ANALISIS MEMBANGUN PEMBENTUKAN KEPERCAYAAN PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL GEDE HARDJONAGORO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

  ANALISIS MEMBANGUN PEMBENTUKAN KEPERCAYAAN PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL GEDE HARDJONAGORO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA Endarwati, Nurhadi, Sigit Pranawa

  Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

  

  ABSTRACT This research is a qualitative method research with a case study research approach. Data collection techniques came from interviews and documentation. The selection of informants was done by purposive sampling technique. The data validity test technique used consisted of source triangulation. The data analysis technique used consists of 4 stages, namely data collection, data reduction, data presentation and conclusions withdrawal.

  The results of the research using the theory of Francis Fukuyama indicated that (1) in shaping trust between Chinese ethnic and Javanese market traders by carrying out various activities that can foster trust, trust is formed with the values created (2) building a trust in multiculturalism traders.

  Key: Trust, Traders, Market Gede Hardjonagoro

  

ABSTRAK

  Penelitian ini merupakan penelitian metode kualitatif dengan pendekatan penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data berasal dari wawancara dan dokumentasi.. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik uji validitas data yang digunakan terdiri berupa triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari 4 tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulam.

  Hasil penelitian dengan menggunakan teori Francis Fukuyama menunjukkan bahwa (1) dalam membentuk kepercayaan antara pedagang pasar Etnis Tionghoa dan Suku Jawa dengan melakukan berbagai kegiatan yang dapat memupuk kepercayaan, kepercayaan terbentuk dengan adanya nilai-nilai yang tercipta (2) membangun sebuah kepercayaan pada pedagang multikulturalisme Kunci :Kepercayaan, Pedagang, Pasar Gede Hardjonagoro ABSTRACT

  This research is a qualitative method research with a case study research approach. Data collection techniques came from interviews and documentation. The selection of informants was done by purposive sampling technique. The data validity test technique used consisted of source triangulation. The data analysis technique used consists of 4 stages, namely data collection, data reduction, data presentation and conclusions withdrawal.

  The results of the research using the theory of Francis Fukuyama indicated that (1) in shaping trust between Chinese ethnic and Javanese market traders by carrying out various activities that can foster trust, trust is formed with the values created (2) building a trust in multiculturalism traders.

  Key: trust, traders, market Gede Hardjonagoro

  PENDAHULUAN

  Dinamika kehidupan manusia dalam sejarahnya selalu mengalami pertumbuhan dan berkembangan secara dinamis sejalan dengan perubahan- perubahan yang terjadi dalam setiap sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Sebagai makhluk yang terus mencari dan menyempurnakan dirinya, manusia senantiasa berusaha dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam pemenuhan kebutuhan perekonomiannya.

  Pasar tradisional Gede Hardjonagoro yang pedagannya terdiri dari Etnis Tionghoa dan Suku Jawa, keduanya bersatu dalam satu lokasi untuk berdagang memenuhi kebutuhanya. Pedagang yang berjualan secara bersamaan dan berdampingan dan dari segi latar belakang yang berbeda. Hubungan yang harmonis diantara kedua pedagang yang memilki perbedaan dari latar belakang yang berbeda dalam menjaga keharmonisan keselarasan dilandasi dengan adanya kepercayaan. seperti penelitian yang dilakukan Rahmawati Ajeng Dwisahara (2017), menggambarkan tentang modal sosial, pasar tradisional di Kotagede Yogyakarta yaitu kepercayaan dan norma. Jaringan sosial dalam pedagang tidak diperlukan dalam penjualan. Hal ini memperlihatkan bahwa sebuah jaringan sosial itu tidak diperlukan untuk menambah kenaikan penghasilan dalam berbisnis dan modal sosialnya juga terlihat masih kurang begitu erat terhadap pedagang di dalam pasar tersebut. Ini terjadi karena para pedagang pasar tradisional di Kotagede Yogyakarta dalam penjualannya tidak memerlukan jaringan sosial kepada pedagang lain karena hanya memerlukan kepercayan di dalam berdagang dan norma- yang kedua untuk mengetahui norma di dalam penjualan. Bagaimana cara pedagang pasar Pasar tradisional dalam Gede Hardjonagorono dalam menunjang perekonomianya hal mempertahankan kepercayaan yang utama sebagai landasannya dalam menunjang perekonomian yakni dengan adanaya pedagang dengan menggunakan kepercayaan antar pedagang. teori trust Francis Fukuyama. Pasar Gede Hardjonagoro merupakan pasar yang berbeda di METODE PENELITIAN antara pasar lainya di Kota Penelitian ini dilakukan Surakarta sebab Pasar tersebut di Pasar Gede Hardjonagoro pedagangnya ada yang bersasal Dalam penelitian ini metode yang dari kalangan Etnis Tionghoa dan digunakan adalah metode dalam satu wilayah untuk penelitian deskripif kualitatif, memenuhi kebutuhannya karena data yang dikumpulkan bercampur dengan Suku Jawa, berupa kata-kata, kalimat dengan memiliki latar belakang pencatatan dokumen maupun arsip yang berbeda dalam membentuk yang memiliki arti lebih dari kepercayaan antar pedagang Etnis sekedar angka atau frekuensi Tionghoa dan Suku Jawa tertulis dari orang-orang atau memerlukan proses tertentu, perilaku yang diamati terhadap dengan itu peneliti meneliti hal suatu kelompok manusia, suatu tersebut. Secara rinci penelitian ini obkjek dan suatu kelompok memiliki dua pertanyaan yaitu (Moleong: 2011: 23). yang pertama untuk mengetahui bagaimana pembentukan Pendekatan Penelitian kepercayaan antara pedagang Pendekatan yang pasar Etnis Tionghoa dan Suku digunakan peneliti dalam Jawa di Gede Hardjonagoro dan penelitian ini adalah pendekatan

studi kasus. Penelitian studi kasus sampel yang dilakukan memusatkan diri secara intensif berdasarkan tujuan-tujuan pada satu objek tertentu yang tertentu. Purposive sampling mempelajarinya sebagai suatu ini termasuk dalam kategori kasus. Studi kasus adalah adalah teknik non-probability sesuatu inkuiri empiris yang sampling, yaitu teknik dengan menyelidiki fenomena di dalam pengambilan sampel yang tidak konteks kehidupan nyata bilamana memberikan peluang atau batas-batas antara fenomena dan kesempatan sama bagi setiap konteks tak tampak dengan tegas unsur atau anggota populasi dan dimana multisumber untuk dipilih menjadi sampel” dimanfaatkan (Yin, 2015: 18) (Sugiyono, 2013: 218). Dalam

  Peneliti menggunakan studi kasus penelitian kualitatif, sampling deskriptif karena ingin mengarah pada generalisasi mengetahui peristiwa yang ada di teoritis. Sumber data yang Pasar Gede Hardjonagoro yakni digunakan disini tidak sebagai bagaimana peran pedagang pasar yang mewakili cuplikan di membentuk kepercayaan antar dasarnya atas berbagai pedagang pertimbangan tertentu, maka pengertiannya sejajar dengan

  

Teknik Pengumpulan Data jenis teknik cuplikan yang

  Dalam memecahkan dikenal sebagai Purposive masalah agar dapat Sampling , dengan terselesaikan maka perlu kecenderungan peneliti untuk diperlukan teknik, dalam memilih informasi pengambilan subyek penelitian permasalahnya yang secara yang digunakan purposive mendalam dan dapat dipercaya

  sampling yang merupakan untuk menjadi sumber data

  salah satu teknik pengambilan yang mantap dan baik (Sutopo. HB, 2006 : 56 )

  Teknik Analisis Data

  Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data, proses reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (penarikan kesimpulan). Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui teknik wawancara, observasi (pengamatan) dan studi dokumentasi. Data yang dikumpulkan merupakan data yang dapat menunjang penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi berhubungan dengan masalah penelitian yakni mengenai peran pedagang pasar Gede hardjonagoro yang dilakukan oleh pedagang Etnis Tionghoa dan Suku Jawa dalam membentuk kepercayaan antar pedagang pasa

  KAJIAN PUSTAKA Pasar Tradisional Gede Hardjonagoro

  Pasar adalah tempat orang melakukan jual beli. Menurut Prianto (2008:10) pasar dijelaskan sebagai tempat berkumpulnya para penjual dan pembeli yang saling berinteraksi, saling tawar menawar kemudian dicipakanlah harga barang yang telah ditentukan kedua belah pihak di pasar. Pasar pada umumnya dibedakan menjadi dua yaitu pasar modern dan pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki aktivitas jual beli yang cukup sederhana dengan terjadinya tawar menawar barang sehingga beriringan dengan peran dan fungsi menciptakan harga barang di yang saling mengisi. Masyarakat tempat dan pembayarannya ekonomi menjadi sektor ekonomi dengan alat pembayaran berupa modern yang kapitalistik dengan uang tunai (Sutami, 2005 : 11). sektor tradisional yang pra

  Pasar tradisional digunakan kapitalistik. Sektor modern kapitalis untuk menunjukan tempat ditandai dinamika yang perdagangan pasar asli setempat menghasilkan pertumbuhan

  

(indigenous, native) yang sudah ekonomi, sebaliknya sektor

  berlangsung sejak lama. Suatu pasar tradisional yang pra kapitalistik yang baru dibangun 10 tahun ditandai stasioner tidak terakhir misalnya, dapat dimasukan menghasilkan pertumbuhan kedalam jenis pasar tradisional ekonomi. Booke menyatakan sektor karena perdagangannya tradisional yang pra kapitalistik menggunakan cara-cara tradisional berkembang dengan sendiri-sendiri di dalam berjualan dan dalam dan terpisah. penentuan harganya yang masih Pasar Tradisional menurut menggunakan sistem tawar Perpes No 112 tahun 2007 adalah menawar antara pembeli dan pasar yang dibangun oleh penjual sampai kedua belah pihak pemerintah yakni, Pemerintah tersebut sepakat dengan harga yang Daerah Swasta, Badan Usaha ditentukan. Milik Negara dan Milik Daerah

  Artikel yang ditulis oleh termasuk kerjasama dengan Wijaya Mahendra (2009), swasta tempat usaha untuk menggambarkan perkembangan penjualan barang dagangannya tesis dualisme ekonomi Booke yakni berbentuk toko, kios, los membagi ekonomi kolonial menjadi dan tenda yang dimiliki/dikelola ekonomi modern dan ekonomi oleh pedagang kecil, menegah, tradisional. Keduanya berjalan swadaya masyarakat koperasi dengan usaha skala kecil, modal ikatan kekerabatan antara pedagang kecil dengan proses jual beli lain, bahkan hubungan yang mengikat barang dagangan tawar menawar. antara pedagang tersebut bisa menjadi Dalam Jurnal yang ditulis Sadino permanen, dengan hubungan yang (2014) memandang bahwa pasar dimilki oleh pedagang juga dapat tradisional pada masyarakat meningkatkan perekonomian

  .

  kesukuan (tribal societies) pedagang merupakan pranata yang dibangun

  Pasar tradisional atas tempat variabel yaitu Hardjonagoro sendiri merupakan pekerjaan yang produktif sebuah pasar wisata yang berada

  (productive works) jangkuan dikota Surakarta, pasar tradisional kerjasama antar pelaku ekonomi, ini bukan pasar pada umumnya komoditas atau produk dan yang kebanyakan dari Suku Jawa rentang penyebaran komoditas. asli tetapi terdapat pedagang yang

  Pasar tradisional yang telah bukan dari Suku Jawa, yang dipaparkan diatas, pasar yang membedakan pasar Gede menjadikan penghasil ekonomi bagi

  Hardjonagoro dengan pasar lain kalangan menengah, kalangan atas yakni pasar ini terdiri dari maupun bawah, pasar tradisional juga pedagang Etnis Tionghoa dan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi Suku Jawa keduanya berdagang para pedagang kalangan atas, berdampingan bersama dalam menengah maupun kalangan bawah berdagang untuk memenuhi dan pasar tradisional merupakan pasar kebutuhan perekonomiannya, yang dikelola oleh badan pemerintah sehingga pasar ini dijadikan dan mendapatkan angaran kawasan wisata di kota Surakarta pembangunan jika dalam perenovasian atau bisa disebut dengan pasar bangunan pasar. Selain itu pasar multikulturalisme, Pasar Gede tradisional yang terjadi di dalam pasar Hardjonagoro juga merupakan para pedagang pasar mempunyai pasar induk di Kota Surakarta dilakukan oleh pedagang pasar harga jual masih juga Gede hardjonagoro yaitu menggunakan sistem tawar kebudayaan nempil. Budaya nempil menawar antara pedagang dan merupakan kegiatan di dalam pembeli. bedagang yang meminjam barang pedagang lain untuk di jual kepada konsumen yang hasilnya dibagi dua

  Konsep kepercayaan

  kepada pedagang yang mengambil

   Kepercayaan

  barang tersebut. Pedagang yang dipandang sebagai landasan penting memberikan dagangan kepada dan kunci paling utama bagi pedagang lain karena antar majunya kehidupan ekonomi. pedagang yang sudah memiliki rasa

  Muncul dari kalkulasi rasional kepercayaan. Sebuah kepercayaan kepercayaan itu dapat muncul yang dibangun memiliki unsur secara historis dari kebiasaan yakni adanya kepercayaan, relijusnya. Mengindentifikasi

  reprositas , dan interaksi sosial

  kebudayaan dengan kebiasaan dan (Supono: 2011: 11). Maka untuk bukan dengan pilihan rasional tidak membangun kepercayaan antara berarti mengatakan bahwa pedagang Etnis Tionghoa dan Suku kebudayaan tersebut bersifat Jawa di pasar Gede Hardjonagoro irasionaal. Kebudayaan mempunyai harus memilki unsur-unsur tersebut, sifat yang irasional hanya ketika ketika pedagang pasar melakukan berkenaan dengan cara-cara interkasi sosial kepada pedagang pembuatan keputusan. Kebudayaan lain maka kepercayaan antara itu sebenarnya menanamkan tingkat pedagang pula semakin tinggi. Jika rasionalitas yang tinggi (Fukuyama: pedagang memiliki kepercayaan 2010: 53). yang kuat maka modal sosial yang

  Kebudayaan yang terjadi di terjadi di dalam pasar akan semakin dalam pasar tradisional yang besar

  . Kepercayaan yang memainkan peran konstruksi model sebab vital dalam memperoleh akses akibat akibat dari hubungan manfaat jaringan sosial (Field, 2016 antara kedua belah pihak : 104). yang bersangkutan menurut Kepercayaan sebagai Rose (1999:151). komponen intergral dari modal Kepercayaan dapat sosial yaitu : dipandang sebagai

  1. konsekuensi atau hasil

  Kepercayaan itu sendiri adalah satu fenomena yang tindakan dari modal sosial kompleks dan bermacam- dari waktu ke waktu. macam, dan integrasinya ke 4.

  Kepercayaan terkait erat dalam konsep modal sosial dengan modal sosial, secara bersama dengan faktor lain konseptual dan secara (jaringan dan norma). emprik ( Filed, 2016: 105 ).

  2. Sehingga para aktor ekonomi

Kepercayaan bukan sebagai konsekuensi dari adanya saling mendukung satu sama lain

  norma dan jaringan yang karena mereka percaya bahwa kuat, apabila diperlukan mereka membentuk sebuah sebagai variabel yang komonitas berdasarkan kepercayaan terpisah. Hubungan yang timbal-balik (Fukuyama, 2010: 10). dapat berjalan dengan Kepercayaan dipandang sangat sempurna dalam penting bagi majunya kehidupan kepercayaan minim, ekonomi, kepercayaan muncul lebih termasuk hubungan- secara historis dari kebiasaan hubungan yang bersandar religius. Mengindentifikasi pada perilaku atau sanksi kebudayaan dengan kebiasaan dan terhadap tindakannya. bukan dengan pilihan rasionalnya

  3. berarti kebudayaan adalah irasional Kepercayaan dengan modal sosial memungkinkan (Fukuyama, 2010: 53). Dalam perilaku atau tindakan pada individu yang dilakukan untuk individu lainya pada diri antar individu tersebut mempunyai atas dasar kepercayaan dalam melakukan interaksi, karena dengan hal tersebut menjadikan keberlanjutan dalam setiap interkasi yang dilakukan. Kepercayaan yang digeneralisasi yang bisa bisa diperluas ke semua individu dan institusi yang dialami langsung oleh seseorang. Dari prespektif diskusi modal sosial, jelas bahwa dimensi kepercayaan yang berlainan ini bisa jadi mempresentasikan berbagai cara untuk mengakses sumber daya. Kepercayaan yang memainkan peran vital dalam memperoleh akses manfaat jaringan sosial (Field, 2016 : 104).

  Kepercayaan sebagai komponen intergral dari modal sosial yaitu : 1.

  Kepercayaan itu sendiri adalah satu fenomena yang kompleks dan bermacam- macam, dan integrasinya ke dalam konsep modal sosial bersama dengan faktor lain (jaringan dan norma).

  2. Kepercayaan bukan sebagai konsekuensi dari adanya norma dan jaringan yang kuat, apabila diperlukan sebagai variabel yang terpisah. Hubungan yang dapat berjalan dengan sempurna dalam kepercayaan minim, termasuk hubungan- hubungan yang bersandar pada perilaku atau sanksi terhadap tindakannya.

  3. Kepercayaan dengan modal sosial memungkinkan konstruksi model sebab akibat akibat dari hubungan antara kedua belah pihak yang bersangkutan menurut Rose (1999:151). Kepercayaan dapat dipandang sebagai konsekuensi atau hasil tindakan dari modal sosial dari waktu ke waktu.

  4. keberlanjutan dalam setiap

Kepercayaan terkait erat dengan modal sosial, secara interkasi yang dilakukan

  konseptual dan secara Dalam jurnal yang emprik ( Filed, 2016: 105 ). dituliskan oleh Syahra Rusdi Sehingga para aktor bahwa, Fukuyama menganggap ekonomi saling mendukung kepercayaan itu sangat satu sama lain karena mereka berkaitan dengan akar budaya, percaya bahwa mereka terutama yang berkaitan membentuk sebuah komonitas dengan etika dan moral yang berdasarkan kepercayaan berlaku. Karena itu timbal-balik (Fukuyama, 2010: berkesimpulan bahwa tingkat 10). Kepercayaan dipandang saling percaya dalam suatu sangat penting bagi majunya masyarakat tidak terlepas dari kehidupan ekonomi, nilai-nilai budaya yang dimiliki kepercayaan muncul lebih masyarakat yang bersangkutan secara historis dari kebiasaan (Syahra: 2003: 7) religius. Mengindentifikasi Dari rumusan mollering kebudayaan dengan kebiasaan trust membawa kondisi aspek dan bukan dengan pilihan negosisasi harapan dan kenyataan rasionalnya berarti kebudayaan yang dibawakan oleh tindakan adalah irasional (Fukuyama, sosial individu atau kelompok 2010: 53). Dalam perilaku atau dalam kehidupan kemasyarakatan. tindakan pada individu yang Ketetapan antara harapan dan dilakukan untuk individu lainya reaslisasi tindakan yang ditunjukan pada diri antar individu tersebut oleh individu atau kelompok dalam mempunyai atas dasar menyelesaikan amanahnya, kepercayaan dalam melakukan dipahami sebagai tingkat interaksi, karena dengan hal kepercayaan akan tinggi, bila tersebut menjadikan tingkat kepercayaan menjadi sangat rendah apabila tidak tercapainya hubungan-hubungan antar sesuatu yang diinginkan tak dapat individu tanpa dilatar dipenuhi oleh realisasi tindakan belakangi rasa yang saling sosial (Primadona: 2008: 72). curiga antara kedua belah

  Rumusan dari mollering pihak. Selanjutnya, semangat tersebut menjelaskan, paling tidak kerjasama yang bersangkutan enam fungsi penting kepercayaan atau kedua belah pihak, dan (trust) dalam hubungan-hubungan mempunyai semangat yang sosial ke masyarakatan. Keenam tinggi pula dapat mendorong fungsi tersebut adalah : integrasi sosial yang tinggi.

  a. dalam arti

  c. pekerjaan, Kepercayaan Penyederhanan

  confindence , yang bekerja dimana trust dapat membantu

  pada ranah psikologis dalam meningkatkan efesiensi individual, sikap ini dapat dan efektifitas kerja mendorong orang mempunyai kelembagaan-kelembagaan keyakinan untuk mengambil sosial. Pekerjaan yang suatu keputusan setelah menjadi sederhana itu dapat menghitung resiko-resiko mengurangi biaya-biaya yang ditanggung ke depanya, transaksi yang biasa. Apabila dengan kurun waktu yang suatu pekerjaan menjadi rumit sama, orang lain juga dan berat karena pola mempunyai keyakinan yang hubungan sosial dibentuk atas sama atas tindakan sosial dasar moralitas ketidak tersebut, sehingga tindakan percayaan. tersebut mendapatkan d.

  Ketertiban, trust berfungsi legitimasi kolektif. sebagai incuding behavior b. setiap individu, yang ikut

  Kerjasama, merupakan proses asosiatif dimana trust menjadi menciptakan susasana landasan utama terjalinnya kedamaian kemungkinan timbulya kekacauan sosial. aktor pasar Gede Hardjonagoro Dengan adanya trust dapat yakni pedagang pasar Etnis membantu terciptanya tatanan Tionghoa, pedagang Suku Jawa. sosial yang tertib, teratur dan Pihak pengelola pasar yang menjadi beradab. fasilitator, di dalam pasar yang e. kohentivitas mempengaruhi terbentuknya trust.

  Pemeliharaan sosial, trust dapat membantu Kepercayaan yang sudah di bentuk merekatkan setiap komponen oleh para aktor di pedagang pasar sosial yang hidup dalam tradisional, karena mereka di dalam sebuah komonitas menjadi pembentukannya melakukan suatu kesatuan yang tidak interaksi yang bermanfaat bagi para tercerai berai. pedagang pasar terutama adalah f. pedagang Etnis Tionghoa dan

Modal sosial, trust adalah aset penting dan kunci utama pedagang Suku Jawa. Interaksi

  dalam kehidupan yang dilakukan oleh para pedagang kemasyarakatan yang tersebut yakni yang dapat menjamin struktur-struktur menguntungkan bagi kegiatan sosial dapat berdiri secara ekonomi mereka, untuk menunjang utuh dan berfungsi secara kehidupan perekonomianya. Jika operasional serta efisien para pedagang pasar sering (Primadona: 2008: 73). melakukan interaksi terutama dalam interaksi sosialnya maka

  Konsep terbentuknya trust kepercayaan yang diperoleh di yang dipaparkan diatas sebuah dalam pasar semakin tinggi. kepercayaan yang dibentuk oleh .

  

Daftar Pustaka Yogyakarta.Jurnal Penbangunan

& Kota volume 32 nomor 02, Field Jhon. (2016 ). Modal Sosial.

  September 2016 Bantul: Kreasi Wacana

  Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Fukuyama Francis.(2010). Trust:

  Kualitatif. Surakarta: UNS Press Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Yogyakarta: Sutami Dwi W. 2005. Strategi

  Qalam Rasional Pedagang Pasar Tradisional. Jurnal Vol I No 2,

  Meleong, lexy J (1995) Metodologi Juli Desember Hal 2112 hal 127

  peneltiam kualitatif . Bandung:

  PT Remaja Rosdakarya Sutopo, H.B.2002. pengantar

  penelitian kualitatif. Surakarta: Rahmawati Ajeng Dwisara. (2016).

  UNS press Modal Sosial dan Pasar Tradisional Studi Kasus di Pasar K.Yin Robert (2015) Studi Kasus Legi Kotagede Yogyakarta ). Desain dan Metode.. Jakarta:

  Jurnal sosiologi dilemma :Rajawali Pers

  Gondokusuman Kota Hefner W Robert. (2000). Budaya Wijaya L A . 2015 Modal Sosial dan

  Pasar: Masyarakat dan Kelangsungan Usaha (Studi Kasus Moralitas dalam Kapitalisme Keterkaitan dengan Modal Sosial

  PT Pustaka LP3ES Pasar darurat klewe Surakarta). Skripsi Asia Baru. Indonesia Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

  Surakarata Sadino, Syahbana Alie Joersron. (2014). Pasar Tradisional Versus Pasar Modern di Daerah Perkotaan ( Studi Kasus Wilayah.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MOTORIK HALUS MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN PERMAINAN MENYUSUN BENTUK-BENTUK BANGUN SEDERHANA DARI BALOK DI TK KARTINI MAYONG

1 1 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN KARTU DESTINASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA PADA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20152016

0 0 13

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK QUESTION STUDENT HAVE DAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20152016

0 0 15

ANALISIS SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN SEJARAH BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS Mpu Tabah Chalifatah Aji

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE SNOWBALL THROWING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SEJARAH (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS XI IIS 4 SMA NEGERI 6 SURAKARTA PADA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20152016)

0 1 11

ANALISIS TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK PADA PENGAPLIKASIAN KONSEP MASKULINITAS MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

0 1 28

ANALISIS HUBUNGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN INFORMASI LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DAN REAKSI INVESTOR PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI Periode Tahun 2008-2013

0 0 14

Nurhadi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK - ANALISIS TEORI STRUKTURASI ANTHONY GIDDENS DALAM UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM PROGRAM KARANG TARUNA

0 1 15

RASIONALITAS ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN JURUSAN KULIAH ANAK MELALUI ANALISIS TEORI PILIHAN RASIONAL JAMES S. COLEMAN (UNIVERSITAS SEBELAS MARET) Ismi Latifah Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Nurhadi Pendidikan Sos

0 0 7

ANALISIS MEMBANGUN PEMBENTUKAN KEPERCAYAAN PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL GEDE HARDJONAGORO KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

0 0 15