LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA (Revisi) NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDI

SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 79 TAHUN 2013
TENTANG
PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR
TAHUN ANGGARAN 2013

PETUNJUK TEKNIS
I.

UMUM
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini yang
dimaksud dengan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dasar
Tahun Anggaran 2013 yang selanjutnya disebut DAK Bidang
Pendidikan Dasar adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada
daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan
bagian dari program yang menjadi prioritas Nasional,khususnya untuk

membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan dasar
9 (sembilan) tahun yang belum mencapai standar tertentu atau
percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar.
Alokasi DAK Bidang Pendidikan Dasar per daerah dan pedoman umum
DAK ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan penetapan
alokasi dan pedoman umum DAK tersebut, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan menyusun petunjuk teknis penggunaan DAK Bidang
Pendidikan Dasar. Setiap kabupaten/kota penerima DAK Bidang
Pendidikan Dasar wajib menyediakan dana pendamping dari APBD
minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dari alokasi dana yang
diterima.

II.

KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN
2013
A.

DAK Bidang Pendidikan Dasar dialokasikan untuk mendukung
penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar 9 (Sembilan)

tahun yang bermutu dan merata dalam rangka memenuhi
Standar Pelayanan Minimum dan secara bertahap memenuhi
Standar Nasional Pendidikan.

B.

Sasaran program DAK Bidang PendidikanDasar untuk SD/SDLB
dan SMP/SMPLB baik negeri maupun swasta.

C.

Alokasi DAK Bidang Pendidikan Dasar per daerah dan pedoman
umum DAK ditetapkan oleh Menteri Keuangan Nomor
201/PMK.07/2012 tentang Alokasi dan Pedoman Umum Dana
Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2013.

D.

Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Dasar :
1.


Tingkat SD/SDLB :
a.
b.
c.

2.

Tingkat SMP/SMPLB :
a.
b.
c.
d.
e.

E.

tercapainya kebutuhan ruang kelas yang layak;
tersedianya ruang perpustakaan beserta perabotnya; dan
tersedianya peralatan pendidikan yang memadai.


Target yang akan dicapai dalam kegiatan DAK Bidang Pendidikan
Dasar untuk SMP/SMPLB adalah:
1.
2.
3.

III.

rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan
paling rendah rusak sedang;
pembangunan ruang kelas baru;
pembangunan perpustakaan;
pembangunan ruang belajar lainnya;
pengadaan peralatan pendidikan.

Target yang akan dicapai dalam kegiatan DAK Bidang Pendidikan
Dasar untuk SD/SDLB adalah:
1.
2.

3.

F.

rehabilitasi ruang kelas rusak sedang;
pembangunan perpustakaan;
pengadaan peralatan pendidikan.

bertambahnya ruang belajar dalam kondisi layak sebagai
tempat terselenggaranya proses belajar mengajar;
bertambahnya ruang kelas baru (RKB) beserta perabotnya;
dan
bertambahnya sarana pendidikan penunjang peningkatan
mutu pendidikan.

PENYALURAN DAN PELAKSANAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR
TAHUN ANGGARAN 2013
A.

B.


Penyaluran Dana
1.

Dana DAK disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari
Rekening Kas Umum Negara (Pemerintah Pusat c.q
Kementerian Keuangan) ke Rekening Kas Umum Daerah
(kabupaten/kota).

2.

Mekanisme dan tata cara mengenai penyaluran dana
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Pelaksanaan
1.

Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang untuk jenjang
SD/SDLB, rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan
paling rendah rusak sedang untuk jenjang SMP/SMPLB,

pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya,
pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya, atau
pembangunan ruang belajar lainnya beserta perabotnya
menggunakan
mekanisme
Swakelola
oleh
kelompok
masyarakat di lingkungan sekolah sesuai Pasal 3, Pasal 26,
Pasal 28, dan Pasal 31 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun


 

2010
tentang
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah,
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan
melibatkan partisipasi masyarakat yang diberi nama Panitia
Pembangunan Sekolah (P2S) sesuai dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah.

IV.

2.

Pengadaan peralatan pendidikan menggunakan mekanisme
penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
dan sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.

3.

Mekanisme

pemilihan
penyedia
barang/jasa
bagi
kabupaten/kota yang berada di wilayah Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 84 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa Dalam Rangka Percepatan Pembangunan
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.

PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN
2013 UNTUK SD/SDLB
A.

Dana digunakan untuk:
1.
2.

B.


C.

Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang.
Pengadaan sarana dan prasarana peningkatan mutu
pendidikan terdiri atas:
a. pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya;
b. pengadaan sarana untuk peningkatan mutu pendidikan
meliputi:
1) peralatan pendidikan Matematika;
2) peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA);
3) peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS);
4) peralatan pendidikan Bahasa;
5) peralatan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan;dan/atau
6) peralatan
pendidikan
Seni
Budaya
dan

Keterampilan.
Proporsi penggunaan meliputi biaya rehabilitasi ruang kelas dan
sarana peningkatan mutu pendidikan dalam rentang proporsi
antara 35% sampai dengan 65% sesuai dengan prioritas
kebutuhan pemerintah kabupaten/kota.
Satuan biaya untuk setiap komponen, ditetapkan sebagai berikut:
1.

Rehabilitasi ruang kelas rusak sedang
a.

Jumlah ruang kelas yang direhabilitasi disesuaikan
dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan
sekolah oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota;


 

b.

Besaran biaya rehabilitasi satu ruang kelas rusak
sedang dengan luas 64 m2 (enam puluh empat meter
persegi) dihitung dengan rumus:

N=axbxc

c.

Keterangan:
1) N = Jumlah biaya yang diperlukan satu ruang kelas
2) a = satuan biaya pembangunan 1 ruang kelas baru
(RKB) SD/SDLB (64 m2) di masing-masing
kabupaten/kota berdasarkan rekomendasi Direktur
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum nomor BU.0106-Dc./47 tanggal 21 Februari
2013, tentang Rekomendasi Penetapan Harga
Satuan Bangunan dan Biaya Konstruksi Fisik
untuk Pembangunan dan Perawatan Sekolah di
Lingkungan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan Tahun Anggaran 2013.
3) b = Persentase rata-rata tingkat kerusakan ruang
kelas pada satu sekolah yang dihitung berdasarkan
analisis tingkat kerusakan bangunan/ruang (lebih
dari 30% dan paling banyak sebesar 45%).
4) c = Jumlah ruang kelas rusak yang akan dibiayai.
Besaran biaya rehabilitasi ruang kelas rusak sedang
dengan luas kurang dari 64 m2, dihitung dengan
rumus:
N = (a x n/64) x b x c

Keterangan:
1) N = Jumlah biaya yang diperlukan satu ruang
kelas.
2) a = satuan biaya pembangunan 1 ruang kelas baru
(RKB) SD/SDLB (64 m2) di masing-masing
kabupaten/kota berdasarkan rekomendasi Direktur
Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum nomor BU.0106-Dc./47 tanggal 21 Februari
2013, tentang Rekomendasi Penetapan Harga
Satuan Bangunan dan Biaya Konstruksi Fisik
untuk Pembangunan dan Perawatan Sekolah di
Lingkungan
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan Tahun Anggaran 2013.
3) n = Luas Ruang Kelas + Luas Selasar.
4) b = Persentase rata-rata tingkat kerusakan ruang
kelas pada satu sekolah yang dihitung berdasarkan
analisis tingkat kerusakan bangunan/ruang (lebih
dari 30% dan paling banyak sebesar 45%).
5) c = Jumlah ruang kelas rusak sedang yang akan
dibiayai.


 

d.

2.

Satuan biaya rehabilitasi ruang kelas rusak sedang bagi
daerah tertinggal, terpencil, dan terluar (3T) dapat
menggunakan perhitungan harga yang ditetapkan oleh
dinas pekerjaan umum setempat dan disahkan oleh
bupati/walikota.

Pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya
a.

b.

Jumlah ruang perpustakaan yang dibangun disesuaikan
dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan
oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota. Kegiatan
pembangunan ruang perpustakaan menggunakan
standar bangunan dengan konstruksi bangunan tahan
gempa;
Besaran biaya pembangunan satu unit ruang
perpustakaan
(60,8m2)besertaperabotnya
dihitung
dengan rumus:

N = Z + 13.000.000
 

c.

Jika konstruksi bangunan lantai 1 (satu) belum
memenuhi persyaratan untuk bangunan 2 (dua) lantai
maka besaran biaya pembangunan ruang perpustakaan
beserta perabotnya dihitung dengan rumus:
N2 = N + (20% x N)
 

Keterangan:
1) Standar luas ruang perpustakaan SD berikut
selasar = 60,8 m2, dengan rincian :
• Standar luas lahan minimal 72 m2 (9x8) dengan
luas ruang perpustakaan 60,8 m2 yang terdiri
atas luas ruang perpustakaan (7x8) m2
ditambah selasar (2x2,4) m2.
2) N = Jumlah biaya yang diperlukan untuk
pembangunan satu ruang perpustakaan.
3) N2 = Jumlah biaya yang diperlukan untuk
pembangunan satu ruang perpustakaan di lantai
dua jika konstruksi bangunan lantai satu belum
memenuhi persyaratan untuk bangunan dua lantai.
4) Z = harga satuan bangunan ruang perpustakaan di
masing-masing
kabupaten/kota
berdasarkan
rekomendasi Direktur Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum nomor BU.0106Dc./47 tanggal 21 Februari 2013, tentang
Rekomendasi Penetapan Harga Satuan Bangunan
dan Biaya Konstruksi Fisik untuk Pembangunan
dan Perawatan Sekolah di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran
2013.


 

5)
6)

3.

V.

Rp.13.000.000,00 adalah satuan biaya pengadaan
perabot untuk satu ruang perpustakaan.
Satuan biaya pembangunan ruang perpustakaan
beserta perabotnya bagi daerah tertinggal, terpencil,
dan terluar (3T) dapat menggunakan perhitungan
harga yang ditetapkan oleh dinas pekerjaan umum
setempat dan disahkan oleh bupati/walikota.

Pengadaan peralatan pendidikan
a.

pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sesuai
dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil pemetaan
sekolah oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota;

b.

alokasi biaya untuk masing-masing kegiatan/komponen
sebagai berikut :

No

Kegiatan/Komponen

Satuan

1

Peralatan Pendidikan Matematika

Paket

Rp.

9.795.600,-

2

Peralatan Pendidikan IPA

Paket

Rp.

8.300.000,-

3

Peralatan Pendidikan IPS

Paket

Rp.

6.000.000,-

4

Peralatan Pendidikan Bahasa

Paket

Rp. 10.550.000,-

5

Peralatan Pendidikan Jasmani, Paket
Olah Raga dan Kesehatan

Rp. 13.800.000,-

6

Peralatan
Pendidikan
Budaya dan Keterampilan

Rp.

Seni Paket

Alokasi Biaya

3.500.000,-

c.

alokasi dana pengadaan peralatan pendidikan yang
ditetapkan merupakan besaran patokan biaya tertinggi
yang menjadi dasar acuan bagi pelaksana DAK Bidang
Pendidikan Dasar dalam penyusunan Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.

d.

pelaksanaan pengadaan peralatan pendidikan dapat
dipilih dari daftar peralatan (kegiatan/komponen)
sebagaimana dimaksud pada b sesuai kebutuhan
sekolah berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan
oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota.

e.

Jenis barang/alat dari masing-masing kegiatan/
komponen sebagaimana dimaksud pada b dapat dipilih
sesuai kebutuhan sekolah dan/atau dana yang tersedia.

PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN
2013 UNTUK SMP/SMPLB
Digunakan untuk:
A.

Alokasi dana digunakan untuk peningkatan prasarana pendidikan
dan pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan dengan


 

dalam rentang proporsi antara 35% sampai dengan 65% untuk
mencapai 100% sesuai dengan kebutuhan kabupaten/kota:
1.

2.

3.

4.

B.

No

Peningkatan prasarana pendidikan diprioritaskan untuk
rehabilitasi ruang belajar dengan tingkat kerusakan minimal
rusak sedang beserta perabotnya, pembangunan ruang kelas
baru (RKB) beserta perabotnya;
Bila butir a.1 sudah terpenuhi maka sisa dana alokasi
peningkatan prasarana pendidikan bisa digunakan untuk
pembangunan
ruang/gedung
perpustakaan
beserta
perabotnya, dan pembangunan ruang belajar lain (RBL)
beserta perabotnya;
Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan berupa
pengadaan alat pendidikan diprioritaskan untuk peralatan
IPS dan peralatan matematika; dan
Bila seluruh sekolah telah memiliki peralatan IPS dan
Matematika maka sisa dana alokasi pengadaan sarana
peningkatan mutu pendidikan dapat dipergunakan untuk
pengadaan
peralatan
laboratorium
IPA,
peralatan
laboratorium Bahasa, dan peralatan olah raga.

Alokasi biaya untuk masing-masing kegiatan/komponen sebagai
berikut :
Kegiatan/Komponen

Satuan

Alokasi Biaya

1

Rehabilitasi Ruang Belajar

Paket

Rp. 45.000.000,-

2

Ruang Kelas Baru

Ruang

Rp. 120.000.000,-*)

3

Ruang Perpustakaan

Ruang

Rp. 210.000.000,-*)

4

Ruang Laboratorium IPA

Ruang

Rp. 235.000.000,-*)

5

Ruang Laboratorium Bahasa

Ruang

Rp. 235.000.000,-*)

6

Peralatan Laboratorium IPA

Paket

Rp. 50.000.000,-

7

Peralatan Laboratorium Bahasa Paket

Rp. 125.000.000,-

8

Peralatan IPS

Paket

Rp.

9

Peralatan Olah Raga

Paket

Rp. 20.000.000,-

Peralatan Matematika

Paket

Rp.

10

9.000.000,-

6.000.000,-

*)Unit cost rata rata nasional untuk satu lantai dengan IKK = 1,0. Untuk
pembangunan lebih dari satu lantai maka unit cost ditambah 10% perlantai.

Alokasi dana pengadaan peralatan pendidikan yang ditetapkan
merupakan besaran patokan biaya tertinggi yang menjadi dasar
acuan bagi pelaksana DAK Bidang Pendidikan Dasar dalam
penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.


 

VI.

KEGIATAN-KEGIATAN YANG TIDAK DAPAT DIBIAYAI DAK DAN
PEMENUHANNYA
A.

Kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK Bidang Pendidikan Dasar:
1. administrasi kegiatan;
2. penyiapan kegiatan fisik;
3. penelitian;
4. pelatihan;
5. perjalanan dinas; dan
6. izin mendirikan bangunan, pembebasan tanah,pematangan
tanah, konsultan, dan sebagainya.

B.

Pemenuhan Biaya
Pendidikan Dasar

yang

tidak

dapat

dibiayai

DAK

Bidang

Kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK sebagaimana dimaksud pada
huruf A, pembiayaannya dibebankan dari anggaran/biaya umum yang
disediakan melalui APBD atau sumber pembiayaan lain di luar dana
pendamping.
VII. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
A.

Pemerintah Provinsi
1.

2.

3.

B.

mengkoordinasikan sosialisasi pelaksanaan DAK Bidang
PendidikanDasarbagi kabupaten/kota sebagai tindak lanjut
sosialisasi di tingkat pusat dengan mengundang narasumber
dari institusi yang relevan;
melaksanakan supervisi dan monitoring serta penilaian
terhadap pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Dasar di
kabupaten/kota;dan
melaporkan hasil supervisi dan monitoring kepada Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar, u.p. Direktur Pembinaan Sekolah
Dasar dan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Pemerintah Kabupaten/Kota
1.

2.

3.

4.

menganggarkan dana pendamping dalam APBD sekurangkurangnya 10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK
Bidang Pendidikan Dasar yang diterimanya, sesuai dengan
Pasal 11 ayat (1) Peraturan Menteri Keungan Nomor
201/PMK.07/2012;
menyediakan anggaran/dana biaya umumuntuk kegiatan
perencanaan, sosialisasi, pengawasan dan biaya operasional
lainnya, sesuai dengan kebutuhan;
menetapkan nama-nama SD/SDLB dan SMP/SMPLB
penerima DAK Bidang Pendidikan Dasardalam Surat
Keputusan Bupati/Walikota dan salinannya disampaikan
kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, u.p. Direktur
Pembinaan Sekolah Dasar, Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Pertama dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
setempat;
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program DAK
Bidang PendidikanDasardi tingkat kabupaten/kota.


 

C.

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
1.

2.

3.

4.
5.

6.

7.

8.

membuat
rencana
alokasi
jumlah
SD/SDLB
dan
SMP/SMPLB yang akan menerima DAK, selanjutnya
melakukan seleksi sekolah-sekolah calon penerima sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan;
membentuk tim teknis untuk melakukan pemetaan dan
pendataan kondisi prasarana sekolah dan sarana penunjang
peningkatan mutu pendidikan di sekolah;
mengusulkan nama-nama SD/SDLB dan SMP/SMPLB
beserta alokasi dana bagi calon penerima DAK Bidang
PendidikanDasarkepada Bupati/Walikota, berdasarkan hasil
pemetaan dan pendataan;
mensosialisasikan pelaksanaan program DAK Bidang
Pendidikan Dasarkepada seluruh sekolah penerima;
melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa sesuai
dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan Peraturan Presiden
Nomor 70 Tahun 2012 Perubahan Kedua Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah untuk pengadaan peralatan pendidikan;
melaksanakan monitoring dan evaluasi serta menyusun
pelaporan kegiatan DAK dengan mengacu pada Surat Edaran
Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008,
900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk
Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi
Pemanfaatan DAK;
menggandakan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang
Pendidikan Dasar yang telah ditetapkan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan dan mendistribusikan kepada seluruh
sekolah penerima DAK Bidang Pendidikan Dasar;
melaporkan penggunaan DAK Bidang Pendidikan Dasar
untuk SD/SDLB dan SMP/SMPLB Tahun Anggaran
2013kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar up.
Direktur Pembinaan SD dan Direktur Pembinaan SMP.

D.

Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota
Dewan Pendidikan kabupaten/kota melakukan tugas dan fungsi
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang
Pengelolaan
dan
Penyelenggaraan
Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
66 Tahun 2010. Dalam konteks kegiatan DAK Bidang Pendidikan
Dasar Tahun Anggaran 2013, Dewan Pendidikan kabupaten/kota
memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan pengawasan
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan DAK
Bidang Pendidikan Dasar di tingkat kabupaten/kota.

E.

Satuan Pendidikan
1. mengangkat panitia pembangunan di sekolah yang bertugas
melaksanakan rehabilitasi ruang kelas rusak sedang
dan/atau pembangunan ruang perpustakaan, ruang kelas


 

2.
3.

4.
F.

baru, dan ruang belajar lainnya,
mencatat hasil DAK Bidang Pendidikan Dasar sebagai
inventaris sekolah,
memanfaatkan
bangunan/barang
hasil
DAK
Bidang
PendidikanDasar untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar,
merawat dan memelihara bangunan/barang hasil DAK
Bidang Pendidikan.

Komite Sekolah
Komite Sekolah melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010. Dalam konteks
DAK Bidang Pendidikan Dasar, Komite Sekolah memiliki tugas
dan tanggung jawab melakukan pengawasan dalam rangka
transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan DAK Bidang
Pendidikan Dasar di tingkat sekolah.

G.

Panitia Pembangunan Sekolah (P2S)
1.

memilih dan menetapkan kepala pelaksana;

2.

melaksanakan
pembangunan
ruang belajar
sesuai dengan
peraturan ini.

3.

mengadministrasikan
dan
mendokumentasikan
segala
kegiatan berkenaan dengan kegiatan rehabilitasi atau
pembangunan baik administrasi keuangan maupun teknis.
Buku-buku yang digunakan untuk mencatat keluar
masuknya dana dan dokumentasi lainnya harus berada di
sekolah.
menyusun laporan teknis dan mempertanggungjawabkan
realisasi penggunaan dana dan pelaksanaan rehabilitasi atau
pembangunan yang menggunakan dana tersebut serta hasil
pembangunan kepada seluruh anggota masyarakat, dan
Dinas Pendidikan kabupaten/kota.

4.

rehabilitasi ruang kelas rusak sedang atau
ruang perpustakaan, ruang kelas baru, dan
lain, dengan mekanisme swakelola, serta
standar dan spesifikasi teknis pada lampiran

VIII. PELAPORAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN SANKSI
A. Pelaporan
Laporan pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan DasarTahun
Anggaran 2013dilakukan secara berjenjang, mulai dari laporan
tingkat sekolah, laporan tingkat kab/kota, dan laporan pusat.
1.

Laporan Tingkat Sekolah
a.
b.

Ketua
panitia
pembangunan
membuat
laporan
kemajuan pekerjaan dan laporan akhir.
Laporan ketua panitia pembangunan disampaikan
kepada Kepala Sekolah.

 
10
 

B.

2.

Laporan Kepala Sekolah
Berdasarkan laporan panitia pembangunan, maka kepala
sekolah menyusun laporan kemajuan pekerjaan untuk
disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui Dinas
Pendidikan kabupaten/kota.

3.

Laporan Kabupaten/kota
a. Bupati/Walikota menyusun laporan triwulanan yang
memuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
DAK Bidang Pendidikan Dasarkepada:
1) Menteri Keuangan
2) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
3) Menteri Dalam Negeri
b. Penyampaian laporan triwulan sebagaimana dimaksud
huruf (a) dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari setelah triwulan yang bersangkutan berakhir.
c.
Rincian pelaporan sebagaimana dimaksud huruf (a)
mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam Surat
Edaran
Bersama
Menteri
Negara
Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE
1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21 November
2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis
Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi
Khusus (DAK).
d. Laporan triwulan dan akhir pelaksanaan kegiatan DAK
Bidang Pendidikan Dasaruntuk SD/SDLB wajib dikirim
secara elektronik melalui email: dak: ditpsd@yahoo.com,
sedangkan
untuk
SMP/SMPLB
melalui
email:
dak.smp@kemdikbud.go.id.

Pemantauan Evaluasi dan Pengawasan
1.

Pemantauandan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Bidang
Pendidikan Dasar dilakukan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas
Pendidikan kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Surat Edaran Bersama Menteri Negara
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala
Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE
1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21 November
2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis
Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi
Khusus (DAK).

2.

Pengawasan
Pengawasan fungsional/pemeriksaan tentang pelaksanaan
kegiatan dan administrasi keuangan program DAK Bidang
Pendidikan Dasardilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Inspektorat
Daerah.

 
11
 

C.

IX.

Sanksi
1.

Setiap orang atau sekelompok orang di setiap tingkat
pelaksana (kabupaten/kota, sekolah, masyarakat) yang
melakukan
tindakan
penyalahgunaan
dan/atau
penyimpangan
pelaksanaan
kegiatan
dan
keuangan
sebagaimana tertuang dalam petunjuk teknis ini serta
peraturan perundang-undanganyang terkait, ditindak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.

Pemerintah kabupaten/kota yang melakukan kegiatan tidak
berpedoman pada petunjuk teknis ini serta peraturan
perundangan lain yang terkait, dipandang sebagai
penyimpangan yang akan dikenai sanksi hukum.

KETENTUAN LAIN
A.

Bagi daerah yang terkena dan/atau terjadi bencana alam pada
tahun berkenaan, ana DAK Bidang Pendidikan Dasar dapat
digunakan secara keseluruhan sesuai kebutuhan daerah terkait
dengan bidang pendidikan, setelah mengajukan usulan
perubahan dan mendapat persetujuan tertulis dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.

B.

Bencana alam sebagaimana dimaksud pada butir 1 merupakan
bencana alam yang dinyatakan secara resmi oleh kepala daerah
setempat.

C.

Mekanisme pengajuan usulan kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut:
1.

Pemerintah kabupaten/kota mengajukan usulan perubahan
kegiatan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan
tembusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar.

2.

Berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan
surat rekomendasi kepada pemerintah kabupaten/kota
untuk melakukan perubahan kegiatan tersebut.
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.

MOHAMMAD NUH
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

TTD.
Muslikh, S.H
NIP195809151985031001
 
12
 

Dokumen yang terkait

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA (Revisi) NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013.

0 0 6

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA (Revisi) NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013.

0 0 12

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA (Revisi) NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH

0 0 6

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA (Revisi) NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN

0 0 12

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA (Revisi) NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DAS

0 0 7

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANG

0 0 6

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH

0 0 10

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN

0 0 7

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DAS

0 0 12

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA (Revisi) NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDI

0 0 51