Pengaruh Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional Dan Sikap Nasionalisme Terhadap Wawasan Kebangsaan Pada Siswa Kelas Xi Ips Di Sma Batik 1 Surakarta Tahun 2015/2016

  

PENGARUH PEMAHAMAN SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL DAN

SIKAP NASIONALISME TERHADAP WAWASAN KEBANGSAAN

PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

   TAHUN 2015/2016

Oleh:

Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS

  

  

   Indah Rahmawati Akbar , Nunuk Suryani , Isawati

ABSTRACT

  The purpose of this research are: 1) to determine the effect comprehension of national

movement history with nationality concept in class XI IPS SMA Batik 1 Surakarta, 2) to

determine the effect attitude of nationalism with nationality concept in class XI IPS SMA Batik

  

1 Surakarta, 3) to determine the effect comprehension of national movement history and

attitude of nationalism with nationality concept in class XI IPS SMA Batik 1 Surakarta.

  This research is descriptive quantitative by draw conclusion through statistical analysis.

The population of research were all student of class XI IPS SMA Batik 1 surakarta. The sample

consisted of 125 students taken using simple randong sampling technique. The data need was

obtained through test and questionare. The test and questionare was tried out first and tasted for

its validity and reliability. The tecnique of analizing data used was a multiple linear regresion

2 analysis, F-, t-, R -test, and relative and effective contribution.

  The conclusion of this study were: 1) There is a significant and positive effect

comprehension of nationality movement history with nationality concept in class XI IPS SMA

Batik 1 Surakarta. This is based on multiple linear regresion analysis (t test) showing that

t statistic >t table , 2.069>1.657 and the significance value 0.041<0.05 with the relative contribution of

8.93% and effective contribution of 3.46%. 2) There is a significant and positive effect attitude

of nationalism with nationality concept in class XI IPS SMA Batik 1 Surakarta. This is based

on multiple linear regresion analysis (t test) showing that t statistic >t table, 8.137>1.657 and

significance value 0.000<0.05 with relative contribution 91.11% and effective contribution of

35.26%. 3) There is a positive and significant effect comprehension of national movement

history and attitude of nationalism along with nationality concept in class XI IPS SMA Batik 1

Surakarta. This is based on linear regresiona analysis (F test) known that F statistic >F table , is

2

38.504>3.070 and significance value 0.000<0.05. The coefficient of determination (R ) of

  

0.387 indicate that comprehension of national movement history and attitude of nationalism

with nationality concept in class XI IPS SMA Batik 1 Surakarta year 2015/2016 affected 38.75,

while the rest was affected by other variables.

  

Keywords: Comprehension of national movement history, attitude of nationalism, nationality

concept

  1 2 Ringkasan Penelitian Skripsi 3 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS 4 Dosen dan Pembimbing pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS Dosen dan Pembimbing pada Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS Jurnal CANDI Volume 15 No. 1

  PENDAHULUAN

  Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memelihara atau memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan adalah upaya untuk memanusiakan manusia. Makna dari ungkapan ini memiliki maksud bahwa pendidikan sudah seharusnya tidak hanya proses penyampaian ilmu pengetahuan dari guru kepada muridnya, melainkan bertujuan untuk membentuk manusia yang berkarakter dan berwawasan luas. Wawasan luas diantaranya adalah wawasan kebangsaan yang sarat dengan nilai-nilai karakter untuk dapat menumbuhkan rasacinta tanah air sebagai bentuk dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

  Istilah wawasan kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “wawasan” dan “kebangsaan”.Wawasan dibentuk dari lafal bahasa Jawa “wawas” yang berarti pandang. Dengan ditambah akhiran – an, maka kata “Wawas” menjadi “wawasan” yang berarti cara pandang, yang menunjukkan di dalam maknanya baik cara (metode) maupun isi substansi pandangan tersebut (Pandoyo, 1994 : 3). Jadi, berdasarkan pengertian tersebut diatas, bahwa hakikat wawasan adalah cara pandang yang berupa tanggapan inderawi yang didasarkan pada nilai budaya suatu bangsa(Suhadi & Sinaga.

  2006 : 15).

  Wawasan kebangsaan menentukan cara suatu bangsa mendayagunakan kondisi geografis negaranya, sejarah, sosial budaya, ekonomi, politik, dan pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasionalnya serta bagaimana bangsa itu memandang diri dan lingkungannya baik ke dalam maupun ke luar (Suhadi & Sinaga, 2006: 2).Wawasan kebangsaan Indonesia pada hakekatnya, tidak membedakan asal suku, keturunan, ataupun perbedaan warna kulit. Dengan perkataan lain, wawasan kebangsaan bangsa Indonesia mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.

  Seiring dengan kemajuan teknologi dan globalisasi dikhawatirkan dapat mempengaruhi melunturnya wawasan kebangsaan. Tinggi rendahnya wawasan kebangsaan dalam diri peserta didik dapat dilihat berdasarkan pemahaman dan penghayatan peserta didik mengenai sejarah pergerakan nasional.Winkel (1996: 246) menyimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Menurut bahasa Inggris, sejarah adalah history yang berarti masa lampau umat manusia (Notosusanto, 1985 : 27). Kata Inggris History berasal dari kata benda Yunani “Istoria” yang berarti ilmu.Istoria berarti suatu penelaahan sistematis mengenai seperangkat gejala alam. Disisi lain, kata sejarah berasal dari “syajaratun” yakni dari bahasa Arab yang berarti pohon (Tamburaka, 1999 : 2). Kata sejarah tersebut berarti pertumbuhan, asal usul, keturunan, dan silsilah.Hal itu tercermin dari bentuk silsilah keluarga yang menyerupai pohon.

  Sejarah pergerakan nasional Indonesia merupakan sejarah yang mencakup aliran-aliran historis menuju kearah pembentukan nation dan nasionalisme di Indonesia (Hardjosatoto, 1985:34). Sejarah pergerakan nasional dimulai sejak politik dagang yang dilakukan oleh Belanda atau culturstelselyang banyak merugikan bangsa Indonesia sehingga memunculkan perlawanan – perlawanan melalui pergerakan nasional Indonesia, sampai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang berlangsung pada tahun 1908-1945 (Utomo, 1995 : 221). Pemahaman sejarah pergerakan nasional adalah kemampuan subjek didik untuk menangkap dan mempelajari mengenai peristiwa yang ditandai dengan berdirinya organisasi pergerakan nasional yang mengubah kesadaran berbangsa karena keterbelakangan dan kemiskinan akibat penjajahan, sehingga mendorong untuk menciptakan kesatuan dan kepaduan sebagai tonggak untuk melawan penjajahan dan mencapai Indonesia merdeka.

  Selain perlunya pemahaman peserta didik mengenai sejarah pergerakan nasional, diperlukan juga kesadaran peserta didik tentang sikap nasionalisme untuk meningkatkan wawasan kebangsaan. Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan individu mengenai objek atau situasi yang relatif tetap, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan menjadi dasar kepada individu tersebut untuk membuat respon dalam cara tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2003: 127). Sikap dikatakan sebagai suatu respons evaluative. Respons hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual(Azwar, 2013: 13).

  Jurnal CANDI Volume 15 No. 1 Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan (Kohn, 1984:11). Anderson, (1999: 168-169) mengatakan nasionalisme muncul karena adanya imperialisme dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum dan aspek-aspek lainnya.Sikap nasionalisme adalah sikap cinta tanah air, yang artinya mereka mencintai dan mau membangun tanah airnya menjadi lebih baik. Secara faktual, usia kemerdekaan Indonesia telah mencapai lebih dari enam dekade. Dengan usia kemerdekaan yang demikian panjang, nasionalisme Indonesia menjadi modal penggerak menuju kemerdekaan hingga hari ini belum juga sepenuhnya terbangun dengan kokoh.

  Berdasarkan kenyataan yang ditemukan di lapangan khususnya pada siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta mengenai wawasan kebangsaan belum sepenuhnya siswa memahaminya.Seiring dengan kemajuan teknologi dan globalisasi dikhawatirkan dapat mempengaruhi melunturnya wawasan kebangsaan. Hal ini terlihat dari kurangnya pemahaman peserta didik mengenai sejarah perjuangan bangsa dalam mencapai kemerdekaan. Selain itu, pudarnya wawasan kebangsaan dapat dilihat berdasarkan sikap persaudaraan antara siswa yang satu dengan yang lain. Peserta didik cenderung lebih hidup secara mengelompok dan kurang dapat membaur dengan siswa yang lainnya.

METODOLOGI PENELITIAN

  Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian di SMA Batik 1 Surakarta.Penelitian ini di mulai pada bulan Februari 2016 sampai dengan bulan Mei 2015.Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta yang berjumlah 234siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan tabel Isaac dan Michael, maka di dapat jumlah sampel 125 anak dari 234 jumlah populasi yang ada, dimana tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 10%. Dengan demikian teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekniksimplerandom sampling, yaitu sampel diambil dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, sehingga tiap anggota populasi berpeluang menjadi anggota sampel akan tetapi tidak semua anggota populasi terpilih menjadi anggota sampel.

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket dan tes.Angket yang digunakan untuk menggali data wawasan kebangsaan dan sikap nasionalisme. Sedangkan alat pengumpul data pemahaman sejarah pergerakan nasional, menggunakan tes.Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabilitas.Dalam penelitian ini untuk menguji instrumen peneliti menggunakan bantuan program IBM SPSS statistic 21.

  Untuk lebih mengetahui validitas dan reliabilitas tes dan angket tersebut harus dilakukan suatu uji coba. Adapun subyek uji coba angket adalah siswa kelas XI IPS 1 di SMA Batik 1 Surakarta yaitu diambil 30 siswa yang bukan menjadi anggota sampel tetapi mempunyai strata yang sama dengan subyek penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Hasil pengumpulan data dengan menggunakan angket dan tes mengenai pemahaman sejarah pergerakan nasional, sikap nasionalisme dan wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI IPS di SMA Batik 1 Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut: a.

   Hasil Penelitian

  Tabel1: Sebaran Frekuensi Skor Soal Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional Interval Frekuensi Persentase

  6-8 3 2,4 9-11 10 8,0

  12-14 34 27,2 15-17 40 32,0 18-20 38 30,4

  Jumlah 125 100 Berdasarkan hasil pengolahan data pemahaman sejarah pergerakan nasional menggunakan program IBM SPSS statistic 21, rata-rata yang diperoleh sebesar 15,44;

  Median sebesar 16,0; Modus/mode pada skor 18; standar deviasi sebesar 2,998; skor terendah 7 dan skor tertinggi 20.

  Tabel 2: Sebaran Frekuensi Skor Sikap Nasionalisme

  Jurnal CANDI Volume 15 No. 1 Interval Frekuensi Persentase 66-70 1 0,8 71-75 2 1,6 76-80 13 10,4 81-85 14 11,2 86-90 39 31,2 91-95 31 24,8 96-100 25 20,0 Jumlah 125 100

  Berdasarkan hasil pengolahan data sikap nasionalisme menggunakan program

  

IBM SPSS statistic 21, rata-rata yang diperoleh sebesar 88,94; Median sebesar 89,0;

  Modus/mode pada skor 87; standar deviasi sebesar 6,566; skor terendah 69 dan skor tertinggi 100 dengan jumlah skor total 11118.

  Tabel 3: Sebaran Frekuensi Skor Wawasan Kebangsaan Interval Frekuensi Persentase 86-90 1 0,8 91-95 3 2,4 96-100 9 7,2 101-105 13 10,4 106-110 29 23,2 111-115 25 20,0 116-120 27 21,6 121-125 18 14,4 Jumlah 125 100

  Berdasarkan hasil pengolahan data wawasan kebangsaan menggunakan program IBM SPSS statistic 21,rata-rata yang diperoleh sebesar 111,75; Modus/mode pada skor 109; standar deviasi sebesar 7,972; skor terendah 90 dan skor tertinggi 125 dengan jumlah skor total 13969.

  Pengujian Hipotesis Berdasarkan teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis, maka langkah sebelumnya yaitu dengan melakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan linearitas. Berikut hasil uji prasyarat analisis:

  Tabel 4: Hasil Uji Normalitas Variabel Pemahaman Sikap Wawasan

  Sejarah Pergerakan Nasionalisme Kebangsaan Nasional

  Signifikansi 0,944 0,301 0,368 Dari tabel 4 diketahui bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel dari masing-masing sampel berdistribusi normal.

  Tabel 5: Hasil Uji Linearitas Harga F

  Variabel Signifikansi Kesimpulan yang diukur

  F hitung F tabel

  X

  1 Y 1,059 0,307 0,402 Linear

  X

  2 Y 1,151 0,307 0,305 Linear

  Dari tabel diketahui bahwa hasil uji linearitas diperoleh harga F hitung masing- masing variabel yang diukur lebih kecil dari F tabel dan nilai signifikasi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dalam bentuk linear.

  Setelah syarat-syarat pengujian terpenuhi, langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis data.Analisis data digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya diterima atau ditolak.Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Ganda dengan menggunakan programIBM SPSS statistic 21. Berikut hasil uji regresi linear berganda :

  Tabel 6: Hasil Olah Data Regresi Linear Berganda Variabel Koefisien Regresi T Signifikansi

  Konstanta 42,713 5,415 0,000 X 0,394 2,069 0,041

  1 X 2 0,708 8,137 0,000

  F 38,504

  hitung

2 R 0,387

  Berdasarkan tabel diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = 42,713+0,394X

  1 +0,708X

2 Jurnal CANDI Volume 15 No. 1

  Adapun interpretasi dari persamaan regresi linear berganda tersebut adalah: 1) a = 42,713, menyatakan bahwa jika pemahaman sejarah pergerakan nasional dan sikap nasionalisme tidak mengalami perubahan maka wawasan kebangsaan siswa kelas kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta sebesar 42,713.

  2)

  1 = 0,394, menyatakan bahwa jika pemahaman sejarah pergerakan nasional

  b bertambah sebesar 1 poin, maka wawasan kebangsaan siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta akan mengalami peningkatan sebesar 0,394. Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) sikap nasionalisme. 3)

  2 = 0,708, menyatakan bahwa jika sikap nasionalisme bertambah 1 poin, maka

  b wawasan kebangsaan siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta akan mengalami peningkatan sebesar 0,708. Dengan asumsi tidak ada penambahan (konstan) pemahaman sejarah pergerakan nasional.

  Dari analisis regresi linear ganda diketahui bahwa koefisien regresi dari variable pemahaman sejarah pergerakan nasional (b

  1 ) adalah sebesar 0,394 atau bernilai

  positif, sehingga dapat dikatakan ada hubungan positif antara pemahaman sejarah pergerakan nasional dengan wawasan kebangsaan. Untuk mengetahui hubungan tersebut positif atau tidak, selanjutnya nilai koefisien regresi linear ganda dari b ini

  1

  diuji signifikansinya.Ada hubungan yang positif antara pemahaman sejarah pergerakan nasional dengan wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta.

  Dari analisis regresi linear ganda diketahui koefisien regresi linear ganda dari variabelsikap nasionalisme(b

  2 ) adalah sebesar 0,708atau bernilai positif, sehingga dapat

  dikatakan bahwa ada hubungan positif antara sikap nasionalisme dengan wawasan kebangsaan. Untuk mengetahui hubungan tersebut positif atau tidak, selanjutnya nilai koefisien regresi linear ganda ini diuji keberartiannya. Ada hubungan yang positif antara sikap nasionalisme dengan wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta.

  Dari analisis regresi linear ganda dapat diketahui bahwa koefisien regresi masing-masing variabel bebas bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel pemahaman sejarah pergerakan nasional dan sikap nasionalismesecara bersama-sama berhubungan positif denganwawasan kebangsaan. Untuk mengetahui hubungan tersebut positif atau tidak, selanjutnya dilakukan uji keberartian regresi linear ganda (uji F). Berdasarkan analisis data memakai alat bantu programIBM SPSS Statistic 21

  Jurnal CANDI Volume 15 No. 1

  diperoleh F hitung sebesar 38,504 dengan siginifikansi sebesar 0,000. Ada hubungan yang positif antara pemahaman sejarah pergerakan nasional dan sikap nasionalismedengan wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta.

  Dari hasil perhitungan diketahui bahwa variabel pemahaman sejarah pergerakan nasional memberikan sumbangan relatif sebesar 8,93% dan sumbangan efektif sebesar 3,46%. Variabel sikap nasionalisme memberikan sumbangan relatif sebesar 91,11% dan sumbangan efektif 35,26%. Dengan membandingkan nilai sumbangan relatif dan efektif nampak bahwa variabel sikap nasionalisme memiliki hubungan yang lebih dominan terhadap wawasan kebangsaan dibandingkan variabel pemahaman sejarah pergerakan nasional.

b. Pembahasan

  Berdasarkan hasil analisis data, maka pembahasan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional (X

  1 ) dengan Wawasan Kebangsaan (Y).

  Hasil pada uji hipotesis pertama menunjukan besar koefisien regresi untuk variabel pemahaman sejarah pergerakan nasional sebesar 0,394 dengan parameter positif. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman sejarah pergerakan nasional berhubungan positif dan signifikan dengan wawasan kebangsaan siswa kelas XI

  IPS di SMA Batik 1 Surakarta. Berdasarkan uji keberartian koefisien regresi linear berganda untuk variabel pemahaman sejarah pergerakan nasional (b1) thitung > ttabel, yaitu 2,069 > 1,65744 dan nilaisignifikansi < 0,05, yaitu 0,041 dengan sumbangan relatif 8,93% dan sumbangan efektif 3,46%.

  Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pemahaman sejarah pergerakan nasional maka akan semakin tinggi wawasan kebangsaan siswa. Sebaliknya, semakin rendah pemahaman sejarah pergerakan nasional maka akan semakin rendah pula wawasan kebangsaan siswa kelas XI IPS di SMA Batik 1 Surakarta. Seperti yang dikemukakan dalam jurnal karya Tuahunse (2009: 25) yang menyatakan bahwa pemahaman sejarah pergerakan nasional merupakan dasar bagi pembinaan ketahanan nasional, yang menjadi modal utama dalam membangun bangsa pada masa kini maupun pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, melalui pengajaran sejarah pergerakan nasional Indonesia dapat ditanamkan wawasan kebangsaan, seperti nilai cinta tanah air, persatuan, kesatuan, maupun rasa kebangsaan dalam upaya menumbuhkan sikap bela negara.

  2. 2 ) dengan Wawasan Kebangsaan (Y). Pengaruh Sikap Nasionalisme (X

  Hasil pada uji hipotesis kedua menunjukan besar koefisien regresi untuk variabel sikap nasionalisme sebesar 0,708 dengan parameter positif. Sehingga dapat dikatakan bahwa sikap nasionalisme berhubungan positif dan signifikan dengan wawasan kebangsaan siswa kelas XI IPS di SMA Batik 1 Surakarta. Berdasarkan uji keberartian koefisien regresi linear berganda untuk variabel sikap nasionalisme (b1) thitung > ttabel, yaitu 8,137> 1,65744 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000 dengan sumbangan relatif 91,11% dan sumbangan efektif 35,26%.

  Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin tinggi sikap nasionalisme maka akan semakin tinggi wawasan kebangsaan siswa. Sebaliknya, semakin rendah sikap nasionalisme maka akan semakin rendah pula wawasan kebangsaan siswa kelas XI IPS di SMA Batik 1 Surakarta. Hal ini sesuai dengan jurnal ilmiah yang menjelaskan bahwa nasionalisme dapat didefinisikan merupakan pengetahuan, perasaan, dan praktik – praktik sosial yang dilakukan oleh warga negara untuk menumbuhkan wawasan kebangsaan (Cahyo, 2015: 149). Sikap nasionalisme diperlukan dalam diri peserta didik sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri dan Dadang (2015: 184) karena dengan semangat nasionalisme dapat menumbuhkan semangat kebersamaan untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera bagi seluruh warga negara Indonesia, dengan tidak membedakan suku, agama, ras, warna kulit, gender atau golongan.

  3.

  1 ) dan Sikap Pengaruh Pemahaman Sejarah Pergerakan Nasional (X Nasionalisme (X ) dengan Wawasan Kebangsaan (Y).

2 Hasil penelitian menunjukkan Fhitung 38,504 dengan angka signifikansi

  0,000 yang berarti bahwa variabel independen (pemahaman sejarah pergerakan nasional dan sikap nasionalisme) secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel wawasan kebangsaan. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa gabungan kedua variabel akan saling mendukung dalam meningkatkan wawasan kebangsaan. Hasil koefisien determinasi (R2) diperoleh sebesar 0,387. Hal ini berarti variabel independen (pemahaman sejarah pergerakan nasional dan sikap nasionalisme) memberi sumbangan berupa peningkatan atau penurunan wawasan kebangsaan. Variabel independen (pemahaman sejarah pergerakan nasional dan sikap nasionalisme) memberikan kontribusi sebesar 38,7% terhadap wawasan kebangsaan, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel- variabel yang memiliki faktor unik.

  Wawasan kebangsaan sebagai salah satu aktualisasi nilai-nilai dasar kebangkitan nasional perlu ditularkan kepada seluruh rakyat Indonesia lintas generasi untuk memperkokoh ketahanan bangsa di era globalisasi. Hal ini dikarenakan Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam mengekspresikan jati diri bangsa di tengah tatanan kehidupan dunia. Wawasan Kebangsaan juga mencerminkan hasrat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dalam kebersamaan untuk mengatasi semua hambatan dan tantangan, baik dari luar maupun dari dalam negeri, termasuk rasa kebersamaan dalam menghadapi ancaman separatisme dan radikalisme yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa (Lemhanas, 2013: 31).

  KESIMPULAN 1.

  Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pemahaman sejarah pergerakan nasional terhadap wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Hal ini berdasarkan analisis regresi linear (Uji t) diketahui bahwa t hitung > t tabel , yaitu 2,069 > 1,65744 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,041 dengan sumbangan relatif 8,93% dan sumbangan efektif 3,46%.

  2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap nasionalisme terhadap wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Hal ini berdasarkan analisis regresi linear berganda (uji t) diketahui bahwa t > t , yaitu 8,137 > 1,65744 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000

  hitung tabel dengan sumbangan relatif 91,11% dan sumbangan efektif 35,26%.

  3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pemahaman sejarah pergerakan nasional dan sikap nasionalisme terhadap wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI

  IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Hal ini berdasarkan uji analisis variansi regresi linier berganda (uji F) diketahui bahwa F hitung > F tabel , yaitu 38,504 >

  Jurnal CANDI Volume 15 No. 1

  2

  3,070 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Koefisien determinasi (R ) sebesar 0,387 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh pemahaman sejarah pergerakan nasional dan sikap nasionalisme terhadap wawasan kebangsaan pada siswa kelas XI

  IPS di SMA Batik 1 Surakarta tahun 2015/2016 adalah sebesar 38,7, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

  SARAN 1. Bagi guru a.

  Guru hendaknya mampu menguasai materi dengan baik agar proses transformasi ilmu kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik, sehingga diperlukan pendalaman dalam pemahaman dan penghayatan materi yang akan disampaikan agar materi yang disampaikan mudah diserap oleh siswa.

  b.

  Guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran sejarah yang komunikatif dan aktif dengan menggunakan model dan metode pembelajaran yang variatif agar suasana dikelas tidak menjenuhkan atau membosankan.

  c.

  Guru sejarah sebagai fasilitator bukan hanya mengajar, tetapi juga mendidik siswa untuk dapat mengaplikasikan nilai- nilai dalam pelajaran sejarah yang sudah di ajarkan di kelas dalam kehidupan sehari – hari.

  2. Bagi wakil kepala sekolah sarana dan prasarana

  Pihak sekolah diharapkan dapat menunjang keberhasilan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan memberikan fasilitas pembelajaran seperti laboratorium IPS sebagai media untuk menunjang pembelajaran sejarah.

  3. Bagi siswa a.

  Siswa sebaiknya memiliki semangat dalam belajar mata pelajaran sejarah serta turut aktif dalam setiap pembelajaran sejarah dengan menanyakan materi yang belum dipahami dan berdiskusi untuk memecahkan suatu permasalahan dalam pembelajaran.

  b.

  Siswa diharapkan mampu memahami dan menghayati sejarah pergerakan nasional di Indonesia karena materi mengenai sejarah pergerakan nasional

  Jurnal CANDI Volume 15 No. 1

  mengandung nilai – nilai kesejarahan, seperti menumbuhkan sikap nasionalisme dan menambah wawasan kebangsaan dalam diri siswa.

  c.

  Siswa selama pembelajaran sejarah berlangsung diharapkan memiliki semangat dan fokus karena dengan begitu siswa dapat memahami dengan baik pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan menyerap nilai – nilai yang disampaikan dalam setiap pelajaran yang diajarkan d.

  Siswa dalam pembelajaran seharusnya memiliki tekad dan semangat untuk dapat memahami setiap materi dengan baik, sebab pemahaman materi merupakan langkah awal untuk dapat menumbuhkan wawasan kebangsaan dalam diri siswa.

4. Bagi peneliti lain

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dengan menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sejenis atau memiliki relevansi dengan wawasan kebangsaan. Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan peneliti, sehingga diharapkan peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis mampu mengembangkan penelitian lebih lanjut dengan membuat variabel lain yang mempengaruhi wawasan kebangsaan terutama dalam memahami sejarah pergerakan nasional dan sikap nasionalisme siswa.

  DAFTAR PUSTAKA Andersen, Benedict. 2002. Imagined Communities : Komunitas-komunitas Terbayang.

  Yogyakarta : Insist dan Pustaka Pelajar Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :

  Pustaka Pelajar Hardjosatoto, Suhartoyo. 1985. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia : Suatu

  Analisa Ilmiah . Yogyakarta : Liberty Yogyakarta

  Tamburaka, E. Ruslam. 1999. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat dan IPTEK . Jakarta : PT. Rineka Cipta. Suhadi, Idup & Sinaga. 2006. Wawasan Kebangsaan Dalam Kerangka Negara

  Kesatuan Republik Indonesia . Jakarta : LAN

  Utomo, Cahyo Budi. 1995. Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia dari

  Kebangkitan Hingga Kemerdekaan . Semarang : IKIP Semarang Press

  Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta : ANDI

  Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SEMESTER GENAP UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN AJARAN 201520

0 1 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEQUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IIS 5 SMA NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015 2016

0 0 14

THE IMPLEMENTATION OF HEROISM VALUES OF GENERAL SOEDIRMAN FOR BUILDING CHARACTER IN LEARNING HISTORY CLASS OF XI SOCIAL GRADE STUDENTS OF SMA (Case Study in SMA Negeri 1 Sukoharjo) HISTORY EDUCATION DEPARTMENT FKIP UNS Sinta Isnawati Dewi

0 0 14

Analisis Nilai Nilai Nasionalisme Dalam Topik Perlawanan Terhadap Kolonialisme Pada Kurikulum 2013 Di Sman 5 Surakarta

0 0 13

Historical Learning Analysis On Cerdas Istimewa Class In Sma Negeri 3 Wonogiri

0 0 13

Sikap Integrasi Nasional Ditinjau Dari Pemahaman Nilai-Nilai Sejarah Dan Sikap Sosial Siswa

0 1 14

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK QUESTION STUDENT HAVE DAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 4 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20152016

0 0 15

ANALISIS SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN SEJARAH BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS Mpu Tabah Chalifatah Aji

0 0 12

Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TAI Bermediakan Permianan Aktif Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa

0 0 14

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IIS 1 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015 2016

0 0 15