Defisit pada lndustri Manufaktur di Bursa Efek lndonesia

JURNAL RISET AXUNTAiJS' DA,I' KEUANGAN

Vol.4, No. 1, Agustus 2008
Hal.86-99

PENGUJTAN PECKTTVG ORDER THEORY (POT):

Pengaruh Leverage Terhadap Pendanaan Surplus dan
Defisit pada lndustri Manufaktur di Bursa Efek lndonesia
ARI CTIRISTIANTI
Universitss Kristen Duta Wacana

Abstract

This research is empirically examines the Pecking Mer Theory eOD.
This is important since the POT discuss the factors effected the tevet of
debt used by tfui company srrch as: the capocity of deficit due to internal cash tlow inadequocy for exercising the hwestment and its commitment to regululy pay dividend- On doing so, this research is intended
to specifically examine the effect of surphs and deficit financing on the
use of debt. The samples oe dr*vn trom compoies within maru{acturing sector which are listed at the Indonesiott Capital Stock Erchange
during 2000-2005. Furthermore the data will be analyzed using the
regression with dumrny vsiables. The result sltows, there is a negatively


effect between long term debt with deficrt. The possible explanation is
muket and economic condition effect the capital stttcryre decision.

Keyword:

Pecking

Mer

Theory

eOD,

debt, sarplus, deficit

A Latar Belakang
Seorang manajer keuangan dalam mengambil keputusan pendanaan harus
mempertimbangftansecarateliti sifatdapbiayadarisumberdanayang akan dipilih. Hal ini
beda. Proporsi penggunaan sumber dana intern danl ekstern dalam memenuhi kebutuhan

dana perusahaan yang selanjutnya disebut dengan struktur modal menjadi sangat penting
dalam manajemen keuangan perusahaan.

Oleh karena itu, penelitian mengenai struktur modal dalam rnanajemen keuangan
terus dilakukan untuk menentukan penggunaan stmktur modal yang optimal.
teori struktur modal telah ditemukan untuk mencari teori struktur modal terbaik yang bisa
menjelaskan perilaku keputusan pendanaan perusahaan. Salah satu teori struktur modal

Beberapa

.

87
yang akhir-akhir ini dianggap bisa menjelaskan perilaku pendanaan perusahaan karena

banyaknya penelitian yang mendukung adalah Pecking Order Theory eOD. POT
pertama kali dikemukan oleh Myers dan Majluf (1984) yang menyatakan bahwa
perusahaan melakukan keputusan pendanaan secara hierarki dari pendanaan internal dan
eksternal, dari pendanaan yang bersumber pada profit hutang, sampai pada saham (dimulai
dari sumber dana dengan biaya termurah).

Sejauh ini penelitian mengenai struktur modal POT berhrjuan untuk membuktikan
apakah teori struktur modal tersebut benar-benar dapat menjelaskan perilaku keputusan
pendanaan perusahaan. Shyam-Sunder dan Myers ( 19D) melakr*an penguj ian POT secara
empiris dengan dasar bahwa perusahaan menggunakan hutang tergantung dari kondisi
defisit pendanaannyq sebagai akibat adanya ketidakcukupan arus kas internal (internal
cashflow) untuk investasi dan komitmen perusahaan untuk membagi dividen. Penelitian
tersebut menggunakan regresi sederhana antara defisit finansial perusahaan (variabel
bebas)terhadap perubahan penggunaan hutangperusahaan (variabel tidakbebas) dengan
menggunakan sampel semua perusahaan yang tercatat dalam Compustat dari tahun 1 971-

1989, besarnya estimasi koefisien pecking order (variabel bebas) sebesar 0,75.
Berdasarkan hasil temuan tersebut, Shyam-Sunder dan Myers dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa POT merupakan teori struktur modal yang istimewa yang dapat
menjelaskan perilaku pendana&n perusahaan.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Frank dan Goyal (2003) yang juga
melakukan pengujian POT dengan mernpertimbangkan variabel ukuran (size) perusahaat

Hasil penelitian Frank dan Goyal ini menyatakan bahwa perusahaan besar lebih
menunjukkan perilakltpecking order dibandinglan dengan perusahaan kecil. Pengaruh

ukuran perusahaan terhadap struktur modal ini diperkuat oleh hasil penelitian Fama dan
French QA0D yang justru menemukan bahwa perusahaan kecil mempunyai potensi
asymetric information yang tinggi, akibatnya perusahaan kecil dalam keputusan
pendanaannya menggunakan POT,

Selain hasil temuan di atas, Frank dan Goyal juga menemukan bahwa kekuatan
(power) POT dalam menjelaskan perilaku pendanaan perusahaan semakin lama akan
menurun. Hal ini dibuktikan dari hasil temuan Frank dan Goyal dalam penelitiannya yang
menggunakan periode 197I-1998, hasil estimasi menunjukkan bahwa koefrsienpecking
order padatahwn 1974-1989 adalah sebesar 0,28 sedangkan untuk periode tahun 19901998 koefisienpeeking order menjadi lebih rendah yaitu sebesar 0,15.
Dengan demikian, dari hasil temuan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa POT
masihmemilikiduakelematrandalammenjelaskanperilakupendanaan.Adapunkelemahan
yang dimaksud adalah POT ternyata berpengaruh terhadap ukuran (size) perusahaan dan
POT tidak bisa menjelaskan perilaku keputusan pendanaan sepanjang waktu.
Selanjutnya Jong, Verbeek, dan Verwijmeren (2005) melakukan pengujian POT
dengan menggunakan model yang merupakan pengembangan dari model Shyarn-Sunder
dan Myers (1999); Frank dan Goyal (2003). Penelitiannya menggunakan model yang
diharapkan dapatmenjawabduakelemahan POTyaitu, POT berpengaruhterhadapukuran
(size) perusahaan [Frank dan Goyal (2003); Fama dan French (2002)1dan kekuatan
(power) POT yang melemah dan tidak stabil sepanjang waktu [Frank dan Goyal (2003)].


88

JRAKAgustus 2m8

Penelitian Jong Verbeek, dan Verwijmeren ini menggunakan periode dari tahun
lg7l-2005 menyatakan bahwaperusdraan kecil-meskipun mernpunyai ptensiasymmetric information yang tinggi tidak berperilaku sesuai dengan FOT dalam keputusao
pendanaannya; dan kekuatan POT seiring waktu akan mengalami p€mrnman bahkan

hihng

Hasil temuan Jong Verbeelq dan Verwijmeren tentang kekuaan POT yang mengalami
penurunan karena waktu memperkuat hasil temuan Opler dan Titman (2fiD) yang secara
eksplisit menyatakan bahwa keputusau pendanaan benrbah sepaqimg rvalfir, seiring d€ngal
perubahan kondisi keuangan perusahaan. Dengan demikim, keputusan strulu:rmodal di

strttftudal sastini.
juga
mukan bqhwa
Jong, Verbeelg dan Verwijmeren dalam penelitiannya

frekuensi pendanaan defisitjustru lebih besar terdapat pada perusahaaa fraog tsrgolong
kecil dan terus meningkat sepanjang tatrun- Berdssar dari hasil temuan di eras Jon&
Verbeel dan Verwijmeren rnengambil kesimpulan bahua hasil temuann5ra rendttkung

masa lalu sangatberperanpentingdalammenentukankepuhrsan

POT dalam kaitannya dengan penggunaan kapasitas huUng perusaham

(fnw'

debt

c*

pacities).
Berdasarkan pada hasil penemuan di atas, penelitian ini mencoba unt* mengr{i
apakah POT digunakan dan diterapkan di BEI @ursa Efek Indonesia). Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan faktor perubahan leverage sebagi variabel t€rikat dan
defisit finansial sebagai variabel bebas. Diharapkan d€ngan mengunakan pendekxan
pooled data dapat dilakukan pengujian POT dalam menjelaskan perildo keputusan

pendanaan yang dikaitkan dengan kondisi pendanaan surplus dan defisit

B. Landasan Teori
Penelitian ini bertujuan unuk menguji secara empirls Pe*king Mer lrcory €Of)
kaitannyadengan pendanaan surplusdan defisit. Berikutiniadalahpcqielasanmeagenai
teori POT dan pendanaandefisit:

8.1.

Ordu Thary eOO
Pecking Order Theory eOD merupakan bentuk pengembongan dari bori Sdic
Pecking

yang dikemukakan oleh Myers dan Maijluf (19E4)- POT menyatalran
bahwa penentuan struktur modal yang optimal didasa*an pada kepunsan pendanaan
secara hierarki berdasarkan biaya modal yang paling murah yang bersumber pada sumber
dana internal (profiQ sampai pada sumber dana eksternal (hutang datr saham). Dengan
demikian, penentuan struktur modal berdasarkan POT dimulai ketika an$ kas internal
perusahaan tidak cukup untuk mendanai investasi real dan deviden, maka perusahaan
akan menerbitkan hutang dan saham akan diterbitkan jikafinancial difiess perusahaan


Trade-W

tinggi.

6fQ

Penguji an Pecking Order Theory(POT):..., Ari Christianti

8.2.

89

Pendanaan Defisit (Financing Deficit) dan Kapasitas Hutang (Debt
Capacity)

Penentuan struktur modal berdasarkan POT dimulai ketika arus kas internal
perusahaan tidak cukup (defisit) untuk mendanai investasi real dan deviden, maka
perusahaan akan menerbitkan hutang. Chirinko dan Singha (2000) dalam perielitiannya
menunjukkan koefisietpecking order *carasignifikan lebih kecil dari satu bahkan ketika

perusahaan mengambil kepuhrsan pendanaan secarahierarki sesuai dengan POT. Secara
rasional, jika defisit pemsahaan besar, perusahaan mungkin mempuqrrai keterbatasan untuk
menggunakan hutang dan harus mendanai defisitnya yang tersisa dengan ekuitas. Selain
itu, Chirinko dan Singha (2000)juga menyatakan bahwa keterbatasan untuk menggunakan
hutang akan tinggi ketika perusahaan mempunyai leverage rotioyangtinggi.
Penelitian yang sama j'tga dilakukan oleh Lemon danZender (2004), dengan
menggunakan kapasitas hutang perusahaan (ftrms'debt capacities/ untuk menguji POT.

Lemon dan Zender dalarn hasil penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan yang
mempunyai rasio hutang pada level rata-rata tidak mempunyai keterbatasan untuk
menggunakan hutang.

C. Studi Literatur dan Hipotesis
Penentuan perilaku struktur modal perusahaan sampai sekarang masih menjadi isu
yang sangat penting dalam manajemen keuangan. Banyak penelitian empiris dilakukan
untuk menentukan perilaku struktur modal yanglating optimal. Salah satu teori stnrktur
modal yang akhir-akhir ini dianggap bisa menjelaskan perilaku pendanaan perusahaan
adalah Pecking order Theory eoD. Berbagai model pengujian poT telah banyak
digunakan diantaranya dengan menggunakan dasarkondisi defisitpendanaannya, sebagai
akibat adanya ketidakcukupan arus kas intenal (internal cash/tow) untuk investasi dan

komitmen perusahaan untuk membagi dividen
BeberapapenelitiantentangpengujianPOTdenganmenggunakanvariabel
defisit
pendanaan telah dilakukan [Shyam-Sunder dan Myers (1999); Fama dan French (2002);

Frank dan Goyal (2003); Jong, verbeeh dan verwijmeren (2005); Hovakimian dan
Vulavonic Q00Tlyang semuanya membuktikan adanya perilaku POT. Penelitian yang
samajuga dilakukan oleh Chirinko dan Singha (2000); Lemon danzender (2004) yang
juga menggunakan variabel defisit pendanaan untuk menguji por dengan
mempertimbangkan kapasitas hutang perusahaan yangjuga mendukung perilaku pendanaan
POT. Berdasarkan pada hasil dari penelitian di atas, dapat diambil hipotesis penelitian
sebagai berikut:

Hl:

Industri manufakturdi Bursa Efek Indonesia menggunakan POT dalam keputusan
pendanaannya yang didasarkan pada defisit pendanaan.

90


JRAK,Agustus 2008

D. Model dan Data
Adapun model penelitian ini menggunakan model yang digunakan oleh Jong,
Verbeek, dan Verwijmeren (2005) yang merupakan pengembangan dari model ShyamSunder dan Myers ( 1999); Chirinko dan Singha (2000) yang terdiri dari:
( 1) Modifikasi dari Shyam-Sunder dan Myers ( I 999) dalam model pnelitiannya yang
tidak mernbedakan pengaruh antara kondisi finasial defisit dan surplus terhadap
perubahan lev*age perusahaan. Oleh karena itu penelitian ini, mencoba untuk
membedakannya penganrh antara kondisi finasial defisit dan surplus.

(2)

ModifikasidariChirinkodanSingfua(2000)jikadefisitperusaluanbmar,penmhaan

D.{.

Menentukan Defisit Pendanaan Perusahaan (Deficit Financing)

mungkin mempunyai keterbatasan untuk menggunakan hutang dan harus wdanai
defisitnya yang tersisa dengan ekuitas. Bagaimanapun juga Chirinko dan Singfta
tidak melakukan pengujian empiris terhadap peryataan temebut di atas. Oleh karena
itu, penelitian ini mencobamembedakanperusahaandalam empatkondisifinansial
yaitu, perusahaan dengan kondisi finansial surplus dan defisit masing-masirg dalao,
4 kategori yakni: large, medium lorge, medium small, dan smallest.

Penentuan defisit pendanaan perusahaan ditentukan dengan rumus sebagai
berikut: Shyam-sunder dan Myers ( 199),

DEF, = DIV, +1,+LW,

-C,

.........(l)

Keterangan:

: Defisit pendanaan tahun ke t
DIV = Dividen kas pada tahun ke t
I - Arus kas investasi tahun ke t
= Workingcapitaltahun ket
C = Arus kas operasi tahun ke t
DEF

D.2. Pengujian P*king Order Theory eOT)
D.2.1. Pengujian

POt Defisit Pendanaan

Shyam-Sunder dan Myers (1999) dalam menguji teori Pe cking Ordermenggunakan
model ernpiris yang berhubungan dengan pendanaan defisit sebagai berikut:

Keterangan:
perubahan net debt

LD :
* :
DEF:
P

koefisien pecking order

deficit financial

Berdasarkan persamaan regresi sederhana tersebut di atas digunakan defisit finansial
perusahaan sebagai variabel bebas dan perubahan penggunaan hutang sebagai variabel

91
terikat. Koefisien slope memberikan informasi mengenai proporsi pendanaan yang didanai
dengan hutang untuk setiap peningkatan setiap rupiah defisit dan POT menyatakan bahwa
besarnya kefisien slope adalah mendekati satu. Semua variabel estimasi dalam model
tersebut menggunakan skala total aset.

D.2.2. Pengujian

POT: Defisit dan Surplus

Untuk melakukan investigasi terhadap perbedaan perilaku perusahaan dengan
pendanaan defisitdan surplus selamaperiode penelitian, digunakan modelregresipooled
daa (Iong,Verteek, dan Verwijmeren) sebagai berikut:
dimana doadalahvariabel dummy yaitu 1 jika DEF. < 0 (defisit), dan

0

jika DEF*> o

(surplus).

D.2.3. Pengujian POT: Waktu
Untuk melakukan investigasi perbedaan perilaku perusahaan dengan pendanaan
defisit dari waktu ke waktrr digunakan rnodel regresi paoled data (Jong, Verbeek, dan
Verwij meren) sebagai berikut
LDu =o.

+Fiit

+F pDEFit +9*,do* DEFit

dimana do adalah variabel dummy yaitu

D.2.4. Pengujian

I

*ru ..

......(4)

iille DE F tt < :2002, dan 0 jika DEF o> 2003.

POT: Ukuran Perusaliaan

Untuk melakukan investisasi perbedaan perilaku perusahaan dengan pendanaan

defisit befdasarkan ukuran (size) perusahaan, digunakan model regresi pooled data.
Ukuran (size) prusahaan dibagi dalam 4 kategori yah,ni large, mediwn large, medium
small, dan smallest yang diukur dari aset perusahaan. Adapun model penelitian untuk
menjawab hipotesis yang keempat adalah sebagai berikut:

L,D, =d. +Frdo +Fzb,

*9{u,

+P pDEFit

*ru.,.

..............(5)

dt adalahvariabel dummy yaitu I jika ukuran aset merupakan
jika ukuran aset termasuk kategori medium large, mediumimatt,
dan srutllest.bil adalah variabel dummy yaitu I jika ukuran aset merupakan kategori
medium large, dan0 jika ukuran aset termasuk kategori large, mediwn small, dan smollDengan demikian

kategori large, dan

est-

0

cit adalah variabel dummy yaitu t jika ukuran

asea

merupakan kategori medium small,

dan 0 jika ukuran aset tennasuk kategori lwge, medium large, daa smallest.

92

JRAK,Agustus 2008

D.2.5. Penguiian POt Size Surplus
Estimasi selanjutnya menggunakan ukuran surplus pendanaan untuk menguji POT.
perhitrrngan kuartil
Tingkat surplus pendanaan perusahaan dibdakan
untuk variabel DEF >0 dalam persamaan (2) yang menghasilkan perbadaan smollest

dengan

deficit, medium small deficit, medium large deficit,

dalrr

lorgest deficit. Berikut ini

adalah model estimasinya:

AD,,

:cr +\rdo+9rbu *F:ca, +P{,SUfiil *ti,.-.""'

""'(6)

Dengan demikian d, adalah variabel dummy yaitr I jika DEF menrpkan lcregori
large, dan 0 jika DEF termasuk kategori mediult lage, medhsn snall, dao smallest.
adalah variabel dummy yaitu I jika DEF merupakan kategori medium large, dan 0 jika
DEF temrasuk kategori large, mediwn small, dan snollest. adalah variabel dummy yaitu
1 jika DEF merupakan kategori medium srnall, dan 0 jika DEF termasuk kategon larg;e,
medium loge, dan smallest.

D.2.6. Pengujian POt Size tleficit
Estimasiselaqiu&ryamenggunakaakapasitashutangunfirkmengujiK{.

Kapasitas

hutang perusahaan dibedakan dengan menggunaloo perhihngaa kuilil unfirkvariabel
DEF dalam persamaan (2 ) yang menghasilkan perbadaan snullest defuil nedilm small
deficit, medhnt l*ge deficitt, dat lagest defuit. Berilot ini dalah model estimasinya:

LDo

:a. *

$rdu

*

grbo

*9{a, +\4DEFil *ta,.--------

.-- .--(7)

Dengan demikian do adalah variabel dummy yaitu I jfta DEf merupakan kategori
large, dan 0 jika DEF tennasuk kategori medium loge, rradilt t smoll, hn smallest.
adalah variabel dummy yaitu I jika DEF merupakaa ktegori medium large, dan 0 jika
DEF termasuk kategori large, mediun small, dan *nallest- adalatr variabel dummy yaitu
kategori medium small, dan 0 jika DEF termasuk karegori logq
1 jika
dan
smallest.
medium ltge,

DEF

E. Populasi dan Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penrsaham sdcor idrsfii manufalilr
yang listing di BEJ. Selanjutnyq pengambilan sample dilakukan dengan menggunakan
metode Pwposive Sampling.Adapunciri dansifatdaripenrsahaanyangdliadikan sebagai
sampel dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:
Perusahaan telah terdaftar di BEJ sejak Desember 1999-2005 daa tidak mengalami
I
delisting selama periode penelitiannya

.

2.
3.

Perusahaantidakmenghentikanoperasinya selamatahun 1999-2005
Perusahaan memberikan laporan keuangan tahunan secara periodik kepada BEJ
selama periode berjalan

g3
F. Data dan Pengukurannya
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari tahun I 9992005 yang meliputidata akuntarrsi berupa lapolan keuangan berupa anrs kas operasi, arus
kas investasi, dividen kas,total hutangworkingcapital untukmasing-masingsampel dalam

penelitian.

G.

G,l.

Hasil Estimasi

Poputasi dan Sampel

Populasidalampemetitian ini adalahpemsatraanlndustri Manufalnryangterdaftar
di Bursa Efek Iakarta sejak flesember 1999 sampai deng4n Desember 2005. Selanjutrya
diambil 119 perusahaan setelah melalui metode Purlnsive Sampling. Penelitinan ini
mmggunakan perio& 2flXts2005, data awal penelitian terdiri dari I 19 perusahaan setringga
datayang diperoleh sebanyak 714.

G2.

Outlier dan

Normalih

Agar data yrang diolatr benar-benar layak untuk diproses maka terlelih dahulu
dilakukan screening data yang meliputi membuang data o*lier dengan mengeluarkan
data-data ekstrim dan melakukan uji norrralitas. Hal ini dilakukan mengingat data dalam
penelitian ini banyaktendapat daaouli* *hnggzsefolah dilakukan clemingdan jumlah
sampel dalam penelitian ini berkurmg dari 714 menjadi 693 .
Asumsi data terdistribusi norrral didasarkan pada teori central limit theorem
(McClave-Sincich, 2fi)3:275) yang mengatakan bahrra semakin besarjumlah sampel maka
bentrkdi*ibusibinffifalalcrrsemakinnqryerupaidistribusi/kurvanorrralS"mg
dishibusi kontinyu dari distribusi binomial apabilajumlah observasi diperbesar. Dengan
demikian maka asumsi bahwa data terdistribusi norrnal telah t€rpenuhi lcarena jumlah
sampel lebih dari 30.

G3. Statistik Dekiptive
Statistik deslcriptifuntuk masing-masing variabel yang dipakai dalam penelitian ini
dapatdilihat padatabel

' 't

DTL/TA
DEF
Valid N (listwise

*iffi,

N
693
693

,'Hffi;

Minimum
-t,6gg6
-I,&3I3

Deskriffi

Maximum Mean

Std. Deviation

*,7753 0,S19000

7,79&4 -fi,A72342

t,2362269
fi,3376925

JRAK, Agustus 2008

G4.

Hasil Pengujian Hipotesis

G4.1. Pengujian

POT: Defisit

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan regresi sederhana antara

defisit pendanaan (DEF) sebagai variabel bebas terhadap perubahan hutang 0 sebagai
variabel tidak bebas (persam aan2)yatgdisajikan pada tabel berikut ini:
Tabel2. Hasil Estimasi Penguiian POT: Defisit

Variabel Koefisien t-statistik

lntercept

DEF

Probabilitas

-0,015 -2,114 0,035 **
-0,464 -23,263 0,000***

R square - 01439
F stat - 541,145***
Sumber: Data yang diolah
. (Catatan:

*** sig. padau:l%o,**

sig. padaa:5%o,dansig. padaa:lOolo)

Berdasarkan pada tabel estimasi hipotesis tersebut di atas terlihat bahwa koefisien
PO adalah sebesar 0,464 dengon Rsquare sebesar 0,439. Hal ini menunjukkan bahwa
pendanaan defisit (DEF) mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap penggunaan
hutang perusahaan. Namun, koefisien PO menunjul*an tanda negatifdan signifikan. Dengan
de.mikian hipotesis yang menyatakan batrwa terdapat pengarutr positif antara kondisi defuit
keuangan tidak terbukti.

G4.2.

Pengujian POT: Defisit dan Surplus

Kondisi perusahaan yang mengalami surplus maupun defisit pendanaan tentunya
mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap penggunaan hutang. Untuk itu, digunakan
alatanalisis beruparegresidengan vaiabelduwtty(persarnaan 3) gunamengetahuiapakah
ini adalah hasil estimasinya:

Tabel3. Hasil Estimasi Pengujian POT Defisitdan Surplus

Variabel Koefisien t-statistik

Probabilitas

-0,360 2,503 0,013 **
dDEF -0,076 -3,995 0,000***
0,525 -20,985 0,000***
DEF

Intercept

R square - 01452
F o* - 284,411***
Sumber: Data yang diolah
(Catatan' *** sig. padaa-lyo, ** sig. pada a.:S%ot,dan sig. padacr-l }ya)

95
Berdasarkan pada tabel estimasi hiptesis tersebut di atas terlihat bahwa koefisien
PO adalah sebcar 0,525 dengan R2 sebesar 0,452, hal ini menunjukkan bahwa pendanaan

defisit {DEF} mempunyai pengaruh yang cukup hsar terhadap penggunaan hutang
perusahaan- Nllaa intercept untuk kedua kondisi surplus dan dcfisit secara statistik berbeda

Vain+Ai60unt&defisitdar4,,136(4J60+4,076)untuksurplus.Namuntandakoefisien
PO mentmjukkan tanda negatif dan signifikan. Selain ihr, koefisien dummy sebesar 0,076
@tinglcatsigniflkansi lTorrenunjukkanbahwaterdapatperbedaankoefisien POantara
perusahaan yangnengalami &fisit maupun surplus pendanaan. Ini menunjukkan bahwa
terdapt perheaan perlgglrn4sn hutang penrsahaan yang mengalami defisit pendanaan
dengan kondisi ketrangan penrsdraan yang surplus.

G4.3. Penguiian POT: Waktu
Berdasarkan hasil pengolahan data denCan menggunakan regresi dengan variabel
dumuy yang menunjukkan k*egori waktu (penamaan +) yang hasit estimasinya disajikan
padatebel berikut ini:

Tahel4. Hcil E$imsi Penguiian POT:

Yari*hetr Kaefuien

[r*tmeryt

#er

t-st*tistik

Prcbahilitas

S,SS3

e,33S

-s,s24

-x,718
-7,253

s,s?4
$,c&6*

-DEF , -S,2&5
DEF*#6 -8,237
R rq*" - C"46I
F

s*-

UUaktu

-5,241

s,(}so***
s,sss***

196,25&***

Sumber: Data yang diolah
(Catatan: *** sig. padrao,:lYoo

r. sig pada a:sy., d^\sig.

pada

ct:l0Zo)

Berdaw*a*@at*bel

estimasi hipotesistersebut di atasterlihat bahwakoefisien
PO adalahsebesartl2s5 &nganFsebesar0,46l, hal ini menrmjukkanbah.wapendanaan
defisit (DEF) memptrnyai pengaruh yang cr*up besar juga terhadap penggunaan hutang
perusahaan- Selain iaa hasil regresi menunjukkan bahwa intercept dan slope koefisien
bdds secsr& sdisffr(, hal ini mengidikasikan bahwa regresi hutang defrsit untuk kedua
pedo& pengamah berbeda- Koefisien PO untuk periode 20{[.-2OA2 adalah sebesar 0,021 (0,trI3 + -0,024) sedanglan koefisien PO untuk periode 2003-2005 adalah sebesar 0,543 ((0,003 + 4,024> + (-0235 + -0,237).Namun tanda koefisien PO menunjukkan
tanda negatif dan signifikan. Selain itu, koefisien duinmy sebesar 0,086 pada tingkat

signifikansi l0 % menmjukkan bahwaterdapt perbedaan koefisien PO antaf periode. Ini
merunjuklcan bahwa terdapat perbedaan penggunaan hutang penrsahaan yang mengalami
defi sit pendanaan dengan kondisi keuangan perusahaan yang surplus dari waktu ke waktu.

JRAK, Agushrs 2008

G4.4.

Pengujian POT: Size Perusahaan

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan regresi dengan
menggulakan variabel dummy yang renunjr*kan karegori ul

Dokumen yang terkait

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan kemampuan pemecahan masalah peserta didik melalui model pembelajaran berbasis masalah dan model kooperatif tipe STAD pada materi tekanan - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 13

Perbandingan kemampuan pemecahan masalah peserta didik melalui model pembelajaran berbasis masalah dan model kooperatif tipe STAD pada materi tekanan - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 30

Perbandingan kemampuan pemecahan masalah peserta didik melalui model pembelajaran berbasis masalah dan model kooperatif tipe STAD pada materi tekanan - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian - Perbandingan kemampuan pemecahan masalah peserta didik melalui model pembelajaran berbasis masalah dan model kooperatif tipe STAD pada materi tekanan - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 38

Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa di SMA Negeri 2 Palangka Raya. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa di SMA Negeri 2 Palangka Raya. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual Fokus dan Sub Fokus Penelitian 1. Definisi Kepemimpinan - Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa di SMA Negeri 2 Palangka Raya. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 54

BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian - Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa di SMA Negeri 2 Palangka Raya. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 21

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA Negei 2 Palangka Raya - Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa di SMA Negeri 2 Palangka Raya. - Digital Library IAIN Palan

0 0 65

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN A. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di SMA Negeri 2 Palangka Raya - Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa di SMA Negeri 2 Palangka Ra

0 0 34