UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 6538 DAN Escherichia coli ATCC 11229 SECARA IN VITRO.

UJI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH
(Allium sativum L.) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 6538 DAN
Escherichia coli ATCC 11229 SECARA IN VITRO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh :

PRIMA RANDISA SATIVA
J 500 050 015

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009

1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan
yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang
dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia. Infeksi
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, riketsia, jamur,
dan protozoa (Gibson, 1996).
Sebuah penelitian dikerjakan di Divisi Penyakit Infeksi bagian Patologi
Klinik RSU Dr. Soetomo Surabaya dan dilakukan selama 6 bulan mulai Oktober
2003 sampai dengan April 2004, terhadap wanita hamil dengan bakteriuria
asimtomatis. Dari 37 sampel ditemukan sebagian besar adalah bakteri batang
Gram negatif, yaitu sebanyak 26 isolat (70,27%) dan sisanya adalah bakteri
coccus Gram positif sebanyak 11 isolat (29,72%). Escherichia coli adalah bakteri
yang terbanyak ditemukan, yaitu 14 isolat (37,83%) sedangkan Gram positif,
Staphylococcus aureus adalah bakteri yang terbanyak ditemukan yaitu 4 isolat
(10,81%) (Kalalo dkk., 2006).
Pengobatan penyakit dengan obat-obatan dari zat kimia tidak selalu
efektif, misalnya pengobatan infeksi menggunakan antibiotik. Beberapa antibiotik

tidak lagi efektif untuk terapi infeksi karena telah terjadi resistensi kuman, selain
itu juga dapat menimbulkan efek samping. Oleh karena itu, perlu terobosan baru
di bidang kesehatan.
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam melimpah. Salah
satunya adalah kekayaan flora dan fauna. Kekayaan tersebut memberikan manfaat
yang besar bagi kesejahteraan rakyat Indonesia, termasuk manfaat dibidang
kesehatan, terutama tanaman berkhasiat obat yang dapat digunakan dalam
pengobatan tradisional. Produk-produk yang berasal dari tumbuhan telah banyak
digunakan sebagai obat. Salah satu contoh adalah bawang putih, selain digunakan
sebagai makanan dan penyedap rasa, juga telah dipercaya sebagai obat untuk
pengobatan berbagai penyakit.

2

Didalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 61 dijelaskan bahwa: “Dan
(ingatlah) ketika kamu berkata, Hai Musa, kami tidak sabar dengan satu macam
makanan saja, sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Rabbmu, agar Dia
mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur mayurnya,
ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya.”
Dalam pengobatan, bawang putih digunakan sebagai expectorant,

antispasmodik, antiseptik, bakteriostatik, antiviral, antihelmintik, antihipertensi
dan sebagai promoter hipertensi. Secara tradisional, bawang putih biasa
digunakan untuk mengobati bronkhitis kronis, batuk whooping, respiratory
catarrh, asma bronkhitis, dan influenza. Secara modern, penggunaan bawang putih
dan preparat bawang putih, dimanfaatkan dalam antihipertensi, antiatherogenik,
antitrombotik, antimikroba, fibrinolisis, dan pencegah kanker (Barnes, 2002).
Penyelidikan tentang kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan
bawang putih dimulai sejak abad ke-19. Penelitian pertama yang dilaksanakan
pada tahun 1803 telah membuahkan hasil, meskipun belum sesuai yang
diharapkan. Tanaman bawang putih yang dipanaskan, disaring, diberi asam, dan
dicampur dengan alkalis maka akan menghasilkan intisari minyak bawang putih
yang kini banyak digunakan dalam pengobatan. Setelah melakukan penelitian
secara serius, diketahui bahwa bawang putih mengandung sulfur. Sehingga para
peneliti memberikan kesimpulan sementara bahwa bawang putih sangat perlu
dilakukan penyelidikan lebih lanjut pada laboratorium (Fulder, 2002).
Sehubungan dengan adanya indikasi bawang putih mempunyai daya
antibakteri, maka perlu dilakukan penelitian tentang daya antibakteri ekstrak
bawang putih. Pada pengujian ini akan dilakukan pengujian daya antibakterinya
terhadap kuman Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara invitro.
Dalam penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol

bawang putih (Allium sativum L.) terhadap S. aureus yang mewakili bakteri Gram
positif dan E. coli yang mewakili bakteri Gram negatif. Hasil penelitian yang
diperoleh diharapkan akan menjadi acuan penggunaan bawang putih sebagai
alternatif obat antibakteri.

3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang penelitian diatas, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan:
1) Apakah ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum L.) mempunyai
aktivitas terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli
ATCC 11229 secara in vitro?
2) Bagaimana kekuatan antibakteri ekstrak etanol bawang putih (Allium
sativum L.) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia
coli ATCC 11229 secara in vitro?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak etanol
bawang putih (Allium sativum L.) Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan

Escherichia coli ATCC 11229 secara in vitro.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi tinjauan mengenai daya
antibakteri ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum L.) terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229 secara in
vitro dan memacu penelitian lebih lanjut agar dapat dibuat dalam bentuk sediaan
farmasi.

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana l) terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC 11229 dan Staphylococcus Aureus ATCC 6538 Secara In Vitro

0 6 6

PENDAHULUAN Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.) Terhadap Staphylococcus Aureus ATCC 6538 DAN Escherichia coli ATCC 11229 Secara In Vitro.

1 4 4

DAFTAR PUSTAKA Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.) Terhadap Staphylococcus Aureus ATCC 6538 DAN Escherichia coli ATCC 11229 Secara In Vitro.

0 2 6

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN ADAS Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Adas (Foeniculum vulgare Mill.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 Dan Escherichia coli ATCC 11229 Secara In Vitro.

0 1 14

PENDAHULUAN Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Adas (Foeniculum vulgare Mill.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 Dan Escherichia coli ATCC 11229 Secara In Vitro.

0 2 4

DAFTAR PUSTAKA Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Adas (Foeniculum vulgare Mill.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 Dan Escherichia coli ATCC 11229 Secara In Vitro.

0 1 4

DAYA ANTI BAKTERI EKSTRAK LEM LEBAH (Propolis) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229 SECARA IN VITRO.

0 0 4

SKRIPSI Daya Antibakteri Infusa Kulit Buah Delima Putih (Punica granatum L.) terhadap Pertumbuhan Escherichia coli ATCC 11229 dan Staphylococcus aureus ATCC 6538 secara In Vitro.

0 0 15

PENDAHULUAN Daya Antibakteri Infusa Kulit Buah Delima Putih (Punica granatum L.) terhadap Pertumbuhan Escherichia coli ATCC 11229 dan Staphylococcus aureus ATCC 6538 secara In Vitro.

0 0 5

DAFTAR PUSTAKA Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229 secara in vitro.

0 1 4