Pengaruh Asam Oleat Terhadap Laju Difusi Gel Piroksikam Basis Aqupec 505 Hv In Vitro.

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS
AQUPEC 505 HV IN VITRO

Boesro Soebagio, Dolih Gozali, Nadiyah
Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh asam oleat terhadap laju difusi sediaan gel
piroksikam basis aqupec 505 HV secara in vitro. Gel piroksikam dibuat dengan basis aqupec 505
HV menggunakan asam oleat dengan variasi konsentrasi untuk formula pembanding (F0) 0% ;
formula I (F1) 1%; formula II (F2) 3 %; dan formula III (F3) 5%. Pengujian secara organoleptis,
pengukuran pH, viskositas dan homogenitas kandungan piroksikam dalam sediaan memenuhi
persyaratan sebagai suatu sediaan farmasi. Peningkatan laju difusi yang optimal ditunjukkan oleh
formula F2, yaitu pada penambahan asam oleat 3 %.
ABSTRACT
The effect of oleic acid in diffusion of piroxicam gel in aqupec 505 HV base had been
carried out. Piroxicam gels was made by aqupec 505 Hv gelling agent using oleic acid of 0, 1, 3,
5% in the formula F0, F1, F2, and F3 respectively. The results of stability test including
organoleptic, pH, measuring of viscosity and piroxicam homogeneity showed that piroxicam gel
fulfilled the requirements of a pharmaceutical dosage form. The optimum increased of diffusion

rate was shown in formula F2, i.e with addition of 3% oleic acid.

PENDAHULUAN
Piroksikam merupakan salah satu
OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
dengan struktur oksikam. Pada penggunaan
oral piroksikam dapat memberikan efek
samping seperti gangguan gastrointestinal,
sakit kepala, dan pusing (Almatsier, 2003).
Untuk mengatasi efek samping tersebut
piroksikam
dapat
digunakan
secara
transdermal. Pemberian secara transdermal
menghasilkan pelepasan obat ke tubuh
melalui kulit (Shargel, 1988). Salah satu
bentuk sediaan yang diberikan melalui kulit
adalah gel. Sebagai pembentuk gel dapat
digunakan tragakan, pati, turunan selulosa,

atau carbomer (Carter, 1975).
Aqupec 505 HV adalah salah satu
jenis carbomer. Sedangkan carbomer sendiri
merupakan sintesa dengan bobot molekul
tinggi dari asam akrilat mata rantai silang
dengan alil sukrosa atau alil eter
pentaeritritol. Aqupec dapat digunakan
sebagai zat pengemulsi dan pensuspensi,
namun aqupec lebih diutamakan sebagai zat
pensuspensi atau zat peningkat viskositas
dalam sediaan farmasi cair atau semisolid.
Sediaannya antara lain krim, gel, ointment,
dan mungkin juga digunakan untuk sediaan

rektal dan topikal. Pada penggunaannya
aqupec dapat dinetralkan dengan asam
amino, boraks, KOH, NaHCO3, NaOH,
trietanolamin, lauril dan stearil amin (Wade
and Weller, 1994).
Asam oleat dapat digunakan sebagai

pengemulsi dalam makanan dan sediaan
topikal, serta peningkat penetrasi dalam
sediaan transdermal (Wade and Weller,
1994). Berdasarkan latar belakang diatas,
masalah yang dapat diidentifikasi adalah
bagaimanakah formulasi gel piroksikam
yang baik dalam basis aqupec 505 HV dan
bagaimanakah pengaruh asam oleat terhadap
laju difusi gel piroksikam tersebut.

ALAT,
BAHAN
DAN
METODE
PENELITIAN
Bahan dan Alat
Alat-alat yang yang lazim digunakan dalam
laboratorium farmasi, viskotester Rion, alat
laju difusi dan spektrofotometer UV.
Bahan-bahan: Piroksikam, aqupec 505 HV,

metil paraben, aquadest, propilen glikol,
etanol, trietanolamin, dan dapar fosfat pH
7,4.

jumlah gel seluruhnya, kemudian jumlahnya
dinaikkan sebesar 2% untuk tiap formula
berikutnya. Propilen glikol yang digunakan
sebagai humektan ditambahkan dengan
kadar 15%. Etanol ditambahkan guna
melarutkan asam oleat dengan kadar 20%.
Sebagai formula pembanding dibuat juga
suatu formula yang komposisinya mengikuti
F1 tetapi tanpa asam oleat.

Metode Penelitian
Penyiapan Bahan dan Penyusunan
Formula: Gel piroksikam dibuat dengan
kadar 0,5 % tiap formula. Pemeriksaan
bahan baku piroksikam, aqupec 505 HV,
dan asam oleat. Dibuat sebanyak 3 formula

dengan variasi konsentrasi asam oleat.
Konsentrasi asam oleat dimulai dengan
formula 1 (F1) yaitu sebanyak 1% dari
Tabel 1 Formula Gel Piroksikam
Bahan
F0
Piroksikam
0,5
Aqupec 505 HV
1
Trietanolamin
3
Propilen glikol
15
20
Etanol
0,1
Metil paraben
Asam oleat
0

Air suling
ad 100

F1
0,5
1
3
15
20
0,1
1
ad 100

F2
0,5
1
3
15
20
0,1

3
ad 100

F3
0,5
1
3
15
20
0,1
5
ad 100

pengukuran homogenitas piroksikam dalam
sediaan.
Difusi Gel:
Uji difusi dilakukan menggunakan membran
Whatman yang telah dibacem dengan cairan
Spangler sebelumnya, dan alat laju difusi
Franz dalam medium dapar fosfat pH 7,4

pada suhu 37 + 10C. Cuplikan diambil
sebanyak
10
ml
pada
waktu
5,10,20,30,40,50,60,80,100, dan 120 menit.
Cuplikan yang diambil sebanyak 10 ml
digantikan dengan penambahan dapar fosfat
pH 7,4 sebanyak 10 ml.
Uji Keamanan Uji Keamanan sediaan
dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada
punggung tangan 10 orang sukarelawan.

Pembuatan Gel:
Aqupec didispersikan dalam air selama + 24
jam hingga mengembang. Kemudian diaduk
sempurna untuk menghindari terbentuknya
gumpalan dari aqupec tersebut. Setelah itu
ditambahkan trietanolamin tetes demi tetes

sambil diaduk pelan. Piroksikam dilarutkan
dalam campuran trietanolamin dan air.
Larutan tersebut dimasukkan ke dalam basis
gel dan diaduk hingga homogen. Metil
paraben dilarutkan dalam air panas,
kemudian ditambahkan pada basis gel.
Setelah itu ditambahkan campuran etanol
dan sebagian air ke dalam basis gel.
Formula dengan penambahan asam
oleat, dikerjakan dengan cara yang sama
seperti di atas, namun asam oleat dilarutkan
dalam campuran etanol dan sebagian air,
kemudian diaduk hingga homogen.
Evaluasi Sediaan Gel Piroksikam:
pengukuran pH, viskositas, pengamatan
organoleptis (bentuk, warna, dan bau), dan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi
kestabilan

pH
diperlukan untuk mengetahui kestabilan gel
piroksikam selama penyimpanan. Hasil
pengukuran pH dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:

2

Tabel 2. Hasil Pengukuran pH Sediaan
Formula

Hari
1
3
5
7
14
21
28
35

42
49
56

F0
7,48
7,51
7,51
7,77
7,86
7,89
8,01
8,21
8,34
8,42
8,46

F1
7,41
7,46
7,47
7,61
7,72
7,83
7,89
8,14
8,23
8,22
8,32

Dari tabel 2. dapat dilihat bahwa
semua gel piroksikam memiliki pH sediaan
yang netral yaitu sekitar 7 dan 8. Dari
analisis statistika diketahui bahwa Ho
ditolak karena F hitung > F tabel. Hal ini
menunjukkan adanya perubahan pH selama
Tabel 3. Hasil Pengamatan Organoleptis
Pengamatan
Sediaan
Organoleptik
1
3
Bentuk
Gk Gk
F0
Warna
Kt
Kt
Bau
Tb
Tb
Bentuk
Gk Gk
F1
Warna
Kt
Kt
Bau
Tb
Tb
Bentuk
Gk Gk
F2
Warna
K
K
Bau
Kh Kh
Bentuk
Gk Gk
F3
Warna
K
K
Bau
Kh Kh

F2
7,37
7,45
7,47
7,50
7,63
7,75
7,80
7,96
8,07
8,16
8,16

F3
7,29
7,37
7,40
7,44
7,56
7,60
7,71
7,92
8,05
8,07
8,08

waktu penyimpanan terhadap perbedaan
formula. Analisis lebih lanjut melalui uji
Newman-Keuls
menunjukkan
bahwa
terdapat perbedaan yang nyata pada
perubahan pH pada formula uji dengan
variasi konsentrasi asam oleat.

Pengamatan bentuk, warna, dan bau hari ke5
7
14
21
28
35
42
Gk Gk Gk Gk Gk Gk Gk
Kt
Kt
Kt
Kt
Kt
Kt
Kt
Tb
Tb
Tb
Tb
Tb
Tb
Tb
Gk Gk Gk Gk Gk Gk Gk
Kt
Kt
Kt
Kt
Kt
Kt
Kt
Tb
Tb
Tb
Tb
Tb
Tb
Tb
Gk Gk Gk Gk Gk Gk Gk
K
K
K
K
K
K
K
Kh Kh Kh Kh Kh Kh Kh
Gk Gk Gk Gk Gk Gk Gk
K
K
K
K
K
K
K
Kh Kh Kh Kh Kh Kh Kh

Keterangan:
Gk = Gel kental
Kt = Kuning transparan
Tb = Tidak berbau
K = Kuning
Kh = bau khas
Dari data hasil pengamatan
organoleptis dapat disimpulkan bahwa
sediaan gel piroksikam dengan basis aqupec

49
Gk
Kt
Tb
Gk
Kt
Tb
Gk
K
Kh
Gk
K
Kh

56
Gk
Kt
Tb
Gk
Kt
Tb
Gk
K
Kh
Gk
K
Kh

505 HV cukup stabil selama penyimpanan
dan tidak terjadi perubahan baik dalam
bentuk, warna, ataupun bau. Dengan
demikian semua formula gel piroksikam
basis aqupec 505 HV telah memenuhi syarat
sebagai suatu sediaan farmasi.

3

Tabel 4. Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan
Hari
1
3
5
7
14
21
28
35
42
49

Viskositas (Poise)
F1
F2
150
110
150
104
102
145
143
94
87
138
89
125
80
110
75
110
75
109
75
109

F0
250
250
240
240
230
220
200
200
200
195

Harga viskositas menunjukkan
kekentalan suatu sediaan. Semakin tinggi
viskositasnya berarti sediaan tersebut
semakin kental. Pada penambahan asam
oleat dengan konsentrasi tertinggi viskositas
yang dihasilkan naik kembali, hal ini
mungkin disebabkan oleh konsentrasi lemak

F3
160
155
155
142
145
139
131
124
120
120

yang terlalu tinggi sehingga gel yang
terbentuk menjadi lebih pekat dan kental.
Dari data pada tabel 4. dapat dibuat
dalam bentuk grafik hubungan antara
viskositas gel terhadap lama penyimpanan
sebagaiberikut:

Grafik 1. Viskositas Gel Terhadap Lama Penyimpanan

Viskositas (Poise)

300
250
200
150
100
50
0
1

3

5

7

14

21

28

35

42

49

Lama penyimpanan (hari)
F0

F1

Tabel 5. Hasil Pengujian Keseragaman Kandungan Piroksikam
Kandungan piroksikam (%)
Formula
1
2
3
F0
0,48
0,49
0,49
F1
0,49
0,46
0,495
F2
0,51
0,53
0,50
F3
0,49
0,53
0,51
Dari data pada tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa piroksikam yang
terdapat dalam gel cukup homogen dan
dapat
digunakan
untuk
pengujian

F2

F3

Rata-rata
0,487 + 0,006
0,482 + 0,019
0,513 + 0,015
0,51 + 0,02

selanjutnya yaitu uji difusi piroksikam dari
sediaan gel secara in vitro melalui membran
Whatman no.1 (membran selulosa nitrat).

4

Tabel 6. Hasil Uji Keamanan Sediaan Gel
Sukarelawan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J

Iritasi primer
F0
-

F3
-

Uji keamanan dilakukan dengan
mengoleskan formula gel yang mengandung
konsentrasi asam oleat tertinggi untuk
melihat reaksinya terhadap kulit, untuk itu
perlu diberikan pembanding yaitu formula
gel blangko (formula gel yang tidak
mengandung asam oleat). Formula gel yang
mengandung konsentrasi asam oleat
tertinggi dan formula gel blangko tidak
menimbulkan iritasi pada kulit sehingga
sediaan gel piroksikam dengan konsentrasi
asam oleat 1%, 3%, dan 5% aman untuk
digunakan.

Iritasi sekunder
F0
F3
-

dapar fosfat pH 7,4 adalah 353 nm.
Spektrum absorbansi sinar ultraviolet
piroksikam dalam dapar fosfat pH 7,4 dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:

Difusi Gel
Hasil
penentuan
panjang
gelombang maksimum piroksikam dalam
Spektrum Absorpsi Piroksikam

Absorban

0.8
0.6
0.4
0.2

22
0
23
2
24
4
25
6
27
0
28
2
29
4
30
6
31
8
33
0
34
2
35
3
36
4
37
6
38
8
40
0

0

Panjang gelombang (nm)

Kurva kalibrasi piroksikam dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

5

Absorban (A)

Kurva Kalibrasi
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2

4

6

8

10

12

14

16

Konsentrasi (ppm)

Persamaan garis lurus Y = 0,0447x + 0,0584 dengan linearitas r = 0,9998
Tabel 7. Hasil rata-rata uji difusi gel piroksikam
Waktu (menit)

Persen terdifusi
F1
F2
0,385 + 0,21
1,56 + 0,21
0,544 + 0,21
2,28 + 0,11
1,21 + 0,11
2,96 + 0,003
1,97 + 0,11
3,65 + 0,10
2,81 + 0,42
5,73 + 0,32
3,791 + 0,74
7,79 + 0,22
5,74 + 0,29
9,70 + 0,11
8,75 + 0,09
12,49 + 0,003
12,91 + 0,21
16,48 + 0,11
16,79 + 0,11
20,52 + 0,21

F0
0,532 + 0,21
0,696 + 0,21
0,700 + 0,42
0,922 + 0,53
1,223 + 0,74
1,231 + 0,34
1,309 + 0,20
1,46 + 0,42
1,61 + 0,22
1,84 + 0,11

5
10
20
30
40
50
60
80
100
120

F3
0,46 + 0,31
0,54 + 0,43
0,62 + 0,33
0,77 + 0,32
1,59 + 0,009
1,83 + 0,11
2,06 + 0,002
2,96 + 0,002
3,87 + 0,21
4,86 + 0,11

Piroksikam yang terdifusi
(%)

Hubungan antara persen terdifusi dan waktu:
Grafik 2. Persen terdifusi terhadap waktu

25
20

F0

15

F1

10

F2

5

F3

0
5

10

20

30

40

50

60

80

100

120

Waktu (menit)

Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa asam oleat dapat meningkatkan laju
penetrasi piroksikam ke dalam membran.
Oleh karena membran merupakan pengganti
kulit manusia, berarti asam oleat juga dapat
meningkatkan penetrasi piroksikam pada
kulit manusia.

Peningkatan laju difusi yang
optimal diperoleh dari formula gel
piroksikam dengan penambahan asam oleat
sebanyak
3%.
Asam
oleat
dapat
meningkatkan penetrasi obat-obat yang
sukar larut dengan jalan menurunkan
temperatur transisi lemak (Tm) dengan
tujuan untuk meningkatkan pergerakan

6

konformasi atau fleksibilitas rantai alkil lipid
endogen diatas Tm.

DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diambil kesimpulan bahwa asam oleat dapat
digunakan sebagai zat tambahan dalam
pembuatan gel piroksikam basis aqupec 505
HV dengan tujuan untuk meningkatkan
penetrasi piroksikam ke dalam kulit.
Dari hasil evaluasi sediaan gel
piroksikam diketahui bahwa semua formula
gel cukup stabil selama penyimpanan
sehingga telah memenuhi syarat sebagai
suatu sediaan farmasi. Dari hasil pengujian
keamanan dapat diketahui bahwa asam oleat
sampai dengan kadar 5% cukup aman untuk
digunakan sebagai zat tambahan dalam
formula gel piroksikam. Dari hasil
pengukuran
keseragaman
kandungan
piroksikam
dalam
sediaan
dapat
disimpulkan bahwa semua fomula gel
tersebut cukup homogen dan memenuhi
syarat untuk pengujian selanjutnya yaitu uji
difusi piroksikam dari sediaan gel secara in
vitro melalui membran Whatman no.1
(membran selulosa nitrat).
Berdasarkan hasil pengujian difusi
dapat dilihat bahwa dalam waktu 120 menit
piroksikam yang terdifusi meningkat secara
signifikan pada formula dengan penambahan
asam oleat. Formula gel dengan penambahan
asam oleat 3% memberikan efek yang
maksimal terhadap peningkatan laju difusi
piroksikam dibandingkan dengan formula
lainnya.

Lachman, L., Lieberman, H.A. 1994. Teori
dan Praktek Farmasi Industri.
Edisi kedua. Jakarta: UI Press. hlm
1091-1098.

Santoyo, S., Arellano, A., Ygartua,
P., Martin, C. 1996. In Vitro
Percutaneous Absorption of
Piroxicam Through Synthetic
Membranes And Abdominal
Rat Skin. Pharm. Acta Helv.
Volume
71.
http://toxnet.nlm.nih.gov
(diakses tanggal 5 Mei 2005).
Swarbrick,
J.,
Boylan
J.C.
1995.
Encyclopedia of Pharmaceutical
Technology.
Volume 11. New
York: Marcel Dekker Inc. hlm 449477.

Tayel,

Saran
Penelitian lebih lanjut in vivo untuk
melihat korelasi antara penelitian in vivo dan
in vitro, serta penelitian uji difusi
piroksikam
menggunakan
peningkat
penetrasi lainnya untuk memperoleh
peningkat penetrasi yang terbaik.

7

S., Osman, A. 1995.
Formulation and Evaluation
of Piroxicam Gels. Egypt. J.
Pharm.
Volume
36.
http://toxnet.nlm.nih.gov
(diakses
tanggal:
20
Desember 2005).