LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH

  LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRATIK) Disajikan dalam Acara In House Trainning Guru di SMA Negeri 1 Garawangi, 19 Juli 2008

  oleh: Akhmad Sudrajat

   Tujuan Pelatihan: Anda dapat memahami tentang: 

  Konsep dasar layanan konseling di sekolah 

  Peran guru dalam layanan konseling di sekolah 

  Aplikasi konsep konseling dalam PBM Pelayanan Pendidikan di Sekolah Administratif / Manajemen

  Perkembangan individu yang Pembelajaran optimal dan mandiri

  Konseling

  (Naskah Akademik ABKIN, 2007) Studi yang dilakukan Supriadi terhadap 36 SMA

bermutu di Jawa Barat menunjukkan bahwa

pelayanan bimbingan dan konseling untuk

siswa yang berfungsi baik merupakan salah satu

dari sepuluh karateristik SMA bermutu

(Idochi Anwar & Yayat Hidayat Amir, 2000)

Konsep dan Praktik Konseling di Sekolah Praktik Konseling Praktik Konseling oleh Guru dalam oleh Konselor

  

KONSEP

Proses Belajar melalui Pelayanan

  

KONSELING Mengajar Konseling Konsep Dasar Layanan Konseling :

Definisi Formal adalah pelayanan bantuan untuk KONSELING

  

peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok , agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal , dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung , berdasarkan norma-norma yang berlaku. (Dokumen KTSP, 2006) Developmental-Comprehensive Counseling Perubahan Paradigma Proses Konseling

  Pendekatan Pengembangan (Baru) 

  

  problem solver

  Konselor dominan dan bertindak sebagai

  

  Klien sebagai obyek

  

  Dialog menekan perasaan klien dan klien (siswa) sering tertutup

  

  Konselor serius

  

  Berorientasi pemecahan masalah klien (siswa)

  

  Melihat kelemahan klien

  Bersifat klinis

  Bersifat pedagogis

  Pendekatan Klinis (Lama) 

  Konselor hanya membantu dan memberi alternatif-alternatif

  

  Klien (siswa) sebagai subyek

  

  Dialog konselor menyentuh klien (siswa), klien (siswa) terbuka

  

  Menggembirakan klien (siswa)

  

  Berorientasi pengembangan potensi positif klien (siswa)

  

  Melihat potensi klien (siswa)

  

  (Sofyan S. Willis, 1994) Developmental-Comprehensive Counseling Perubahan Paradigma Manajemen Konseling

  Model Baru 

  Menitikberatkan siswa beresiko 

  Bekerja untuk memelihara sistem yang ada 

  Memfokuskan pada tujuan dan yang dianggap baik 

  Berurusan dengan proses melaksanakan pekerjaan 

  Mengukur jumlah usaha yang dilakukan 

  Dimiliki hanya oleh staf konseling (konselor) 

  Disampaikan dan dilaksanakan hanya oleh konselor 

  Pendekatan panggilan 

  Dilaksanakan karena adanya krisis 

  Membicarakan tentang efektivitas kerja Model Lama 

  Melayani seluruh siswa 

  Responsif dan beradaptasi dengan perubahan 

  Memfokuskan pada pencapaian (accomplisment) 

  Berurusan dengan pencapain tujuan, sasaran dan hasi 

  Mengukur dampak yang dikaitkan dengan tujuan 

  Didukung dan dimiliki oleh seluruh komunitas 

  Usaha kolaboratif antara konselor, guru, orang tua dan masyarakat 

  Terjadwal dan sistematis 

  Dilaksanakan berdasarkan kurikulum ( ? ) 

  Membicarakan tentang bagaimana bekerja keras Praktik Konseling oleh Konselor

MERENCANAKAN. MELAKSANAKAN, MENILAI DAN MENINDAKLANJUTI KEGIATAN PELAYANAN KONSELING :

  

  4 bidang layanan (pribadi, sosial, belajar, karier)

  

  5 fungsi layanan (pencegahan, pemahaman, pemeliharaan dan

  ??

  pengembangan, pengentasan, dan

   Layanan Dasar

  advokasi)

   

  Layanan

  9 jenis layanan (orientasi, informasi,

  Responsif

  penguasaan konten, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan,

   Perencanaan

  bimbingan kelompok, konseling kelompok,

  Individual

  mediasi, dan konsultasi)

   Dukungan Sistem

  

  6 kegiatan pendukung (aplikasi

  (Naskah Akademik

  instrumentasi data, himpunan data,

  ABKIN,2007)

  konferensi kasus, tampilan kepustakaan, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus)

  

  Dilaksanakan melalui format klasikal, kelompok dan individual (Sumber: Dokumen KTSP) Bidang Pelayanan Konseling 

  , yaitu bidang pelayanan Pengembangan kehidupan pribadi yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

   , yaitu bidang pelayanan

  Pengembangan kehidupan sosial yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

   , yaitu bidang pelayanan

  Pengembangan kemampuan belajar

yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar

dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar

secara mandiri.

   , yaitu bidang pelayanan yang membantu

  Pengembangan karir

peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir. Fungsi Pelayanan 

  Fungsi Pemahaman , yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.

   Fungsi Pencegahan , yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu

  mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya..

   Fungsi Pengentasan , yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.

   Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan , yaitu fungsi untuk

  membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.

   Fungsi Advokasi , yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh

  pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian. Jenis Pelayanan 

  , yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami

  Orientasi

  lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

  

  yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan

  Informasi,

  memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.

  

  , yaitu layanan yang membantu

  Penempatan dan Penyaluran

  peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.

  

  yaitu layanan yang membantu peserta didik

  Penguasaan Konten,

  menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Jenis Pelayanan (lanjutan) 

  yaitu layanan yang membantu peserta didik

  Konseling Perorangan, dalam mengentaskan masalah pribadinya.

  

  , yaitu layanan yang membantu peserta didik

  Bimbingan Kelompok

  dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.

  

  , yaitu layanan yang membantu peserta didik

  Konseling Kelompok

  dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

  

  , yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak

  Konsultasi

  lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

  

  , yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan

  Mediasi permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka. Kegiatan Pendukung 

  , yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang

  Aplikasi Instrumentasi

  diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

  

  , yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan

  Himpunan Data

  dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

  

  , yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta

  Konferensi Kasus

  didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.

  

  , yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan

  Kunjungan Rumah

  dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.

  

  , yaitu kegiatan menyediakan berbagai

  Tampilan Kepustakaan

  bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.

   yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan

  Alih Tangan Kasus, Format Kegiatan 

  

Individual , yaitu format kegiatan konseling yang melayani

peserta didik secara perorangan.

  

Kelompok , yaitu format kegiatan konseling yang melayani

sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.

   , yaitu format kegiatan konseling yang melayani

  Klasikal sejumlah peserta didik dalam satu kelas.

  

Lapangan , yaitu format kegiatan konseling yang melayani

seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

   Pendekatan Khusus , yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan

kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.

  Pelaksanaan Kegiatan 

  Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah: 

  

Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik

untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan

dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi,

serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam

kelas.

   Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal

   Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk

menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi

kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.

  Praktik Konseling oleh Guru Peran Guru dalam Layanan Konseling 1.

  Membantu memasyarakatkan pelayanan konseling kepada siswa

  2. Membantu konselor mengidentifikasi dan mengumpulkan data tentang siswa yang memerlukan layanan konseling.

  3. Membantu mengembangkan suasana kelas yang menunjang pelaksanaan pelayanan konseling .

  4. Menangani dan mengalihtangankan kasus kepada konselor

  5. Menerima siswa/kasus alih tangan dari konselor,

  6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan konseling

  

7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa,

seperti konferensi kasus.

  8. Membantu mengumpulkan informasi dalam rangka penilaian pelayanan konseling dan upaya tindak lanjutnya.

  Penanganan Siswa Bermasalah Masalah Siswa Berat Sedang Ringan Semua Guru/Wali Kelas Guru BK/Konselor Alih Tangan Kasus

  (Sofyan S. Willis, 1994)

   Masalah (kasus) ringan:

membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang

tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.

  Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) dan mengadakan kunjungan rumah.

   Masalah (kasus) sedang: gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan

menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar

karena gangguan di keluarga, minum minuman keras

tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan

gangguan sosial dan asusila.

  Kasus sedang dibimbing oleh guru pembimbing (konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakan konferensi kasus.

   Masalah (kasus) berat: gangguan emosional berat, kecanduan alkohol

dan narkotika, pelaku kriminalitas, peserta didik

hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau senjata api.

  Kasus berat dilakukan referal (alih tangan kasus) kepada ahli psikologi, psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus. Prosedur Umum Penanganan Siswa Bermasalah

  

Aplikasi Konsep Konseling dalam PBM

Pengelolaan Kelas Apa yang Anda lakukan jika menemukan:  siswa yang pasif atau malah ngobrol di kelas?

   kondisi kelas yang selalu ribut?

   siswa yang sering bolos pada mata pelajaran Anda?

   siswa yang kritis dan cerdas?

   siswa yang berprestasi rendah? Membiarkan? Memarahi? atau “Mengadakan Pendekatan Interpersonal” ?

  

Masalah dalam Pengelolaan Kelas

Masalah Individual: 

  Attention Getting Behavior 

  Revenge Seeking Behavior  Helplessness, dsb.

  Masalah Kelompok 

  Kelas selalu ribut  “Membombong”, dsb. Pendekatan Pengelolaan Kelas 

  Behavior Modification Penggunaan Hukuman (?) dan Ganjaran 

  Socio-Emotional Climate Penghargaan kepada siswa secara utuh (Carl Rogers) 

  Group Process

Mengembangkan dinamika kelompok, permainan kelompok, diskusi kelompok, dsb Refleksi untuk peserta: 

  Apa yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan layanan Konseling di SMA N 1 Garawangi ini sehingga ke depannya dapat menjadi sekolah yang lebih bermutu tinggi?

  TERIMA KASIH DAN SEMOGA SUKSES Pendalaman materi dapat diakses melalui: http://akhmadsudrajat.co.cc

Dokumen yang terkait

EVALUASI MODEL PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK MENGENAI SINDROM TEROWONGAN KARPAL PADA PEKERJA BEBERAPA PERUSAHAAN CARMEN DI JAKARTA, TAHUN 2004

0 1 7

PENGETAHUAN MASYARAKAT PEKUREHUA DI SEKITAR TAMAN NASIONAL LORE LINDU, SULAWESI TENGAH TENTANG TUMBUHAN OBAT DAN PEMANFAATANNYA

0 2 8

HUBUNGAN POLA KEBIASAAN KONSUMSIMAKANAN MASYARAKAT MISKIN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI INDONESIA

0 0 11

HUBUNGAN FAKTOR DETERMINAN DENGAN KEJADIAN TIFOID DI INDONESIA TAHUN 2007 (Association of Determinant Factors with Prevalence of Typhoid in Indonesia)

0 2 9

DEFISIENSI VITAMIN A DAN ZINC SEBAGAIFAKTOR RISIKO TERJADINYA STUNTING PADA BALITA DI NUSA TENGGARA BARAT

0 0 11

DAMPAK STATUS IMUNISASI ANAK BALITA DI INDONESIA TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT

0 0 8

PEMBERIAN SARI TEMPE TERHADAP PROFIL LIPID PADA PENDERITA HIPERKOLESTEROLEMIA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT AVICENNA BIREUEN THE GIVING OF SARI TEMPE TO LIPID PROFILE ON HYPERCHOLESTEROLEMIA OUTPATIENT IN AVICENNA BIREUEN HOSPITAL

0 0 7

STUDI KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN VEKTOR AEDES AEGYPTI DI GAMPONG ATEUK PAHLAWAN KOTA BANDA ACEH CASE STUDY ON THE EXISTENCE OF DENGUE DENGUE (DBD) VECTOR Aedes aegypti GAMPONG ATEUK PAHLAWAN IN THE CITY OF BANDA ACEH

0 1 12

HUBUNGAN UMUR, PENGETAHUAN, DAN SIKAP TERHADAP HIPERTENSI PADA WANITA HAMIL DI PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR CORRELATION OF AGE, EDUCATION AND ATTITUDE TO HYPERTENTION IN PREGNANT WOMEN AT KRUENG BARONA JAYA HEALTH CENTER, ACEH BESAR R

0 1 7

HUBUNGAN FUNGSI KOGNITIF TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI HIPERTENSI PADA PASIEN LANJUT USIA DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT BLUD MEURAXA KOTA BANDA ACEH RELATIONSHIP OF COGNITIVE FUNCTION TOWARD DISCIPLINARY BEHAVIOUR OF ANTI HIPERTENSION DRUG

0 0 9