PERAN GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DIDIK Peran Guru Dalam Pembentukan Karakter Anak Didik Dalam Film The Miracle Worker.

PERAN GURU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DIDIK
DALAM FILM THE MIRACLE WORKER

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Oleh:
Nur Astri Fatmawati
NIM: G000100159
NIRM: 10/X/02.2.1/T/5076

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
Anak merupakan amanat yang dipikulkan kepada kedua orang tua, yang
mana kelak keduanya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat terhadap apa
yang mereka lakukan pada kewajiban ini. Akan tetapi, tidak semua tugas

mendidik dapat dilakukan oleh orang tua, karena mereka tidak memiliki banyak
waktu untuk memberikan pendidikan yang diperlukan oleh anak mereka. Dengan
demikian, sebagian tanggung jawab mendidik anak diserahkan kepada orang
dewasa lain, yakni guru. Sebagaimana ditayangkan dalam film The Miracle
Worker bahwa berkat kerja keras tokoh guru dalam film tersebut mampu
menanamkan pendidikan karakter pada anak didiknya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini, bagaimana peran guru dalam
pembentukan karakter anak didik dalam film The Miracle Worker. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran guru dalam pembentukan
karakter anak didik dalam film The Miracle Worker. Adapun manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan
pemikiran ilmu pengetahuan, sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan
kemampuan mendidik anak, serta dapat mengambil hikmah/pelajaran dari temuan
penelitian terhadap tayangan film The Miracle Worker.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Adapun
sumber data primer dalam penelitian ini adalah film The Miracle Worker,
sedangkan sumber data sekunder berupa data yang diperoleh dari artikel, jurnal,
karya tulis orang lain dan situs Wikipedia di internet. Metode pengumpulan data
yakni dengan menggunakan metode dokumentasi. Analisis data menggunakan
content analysis (analisis isi), dan dilanjutkan dengan menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif, yakni dengan melakukan reduksi data, penyajian data dan
penegasan kesimpulan.
Hasil kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa peran guru dalam
membentuk karakter anak didik dalam film The Miracle Worker, tidak terlepas
dari tugas guru sebagai korektor, pembimbing, supervisor, motivator, evaluator,
perencana pembelajaran dan pengatur lingkungan. Nilai utama/pilar utama juga
dibutuhkan dalam diri pendidik, sehingga mampu membentuk anak didik yang
berkarakter, di antaranya yang pertama, guru harus memiliki nilai amanah yang
meliputi: komitmen, kompeten, kerja keras dan konsisten. Nilai kedua yang harus
dimiliki guru, yakni nilai keteladanan, yang meliputi: kesederhanaan, kedekatan
dan pelayanan maksimal. Guru menghayati nilai-nilai karakter tersebut untuk
ditransferkan kepada anak didik. Adapun nilai yang tidak diajarkan adalah nilai
religius.
Kata Kunci: Peran Guru dan Pembentukan Karakter.

4

A. Pendahuluan

Berdasarkan pernyataan di atas,


Anak merupakan amanat yang

maka orang tua memiliki kewajiban

dipikulkan kepada kedua orang

untuk mendidik anak-anaknya agar

tua, yang mana keduanya akan

terjaga dari segala pengaruh yang

dimintai pertanggungjawaban di

menyimpang, sebagaimana QS. Al-

akhirat kelak tentang bagaimana

Taḥrim (66): 6:


perlakuan

mereka

terhadap

‫ﻢ‬ ‫ﺴ ﹸﻜ‬
 ‫ﻧ ﹸﻔ‬‫ﻮﺍ ﻗﹸﻮﺍ ﹶﺃ‬‫ﻣﻨ‬ ‫ﻦ ﺁ‬ ‫ﻳ‬‫ﺎ ﺍﹶﻟّﺬ‬‫ﻳّﻬ‬‫ﺎﺃ‬‫ﻳ‬

1

kewajiban ini. Muhammad Azmi

‫ﺱ‬
 ‫ﻨّﺎ‬‫ﺎ ﺍﻟ‬‫ﺩﻫ‬ ‫ﻭﻗﹸﻮ‬ ‫ﺍ‬‫ﺎﺭ‬‫ﻢ ﻧ‬ ‫ﻴ ﹸﻜ‬‫ﻫﻠ‬ ‫ﻭﹶﺃ‬

menjelaskan bahwa:

‫ﻼﻅﹲ‬‫ﺋ ﹶﻜﺔﹲ ﻏ‬‫ﻼ‬‫ﺎ ﻣ‬‫ﻴﻬ‬ ‫ﻋ ﹶﻠ‬ ‫ﺭ ﹸﺓ‬ ‫ﺎ‬‫ﺤﺠ‬

 ‫ﺍﹾﻟ‬‫ﻭ‬

Anak pada waktu dilahirkan
telah dibekali dengan beraneka
ragam
kemampuan
dan
pembawaan. Masa anak-anak
adalah masa terpenting dalam
pembinaan
akhlak,
masa
tersebut memiliki kelebihan
yang tidak dimiliki pada masa
sebelum dan sesudahnya. Pada
masa itulah seorang pendidik
memiliki peluang yang sangat
besar dalam membentuk anak
sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh orang tuanya.

Seorang pendidik yang baik
selalu
berupaya
untuk
menanamkan segala jenis
pembinaan
akhlak
pada
anaknya.2

‫ﻢ‬ ‫ﻫ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺎ ﹶﺃ‬‫ﻪ ﻣ‬ ّ‫ﻮ ﹶﻥ ﺍﻟ ﹶﻠ‬‫ﻌﺼ‬ ‫ﻳ‬ ‫ ﻻ‬‫ﺍﺩ‬‫ﺷﺪ‬
‫ﻭ ﹶﻥ‬‫ﻣﺮ‬ ‫ﺆ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬‫ﻌﻠﹸﻮ ﹶﻥ ﻣ‬ ‫ﻳ ﹾﻔ‬‫ﻭ‬
Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah
dirimu
dan
keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah

terhadap
apa
yang
diperintahkan-Nya
kepada
mereka dan selalu mengerjakan
apa
yang
diperintahkan.3

1

Adil Fathi Abdullah, Knowing Your Child: Strategi Mengenali Anak Selama Masa
Pertumbuhan (Solo: Samudra, 2007), hlm. 16.
2
Muhammad Azmi, Pembinaan Anak Usia Pra-Sekolah (Upaya Mengefektifkan Nilai-Nilai
Pendidikan Islam dalam Keluarga) (Yogyakarta: Belukar, 2006), hlm. 53-54.
3
Al Quran Digital Versi 2.1, dalam http://www.alquran-digital.com.
1


2

Pada

tidak

ini, kemudian datang seorang guru

mendidik

dapat

(Annie

dilaksanakan oleh orang

tua,

semua


karena

kenyataannya
tugas

mereka

tidak

cukup

mempunyai kekuatan, kemampuan,
waktu,

dan

memberikan

Sullivan)


yang

akhirnya

mampu menemukan sisi baik dari si
anak (Helen Keller).
Memperhatikan

ulasan

latar

sebagainya

untuk

belakang di atas, maka penulis

pendidikan


yang

tertarik untuk meneliti mengenai

diperlukan oleh anaknya. Oleh

permasalahan:

karena itu, mereka menyerahkan

guru dalam pembentukan karakter

sebagian

anak didik dalam film The Miracle

tanggung

jawabnya

“Bagaimana

kepada orang dewasa lain untuk

Worker?”

Adapun

membimbingnya, yakni guru.4

penelitian

ini

tujuan
adalah

peran

dalam
untuk

Dalam film yang berjudul The

mendeskripsikan peran guru dalam

Miracle Worker, bercerita tentang

pembentukan karakter anak didik

Helen yang sejak usia dua tahun

dalam film The Miracle Worker.

mengalami kebutaan, tuli serta tuna

Beberapa penelitian sejenis telah

wicara.5 Keterbatasan fisik membuat

dilakukan para peneliti terdahulu,

Helen

perilaku

diantaranya: Prabowo Hari Mutaqin,

pemberontak, sehingga keluarganya

dengan skripsinya yang berjudul

tidak dapat mengatasi perilakunya

“Peran Kepribadian Guru Pendidikan

4

memiliki

B. Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
hlm. 18.
5
Nourygagarin.
2012.
[Film]:
The
Miracle
Worker.
http://nourygagarin.wordpress.com/2012/11/20/film-the-miracle-worker/, diakses pada tanggal 14
Desember 2013.

3

Agama

Islam

Pembinaan

dalam

Moral

Siswa

Proses

merupakan

(Studi

terencana

usaha
oleh

sadar

Annie

dan

Sullivan

Pendekatan Fenomenologi di SMK

(pendidik) dalam mengembangkan

Tekno-Sa

segala potensi yang dimiliki Helen

Surakarta)”,

menyimpulkan

bahwa

peran

Keller (anak didik) serta tujuan

kepribadian guru Pendidikan Agama

pendidikan

Islam dalam membina moral siswa

membentuk karakter Helen Keller

adalah mengenal dan mengetahui

yang

latar belakang dan kebutuhan para

pemarah, menjadi gadis yang baik

siswa serta potensi yang dimilikinya,

dan

membina

dan

pendidikan karakter berbasis potensi

harmonis, saling menghormati dan

diri dalam film The Miracle Worker

mempercayai antara guru dan murid,

meliputi

serta sebagai bentuk keteladanan

kesopanan,

bagi siswa.6 Aris Suseno, dalam

bersahabat dan nilai kerja keras.

skripsinya yang berjudul “Konsep

Strategi/metode pendidikan karakter

Pendidikan

berbasis potensi diri yang digunakan

hubungan

baik

Karakter

Berbasis

karakter

semula

sopan.

tidak

ini

bisa

Adapun

nilai

adalah

diatur,

nilai-nilai

kedisiplinan,

tanggung

jawab,

Potensi Diri dalam Film The Miracle

adalah

Worker”,

mengajak, hadiah dan hukuman.

menyimpulkan

bahwa

pembiasaan,

nasehat,

pendidikan karakter berbasis potensi

Sedangkan

diri dalam film The Miracle Worker

digunakan antara lain adalah metode

6

metode

yang

tidak

Prabowo Hari Mutaqin, Peran Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam dalam Proses
Pembinaan Moral Siswa (Studi Pendekatan Fenomenologi di SMK Tekno-Sa Surakarta)
(Surakarta: UMS, 2013), hlm. 76. Unpublished.

4

keteladanan dan kisah.7 Ari Aji

“Nilai-Nilai

Astuti, dalam skripsi yang berjudul

dalam Novel Perempuan Berkalung

“Adab Interaksi Guru dan Murid

Sorban Karya Abidah El-Khalieqy”,

Menurut Imam Al Ghazali dalam

menyimpulkan

Buku

pendidikan

Ihya’

menyimpulkan

Ulumiddin”,

bahwa

adab

dan

Perempuan

Pendidikan

bahwa

akhlak

Akhlak

nilai-nilai

dalam

Berkalung

novel
Sorban,

tugas-tugas guru yang dipaparkan

meliputi: nilai pendidikan akhlak

sesuai dengan tujuan pendidikan

terhadap Allah, diri pribadi dan

nasional

pendidikan

keluarga, dimana nilai-nilai tersebut

Islam, serta sesuai dengan konsep

telah ditampilkan melalui tokoh-

pemikiran para ahli pendidikan masa

tokohnya.9

dan

tujuan

kini. Namun dari 10 tugas murid, ada

Berdasarkan kajian pustaka yang

dua rumusan yang tidak ditemukan

ada,

dalam teori para ahli pendidikan

menemukan judul penelitian tentang

masa kini, yaitu, “Seorang murid

film yang sama, yakni penelitian

harus

hubungan

yang dilakukan oleh Aris Suseno

dengan masalah dunia dan menjauh

yang berjudul “Konsep Pendidikan

air”.8

Karakter Berbasis Potensi Diri dalam

Lutfiyanti Fauzi dengan judul skripsi

Film The Miracle Worker”, namun,

dari

7

menyedikitkan

keluarga

dan

tanah

peneliti

memang

telah

Aris Suseno, Konsep Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri dalam Film The Miracle
Worker(Surakarta: UMS, 2012) telah dipublikasikan dalam Mahasri Shobahiya dan Aris Suseno
dalam Suhuf Vol. 25 No. 1, Mei 2013, hlm. 96.
8
Ari Aji Astuti, Adab Interaksi Guru dan Murid Menurut Imam Al Ghazali dalam Buku Ihya’
Ulumiddin (Surakarta: UMS, 2011), hlm. 123-124. Unpublished.
9
Lutfiyanti Fauzi, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban
Karya Abidah El-Khalieqy (Surakarta: UMS, 2010), hlm. 88. Unpublished.

5

pada penelitian tersebut belum

anak didik tidak terlepas dari tugas

tersaji

point

mengenai

peran

secara

detail

guru

guru

dalam

sebagai:10

membentuk karakter anak didik,
sehingga

point

menjadi
penelitian
penelitian

tersebut

konsentrasi
ini,

selain

lainnya

akan
dalam

dalam

pendidikan,

yakni

korektor,

guru

terlebih

dahulu

1. Korektor
Sebagai
hendaknya

dari

mampu mendiagnosis perilaku

yang

awal siswa. Dengan demikian,

membahas terkait dengan peran

mampu

kepribadian guru agama Islam,

pembelajaran

adab interaksi guru dan murid

mengajarkan kepada anak didik

serta

akhlak

untuk dapat membedakan mana

Perempuan

nilai yang baik dan mana nilai

nilai

dalam
Berkalung
demikian,

pendidikan
novel
Sorban.

melaksanakan

Dengan

yang buruk.

permasalahan

2. Pembimbing

proses
dengan

penelitian ini memenuhi unsur

Peran guru yang tidak kalah

kebaruan.

penting adalah kehadiran guru

Sebagai bahan kajian teoritik

untuk membimbing anak didik

mengenai permasalahan di atas,

menjadi manusia dewasa susila

dapat dikemukakan bahwa peran

yang cakap.

guru dalam pembentukan karakter

10

3. Supervisor

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000), hlm. 43-48.

6

Sebagai

supervisor,

hendaknya

dapat

guru

membantu,

memperbaiki, dan menilai secara
kritis terhadap proses pengajaran.
4. Motivator

perilaku yang dihasilkan dari
proses pengajaran.
Sejalan dengan peran guru di atas,
peran guru lainnya, meliputi:11
1. Guru

Sebagai

motivator,

guru

hendaknya dapat mendorong anak

Membuat

Rencana

Pembelajaran
Guru

membuat

persiapan

didik untuk bersemangat dalam

pembelajaran sebagai acuan yang

belajar. Motivasi dapat efektif bila

menyangkut materi pembelajaran

dilakukan dengan memperhatikan

maupun

kebutuhan anak didik serta adanya

psikologis yang kondusif bagi

penganekaragaman cara belajar.

berlangsungnya

5. Evaluator
Guru

psikis

dan

proses

pembelajaran.

dituntut

untuk

menjadi

seorang evaluator yang baik dan
jujur,

kondisi

dengan

2. Guru

Sebagai

Pengatur

Lingkungan Belajar

memberikan

Sebagai pengatur lingkungan

penilaian terhadap aspek intrinsik

belajar, seorang guru hendaknya

berupa aspek kepribadian anak

melakukan

didik, yakni aspek nilai (values).

mengatur

Selain

sedemikian rupa sehingga tercipta

itu,

juga

pada

aspek

ekstrinsik yakni produk berupa
11

pengawasan
lingkungan

situasi belajar

mengajar

dan
belajar

yang

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme
Guru Abad 21 (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 50-54.

7

menyenangkan
dilaksanakan
tujuan

dan
untuk

pendidikan

mudah
mencapai
yang

diharapkan.
Nilai-nilai utama yang menjadi
pilar pendidik dalam membentuk
karakter yang kuat adalah:
a. Amanah, meliputi:
1) Komitmen, didefinisikan
sebagai tekad yang mengikat
dan melekat pada seorang
pendidik untuk melakukan
tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pendidik.
2) Kompeten, didefinisikan
sebagai kemampuan pendidik
dalam
menyelenggarakan
pembelajaran (mengajar dan
mendidik) dan kemampuan
untuk memecahkan berbagai
masalah
dalam
rangka
mencapai tujuan pendidikan.
3) Kerja keras, didefinisikan
sebagai
kemampuan
mencurahkan
atau
mengerahkan seluruh usaha
dan kesungguhan, potensi yang
dimiliki hingga akhir masa
tujuan tercapai.
4) Konsisten, bahwa guru
memiliki
kemampuan
melakukan sesuatu dengan
istiqamah, ajeg, fokus, sabar
dan ulet serta melakukan
perbaikan yang terus menerus.
12

b. Keteladanan, meliputi:
1) Kesederhanaan, bahwa guru
memiliki kemampuan untuk
mengaktualisasikan
sesuatu
secara efektif dan efisien (tepat
guna), tidak mewah, bersahaja
serta tidak berlebihan.
2) Kedekatan, adalah guru
yang
mampu
untuk
berinteraksi secara dinamis
dalam
jalinan
emosional
harmonis antar guru dan
peserta didik dengan adanya
rasa perhatian pada siswa
dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan/pembelajaran.
3)
Pelayanan
maksimal,
merupakan kemampuan guru
untuk membantu atau melayani
atau memenuhi kebutuhan
peserta didik agar potensi dapat
diberdayakan secara optimal.12
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kepustakaan (library
research),

karena

data

yang

diteliti didominasi oleh data-data
non lapangan sekaligus meliputi
objek yang diteliti dan data yang
digunakan untuk membicarakan
objek

primer

M. Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa (Surakarta:
Yuma Pustaka, 2010), hlm. 25-29.

8

sekaligus sekunder.13

diorganisasikan ke dalam suatu

Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data
mengenai

hal-hal

atau

variabel

berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, agenda dan
lain sebagainya.14 Dokumen utama
adalah film The Miracle Worker.
Dalam menganalisis data, penulis
menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif,

diawali

pengumpulan
pengumpulan

dengan

data.
data

yang

Hasil
telah

terkumpul dilakukan reduksi (data
reduction) yang disebut juga dengan
istilah
Seperangkat

13

pengelolaan
hasil

reduksi

data.
data

bentuk

tertentu

(display

data)

sehingga berbentuk sketsa, sinopsis,
matriks, atau bentuk-bentuk lain;
kemudian
kesimpulan

dilakukan
(conclusion

penegasan
drawing

dan verification).16
C.Hasil

Penelitian

dan

Pembahasan
Peran guru dalam membentuk
karakter anak didik dalam film
The Miracle Worker, antara lain
sebagai:
1. Korektor
Annie Sullivan sebagai guru
bagi Helen menjadi korektor
bagi Helen. Terlihat bagaimana
Annie mendiagnosis terlebih

Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu-Ilmu Sosial
Humaniora pada Umumnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 197.
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hlm. 231.
15
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu
Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 163.
16
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm. 70.

9

dahulu

keadaan

Helen.

Dalam

potongan percakapan antara Annie
dan Dr. Anagnos:

tangan untuk melarang perilaku
buruk Helen.
“Jangan,
Helen!”
Perintah
Annie.
Annie sebagai guru melarang

“Ceritakan mengenai anak itu.
Dia pintar atau bodoh? Apa dia
bisa diajar?” Tanya Annie
mencoba memastikan keadaan
Helen.
“Anak itu penuh kemarahan.”
Jawab Dr. Anagnos.

Helen

Hal ini sesuai dengan peran guru

korektor menurut Syaiful Bahri

sebagai

anak

didiknya

untuk melakukan perbuatan buruk
tersebut. Hal ini menunjukkan
kesesuaian peran guru sebagai

menurut Syaiful Bahri Djamarah,

Djamarah,

yakni

mengajarkan anak didik dalam

terlebih

guru

sebagai

dahulu

korektor

mendiagnosis

perilaku awal anak didik.

keadaan

anak

didiknya,

membedakan
termasuk

Selanjutnya, ketika mengetahui
Annie

yakni

mampu

mana

perbuatan

yang

baik

dan

buruk.
2. Pembimbing

sebagai guru mengajarkan Helen

Annie sebagai guru bagi Helen,

untuk bisa membedakan perilaku

dengan kesabaran dan kerja keras

yang baik dan buruk. Terdapat pada

pantang

gambaran potongan film:

membimbing

Dengan sifat Helen yang penuh
kemarahan, ia pun mulai
memberontak dan melempar
guci hingga pecah. Annie pun
tidak tinggal diam mencoba
untuk
menenangkan
Helen
dengan memberikan peringatan
dan intruksi melalui aksara

menyerah
Helen.

senantiasa
Hal

ini

terlihat ketika Annie membimbing
Helen

melalui

pengajaran

pertamanya dalam mengeja kata
doll. Demikian juga, ketika di
ruang makan, Annie membimbing

10

Helen

untuk

bisa

makan

menggunakan sendok dan serbet.
Hal

ini

sesuai

dengan

4. Motivator
Annie sebagai guru dalam

teori

memotivasi adalah melalui orang

menurut Syaiful Bahri Djamarah,

tua Helen agar orang tuanya

bahwa guru sebagai pembimbing,

mengijinkan Annie mengajarkan

memberikan

Helen demi kemajuan Helen.

bimbingan

untuk

dapat merubah karakter anak.

Berdasarkan

3. Supervisor

pada

gambaran

potongan film:

Peran guru yang lain menurut

dengan cara mendisiplinkannya,

“Suatu hari nanti ia mengerti
setelah
mendengar
cukup
banyak kata. Aku ingin Helen
dengar kata-kata.”
“Perlu waktu berapa lama?”
Telisik ibu Helen.
“Sekitar jutaan kata, mungkin.
Lihat itu? Aku mengeja
pulpen, ia mengeja kue. Dia
ingin tahu apa aku bisa
memberitahu
perbedaannya.
Tidak ada yang salah di dalam
kepalanya, bu Keller. Helen
cerdas dan marah. Aku bisa
manfaatkan itu.”

serta menilai bahwa pengajaran

Hal ini sebagaimana peran

Annie kepada Helen selama ini

guru sebagai motivator menurut

belum cukup membuat Helen

Syaiful Bahri Djamarah

mengerti

guru

Syaiful Bahri Djamarah adalah
sebagai

supervisor,

yakni

membantu dan memperbaiki serta
menilai

terhadap

proses

pembelajaran. Begitu juga, Annie
memperbaiki

perilaku

terhadap

dimaksud oleh Annie.

apa

Helen

yang

senantiasa

bahwa

mendorong

semangat belajar anak didiknya
dengan memperhatikan kebutuhan
anak didik.

11

5. Evaluator

apa yang diajarkannya kepada

Di sebuah ruangan lain, kamar
Annie, dia mencoba membuat
beberapa
peraturan
guna
mengatur Helen agar disiplin.
“Di rumah ini tidak ada yang
berusaha mengatur gadis itu.
Bagaimana
aku
bisa
membuatnya disiplin tanpa
mematahkan semangatnya?

Helen selama ini belumlah cukup

Hal tersebut dilakukan Annie

Peran guru sebagai evaluator
ditunjukkan

ketika

Annie

memberikan penilaian terhadap

untuk

merubah

tingkah

laku

Sullivan untuk mencoba mencari

Helen sepenuhnya. Terlihat pada

cara dan mengatur sedemikian

gambaran potongan film:

rupa rencana-rencananya untuk

“Inilah yang ku takutkan.
Biarkan kujaga apa yang telah
dipelajarinya, dia pasti akan
terus belajar. Lepaskan semua
dariku, maka semua akan
hancur berantakan.”

bisa membuat Helen disiplin.
Sesuai

dengan

teori

Rusman

bahwa seorang guru hendaknya
membuat

perencanaan

Sebagaimana menurut Syaiful
pembelajaran yang kondusif bagi
Bahri Djamarah bahwa peran guru
berlangsungnya
sebagai

evaluator

proses

adalah
pembelajaran.

memberikan penilaian terhadap
7. Pengatur Lingkungan Belajar
karakter

anak

didik

yang
Untuk

dihasilkan

dari

menambah

situasi

proses
belajar yang efektif dan kondusif,

pembelajaran.
Annie sebagai guru mencoba
6. Perencana Pembelajaran
mengatur tempat belajar Helen,
Sebagaimana dalam gambaran
yakni

Annie

memilih

rumah

potongan film:
kebun untuk mendidik Helen.

12

Terlihat pada gambaran potongan

yang pertama adalah amanah yang

film:

meliputi: komitmen, didefinisikan

Annie pun meminta izin
keluarga Keller agar Helen
tinggal
hanya
berdua
dengannya selama di rumah
kebun.

sebagai tekad yang melekat kuat

Hal tersebut sesuai dengan

ditunjukkan dengan tekad Annie

peran guru menurut
bahwa

seorang

Rusman,

guru

pada

diri

pendidik

untuk

bertanggung jawab. Hal serupa

untuk

senantiasa

bertanggung

perlu

jawab membimbing Helen hingga

mengatur

lingkungan

belajar

akhir sampai Helen mengerti dan

mengajar

dan

mudah

menjadi

dilaksanakan,

sehingga

tujuan

kompeten, didefinisikan sebagai

pendidikan tercapai.

anak

yang

kemampuan

sopan;

untuk

Selain dari paparan peran guru

menyelenggarakan pembelajaran

menurut Syaiful Bahri Djamarah

dan mampu memecahkan masalah

dan

telah

dalam

guru

pendidikan. Hal serupa terlihat

Rusman

ditampilkan

oleh

yang
tokoh

mencapai

tujuan

dalam film The Miracle Worker di

saat

atas,

Furqon

mengkondisikan sifat dan perilaku

Hidayatullah diperlukan pula nilai

Helen yang penuh amarah agar

utama bagi pendidik sebagai pilar

pembelajaran

pendidik untuk mentransferkan

dengan

ilmunya ke anak didik dalam

memecahkan

rangka membentuk karakter. Nilai

dihadapi ketika Helen takut untuk

menurut

M.

Annie

baik,

mampu

dapat
serta
masalah

untuk

berjalan
mampu
yang

13

diajari kembali oleh Annie; kerja

tersebut. Adapun nilai utama yang

keras yang berarti mengerahkan

kedua

seluruh usaha dan kesungguhan

meliputi: kesederhanaan, berarti

hingga tujuan tercapai. Hal ini

kemampuan melakukan sesuatu

ditampilkan

dengan efisien dan efektif tanpa

Sullivan

pula

oleh

Annie

sebagai pendidik,

ia

yakni

keteladanan,

berlebih-lebihan.

Hal

itu

berusaha mengajari Helen untuk

ditampilkan oleh Annie ketika

disiplin saat

makan di meja

meminta kepada orang tua Helen

makan serta jerih payah Annie

untuk bisa tinggal berdua saja

untuk mengajarkan ribuan kata

dengan

kepada Helen di rumah kebun

memanfaatkan rumah kebun di

dalam

belakang rumah yang sudah tidak

waktu

konsisten,

yang

berarti

singkat;
melakukan

dipakai

Helen

lagi.

dengan

Dengan

begitu,

sesuatu dengan istiqamah dan ajeg

Annie

serta

melakukan

Helen secara efektif dan efisien

perbaikan secara kontinyu. Hal itu

tanpa ada pengaruh dari pihak

ditampilkan oleh tokoh Annie,

lain. Inilah cara sederhana yang

yakni ia secara terus menerus

dilakukan oleh Annie sebagai

mengajarkan dan melatih Helen

guru; kedekatan, yang berarti

mengartikan

di

mampu menjalin hubungan yang

menggunakan

harmonis untuk mencapai tujuan

aksara tangan dan terus hingga

pembelajaran. Hal ini dilakukan

Helen mengerti makna dari benda

Annie

sekitar

senantiasa

benda-benda

dengan

bisa

leluasa

kepada

mengajari

Helen

ketika

14

pembelajaran

berlangsung

di

yang belum ditampilkan dalam

rumah kebun dan ketika Helen

film

berhasil mengerti akan makna

salah

benda,

religius.

maka Helen mencium

Annie

dan

menggandeng

tangannya; pelayanan maksimal,

The

Miracle

satunya

Worker,

yakni

nilai

D. Kesimpulan dan Saran
Setelah

penulis

berarti guru mampu melayani

mendeskripsikan mengenai peran

kebutuhan

untuk

guru dalam membentuk karakter

memberdayakan potensi secara

anak didik yang terdapat dalam

optimal. Hal itu ditampilkan oleh

film The Miracle Worker, maka

Annie ketika Annie mengajarkan

dapat ditarik kesimpulan bahwa

Helen

serbet,

peran guru dalam membentuk

mengeja kata-kata benda hingga

karakter anak didik dalam film

akhirnya Helen mengerti makna

The Miracle Worker adalah tidak

dari kata-kata benda yang selama

terlepas dari tugas guru sebagai

ini diajarkan oleh Annie.

korektor,

anak

makan

Selain

didik

dengan

dari

karakter

nilai-nilai

tersebut,

banyak

supervisor, motivator, evaluator,
perencana

pembelajaran

dan

karakter

pengatur lingkungan. Dibutuhkan

yang ada. Akan tetapi, karena

pula nilai utama/pilar utama yang

adanya

menjadikan pendidik itu mampu

film

nilai-nilai

masih

pembimbing,

keterbatasan

yang

adapula

ditampilkan,

nilai

karakter

adegan
maka
lain

membentuk

anak

didik

yang

berkarakter, di antaranya yang

15

pertama, guru harus memiliki

menonton,

nilai

mengambil

amanah

yang

meliputi:

tetapi
hikmah

dapat
dari

film

komitmen, kompeten, kerja keras

tersebut.

dan konsisten. Nilai kedua yang

selanjutnya, diharapkan agar hasil

harus dimiliki guru, yakni nilai

penelitian ini dapat

keteladanan,

referensi dan informasi terkait

kesederhanaan,

yang

meliputi:

kedekatan

dan

pelayanan maksimal. Serta nilai
yang tidak ditampilkan adalah
nilah religius.
Berdasarkan simpulan di atas,
maka

disarankan

bagi

calon

pendidik, agar dapat mempelajari
kembali perannya dan diharapkan
memiliki

nilai utama

sebagai

pendidik agar kelak ia mampu dan
berhasil mendidik anak didiknya.
Bagi penikmat film, disarankan
agar dapat memilih dan memilah
jenis film yang dapat bermanfaat
bagi diri dan lingkungannya serta
diharapkan tidak hanya sekedar

Bagi

penelitian yang sejenis.

peneliti

dijadikan

16

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Adil Fathi. 2007. Knowing Your Child: Strategi Mengenali Anak
Selama Masa Pertumbuhan. Solo: Samudera.
Al Quran Digital Versi 2.1, dalam http://www.alquran-digital.com.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Ari Aji. 2011. Adab Interaksi Guru dan Murid Menurut Imam Al Ghazali
dalam Buku Ihya’ Ulumiddin. Surakarta: UMS.Skripsi. Unpublished.
Azmi, Muhammad. 2006. Pembinaan Anak Usia Pra-Sekolah (Upaya
Mengefektifkan Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Keluarga).
Yogyakarta: Belukar.
Bungin, Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
_____________. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fauzi, Lutfiyanti. 2010. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Perempuan
Berkalung Sorban Karya Abidah El-Khalieqy. Surakarta: UMS. Skripsi.
Unpublished.
Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Mutaqin, Prabowo Hari. 2013. Peran Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Proses Pembinaan Moral Siswa (Studi Pendekatan Fenomenologi
di SMK Tekno-Sa Surakarta). Surakarta: UMS. Skripsi. Unpublished.
Nourygagarin.
2012.
[Film]:
The
Miracle
Worker,
dalam
http://nourygagarin.wordpress.com/2012/11/20/film-the-miracle-worker/,
diakses tanggal 14 Desember 2013.
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan IlmuIlmu Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

16

17

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Suryosubroto, B. 2010. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suseno, Aris. 2012. Konsep Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri dalam
Film The Miracle Worker. Surakarta: UMS. Skripsi. Telah dipublikasikan
dalam Mahasri Shobahiya dan Aris Suseno dalam Suhuf Vol. 25 No. 1,
Mei 2013.