ANALISIS BAHAYA DAN KAJIAN RISIKO KERJA PADA LAB SAVORY IFF – PT ESSENCE INDONESIA LAPORAN KERJA PRAKTEK

  

ANALISIS BAHAYA DAN KAJIAN

RISIKO KERJA PADA LAB SAVORY IFF –

PT ESSENCE INDONESIA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

  

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh:

WILLIAM KRISTIANDI

14.I1.0094

  ANALISIS BAHAYA DAN KAJIAN RISIKO KERJA PADA LAB SAVORY IFF – PT ESSENCE INDONESIA Oleh: William Kristiandi NIM: 14.I1.0094 Program Studi: Teknologi Pangan Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan dihadapan sidang penguji pada tanggal: 7 Juni 2017 Comment [ DNH1] : Disesuaikan dengan tanggal

  Semarang, 12Juli 2017 pengumpulan berkas akhir laporan KP

  Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan kerja praktek, yang berjudul “Analisis Bahayadan KajianRisiko Kerjapada Lab Savory PT International FlavorsFragrances (INDONESIA)”.Kerja Praktek dan Laporan Kerja Praktek ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kelengkapan akademis yang bertujuan untuk mencapai program kesarjanaan strata satu (S1) program studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Kerja Praktek ini dilaksanakan selain untuk menambah wawasan dan pengalaman kerja, juga bertujuan untuk melengkapi pengetahuan dengan penerapan ilmu yang telah diterima secara langsung dalam perkuliahan.

  Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelasaikan laporan kerja praktek ini baik secara langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada:

  Comment [ DNH3] : Dr. V. Kristina Ananingsih,

  1. Dr. V. Kristina Ananingsih, S. T., MSc selaku Dekan Fakultas ST., MSc.

  Teknologi Pertanian 2. Dea N. Hendryanti, S. TP selaku pembimbing akademik.

  3. Alexander Hann selaku pembimbing lapangan

  Comment [ DNH5] : Disesuaikan dengan tanggal Semarang, 12Juli 2017 pengumpulan berkas final K

  Penulis

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……….………......……………………………….………..i

KATA PENGANTAR ……………….......…………………….....................…………..ii

DAFTAR ISI ……………………..............………..………..……………..…………...iii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………....vi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………..vii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………viii

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

  

DAFTAR GAMBAR

  

DAFTAR LAMPIRAN

1. PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang

Di dunia yang sudah semakin maju dan berkembang saat ini, teknologi berkembang

dengan sangat pesat.Dengan perkembangan teknologi yang cepat, masyarakat dituntut

untuk menyesuaikan diri serta mengembangkan pengetahuannya mengenai teknologi.

Sebagai mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik

Soegijapranata Semarang, mahasiswa dituntut untuk memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang luas terhadap teknologi dan globalisasi terutama dalam ilmu teknologi

seputar bidang pangan.

  

Untuk memenuhi tuntuntan tersebut maka diadakan program Kerja Praktek (KP). KP

sendiri merupakan mata kuliah dalam Program Studi Teknologi Pangan yang dilakukan

pada semester V / VI selama minimal 20 hari kerja. Dengan KP ini, mahasiswa Program

Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang diharapkan

dapat menerapkan segala teori dasar yang telah diperoleh selama perkuliahan, serta

mampu mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja nantinya.

  1.2. Tujuan

Dalam program kerja praktek ini memiliki beberapa tujuan-tujuan yang ingin

dicapai.Yang pertama adalah untuk menerapkan teori-teori yang didapatkan selama

2. PROFIL PERUSAHAAN

  P.T. IFF adalah salah satu perusahan terbaik dalam inovasi dan produksi dari flavor dan fragrances yang telah digunakan oleh bermacam-macam produk yang berada di pasaran, mulai dari fragrances murni dan pengarum ruangan, hingga sabun mandi dan cuci serta macam produk. Hingga tahun 2016 tercatat pada posisi ketiga dalam sepuluh besar

industri flavor dunia menurut leffingwell &

associates

  P.T. IFF berpusat di New York City dengan total 30 cabang perusahaan yang tersebar di seluruh dunia mulai dari sales, produksi dan fasilitas pengembangan dan penelitian.Perusahaan ini telah berdiri sejak 1909 dan sekarang mempunyai pekerja lebih dari 6800 orang.Untuk di Indonesia total karyawan berjumlah 270 orang dengan jam kerja 40 jam per minggu (8 jam per hari). Perusahaan ini juga telah tarcatat dalam New York Stock Exchange serta anggota dari S&P 500 Index, Global Flavor and Fragrance Company , Creator of Innovative Flavor and Fragrance Solutions.

2.1. Sejarah Perusahaan

  P.T. International Flavors and Fragrances yang berlokasi pada jalan Oto Iskandardinata No. 74, Jakarta – Indonesia ini pertama kali dibuka pada 30 Maret 1955 dengan nama NV Essence Indonesia. Pada tahun 1964 perusahaan NV Essence Indonesia kemudian

  3 Dari visi perusahaan diata kemudian dikembangkan menjadi sebuah misi.Misi dari

perusahaan ini adalah “Memanfaatkan sumber daya global dalam kreasi, inovasi

teknologi, riset konsumen, sensori dan manufaktur sehingga diperoleh sistem flavor dan

fragrance yang lebih disuka konsumen”.Melalui misi ini diharapkan perusahaan dapat

memecahkan masalah yang tepat guna bagi sasarannya serta terus menumbuhkan hasil

yang bermanfaat tinggi bagi para pemegang sahamnya. Untuk mempertahankan dan menjamin mutu yang baik maka dibuatlah kebijakan-

kebijakan mutu. Kebijakan mutu ini dibuat sebagai tekad dalam mempertahakan dan

terus mengembangkan sebagai perusahaan utama dalam bidangbidang flavor dan

fragrance di Indonesia dan Asia Pasifik. Adapun kebijkan-kebijakan tersebut meliputi:

  • kebutuhan dan harapan konsumen.

  

Memberikan barang dan jasa yang bermutu secara konsisten sehingga memenuhi

  Meningkatkan kerjasama dengan para pelanggan dan pemasok

  • Mengupayakan partisipasi karyawan dalam mencapai tujuan, dengan
  • menyediakan sarana, proses, dan suasana kerja yang layak dan sesuai, agar dapat mendorong kreativitas dan inovasi untuk secara terus-menerus memperbaiki sistem di perusahaan.

  Menjaga komitmen mutu, dengan memastikan bahwa sistem mutu perusahaan

  4 manufaktur flavor dan penjualan, pemasaran, pengembangan produk, distribusi flavors dan fragrances.

   Dinyatakan beroperasi sebagai sistem manajemen kualitas yang telah sesuai dengan ketentuan ISO 9001 : 2008 yang melingkupi manufaktur flavor dan penjualan, pemasaran, pengembangan produk, distribusi flavors dan fragrances.

   Dinyatakan beroperasi sebagai sistem manajemen keamanan pangan yang telah sesuai dengan ketentuan FSSC 22000, yaitu susunan sertifikasi sistem keamanan pangan, termasuk ISO 22000:2005, ISO 22002-1:2009 dan persyaratan tambahan dari FSSC 22000.  LPPOM – MUI : menyatakan kehalalan produk dan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi flavor (perasa, perasa daging sapi, perasa buah-buahan dan ekstrak bumbu, perasa ikan, perasa rokok dan emulsi).

   Penghargaan dari Indonesia Council of Ulama – The Assessment Institute for foods, Drugs and Cosmetics yang menyatakan PT Essence Indonesia memiliki mutu tinggi dalam mencapai sertifikat halal pada kategori flavor house.

   HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yang menunjukkan analisis pengawasan batas kritis bahaya.

2.4. Produk

  

Produk-produk yang dihasilkan terbagi dalam dua kategori yaitu produk flavor dan

3. PROYEK PENELITIAN

  3.1. Gambaran Umum Penelitian

Dalam penilitian ini memiliki tujuan untuk pengelolaan risiko keamaan dan keselamatan

secara administratif. Adapun cara yang dilakukan dengan mengidentifikasi bahaya dari

setiap kegiatan pada creative dan application Lab, menganalisa potensi risiko, dan yang

terakhir menenntukan pengendalian yang diperlukan untuk memperkecil risiko. Metode

yang digunakan adalah dengan menggunakan tabel Hazard Analysis and Risk Assement

atau yang disingkat sebagai HIRA. Prosedur, analisis, serta penentuan pengendalian

yang akan dilakukan mengacu pada standar ISO 14001:2004 :4.3.1, OHSAS

18001:2007 : 4.3.1, dan SMK3 PP. No. 50 Tahun 2012 : 2.1 untuk standar lokal.

  3.2. Definisi dari Beberapa Istilah dalam HIRA

  3.3. Tinjauan Pustaka

Hazard Identification and Risk Analysis (HIRA) atau Analisis Bahayadan KajianRisiko

Kerja adalah sebuah metode untuk mengelola keselamatan dan kesehatan sumber daya

manusia yang dimiliki. Dibutuhkannya sistem atau metode pengelolaan ini sangat

dibutuhkan dikarenakan sebuah kecelakaan kerja kuat kaitannya dengan kesalahan

manusia atau ”human error”. Terdapat dua pandangan mengenai ”human error” yaitu

  6 Untuk mengendalikan bahaya dan potensi-potensinya maka diperlukanlah identifikasi

bahaya dan analisis risiko dalam setiap kegiatan yang dilakukan dalam setiap aktivitas

yang dilakukan dalam perusahaan.Secara teoritikal, analisis bahaya (Risk analysis)

adalah penggunaan sistematis dari informasi yang tersedia untuk mengidentifikasi

bahaya dan memperkirakan dampak bahaya tersebut terhadap individu atau manusia,

property, ataupun lingkungan. Terdapat tiga tahap utama dalam analisis bahaya yaitu

yang terdiri dari: a.

  Identifikasi potensi bahaya b. Analisa frekuensi kejadian terjadi c. Analisa konsekuensi dari bahaya(Rausand, 2011).

  

Dalam menentukan standar analisa bahaya digunakanlah standar internasional yaitu ISO

1401: 2004: 4.3.1 yang didalamnya ditetapkan 2 hal utama untuk perencaan manjemen

untuk lingkungan kerja. Dalam menjalankan kegiatan manejemen keselamatan kerja

pihak perusahaan harus membentuk, mengimplementasikan dan menjaga prosudeur

yaitu yang pertama untuk mengidentifikasi aspek lingkungan dari aktivitas, produk, dan

jasa didalam sebuah sistem manejmen lingkungan kerja yang dapat di control dan dapat

mempengaruh Bahwa hal itu dapat mempengaruhi perkembangan atau perubahan

rencana, atau aktivitas, produk dan layanan. Yang kedua untuk menentukan aspek yang

memiliki atau dapat berdampak secara signifikan terhadap lingkungan.Kemudian dari

  7 b. Menentukan apakah kegiatan atau aktivitas dapat diakses oleh semua orang c.

Perilaku manusia atau pekerja, kemampuanya serta faktor-faktor manusia lainnya

d.

Mengidentifikasi bahaya yang bisa terjadi diluar kemampuan tempat kerja yang

dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan dari seseorang yang bekerja disana

e.

  

Bahaya yang tercipta didalam lingkungan kerja yang disebabkan oleh sebuah

aktivitas pekerjaan yang masih dibawah kontrol perusahaan. Lebih baik lagi apabila

bahaya yang dapat timbul ini dikaji lebih didalam aspek lingkungan f.

Infrastruktur, peralatan, dan material di tempat kerja, baik yang disediakan

perusahaan maupun disediakan pihak luar g.

  

Perubahan ataupun rencana perubahan didalam perusahaan, aktivitasnya, atau

berupa material h.

  

Modifikasi pada sistem manajemen OH&S, termaksud perubahan temporer, dan

dampaknya terhadap kegiatan kerja, proses, serta aktivitas i.

  

Kewajiban hukum yang berlaku terkait dengan penilaian risiko dan pelaksanaan

kontrol yang perlu dilakukan j.

  

Design dari area kerja, proses, instalasi, mesin dan peralatan, prosedur operasi dan

organisasi kerja, termaksud kemampuan mereka dalam adaptasi terhadap kemampuan sumber daya manusianya Didalam melaksanakan HIRA, tedapat sebuah metodelogi dimana perusahaan harus:

  8 a.

  Eliminasi b. Subtitusi c. Kontrol secara teknis d. Peringatan/tanda bahaya dan atau tindakan administrative lainnya e. Perlengkapan perlindungan diri

(“Occupational health and safety management systems – Requirements

  

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY ASSESSMENT SERIES,” 2007)

Dalam perarutran SMK3 PP. No. 50 Tahun 2012 : 2.1 menjelaskan tentang sistem

manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dimana dalam peraturan ini berisi

persyaratan atau kepada siapa peraturan ini mengikat serta hal apa saja yang wajib

dijalankan dalam program SMK3. Secara lebih jelasnya ada 5 hal yang harus dijalankan

sebagai bagian dari SMK3 yaitu: a.

  Penetapan Kebijakan K3 b. Perencanaan K3 c. Pelaksanaan Rencana K3 d. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 e. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3 (Pemerintah Republik Indonesia., 2012)

  9

  e. : Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja K3L

f. : Sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi mencelakakan

Bahaya

kepada manusia atau sakti penyakit atau kombinasi dari semuanya ataupun

berbahaya terhadap pencemaran lingkungan hidup.

  

g. : Kombinasi dari kemungkinan terjadinya suatu keadaan

Risiko

bahaya/aspek atau paparan dan konsekuensi kecelakaan, sakit penyakit atau

pencemaran lingkungan hidup yang dapat disebabkan oleh kejadian atau paparan

tersebut.

  h.

  

Penilaian Risiko: Proses evaluasi resiko dari suatu bahaya dengan melihat

kecukupan pengendalian yang ada saat ini, dan memutuskan apakah resiko dapat

diterima atau tidak. i.

  B3: Bahan Berbahata dan Beracun

  10

4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Prosedur Identifikasi Bahaya dan Penilian Risiko dan Pengendalian

  1)

Identifikasi bahaya pada semua proses, produk, dan jasa di setiap kegiatan kerja. Hal

tersebut meliputi: a) Penentuan sumber bahaya, tindakan bahaya atau kondisi bahaya.

  b) Penentuan potensi bahaya, risiko atau sakut penyakit.

  c) Penentuan kondisi kegiatan yang dilakukan apakah rutin, non-rutin atau dalam kondisi emergency.

  d) Penentuan dampak dari resiko apakah kepada kesehatan (Health), keselamatan kerja (Safety), atau kepada lingkungan (Enviroment) 2)

  Melakukan penilaian resiko untuk Likelihood, Severity, RFN. 3) Tentukan pengendalian yang dilakukan untuk menurunkan nilai RFN.

4) Tentukan resiko sisa berdasarkan pengendalian yang telah dilakukan meliputi

Likelihood, Severity, RFN.

  5) Tentukan tingkat resiko berdasarkan skala yang telah ditetapkan 6)

Review hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian dari risiko apabila telah sesuai

dengan kriteria atau hasil penilaian berada dibawah tingkat III (moderate). Apabila telah sesuai dengan kriteria lanjutkan ke tahap 7. Apabila belum sesuai dengan kriteria yang ada ulangi tahap 3 dengna meninjau ulang pengendalian risiko.

  11

  • NR- Non-Rutin (K3): bahaya yang actual terjadi atau potensi terjadi akbit adanya aktifitas, produk dan jasa yang tidak rutin dilakukan atau aktifitas yang tidak biasa atau sesekali dilakukan.
  • N- Normal (L): aspek yang biasa timbul akibat adanya aktifitas, produk, dan jasa yang dilakukan.
  • AN- Abnormal (L): aspek yang tidak biasa timbul akibat adanya aktifitas produk dan jasa.
  • Kondisi emergency atau keadaan darurat (K3L): bahaya actual atau berpotensi terjadi di luar aktifitas rutin, tidak rutin, normal, dan abnormal yang menimbulkan resiko dan berdampak fatal terhadap manusia, bangunan dan lingkungan, contoh : kebakaran, ledakan, banjir, gempa, keracunan, kecelakaan, pencemaran, dan kebocoran gas.

  

5) Potensi/Aktua Dampak-Risiko: diisi dengan akibat atau dampak dari timbulnya aspek-

bahaya actual ataupun potensi risiko yang ditimbulkan baik terhadap lingkungan maupun terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

6) Likelihood (kemungkinan): diisi dengan kemungkinan terjadinya aspek bahaya dengan berdasarkan kriteria pada tabel 1. Nilai Kemunkinan.

  Tabel 1. Nilai Kemungkinan

  12

  5 Almost Certain/Hampir Suatu kejadian mungkin akan terjadi pada semua Pasti kondisi setiap jam 7)

Severity (Keparahan): diisi dengan nilai tingkat keparahan yang dapat dilihat dari

tabel 2. Nilai Keparahan Tabel 2. Nilai Keparahan (S) Nilai Keparahan Cidera Pada Manusia (CM)

  1 Negligible/ Tidak Tidak ada cidera, tidak ada pencemaran, kerugian Signifikan material sangat kecil

  

2 Minor/ Minor Memerlukan perwatan P3K, on-site release langsung

dapat ditangani, pencemaran segera dapat ditangani,

kerugian material sedang

  

3 Moderate/ Sedang Memerlukan perawatan medis (klinik dan bantuan luar),

on site release dapat ditangani dengan bantuan pihak

  13 8)

Tingkat Risiko Awal: Menentukan Tingkat Risiko Awal (RFN) dengan rumus RFN =

nilai L x nilai S

  9)

Pengendalian yang ada saat ini (ECM): menentukan apakah perusahaan memiliki

pengendalian untuk mengelola aspek K3L.

10) Risiko Sisa: menentukan apakah pengendalian yang ada saat ini (ECM) sudah efektif

untuk pengendalian aspek K3L dengan penilain risiko kembali pada point

  

6(Likelihood/ Kemungkinan) dan point 7 (Severity/ Keparahan) dengan rumus RFN=

LxS. 11)

Pengendalian risiko atau tambahan pengendalian risiko: Menentukan kategori dan

cara pengendalian yang diperlukan untuk menurunkan tingkat risiko yang dihasilkan.

Pertimbangan hirarki pengendalian harus berada pada tingkat Kategori Risiko II yaitu

Acceptable

  (risiko yang mampu ditanggung oleh perusahaan). Adapun kategori secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3. Kategori Risiko (Level). Tabel 3. Kategori Risiko (Level)

  Tingkat Risiko Kategori Risiko Jenis Risiko Tindakan dan waktu yang dibutuhkan 1 –4 I Trivial Tidak diperlukan tindakan.

  14 17 - 36

  V Unacceptable Pekerjaan sebaiknya dilakukan sampai tingkat risiko diturunkan. Penggunaan sumberdaya dapat dipertimbangkan untuk dialokasikan dalam menurunkan risiko. Bila risiko melibatkan pekerjaan yang sedang berlangsung, perlu diambil tindakan segera. Jika risiko tidak mungkin diturunkan sekalipun dengan sumberdaya yang tidak terbatas, pekerjaan dihentikan dan tidak boleh dilakukan (dalam waktu 7 hari, minimum pengendalian administrative harus

dilakukan).

  12)

Jika masih terdapat resiko sisa >=”8” atau kategori resiko >= “III” atau “Moderate

maka diperlukan pengendalian adminitratif berupa Job Safety & Enviroment Analysis

(JSEA).

  13)

Dari hasil pengendalian risiko maka dibuat Program Penerepan Pengendalian Risiko

dan menilai efektivitas penerapan dan lakukan tinjauan apakah tingkat risiko/dampak

5. HASIL ANALISIS BAHAYA DAN KAJIAN RISIKO KERJA

5.1. Hasil Analisis Risiko Crative Lab

  Tabel 4.Tabel HIRA Creative Lab

  Sumber Penilaian Risiko Sisa Remark

  Bahaya, Kondis Risiko Pengendalian E / Potensi

  Proses, Produk dan Referen Tindakan Potensi i yang dimiliki No. H / Risiko/Sakit Level Level

  R R Jasa si WI Bahaya atau Bahaya R,NR, saat ini (jika

  S Penyakit L S F L S F Kondisi

  E, AB ada) N N

  Bahaya Listrik

  Kabel terbuka S Tersetrum AB

  1

  5

  5 Acceptable Acceptable Statis

  Membersihkan Gangguan H Debu R

  5

  1

  5 Acceptable Acceptable Sisa Powder Pernafasan Powder

  H Powder iritasi mata R

  5

  1

  5 Acceptable Acceptable bertebangan Gangguan

  WI-CA- Bubuk Powder H Powder R

  5

  1

  5 Acceptable Masker

  1

  1

  1 Trivial

  1 Menimbang Pernafasan

  03-FL Terjadi

  Lantai Tumpahan S Tergelincir R

  5

  1

  5 Acceptable Lap, APD

  1

  1

  1 Trivial Basah cairan Paparan Gangguan

  Cairan Tumpah H R

  5

  1

  5 Acceptable Lap, APD

  2

  1

  2 Trivial B3 Pernafasan Paparan

  1 Cairan Tumpah H Iritasi Kulit R

  5

  2 Moderate APD

  2

  2

  4 Trivial B3 Timbangan pada Bibir Meja

  S Timbanga n Terjatuh

  1

  1

  4 Trivial Sarung Tangan, SOP

  1

  1

  1 Trivial Hot Plate Berada pada Ujung Meja

  S Hotplate Terjatuh

  Memar AB

  2

  1

  2 Trivial Meletakan hotplate jauh dari meja

  1

  R

  1 Trivial

  4 Pengadukan dengan stirrer Memutar Stirer Teralu Cepat

  H Cairan Panas

  Luka Bakar Ringan

  R

  4

  1

  4 Trivial Menutup gelas saat pemanasan, SOP, Sarung tangan

  1

  1

  4

  Luka Bakar Ringan

  Memar AB

  2

  2

  1

  2 Trivial Meletakan timbangan jauh dari bibir meja

  1

  1

  1 Trivial Bahan Berbau Keras

  H Gas Beracun

  Ganguan Penafasan

  NR

  5

  1 Moderate Robot Fan, APD

  H Plate Panas

  1

  2

  2 Trivial

  3 Pemanasan dengan Hotplate

  WI-CA- 01-FL

  Kabel terbuka S Listrik Statis

  Tersetrum AB

  1

  5

  5 Acceptable Acceptable Plate Panas tersentuh

  1 Trivial Masker, Memastikan

  Tutup Blender Gangguan tutup sudah H Debu AB

  5

  1

  5 Acceptable

  1

  1

  1 Trivial Tidak Rapat Pernafasan rapat sebelum memulai aktivitas Pengecekan kabel sebelum menggunakan, Menjauhkan bahan

  Kabel Benda Tertimpa,

  1 Melihat dan terutama yang berbahaya Membelit S Terbelit NR

  5

  2 Moderate

  1

  2

  2 Trivial Homogenisasi WI-CA-

  Paparan mengenali dari area sekitar kabel

  4 Benda Sekitar Terjatuh dengan Blender 08-FL lingkungan blender sekitar area kerja Pengecekan alat sebelum

  Kabel Instalasi Arus

  2 Unacceptab E Kebakaran E

  4 5 digunakan,

  1

  5

  5 Acceptable Listrik Pendek le

  Maintenance instalasi listrik

  Saluran Pembuangan

  R07 harus dijaga

  Tingkat H2S Gangguan

  1

  5 H2S detector H2S E Gas H2S E

  5

  2 Moderate agar berjalan

  2

  2

  4 Trivial Tinggi Pernafasan

  Detector dengan baik, Penggunaan ruang asam

  Gas yang Gas Pencemaran terbuang ke E R

  5

  1

  5 Acceptable Acceptable Beracun Udara lingkungan

  Maintenance saluran Gangguan pembuangan pernafasan,

  R01 udara agar

  Gas Pencemaran

  1

  6 Lemari Asam Lemari Gas Beracun H E

  5

  2 Moderate dapat

  2

  2

  4 Trivial Beracun udara di

  Asam mengeluarkan lingkungan gas beracun kerja dengan baik, APD

  Mengangkat Mematikan

  Paparan Homogenisasi WI-CA- Bahan Sebelum H/ Paparan mixer sebelum

  8 Bahan, R

  4

  2

  8 Moderate

  1

  2

  2 Trivial dengan Lab Mixer 14-FL Mixer Berhenti S B3 menjauhkan Tumpahan Posisi Head Mixer Teralu Rendah

  H/ S

  1

  1 Trivial Pengadukan Padatan

  1

  1

  2 Significant Penggunaan sarung tangan

  1

  2

  6

  Iritasi Kulit R

  H Paparan B3

  Menambahkan Bahan dengan Tangan langsung

  WI-CA- 02-FL

  9 Menambahkan Bahan

  2 Trivial

  2

  8 Moderate Mengatur agar posisi head mixer sepenuhnya terendam

  Head Mixer Menyentu h Wadah dan Pecah

  2

  4

  R

  Paparan Bahan, Tumpahan

  Paparan B3

  H/ S

  1 Trivial Posisi Head Mixer Teralu Tinggi

  2

  1

  8 Moderate Mengatur agar posisi head mixer tidak menyentuh dasar wadah

  2

  4

  R

  Paparan Bahan, Tumpahan, dan Pecahan Kaca

  Trivial Trivial

  Penggunaan sarung tangan, Pengadukan

  Menyesuaikan WI-CA- dengan Bahan Paparan 1 wadah dengan

  10 Pengadukan Larutan S Iritasi Kulit R

  6

  2 Significant

  1

  1

  1 Trivial 01-FL yang Teralu B3 2 banyaknya

  Banyak bahan agar memiliki ruang lebih Masker, Memastikan

  WI-CA- Gangguan mengayak di

  11 Mengayak H Debu R

  5

  1

  5 Acceptable

  1

  1

  1 Trivial 02-FL Pernafasan dekat saluran pembuangan udara

  Debu Bertebangan Freon

  R02 Genangan Maintenance,

  12 Refrigerator/Freezer S Tergelincir AB

  4

  1

  4 Trivial

  1

  1

  1 Trivial Freezer/Refrige

  Freezer Air Lap rator bocor

  Tray untuk pengambilan beberapa barang sekaligus atau

  Paparan B3, mengeluarkan Menata/Mengambil Pengambilan Genangan

  R02 Bahan tray raw

  13 Raw Material di Barang S liquid, R

  6

  1

  6 Acceptable

  1

  1

  1 Trivial Freezer Terjatuh material

  Kulkas Berlebih Tumpahan terlebih dahulu Powder untuk pengambilan beberapa raw material bersamaan.

  Pada tabel diatas dapat dilihat secara lengkap hasil idintifikasi dan analisa risiko yang ada pada Lab Creative Savory. Dari hasil analisa risiko sebelum pengendalian terlihat penyimpulan data melalui kolom level yang beragam dengan data tertinggi pada Acceptable. Kemudian setelah diadakannya pengendalian nilai analisa menurun dan tidak ditemukanya kesimpulan data diatas kategori II atau Acceptable dengan dominasi data pada Trivial.Untuk mempermudah penampilan kesimpulan dapat dilihat pada figure. 1.

  Comment [ DNH6] : Ubah warna untuk diagram batang ‘sesudah pengendalian’ supya lbh mudah dilihat

  20

  15

  10

  5 A

  Gambar 1.Grafik Jumlah Potensi Bahaya Sebelum dan Sesudah Pengendalian di Lab Creative Savory

5.2. Hasil Analisis Risiko Lab Application Savory

  Table 1. Tabel HIRA Application Lab

  Sumber E Potensi Pengendali

  Penilaian Bahaya,

  Risiko Sisa Remark / Risiko/ Kondisi an yang

  Risiko Proses, Produk dan Referensi Tindakan Potensi

  9 H Sakit R,NR,E, Level dimiliki Level Jasa WI Bahaya atau Bahaya

  / Penyak AB saat ini Kondisi

  L S RFN L S RFN S it (jika ada)

  Bahaya Ganggu an

  Bubuk Powder H Powder R 5 1 5 Acceptable Masker 1 1 1 Trivial Pernafa san

  Cairan Tergeli S Lantai Licin R 5 1 5 Acceptable Lap, APD 2 1 2 Trivial

  Tumpah ncir WI-CA-

  1 Menimbang Sepatu

  03-FL safety, Menjauhka

  Timbangan di S Terjatuh Memar AB 2 1 2 Trivial n posisi 1 1 1 Trivial

  Ujung Meja timbangan dari bibir meja Mematikan api etelah memasak,

  Kebaka Unaccepta Instalasi Accept Kompor E Kebakaran E 5 3 15 3 2 6 ran ble pembuang able

  Memasak dengan R03

  2 an udara,

  Kompor Kompor Penyediaa n APAR

  Luka

  • Sedang Kebocoran Gas E Gas Kebaka ran, Ledaka n

  R 5 1 5 Moderate Pengeceka n saluran pembunga n udara

  Maintenan ce saluran instalasi listrik, Mencabut 1 5 5

  Kebaka ran E 3 5 15 Acceptable

  E Arus Pendek

  Accept able Instalasi Listrik Mesin

  Tersetr um R 4 5 20 Significant SOP, APD 1 5 5

  Aliran Listrik

  Mesin H Terjepit Memar R 4 1 4 Trivial SOP 3 1 3 Trivial Mesin H

  R08 Noodle Maker

  5 Membuat Mie dengan Noodle Maker

  1 1 1 Trivial

  Timbul Asap E Asap Ganggu an Pernafa san

  E 2 6 12 Acceptable Pengeceka nsaluran, Pelaporan bila tercium bau khas gas 1 6 6

  4 Memasak R04 Saluran Pembuan gan Modena

  1 1 1 Trivial Asap Mata Trivial Trivial

  R 6 1 6 Moderate Mengatur suhu sesuai dengan resep

  H Asap Ganggu an Pernafa san

  R 6 1 6 Acceptable SOP, APD 1 1 1 Trivial Pengaturan Suhu yang Teralu Tinggi

  Luka Bakar Ringan

  S Paparan Minyak Panas

  Penggorengan dengan Bahan Berkadar Air Tinggi

  WI-CA- 11-FL

  3 Memasak dengan Deep Fryer

  Accept able Matikan semua alat yang dapat menimbulkan percikan api bila terjadi kebocoran

  Accept able mesin apabila tidak digunakan SOP, Menyediak

  Luka an ruang Mesin S Terjepit Bakar R 4 1 4 Trivial antara 1 1 1 Trivial

  Ringan roller dengan R05 tangan

  6 Sealing Sealer Aliran Tersetr

  Trivial Trivial Listrik um

  SOP, Maintenan

  Instalasi Aliran H Shock NR 3 3 9 Acceptable ce pada 1 1 1 Trivial

  Listrik Mesin Listrik instalasi alat SOP,

  Luka Mengguna Memindahkan

  S Tray Panas Bakar R 2 1 2 Trivial kan sarung 1 1 1 Trivial Tray

  Ringan tangan anti-panas SOP, Pengeceka

  WI-CA- n saluran

  7 Oven 09-FL pembuang

  (revisi) Ganggu an udara, an Mengetahu

  Mesin H Asap NR 4 2 8 Acceptable 2 1 2 Trivial Pernafa i waktu san yang dibutuhkan untuk memangga

  Luka WI-CA-

  8 Sterilisasi Retort S Panas Bakar R 4 1 4 Trivial SOP 1 1 1 Trivial 18-FL

  Ringan Mengguna kan pengungkit seperti obeng untuk

  Tutup membuka Retort yang celah dari

  Membuka Berat, Membuka Tutup WI-CA- tutup

  9 Tutup Retort S Retort yang Memar NR 4 3 12 Acceptable 2 2 4 Trivial Retort 18-FL retort, yang Berat Bergeser Memastika

  Berpotensi n saat Terjatuh membuka posisi rertort jauh dari bibir meja, APD, SOP. SOP,

  Luka Mengguna Tabung

  H Panas Bakar R 5 1 5 Acceptable kan sarung 1 1 1 Trivial Granulasi

  Ringan tangan anti-panas R09 Luka

  Tabung

  10 Granulasi Granulat Pecahan Gores, Granulasi E E 4 2 8 Acceptable APD 3 1 3 Trivial or Kaca, Debu Tergeli Terjatuh ncir

  Ganggu an Granule H Debu R 5 1 5 Acceptable Masker 1 1 1 Trivial

  Pernafa san

  (WI sama

  11 Vacuum Sealing Mesin H Terjepit Memar R 4 1 4 Trivial SOP 1 1 1 Trivial dengan di Bev.)

  Pengeceka n alat sebelum

  Kabel Instalasi Arus Kebaka Accept

  E digunakan, 1 5 5

  E 4 5 20 Acceptable Listrik Pendek ran able

  Maintenan ce instalasi listrik

  Tergeli Tabung ncir, Blender Tumpahan, Ganggu SOP, APD,

  H AB 4 1 4 Trivial 1 1 1 Trivial Bocor/Terlepa Debu an Masker

  Homogenisasi/Me WI-CA- s Pernafa

  12 nghaluskan 08-FL san Pengeceka n kabel sebelum mengguna Menjauhkan

  Tertim Kabel Benda kan, bahan terutama pa, Membelit S Terbelit NR 5 2 10 Acceptable Melihat 1 2 2 Trivial yang berbahaya

  Papara Benda Sekitar Terjatuh dan dari area sekitar n mengenali kabel blender lingkungan sekitar area kerja

  Luka Pengisian Tertumpah

  R10 H Bakar R 5 1 5 Moderate SOP, APD 1 1 1 Trivial Mengambil Air Berlebih Air Panas

  13 Dispense Ringan dari Dispenser r

  Genangan Tergeli Tumpahan Air S AB 4 1 4 Trivial Lap 1 1 1 Trivial

  Air ncir

  Berat Kesele o batch atau meminta bantuan pada sesama rekan kerja

  Membuka Slow Cooker

  H Uap Panas Luka Bakar Ringan,

  Membuka Rice Cooker

  18 Rice Cooking R06 Slow coocker, Rice

  R 3 1 3 Trivial SOP, Mengguna kan sarung tangan anti-panas/ sodet 1 1 1 Trivial

  Luka Bakar Ringan

  S Kontak dengan Bidang Panas

  Memindahkan Isi Slow Cooker

  R 4 1 4 Trivial SOP, Menjauhka n wajah dari benda saat akan membuka 1 1 1 Trivial

  H Uap Panas Luka Bakar Ringan, Iritasi

  17 Slow Cooking R06 Slow coocker, Rice cooker

  16 Pemanasan dengan Waterbath

  NR 3 1 3 Trivial 1 1 1 Trivial

  Genang an Air, Papara n atau Kontak dengan Air Panas

  S Air Tumpah saat Bahan dimasukan

  Air Teriisi dengan Jauh Melebihi Batas

  NR 3 1 3 Trivial SOP, Sarung tangan anti-panas 1 1 1 Trivial

  Luka Bakar Ringan

  H Kontak dengan Air Panas

  Memasukan Bahan yang akan Dipanaskan

  WI-CA- 12-FL

  R 4 1 4 Trivial SOP, Menjauhka n wajah dari benda 1 1 1 Trivial membuka

  21 Pemanasan dengan Micorwave

  Drum H Kontak/Pap aran Panas

  R 5 1 5 Acceptable Masker, Memastika n mengayak di dekat saluran pembuang

  H Debu Ganggu an Pernafa san

  Debu Bertebangan

  25 Mengayak WI-CA- 02-FL

  Maintenan ce, Lap 1 1 1 Trivial

  Tergeli ncir AB 4 1 4 Trivial

  S Genangan Air

  Freon Freezer/Refrig erator bocor

  24 Refrigerator/Freez er R02 Freezer

  1 1 1 Trivial Tumpahan Oil S Tergelincir Memar R 4 1 4 Trivial SOP, Lap 1 1 1 Trivial

  R 4 1 4 Trivial SOP, Sarung tangan

  Luka Bakar Ringan

  23 Tumbler (mixing and coating) WI-CA- 10-FL

  R11 Microwa ve

  R 3 1 3 Trivial SOP 1 1 1 Trivial

  Luka Iris

  H Bidang Tajam

  Memasukan/ Mengeluarkan Bahan Sebelum Belati Berhenti Sempurna

  WI-CA- 08-FL

  22 Homogenisasi dengan Food Processor

  R 4 1 4 Trivial SOP, Sarung tangan anti-panas 1 1 1 Trivial

  Luka Bakar Ringan, Terjatu h

  Plate Panas H Kontak Bidang Panas

  AB 2 4 8 Significant SOP 1 4 4 Trivial Menghindari pemanasan menggunakan microwave dengan Al-foil

  Ledaka n, Kerusa kan Alat

  S Pemanasan dengan Al- Foil

  Gelombang Mikro

  1 1 1 Trivial Tray/troli Papara untuk n B3, pengambil Genang an

  Pengambilan Mengambil R02 Bahan an beberapa

  26 Barang S R 6 1 6 Acceptable 1 1 1 Trivial Material Freezer Terjatuh liquid, barang

  Berlebih Tumpa sekaligus, han pengambil Powder an barang seperlunya

  Menambahkan Material Penggunaa

  Bahan dengan yang Dapat Iritasi H R 6 2 12 Acceptable n sarung 1 1 1 Trivial

  Tangan Menimbulk Kulit tangan langsung an Iritasi

  Menjauhka n wajah Menambahkan WI-CA-

  Iritasi

  30 saat

  Bahan 03-FL Menambahkan Mata, menambah Bahan dengan Terpercik Ganggu

  H R 6 2 12 Acceptable kan bahan, 1 1 1 Trivial Wajah yang ke Mata an penggunaa didekatkan pengeli n safety hatan google bila diperlukan.

  Penggunaa n sarung tangan, Menyesuai

  Material kan wadah Pengadukan yang Dapat Iritasi

  S R 6 2 12 Acceptable dengan 1 1 1 Trivial WI-CA- dengan Bahan Menimbulk Kulit banyaknya

  31 Pengadukan 03-FL yang Teralu an Iritasi bahan agar

  Banyak memiliki ruang lebih\ Pada tabel diatas dapat dilihat secara lengkap hasil idintifikasi dan analisa risiko yang ada pada Lab Application Savory. Dari hasil analisa risiko sebelum pengendalian terlihat penyimpulan data melalui kolom level yang beragam dengan data tertinggi oleh Trivial. Kemudian setelah diadakannya pengendalian nilai analisa menurun dan tidak ditemukanya kesimpulan data diatas kategori II atau Acceptable dengan dominasi data oleh level Trivial. Untuk mempermudah penampilan kesimpulan dapat dilihat pada figure. 2.

  Comment [ DNH7] : Ubah warna untuk diagram batang ‘sesudah pengendalian’ supya lbh mudah dilihat

  40

  35

  30

  25

  20

  15

  10

  5

6. PEMBAHASAN

  Dalam penyusunan tabel HIRA baik pada lab creative maupun pada lab Comment [ DNH8] : italic application keduanya telah memiliki prosedur kerja masing-masing alat yang ada di dalam lab.Hal ini sangat membantu didalam penyusunan list aktivitas, produk ataupun jasa yang ada selama dinamika di dalam kedua lab tersebut. Hanya pada beberapa alat baru yang belum memilki prosedur kerja karena sedang dalam proses pendataan administrative.Walaupun belum tersedianya prosedur kerja dari perusahaan, buku manual dari setiap alat tersimpan dengan baik begitupula dengan bimbingan secara lisan serta pengawasan dari pembimbing lapangan untuk alat-alat yang dianggap memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

  Dari list aktivitas di atas kemudian dimulai dengan mengidentifikasi bahaya mulai dari potensi, sumber, hingga dampak atau akibat dari bahaya tersebut secara umum (Kesehatan/ Healthy, Keselamatan/ Safety, dan Lingkungan/ Enviroment) dan dampak secara spesifiknya.Selanjutnya dilakukan perhitungan RFN dengan terlebih dahulu menentukan nilai kemungkinan terjadi (likelihood) dan nilai keparahan (severity).Dari nilai tersebut kemudian dikalikan untuk mendapatkan kategori atau level. Penentuan dari level ditentukan dari range nilai RFN yang dihasilkan dengan kategori yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Apabila nilai RFN >= 8 atau pada kategori ketiga, maka diwajibkan adanya pengendalian dengan menggunakan alat kelengkapan pribadi,

  33 Comment [ DNH10] : italic for use ,” 2004).Kedua hal ini telah sangat jelas diimplementasikan dalam identifikasi sumber bahaya, potensi serta dampaknya terhadap lingkungan, keselamatan, ataupun kesehatan.Kemudian diikuti oleh penilaian RFN untuk menentukan signifikansinya dari tingkat seberapa mungkin potensi terjadi dikalikan dengan tingkat keparahan yang dihasilkan. Sesuai dengan yang diatur dalam SMK3 PP. No. 50 Tahun 2012 : 2.1 menggenai manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dianut sebagai standarisasi lokal telah dijalan pula dengan baik dimulai dari sisi adminstratifnya. Pada tiga point awal yaitu Penetapan Kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan Rencana K3 dalam standar SMK3 telah dijalankan dengan baik. Dimulai dengan pembuatan dokumen yang menjadi prosedur utama pengerjaan HIRA kemudian dilanjutkan dengan identifikasi serta perencanaan pengendalian yang akan dilakukan dan yang terakhir pelaksanaannya yang ditunjukan dengan menurunnya angka potensi resiko. Setelah ketiga poin tersebut dijalankan dengan baik diharapkan dua poin terahir yaituPemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 serta Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3 juga dapat dijalankan agar mutu manejemen risiko yang ada tetap baik (Pemerintah Republik Indonesia., 2012). Dari hasil pengamatan berupa grafik yang ada dari kedua lab dengan membandingkan potensi bahaya sebelum dan sesudah terlihat penurunan level yang signifikan.

  34 Secara lebih mendetail penurun terjadi secara signifikan pada kedua lab. Dengan total

potensi sebanyak 28 pada lab Creative Savory tercatat sebelum pengendalian Trivial

sebanyak 6 potensi, Acceptable sebanyak 11potensi, Moderate sebanyak 8 potensi,

Significant sebanyak 2potensi, dan Unacceptable hanya 1 potensi. Setelah dilakukannya

pengendalian maka terjadi penurunan secara signifikan yaitu tidak ada potensi yang

mencapai level significant atau lebih tinggi dari itu. Secara lebih mendetail tercatat