MAKALAH PROFESI KEGURUAN Proses Pembelaj

MAKALAH PROFESI KEGURUAN
Proses Pembelajaran Tematik Berbasis Kurikulum 2013 di SDN 40
Mataram

Disusun oleh

1.

Eva Zaherra

(E1R013008)

2.

Evi Novi Riana Dewi

(E1R013009)

3.

Farizal Wahyu Trigantara


(E1R013010)

4.

Habib Aldiansyah

(E1R013015)

5.

Shela Nora Uryani

(E1R013049)

6.

Sisca Qiswa Rahmaniah

(E1R013050)


7.

Windhu Sari Dewi

(E1R013059)

PENDIDIKAN MATEMATIKA REGULER PAGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan
kemudahan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembelajaran
Tematik Berbasis Kurikulum 2013 di SDN 40 Mataram” sehingga makalah ini dapat
selesai sesuai waktu yang telah direncanakan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Profesi Keguruan.
Tersusunnya makalah ini tentu tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak

langsung.Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kelemahan serta
kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis.Untuk itu penulis membuka
pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik
yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di
dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan dihati pembaca mohon
dimaafkan.

Mataram, 28 Nopember 2014

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada
padarentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan

sepertiIQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya
tingkatperkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta
mampumemahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran
masihbergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.
Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I –III untuk setiap mata
pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan
BahasaIndonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni
matapelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar
yangberhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak
yangmasih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistik), pembelajaran
yangmenyajikan

mata

pelajaran

secara

terpisah


akan

menyebabkan

kurang

mengembangkananak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.

Dalam rangka implementasi Standar Isi yang termua tdalam Standar Nasional
Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga
lebih sesuai jika dikelola dalam “Pembelajaran Tematik Berbasis Kurikulum 2013”. Untuk
memberikan gambaran tentang pembelajarantematik yang dapat menjadi acuan dan contoh
konkret, disiapkan model pelaksanaanpembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga
kelas III.
Di samping itu, kurikulum 2013 yang akan mulai diterapkan pada tahun ini juga
menggunakanpendekatanTematikTerpadu.Tujuannya

adalah

agar


siswa

dapat

mengembangkan diri dan kompetensinya secara holistic dan bermakna.Pembelajaran tematik
integratif, perlu didukung perangkat pembelajaran Tematik Integratif yang berkualitas
sehingga menumbuhkan kemampuan berfikir kritis dan karakter positif. Sebagai calon tenaga
pendidik merupakan sesuatu yang perlu untuk mengetahui tentang kurikulum 2013,
khususnya pembelajaran tematik terpadu. Sehingga dalam penyusunan makalah kurikulum

ini, penyusun berusaha memaparkan tentang pembelajaran tematik terpadu, yakni konsep
dasar dan implementasi pembelajaran tematik terpadu.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Menginformasikan kepada pembaca tentang konsep pembelajaran tematik berbasis
kurikulum 2013 untuk sekolah dasar.
2. Menginformasikan kepada pembaca tentang bagaimana implementasi pembelajaran
tematik berbasis kurikulum 2013 di salah satu SD yang ada di Mataram yakni di SDN
40 Mataram.
3. Menginformasikan kepada pembaca terkait manfaat yang diperoleh dari penerapan

pembelajaran tematik di sekolah dasar.
4. Menginformasikan kepada pembaca tentang kendala-kendala yang dialami baik oleh
murid maupun yang dialami oleh guru dalam penerapan pembelajaran tematik untuk
sekolah dasar.
5. Menginformasikan kepada pembaca tentang solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kendala-kendala yang dialami baik oleh siswa maupun guru.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013 untuk sekolah
dasar ?
2. Bagaimana implementasi pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013 di SDN 40
Mataram ?
3. Apa saja manfaat yang dirasakan dari penerapan pembelajaran tematik berbasis
kurikulum 2013 ?
4. Apa saja kendala yang dialami oleh siswa dan guru terkait penerapan pembelajaran
tematik ?
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang dialami terkait penerapan
pembelajaran tematik ?

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek
baik dalam
intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, peserta didik akan
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi
bermakna
bagi
peserta
didik.
Makna
pembelajaran Tematik Terpadu
adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Dikatakan bermakna
pada pembelajaran Tematik Terpadu artinya, peserta didik akan memahami konsepkonsep yang
mereka
pelajari
melalui
pengalaman

langsung
dan
menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah mereka pahami.
B. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan
pembalajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat :
1. Meningkatkan
pemahaman
konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna
2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi
3. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur
yang diperlukan dalam kehidupan
4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi,
komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain
5. Meningkatkan minat dalam belajar
6. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya
C. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran
Tematik Terpadu memiliki beberapa macam karakteristik,

diantaranya
(Panduan
Pengembangan
Pembelajaran
Tematik
Terpadu
Depdiknas,2004):
1. Berpusat pada peserta didik
2. Memberi pengalaman langsung pada peserta didik
3. Pemisahan antar mata pelajaran
tidak begitu jelas
4. Menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran
5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta
didik.
7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran Tematik Terpadu diamati dan dikaji dari beberapa mata
pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.


8. Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki peserta didik.
9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan
yang diperoleh sifatnya menjadi
otentik.
10. Aktif, artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses penilaian.
D. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu
Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap
proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian
nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik,
sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai dengan menggunakan
kriteria tertentu. Hasil belajar
tersebut pada hakikatnya merupakan
pencapaian kompetensi-kompetensi
yang mencakup
aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi
tersebut dapat
dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan
diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil
belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar
E. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tersusun secara
Tematik Terpadu di dalam kurikulum 2013 adalah mata pelajaran
IPA dan IPS.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Tematik Terpadu bergantung pada
kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi peserta didik
(minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Penentuan Tema Pembelajaran IPA/IPS
Terpadu
1. Tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan
banyak banyak indicator
2. Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4. Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan
peristiwa peristiwa
otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar.
5. Tema
yang dipilih hendaknya
juga mempertimbangkan
ketersediaan
sumber belajar.
Untuk menyusun perencanaan pembelajaran Tematik Terpadu perlu dilakukan langkahlangkah seperti berikut
1. Menganalisis KI dan KD mata pelajaran IPA atau IPS
2. Menentukan Tema yang sesuai dengan konsep konsep yang ada dalam setiap
nomor KD IPA atau IPS
3. Penjabaran (perumusan) Kompetensi Dasar ke dalam indikator sesuai topik/tema
4. Membuat peta hubungan antar indikator dengan judul tema
5. Pengembangan Silabus

6. Menyusun RPP Tematik Terpadu
F. Tahap Pengelolaan Program Pembelajaran
Tahapan pengelolaan kegiatan pembelajaran
tematik Tematik Terpadu dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan meliputi :
a. Menetapkan
apa yang mau dilakukan, kapan dan bagaimana cara
melakukannya.
b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai
hasil yang maksimal melalui proses penentuan target.
c. Mengembangkan alternatif-alternatif
d. Mengumpulkan dan menganalisis informasi.
e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusankeputusan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian, meliputi:
a. Menyediakan
fasilitas, perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan
untuk melaksanakan rencana-rencana melalui proses penetapan kerja.
b. Pengelompokan
komponen
kerja ke dalam struktur organisasi secara
teratur.
c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.
d. Memutuskan dan menetapkan metode dan prosedur
e. Memilih, mengadakan
pelatihan dan pendidikan guru serta mencari
sumber-sumber lain yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
3. Pengarahan
Pengarahan meliputi:
a. Menyusun kerangka waktu dan biaya secara terperinci
b. Memprakarsai dan menampilkan kepemimpinan dalam melaksanakan rencana dan
pengambilan keputusan.
c. Mengeluarkan instruksi–instruksi yang spesifik
d. Membimbing, memotivasi dan melakukan supervisi.
4. Pengawasan
Pengawasan meliputi:
a. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang mengacu pada rencana
b. Melaporkan penyimpangan
untuk tindakan koreksi dan merumuskan
tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan saran-saran
c. Menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpanganpenyimpangan.

BAB III
PEMBAHASAN
Kurikulum 2013 sudah diterapkan di SDN 40 Mataram sejak tahun 2013 lalu dan
sekarang sudah memasuki tahun ke-2. SDN 40 Mataram merupakan salah satu dari 23 SD di
Mataram yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan uji coba penerapan kurikulum
2013, sementara sekolah lain baru menerapkan kurikulum 2013 di tahun 2014 ini. Penerapan
kurikulum 2013 berimbas pada perubahan proses pembelajaran dari yang awalnya per bidang
studi menjadi proses pembelajaran tematik yang berbentuk gabungan dari hampir seluruh
mata pelajaran.
Pembelajaran tematik merupakan proses pembelajaran lintas bidang studi dimana
materi pelajaran yang disampaikan saling terkait satu sama lain. Seluruh mata pelajaran
digabungkan menjadi satu, namun pengecualian untuk mata pelajaran agama dan olahraga
yang penyampaian materinya terpisah. Misalnya materi IPA tentang “Bunga”dikaitkan
dengan pelajaran matermatika dengan cara menanyakan jumlah bunga yang ada di taman,
dan dapat dikaitkan dengan materi bahasa Indonesia dengan cara meminta siswa untuk
membuat karangan tentang bunga. Pada proses pembelajaran tematik materi yang
disampaikan tidak lagi dipisah-pisah untuk masing-masing mata pelajaran melainkan
berbetuk suatu tema. Kurang lebih terdapat 4 buah tema yang harus disampaikan untuk tiap
semesternya. Setiap satu tema terdapat 3 buah subtema dan setiap subtema terdapat 6
pembelajaran. Setiap harinya akan disampaikan satu buah pembelajaran dan pembelajaran
tersebut harus selesai pada hari itu juga. Setelah menyelesaikan satu sub tema maka akan
diadakan evaluasi berupa ulangan. Keluhan terkadang muncul dari orang tua siswa yang
kebingungan karena materi yang disampaikan tidak memiliki jadwal pelajaran yang tetap.
Menurut para orang tua anak-anak tidak begitu paham dan mengerti mengenai kurikulum
2013. Solusi yang digunakan oleh Ibu Komala adalah dengan cara menginformasikan kepada
siswa terlebih dahulu terkait dengan materi yang akan di ajarkan sehingga siswa dapat
mencari informasi sendiri dan membawa bahan-bahan apa yang harus dipelajari sehingga
ketika proses pembelajaran materi yang ada sudah memadai.
Menurut Ibu Komala, pembelajaran tematik cukup bagus karena siswa menjadi sangat
antusias dan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa terus dimotivasi untuk bertanya,
menalar, dan mengkomunikasikan apa yang mereka pelajari serta berani tampil di depan
kelas. Siswa merasa sangat bersemangat mengikuti proses belajar karena pembelajaran yang

sekarang menjadi lebih menarik karena metode belajar tidak lagi bersifat konvensional dan
hanya mengandalkan papan tulis melainkan sudah lebih berkembang dengan tersedianya
sarana seperti laptop dan LCD. Selain itu mereka sudah dikenalkan dengan akses internet
agar memudahkan mereka untuk mencari informasi dan materi seputar pembelajaran.
Mereka memberikan antusiasme yang sangat tinggi dalam proses pembelajaran karena hal
tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran tematik sendiri yakni agar anak bisa berperan
aktif di dalam kelas. Contohnya saja ketika mereka disuguhkan gambar dan di tugaskan untuk
mengamati gambar tersebut, mereka akan termotivasi untuk menanyakan apa yang belum
mereka pahami. Kadang-kadang anak-anak tidak mau keluar untuk istirahat karena lebih
memilih untuk menyelesaikan tugas di dalam kelas. Selain itu, guru juga tidak terlalu lelah
untuk menjelaskan di depan kelas. Tugas guru hanyalah membimbing dan mengarahkan
siswa karena siswa dituntut untuk bisa belajar mandiri. Namun, beberapa kendala yang
dialami yakni kurangnya waktu yang tersedia untuk menyelesaikan setiap pembelajaran yang
ada sehingga guru hanya dapat memberikan PR bagi siswa karena setiap pembelajaran harus
selesai dalam satu hari tatap muka.
Adapun metode pembelajaran yang digunakan lebih banyak mengarah kepada
kegiatan diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi dan

mengamati gejala alam yang

sifatnya mengarah pada pendekatan keilmuan (scientific). Hal ini dapat terlihat dari tatanan
tempat duduk siswa yang di buat berkelompok. Pada pembelajaran tematik, metode ceramah
tidak lagi di perbolehkan karena pembelajaran harus terpusat pada siswa bukannya guru.
Pembelajaran tematik menuntut siswa untuk bisa menemukan sendiri, mencari infomasi
sendiri, dan mampu untuk berpikir tingkat tinggi. Namun terkadang masalahnya masih
terdapat siswa yang masih belum mampu untuk menyesuaikan diri dengan hal tersebut dan
belum berani untuk tampil sehingga perlu bantuan dari guru untuk menumbuhkan rasa
percaya dirinya. Ibu komala bercerita pernah ada kasus dimana siswanya yang sudah kelas 6
SD ternyata masih belum bisa membaca. Sebagai seorang guru, diperlukan kesabaran serta
upaya untuk membimbing anak tersebut. Selain itu guru juga harus bisa menumbuhkan rasa
percaya diri siswanya agar tidak merasa minder.
Dengan diterapkannya kurikulum 2013, guru harus benar-benar siap baik dalam hal
alat peraga maupun dalam hal membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dalam
hal RPP kendala yang dialami yakni guru harus mampu membuat RPP setiap hari sesuai
dengan pembelajaran yang di ajarkan. Jika pada penerapan KTSP 1 RPP bisa di pakai 3
sampai 4 kali bahkan bisa juga digunakan dalam 1 minggu maka pada kurikulum 2013 guru

harus mampu membuat RPP sendiri karena RPP tidak di siapkan oleh pemerintah pusat. Hal
ini tentu membuat para guru lumayan kesulitan karena kurangnya waktu yang tersedia
sementara RPP harus dibuat setiap hari.
Salah satu perbedaan yang mencolok antara KTSP dengan Kurikulum 2013 adalah
dalam hal buku dimana buku yang digunakan pada kurikulum 2013 tidak lagi terdiri dari
beberapa buku mata pelajaran melainkan hanya berupa satu buah buku untuk peserta didik
dan satu buah buku pedoman untuk guru. Buku tersebut diberikan oleh pemerintah secara
gratis. Sayangnya, materi yang tersedia pada buku kurang memadai dan hanya memberikan
sedikit penjelasan sehingga guru perlu untuk mengembangkan materi yang akan diajarkan.
Hal tersebut juga menjadi kendala karena siswa banyak yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Karenanya pembelajaran lebih banyak di lakukan dalam bentuk mengamati gejala
alam. Guru tidak lagi menerangkan apa yang menjadi sebab sesuatu, melainkan siswalah
yang diminta untuk berpikir mengapa sesuatu itu bisa terjadi. Misalnya, guru tidak lagi
menjelaskan mengapa sebuah pohon daunnya menguning dan layu akan tetapi siswa yang
diminta untuk berpikir berdasarkan apa yang mereka amati. Dari hal tersebut akan muncul
berbagai pendapat siswa sehingga akan memacu siswa untuk bisa mengembangkan
kemampuan berpikirnya.
Terdapat 4 buah aspek penilaian siswa yang dilakukan yakni penilaian spiritual,
penilaian sosial, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. Bu Komala mengaku
cukup kesulitan karena banyaknya aspek yang perlu dinilai. Dalam hal penilaian spiritual
misalnya, tentunya hal tersebut tidak dapat diketahui dengan pasti karena hal tersebut hanya
dapat diketahui ketika siswa berada di rumah. Karenanya bu Komala sering mengingatkan
siswanya yang muslim untuk sholat ketika waktu sholat tiba. Dalam hal penilaian sosial guru
perlu mengamati tingkah laku siswa-siswanya. Mulai dari bagaimana caranya berinteraksi
dan bergaul dengan teman-temannya, guru dan lingkungan sekolah. Untuk penilaian
pengetahuan Ibu Komala ibu komala mengambil nilai tugas, ulangan tengah semester serta
ulangan akhir semester. Ibu Komala juga menilai keaktifan anak dalam diskusi seperti
bagaimana cara anak tersebut mengkomunikasikan materi dan memberikan pendapatnya.
Sedangkan untuk nilai keterampilan diperoleh dari hasil karya yang dibuat oleh siswa.
Misalnya, siswa dituntut untuk kreatif menciptakan sesuatu yang berguna dari barang bekas.
Penilaian dilakukan secara terus menerus baik saat proses pembelajaran maupun di luar
proses pembelajaran seperti pada saat jam istirahat sehingga guru perlu memperhatikan apa
saja yang dilakukan oleh muridnya. Penilaian diberikan pada kurikulum 2013 tidak lagi

dengan rentang nila 1 sampai 10 melainkan hanya 1 sampai dengan 4 saja. Anak yang aktif
akan mendapat nilai 4, yang kurang aktif mendapat nilai 3 atau 2 sedangkan siswa yang pasif
hanya akan mendapat nilai 1.
Kendala yang dialami guru dalam penerapan kurikulum 2013 adalah dalam hal
penyusunan rapot. Di dalam penyusunan rapot penilaian yang di minta adalah penilaian per
mata pelajaran sementara saat proses pembelajaran seluruh mata pelajaran digabungkan
menjadi satu dan berbentuk tema-tema, sehingga sulit bagi guru untuk memberikan penilaian
karena harus memilah-milah terlebih dahulu. Akan tetapi hal tersebut hanya berlaku di awal
penerapan kurikulum 2013 dan tidak lagi berlaku untuk penilaian saat ini. Nilai rapot yang
sekarang tidak lagi

berbentuk angka-angka akan tetapi berbentuk deskripsi yang berisi

tentang kompetensi anak tehadap mata pelajaran tertentu. Karenanya, guru perlu mengetahui
karakter, kekurangan serta serta kelebihan-kelebihan yang dimiliki masing-masing siswa
untuk bisa menyusun rapot. Di dalam rapot tidak lagi dicantumkan rangking karena hal
tersebut akan sangat berpengaruh bagi mental anak karena anak yang tidak mendapat
rangking pastinya akan merasa minder. Hal tersebut sudah diberlakukan bahkan pada saat
masih menggunakan KTSP. Hanya saja guru biasanya akan mengumumkan anak-anak yang
memperoleh nilai yang bagus pada saat ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan
semester. Ibu Komala mengaku tidak ada siswa yang tidak naik kelas karena hal tersebut
telah ditetapkan oleh pemerintah. Karenanya Beliau berupaya untuk membantu siswanya
yang kurang dengan cara memberikan pengayaan dan remidi sampai siswa tersebut
memenuhi standar nilai yang telah ditetapkan.
Pada dasarnya kurikulum 2013 ditekankan menanamkan pendidikan karakter. Hal ini
dikarenakan telah terjadinya degradasi moral anak, dimana banyaknya perilaku anak yang
menyimpang seperti maraknya tawuran, kekerasan terhadap sesama teman, penyalahgunaan
narkoba, penyimpangan seksual, dan lain-lain. Pendidikan karakter ini mengajarkan siswa
tentang bagaimana bersikap dan berperilaku terhadap sesama serta pentingnya untuk
memiliki rasa hormat terhadap orang lain. Karena sekarang banyak anak kurang hormat pada
gurunya, contohnya saja ketika siswa bertemu dengan gurunya di jalan siswa terkadang siswa
sering berpura-pura tidak melihat dan tidak menyapa gurunya. Hal inilah yang sebenarnya
ingin dibenahi oleh pemerintah.
Ketika ditanyai mengenai isu yang tersebar bahwa kurikulum 2013 akan diganti dan
kembali menggunakan KTSP, Ibu Komala mengaku kurang mengetahui hal tersebut.
Mungkin pemerintah sedang mengevaluasi tentang penerapan kurikulum 2013. Ibu Komala

mengaku siap dengan kurikulum apapun yang dipilih oleh pemerintah. Menurut Ibu Komala
sebenarnya kurikulum terdahulu yakni KTSP sudah sangat bagus, tinggal di tambah dengan
Pendidikan Karakter maka akan menjadi sempurna. Namun hal itu kembali lagi tergantung
dari kebijakan pemerintah. Kurikulum 2013 memang bagus, akan tetapi karena sifatnya
masih baru sehingga banyak guru yang mengalami kesulitan walaupun telah dibekali dengan
pelatihan-pelatihan, workshop dan sosialisasi sebelum penerapannya. Ibu Komala mengaku
sudah kurang lebih 5 kali mengikuti pelatihan. Jika disuruh memilih Ibu Komala
menginginkan agar kurikulum kembali menggunakan KTSP karena proses pembelajaran
yang dilakukan lebih sistematis dan lebih memudahkan guru. Jika kurikulum 2013 tetap
digunakan Ibu Komala berharap bahwa RPP bisa dibuatkan oleh pemerintah sehingga guru
tidak terlalu menghabiskan banyak waktu untuk membuat RPP dan lebih terfokus pada
siswa .

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik berbasis kurikulum 2013 masih memiliki beberapa kekurangan
dalam penerapannya. Walaupun konsep pembelajaran tematik sudah cukup bagus karena
menarik siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran namun masih banyak
kendala-kendala yang dialami baik oleh siswa maupun oleh guru. Karenanya pemerintah
harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatu yang akan mampu memaksimalkan
penerapan kurikulum 2013. Pemerintah harus mampu memberikan pelatihan yang dapat
mengoptimalkan kerja guru sehingga tujuan penerapan kurikulum 2013 akan tercapai dan
mampu memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
3.2 Saran
Hasil observasi mungkin akan berbeda jika dilakukan dengan sekolah lain karenanya
apabila terdapat kekurangan dan pendapat yang kurang sesuai maka penulis mengharapkan
masukan dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
(http://suaidinmath.wordpress.com/2013/09/03/pembelajaran-tematik-terpadu-padakurikulum-2013/)
http://raxiao18.wordpress.com/2014/06/17/kurikulum-2013-pembelajaran-tematik-terpadu/

LAMPIRAN
Profil Narasumber
Nama : Komala Sukma
Tempat , Tanggal lahir : Selong, 24 September 1962
Alamat: BTN Taman Nirwana
Riwayat Pendidikan: SDN 6 Selong
SMP 1 Selong
SPGN Selong
IKIP Mataram
Riwayat Mengajar: SDN 11 Ampenan (1982-1995)
SDN 40 Mataram (1995-sekarang)