I yaitu: (1) Pembagian kelompok dilakukan saat proses pembelajaran, sehingga untuk mengatur tempat duduk berdasarkan kelompoknya masing- masing terlalu banyak menyita waktu, (2) Masih terdapat siswa yang sibuk sendiri dan berdiskusi di luar materi sehingga guru harus menegur dan mengingatkan siswa untuk bekerjasama dengan teman sekelompoknya, (3) Kerjasama siswa dalam kelompok masih kurang, kurang memperhatikan teman sekelompoknya yang belum memahami materi sehingga guru harus sering mengingatkan siswa untuk saling membantu, (4) Kurang memperhatikan saat temannya menjelaskan hasil diskusi didepan kelas, (5) Pada saat mengerjakan soal kelompok, kebanyakan teman yang lain acuh tak acuh atau tidak mau mengerjakan soal, hanya mengandalkan 1 orang saja. Kendala-kendala yang telah disebutkan diatas maka observer dan guru memberikan upaya perbaikan penerapan pembelajaran metakognitif untuk siklus II yang akan datang, yaitu meliputi:(1) Guru mempelajari kembali proses pelaksanaan dalam menerapkan pembelajaran metakognitif ini, (2) Agar tidak menyita waktu, kelompok untuk siklus selanjutnya itu sama dan siswa harus sudah menempati tempat duduk sesuai dengan kelompoknya, (3) Guru memberikan motivasi untuk siswa bahwa bekerjasama kelompok sangat penting bagi keberhasilan, sehingga setiap ketua kelompok itu harus memastikan anggota kelompoknya memahami materi, (4) Guru lebih memberikan bimbingan dan perhatian kepada siswa agar mereka lebih fokus saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, (5) Mempersiapkan sebaik mungkin pembelajaran metakognitif yang akan diterapkan pada proses pembelajaran siklus II.

  Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II

  Perencanaan yang dilakukan untuk penerapan pembelajaran metakognitif pada siklus

  II adalah sebagai berikut: (1) Mempersiapkan materi pembelajaran, (2) Mempersiapkan lembar kerja kelompok yang harus dikerjakan bersama dengan kelompoknya masing-masing, (3) Mempersiapkan lembar observasi. Pelaksanaan siklus

  II guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat pada tahap perencanaan sebelumnya. Pertemuan pertama

  ( 2x45 menit) yang dilaksanakan hari kamis

  tanggal 9 maret 2017 jam pelajaran ke-1 dan ke-2. Adapun rincian pelaksanaan pertemuan pertama antara lain: (a) Kegiatan awal (1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, (2) kesiapan siswa dalam kegiatan pembelajaran, (3) Menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dan mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran, (4) Menggali pengetahuan awal terkait materi yang akan disampaikan kepada siswa. (b) Kegiatan inti (1) Secara garis besar guru menjelaskan materi yang berhubungan dengan pajak, (2) Siswa disuruh membentuk kelompok yang sama seperti pada siklus I agar tidak menyita waktu, (3) Siswa dibagikan soal diskusi serta lembar kerja kelompok pada masing-masing kelompok, (4) Guru memberikan penegasan kepada semua siswa untuk bekerja sama dengan kelompoknya untuk memahami materi yang dipelajari dan setiap ketua kelompok harus memastikan anggota kelompoknua memahami materi yang dipelajari selama berdiskusi, (5) Guru lebih memberikan bimbingan kepada siswa pada saat proses diskusi kelompok, (6) Siswa dan guru membahas soal diskusi kelompok, (7) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya. (c) Kegiatan akhir (1) Siswa dengan bimbingan guru, membuat resume (kesimpulan) tentang proses perpajakan, melakukan refleksi dan memberi umpan balik, (2) Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya, (3) Menutup pembelajaran dengan doa dan salam. Pertemuan Kedua (2 x 45 menit).

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Maret 2017 pelajaran dimulai pada jam pelajaran ke-8 pukul 07.00 WIB sampai pelajaran ke-9 pada pukul 08.30 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua dapat dirincikan sebagai berikut: (a) Kegiatan awal (1) Ketua kelas memimpin doa apabila pelajaran dimulai pada jam pertama, (2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik baik berbentuk sikap, ketrampilan, pengetahuan serta manfaat penguasaan kompetensi bagi karir siswa (Apersepsi). (b) Kegiatan inti,

  Planning (1) Guru menyuruh siswa

  membentuk kelompok yang sama seperti

  Monitoring (1) Siswa berdiskusi dalam

  kelompok kecil mengenai materi yang belum dimengerti, sementara guru memberikan bantuan jika diperlukan, (2) Guru memberikan kesempatan pada salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, (3) Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi presentasi temannya atau mempresentasikan jika hasil pekerjaannya berbeda, Mencoba/ menganalisa/

  mengasosiasi/ evaluating (4) Siswa diberikan

  kesempatan untuk menanyakan materi yang tidak dipahaminya, (5) Guru memberikan soal kepada siswa untuk menilai sampai dimana pemahaman siswa pada materi yang dipelajari. (c) Kegiatan akhir (1) Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, memberikan penghargaan pada kelompok yang aktif berupa pujian, kesan dan pesan selama mengikuti pelajaran, (2) Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa. Pertemuan ketiga dilaksanakan hari senin tanggal 27 maret 2017 jam ke-8 dan ke-9 dilaksanakan post-test untuk siswa.

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti bahwa hasil pada siklus II ini menunjukkan hasil post-test dengan nilai rata-rata kelas 78,3 dengan jumlah siswa 10 atau 25% belum mencapai KKM dan 27 siswa atau 67,5% sudah mencapai KKM yaitu 75. Berdasarkan hasil tersebut maka penerapan pembelajaran metakognitif untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IIS 2 pada siklus II sudah berhasil karena jumlah siswa di dalam satu kelas lebih dari 50% sudah mencapai KKM serta mendapatkan nilai yang baik.

  Dari hasil refleksi siklus II dapat disimpulkan bahwa menggunakan pembelajaran metakognitif telah berhasil meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Dengan segala kekurangan maka pelaksanaan penelitian dengan menggunakan pembelajaran antara peneliti dan kolaborator dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas berakhir di siklus II.

  Pembahasan

  Dalam pelaksanaan kegiatan belajar dengan menggunakan pembelajaran metakognitif di siklus I dan siklus II juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Hal tersebut terlihat dari rata-rata nilai siswa dalam satu kelas di siklus I sebesar 61 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 17 siswa atau sebesar 42,5%. Kemudian di siklus II rata-rata siswa meningkat menjadi 78,3 dengan jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 27 siswa atau sebesar 67,5% dari jumlah siswa dalam satu kelas. Peningkatan hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IIS2 antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

  

Grafik Persentase Ketuntasan Siklus I & Siklus II

  Berdasarkan hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan pembelajaran metakognitif sudah berhasil meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa, terbukti bahwa jumlah siswa yang mencapai nilai KKM adalah lebih dari 24 siswa atau lebih dari 60% dari jumlah siswa dalam satu kelas. Selain itu, proses pembelajaran mengalami peningkatan karena terlihat siswa lebih aktif pada saat menerapkan pembelajaran model metakognitif, di mana siswa bisa mengetahui akan kemampuan yang dimilikinya.

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Pelaksanaan pembelajaran ekonomi materi pajak dilakukan oleh guru mata pelajaran ekonomi dengan menerapkan pembelajaran metakognitif yang berkolaborasi dengan observer. Dalam pelaksanaanya siswa cukup aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar serta kegiatan belajar mengajar pun jadi lebih menyenangkan dan kegiatannya berjalan dengan lancar sesuai hal-hal yang ingin dilakukan, (2) Pembelajaran metakognitif dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar ekonomi siswa dalam proses belajar. Pembelajaran meningkat terlihat di siklus II bahwa siswa yang tuntas lebih 60% dari 40 siswa. Hal tersebut terlihat dari rata-rata nilai siswa dalam satu kelas di siklus I sebesar 61 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 17 siswa atau sebesar 42,5%. Kemudian di siklus II rata-rata siswa meningkat menjadi 78,3 dengan jumlah siswa

  0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

  Siklus I Siklus II

  Persentase Ketuntasan

  42,5% 67,5%

  • content/index.php/pub/detail/.html, diakses 24 november 2016).

  Kunandar.(2008). Penelitian Tindakan Kelas.

  Karya Ilmiah. Pontianak : Edukasi Press FKIP Untan.

  Tim Penyusun. (2013). Pedoman Penulisan

  Yang Mempengaruhi.Jakarta: Rineka Cipta .

  Sagala, Syaiful. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor

  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ma’mur, Jamal dan Asmani. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Laksana.

  Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran.

  Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

  yang mencapai nilai ketuntasan sebanyak 27 siswa atau sebesar 67,5% dari jumlah siswa dalam satu kelas, (3) Dengan penerapan pembelajaran metakognitif ini dapat memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru mata pelajaran ekonomi. Karena dengan melakukan pembelajaran metakognitif siswa jadi lebih aktif, semangat dalam belajar. Hal ini terbukti bahwa sebelum menerapkan pembelajaran metakognitif siswa yang aktif hanya 5 orang atau 12,5% setelah menerapkan pembelajaran metakognitif ini siswa yang aktif atau aktivitas siswa meningkat, itu terlihat dari siklus I 67,5% pada siklus II menjadi 95%. Dari hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa dengan menerapkan pembelajaran metakognitif ini dapat memperbaiki proses belajar mengajar.

  Desmita.(2009). Psikologi Perkembangan

  Kelas.Jakarta: Bumi Aksara

  (2015). Penelitian Tindakan

  Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi.

  Ardila,Cahyani. dkk. 2013. Hubungan Keterampilan Metakognitif terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa Kelas X dengan Penerapan Strategi Permberdayan Berpikir melalui Pertanyaan (PBMP) di SMAN 9 Malang, (online),(http://library.um.ac.id/free

  Adapun saran yang diberikan oleh peneliti untuk pelaksanaan proses pembelajaran yang selanjutnya agar lebih baik adalah sebagai berikut:(1)Untuk Guru(a) Guru sebaiknya memperhatikan waktu pembelajaran dalam menerapkan langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model metakognitif, agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun, (b) Guru hendaknya mampu mendorong siswa untuk bekerjasama dengan kelompoknya untuk meningkatkan keberhasilan yang ingin dicapai, (c) Guru hendaknya sering berkeliling kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran metakognitif untuk memantau siswa bekerjasama dengan kelompoknya atau untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model metakognitif karena hal ini dapat mempengaruhi pemahaman siswa terkait materi, (b) Untuk siswa yang pintar dan sudah mengerti atau menguasai materi, diharapkan untuk lebih meningkatkan kerjasama atau membantu memberikan penjelasan terhadap temannya.

  Saran