DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2019

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

  

Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA):

Kebijakan Tahun 2019

DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2019

  Landasan Hukum

Pasal 131 PP Nomor 45/2013 jo.

  PP Nomor 50/2018 tentang

Tata Cara Pelaksanaan APBN

  Ayat 1 Ayat 2

  

Menteri Keuangan selaku BUN dan Menteri/Pimpinan Lembaga Menteri Keuangan selaku BUN menggunakan hasil monitoring dan

selaku PA melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja oleh Menteri Keuangan

anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga untuk menjamin selaku BUN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk: a. evaluasi

efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi penggunaan anggaran, kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja negara; dan

dan kepatuhan terhadap regulasi pelaksanaan anggaran.

  c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.

Pasal 4 PMK Nomor 195/2018 tentang Monev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L Ayat 1 Ayat 2 Hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja Evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran sebagaimana Kementerian Negara/Lembaga yang dilakukan oleh Menteri

  dimaksud pada ayat (1) huruf a diwujudkan dalam Keuangan selaku BUN sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat ( 1) huruf a, digunakan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk: a. bentuk pengukuran kualitas kinerja menggunakan evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja IKPA. negara; dan c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.

POLA PIKIR DALAM MELAKSANAKAN ANGGARAN

  OUT C OME PREAMBULE TUJUAN BERNEGARA KOMITMEN NASIONAL RPJMN UNDANG-UNDANG PERATURAN PEMERINTAH PERATURAN PRESIDEN PERATURAN MENTERI PERATURAN DIRJEN SURAT-SURAT PMK PERDIRJEN PBN PER-XX/PB/20XX SE DIRJEN PBN SE-XX/PB/20XX GOOD GOVERNANCE

AKTIVITAS

PENGADAAN

BARANG

DAN JASA

DIPA

  Kontrak/Surat Keputusan Berita Acara & Pernyataan

  SPP SPMSP2D Pelaksanaan Pekerjaan

  Hasil/Output LKPP

SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT

TIMEFRAME PENCAPAIAN OUTPUT SECARA IDEAL

  Fungsi APBN adalah untuk operasionalisasi pemerintahan, penyediaan layanan publik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi

  

Dalam satu tahun fiskal,

APBN yang telah ditetapkan

harus dapat memenuhi

ketiga fungsi tersebut.

  Pemenuhan fungsi dicerminkan dengan pencapaian output, outcome, & impact dalam satu kurun waktu tahun anggaran sesuai RKP dan renja K/L

  TAHUN FISKAL ... PERIODE PELAKSANAAN APBN PENCAPAIAN OUTPUT  Sesuai dengan fungsi APBN, sejak dilaksanakan harus menghasilkan output;  Kerangka waktu pencapaian output harus dibatasi s/d Triwulan III

PENCAPAIAN OUTCOME

PENCAPAIAN IMPACT

   Outcome adalah manfaat dari belanja negara terhadap pelayanan publik dan pembangunan.

   Output harus dirasakan oleh masyarakat secepat mungkin dan keseluruhan

   Impact adalah dampak dari belanja negara pada APBN;  Impact harus dicapai sesuai dengan RKP dan kebijakan fiskal tahun bersangkutan. Definisi IKPA Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja

  “ Kementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi

  “ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195/PMK.05/2018 tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L

  Tujuan Pengukuran Kinerja dengan IKPA Kelancaran Pelaksanaan Anggaran:

1 Pembayaran/Realisasi Anggaran, Penyampaian Data Kontrak, Penyelesaian Tagihan, SPM

  ( yang Akurat, Kebijakan Dispensasi SPM)

  Menjamin Mendukung Manajemen Kas: Ketercapaian 2 (Pengelolaan UP/TUP, Revisi DIPA, Renkas/RPD, Deviasi Halaman III DIPA, Retur

  Keluaran/Output

SP2D)

  (Output Delivery) Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan (LKKL/LKPP): 3 (Penyampaian LPJ Bendahara dan Penyelesaian Pagu Minus Belanja)

KERANGKA PENGUKURAN

  Aspek Aspek Aspek Pelaksanaan

  Perencanaan Pertanggungjawan RKA KL

  Pembelian

Uang

Kontrak

  Revolving UP Barang/Jasa

Persediaan

  Retur SP2D

  Komitmen

  DIPA Tagihan SPM SP2D

  LK Petunjuk Operasional

  Pencairan E-rekon/

  

LS

Kegiatan (POK)

  Dana BAST LK

  

Pengembalian SPM

Revisi DIPA

  LPJ

Renkas/RPD Harian

  Realisasi Anggaran Revisi Halaman III

  Tata Kelola & Proses Bisnis Pelaksanaan Anggaran OUTPUT

INTEGRASI IKPA PADA OM SPAN

  https://spanint.kemenkeu.go.id/ TUJUAN

  Transparansi dan akuntabilitas Mudah diakses dan user friendly Real time dan by system

  Integrasi IKPA pada OM SPAN merupakan terobosan untuk menjamin perhitungan IKPA

  1 yang terotomasi untuk meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas.

SPAN RKAK/L

  Seluruh satker DJPb (sebagai satker dan Pembina K/L (BUN)) dapat mengakses IKPA masing- dengan user dan password OM SPAN

  2 masing, melalui perangkat PC maupun smartphone, kapanpun & dimanapun.

  Menu IKPA terbagi atas 3 layer: (1) Nilai Indikator; ( 2) Rekap Transaksi; dan (3) Detil

  3 Transaksi.

SPRINT OMSPAN IKPA

  Perkembangan IKPA Agregat K/L Tahun 2016 - 2018

  70.00

  85.51

  85.81 Semester II 2018

  95.71

  88.55

  97.53

  92.10

  93.11

  72.50

  55.89

  69.45

  67.17

  87.50

  95.71

  88.55

  97.53

  92.10

  93.11

  0.00

  20.00

  40.00

  60.00

  80.00 100.00 120.00

  92.72

  82.63

  67,17 93,11 Capaian kinerja pelaksanaan anggaran (IKPA) mencerminkan peningkatan yang sangat signifikan terhadap pola eksekusi anggaran yang dilakukan oleh satker K/L. Sejak tahun 2016, capaian

  59.33

  IKPA K/L telah meningkat signifikan dari 67,17 menjadi 93,11. 2016 2018 Kesesuaian dengan

  Perencanaan Kepatuhan terhadap Regulasi

  Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Efisiensi

  Pelaksanaan Kegiatan NILAI KINERJA Semester I 2016

  72.50

  55.89

  69.45

  70.00

  67.17 Semester II 2016

  80.77

  69.53

  82.19 Semester I 2018

  70.00

  69.82 Semester I 2017

  67.19

  76.68

  79.11

  62.98

  77.09 Semester II 2017

  73.42

  74.16

  82.32

  76.99

  Ni lai Ki ner ja

  12

INDIKATOR PENILAIAN

  A. Kesesuaian Perencanaan

  B. Efektivitas Pelaksanaan

  C. Kepatuhan Terhadap

  D. Efisiensi Pelaksanaan dan Penganggaran Kegiatan Regulasi Kegiatan

PEMBOBOTAN IKPA

  2019 Pengelolaan

  Retur Revisi Dispensasi

  Data Deviasi SPM Pagu LPJ

  Realisasi Tagihan

  Renkas

  INDIKATOR SPM

  Kontrak UP Hal. III Bendahara

  Minus DIPA

  Salah SP2D BOBOT 20% 15% 15% 10% 5% 5% 5% 5% 6% 6% 4% 4%

PENGUKURAN DAN PEMBOBOTAN IKPA (1)

  Subkriteria Bobot No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Sub (%) Nilai Kriteria

  Dihitung berdasarkan jumlah revisi anggaran K/L per Satker. Data revisi σ

  1. Revisi DIPA DIPA yang digunakan adalah untuk data revisi yang bersifat pergeseran 5 100 /Rasio Revisi DIPA σ Target Revisi DIPA

  (dalam hal pagu tetap) dengan target 1x per triwulan. Dihitung berdasarkan rata-rata gap antara realisasi dengan rencana penarikan dana (% gap realisasi terhadap rencana). Angka gap per

  − ฮ൫ − 100 - Rasio Rata-rata Deviasi

  2. Hal III DIPA 5 bulan yang diambil bernilai absolut sehingga dalam penghitungan rata-

  Hal III rata gap tidak saling meniadakan. Perhitungan Deviasi s.d. bulan November tahun berjalan.

  3. Dihitung berdasarkan jumlah GUP yang tepat waktu dibagi seluruh sesuai dengan rasio GUP yang σ SPM GUP yang disampaikan tepat waktu

  Pengelolaan UP 10 100 record GUP yang terdapat dalam set data. tepat waktu σ SPM GUP

  Dihitung berdasarkan rasio LPJ Bendahara yang tepat waktu σ Data LPJ Bendahara yang disampaikan

  4. Penyampaian tepat waktu disampaikan terhadap seluruh LPJ Bendahara yang disampaikan ke

  5 sesuai dengan rasio lpj tepat 100 LPJ Bendahara

  σ LPJ Bendahara yang disampaikan ke KPPN. waktu

  KPPN Dihitung berdasarkan rasio data kontrak (diatas Rp 200 Juta) yang tepat sesuai dengan rasio data

  σ Data kontrak yang disampaikan tepat waktu

  5. Data Kontrak waktu disampaikan terhadap seluruh kontrak yang disampaikan ke 15 100

  σ data kontrak yang disampaikan ke KPPN kontrak yang tepat waktu KPPN.

  Dihitung berdasarkan rasio penyelesaian tagihan atas kontrak diatas Rp

  6. Penyelesaian sesuai dengan rasio tagihan σ ℎ

  200 Juta yang tepat waktu dibagi dengan seluruh SPM LS Kontraktual 15 100

  Tagihan tepat waktu σ ℎ

  Non Belanja Pegawai yang disampaikan ke KPPN Dihitung berdasarkan persentase realisasi anggaran terhadap pagu DIPA efektif (dikurangi blokir). Target penyerapan anggaran KL untuk

  7. Penyerapan (Persentase Realisasi : Target

  σ

  20 Triwulan I sebesar 15%, Triwulan II sebesar 40%, Triwulan III sebesar 100 Anggaran

  σ Pagu Realisasi) x 100 60%, dan Triwulan IV sebesar 90%. K/L dengan tingkat realisasi di atas target per triwulan diberikan nilai maksimal.

PENGUKURAN DAN PEMBOBOTAN IKPA (2)

  Subkriteria Bobot No. Indikator Uraian Indikator Kalkulasi Sub (%) Nilai kriteria

  Dihitung dengan membandingkan jumlah retur SP2D dengan Jumlah σ Retur SP2D

  8. Retur SP2D 5 100 - Rasio Retur SP2D SP2D yang terbit

  σ SP2D 100 Dihitung berdasarkan rasio Renkas yang tepat waktu disampaikan σ data Renkas yang disampaikan Sesuai dengan Rasio tepat waktu

  9. Renkas sesuai nilai rencana penarikan dan kategori KPPN terhadap seluruh 6 100 renkas tepat waktu

  σ Renkas yang disampaikan ke Renkas yang disampaikan ke KPPN.

  KPPN 1-100 SPM

  99 101-500

  10.

  97 Pengembalian/ Terdapat 4 rentang jumlah SPM yang SPM Dihitung berdasarkan jumlah pengembalian SPM oleh KPPN

  6 Kesalahan SPM dikembalikan/salah 501-1000

  94 SPM >1000 SPM 90 1-10 99 11-30

  97 Dispensasi Dihitung berdasarkan jumlah SPM yang mendapat dispensasi karena 11. Terdapat 4 rentang SPM yang mendapat dispensasi

  4 Penyampaian SPM melewati batas waktu penyampaian SPM pada akhir tahun anggaran 31-50

  94 >50

  90 Dihitung berdasarkan persentase pagu minus (level 6 digit/akun) σ

12. Pagu Minus

  4 100 - Rasio pagu minus 100 terhadap pagunya

  σ Pagu

  Tren Realisasi Anggaran Belanja K/L 2014-2018

  25.00%

  RATA-RATA TARGET SERAPAN SERAPAN AN

  20.00%

  10,11% 15% ANGGAR

  TW I

  15.00%

  AN AP R YE

  10.00%

  PEN 29,58% 40%

  TW II TASE SEN 5.00% PER

  52,14% 60%

TW III

  0.00% jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des 2014 2.34% 2.71% 5.16% 5.56% 5.69% 6.40% 9.08% 6.78% 7.96% 7.46% 9.59% 20.36% 2015 1.40% 2.51% 4.12% 4.94% 4.73% 5.64% 7.93% 7.00% 7.60% 8.37% 10.03% 22.48%

  88,29% 90%

TW IV

  2016 1.91% 3.15% 5.33% 5.71% 6.44% 10.46% 5.25% 7.51% 8.05% 6.59% 8.43% 16.70% 2017 1.81% 3.35% 5.92% 5.12% 6.93% 8.50% 7.79% 7.59% 6.95% 7.35% 10.05% 20.15% 2018 2.19% 3.79% 5.19% 6.80% 7.10% 7.00% 8.70% 7.08% 7.55% 8.14% 8.66% 16.38%

  Pola penyerapan anggaran belanja K/L selama 5 tahun terakhir terkonsentrasi pada Triwulan IV dengan kisaran pada rentang 30%-40% dari pagu DIPA. Tren ini semakin membaik di tahun 2018, dimana realisasi anggaran semakin proporsional dan penumpukkan pencairan di bulan

  Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (1) No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

  1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar sangat selektif dalam melakukan pergeseran anggaran dalam revisi

  1. Jenis revisi anggaran yang diperhitungkan adalah revisi dalam DIPA (pagu tetap). kewenangan pagu tetap (tidak masuk adalah revisi dalam kewenangan pagu berubah dan revisi administratif).

  2. Selain itu, Satker agar dapat mengelola dan menghimpun

  1. Revisi DIPA

  2. Frekuensi revisi hanya diperkenankan 1x dalam rentang triwulanan. kebutuhan revisi anggaran untuk kemudian dapat dijadwalkan Apabila dalam satu triwulan akan ada 2x revisi, maka revisi yang dengan frekuensi revisi yang akan diajukan baik kepada kedua agar diajukan pada triwulan berikutnya.

  DJA maupun Kanwil DJPb sebanyak 1 kali dalam 1 triwulan.

  1. Halaman III DIPA memuat Rencana Penarikan Dana (RPD) per

  1. Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, seluruh bulan sepanjang tahun anggaran berjalan atas pelaksanaan satker yang memiliki deviasi tinggi, agar melakukan anggaran yang dilakukan pada suatu satker. penyesuaian rencana kegiatan dan realisasi anggaran dengan

  2. Validitas dan keakuratan RPD pada Halaman III DIPA sangat

  mengajukan revisi administratif penyesuaian Halaman III

  Deviasi Halaman penting untuk menjaga likuiditas Kas Negara guna memenuhi

  DIPA ke Kanwil DJPb pada triwulan berjalan.

  2. III DIPA kebutuhan penyediaan dana bagi pencairan anggaran atas suatu

  2. Satker agar lebih disiplin dalam melaksanakan kegiatan dan DIPA. pencairan dananya, dan menjadikan RPD pada Halaman III

  3. Keakuratan Deviasi Halaman III pada IKPA dihitung untuk rencana DIPA sebagai plafon pencairan dana bulanan secara internal yang dieksekusi sampai dengan bulan November tahun anggaran pada Satker. berjalan.

  Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (2) No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

  3. Pengelolaan UP

  1. SPM GUP merupakan sarana pertanggungjawaban belanja atas penggunaan UP pada Bendahara Pengeluaran.

  2. Jenis UP yang diperhitungkan dalam IKPA adalah UP Tunai (tidak termasuk UP yang menggunakan Kartu Kredit Pemerintah).

  3. Pertanggungjawaban UP tepat waktu sangat penting agar belanja dapat segera dibebankan pada DIPA satker masing-masing sebagai realisasi anggaran.

  Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, maka seluruh satker agar memperhatikan periode pengajuan SPM GUP dari

  SP2D UP/GUP terakhir paling lambat dalam rentang 30 hari kalender ( pengajuan GUP minimal sekali dalam sebulan ke KPPN) dan tidak menambah frekuensi SPM GUP yang terlambat.

  4. LPJ Bendahara

  1. LPJ Bendahara Pengeluaran merupakan sarana pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya.

  2. LPJ dibuat oleh bendahara setiap bulan dan disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya atau hari kerja sebelumnya jika tanggal 10 adalah hari libur kepada KPPN.

  3. Penyampaian LPJ dilakukan dengan menu upload pada Aplikasi SPRINT, dan terhitung sejak Satker pertama kali melalukan upload tersebut.

  Satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan waktu dalam penyampaian LPJ sebelum tanggal 10

  bulan berikutnya, dan memastikan data LPJ telah terverifikasi oleh KPPN pada Aplikasi SPRINT.

  Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (3) No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan 5.

  Penyampaian Data Kontrak

  1. Kontrak yang dihitung pada IKPA merupakan kontrak dengan nilai diatas Rp 200 Juta (bukan hasil pengadaan langsung menurut batasan Perpres No. 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).

  2. ADK kontrak maksimal disampaikan ke KPPN 5 hari kerja sejak tanggal tanda tangan kontrak sampai dengan tanggal penyampaian/konversi di KPPN.

  Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan waktu dalam penyampaian data kontrak sebelum 5 hari kerja

  setelah ditanda tangani dan dipastikan verifikasi kebenaran data kontraknya (approval) oleh KPPN.

  6. Penyelesaian Tagihan

  1. Indikator ini diukur berdasarkan ketepatan waktu penyelesaian tagihan kontraktual (SPM LS Kontraktual Non-Belanja Pegawai) yang ADK nya telah disampaikan ke KPPN (dengan nilai kontrak diatas Rp 200 Juta).

  2. Penyelesaian tagihan dihitung dengan ketentuan selambat- lambatnya selama 17 hari kerja setelah BAST/BAPP, satker telah diterbitkan SPM tagihan dimaksud ke KPPN.

  Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan waktu dalam penyelesaian tagihan kontraktual (LS Non-Belanja

  Pegawai) paling lambat dalam 17 hari kerja setelah BAST ditanda- tangani sudah diajukan SPM-nya ke KPPN. Selain itu,

  satker agar teliti, lengkap, dan akurat dalam pengisian uraian pada SPM terutama untuk tanggal dan nomor BAST/BAPP.

  Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (4) No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

  1. Indikator ini dihitung dari pemenuhan realisasi anggaran secara

  1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar proporsi penyerapan anggaran pada setiap triwulan: Triwulan I senantiasa memperhatikan progres penyerapan anggaran

  (15%), Triwulan II (40%), Triwulan III (60%), dan Triwulan IV secara proporsional dari pagu DIPA efektif. Penyerapan (90%).

  7. Anggaran

  2. Memperbaiki perencanaan dan eksekusi kegiatan secara relevan

  2. Pagu anggaran pembagi diperhitungkan sebagai pagu efektif, dan terjadwal, tidak menumpuk pencairan anggaran pada dimana pagu anggaran DIPA dikurangi dengan pagu yang masih akhir tahun. diblokir.

  1. Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses

  1. Indikator ini dihitung dari rasio SP2D yang diretur dengan jumlah dokumen pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan SP2D total yang telah terbit.

  keakuratan nama dan nomor rekening bank Pihak Ketiga/

  8. Retur SP2D penerima pembayaran .

  2. Semakin sedikit SP2D yang diretur, maka indikator ini semakin bagus.

  2. Diperlukan proses konfirmasi atas status aktif rekening penerima.

  Apabila terjadi retur SP2D, satker agar berkoordinasi dengan KPPN untuk penyelesaiannya tidak lebih dari 7 hari kerja.

  Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (5) No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

  Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar

  1. Indikator ini dihitung dari rasio ketepatan waktu penyampaian senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan renkas/RPD Harian yang disampaikan ke KPPN untuk jenis

  ketepatan waktu dalam penyampaian Renkas (RPD Harian) transaksi besar (Diatas Rp 1 Miliar).

  9. Perencanaan Kas

  untuk transaksi pencairan dana dalam kategori besar (> Rp 1 Miliar) yang memerlukan penyampaian renkas dengan tidak lebih

  2. Renkas tepat waktu akan mendukung terwujudnya likuiditas Kas dari 5 hari kerja sejak tanggal APS pada Aplikasi SAS sampai Negara yang terencana dan terkendali. dengan pengajuan SPM ke KPPN.

  1. Indikator ini dihitung dari besaran/jumlah SPM yang terdapat Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar kesalahan secara substantif dan dikembalikan oleh KPPN. senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses dokumen

  2. Pengembalian SPM secara substantif biasanya disebabkan oleh pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan keakuratan Pengembalian/ 10. kesalahan pengisian data supplier, sehingga SPM harus diperbaiki data supplier yang telah dicocokkan dengan data yang ada

  Kesalahan SPM oleh Satker.

  pada OM SPAN maupun data identitas supplier yang terkonfirmasi

  dengan pihak bank agar SPM yang diajukan tidak tertolak oleh

  3. Pengembalian SPM berpotensi menyebabkan tagihan tidak dapat KPPN. dibayarkan secara tepat waktu.

  Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (6) No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

  1. Pagu Minus dihitung akhir tahun (triwulan IV) untuk sesuai jenis belanja sampai dengan level 6 digit/akun.

  Satker-satker yang memiliki pagu minus agar dapat segera

  11. Pagu Minus

  menyelesaikan pagu minus dengan mempersiapkan revisi

  2. Pagu minus dapat terjadi akibat kekurangan anggaran maupun anggaran untuk menutup pagu minus tersebut. karena pergeseran akun (revisi POK) yang belum dilakukan penyamaan data/revisi ke Kanwil DJPb.

  1. Dispensasi SPM dihitung berdasarkan jumlah SPM yang terlambat Satker agar senantiasa memantau progres penyelesaian kegiatan disampaiakan melewati batas-batas akhir SPM pada akhir tahun sesuai rencana, menetapkan mitigasi risiko penyelesaian pekerjaan anggaran.

  12. Dispensasi SPM dan pembayaran, dan menghitung prognosis belanja agar dapat dieksekusi tepat waktu untuk menghindari penumpukkan pencairan

  2. Dikenakan penalti nilai sesuai dengan rentang SPM yang anggaran pada akhir tahun. mendapat dispensasi.

  TERIMA KASIH DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN

  • – DITJEN PERBENDAHARAAN

  Gedung Prijadi Praptosuhardjo I lt IV Telepon (021) 3449230 PSW. 5709 SITUS: JL. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Faksimili (021) 3813039 www.djpb.kemenkeu.go.id Jakarta 10710