EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS ACE (ACTIVITIES, CLASS DISCUSSION, EXERCISE ) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL (SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016 2017) | Rahmawati | Jurnal

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS ACE
(ACTIVITIES, CLASS DISCUSSION, EXERCISE ) TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
KELAS XI SEMESTER GANJIL
(SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017)

Yunia Rahmawati1) Yemi Kuswardi2) Dhidhi Pambudi3)
1)Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta
1)[email protected],2)[email protected],
3)[email protected]

2)3)Dosen

Alamat Instansi :
Gedung D lantai 1, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap
prestasi belajar matematika dilihat dari aktivitas belajar siswa. Model

pembelajaran yang dibandingkan adalah model Pembelajaran Siklus ACE dan
model pembelajaran konvensional. Penelitian ini termasuk jenis penelitian
eksperimental semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMA
Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Sampel yang digunakan adalah 2
kelas dimana kelas eksperimen terdapat 32 siswa dan kelas kontrol terdapat 32
siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah instrumen angket aktivitas
belajar matematika siswa dan tes prestasi belajar matematika. Teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, kemudian
dilakukan uji lanjut pasca anava yaitu uji komparasi ganda dengan menggunakan
metode Scheffe. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa (1) siswa yang diberikan
model pembelajaran Siklus ACE memberikan prestasi matematika yang lebih baik
daripada siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional, (2) siswa
dengan aktivitas belajar tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada
siswa dengan aktivitas belajar sedang maupun rendah sedangkan siswa dengan
aktivitas belajar sedang memiliki prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa
dengan aktivitas belajar rendah, (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran
dan aktivitas belajar matematika siswa pada materi barisan dan deret tak hingga.
Kata Kunci : Siklus ACE, aktivitas belajar matematika, prestasi belajar.


Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

85

PENDAHULUAN

merupakan mata pelajaran yang sulit

Matematika merupakan salah satu

bagi siswa. Salah satunya materi

mata

dalam

barisan dan deret tak hingga. Melalui

penerapan Kurikulum 2013 bahkan


model konvensional (dalam hal ini

diajarkan

jenjang

pembelajaran langsung) di kelas,

pendidikan mulai dari tingkat sekolah

persentase ketuntasan siswa pada

dasar,

materi

pelajaran
di

semua


sekolah

menengah

hingga

ini

pada

tahun

ajaran

perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan

2015/2016 tidak lebih dari 40%. Hal

mata pelajaran ini dianggap penting


ini juga didukung oleh data hasil rata-

untuk

menumbuhkembangkan

rata nilai ulangan harian siswa pada

kemampuan berpikir logis, sistematis,

materi barisan dan deret tak hingga

dan kritis dalam diri siswa. Namun

pada siswa kelas XI tahun ajaran

pada

pelajaran


2015/2016 yang masih di bawah

matematika masih dianggap oleh

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

sebagian siswa merupakan hal yang

Rendahnya prestasi belajar siswa

menakutkan

akibatnya

pada materi barisan dan deret tak

prestasi belajar matematika siswa

hingga diakui oleh guru matematika


tergolong rendah.

salah

kenyataannya

dan

Data
PAMER

sulit,

yang

UN

diperoleh


dikarenakan

ketidakmampuan

siswa

menyelesaikan soal-soal yang bersifat

bahwa nilai rata-rata Ujian Nasional

pemahaman dan aplikasi. Pemahaman

mata pelajaran matematika di SMA

materi pada pelajaran matematika

Negeri 2 Surakarta sebesar 62.91 dan

sangat bergantung pada cara guru


termasuk nilai rata-rata paling rendah

mengajarkan materi tersebut pada

dari

siswa.

enam

2015

dari

satunya

menyebutkan

diujikan.


mata

pelajaran

Berdasarkan

yang
hasil

Pada pelaksanaan kurikulum

wawancara yang dilakukan peneliti

2013 di SMA Negeri 2 Surakarta

terhadap

mata

yang telah digunakan sejak tahun


yaitu

2013, diharapkan siswa dapat terlibat

Magdalena, S.Pd., M.Pd. diperoleh

secara aktif saat proses pembelajaran.

informasi

Namun,

pelajaran

86

utama

salah

satu

guru

matematika
bahwa

matematika

berdasarkan

hasil

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

pengamatan peneliti selama observasi

Dalam kondisi seperti itu,

proses pembelajaran, siswa belum

diperlukan peran aktif siswa dalam

dilibatkan

pada

proses pembelajaran sehingga dapat

secara

aktif

pelaksanaan

proses

pembelajaran

meningkatkan perhatian siswa selama

matematika.

Proses

pembelajaran

pembelajaran berlangsung.

matematika masih dilakukan secara
konvensional.

Pembelajaran

Peran aktif siswa dibangun
melalui pembelajaran yang berpusat

konvensional yang sering digunakan

pada

oleh guru adalah model pembelajaran

learning). Peran aktif siswa dan

langsung,

prestasi

pembelajaran

dimana
ini

masih

model
bersifat

siswa

(student

belajar

ditingkatkan

centered

siswa

melalui

dapat

rancangan

Teacher Centered padahal proses

model pembelajaran yang tepat dan

belajar mengajar seharusnya lebih

sesuai dengan kondisi siswa. Salah

cenderung ke Student Centered. Di

satu model pembelajaran yang dapat

dalam model pembelajaran langsung,

digunakan

guru mendominasi seluruh kegiatan

pembelajaran siklus ACE. Model

pembelajaran dengan metode ceramah

pembelajaran

sedangkan

menggunakan

siswa

hanya

adalah

model

siklus

ACE
pendekatan

memperhatikan dan mencatat apa

konstruktivisme dengan berdasarkan

yang dituliskan guru di papan tulis.

pada teori APOS yang menekankan

Sesekali guru bertanya terkait dengan

pada

kesulitan belajar yang dialami oleh

dalam

siswa. Akibatnya, siswa hanya duduk

matematika serta keaktifan siswa

mendengarkan dan mencatat materi

dalam proses pembelajaran. Selain itu

yang disampaikan oleh guru. Siswa

model

cenderung tidak aktif untuk bertanya,

memfasilitasi siswa supaya mampu

tidak mencari pengetahuan materi itu

mengoptimalkan

sendiri sehingga siswa cenderung

mereka

pasif saat pembelajaran berlangsung.

kemampuan bernalar mereka pada

Akibatnya hanya ada sedikit aktivitas

suatu materi.

kontruksi-konstruksi
memahami

suatu

pembelajaran

serta

ini

proses

mental
konsep

juga
belajar

meningkatkan

aktif siswa di dalam kelas.

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

87

Asiala, dkk mengemukakan suatu

lebih aktif serta terlibat langsung

pembelajaran

dalam

berdasarkan

teori

proses

pembelajaran

APOS yang dinamakan pembelajaran

dilaksanakan

siklus

dalam

kelompok. Dengan adanya diskusi

:

kelompok

ACE.

pembelajaran

Tahapan
ini

meliputi

(1)

melalui

yang

siswa

akan

diskusi
mendapat

Activity (A), kegiatan ini merupakan

kesempatan untuk bertanya, menalar,

aktivitas siswa untuk memperoleh

menggali kemampuan mereka sendiri

pengalaman

serta saling berbagi informasi di

yang

berhubungan

dengan ide-ide matematis yang akan

antara

dipelajari dalam pembelajaran (2)

dengan adanya tahap latihan, siswa

Class

diharapkan

discussion

(C),

yang

teman

sekelompok.
dapat

Serta

memperkuat

belajar

konsep-konsep yang dikonstruksi. Hal

kooperatif, dan (3) Exercise (E),

tersebut dimungkinkan akan membuat

adanya latihan untuk mengokohkan

prestasi belajar siswa menjadi lebih

atau

baik bila dibandingkan dengan model

memerlukan

adanya

memperkuat

yang

dikonstruksi

pembelajaran
diterapkan

ini
dengan

konsep-konsep
[1].

Model

juga

dapat

pembelajaran

langsung

yang

diterapkan guru saat ini.
Selain model pembelajaran,

menggunakan

pendekatan ilmiah atau pendekatan

permasalahan

scientifik sehingga pembelajaran ini

siswa

sesuai

2013.

matematika diduga dipengaruhi oleh

model

tinggi rendahnya aktivitas belajar

pembelajaran ini siswa diharapkan

matematika siswa. Hal ini sesuai

dapat terlibat aktif dalam setiap

dengan pernyataan Sudjana yang

proses pembelajaran. Dengan adanya

menyatakan

aktivitas pada langkah pertama dari

proses belajar mengajar dapat dilihat

pembelajaran

dalam

Dengan

dengan

Kurikulum

menggunakan

ini,

siswa

dapat

rendahnya

dalam

mata

bahwa

aktivitas

prestasi
pelajaran

“Keberhasilan
belajar

yang

mengembangkan kemampuan awal

ditunjukkan oleh para siswa dalam

serta mengamati apa yang berkaitan

melaksanakan

dengan

mengajar” [7].

materi

matematika.

Pada

kegiatan

belajar

tahap diskusi, siswa diharapkan dapat
88

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

Keaktifan siswa dalam proses

yang diberikan serta berusaha untuk

pembelajaran sangat mempengaruhi

menjawab. (b) Siswa mengerjakan

keberhasilan belajar siswa. Padahal

soal yang diberikan secara lisan. (c)

pada

Komposisi kelompok didasarkan pada

model

pembelajaran

konvensional

guru

sangat

ketertarikan siswa dan harus bersifat

mendominasi

dalam

proses

heterogen.

(d)

Siswa

membaca

pembelajaran sedangkan keterlibatan

mengenai materi yang ada di buku

siswa sangat sedikit sekali.

paket (buku pegangan siswa) dan

Berdasarkan uraian di atas,

berusaha untuk memahaminya. (e)

dalam penelitian ini peneliti akan

Siswa

membandingkan

berkelompok

antara

model

bergegas

untuk

dengan

duduk
anggota

pembelajaran Siklus ACE dengan

kelompok sesuai yang ditentukan oleh

model pembelajaran yang digunakan

guru.

di sekolah yang menjadi tempat

Discussion), (a) Siswa berdiskusi

penelitian pada materi barisan dan

secara

deret tak hingga jika ditinjau dari

kelompoknya mengenai apa yang

aktivitas belajar siswa.

belum dipahami terhadap materi yang

(2)

Diskusi

aktif

Kelas (Class

dengan

anggota

Tujuan Penelitian ini adalah

dipelajari. (b) Siswa saling bertukar

untuk mengetahui pengaruh model

pendapat dan memberikan penjelasan

pembelajaran terhadap prestasi belajar

mengenai cara menyelesaikan soal.

matematika

(c)

dilihat

dari

aktivitas

Siswa

meskipun

duduk

belajar siswa. Model pembelajaran

berkelompok tetapi mengerjakan soal

yang dibandingkan adalah model

secara

pembelajaran Siklus ACE dan model

mendiskusikannya mengenai kendala-

pembelajaran konvensional.

kendala (belum dimengerti) yang

Langkah-langkah
pembelajaran

muncul.

(d)

Siswa

dan

(perwakilan

ACE

kelompok) maju dan menuliskan

dikemukakan Chandra & Fiantika

jawabannya di papan. (e) Siswa

Aktivitas

memperhatikan terhadap penjelasan

(Activities), (a) Siswa memperhatikan

guru mengenai jawaban yang telah

dan menyimak terhadap pertanyaan

dituliskan. (3) Latihan (Exercise), (a)

sebagai

berkut:

Siklus

model

individu

(1)

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

89

Siswa

mengerjakan

yang

Menurut Kardi, pembelajaran

diberikan dengan tidak melihat buku

langsung dapat berbentuk ceramah,

sumber (catatan atau paket) dan tidak

demonstrasi, pelatihan dan praktek

diperkenankan untuk bertanya kepada

[9].

teman

ataupun

pembelajaran langsung dikemukakan

kelompok yang lain). (b) Siswa

Trianto sebagai berkut: (1) Fase 1,

mengumpulkan pekerjaannya secara

menyampaikan

tertib.[3]

mempersiapkan

(satu

soal

kelompok

Pembelajaran

menjelaskan

menggunakan model pembelajaran

diajarkan

kooperatif

pelajaran.

Siklus

ACE

dapat

siswa

tujuan
dan
(2)

belajar

dan

Implementasi

dan

(a)

Guru

materi

yang

latar

mendemonstrasikan

siswa.

model

tujuan

meningkatkan aktivitas dan prestasi

belakang

Fase

2,

pengetahuan

keterampilan

(a)

Guru

pembelajaran kooperatif Siklus ACE

mendemonstrasikan keterampilan dan

menjadikan

belajar

menyampaikan informasi tahp demi

berlangsung dengan aktivitas belajar

tahap. (3) Fase 3, membimbing

yang tinggi. Siswa sangat antusias

pelatihan

dalam belajar yang ditunjukkan oleh

contoh soal dan membahasnya. (4)

perhatiannya selama pembelajaran.

Fase 4, mengecek pemahaman dan

Pada saat diskusi kelompok dan kelas

memberikan

siswa tidak takut bertanya mapun

Mengecek apakah siswa telah berhasil

menjawab

yang

melakukan tugas dan memberi umpan

diberikan baik kepada atau dari guru

balik. (5) Fase 5, memberikan

maupun temannya. [6]. Hal ini dapat

kesempatan

diartikan bahwa proses pembelajaran

lanjutan dan penerapan (a) Guru

yang terjadi menjadi lebih baik

mempersiapkan pelatihan lanjutan,

sehingga model pembelajaran Siklus

dengan

ACE merupakan salah satu model

penerapan

yang

komplek dalam kehidupan sehari-

dapat

belajar siswa.

90

dengan

Langkah-langkah

suasana

permasalahan

meningkatkan

proses

(a)

Guru

memberikan

umpan

untuk

balik

(a)

pelatihan

penerapan

khusus

pada

kepada

situasi

lebih

hari.[8].

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

Rousseau menyatakan bahwa
dalam

kegiatan

segala

belajar

pengetahuan

mengajar

itu

siswa kelas XI MIA SMA Negeri 2
Surakarta tahun ajaran 2016/2017,

harus

yang terdiri dari 5 kelas. Sampel yang

diperoleh dengan pengamatan sendiri,

digunakan yaitu 2 kelas dengan kelas

pengalaman

penyelidikan

eksperimen terdapat 32 siswa dan

sendiri dengan bekerja sendiri [4].

kelas kontrol terdapat 32 siswa.

Sedangkan Montessori menegaskan

Pengambilan sampel dilakukan secara

bahwa anak itu memiliki tenaga untuk

cluster random sampling. Uji coba

berkembang

instrumen

sendiri,

sendiri.

Pendidik

berperan sebagai pembimbing dan
pengamat

perkembangan

dilaksanakan

di

SMA

Negeri 2 Karanganyar.
Teknik

anak

pengumpulan

didiknya. Pembentukan diri seorang

yang

anak yang lebih banyak melakukan

dokumentasi yang digunakan untuk

aktivitas adalah anak itu sendiri. [5].

mengumpulkan

Paul B. Diedrich membuat suatu

Ulangan Tengah Semester I mata

daftar

macam

pelajaran matematika wajib tahun

kegiatan siswa antara lain dapat

ajaran 2016/2017, metode angket

diklasifikasikan

untuk

visual

yang

berisi

activities,

177

sebagai
oral

berikut:
activities,

digunakan

data

adalah

data

data

metode

yaitu

aktivitas

nilai

belajar

matematika siswa dan metode tes

listening activities, writing activities,

untuk

drawing activities, motor activities,

matematika siswa pada materi barisan

mental

activities

serta

emotional

activities [5].

data

prestasi

belajar

dan deret tak hingga. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis
variansi dua jalan dengan sel tak sama
dilanjutkan uji pasca anava dengan

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di

menggunakan

metote

Scheffe.

SMA Negeri 2 Surakarta pada kelas

Sebagai persyaratan analisis yaitu

XI MIA semester 2 tahun ajaran

populasi

2016/2017. Penelitian ini termasuk

menggunakan

penelitian

populasi mempunyai variansi yang

eksperimental

semu.

berdistribusi
uji

normal

Lilliefors

dan

Populasi penelitian adalah seluruh

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

91

sama

(homogen)

menggunakan

tidak sama pada materi aplikasi
turunan fungsi. Karena hanya ada dua

metode Bartlett [2].

model maka untuk mengetahui mana
HASIL

PENELITIAN

DAN

yang menghasilkan rerata yang lebih
tinggi, cukup dilihat melalui rataan

PEMBAHASAN
Sebelum melakukan analisis,

marginalnya.

hasil

dilakukan uji prasyarat analisis yaitu

penelitian diperoleh rataan marginal

uji normalitas dan uji homogenitas.

untuk model pembelajaran Siklus

Berdasarkan hasil uji normalitas,

ACE adalah 73,49 sedangkan untuk

dapat disimpulkan bahwa masing-

model

masing sampel dari kelas Siklus ACE

marginalnya adalah 63,16. Dari rataan

konvensional, siswa dengan aktivitas

marginal

belajar tinggi, sedang, dan rendah

disimpulkan

berasal

dengan

dari

populasi

berdistribusi

normal.

hasil

homogenitas

uji

yang

Berdasarkan
dapat

langsung

diperoleh

tersebut

rataan

maka

bahwa

dapat

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran

Siklus

ACE

menghasilkan

prestasi

belajar

disimpulkan bahwa masing-masing

matematika lebih baik dari pada

sampel dari model pembelajaran dan

pembelajaran dengan menggunakan

aktivitas belajar siswa berasal dari

model pembelajaran langsung pada

populasi yang homogen.

materi barisan dan deret tak hingga.
Hal

Setelah dilakukan uji prasyarat
analisis,

92

Berdasarkan

kemudian

dilakukan

uji

ini

dikarenakan

pada

model pembelajaran Siklus ACE

anava dua jalan dengan sel tak sama.

mampu

mengakomodasi

Berdasarkan perhitungan uji anava

bentuk interaksi yang terjadi dalam

dua jalan dengan sel tak sama

proses pembelajaran baik antara siswa

diperoleh Fa = 5,14 > 4,016 =

dengan guru, siswa dengan teman

F(0,05;1;58) dan Fa adalah anggota

sebaya, siswa dengan bahan ajar,

daerah kritik maka diambil keputusan

siswa-bahan ajar-siswa, dan siswa-

uji H0A ditolak, karena H0A ditolak

bahan

berarti kedua model pembelajaran

terlibat

menghasilkan prestasi belajar yang

pembelajaran dikelas. Dalam model

ajar-guru,
secara

berbagai

sehingga

siswa

aktif

dalam

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

pembelajaran Siklus ACE terdapat

belajar sehingga prestasi belajar siswa

beberapa fase-fase pembelajaran yang

pun lebih baik dibandingkan dengan

menyebabkan terjadinya perbedaan

jika

prestasi belajar secara signifikan.

pembelajaran langsung.

Fase

tersebut

antara

menggunakan
Berdasarkan

model

hasil

analisis

lain

fase

siswa

di

variansi dua jalan sel tak sama

kelompokkan secara heterogen untuk

diperoleh Fb = 13,79 > 3,1650 =

memecahkan soal-soal terkait materi

F(0,05;2;58), sehingga Fbadalah anggota

barisan dan deret tak hingga. Melalui

daerah kritik sehingga H0B ditolak

kerja kelompok siswa yang kesulitan

berarti

dalam

belajar matematika siswa (tinggi,

dimana

activities

memahami

materi

dapat

ketiga

sedang

lebih menguasai materi sehngga siswa

pengaruh

lebih terpacu untuk belajar. Selain itu,

prestasi belajar matematika siswa

terdapat fase class discussion dimana

pada materi barisan dan deret tak

siswa mempresentasikan hasil diskusi

hingga.

kelompok mereka dan ditanggapi oleh

dilakukan uji komparasi ganda untuk

kelompok

mengetahui perbedaan rerata setiap

hal

ini

dapat

rendah)

aktivitas

terbantu oleh teman sebayanya yang

lain,

dan

kategori

yang

Oleh

memberikan

berbeda

karena

kolom.

terhadap

itu

Metode

perlu

membuka wawasan siswa terhadap

pasangan

berbagai kemungkinan jawaban soal

digunakan untuk uji komparasi ganda

pada materi barisan dan deret tak

pada penelitian ini adalah metode

hingga. Kemudian terdapat pula fase

Scheffe.
Berdasarkan

exercise dimana siswa harus dapat

uji

yang

komparasi

menggunakan pengetahuan mereka

ganda dalam aktivitas belajar tinggi

dalam

dan sedang diperoleh F.1-.2 =16,765 >

menyelesaikan

berbagai

permasalahan dalam bentuk latihan-

6,3018 = 2F0.05;

latihan di sekolah maupun dirumah.

ditolak.

Situasi

saling

perbedaan prestasi belajar matematika

kelompok

antara siswa yang memiliki aktivitas

siswa

belajar matematika tinggi dan siswa

untuk

yang

belajar

yang

membangun

dalam

heterogen

membuat

bersemangat

dan

terpacu

2 ;58

Hal ini

memiliki

sehingga H0.1-.2

berarti terdapat

aktivitas

belajar

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

93

matematika

sedang.

Berdasarkan

Tabel 4.12 diperoleh rataan marginal

tak hingga.

untuk aktivitas belajar matematika

Untuk uji komparasi ganda

tinggi adalah 80,38 dan aktivitas

antara aktivitas belajar sedang dan

belajar matematika sedang adalah

rendah diperoleh H0.2-.3 tidak ditolak

64,42. Dilihat dari rataan marginalnya

karena F0.2-.3= 6,2542 < 6,3018 =

dapat disimpulkan bahwa siswa yang

2F0.05;

memiliki

tinggi

dengan aktivitas belajar matematika

memiliki prestasi belajar matematika

sedang dan rendah memiliki prestasi

yang lebih baik daripada siswa yang

belajar yang tidak berbeda secara

memiliki aktivitas belajar matematika

siginifikan,

sedang. Uji komparasi ganda antara

disimpulkan bahwa siswa dengan

kelompok siswa dengan aktivitas

aktivitas belajar matematika sedang

belajar tinggi dan rendah diperoleh

memilki prestasi belajar yang sama

F.1-.3 = 28,3495 > 6,3018 = 2F0.05; 2 ;58

baiknya

sehingga H0.1-.3 ditolak. Hal ini berarti

aktivitas belajar matematika rendah.

siswa

belajar

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis

rendah

yang menyatakan bahwa siswa yang

aktivitas

dengan

matematika

belajar

aktivitas

tinggi

memiliki

dan

prestasi

belajar

yang

2 ;58.

memili

Hal ini berarti siswa

sehingga

dengan

siswa

aktivitas

belajar

dapat

dengan

sedang

signifikan.

memilki prestasi belajar yang lebih

Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh

baik dibandingkan dengan siswa yang

rataan

marginal

memiliki aktivitas belajar rendah.

belajar

matematika

berbeda

secara
untuk

aktivitas
adalah

Ketidaksesuaian

belajar

disebabkan siswa dengan aktivitas

matematika rendah adalah 51,82.

belajar sedang kurang bersemangat

Dilihat dari rataan marginalnya dapat

dalam kegiatan belajar mengajar,

disimpulkan

80,38

memiliki

94

rendah pada materi barisan dan deret

dan

tinggi

aktivitas

bahwa

aktivitas

siswa

yang

sehingga

belajar

tinggi

gagasan

ini

jarang
serta

kemungkinan

mengemukakan

ide-idenya

dalam

memiliki prestasi belajar matematika

menyelesaikan materi dan jarang

yang lebih baik daripada siswa yang

berdiskusi

memiliki aktivitas belajar matematika

mengalami

dengan

teman

kesulitan,

apabila
sehingga

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

prestasi belajar mereka juga kurang

maupun

jika

memuaskan.

pembelajaran

dihadapkan
yang

pada

mengharuskan

Dari hasil analisis variansi dua

mereka untuk terlibat dalam diskusi

jalan sel tak sama diperoleh Fab =

kelompok. Mereka cenderung lebih

0,20 < 3,1650 = F(0,05;2;58), sehingga

aktif bertanya kepada guru maupun

Fab bukan merupakan daerah kritik

teman

yang

tidak

kesulitan. Mereka juga mengerjakan

ditolak. Ini berarti tidak ada interaksi

tugas yang diberikan guru, baik tugas

antara

dan

individu maupun tugas kelompok

aktivitas belajar siswa sehingga tidak

sehingga mereka terbiasa dengan

perlu dilakukan uji komparasi rataan

variasi soal dan dapat menguasai

antar sel pada baris yang sama. Dapat

materi dengan baik. Hal ini berbeda

disimpulkan bahwa pada masing-

dengan siswa dengan aktivitas belajar

masing

belajar,

tinggi yang diberikan pembelajaran

pembelajaran dengan menggunakan

dengan mosel pembelajaran langsung.

model pembelajaran Siklus ACE

Mereka cenderung hanya menerima

menghasilkan prestasi belajar yang

penjelasan guru berdasarkan apa yang

lebih baik jika dibandingkan dengan

ditulis oleh guru sehingga kurang

menggunakan model pembelajaran

dapat menyelesaikan permasalahan

langsung pada materi barisan dan

baru yang belum pernah dibahas di

deret tak hingga.

kelas.

mengakibatkan
model

H0AB

pembelajaran

aktivitas

sebaya

jika

mengalami

Ini berbeda dengan hipotesis

Pada siswa dengan tingkat

yang diajukan. Perbedaan ini terjadi

aktivitas belajar matematika sedang,

kemungkinan pada siswa dengan

penerapan model pembelajaran Siklus

aktivitas

ACE

belajar

menyesuaikan

diri

tinggi
dengan

dapat
baik

terdapat

aktivitas

kelompok-kelompok

kerja.

dengan
Pada

terhadap model pembelajaran yang

kelompok ini jika terdapat siswa yang

diberikan, yaitu pembelajaran dengan

belum dapat memahami materi maka

model Siklus ACE. Mereka akan

siswa lain dalam kelompok tersebut

tetap fokus meskipun dituntut untuk

yang

memperhatikan penjelasan dari guru

temannya. Ini berbeda dengan siswa

faham

dapat

membantu

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

95

dengan aktivitas belajar matematika

jawaban teman yang dituliskan di

sedang yang menggunakan model

papan tulis. Sehingga jika mereka

pembelajaran langsung dimana siswa

menemui suatu kesulitan, kesulitan

kurang

untuk

tersebut kurang dapat teratasi karena

mengemukakan gagasan dan ide-

guru tidak dapat mengecek dan

idenya dalam menyelesaikan materi.

membimbing siswa satu persatu.

bersemangat

Siswa

96

juga

kurang

Tidak

memiliki

terjadinya

model

interaksi

kesempatan untuk saling membantu

antar

pembelajaran

jika mengalami kesulitan, sehingga

aktivitas belajar siswa kemungkinan

masalah yang dimiliki siswa dalam

dikarenakan

menguasai materi pelajaran tidak

Siklus ACE yang diterapkan pada

sepenuhnya teratasi.

materi barisan dan deret tak hingga,

model

dan

pembelajaran

Sedangkan, pada siswa dengan

siswa dari semua kategori aktivitas

tingkat aktivitas belajar matematika

belajar matematika merasa terpacu

rendah,

model

untuk terlibat dalam pembelajaran di

pembelajaran Siklus ACE terdapat

kelas melalui interaksinya dengan

fase exercise yaitu latihan-latihan

teman sebaya dimana siswa saling

soal. Melalui latihan-latihan soal,

berdiskusi dan bekerja sama dalam

siswa dengan aktivitas belajar rendah

menyelesaikan

mulai

Dengan

penerapan

sedikit

terbiasa

untuk

diskusi

suatu
ini

persoalan.
siswa

dari

masalah

berbagai kategori aktivitas belajar

teman

matematika dapat saling membangun

kelompoknya yang heterogen. Ini

pengetahuan dan berbagi informasi

berbeda dengan siswa pada aktivitas

mengenai materi pembelajaran dalam

belajar

yang

suasana yang menyenangkan di dalam

menggunakan model pembelajaran

kelompok sehingga masing-masing

langsung

jarang

individu memiliki keinginan yang

mengerjakan latihan pada lembar

sama dalam belajar dan menguasai

kerja siswa. Dalam kelompok yang

materi. Ini berbeda dengan ketika

tidak

lebih

siswa belajar dengan menggunakan

memilih menunggu dan menyalin

model pembelajaran langsung. Pada

menyelesaikan

berbagai

matematika

dengan

matematika
dimana

heterogen,

rendah
mereka

mereka

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

model pembelajaran langsung siswa

langsung pada materi barisan dan

dengan berbagai aktivitas belajar

deret tak hingga.

matematika terbiasa untuk menerima

2. Siswa dengan aktivitas belajar

materi belajar yang diberikan oleh

matematika

guru tanpa banyak berusaha menggali

prestasi belajar matematika lebih

lebih dalam secara mandiri mengenai

baik dari pada siswa dengan

materi pembelajaran yang diberikan.

aktivitas

belajar

Kebanyakan siswa merasa cukup

rendah;

serta

dengan pembelajaran yang didapat

aktivitas

dalam kelas sehingga pemahaman

sedang sama baiknya dengan

mereka

siswa

mungkin

kurang

karena

tinggi

memiliki

sedang
siswa

belajar

dan

dengan

matematika

aktivitas

belajar

mereka hanya menguasai materi yang

matematika rendah pada materi

diberikan. Dengan demikian, tingkat

barisan dan deret tak hingga.

pemahaman

siswa

pada

semua

3. Tidak ada interaksi antara model

tingkatan aktivitas belajar matematika

pembelajaran

menjadi

belajar matematika siswa. Pada

lebih

baik

dengan

menggunakan model pembelajaran

masing-masing

Siklus

pembelajaran,

ACE

daripada

dengan

menggunakan model pembelajaran

aktivitas

langsung.

tinggi

Oleh

karena

itu,

dan

aktivitas
model

siswa

belajar

dengan

matematika

menghasilkan

prestasi

pembelajaran

belajar yang lebih baik daripada

Siklus ACE dan model pembelajaran

siswa dengan aktivitas belajar

langsung

matematika sedang dan rendah

penggunaan

model

tidak

bergantung

pada

aktivitas belajar matematika siswa.

serta
belajar

1. Model pembelajaran Siklus ACE
matematika
daripada

prestasi
yang

model

lebih

dengan

aktivitas

matematika

sedang

menghasilkan

SIMPULAN DAN SARAN
menghasilkan

siswa

belajar
baik

pembelajaran

prestasi

belajar

yang sama baiknya dengan siswa
dengan
matematika

aktivitas
rendah

belajar
dalam

pembelajaran pada materi barisan
dan deret tak hingga. Sedangkan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

97

pada

masing-masing

aktivitas

belajar

tingkat

matematika,

2. Bagi peneliti lain untuk mencoba
mengembangkan

model

pembelajaran

dengan

pembelajaran lain yang dapat

menggunakan

model

digunakan untuk menyampaikan
materi barisan dan deret tak

pembelajaran

Siklus

ACE

menghasilkan

prestasi

belajar

baik

jika

yang

lebih

hingga

atau

mencoba

mengembangkan

model

dibandingkan

dengan

pembelajaran Siklus ACE pada

pembelajaran

dengan

materi selain materi barisan dan

menggunakan

model

pembelajaran

langsung

pada

deret

tak

hingga

dengan

memperhatikan

kelebihan

materi barisan dan deret tak

maupun kekurangan pada model

hingga.

pembelajaran Siklus ACE ini.

Berdasarkan

kesimpulan,

Untuk

mendapatkan

dikemukakan beberapa saran yaitu:

penelitian

1. Bagi

dapat

penulis juga menyarankan kepada

model

peneliti lain, untuk membiasakan

guru

untuk

menggunakan

yang

lebih

hasil
baik,

pembelajaran Siklus ACE pada

siswa

materi barisan dan deret tak

pembelajaran

dengan

model

hinggasebagai

pembelajaran

yang

akan

salah

satu

melaksanakan

alternatif karena untuk setiap

digunakan

tingkat

dengan jalan menerapkan model

aktivitas

matematika

siswa

belajar
model

ini

pembelajaran

untuk

penelitian

yang

dapat menghasilkan prestasi yang

digunakan

lebih

model

sebelumnya sehingga pada saat

pembelajaran langsung sehingga

peneliti meneliti pada materi

dapat

yang diinginkan siswa sudah

baik

daripada

digunakan

untuk

pembelajaran pada siswa dengan

terbiasa

aktivitas

pembelajaran

belajar

matematika

tinggi, sedang, maupun rendah.

pada

akan
materi

dengan

model

yang

digunakan

sehingga hasil penelitian bisa
lebih baik.

98

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

3. Siswa hendaknya mempersiapkan
materi terlebih dahulu sebelum
pelajaran

dimulai,

aktif

mengikuti pembelajaran di kelas.
Siswa
sering

hendaknya

juga

mengerjakan

lebih
latihan-

latihan pada lembar kerja di
rumah

maupun

mengemukakan

di

kelas,

gagasan

serta

ide-idenya dalam menyelesaikan
materi dan berdiskusi dengan
teman

apabila

mengalami

kesulitan. Sehingga diharapkan
prestasi belajar matematika siswa
menjadi lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Asiala, M.,dkk. (2004). A
Framework for Research and
Curriculum Development in
Undergraduate
Mathematics
Education. Diperoleh pada 22
Oktober
2016
dari
http:
//www.math.kent.edu/~edd/Fram
ework.pdf.
[2] Budiyono. (2009). Statistika
untuk Penelitian. Surakarta: UNS
Press.

Pendidikan Matematika, hlm.
375-383, Universitas Nusantara
PGRI Kediri, Surabaya.
[4] Nasution.
(2003).
Berbagai
Pendekatan
dalam
Proses
Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
[5] Sardiman. (2012). Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
[6] Selamat. (2009). Implementasi
Pembelajaran
Kooperatif
Berpendekatan
Siklus
ACE
Berbantuan
LKM
untuk
Meningkatkan
Kualitas
Pembelajaran Kimia Analitik
Kuantitatif. Jurnal Pendidikan
dan Pengajaran. 42 (1) 37-43.
[7] Sudjana, N. (2008). Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdikarya.
[8] Trianto.
(2010).
Mendesain
Model Pembelajaran InovatifProgresif. Jakarta : PT. Kencana
Prenada Media Group.
[9] Trianto.
(2012).
Model
Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
Bumi Aksara.

[3] Chandra, S.H. & Fiantika, F.R.
(2013).
Implementasi
Teori
APOS (Action, Process, Object,
Scheme) dalam Siklus ACE
(Activities, Class Discussion,
Exercise) pada Pokok Bahasan
Menggambar Grafik Fungsi
Kuadrat.
Seminar
Nasional
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

99

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN METAFORA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI SURAKARTA

1 23 209

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MOVING CLASS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN PRESTASI BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Moving Class Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X, XI IPS SMA Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun

0 1 14

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA SISWA Pengaruh Aktivitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Nege

0 2 16

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON Eksperimentasi Model Pembelajaran Examples Non Examples dan Contextual Teaching And Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa (Penelitian Eksperimen pada Kelas VIII

0 0 18

PENDAHULUAN Eksperimentasi Model Pembelajaran Examples Non Examples dan Contextual Teaching And Learning terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa (Penelitian Eksperimen pada Kelas VIII MTs Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran

0 1 7

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Eksperimentasi pada Siswa SMP Negeri 2 Gemolong Kelas VIII Semester Genap).

0 2 7

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE INQUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2008/2009 SMP N 2 JUMANTONO.

0 2 7

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS ACE (ACTIVITIES, CLASS DISCUSSION, EXCERCISE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL (SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017).

0 0 19

PEMBELAJARAN KOOPERATIF ACE (ACTIVITIES, CLASS DISCUSSION, EXERCISE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

0 0 8

IMPLIKASI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARANGANOM TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - UNWIDHA Repository

0 0 31