Volume 12, Nomor 2, April 2015

Volume 12, Nomor 2, April 2015

!"
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta
Karangmalang Yogyakarta

#

$$ $ % &
Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi UNY

#

!"
Dr. Tony Wijaya, SE, MM
tony@uny.ac.id
!" # !"
M. Lies Endarwati,M.Si
Agung Utama, M.Si
Musaroh, M.Si


' %
1.
2.
3.
4.
( "









!"
Prof. Dr. Nahiyah Jaidi, M.Pd
Setyabudi Indartono, MM., Ph.D
Dr. Tony Wijaya, SE, MM
Andreas Mahendro Kuncoro, MSc. Ph.D


Badri Sukoco, Ph.D (Universitas Airlangga)
Sutrisno Hadi Purnomo, Ph.D (Universitas Sebelas Maret)
Dr.* Shiddiq Nur Raharjo, M.Si (Universitas Diponegoro)
Dr.* Siti Zulaikha Wulandari, M.Si (Universitas Jendral Soedirman)
Mohammad Iqbal, Ph.D (Universitas Mercu Buana)
Dr. Bagus Riyono (Universitas Gadjah Mada)
Bayu Sutikno, Ph.D (Universitas Gadjah Mada)
Assoc. Prof. Dr. Norzanah bt Mat Nor (Universitas Teknologi MARA
UiTM Malaysia)

3

Perkembangan ilmu dan praktek manajemen telah berkembang dengan sangat
dinamis. Berbagai literature dan cara pandang terhadap ilmu dan praktek
manajemen menjadi bahan diskusi ilmiah yang sangat menarik. Jurnal ilmu
manajemen volume 12 nomor 2 bulan April 2015 menampilkan 6 artikel.
Isu Manajemen SDM terdiri dari artikel berjudul perbedaan gender pada
hubungan person job fit dan organizational fit dengan kinerja dan OCB oleh Arum
Darmawati, MM & Setyabudi Indartono, Ph.D pengaruh dimensi efektivitas

kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan dengan kasus RS permata bunda
yogyakarta oleh Farlianto, MBA dan Pengaruh kepuasan kerja terhadap
organizational citizenship behavior dengan komitmen sebagai variabel mediasi oleh
Arum Darmawati, MM & Muniya Alteza, M.Si.
Isu lain yang ditulis oleh Arif Wibowo MEI adalah artikel dengan judul
distribusi zakat dalam membentuk penyertaan modal bergulir sebagai accelerator
kesetaraan kesejahteraan, Studi faktorAfaktor keterlambatan proyek pada kontraktor
di DIY oleh Farlianto, MBA dan isu tantangan bangunan ilmu profetik: teritis dan
empiris oleh Setyabudi Indartono, Ph.D .
Dengan keterbatasan yang ada, kami berharap tema diskusi yang ditampilkan
di Jurnal ilmu manajemen volume 12 nomor 2 bulan April 2015 ini dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan dan praktek ilmu
manajemen.

PENGELOLA ...........................................................................................................................3
DARI REDAKSI .......................................................................................................................4
DAFTAR ISI .............................................................................................................................5

PERBEDAAN GENDER PADA HUBUNGAN PERSON JOB FIT DAN
ORGANIZATIONAL FIT DENGAN KINERJA DAN OCB

Arum Darmawti, MM & Setyabudi Indartono, Ph.D .................................................6
STUDI FAKTORAFAKTOR KETERLAMBATAN PROYEK PADA KONTRAKTOR DI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Farlianto, MBA ...............................................................................................................16
DISTRIBUSI ZAKAT DALAM BENTUK PENYERTAAN MODAL BERGULIR
SEBAGAI ACCELERATOR KESETARAAN KESEJAHTERAAN
Arif Wibowo, MEI ..........................................................................................................35
TANTANGAN BANGUNAN ILMU PROFETIK: TEORITIS DAN EMPIRIS
Setyabudi Indartono, Ph.D ...........................................................................................51
PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP
BEHAVIOR DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL
MEDIASI
Arum Darmawati, MM & Muniya Alteza, M.Si ........................................................56
PENGARUH DIMENSI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN
KERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA YOGYAKARTA
Farlianto, MBA ...............................................................................................................72

PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL..................................................................................90

5


! " # $#

%$%

&'

Email: arum_d@yahoo.com ; setyabudi_indartono@uny.ac.id
Manajemen FE, UNY, Yogyakarta

ABSTRACT
Studies on gender are largely investigated by scholars, included investigation on work
achievement. However few researchers explore different gender on personal fit influence
intra and extra role performance. Hence, this study was aimed to investigate different
gender on Person Job Fit and organizational fit related to task performance and
organizational citizenship behavior (OCB). Moderation effects of gender are included to test
those relationships. The result shows that male and female are equal on the relationship
between Person Job Fit and task performance and between personal organizational fit and
OCB. Implication for the result and suggestion for future research are discussed.
) *%


"+ Person Job Fit, Person Organizational Fit, Kinerja, dan Organizational

Citizenship Behavior

#, ' -./.

perempuan bisa disebabkan olah berbagai

Fenomena gender telah diketahui

latar

belakan

seperti

hubungan

banyak dibahas dalam berbagai literatur.


interpersonal sampai permasalahan dalam

Sebagian penelitian menganggap bahwa

keluarga (Qualls, 1987, Baghat et al, 2008;

lakiAlaki pada umumnya memiliki kinerja

O’Neil et al, 2008). Namun, para peneliti

yang labih baik daripada perempuan, baik

mengindikasikan

dalam berbagai situasi maupun terkait

penemuannya bahwa beragam fenomena

dengan pendekatan pengukuran kinerja.


gender dalam pekerjaan menunjukkan

Sehingga

bahwa perempuan mampu menunjukkan

secara

disimpulkan

menjadi

umum

gender

anteseden

dari


kinerjanya

sama

pada

dengan

hasil

lakiAlaki

kinerja (Frazier et. al., 2004; Judge, 2007;

(Connerley, Mecham & Strauss, 2008)

Bernardi, 2008, Baghat, 2008, William,

walaupun beberapa peniliti (MeyersALevy


2008, Tanriverdi, 2009; Burke, et al, 2008,

& Maheswaran, 1991; Haswell et al., 1999;

Jones

teoritis

Lysonski & Gaidis, 1991; Whipple &

perbedaan kinerja antara lakiAlaki dan

Swords, 1992; O’Neil et al, 2008; Bernardi,

et

al,

2009).


Secara

2008)

secara

konsisten

kinerja,

menganggap

pelibatan

faktor

personal

fit

bahwa lakiAlaki dan perempuan memiliki

menjadi sangat penting. Oleh karena itu

sensitivitas, ekspresi dan respon yang

studi ini bertujuan untuk mengetahui

berbeda

perbedaan antara pekerja lakiAlaki dan

dalam

bekerja

sehingga

peremuan

mempengaruhi pencapaian hasil kerjanya.

pada

pencapaian

kinerja

ini

berdasarkan kesesuaian pekerja dalam

yang

pekerjaanya. Studi ini meneliti hubungan

membutuhkan penjelasan lebih dalam.

antara Person Job Fit dan personal

Oleh

peneliti

organizational fit sebagai bagian dari

menyarakan kepada para peneliti untuk

personal fit dengan task performance dan

melakukan

OCB.

Perbedaan
menunjukkan

hasil

temuan

adanya

karena

itu

gap

beberapa

investigasi

perbedaan

karakter

metodologi

penilaian

terhadap

kinerja

dan

kinerja

/

untuk

'

0,1

Kinerja

menghasilkan asumsi hasil perbedaan
kinerja antara lakiAlaki dan perempuan

Kinerja merupakan kriteria yang

(Nien & Duda, 2008; O’Reilly et al 1991;

sangat penting terkait dengan organisasi.

Chatman, 1991; Edward, 1996; Judge,

Sehingga setiap organisasi Diantara para

1996; Saks et al, 1997; Wood & Eagly, 2002;

peneliti John P. Campbell dan rekan (1990,

Khan & Afzal, 2010). Gender sebagai salah

1993) menyatakan bahwa kinerja adalah

satu anteseden memiliki kontribusi yang

perilaku individu dan dalam perspektif

signifikan

Namun

psikologi berhubungan dengan individu.

Gender bukanlah satuAsatunya anteseden

Campbell (1990) membagi kinerja menjadi

kinerja. Oleh karena itu mengetahui

8

anteseden lain bagi kinerja manjadi sangat

berhubungan dengan tugas dan perilaku

penting untuk melengkapi pemahaman

yang tidak berhubungan dengan tugas,

terhadap

berhubungan

terhadap

kinerja.

pencapaian

keseluruhan.

Dalam

kinerja
wacana

secara

model,

komunikasi

kinerja,

yaitu

perilaku

dengan
dan

yang

produksi,

usaha,

kegiatan

personal fit diketahui memiliki pengaruh

manajerial dan administrasi. Sedangkan

yang

Borman et al (1993) membagi kinerja

signifikan

terhadap

kinerja,

motivasi, stress, kepuasan kerja dan

menjada

tingkat kehadiran kerja (Edwards, 1991).

kontekstual. Adapun Campbell (1990)

Oleh karena itu, sangat beralasan jika

mengindikasikan

untuk mendapatkan gambaran yang lebih

knowledge, procedural knowledge and

komprehensif

terhadap

gender

dan

7

kinerja

tugas

bahwa

dan

kinerja

declarative

skill, and motivation sebagai faktorAfaktor

2006). Walaupun diantara temuanAtemuan

yang menentukan pencapaian kinerja.

ini berbeda satu sama lain.

Konsep personal fit merupakan analisa

Secara

terhadap

hubungan

kesesuaian

seseorang

pada

empiris,

perbedaan

person

fit

tamuan

dan

kinerja

pekerjaannya (Person Job Fit), organisasi

diindikasikan perbedaan karakter kinerja

(person

yang

organizational

fit),

dan

menjadi

acuan

yaitu

task

lingkungan (personal environment fit)

performance dan OCB (Bateman & Organ,

serta kelompok (personal group fit).

1983;

Person Job Fit menurut Edwards (1991)

Motowidlo & Van Scotter, 1994; Arthur et

merupakan kesesuaian antara kebutuhan

al., 2006; Hoffman & Woehr, 2006; KristofA

dan yang ditawarkan (needsAsupplies

Brown et al., 2005; Verquer et al., 2003).

perspective)

Oleh

dan

kemampuan

dan

Smith,

Organ,

karena

itu

&

Near,

1983;

penalitian

ini

tuntutan (demandsAabilities perspective).

menganggap

Sehingga

langsung antara PJ fit dan PO fit dengan

Person

Job

Fit

(PJ

fit)

bahwa

ada

pengaruh

didefinisikan sebagai kesesuaian antara

kinerja (task performance dan OCB).

kemampuan seseorang pada tuntutan

HipotesisA1 : Person Job Fit memiliki efek

sebuah pekerjaan atau harapan seseorang

terhadap Kinerja

dan

HipotesisA2 : Personal organizational fit

karakter

person

pekerjaan.

organizational

Sedangkan

fit

(PO

fit)

memiliki efek terhadap OCB

meripakan kesesuaian antara karyawan
dengan organisasi (Kristof, 1996). Hal ini

Gender

merupakan gambaran tingkat kesesuaian

Gender

antara individu dan organisasi (Kristof,

variable dalam penelitian. LakiAlaki dan

1996; KristofABrown, 2000).

Kesesuaian

perempuan diketahui memiliki perbedaan

tujuan atau kepribadian (Piasentin &

efek pada sikap dan perilaku karyawan.

Chapman, 2006).

NilaiAnilai dianggap

Beberapa peneliti (Bernardi, 2008, Baghat,

sebagai kunci dari budaya organisasi yang

2008, William, 2008, Tanriverdi, 2009;

diterjemahkan dalam norma, praktek dan

Burke, et al, 2008, Jones et al, 2009)

prosedur.

peneliti

menemukan bahwa gender memiliki efek

kesesuaian

pada kinerja, komitmen, kepuasan kerja,

Sehingga

mengindikasikan

banyak

bahwa

diketahui

keterlibaran

pencapaian

and

empiris, perempuan diindikasikan lebih

Motowidlo, 1993; Piasentin & Chapman,

ekspresif (MeyersALevy and Maheswaran,

(Borman

dan

controlled

individu ini (PJ fit dan PO fit) mendukung
kinerja

kerja

sebagai

stress.

Secara

1991), dan sensitif (Haswell et al., 1999;

Lysonski and Gaidis, 1991; Whipple and

orang (6.4%) adalah lulusan master, lulus

Swords, 1992, Bernardi, 2008). Sehingga

sarjana sebanyak 220 orang (52%), dan

perempuan akan berbeda dengan lakiAlaki

lulus

dalam merespon pekerjaannya, sehingga

Sebanyak 347 responden (82%) adalah

berpengaruh terhadap kinerja (Haswel et

lakiAlaki.

diploma

112

orang

(26.5%).

al, 1999; Meece, 1991; Pajares et al, 1994;
Wigfield et al 1996; Eisenberget al, 1996;

Alat Ukur

Bernardi, 2008; O’Neil et al, 2008; Wilson

Angket yang digunakan terdiri dari 36

et al, 2009). Sehingga gender diidikasikan

pertanyaan dengan menggunakan skala

akan mempengaruhi hubungan antara

likert dari 1 (sangat tidak setuju) hingga 5

person fit dan kinerja:

(sangat setuju).

HipotesisA3

:

memoderasi

Kinerja tugas tercermin dari sejauh mana

hubungan antara Person Job Fit dan

seorang karyawan memenuhi persyaratan

Kinerja

formal dari pekerjaan dan melakukan

HipotesisA4

:

Gender

Gender

memoderasi

semua tugas pekerjaan penting. Kinerja

hubungan antara Personal organizational

diukur

fit dan OCB

pertanyaan yang diambil dari William &
Anderson

dengan

(1991).

menggunakan

Contoh

7

pertanyaan

Methods

kinerja adalah "Cukup melengkapi tugas

Samples

yang diberikan", "terlibat dalam kegiatan

Penelitian ini terdiri dari 423 responden

yang

yang

mempengaruhi evaluasi kinerja saya".

terdiri

karyawan
Yogyakarta.

dari

di

para

perguruan

Rerata

dosen
tinggi

responden

dan
di

secara

Organizational

langsung

Citizenship

akan

Behavior

telah

(OCB) adalah kinerja kontekstual yang

bekerja selama kurang dari 5 tahun

diukur dengan 5 pertanyaan dari Cable &

sebanyak 60 orang (14.2%), 5 sampai 12

Judge (1996). Contoh item: " membantu

tahun sebanyak 326 orang (77.1%) dan

orang lain yang tidak hadir”

lebih dari 12 tahun sebanyak 37 orang

Person Job Fit adalah kompatibilitas

(8.7%). Responden telah bekerja pada

antara

posisi dan jabatan terakhir selama selama

keterampilan, dan kemampuan (KSA)

kurang dari 5 tahun sebanyak 84 orang

dengan tuntutan pekerjaan. PJ Fit diukur

(19.9%), 5 sampai 12 tahun sebanyak 317

menggunakan 8 item pertanyaan yang

orang (74.9%) dan lebih dari 12 tahun

diambil dari Cable & Judge (1996). Contoh

sebanyak 22 orang (5.2%). Sebanyak 27

item: "Saya memiliki keterampilan dan

9

pengetahuan

individu,

kemampuan untuk melakukan pekerjaan

kualitas dan kecukupannya dengan

ini".

menyelidiki

Personal

organizational

fit

adalah

kesesuaian diri karyawan dengan nilaiA
nilai

organisasi.

PO

fit

diukur

menggunakan 5 item pertanyaan yang
diambil dari Cable & Judge (1996). Contoh
item:

"

Saya

kira

nilaiAnilai

dan

kepribadian yang ada dalam organisasi
merefleksikan nilai dan kepribadian saya.

reliabilitas,

validitas

konvergen dan validitas diskriminan
(Anderson

dan

Steenkamp

Garbing,

and

Reliabiltias

van

di

1988;

Trijp
uji

menggunakan

uji

1991).
dengan

Cronbach’s

OOdengan nilai standar lebih dari 0.7
(Cronbach’s, 1991). Hasil penelitian ini
menunjukkan nilai cronbach untuk PJ
fit=.881, PO fit= .867, kinerja tugas=

- "
Model

penelitian

menggunakan

ini

uji

dengan

structural

modeling (SEM).
analysis

di

pengurukuran

equation

Confirmatory factor

digunakan

untuk

model.

.738, dan OCB=.872.

menguji

Hasil

pengurukran menunjukkan

dari

The chiA

squared (df=184) O2 = 2084,79. GoodnessA
ofAfit of the model are represented by the

Uji Hipotesis
Uji korelasi digunakan untuk
menguji hubungan antar variable.
HipotesisA1 memprediksikan Person
Job Fit memiliki efek terhadap task

following values of RMSEA .18 and RMR

performance

dan

hipotesisA2

= .13. The value of GFI = .68, AGFI = .60,

memprediksikan

CFI=.932, NFI = .79, and TLI =.80.

organizational

Gambar 1 Model Penelitian

terhadap OCB. TabelA1 menunjukkan

Personal
fit

memiliki

efek

bahwa Person Job Fit secara signifikan
memiliki efek positif terhadap task
performance (r=.099, p.05). Sehingga hipotesis 1
! "

Confirmatory
(CFA)

diadopsi

terbukti dan hipotesis 2 tidak terbukti.

# $%

factor

analysis

untuk

menguji

Tabel 1. Mean, standar deviasi
dan korelasi

'
1. Gender
1.18 0.38 A
2. Latar belakang pendidikan 4.48 0.88 A.072 A
3. Pengalaman total Kerja
1.95 0.48 A.167** A.057
A
4. Pengalaman Kerja
1.85 0.48 A.281** A.081 .723**
5. Person Job Fit
4.03 0.49 .121* .026 .082
6. Person Organizational fit
3.49 0.68 .101* A.257** .026
7. Task Performance
3.46 1.08 A.073 .315** .120*
8. Organizational citizenship 3.89 0.72 .045 .178** A.013
behavior (OCB)
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2Atailed), *. 0.05 level (2Atailed).
Cronbach alpha on parental

Uji

moderasi

2

3

kesesuaian kemampuan seseorang dengan
pekerjaannya akan mempengaruhi tingkat

A
.027
A.031
.139**
A.027

pencapaian kinerja. Demikian juga secara

433
.316** 43
.099* A.175** 4 3
.276** .064 .509** 43

psikologis dengan kenyamanan dalam
bekerja,

digunakan

untuk

mengetahui hipotesisA3 yang menyatakan
bahwa gender memoderasi hubungan
antara

Person

performance

Job

dan

Fit

dan

hipotesisA4

task
yang

menyatakan bahwa gender memoderasi
hubungan antara Personal organizational
fit dan OCB. Tabel 2 menunjukkan bahwa
gender

tidak

antara

Person

memoderasi
Job

performance

hubungan

Fit

dan

task

( R2=.001,

Fchange=.526)

dan

dan

hubungan

antara

Personal organizational fit dan OCB
( R2=.000, dan Fchange=.064).

hubungan antara personal fit dan kinerja

( ") *%$ %)
1. Latar belakang pendidikan
2. Pengalaman total Kerja
3. Pengalaman Kerja
( " ) ! $+ # %", - ,
1. Persona l Job Fit (PJ fit)
2. Person organizational fit (PO fit)
%# %
3. Gender (G)
$ *,
1. PJ fit * G
2. PO fit * G

Step 1 β

Step 2 β

Step 3

Step 4 β
interaction

A.328**
A.039
A.137

A.326**
A.028
A.143

A.324**
A.029
A.137

.325
.034
.133

4 32

.086

.201

.016

.009

Step 1 β

0.177**
0.013
0.022

Organizational citizenship
behavior
Step 2 β Step 3 β Step 4 β
interaction
.208**
.001
.008

A.212**
.002
A.009

4

.114*

.074

A.051

A.048

A.211**
.003
A.010

4
4 2
.127
20.305

5 67 $

.136
.007
16.165
3.397

.134
.000
12.928
.115

.135
.001
10.849
.526

.032
4.622

seseorang.

mempengaruhi

Oleh

karena

kinerja

itu

sangat

beralasan jika Person Job Fit memiliki
pengaruh pada task performance, dan
person organizational fit berpengaruh
pada

contextual

(Organizational

performance

Citizenship

Behavior).

Temuan studi ini menunjukkan bahwa PJ
fit pengaruh secara signifikan pada task
performance, dan person organizational
fit berpengaruh secara signifikan pada
organizational

citizenship

behavior.

Sehingga riset ini mengindikasikan bahwa
PJ fit dan task performance memiliki
kesamaan

perspektif

yaitu

perspektif

tugas dan teknis. Sedangkan PO fit dan

Tabel 2 Efek Moderasi gender terhadap

Task Performance

akan

.045
.013
4.893
5.554

.047
.002
4.120
1.027

.047
.000
3.436
.064

* significant at the 0.05 level (2 tailed).
** significant at the 0.01 level (2 tailed).

OCB diindikasikan memiliki kesamaan
dalam

sisi

nilai

dan

perspektif

kontekstual.
Perguruan tinggi merupakan bagian dari
dunia

akademik.

Beberapa

penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaaan prestasi antara lakiAlaki
dan perempuan dalam bidang akademik.
Sehingga penelitian ini menguatkan hasil

Kesimpulan

riset sebelumnya yang menggambarkan

Kinerja dipengaruhi oleh banyak faktor

bahwa perempuan dan lakiAlaki memiliki

diantaranya

kemampuan

kinerja yang seimbang pada kondisi sama.

kenyamanan

Riset

adalah

seseorang,

interes,

seseorang

dalam

dan

bekerja.

Sehingga

ini

perempuan

11

menunjukkan
maupun

bahwa

lakiAlaki

baik
yang

memiliki

kesesuaian

kebutuhan

dan

kemampuan dengan tuntutan jabatan dan
pekerjaan, akan menghasilkan kinerja

Borman (Eds.), Personnel Selection
in Organizations, pp. 71A98
Burke,

R.J.,

M.,

Koyuncu,

&

L.,

pula

Fiksenbaum:

2008,

perempuan dan lakiAlaki yang merasa

experiences,

satisfactions

kebutuhan dan kemampuannya tidak

psychological wellAbeing of female

seimbang dengan tuntutan jabatan atau

and

pekerjaanya.

yang

hospitality sector in Turkey, Equal

dihasilkan tidak hanya kinerja tugas

Opportunities International 27(6),

namun

pp. 505A518

yang

tidak

berbeda.

Kesamaan

kinerja

kontekstual.

Demikian

kinerja

dalam

Sehingga

perspektif

penelitian

male

managers

Work
and

in

the

ini

Cable D.M. & Judge, T.A. (1996), person

konsisten hasil riset sebelumnya seperti

organization fit, job choice decision

studi yang dilakukan oleh Connerley et al,

and

(2008).

Organizational

organizational
behavior

entry,
and

Human decision processes 67 pp
294A311
' 50

#. 0 )

Campbell, J. P.: 1990, Modeling the

Anderson, J.C., & D.R., Gerbing, (1988),

performance prediction problem in

Structural equation modeling in

industrial

practice:

and

psychology, In M. D. Dunnette & L.

recommended two step approach,

M. Hough (Eds.), Handbook of

Psychological

Industrial

A

Review

bulletin

103,

411A

423Arthur et al., 2006;

and

and

organizational

Organizational

Psychology, pp. 687A732

Bernardi, R.A., & S.T., Guptil: 2008, Social

Chatman, J.A.: 1991, matching people and

Desirability Response Bias, Gender,

organizations:

and

socialization in public accounting

Factors

Organizational
International

Influencing

Commitment:
Study,

Journal

An
of

Business Ethics 81(4), pp. 797–809
Borman W.C., & S.J., Motowidlo: 1993,

firms,

selection

Administrative

and

science

quarterly 36, pp. 459A484 Connerley,
Mecham & Strauss, 2008
Cronbach,

L.J.:

1991,

methodological

Expanding the criterion domain to

studyAA Personal retrospective, in

include

contextual

Snow R.E, & D.E., Wiley, Improving

performance, In Schmitt N., & W.C.,

inquiry in social science: a volume in

elements

of

honor of L.J., Cronbach, pp. 385A

Contemporary

Pakistani

400Edward, 1996;

Organizations,

Interdisciplinary

Journal of Contemporary Research

Edward, J.R.: 1991, Person Job fit: A
Conceptual

integration,

literature

In Business 1(11), pp. 178A191

review, and methodological critique,

KristofABrown, Amy L; Zimmerman, Ryan

International review of industrial

D; and Johnson, Erin C, 2005,

and organizational psychology, 6,

Consequences of individual fit at

282A 357Eisenberget al, 1996;

work: A meta analysis of person job
fit,

Frazier P.A., A.P., Tix & K.E., Baron: 2004.

person

organization,

person

person

Testing Moderator and Mediator

group,

supervisor

fit,

Effects in Counseling Psychology

Personnel Psychology 58, 2; pg. 281A

Research, Journal of Counseling

345
Lysonski, S., & W., Gaidis: 1991, A CrossA

Psychology 51(1), pp. 115–134

Cultural Comparison of the Ethics of

Haswell, S., P., Jubb & B., Wearing: 1999,
Accounting Students and Cheating:

Business

A Comparative Study for Australia,

Business Ethics 10(2), pp. 141–150

South Africa and the UK, Teaching
Business

Ethics

3(3),

pp.

Students,

Journal

of

Meece, J.: 1991, Students’ motivational
goals and the classroom context, in

211–

Maehr, M., & P. Pintrich (Eds),

239Hoffman & Woehr, 2006;

Advances

Judge, T.A., & D.M., Cable: 1996, person

in

motivation

organization fit, job choice decision

achievement:

and

regulatory process 7, pp. 261A285,

organizational

Organizational

entry,

behavior

and

selfA

Greenwich, CT: JAI

and

Human decision processes 67(3), pp.

Goals

and

MeyersALevy, J., & D., Maheswaran: 1991,
Exploring differences in males and

294A311

females’

Judge, T. A., J.J., Martocchio & C.J.,

processing

strategies,

Thoresen: 1997, FiveAfactor model of

Journal of Consumer Research 18(1),

personality and employee absence,

pp. 63A70

Journal

of

Applied

Psychology

Motowidlo, S., & Van Scotter, J. (1994),
Evidence

82(5), pp. 745A755.

should

Khan, M.A., & H., Afzal 2010: Correlation
between

Antecedents

that
be

task

performance

distinguished

from

contextual performance. Journal of

of

Applied Psychology, 79(4), 475A480.

Organizational Citizenship Behavior
and Organizations Performance In

13

Nien, CL., & J.L., Duda: 2008, Antecedents

Smith, C. A., Organ, D. W., & Near, J. P.

and consequences of approach and

(1983). Organizational citizenship

avoidance achievement goals: A test

behavior:

Its

of gender invariance, Psychology of

antecedents.

Journal

Sport and Exercise 9 (3), pp. 352–372

Psychology, 68, 653–663.

nature
of

and
Applied

O’Neil, D.A., M.M., Hopkins & D.,

Steenkamp, E. M. & H., VanATrijp: 1991,

Bilimoria: 2008, Women's Careers at

The use of LISREL in validating

the Start of the 21st Century:

marketing constructs, International

Patterns and Paradoxes Journal of

Journal of Research Marketing 8 (4),

Business Ethics 80(4), pp. 727A743

pp. 283A299

O’Reilly III, C.C., J., Chatman, & D.F.,
Caldwell:

1991,

people

and

Tanriverdi,

H.:

2008,

Satisfaction

and

Workers'

Job

Organizational

organizational culture: A profile

Commitment:

Mediator

comparison approach to assessing

Relationships

of

personAorganization fit, Academy of

Commitment Factors, Journal of

management journal 34(3), pp. 487A

American Academy of Business

516

14(1), pp. 152A164

Variable

Organizational

Pajares, F., & M.D., Miller: 1994, Role of

Whipple, T.W., & D.S., Swords: 1992,

selfAefficacy and selfAconcept beliefs

Business Ethics Judgments: A CrossA

in mathematical problem solving: A

Cultural Comparison, Journal of

path analysis, Journal of Educational

Business Ethics 11(9), pp. 671–678.

Psychology 86(2), pp. 193A20

Wigfield, A., J. S., Eccles, & P. R., Pintrich:

Qualls, W.J.: 1987, Household decision

1996, Development between the

behavior: the impact of husbands

ages of 11 and 25, In Berliner, D.C.,

and wives sex role orientation,

& R.C., Calfee (Eds.), Handbook of

Journal of Consumer Research 14(2),

educational psychology, pp. 148–

pp. 264A79

185, New York: Simon & Schuster

Saks, A.M., & B.E., Ashfort: 1997, A
longitudinal investigation of the
relationships
information
perceptions
outcomes,

between
source,
of

fit,

personnel

50(2), pp. 395A426

job

applicant
and

work

psychology

Macmillan
Williams J.L., & E.A., Anderson: 1991, job
satisfaction
commitment

and
as

organizational
predictors

of

organizational citizenship and in
role

behavior,

Journal

Management 17(3), pp. 601A617

of

William, H. Sumrall, David W. Cox, D.

entrepreneurial

interest

and

Adrian Doss, and Don W. Jones,

behavior, Journal of Developmental

(2008), Participative Decisions and

Entrepreneurship 14(2), pp. 105A119

Organizational Commitment:
Quantitative

Analysis,

A

Wood, W., & A.H, Eagly: 2002, A CrossA

Southern

Cultural Analysis of the Behavior of

Business Review, 39A52

Women and Men: Implications for

Wilson, F., J., Kickul, D., Marlino, S.D.,

the Origins of Sex Differences,

Barbosa, & M.D., Griffiths: 2009, An

Psychological Bulletin 128(5), pp.

analysis of the role of gender and

699 –727

self efficacy in developing female

15

.

/
0 /

/

) $%

,

+8

9

*4 64

Manajemen FE, UNY, Yogyakarta

ABSTRACT
This study is aimed to investigate the antecedent of the project deleyed of contractors
work. Various antecedent are explored both partially and simultanously. Sample are
gathered from the site managers of Dinas Pengairan dan Dinas Bina Marga for DIY project.
The result shows that a lot of antecedent such as work document aspect, inspection system,
job control and evaluation, organizational system, Coordination and communication, other
uncontrolable aspect, the readiness of resourches, and the work planning and schedulling
aspect are related to the deleyed of project. The implication of the results are discussed.
) *%

"+ antecedent, project deleyed, contractors

Pendahuluan

menciptakan

Pada era globalisasi dan pasar

melalui

keunggulan

bersaing

kesuksesan

proyek.

bebas hanya perusahaan yang mampu

Perusahaan merupakan kesatuan unit

melakukan perbaikan terusAmenerus

bisnis

(continuous

memberikan laba atau keuntungan

improvement)

dalam

pembentukan keunggulan kompetitif

bagi

yang

suatu

mampu

untuk

berkembang.

yang

diharapkan

perusahaan.
perusahaan

umumnya

harus

mampu

Organisasi sekarang harus dilandasi

mencapai

oleh keluwesan, team kerja yang baik,

efisiensi

kepercayaan,

penyebaran

menjalankan kegiatan operasionalnya

informasi yang memadai. Salah satu

tanpa harus meninggalkan kualitas

upaya yang dapat ditempuh dalam

dan

menghadapi

mengetahui berhasil tidaknya kegiatan

dan

situasi

ini

adalah

tingkat

Pada

mampu

setinggi

kuantitas

efektivitas
mungkin

produk.

dalam

Untuk

menentukan kualitas kerja organisasi,

operasional

dimana

adanya penganalisaan sumber dan

pihak

manajemen

perlu

memperhatikan proses produksi dan

penjadwalan

perusahaan

dan

kerja

diperlukan

sebagai

bahan

pertimbangan

untuk

perencanaan

operasional perusahaan.

aktivitas penyelesaian suatu proyek
seperti

Kesuksesan

organisasi

kurangnya

sumber

daya,

alokasi sumber daya yang tidak tepat,

tergantung pada kinerja karyawan

keterlambatan

dalam penyelesaian tugasAtugas untuk

dan masalahAmasalah lainnya diluar

mencapai

jadwal dalam rencana kerja (Nicholas,

tujuan

Keberhasilan
mencapai

organisasi.

perusahaan

tujuannya

dalam

tidak

pelaksanaan

proyek,

1990).

dapat

Pembuatan rencana dan jadwal

dilepaskan dari peran perencanaan

pelaksanaan selalu mengacu pada

kerja dan penjadwalan kerja. Setiap

kondisi

proyek

lazimnya

prakiraan yang ada pada saat rencana

mempunyai rencana pelaksanaan dan

dan jadwal tersebut dibuat, karena itu

jadwal pelaksanaan yang tertentu,

masalah akan timbul apabila terjadi

kapan pelaksanaan proyek tersebut

ketidak sesuaian antara prakiraan dan

harus

anggapan dengan kenyataan yang

konstruksi

dimulai,

kapan

harus

anggapanAanggapan

dan

diselesaikan dan bagaimana proyek

sebenarnya.

tersebut

serta

sering terjadi adalah keterlambatan

sumber

waktu pelaksanaan proyek, disamping

akan

bagaimana

dikerjakan,

penyediaan

Dampak

umum

yang

dayanya. Dalam manajemen proyek,

peningkatannya

perencanaan

urutan

proyek. Keterlambatan pelaksanaan

pertama dari fungsi manajemen. Dari

proyek umumnya selalu menimbulkan

segi

daya,

akibat yang merugikan baik bagi

perencanaan dapat diartikan sebagai

pemilik maupun kontraktor, karena

pemberi pegangan bagi pelaksana

dampak keterlambatan adalah konflik

mengenai alokasi sumber daya untuk

dan perdebatan tentang apa dan siapa

melaksanakan

dan

yang menjadi penyebab, juga tuntutan

memastikan penggunaan sumber daya

waktu dan biaya tambah. Perusahaan

secara efektif dan efisien (Soeharto,

perlu

1995).

kerja

proyek khususnya mengenai kegiatan

masalahAmasalah

proses produksi yang bisa didekati

menghambat

dengan identifikasi faktorAfaktor yang

menempati

penggunaan

Dalam

seringkali
operasional

sumber

kegiatan

perencanaan

timbul
yang

17

biaya

memperhatikan

pelaksanaan

manajemen

menyebabkan keterlambatan proyek.

Dalam

pembangunan

suatu

Suatu proses produksi yang memang

proyek sering terjadi masalah, seperti

perlu

serius

terdapatnya permasalahan material,

karena keterlambatan kegiatan di jalur

tenaga kerja , kualitas serta dana yang

kritis kan menyebabkan keterlambatan

dapat

proyek secara keseluruhan. Penelitian

suatu proyek. Berdasarkan alasanA

dalam

alasan

mendapat

temuan

perhatian

faktor–faktor

menyebabkan

yang

keterlambatan

menyebabkan

di

berikut:

bagi pemilik atau kontraktor untuk

1. Apakah

perencanaan

penjadwalan

proyek

dan

yang

lebih

dalam

masalah

penelitian ini dirumuskan sebagai

diharapkan dapat menjadi rujukkan

menyusun

atas

keterlambatan

faktorAfaktor

menyebabkan

yang

keterlambatan

waktu pelaksanaan proyek yaitu

seksama, sebagai upaya awal untuk

aspek

menghindari dan atau mengendalikan

penjadwalan

pekerjaan,

keterlambatan

lingkungan

dan

waktu

pelaksanaan

perencanaan

dan
aspek

dokumen

pekerjaan, aspek sistem organisasi,

proyek.
Penelitian mengenai faktorAfaktor
keterlambatan

proyek

pernah

koordinasi dan komunikasi, aspek
kesiapan/penyiapan sumber daya,

dilakukan oleh Elinwa dan Buba

aspek

(1993), Kaming (1996), Scoots (1997)

kontrol dan evaluasi pekerjaan

dan Proboyo (1999). Penelitian ini

dan

bertujuan

mengidentifikasi

kontrol pemilik di lingkungan

faktor

yang

faktorA

sistem

aspek

inspeksi,

lainAlainnya

aspek

diluar

Perusahaan

kontraktor

keterlambatan proyek pada kontraktor

berpengaruh

secara

khususnya di Yogyakarta. Dengan

terhadap terhadap keterlambatan

demikian penelitian ini penulis beri

proyek?

judul

“Studi

Keterlambatan
Kontraktor
Yogyakarta”.

di

menyebabkan

FaktorAFaktor
Proyek
Daerah

Pada
Istimewa

2. Apakah

faktorAfaktor

menyebabkan

DIY

simultan

yang

keterlambatan

waktu pelaksanaan proyek yaitu
aspek

perencanaan

penjadwalan

pekerjaan,

dan
aspek

lingkungan

dan

dokumen

3. Keterlambatan

yang

dapat

pekerjaan, aspek sistem organisasi,

dimanfaatkan

koordinasi dan komunikasi, aspek

yakni

kesiapan/penyiapan sumber daya,

disebabkan oleh kejadianAkejadian

aspek

diluar kendali baik pemilik maupun

sistem

inspeksi,

aspek

aspek

lainAlainnya

Delay),

keterlambatan

yang

kontraktor.

kontrol dan evaluasi pekerjaan
dan

(Excusable

Proses manajemen itu bertujuan

diluar

kontrol pemilik di lingkungan

mencapai

Perusahaan

DIY

menjalankan fungsiAfungsi manajemen

parsial

dan mendayagunakan sumber daya

terhadap terhadap keterlambatan

yang tersedia. Pada proyek kontruksi,

proyek?

penerapan fungsiAfungsi manajemen

kontraktor

berpengaruh

secara

sasaran

dengan

(planning,

organizing,

staffing,

leading,

controlling)

dalam

Penyebab Keterlambatan Proyek

pelaksanaan proyek adalah hal yang

Menurut Kraiem dan Dickmann

penting

(1987),

penyebabApenyebab

keterlambatan

waktu

pelaksanaan

untuk

keberhasilan proyek. Temuan 45 jenis
penyebab keterlambatan yang telah

proyek dapat dikatagorikan kedalam 3

dikelompokkan

kelompok besar yakni :

dengan

1. Keterlambatan

menunjang

dalam

demikian

3

kategori,

perlu

juga

yang

layak

diklasifikasikan keberadaannya dalam

mendapatkan

ganti

rugi

aspek manajemen yang akan di tinjau.

(Compensable

Delay),

yakni

keterlambatan
oleh

tindakan

yang

disebabkan

kelalaian

Untuk

penelitian

ini

diambil 6 aspek kajian, yakni :

atau

a. Aspek

kesalahan pemilik proyek.

Perencanaan

dan

Penjadwalan pekerjaan = 6 jenis

2. Keterlambatan yang tidak dapat
dimanfaatkan

keperluan

penyebab.

(NonAExcusable

b. Aspek Lingkup dan Dokumen

Delay), yakni keterlambatan yang

Pekerjaan = 8 jenis penyebab.

disebabkan oleh tindakan, kelalaian
atau kesalahan pemilik proyek.
19

c. Aspek

sistem

Organisasi,

4.

Koordinasi dan Komunikasi = 9

5.

jenis penyebab.

6.

d. Aspek

Kesiapan/Penyiapan

Sumber Daya = 8 jenis penyebab.

7.
8.

e. Aspek Sistem Inspeksi, Kontrol
dan Evaluasi Pekerjaan = 7 jenis

1.

penyebab
f. Aspek

=4

LainAlain

=

7

jenis

penyebab.

2.
3.

Matriks hubungan antara ke 45

4.

jenis penyebab keterlambatan, 6 aspek
manajemen penyebab keterlambatan

5

proyek dapat dilihat pada Tabel 1.

6
7

8
0
4
4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
(4
1.
2.
3.

"
)

!
&

& &

" !#
6
:#
%
Penetapan jadwal proyek yang amat
ketat oleh pemilik
Tidak lengkapnya identifikasi jenis
pekerjaan yang harus ada
Rencana urutan kerja yang tidak
tersusun dengan baik/terpadu
Penentuan durasi waktu kerja yang
tidak seksama
Rencana kerja pemilik yang sering
berubahAubah
Metode konstruksi/pelaksanaan kerja
yang salah atau tidak tepat
" ! / $! $
' !
# !
;)
!<
Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang
salah/tidak lengkap
Perubahan disain/detail pekerjaan pada
waktu pelaksanaan
Perubahan lingkup pekerjaan pada
waktu pelaksanaan

9.

'
1.
2.

3.

4.

5.

Proses pembuatan gambar kerja oleh
kontraktor
Proses permintaan dan persetujuan
gambar kerja oleh pemilik
Ketidaksepahaman aturan pembuatan
gambar kerja
Adanya banyak (sering) pekerjaan
tambah
Adanya permintaan perubahan atas
pekerjaan yang telah selesai
" !
"
1$ " " )
"
)
! "
Keterbatasan
wewenang
personil
pemilik alam pengambilan keputusan
Kualifikasi personil/pemilik yang tidak
profesional di bidangnya
Cara inspeksi dan kontrol pekerjaan
yang birokrasi oleh pemilik
Kegagalan pemilik mengkoordinasi
pekerjaan dari banyak kontraktor/sub
Kontraktor.
Kegagalan pemilik mengkoordinasi
penyerahaan/pengunaan lahan
Kelambatan penyediaan alat/bahan dll.
yang disediakan pemilik
Kualifikasi teknis dan manajerial yang
buruk dari personilApersonil dalam
organisasi kerja kontraktor
Koordinasi dan komunikasi yang buruk
antar bagianAbagian dalam organisasi
kerja kontraktor
Terjadinya kecelakaan kerja

"

!
) "
># *
& ' *
Mobilisasi Sumber Daya (bahan,
alat tenaga kerja) yang lambat
Kurangnya
keahlian
dan
keterampilan serta motivasi kerja
para pekerjaApekerja langsung di
tapak
Jumlah pekerja yang kurang
mamadai/sesuai dengan aktivitas
pekerjaan yang ada
Tidak tersedianya bahan secara
cukup
pasti/layak
sesuai
kebutuhan
Tidak tesedianya alat/peralatan
yang cukup memadai/ sesuai
kebutuhan

6.
7.

8.

,4
1.
2.

3.

4.
5.
6.

7.

54

1.
2.
3.

4.
5.
6.

Kelalaian/keterlambatan oleh sub
kontraktor pekerjaan
Pendanaan kegiatan proyek yang
tidak terencana dengan baik
(kesulitan
pendanaan
di
kontraktor)
Tidak terbanyarnya kontraktor
secara layak sesuai haknya
(kesulitan
pembayaran
oleh
pemilik)
" ! "
" !" )
,?
" # !
Pengajuan bahan bahan oleh
kontraktor yang tidak terjadwal
Proses
permintaan
dan
persetujuan contoh bahan oleh
pemilik yang lama
Proses pengujian dan evaluasi uji
bahan dari pemilik yang tidak
relevan
Proses persetujuan ijin kerja yang
berteleAtele
Kegagalan
kontraktor
melaksanakan pekerjaan
Banyak hasil pekerjaan yang
harus diperbaiki/diulang karena
cacat/tidak benar
Proses dan tata cara evaluasi
kemajuan pekerjaan yang lama
dan lewat jadwal yang disepakati
" ! /
; " !
!
#
!
)
! <
Kondisi dan lingkungan tanpak
nyata tidak sesuai dengan dugaan
Trasportasi ke lokasi proyek yang
sulit
Terjadinya halAhal tak terduga
seperti
kebakaran,
banjir,
badai/angin ribut, gempa bumi,
tanah longsor dan cuaca amat
buruk
Adanya kemogokan buruh
Adanya huru/hara kerusuhan
perang
Terjadinya

kerusakan/pengrusakan akibat
kelalaian atau perbuatan pihak
ketiga
7. Perubahan
situasi
atau
kebijaksanaan politik/ekonomi
pemerintah
Sumber : Arditi dan Gurdaman (1) ;
Arditi dan Patel (3); Elinwa dan Buba
(6); Kaming (7); Krajem dan Dickmann
(8); Scott (9)

Keberhasilan

suatu

proyek

dikaitkan sejauhmana sasaran jadwal,
mutu dan anggaran yang terpenuhi.
Pengukuran

tercapainya

anggaran

yang efektif dengan biaya yang efisien,
pengukuran

jadwal

yang

efektif

dengan waktu yang tepat dan singkat
serta pengukuran mutu yang efektif
dengan tercapainya kinerja dengan
baik

(Soeharto,

1995).

Kesuksesan

proyek dapat dilihat dari tiga aspek
dalam

pelaksanaan

suatu

Aspek

keberhasilan

proyek

proyek.
dapat

dilihat dari (Soeharto, 1999):
1. Mutu (Quality) menunjukkan hasil
yang sesuai standar
2. Waktu

(Time)

menunjukkan

waktu yang efisien dan efektif
3. Biaya (Cost) menunjukkan biaya
yang efisien dan efektif

Hipotesis
21

H1: FaktorAfaktor yang menyebabkan
keterlambatan waktu pelaksanaan

terhadap terhadap keterlambatan
proyek

proyek yaitu aspek perencanaan
dan penjadwalan pekerjaan, aspek

Metode Penelitian

lingkungan

Jenis penelitian ini merupakan

dan

dokumen

pekerjaan, aspek sistem organisasi,

penelitian

koordinasi dan komunikasi, aspek

menggunakan

kesiapan/penyiapan sumber daya,

disebarkan

aspek

aspek

Yogyakarta khususnya kontraktor di

kontrol dan evaluasi pekerjaan

bidang pengairan dan jasa marga di

dan

DIY.

sistem

aspek

inspeksi,

lainAlainnya

diluar

survey

dengan

kuesioner

kepada

yang

kontraktor

di

kontrol pemilik di lingkungan
Perusahaan

kontraktor

berpengaruh

secara

DIY

Populasi dan Sampel

simultan

Populasi

terhadap terhadap keterlambatan

adalah

proyek

lingkungan

yang

kontraktor

akan
di

Perusahaan

diteliti
DIY

di

kontraktor

H2: FaktorAfaktor yang menyebabkan

DIY dengan bidang Pengairan dan

keterlambatan waktu pelaksanaan

bidang Bina Marga. Sampel penelitian

proyek yaitu aspek perencanaan

diambil dengan metode purposive

dan penjadwalan pekerjaan, aspek

sampling

lingkungan

kontraktor

dan

dokumen

dengan
utama

kriteria
dan

jenis

diketahui

pekerjaan, aspek sistem organisasi,

sebanyak 51 kontraktor kelas utama di

koordinasi dan komunikasi, aspek

DIY.

kesiapan/penyiapan sumber daya,

Analisis Data

aspek

aspek

Responden dalam penelitian ini

kontrol dan evaluasi pekerjaan

dapat dikategorikan dalam beberapa

dan

karakteristik

sistem

aspek

inspeksi,

lainAlainnya

diluar

responden

yaitu

kontrol pemilik di lingkungan

berdasarkan usia, pendidikan terakhir,

Perusahaan

lama pengalaman kerja sebagai site

berpengaruh

kontraktor
secara

DIY
parsial

manajer,

dan

pengalaman

kerja

keseluruhan. Jumlah kuesioner yang

disebar

sebanyak

51

kuesioner.

dan

yang

berusia

>

41

tahun

Kuesioner yang kembali sebanyak 51

berjumlah 17 orang (23,29%). Dengan

kuesioner. Total responden dalam

demikian, mayoritas konsumen dalam

penelitian ini berjumlah 51 orang site

penelitian ini berusia 31A40 tahun. Hal

manajer yang terdiri dari site manajer

ini menunjukkan mayoritas manajer

Dinas Pengairan dan Dinas Bina

proyek berusia 36A41 tahun.

Marga

di

lingkungan

Perusahaan

kontraktor DIY yang termasuk dalam

Komposisi

responden

golongan utama. Uraian berikut ini

berdasarkan

merupakan penjelasan karakteristik

secara rinci diperlihatkan dalam tabel

demografis responden tersebut.

di bawah ini:

Komposisi
berdasarkan

0 &

responden

usia

adalah

pendidikan

sebagai

terakhir

)

"

(

" !

!

" !

#

!

berikut:
0 &
(

4 )
" !

!

" !

0

"

."

."
; 7 <
< 30

4

# "
"
7,80 %

30 A 35
36 – 41
> 41

13
22
12

25,50 %
43,20 %
23,50 %

51

100 %

7

Total

Sumber: Data Primer

!7

#
!
SLTA/STM
D3
S1
Jumlah

7
# "
"
12
23,50 %
11
21,60 %
28
54,90 %
51
100 %
Sumber: Data Primer

Dari tabel dapat diidentifikasi
bahwa

komposisi

pendidikan

responden dalam penelitian ini yaitu
Dari

tabel

di

atas

dapat

diidentifikasi bahwa komposisi usia
responden dalam penelitian ini yaitu
responden yang berusia ≤ 29 tahun
berjumlah 4

orang

(5,48%),

yang

berusia 30A35 tahun berjumlah 13
orang (17,81%),

yang berusia 36A41

tahun berjumlah 39 orang (53,42%),

pendidikan SLTA/STM sebanyak 12
orang

atau

23,50%,

yang

berpendidikan D3 sebanyak 11 orang
atau 21,60%, yang berpendidikan S1
sebanyak

28

orang

atau

54,90%.

Dengan

demikian

mayoritas

site

manajer

dalam

penelitian

ini

berpendidikan sarjana/strata satu.
23

Komposisi

responden

berdasarkan lama pengalaman kerja
sebagai

Site

manajer

secara

memiliki pengalaman kerja sebagai
site manajer selama 6A10 tahun.

rinci

diperlihatkan dalam tabel di bawah
Uji Validitas dan Reliabilitas

ini:
0 &
(

)
" !

!

/

" !
#

"

$

Berdasarkan
)

& $

validitas

atas

$
)
< 5 tahun
6 –10 tahun
11A 20 tahun
> 20 tahun
Jumlah

7 # "

butir

instrumen

11
25
10
5
51

"

dari 51 responden yang dijadikan

21,60 %
49,00 %
19,60 %
9,80 %
100 %

sampel dalam penelitian ini, terlihat
bahwa aitem untuk semua variabel
valid atau sah karena memiliki nilai r
korelasi di atas 0,30.

Sumber: Data Primer, 2015.

Uji reliabilitas butir pertanyaan
dalam

tabel

di

atas

dapat

diidentifikasi bahwa responden yang
memiliki pengalaman kerja sebagai
site manajer < 5 tahun sebanyak 11
orang atau 21,60%, responden yang
memiliki pengalaman kerja sebagai
site manajer 6A10 tahun sebanyak 25
orang atau 49,00%, yang memiliki
pengalaman kerja sebagai site manajer
11A20 tahun sebanyak 10 orang atau
19,60%

pengujian

penelitian yang menunjukkan bahwa

#

Dari

hasil

dan

yang

memiliki

pengalaman kerja sebagai site manajer
> 20 tahun sebanyak 5 orang atau

kuesioner

dengan

tujuan

konsistensi
dan

untuk

derajat

stabilitas

dilakukan
menguji

ketergantungan

dari

alat

ukur.

Sedangkan menurut Ghozali (2006 :
133)

yang

mengemukakan

bahwa

butir pertanyaan dalam kuesioner
dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s
alpa > 0,60. Dari hasil uji reliabilitas
butir pertanyaan dengan program
statistik SPSS versi 17 diperoleh dari
hasil cronbach’s alpha yang lebih besar
dari 0,60 untuk kedua variabel yang
diuji sudah reliabel atau handal.

9,80%. Dengan demikian mayoritas
site manajer dalam penelitian ini

Hasil

regresi

linier

berganda

pengaruh faktorAfaktor katerlambatan

proyek

terhadap

proyek

keterlambatan
Dari persamaan regresi tersebut

di lingkungan Perusahaan

kontraktor DIY bidang Pengairan dan

dapat

jasa marga sebagai berikut :

perencanaan

dilihat

bahwa
dan

aspek

penjadwalan

pekerjaan memiliki koefisien sebesar
Tabel 4.

yaitu A0,163 yang berarti besarnya

Hasil Regresi Linier Berganda di

kontribusi faktor aspek perencanaan

Bidang Pengairan dan Jasa Marga

dan penjadwalan pekerjaan terhadap
perubahan

keterlambatan

sebesar

A0,163

lingkup

dan

atau

proyek

16,3%,

dokumen

aspek

pekerjaan

memiliki koefisien sebesar A0,044 yang
- "
(

$ " /
$#

( $

$

"

Keterangan
(

berarti besarnya kontribusi

)

$

lingkup

B

t

Sig.

5.230

40.225

0.000

A0.163

A3.291

0.005

Aspek perencanaan dan
penjadwalan pekerjaan
Aspek

lingkup

dan

terhadap
proyek

dokumen

perubahan
sebesar

aspek

pekerjaan

keterlambatan

A0,044

atau

4,4%.

Aspek sistem organisasi, koordinasi
dan komunikasi memiliki koefisien

dan

dokumen pekerjaan

A0,044

A3.468

0.005

sebesar A 0.002 yang berarti besarnya

Aspek sistem organisasi,

kontribusi

koordinasi

koordinasi dan komunikasi terhadap

dan

komunikasi

A0,002

A3.048

0.002

Aspek

perubahan
sebesar

kesiapan/penyiapan
sumber daya

A0.171

A2.530

0.022

aspek sistem organisasi,

keterlambatan

A0,002

atau

kesiapan/penyiapan

proyek

0,2%.
sumber

Aspek
daya

Aspek sistem inspeksi,

memiliki koefisien sebesar A0.171 yang

aspek

berarti besarnya kontribusi

kontrol

dan

evaluasi pekerjaan
Aspek

A0.105

A2.150

0.027

A0.240

A3.854

0.001

lainAlainnya

diluar kontrol pemilik

kesiapan/penyiapan
terhadap

perubahan

aspek

sumber

daya

keterlambatan

FAhitung = 156,681 sign=0,000 R2 =

proyek sebesar AA0,171 atau 17,1%.

0.983

Aspek sistem inspeksi, aspek kontrol

Sumber: Data Primer.

dan
25

evaluasi

pekerjaan

memiliki

koefisien sebesar A0,105 yang berarti

dan dokumen pekerjaan, aspek sistem

besarnya kontribusi

organisasi,

aspek sistem

koordinasi

inspeksi, aspek kontrol dan evaluasi

komunikasi,

pekerjaan

kesiapan/penyiapan

terhadap

perubahan

dan
aspek

sumber

daya,

keterlambatan proyek sebesar A0,105

aspek sistem inspeksi, kontrol dan

atau 10,5%. Aspek lainAlainnya diluar

evaluasi dan aspek lainAlain diluar

kontrol pemilik memiliki koefisien

kendali pemilik terhadap perubahan

sebesar A0,240 yang berarti besarnya

tingkat keterlambatan proyek di dinas

kontribusi

pengairan

aspek lainAlainnya diluar

adalah

sebesar

98,3%.

kontrol pemilik terhadap perubahan

Variabel lain yang menjelaskan variasi

keterlambatan proyek sebesar A0,240

perubahan

atau 24,0%. Hubungan negatif tiap

proyek

faktor menunjukkan apabila semakin

sebesar 1,7%.

tinggi faktor keterlambatan proyek
maka

semakin

keterlambatan

rendah

proyek.

tingkat

secara

keterlambatan

menyeluruh adalah

Analisis pengaruh faktorAfaktor

tingkat

keterlambatan

Sebaliknya

keterlambatan

proyek
proyek

terhadap
di

dinas

semakin rendah faktor keterlambatan

pengairan

proyek maka semakin tinggi tingkat

kontraktor DIY secara parsial sebagai

keterlambatan proyek Nilai konstanta

berikut:

sebesar 5,230 menunjukkan bahwa

1. Pengujian

meskipun

tidak

ada

faktor

lingkungan

terhadap

Perusahaan

koefisisen

regresi aspek perencanaan dan

keterlambatan proyek, proyek tetap

penjadwalan

pekerjaan,

memiliki keterlambatan sebesar 5,230.

lingkungan

dan

aspek

dokumen

Besarnya nilai pengaruh faktorA

pekerjaan, aspek sistem organisasi,

faktor keterlambatan proyek secara

koordinasi dan komunikasi, aspek

simultan

kesiapan/penyiapan sumber daya,

ditunjukkan

oleh

nilai

koefisien determinasi (R2) = 98,3%

aspek

yaitu

kontrol dan evaluasi pekerjaan

persentase

pengaruh

faktorA

sistem

inspeksi,

aspek

faktor keterlambatan proyek yang

dan

terdiri dari aspek perencanaan dan

kontrol pemilik di lingkungan

penjadwalan pekerjaan, aspek lingkup

Perusahaan kontraktor DIY secara

aspek

lainAlainnya

diluar

simultan.

Untuk

menguji

2. Pengujian

terhadap

koefisisen

pengaruh aspek perencanaan dan

regresi aspek perencanaan dan

penjadwalan

pekerjaan,

aspek

penjadwalan pekerjaan. Pengujian

lingkungan

dan

dokumen

secara statistik pengaruh aspek

pekerjaan, aspek sistem organisasi,

perencanaan

koordinasi dan komunikasi, aspek

pekerjaan terhadap keterlambatan

kesiapan/penyiapan sumber daya,

proyek

aspek

membandingkan

sistem

inspeksi,

aspek

dan

penjadwalan

dengan
nilai

cara
tAhitung

kontrol dan evaluasi pekerjaan

dengan nilai tAtabel. Dengan taraf

dan

diluar

signifikan sebesar 0,05 atau 5%,

kontrol pemilik di lingkungan

pengujian dua sisi dan dk (n=23)

Perusahaan kontraktor DIY secara

maka diperoleh ttabel = 2,069.

simultan terhadap keterlambatan

Untuk menguji pengaruh faktor

proyek dengan membandingkan

perencanaan

FAhitung dengan probabilitas 0,000

pekerjaan terhadap keterlambatan

lebih kecil dari 0,05 sehingga

proyek dengan membandingkan tA

dapat disimpulkan bahwa aspek

hitung sebesar 3,291 dan ttabel

perencanaan

penjadwalan

2,069 dengan probabilitas 0,005

pekerjaan, aspek lingkungan dan

lebih kecil dari 0,05 yang berarti

dokumen pekerjaan, aspek sistem

thitung > ttabel, sehingga dapat

organisasi,

dan

disimpulkan

aspek

perencanaan

dan

kesiapan/penyiapan sumber daya,

pekerjaan

secara

aspek

berpengaruh secara signifikan dan

aspek

lainAlainnya

dan

koordinasi

komunikasi,

sistem

inspeksi,

aspek

kontrol dan evaluasi pekerjaan

negatif

dan

proyek.

aspek

lainAlainnya

diluar

dan

penjadwalan

bahwa

terhadap

faktor

penjadwalan
parsial

keterlambatan

kontrol pemilik di lingkungan

3. Pengujian

terhadap

Perusahaan kontraktor DIY secara

regresi

simultan berpengaruh terhadap

dokumen

keterlambatan proyek.

secara statistik pengaruh aspek

aspek

koefisisen

lingkup

pekerjaan.

dan

Pengujian

lingkup dan dokumen pekerjaan
27

terhadap

keterlambatan

proyek

dan dk (n=23) maka diperoleh

dengan cara membandingkan nilai

ttabel = 2,069. Untuk menguji

tAhitung

pengaruh faktor sistem organisasi,

dengan

nilai

tAtabel.

Dengan taraf signifikan sebesar

koordinasi

0,05 atau 5%, pengujian dua sisi

terhadap

dan dk (n=23)