1 ANALISIS KESEJAHTERAAN BURUH PELABUHAN SINTETE KABUPATEN SAMBAS

KABUPATEN SAMBAS

  1 ANALISIS KESEJAHTERAAN BURUH PELABUHAN SINTETE

  

Nadya Eka Putri, Nuraini Asriati, Khosmas

Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak

  

Ema

Abstract

  

This research aims to. 1) Knowing the income of the Sintete Port workers. 2)

The level of expenditure on Port workers. 3) The state of residence of the Sintete

Port workers. 4) Knowing the health insurance in the members of the Sintete

Port worker’s family. 5) Ability to send children to school. In this study the

author uses a type of qualitative research that is research that produces

descriptive data in the form of written or oral words and explain the data

through reasonimg based on logic to draw logical conclusions about the data

analyzed,so that it can describe the situation systematically in accordance with

the phenomenon being researched. Data collection techniques use observation,

interview, documentation and triangulation techniques. The results showed that:

(1) The income of workers to meet their daily needs was still very lacking (2)The

expenditure of port workers was still insufficient (3)The state of the dockers’

living quarters could be concluded that they had decent homes. (4) assurance

the health of family members of dock workers is guaranteed from the workplace

institution. (5) The school fess for children are not sufficient to finance

children’s schooling.

  Keywords: Welfare, Revenue and Expenditures, Port Laborers PENDAHULUAN

  Masalah kesejahteraan selalu berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan, masyarakat buruh pelabuhan dikatakan sejahtera apabila mereka mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti yang telah dijelaskan oleh Kementrian Koordinator Kesejahteraan dalam penelitian Kanah (2015), sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman.

  Tingkat kesejahteraan masyarakat buruh pelabuhan dapat diukur berdasarkan beberapa indikator, Indikator tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai aspek sosial maupun ekonomi masyarakat buruh pelabuhan. Menurut BPS (dalam Kanah dkk, 2015) indikator kesejahteraan terdiri atas pendapatan, pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, jamianan kesehatan anggota keluarga, kemudahan menyekolahkan anak, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, dan kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.

  Pentingnya kesejahteraan bagi buruh agar buruh dapat memenuhi segala kebutuhan dan keperluan yang bersifat jasmani dan rohani baik selama di luar hubungan kerja yang secara langsung dan tidak langsung dapat mempertinggi produktifitas kerja. Kenyamanan dan ketentraman dengan berbagai fasilitas yang disediakan oleh lembaga TKBM merupakan salah satu bentuk kesejahteraan yang di terima buruh.

  Pada dasarnya buruh bongkar muat pelabuhan mempunyai fungsi dan peran spesifik di bidang bongkar muat barang maka di sebut dengan istilah Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM). Dan sistem pengupahan yang di sesuaikan dengan barang yang diangkut semakin banyak yang diangkut semakin banyak juga upah yang didapat dan begitu sebaliknya sedikitnya barang angkutan yang dibawa maka sedikit juga upah yang diterima. Buruh merupakan suatu pihak yang paling potensial mengalami kelelahan secara fisik yang dapat terlihat dari beberapa karakteristik, yaitu umumnya buruh bekerja sambil berdiri, mereka bekerja banyak menggerakan tangan dan kaki.

  Berdasarkan dari hasil analisis situasi buruh bongkar muat pelabuhan Sintete TKBM Perintis memiliki tenaga kerja yang berjumlah 127 orang yang di bagi ke dalam 7 kelompok kerja, dan mempunyai sistem kerja yang terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok lembur dan kelompok harian. Bekerja tergantung dari ada/tidaknya kapal yang masuk ke pelabuhan, otomatis pendapatan juga menjadi pas-pasan dan tidak tentu, karena hanya mengharapkan pendapatan dari hasil berapa banyak barang yang di bongkar muat atau dari kapal yang masuk saja. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan kerja dari buruh pelabuhan tersebut yaitu pendapatan, ada tidaknya kapal yang masuk, aturan rolling, dan lembur.

  Alasan meneliti kesejahteraan buruh Dusun Sintete Kabupaten Sambas sebagai objek dalam penelitian ini karena kesejahteraan berkaitan erat dengan kondisi ekonomi buruh bongkar muat pelabuhan. Buruh merupakan orang yang bekerja mengharapkan upah dengan mengangkat dan mengeluarkan barang muatan kapal yang hanya mengandalkan tenaga fisik tanpa kemampuan skill. Buruh bongkar muat pelabuhan memiliki perananan penting dalam pencapaian kerja sebagai buruh bongkar muat di pelabuhan yang sangat berperan pada seluruh aktifitas yang ada di pelabuhan.

  Namun setelah peneliti analisis situasi yang terjadi di dusun Sintete pekerjaan masyarakat di sana beragam, yaitu pekerjaan petani, nelayan, buruh pelabuhan. Kondisi dusun tempat karyawan bongkar muat disini sangat sesuai dan strategis dimana dusun sintete merupakan tempat berlabuhnya kapal- kapal setelah berlayar mendistribusikan barang-barang.

  Berdasarkan uraian di atas dan didukung oleh data hasil prariset, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Sintete Kabupaten Sambas.

METODE PENELITIAN

  Adapun bentuk penelitian yang digunakan dan dianggap sesuai dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian Surve (Survey Studies). Nawawi (2015 : 68) menyatakan bahwa, surve bersifat menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan secara mengkhusus pada aspek tertentu bilamana diperlukan studi yang lebih mendalam”.

  Pada dasarnya bentuk penelitian surve adalah bentuk penelitian yang mengkhususkan aspek tertentu untuk dipelajari lebih mendalam dan memusatkan perhatian pada objek tertentu sebagai suatu kasus. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala- gejala yang ada dan mencari keterangan- keterangan secara factual tentang “Analisis Kesejahteraan Buruh Pelabuhan Sintete Kabupaten Sambas”.

  Berdasarkan teknik pengumpulan data tersebut penulis memilih beberapa teknik yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian, diantara adalah; a).Observasi (Danu, 2015: 36), “Observasi adalah pengamatan suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung dengan melibatkan semua indera (penglihatan pendengaran, penciuman, pembau, perasa) untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.”Dalam penelitian ini penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari responden yaitu buruh pelabuhan bongkar muat yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. b). Wawancara (Sugiyono, dalam Esterberg, 2002), mendefenisikan wawancara sebagai berikut. “A meeting

  of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah

  merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah cara mengumpulkan data untuk mengetahui secara teliti dan mencatat apa yang dikemukan oleh responden yaitu buruh pelabuhan. c). Dokumen (Bogdan, dalam Sugiyono, 2016 : 329), Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories ), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.

  d). Triangulasi/Gabungan (Sugiyono, 2016 : 330) menyatakan, “Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.” Aktifitas dalam menganalisi data kualitatif antara lain: 1). Pengumpulan Data dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data yang berkitan dengan pentingnya pendidikan dan kesejahteraan buruh pelabuhan Sintete Kabupaten Sambas. 2). Reduksi Data (Data Reduction ) dalam pengumpulan data dilapangan, data yang diperoleh jumlahnya cukup banyak sehingga akan mempersulit peneliti.

  Untuk menghindari hal tersebut, maka peneliti harus melakukan reduksi data. Menurut Sugiyono (2016 : 247), “Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang l ebih jelas”. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada penelitian ini peneliti akan mereduksi data dengan memfokuskan pada pentingnya pendidikan dan kesejahteraan buruh pelabuhan dalam pembentukan kualitas hidup. 3). Penyajian Data (Data Display) dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

  flowchart , dan sejenisnya. Miles dan

  Huberman (dalam Sugiyono, 2016 : 249) menyatakan, “The most frequent form of

  display data for qualitative research data in the past has been narrative text”.

  Dalam terjemahan berarti, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dalam penelitian ini, penyajian data dimaksudkan untuk memudahkan dan memahami tentang pentingnya pendidikan dan kesejahteraan dalam peningkatan kualitas hidup. 4). Penarikan Kesimpulan (Conclusion

  Drawing/Verification ) langkah terakhir

  dalam penelitian kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini, kesimpulan yang didapatkan diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan di awal yaitu mengenai Analisis Kesejahteraan Buruh Pelabuhan Sinetete Kabupaten Sambas dengan aspek: (1) Pendapatan (2) Pengeluaran keluarga (3) Keadaan tempat tinggal (4) Jaminan kesehatan anggota keluarga (5) Kemampuan menyekolahkan anak.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

  Pada tahun 1965 Pelabuhan Sintete di sebut UKA (Usaha Karya), pada tahun 1972 berubah nama menjadi YUKA (Yayasan Usaha Karya), barulah kemudian pada tahun 1989 di bentuk TKBM letaknya langsung dipindahkan di Pelabuhan Sintete sebelumnya berada di wilayah Pemangkat.

  Pelabuhan Sintete merupakan kampung tua yang di kenal sebagian orang tempatan, pelabuhan Sintete mempunyai ciri khas tersendiri yaitu dengan penduduknya sangat heterogen dan sebagian besar warganya merupakan penduduk asli dan pendatang yang bekerja sebagai pertanian, nelayan dan buruh tenaga kerja bongkar muat. Pekerjaan sebagai buruh di pelabuhan Sintete Kabupaten Sambas juga banyak di lakukan oleh warga pelabuhan Sintete. Buruh Pelabuhan Sintete di Kabupaten Sambas di adalah buruh yang kesehariannya berkerja di pelabuhan Sintete, dalam kegiatan kerja melayani bongkar muat barang di pelabuhan. Awal mula munculnya buruh pelabuhan Sintete di Kabupaten Sambas ini hampir seumur dengan berdirinya koperasi TKBM/KOPKAR di pelabuhan Sintete Kabupaten Sambas tersebut.

  Semakin berkembangnya suatu kota tentu di iringi dengan perubahan dalam lingkungannya, maka akan semakin berubah pula kebiasaan suatu masyarakat yang ada. Seperti halnya pelabuhan Sintete pertama di sebut UKA masih belum memiliki badan hukum setelah di ganti menjadi YUKA sudah memiliki badan hukum dari sekian tahun terjadi perubahan berdasarkan dari 3 Mentri, Mentri

  Tenaga Kerja, Mentri Perhubungan dan Mentri Koperasi.

  Buruh pelabuhan Sintete di Kabupaten Sambas itu sendiri mereka mempunyai sistem/aturan kerja yang di buat berdasarkan dari hasil atas mufakat bersama antara pengurus dan anggota buruh/tenaga kerja, dimana mereka akan bekerja sesuai dengan bagian mereka masing-masing, dengan aturan jadwal bagian kerja yang sudah di tetapkan, yang di bagikan dalam 7 kelompok kerja yaitu kelompok kerja borongan dan kelompok kerja harian.

  Sistem/aturan kerja buruh bongkar muat di Pelabuhan Sintete Kabupaten Sambas ini adapun sistem/aturannya itu ialah yang terdiri dari atas 7 kelompok kerja yaitu kelompak kerja borongan dan kelompok kerja harian, kelompok kerja borongan tergantung banyaknya dalam hari ini bekerja otomatis banyak penghasilan yang diperoleh, berbeda dengan harian.

  Bekerja tergantung dari ada/tidaknya kapal yang masuk ke pelabuhan, otomatis pendapatan buruh/pekerja juga menjadi rendah/pas- pasan dan tidak tentu, karena hanya mengharapkan pendapatan dari hasil berapa banyak barang yang di bongkar muat atau dari kapal yang masuk saja. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan/upah kerja dari buruh pelabuhan tersebut yaitu pendapatan/upah, ada/tidaknya kapal yang masuk, sistem/aturan rolling, dan lembur.

  Hasil kerja tetap dibagi sama rata tidak ada perbedaan anak buah dan ketua kelompok agar sama rata, jika aturan yang sebenarnya ada tingkatan antara mandor, tukang derek, operator, pilot dan tenaga kerja/buruh tapi di sini tidak diberlakukan.

  

Tabel 1. Karakteristik Responden

  No Nama Umur Lamanya bekerja

  1 H 49 5-9

  2 SA 56 10-14

  3 AS 54 15-20 1.

   Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Buruh Pelabuhan Sintete Kabupaten Sambas

  Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari namanya sebab akibat ataupun faktor yang mempengaruhi seseorang di dalam kehidupannya, salah satunya hal yang mempengaruhi seseorang dalam bekerja atau pekerjaannya. Hal ini juga berkaitan dengan kepribadian, kenyakinan, watak ataupun karakter dari seseorang individu ataupun kelompok masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu dari pekerjaannya itu. Berbagai cara telah di lakukan manusia untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang mereka hadapi. Manusia melakukannya secara individual maka dalam perkembangannya cara pemecahan masalah tentang pemenuhan kebutuhan hidupnya itu manusia berusaha melakukannya secara bersama-sama, cara-cara yang di gunakan oleh masyarakat untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang mereka hadapi itu berbeda-beda, seiring dengan berkembangnya zaman. Berikut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan buruh bongkar muat di pelabuhan Sintete Kabupaten Sambas antara lain :

  

Tabel 2. Indikator Kesejahteraan

No Nama Penda-patan Pengelu- aran Keadaan Tempat tinggal Jamkes anggota keluarga Menyekola hkan anak

  1 H Rp 2.450.000,00

  Rp 24.000 KS II Terjamin Rp 300.000,00

  2 SA Rp 2.120.000,00

  Rp 9.000 KS II Terjamin Rp 450.000,00

  3 AS Rp 2.320.000,00

  Rp 25.000 KS II Terjamin Rp 150.000,00

  Pendapatan/Upah

  Pada umumnya pendapatan buruh bongkar muat pelabuhan Sintete ini di dapat hanya tergantung berdasarkan dari ada atau tidaknya kapal yang masuk ke pelabuhan, jika banyak kapal yang masuk maka otomatis pendapatan mereka juga akan bertambah banyak dari hasil bongkar muat barang tersebut. Untuk mencapai suatu tujuan, tentu adanya aturan yang telah di tetapkan oleh lembaga ataupun organisasi yang merupakan suatu bentuk kesatuan, seperti yang telah di lakukan oleh pengurus koperasi pelabuhan tenaga kerja buruh bongkar muat di Sintete ini, guna untuk kelancaran dan kerjasamanya di dalam kegiatan bongkar muat barang pengurus mengeluarkan aturan kerja dengan sistem pembagian gaji/upah dari pekerjaan itu di bayarkan setelah pekerjaan dalam 1 kapal terselesaikan.

  Minimal pendapatan buruh atau pekerja tergantung dari banyaknya barang atau kapal yang masuk, dalam 1 hari penghasilan yang di dapat paling banyak Rp. 100.000 atau bahkan kadang tidak tentu pendapatannya karena tidak adanya kapal yang masuk ke pelabuhan.

  Misalnya, 1000 Ton upah yang di terima sebesar Rp 28.000.000 di bagi tiap kelompok yang berjumlah 25 orang, jadi perorang mendapat upah Rp. 1.120.000 dalam 1 bulan. Maka hasil dari kerja bongkar muat yang di lakukan di Pelabuhan Sintete sebanyak Rp. 37.000 per hari.

  Pengeluaran

  Pengeluaran merupakan biaya yang dikeluarkan secara tunai untuk membeli barang. Sedangkan pengeluaran disini yaitu untuk membeli minyak bensin untuk traspotari dari rumah ke tempat kerja. Selain itu yang rumahnya di bilang jauh dari tempat kerja biaya yang di keluarkan termasuk makan, mimum dan lain sebagainya.

  Keadaan Tempat Tinggal

  Luas lantai rumah yang dihuni adalah luas lantai yang di tempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari sebatas atap rumah. Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga kepala ruta/anggota ruta yang mendiaminya terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Pada bangunan bertingkat, atap adalah bagian teratas dari bangunan tersebut. Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka bahan/jenis dinding terluas adalah bahan/jenis dinding yang bernilai lebih tinggi.

  Untuk keadaan tempat tinggal para pekerja buruh Pelabuhan Sintete bisa dikatakan layak huni. Karena, atap rumah mampu melindungi dari curahan hujan dan panas matahari. Dinding rumah mampu melindungi dari terpaan hujan dan anggin, dan Lantai rumah mampu melindungi dari pasang surut air laut.

  Jaminan Kesehatan Anggota Keluarga

  Perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah menbayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

  Untuk jaminan kesehatan setiap anggota keluarga yang berkerja sebagai buruh Pelabuhan Sintete telah mendapat dijamin oleh Lembaga YUKA, berupa surat keterangan dari Lembaga TKBM untuk mengurus ke puskesmas atau rumah sakit yang telah di tunjuk oleh Lembaga. Tetapi buruh tidak memperoleh jaminan dari pemerintah berupa KIS.

  Kemudahan Menyekolahkan Anak

  Pendidikan, pendapatan keluarga untuk membiayai pendidikan anaknya dan kesempatan anak mengikuti pelajaran mempunyai keterkaitan yang sangat besar. Jika pendapatan buruh di gunakan seutuhnya untuk pendidikan anak mereka di mungkinkan tidak bisa menyekolahkan, karena pendapatan yang di peroleh sangat minim untuk kebutuhan sehari-hari bisa di katakana tidak cukup. Di sebabkan perolehan bekerja sebagai buruh tergantung dari ada tidaknya kapal yang berlayar di dermaga Pelabuhan Sintete Kabupaten Sambas.

  Kemudahan menyekolahkan anak di dapat dari bantuan pemerintah berupa beasiswa bagi anak yang berprestasi dan anak dari keluarga kurang mampu. Jika hanya mengharap gaji dari bekerja sebagai buruh itu masih sangat kurang karna untuk makan sehari-hari saja masih kekurangan. Sedangkan dari lembaga tempat buruh bekerja belum ada jaminan untuk membiyai sekolah anak-anak mereka.

  Dari hasil data yang di peroleh dapat di jelaskan terkait dengan kesejahteraan buruh pelabuhan.

  1. Berdasarkan jawaban responden tentang pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari diperoleh informasi bahwa, dari 3 anggota buruh menyatakan belum mencukupi.

  2. Berdasarkan jawaban responden mengenai informasi tentang pengeluran anggota buruh pelabuhan di peroleh data bahwa, dari 3 anggota yang 2 orang menyatakan tergantung dari kapal yang masuk ke pelabuhan 1 orang buruh menyatakan bahwa pengeluaran anggota buruh harus di cukupkan.

  3. Berdasarkan jawaban responden mengenai informasi tentang keadaan tempat tinggal anggota buruh diperoleh data bahwa, dari 3 orang buruh menyatakan rumah yang mereka tempati Alhamdulillah.

  4. Berdasarkan jawaban responden tentang jaminan kesehatan keluarga buruh bongkar muat diperoleh data informasi bahwa, dari 3 orang buruh menyatakan adanya jaminan kesehatan dari lembaga TKBM.

  5. Berdasarkan jawaban responden tentang pendapatan untuk membiayaai sekolah untuk anak- anak diperoleh data/informasi bahwa, dari 3 orang buruh menyatakan pendapatan yang di peroleh belum bisa di katakan mencukupi untuk biaya sekolah anak-anak mereka. Berdasarkan data di atas buruh bongkar muat masih dikatakan jauh dari sejahtera dimana pendapatan/penghasilan buruh bongkar muat pelabuhan di dapat hanya tergantung berdasarkan dari ada atau tidaknya kapal yang masuk ke pelabuhan, jika banyak kapal yang masuk maka otomatis pendapatan dan barang juga banyak yang di bongkar muat pendapatan merekapun juga akan bertambah banyak yang di dapat dari hasil bongkar muat barang tersebut.

  PEMBAHASAN

  Berdasarkan seluruh data wawancara, observasi dan studi dokumenter terkumpul, data tersebut diperiksa dan diolah, kemudian di analisis secara deskriptif untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah interpretasi analisis data hasil wawancara dan observasi:

  Setiap manusia memiliki keinginan untuk sejahtera, sejahtera menunujukan suatu keadaan yang serba baik atau suatu kondisi manusia, dimana orang- orangnya dalam keadaan makmur, sehat dan damai.

  Keluarga sejahtera, adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

  Kesejahteraan memiliki peran yang penting bagi buruh, agar buruh dapat memenuhi segala kebutuhan dan keperluan yang bersifat jasmani dan rohani baik selama di luar hubungan kerja yang secara langsung dan tidak langsung dapat mempertinggi produktifitas kerja. Kenyamanan dan ketentraman dengan berbagai fasilitas yang disediakan oleh lembaga TKBM merupakan salah satu bentuk kesejahteraan yang di terima buruh, kondisi ini dilapangan sangat jarang di temui ruangan untuk buruh jauh dari kesan nyaman masih untung apabila di beri ruangan kadang hanya ada kapal yang di gunakan sebagai ruangan serba guna bagi pekerja.

  Di Indonesia, kesejahteraan buruh secara kasat mata dapat dilihat dari upah minimum yang diberikan, baik itu upah minimum regional, upah minimum provinsi atau upah minimum kabupaten. Upah minimum kabupaten menjadi patokan lembaga TKBM tidak semena- mena dalam menaikan upah ada aturan yang di gunakan.

  SIMPULAN

  Secara lebih khusus penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : (1)

  Bekerja tergantung dari ada/tidaknya kapal yang masuk ke pelabuhan, otomatis pendapatan menjadi pas-pasan, dan tidak tentu, karena hanya mengharapkan pendapatan dari hasil bongkar muat barang saja. Jadi dapat di simpulkan bahwa pendapatan buruh pelabuhan tergolong sedang antara Rp 1.500.000,00 s/d 2.500.000,00 per bulan. (2) Berdasarkan analisis kesejahteraan buruh Pelabuhan Sintete tentang pengeluaran sesuai dengan penghasilan dari orang buruh 2 orang menyatakan tergantung ada tidaknya kapal sebagai buruh hanya memiliki kaya hati 1 orang buruh menyatakan sesuaikan dengan pendapatan ya harus di cukupkan. (3) Keadaan tempat tinggal dari pernyataan 3 orang buruh dapat di simpulkan mereke memiliki rumah yang layak huni. (4) Jaminan kesehatan untuk anggota keluarga buruh dalam hal ini terdapat kesamaan pendapat, dari 3 orang buruh menyatakan ada jaminan kesehatan yang di dapatkan dari lembaga tapi di tetapkan anggota keluarga hanya untuk 2 orang anak sehingga dapat di simpulkan bahwa dalam hal fasilitas kesehatan para buruh dapat keringanan. (5) Berdasarkan analisis kesejahteraan buruh Pelabuhan Sintete tentang biaya untuk sekolah anak-anak dari

  3 orang buruh menyatakan pendapatan yang mereka peroleh belum mencukupi untuk membiayai sekolah anak-anak karena masih tergantung dari ada tidaknya kapal yang akan di kerjakan dalam 1 hari.

  SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka adapun saran yang dapat peneliti ajukan, yaitu sebagai berikut: (1) Buruh bongkar/muat pelabuhan Sintete harusnya mempunyai sistem/aturan kerja yang di buat berdasarkan atas mufakat musyawarah bersama antara anggota buruh/pekerja, ataupun kelompok kerja, dengan pengurus, dan pekerjaan di sini itu untung dan rugi merupakan kerjasama dan sama-sama saling menjaga. (2) Hendaknya buruh Pelabuhan mencari pekerjaan sampingan. (3) Pengeluaran disesuaikan dengan pendapatan yang diterima, jika memungkinkan bisa untuk menabung. (4) Menerima jaminan kesehatan dari lembaga yang menangani kegiatan bongkar muat, tetap berhati- hati dan waspada dalam bekerja harus tetap mengutamakan keselamatan dalam bekerja. Seperti KIS dan BPJS. (5) TKBM menyediakan tunjangan untuk anak-anak mereka anggota buruh dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, walapun dari pemerintah ada bantuan seperti beasiswa.

  REFERENSI

  Danu, Agustinova. (2015). Memahami Metode Penelitian Kualitatif.

  Yokyakarta: Calpulis. Kanah, Dkk. (2015). Tingkat

  Kesejahteraan Buruh Sadap Karet Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN)

  VIII Wangunreja Di Kecamatan Dawuan Kabupaten Subang.

  Vol. 30 No. 1 Nawawi, Hadari. (2015). Metode Peneitian Bidang Sosial.

  Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D.

  Bandung: Alfabeta. Sumber Internet diakses 24 Januari 2018.