Penentuan Viskositas Pulp Pada D0 Stage Dalam Proses Pemutihan (Bleaching) Di PT. Toba Pulp, Tbk-Porsea

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kertas merupakan bahan produk yang banyak dipergunakan oleh manusia. Pulp
sebagai bahan baku kertas dibuat dari semua jenis kayu yang berserat panjang
(hard wood) maupun kayu yang berserat pendek (soft wood). Perkembangan
industri pulp (bubur kertas) di Indonesia berkembang secara pesat didukung oleh
sumber daya yang ada. Lokasi pabrik pulp menghasilkan kertas di Indonesia
terletak di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir,
Sumatera Utara. Sedangkan lokasi pabrik pulp untuk menghasilkan rayon terletak
di Riau.
Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia dalam berbagai
bidang meningkat dengan pesat, diantaranya adalah kebutuhan primer yang harus
dipenuhi oleh setiap manusia, sejalan dengan bertambahnya penduduk dan makin
berkembangnya ilmu pengetahuan maka meningkat pula kebutuhan akan sandang
dan kertas. Hal inilah yang mendorong PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Sosor Ladang
Porsea Kabupaten Toba Samosir untuk mengolah kayu menjadi produk yang lebih
bermanfaat. Secara garis besar, proses pengolahan kayu pada industri ini adalah
dimulai dari pengumpulan kayu (wood yard),


pengelupasan (debarking),

pemotongan (chipping), pemasakan (digester ), pencucian (washing/screening),
pemutihan (bleaching), serta pembentukan lembaran pulp dengan mesin (pulp
machine).

Universitas Sumatera Utara

Proses pemutihan pulp atau disebut juga proses pengelantangan pulp
bertujuan untuk menghilangkan warna coklat pada pulp yang disebabkan oleh
lignin sebagai salah satu komponen penyusun kayu. Pada proses ini dilakukan
dengan menggunakan senyawa klor sebagai bahan pemutih. Banyak sedikitnya
klor yang digunakan pada proses ini akan mempengaruhi viskositas daripada pulp
yang dihasilkan. Penggunaan ClO2 yang berlebih menyebabkan degradasi selulosa
sehingga mengurangi kekuatan serat. Dengan demikian harus ada hubungan
antara bahan kimia pemutih yang digunakan dengan pulp yang akan diputihkan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, begitu pentingnya penentuan viskositas
untuk mengetahui kualitas pulp yang dihasilkan setelah proses pemutihan ,maka
saya merasa tertarik untuk menjadikan ini sebagai pembahasan dalam Karya
Ilmiah dengan judul


“Penentuan

Viskositas Pulp Pada D0 Stage Dalam

Proses Pemutihan Pulp (Bleaching) di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk-Porsea”.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Permasalahan
Pada proses uji yang dilakukan oleh Quality Control ada beberapa parameter yang
digunakan diantaranya adalah penentuan kadar viskositas. Pengujian viskositas
dilakukan untuk menentukan kekentalan yang dimiliki oleh pulp. Yang menjadi
permasalahannya adalah apakah viskositas sangat mempengaruhi mutu pulp yang
dihasilkan sehingga diperoleh mutu pulp sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh industri dan bagaimana cara menentukan viskositas yang terkandung didalam
bubur pulp.
1.3 Tujuan
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian jumlah pemutih terhadap viskositas

sehingga diperoleh mutu pulp sesuai standart yang ditetapkan industri.
2. Untuk mengetahui cara penentuan viskositas yang terkandung didalam bubur
pulp.

1.4 Manfaat
Untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai kadar viskositas
apakah sudah memenuhi standart atau belum memenuhi standart yang sudah
ditetapkan oleh industri serta melalui

penentuan viskositas dapat diketahui

kekuatan serat yang dimiliki oleh pulp serta hubungannya terhadap jumlah bahan
pemutih yang diperlukan untuk proses pemutihan pulp.

Universitas Sumatera Utara