PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE SECARA KELOMPOK DAN INDIVIDU TERHADAP LOW BACK PAIN MYOGENIK PADA Pengaruh Core Stability Exercise Secara Kelompok Dan Individu Terhadap Low Back Pain Myogenik Pada Pembuat Batu Bata Di Desa Maron.
i
PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE SECARA KELOMPOK DAN INDIVIDU TERHADAP LOW BACK PAIN MYOGENIK PADA
PEMBUAT BATU BATA DI DESA MARON
Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Melakukan Penelitian di Bidang Fisioterapi
Disusun Oleh :
LUCKY CHINTIA ALKURATU J120110068
JURUSAN FISIOTERAPI S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
(2)
(3)
iii ABSTRAK
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI, 2015 LUCKY CHINTIA ALKURATU
“PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE SECARA KELOMPOK DAN INDIVIDU TERHADAP LOW BACK PAIN MYOGENIK PADA PEMBUAT BATU BATA DI DESA MARON”
V BAB, 36 Halaman
(Dibimbing oleh : Dwi kurniawati, SSt.FT, M.Kes dan Yulisna Mutia Sari, SSt.FT, M.Sc (GRS))
Latar belakang : low back pain myogenik adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan di daerah antara vertebra torakal 12 sampai dengan bagian bawah pinggul yang timbul akibat adanya potensi kerusakan ataupun adanya kerusakan jaringan (Paliyama, 2003). Jenis pekerjaan yang menyebabkan timblnya penyakit ini adalah duduk terlalu lama dan mempertahankan postur. Pekerjaan dengan posisi duduk dalam waktu lama salah satunya adalah pembuat batu bata. Penanganan fisioterapi pada kondisi ini antara lain dapat diberikan core stability exercise secara kelompok dan individu.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh core stability
exercise secara kelompok dan individu terhadap low back pain myogenik pada
pembuat batu bata di desa Maron.
Metode penelitian : penelitian ini dilaksanakan melalui pendekatan kuantitatif dengan metode Quasi Experimental Design pre and post with control group
design. Populasi penelitian ini adalah pembuat batu bata di desa Maron, sampel
berjumlah 40 orang dengan latihan secara kelompok dan individu.
Hasil : Hasil nilai uji wilcoxon test mendapartkan nilai < 0,05 dimana eksperimen memiliki nilai signifikan nyeri 0,000 yang berarti terdapat pengaruh nyeri pre dan post terhadap penurunan nyeri.
Kesimpulan : Ada pengaruh core stability exercise secara kelompok dan individu terhadap low back pain myogenik pada pembuat batu bata di desa Maron.
(4)
iv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
DAFTAR ISI ... iii
ABSTRAK ... iv
PENDAHULUAN ... 1
LANDASAN TEORI ... 2
METODOLOGI PENELITIAN ... 5
HASIL PENELITIAN ... 6
HASIL PENELITIAN ... 4
KESIMPULAN DAN SARAN ... 8 DAFTAR PUSTAKA
(5)
1 PENDAHULUAN
Nyeri punggung juga dapat terjadi pada berbagai situasi kerja, tetapi risikonya lebih besar apalagi dengan duduk posisi lama dalam posisi statis, karena akan menyebabkan kontraksi otot yang terus menerus atau pembuluh darah yang terjepit. Penyempitan pembuluh darah menyebabkan aliran darah terhambat dan iskemi, jaringan kekurangan oksigen dan nutrisi, sedangkan kontraksi otot yang lama akan menyebabkan peningkatan asam laktat. Kedua hal tersebut akan menyebabkan nyeri (Natalia dkk., 2010).
Insiden nyeri punggung bawah di populasi ditemukan sebanyak 15-20% dan 98% diantaranya disebabkan oleh faktor mekanikal karena ketegangan otot dan ligamentum tulang belakang. Di dalam penelitian Samara (2004), menunjukkan sekitar 39,7-60% orang dewasa mengalami nyeri punggung bawah akibat duduk lama. Lama duduk selama 4 jam per hari dengan sikap membungkuk merupakan faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah.
Pada nyeri punggung bawah yang dirasakan ini tentunya dapat menjadi masalah jika mengganggu aktifitas sehari-hari. Terutama bagi pekerja yang pekerjaannya harus menuntut terlalu lama yaitu salah satunya adalah pekerja batu bata, dimana pekerjanya harus duduk dalam 6-8jam/hari. Bagi pekerja nyeri ini tentu akan mengganggu pekerjaannya dan mengurangi produktifitasnya. Menurut Paliyama (2003), low back pain
(6)
2
myogenik adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan di daerah antara vertebra torakal 12 sampai dengan bagian bawah pinggul yang timbul akibat adanya potensi kerusakan ataupun adanya kerusakan jaringan antara lain : dermis pembuluh darah, fasia, muskulus, tendon, kartilago, tulang ligament, intra artikuler meniscus, bursa.
Salah satu pengobatan yang dapat diberikan pada penderita low
back pain myogenik adalah latihan core stabilityexercise, dimana dalam
latihan ini untuk mengontrol posisi dan gerakan tulang belakang melalui panggul dan kaki untuk memungkinkan produksi optimal, transfer dan kontrol kekuatan dan gerakan ke segmen terminal dalam aktifitas rantai kinetik terintregrasi (Kibler, 2006 dalam Susy, 2006). Sedangkan menurut Pramita (2015), Core stabiliy exercise (CSE) merupakan latihan yang dapat diberikan pada pasien nyeri punggung bawah. CSE merupakan aktifasi sinergis yang meliputi otot-otot bagian dalam dari trunk yakni otot
core (inti). Fungsi core yang utama adalah untuk memelihara postur
tubuh.
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Low Back Pain Myogenik
Menurut Paliyama (2003), low back pain myogenik adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan di daerah antara vertebra torakal 12 sampai dengan bagian bawah pinggul yang timbul akibat adanya potensi kerusakan
(7)
3
ataupun adanya kerusakan jaringan antara lain : dermis pembuluh darah, fasia, muskulus, tendon, kartilago, tulang ligament, intra artikuler meniscus, bursa.
A. Patofisiologi
Didalam kondisi nyeri punggung bawah pada umumnya otot ekstensor lumbal lebih lemah disbanding otot fleksor, sehingga tidak kuat mengangkat beban. Otot sendiri sebenarnya tidak jelas sebagai sumber nyeri, tetapi muscle spindles jelas di inervasi sistem saraf simpatis. Dengan hiperaktifitas kronik, muscle spindles mengalami spasme sehingga mengalami nyeri tekan. Perlengketan otot yang tidak sempurna akan melepaskan pancaran rangsangan saraf berbahaya yang mengakibatkan nyeri sehingga menghambat aktivitas otot (Priyambodo, 2008).
B. Tanda dan Gejala
Menurut Mahadewa & Maliawan (2009) dalam Bayhakki (2012), tanda dan gejala low back pain myogenik adalah faktor fisik yang berhubungan dengan pekerjaan seperti duduk dan mengemudi, duduk atau berdiri berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statis), getaran, mengangkat, membawa beban, membungkuk dan memutar badannya.
2. Pengertian Core Stability Exercise
Menurut Kibler (2006) dalam Susy (2006), core stability exercise secara definisi adalah kemampuan untuk mengontrol posisi dan
(8)
4
gerakan tulang belakang melalui panggul dan kaki untuk memungkinkan produksi optimal, transfer dan kontrol kekuatan dan gerakan segmen terminal dalam aktifitas rantai kinetik terintegrasi di tubuh. Sedangkan menurut Putu dkk (2012), core stability exercise adalah kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerak dari trunk sampai pelvic yang digunakan untuk melakukan gerakan secara optimal, perpindahan, kontrol tekanan dan gerakan saat aktifitas.
Dosis dalam latihan core stability exercise menurut Adiputra dkk (2014) dilakukan sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu dengan 10 hitungan dengan 3 kali pengulangan.
3. Kelompok dan Individu
Kelompok adalah sejumlah orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai dan harapan-harapan yang sama, serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi. Kelompok memainkan peran yang sangat penting dalam struktur sosial masyarakat karena sebagian besar interaksi sosial kita berlangsung dalam kelompok dan dipengaruhi oleh norma-norma dan sanksi yang ada dalam kelompok.
Setiap individu adalah individu yang unik, artinya setiap individu memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu sama lainnya. Individu adalah suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyebut suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
(9)
5 METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan rancangan Pre and Post Test with Control Design. Dengan membandingkan dua hasil evaluasi yaitu pre test dan post test, dimana dalam penelitian ini, responden dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok 1 sebagai kelompok eksperimen, diberikan perlakuan secara kelompok dengan core stability exercise secara rutin 3 kali seminggu selama 4 minggu dan kelompok 2 sebagai kelompok kontrol secara individu dengan diberikan core stability exercise.
Metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling dengan alasan pasien yang diikut sertakan sebagai responden adalah pembuat batu bata yang mengalami Low Back Pain Myogenik.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Latihan Core
Stability Exercise secara kelompok dan individu. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah nyeri Low Back Pain Myogenik.
Untuk mengetahui pengaruh core stability exercise terhadap low
back pain myogenik dilakukan uji normalitas data didapatkan nilai tidak
normal. Kemudian dilakukan uji statistik Wilcoxon Test. Batasan uji kemaknaan statistik adalah p = 0,05, bila p < 0,05 maka tidak bermakna, sedangkan bila p < 0,05 maka bermakna. Kemudian untuk uji beda pengaruh antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan
(10)
6 HASIL PENELITIAN
Latihan tentang pengaruh core stability exercise secara kelompok dan individu terhadap low back pain myogenik pada pembuat batu bata didesa Maron. Penelitian dilakukan selama satu bulan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan desain Pre Test and Post Test with Control Group Design.
Responden penelitian ini adalah pembuat batu bata di desa Maron yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam penelitian ini sampel berjumlah 40 orang yang sesuai dengan kriteria penelitian, dimana dalam penelitian ini responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 20 orang sebagai kelompok eksperimen dan 20 orang sebagai kelompok kontrol. Responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 25 orang dan perempuan 15 orang.
Berdasarkan uji Wilcoxon test menunjukkan ada pengaruh pemberian core stability exercise karena nilai p < 0,05 berarti terdapat pengaruh pemberian core stability exercise terhadap penurunan low back
pain myogenik.
Berdasarkan uji Mann-Whitney menunjukkan beda pengaruh core
stability exercise terhadap penurunan low back pain myogenik diperoleh
nilai signifikan 0,017 dengan nilai probabilitas tingkat signifikasi 5% atau sama dengan 0,05 maka kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Secara teoritis latihan core stability exercise dapat mengurangi nyeri dengan cara memberikan peregangan pada otot-otot yang mengalami
(11)
7
spasme pada daerah punggung belakang, peregangan ini meningkatkan suplai darah ke otot lewat stretch yang terjadi pada badan otot, meningkatnya suplai darah dapat menimbulkan vasokontraksi pembuluh darah yang mengakibatkan iskemia, sehingga penderita akan membatasi adanya gerakan yang dapat menimbulkan nyeri pada vertebra (Pangkahila dkk, 2015).
Latihan Core Stability Exercise dilakukan dengan dua metode yaitu secara kelompok dan individu. Keuntungan latihan secara kelompok yaitu pasien lebih semangat dan termotivasi karena banyak teman dalam mengikuti latihan dan kekurangannya pasien harus menyesuaikan waktu latihan dengan jadwal latihan yang telah ditentukan. Sedangkan keuntungan latihan secara individu yaitu pasien dapat melakukan latihan kapanpun dan dimanapun sesuai dengan keinginan pasien dan kekurangannya pasien cenderung malas untuk mengulanginya lagi sendiri karena tidak ada teman sebagai motivasi (Sri, 2010).
Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang pengaruh Core stability exercise secara kelompok dan individu terhadap low back pain myogenik pada pembuat batu bata di desa Maron ini masih jauh dari sempurna, terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya yaitu :
1. Keterbatasan jumlah responden karena penelitian hanya dilakukan di satu tempat saja.
(12)
8
2. Kurangnya pengawasan terhadap aktivitas responden selama program latihan berlangsung.
Keterbatasan pada saat latihan kelompok lebih terkontrol di banding dengan individu yang tidak dapat terkontrol
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil perhitungan uji statistic, dapat disimpulkan sebagai berikut : Bahwa pemberian latihan core stability exercise secara kelompok lebih mempunyai pengaruh yang positif di banding individu terhadap low back pain myogenik pada pembuat batu bata di desa Maron. B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, seperti yang telah dikemukakan maka dapat disarankan dengan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi petugas kesehatan memberikan penyuluhan secara kelompok pada pembuat batu bata agar melakukan istirahat secara rutin dan teratur untuk mengurangi terjadinya spasme terhadap otot punggung belakang dan berguna untuk membantu sirkulasi darah ke dalam otot sehingga tidak terjadi spasme dimana akan menghasilkan nyeri.
2. Bagi peneliti selanjutnya peneliti lebih bisa mengontrol faktor-faktor resiko adalah duduk yang tidak ergonomis, aktivitas yang tidak teratur dan saat mengangkat beban yang berat. Peneliti selanjutnya juga bisa mengaplikasikan intervensi lain untuk membandingkan, hal ini untuk
(13)
9
mengetahui intervensi mana yang lebih efektif untuk low back pain
myogenik.
3. Bagi responden dan masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan dan dapat mengaplikasikan core stability exercise secara mandiri dan dilakukan secara kelompok agar lebih termotivasi oleh teman-temannya
DAFTAR PUSTAKA
Ayu T. Setiasih. 2012. Pengaruh William Flexion Exercise Dan Core stabilization
Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah Miogenik. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Bachroni M. 2011. Pelatihan Pembentukan Tim untuk Meningkatkan Kohesivitas
Tim pada Kopertis V Yogyakarta. Jurnal Psikologi Volume 38, No. 1.
Bayhakki, Nurlis E., Erika. 2012. Pengaruh Terapi Dingin Ice Massage Terhadap
Perubahan Intensitas Nyeri Pada Penderita Low Back Pain. Jurnal Ners
Indonesia. Vol. 2, No. 2.
Borges JBC, Ferreira DLM, Carcalho SMR, Martins As, Andrade RR, Silvia MMA. 2006. Pain Intensity And Postoperative Funcional Assesment After
Heart Surgery. Broz J Cardivase Surg: 21:393-402.
Cahyati AI. 2012. Merawat Tanpa Nyeri Punggung Bawah (NPB). Program Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Peminatan Keperawatan Medikal Bedah Universitas Indonesia.
Cummings, T.G. dan Worley, C.G., 2005. Organization Development and
Change: Eight Edition. Amerika: Thomson South Western.
Djajakusli R., Sakinah, Naeim F. 2008. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata Di Kelurahan
Lawawoi Kabupaten Sidrap. Universitas Hasanudin Makasar.
Ferreiro A., Akuthota V., Moore T., and Fredericson M. 2008. Core Stability
Exercise Principles. Curr. Sports Med. Rep., Vol. 7, No. 1, pp. 39-44.
Gita S. 2013. Pengertian Individu. Di unduh 12 Juli 2015 (09:53)
https://gitaasaputri.wordpress.com/2013/12/12/pengertian-individu/
Handoyo, Fathoni H., Girindra K. Swasti. 2009. Hubungan Sikap Dan Posisi
Kerja Dengan Low Back Pain Pada Perawat Di Rsud Purbalingga.Jurnal
Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.3.
(14)
Hartanti. 2003. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kompetensiinterpersonal
Pada Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro.
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Ismi R., H., Riza A., U., dan Dewi A.,P.,S. 2014. Hubungan Antara Karakteristik
Responden Dan Sikap Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah (Low Back Pain) Pada Pekerja Batik Tulis. e-Jurnal Pustaka
Kesehatan. Vol. 2. No.1.
Isna T., O., Susetyo J., dan Hastiko S., I. 2008. Prevalensi Keluhan Subyektif Atau Kelelahan Karena Sikap Kerja Yang Tidak Ergonomis Pada Pengrajin
Perak. Jurnal Teknologi, Volume. 1 Nomor 2.
Maliawan S. dan Mahadewa T. 2009. Diagnosa Dan Tatalaksana Kegawat
Daruratan Tulang Belakang. Jakarta.
Muin I. 2006. Sosiologi SMA Jilid 2 untuk Kelas XI. Erlangga. Jakarta.
Mazzeo, R.S. dan Tanaka. 2001. Exercise prescription for the elderly:
currentrecommendations. Sports Medicine 31(11): 809-818.
Natalia D., Wulan D. Sumekar. 2010. Nyeri Punggung pada Operator Komputer
Akibat Posisi dan Lama Duduk. Universitas Lampung, Lampung. Volume
42 No. 3.
Nurachmah E., Angriani R., Waugh A. dan Grant A. 2011. Dasar-dasar anatomi
dan fisiologi. Salemba Medika, Singapore.
Paliyama,J.M. 2003. Perbandingan efek terapi arus intervensi dengan TENS
dalam pengurangan nyeri punggungbawah musculoskeletal. FK Undip
Semarang, 103.
Pangkahila A., Pramita I., Sugijanto. 2015. Core Stability Exercise Lebih Baik Meningkatkan Aktivitas Fungsional Daripada William’s Flexion Exercise
Pada Pasien Nyeri Punggung Bawah Myogenik. Sport and fitness journal.
Volume 3, no.1 : 35-49.
Priyambodo H. 2008. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain
Myogenik Di RSUD Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Putu I.G.A., Sri Y., Irfan M. Dhofirul Fadhil Dzli Ikrom Al Hazmi. 2014. Pelatihan Kombinasi Core Stability Exercise Dan Ankle Strategy Exercise Tidak Lebih Meningkatkan Keseimbangan Statis Pada Mahasiswa S1 Fisioterapi ‘Asyiyah Yogyakarta. Volume 2, No. 2 : 63-73.
Rogers, R.G. 2006. Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength And Conditioning journal. Diakses tanggal 2 April 2015 dari http://www.proquest.com/pqdauto
(15)
Samara D. 2004. Lama Dan Sikap Duduk Sebagai Faktor Risikoterjadinya Nyeri
Pinggang Bawah. J Kedokter Trisakti.Vol.23 No.2.
Samara D., Rachmawati, Tjhin P., dan Wartono M. 2006. Nyeri Musculoskeletal Dan Hubungannya Dengan Kemampuan Fungsional Fisik Pada Lanjut Usia.Universa Medicina,Vol.25 No.4.
Satyagraha A. dan Khushartanti W. 2004. Penyusunan Standar Diagnose Dan Terapi Fisik Untuk Ischialgia Dan Low Back Pain Di Klinik Terapi Fisik FIK-UNY.
Smeltzer, SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah. Brunner & Suddarth, Volume 1. Terjemahan. Jakarta: EGC.
Sri E.,W. 2010. Perbandingan Antara Latihan Pelvic Floor Muscle Treatment (Pfmt) Secara Individu Dan Berkelompok Terhadap Inkontinensia Urin
Pada Wanita Lanjut Usia Di Panti Wredha Dharma Bakti. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Susy N.A.M. 2006. Latihan Metode Neurac Lebih Efektif Daripada Senam Pilates
Terhadap Peningkatan Stabilitas Lumbopelvic. Universitas Kristen
(1)
6 HASIL PENELITIAN
Latihan tentang pengaruh core stability exercise secara kelompok dan individu terhadap low back pain myogenik pada pembuat batu bata didesa Maron. Penelitian dilakukan selama satu bulan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan desain Pre Test and Post Test with Control Group Design.
Responden penelitian ini adalah pembuat batu bata di desa Maron yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam penelitian ini sampel berjumlah 40 orang yang sesuai dengan kriteria penelitian, dimana dalam penelitian ini responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 20 orang sebagai kelompok eksperimen dan 20 orang sebagai kelompok kontrol. Responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 25 orang dan perempuan 15 orang.
Berdasarkan uji Wilcoxon test menunjukkan ada pengaruh pemberian core stability exercise karena nilai p < 0,05 berarti terdapat pengaruh pemberian core stability exercise terhadap penurunan low back pain myogenik.
Berdasarkan uji Mann-Whitney menunjukkan beda pengaruh core stability exercise terhadap penurunan low back pain myogenik diperoleh nilai signifikan 0,017 dengan nilai probabilitas tingkat signifikasi 5% atau sama dengan 0,05 maka kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Secara teoritis latihan core stability exercise dapat mengurangi nyeri dengan cara memberikan peregangan pada otot-otot yang mengalami
(2)
7
spasme pada daerah punggung belakang, peregangan ini meningkatkan suplai darah ke otot lewat stretch yang terjadi pada badan otot, meningkatnya suplai darah dapat menimbulkan vasokontraksi pembuluh darah yang mengakibatkan iskemia, sehingga penderita akan membatasi adanya gerakan yang dapat menimbulkan nyeri pada vertebra (Pangkahila dkk, 2015).
Latihan Core Stability Exercise dilakukan dengan dua metode yaitu secara kelompok dan individu. Keuntungan latihan secara kelompok yaitu pasien lebih semangat dan termotivasi karena banyak teman dalam mengikuti latihan dan kekurangannya pasien harus menyesuaikan waktu latihan dengan jadwal latihan yang telah ditentukan. Sedangkan keuntungan latihan secara individu yaitu pasien dapat melakukan latihan kapanpun dan dimanapun sesuai dengan keinginan pasien dan kekurangannya pasien cenderung malas untuk mengulanginya lagi sendiri karena tidak ada teman sebagai motivasi (Sri, 2010).
Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang pengaruh Core stability exercise secara kelompok dan individu terhadap low back pain myogenik pada pembuat batu bata di desa Maron ini masih jauh dari sempurna, terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya yaitu :
1. Keterbatasan jumlah responden karena penelitian hanya dilakukan di satu tempat saja.
(3)
8
2. Kurangnya pengawasan terhadap aktivitas responden selama program latihan berlangsung.
Keterbatasan pada saat latihan kelompok lebih terkontrol di banding dengan individu yang tidak dapat terkontrol
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil perhitungan uji statistic, dapat disimpulkan sebagai berikut : Bahwa pemberian latihan core stability exercise secara kelompok lebih mempunyai pengaruh yang positif di banding individu terhadap low back pain myogenik pada pembuat batu bata di desa Maron. B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, seperti yang telah dikemukakan maka dapat disarankan dengan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi petugas kesehatan memberikan penyuluhan secara kelompok pada pembuat batu bata agar melakukan istirahat secara rutin dan teratur untuk mengurangi terjadinya spasme terhadap otot punggung belakang dan berguna untuk membantu sirkulasi darah ke dalam otot sehingga tidak terjadi spasme dimana akan menghasilkan nyeri.
2. Bagi peneliti selanjutnya peneliti lebih bisa mengontrol faktor-faktor resiko adalah duduk yang tidak ergonomis, aktivitas yang tidak teratur dan saat mengangkat beban yang berat. Peneliti selanjutnya juga bisa mengaplikasikan intervensi lain untuk membandingkan, hal ini untuk
(4)
9
mengetahui intervensi mana yang lebih efektif untuk low back pain myogenik.
3. Bagi responden dan masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan dan dapat mengaplikasikan core stability exercise secara mandiri dan dilakukan secara kelompok agar lebih termotivasi oleh teman-temannya
DAFTAR PUSTAKA
Ayu T. Setiasih. 2012. Pengaruh William Flexion Exercise Dan Core stabilization Exercise Terhadap Nyeri Punggung Bawah Miogenik. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Bachroni M. 2011. Pelatihan Pembentukan Tim untuk Meningkatkan Kohesivitas Tim pada Kopertis V Yogyakarta. Jurnal Psikologi Volume 38, No. 1. Bayhakki, Nurlis E., Erika. 2012. Pengaruh Terapi Dingin Ice Massage Terhadap
Perubahan Intensitas Nyeri Pada Penderita Low Back Pain. Jurnal Ners Indonesia. Vol. 2, No. 2.
Borges JBC, Ferreira DLM, Carcalho SMR, Martins As, Andrade RR, Silvia MMA. 2006. Pain Intensity And Postoperative Funcional Assesment After Heart Surgery. Broz J Cardivase Surg: 21:393-402.
Cahyati AI. 2012. Merawat Tanpa Nyeri Punggung Bawah (NPB). Program Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Peminatan Keperawatan Medikal Bedah Universitas Indonesia.
Cummings, T.G. dan Worley, C.G., 2005. Organization Development and Change: Eight Edition. Amerika: Thomson South Western.
Djajakusli R., Sakinah, Naeim F. 2008. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap. Universitas Hasanudin Makasar.
Ferreiro A., Akuthota V., Moore T., and Fredericson M. 2008. Core Stability Exercise Principles. Curr. Sports Med. Rep., Vol. 7, No. 1, pp. 39-44. Gita S. 2013. Pengertian Individu. Di unduh 12 Juli 2015 (09:53)
https://gitaasaputri.wordpress.com/2013/12/12/pengertian-individu/
Handoyo, Fathoni H., Girindra K. Swasti. 2009. Hubungan Sikap Dan Posisi Kerja Dengan Low Back Pain Pada Perawat Di Rsud Purbalingga.Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 4, No.3.
(5)
Hartanti. 2003. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kompetensiinterpersonal Pada Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Ismi R., H., Riza A., U., dan Dewi A.,P.,S. 2014. Hubungan Antara Karakteristik
Responden Dan Sikap Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Pekerja Batik Tulis. e-Jurnal Pustaka Kesehatan. Vol. 2. No.1.
Isna T., O., Susetyo J., dan Hastiko S., I. 2008. Prevalensi Keluhan Subyektif Atau Kelelahan Karena Sikap Kerja Yang Tidak Ergonomis Pada Pengrajin Perak. Jurnal Teknologi, Volume. 1 Nomor 2.
Maliawan S. dan Mahadewa T. 2009. Diagnosa Dan Tatalaksana Kegawat Daruratan Tulang Belakang. Jakarta.
Muin I. 2006. Sosiologi SMA Jilid 2 untuk Kelas XI. Erlangga. Jakarta.
Mazzeo, R.S. dan Tanaka. 2001. Exercise prescription for the elderly: currentrecommendations. Sports Medicine 31(11): 809-818.
Natalia D., Wulan D. Sumekar. 2010. Nyeri Punggung pada Operator Komputer Akibat Posisi dan Lama Duduk. Universitas Lampung, Lampung. Volume 42 No. 3.
Nurachmah E., Angriani R., Waugh A. dan Grant A. 2011. Dasar-dasar anatomi dan fisiologi. Salemba Medika, Singapore.
Paliyama,J.M. 2003. Perbandingan efek terapi arus intervensi dengan TENS dalam pengurangan nyeri punggungbawah musculoskeletal. FK Undip Semarang, 103.
Pangkahila A., Pramita I., Sugijanto. 2015. Core Stability Exercise Lebih Baik Meningkatkan Aktivitas Fungsional Daripada William’s Flexion Exercise Pada Pasien Nyeri Punggung Bawah Myogenik. Sport and fitness journal. Volume 3, no.1 : 35-49.
Priyambodo H. 2008. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Low Back Pain Myogenik Di RSUD Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Putu I.G.A., Sri Y., Irfan M. Dhofirul Fadhil Dzli Ikrom Al Hazmi. 2014.
Pelatihan Kombinasi Core Stability Exercise Dan Ankle Strategy Exercise Tidak Lebih Meningkatkan Keseimbangan Statis Pada Mahasiswa S1 Fisioterapi ‘Asyiyah Yogyakarta. Volume 2, No. 2 : 63-73.
Rogers, R.G. 2006. Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength And Conditioning journal. Diakses tanggal 2 April 2015 dari http://www.proquest.com/pqdauto
(6)
Samara D. 2004. Lama Dan Sikap Duduk Sebagai Faktor Risikoterjadinya Nyeri Pinggang Bawah. J Kedokter Trisakti.Vol.23 No.2.
Samara D., Rachmawati, Tjhin P., dan Wartono M. 2006. Nyeri Musculoskeletal Dan Hubungannya Dengan Kemampuan Fungsional Fisik Pada Lanjut Usia.Universa Medicina,Vol.25 No.4.
Satyagraha A. dan Khushartanti W. 2004. Penyusunan Standar Diagnose Dan Terapi Fisik Untuk Ischialgia Dan Low Back Pain Di Klinik Terapi Fisik FIK-UNY.
Smeltzer, SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah. Brunner & Suddarth, Volume 1. Terjemahan. Jakarta: EGC.
Sri E.,W. 2010. Perbandingan Antara Latihan Pelvic Floor Muscle Treatment (Pfmt) Secara Individu Dan Berkelompok Terhadap Inkontinensia Urin Pada Wanita Lanjut Usia Di Panti Wredha Dharma Bakti. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Susy N.A.M. 2006. Latihan Metode Neurac Lebih Efektif Daripada Senam Pilates Terhadap Peningkatan Stabilitas Lumbopelvic. Universitas Kristen Indonesia.