PENGARUH VARIASI BUKAAN KATUP TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG YANG DIHASILKAN PADA MESIN BENSIN 4 LANGKAH 1 SILINDER HONDA SUPRA 100 CC - Repository UNRAM

  • Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram **Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram

  PENDAHULUAN

  Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, mengakibatkan kebutuhan akan transportasi juga meningkat. Di Indonesia pada tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor sekitar 26.706.705 kendaraan, tahun 2011 berjumlah 30.769.093 kendaraan dan 2012 berjumlah 38.156.278 kendaraan. Hal ini mengakibatkan konsumsi pemakaian bahan bakar minyak meningkat serta emisi gas buang dari hasil pembakaran ikut meningkat. Hal tersebut tentu sangat mengkhawatirkan, karena dengan peningkatan emisi gas buang akan menyebabkan berbagai macam penyakit bahkan kematian (Badan Statistik POLRI, 2012 ).

  Khusus untuk daerah NTB Menurut data dari PLT Diskop UMKM NTB jumlah kendaraan saat ini mencapai 959.000 unit hampir mendekati satu juta unit terdiri dari roda empat sebanyak 78.349 unit, kendaraan roda tiga 1072 unit kemudian roda dua yang mencapai 880.000 lebih ( Kartiko, 2013 ).

  Hal ini mengakibatkan peningkatan polusi udara dari sektor transportasi sangat signifikan dan berdampak pada kehidupan dan lingkungan saat ini. Sebuah kendaraan dari proses kerjanya menghasilkan polutan

  

PENGARUH VARIASI BUKAAN KATUP TERHADAP KONSUMSI BAHAN

BAKAR DAN EMISI GAS BUANG YANG DIHASILKAN PADA MESIN BENSIN 4

LANGKAH 1 SILINDER HONDA SUPRA 100 CC

Ary Wahyu Ferdyansyah*,

  I Made Mara**, Made Wirawan**

  

Jl. Majapahit No.62 Mataram

Email:

Abstract

  Exhaust emission contains some substances that harmful human’s life. On the other

hand, the fossil fuel resource is deflating dramatically. This phenomenon drives many

efforts to maintain and reserve the fuel resources and reduce the harmful exhaust emission

from the vehicles. This research aims to investigate the influences of duration of camshaft to

the exhaust gas emission and fuel consumption of an engine.

  The camshaft durations investigated are 210°, 280° and 330° in a single cylinder

motorcycle engine to the exhaust emission. The engine speeds are 1500, 3000, 4500 and

6000 rpm. The exhaust emission and fuel consumption is taken at all the level of

transmission.

  The result shows that the higher camshaft duration increases the exhaust gas emission

HC and fuel consumption of the engine. However, the CO emission reduces. The highest fuel

consumption is achieved at 330° camshaft duration and 6000 rpm (0.97 l/h). The highest HC

emission is 989.67 ppm at 330° camshaft duration. However the highest CO emission is coming out from the engine which is running at 210° cam shaft duration ( 3.74 % v) Key words: camshaft duration, exhaust emission, fuel consumption. berupa gas carbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitorgen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO 2 ) dan timbal (Pb). Polutan udara yang berbahaya dan sangat dominan jumlahnya adalah gas CO, dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar dan udara yang tidak sempurna (Wardhana, 2010 ).

  Pada kendaraan bermotor khususnya motor bensin, gas buangnya terdiri dari gas tidak beracun yaitu N

  Timing intelligen ) merupakan serangkaian peranti untuk mengontrol pergerakan camshaft yang dapat menyesuaikan waktu bukaan katup dengan kondisi mesin.

  carbon dioksida) dan H

2 O ( uap air).

  Sedangkan gas beracun berupa NOx, HC dan CO ( Arifin dan Sukoco, 2009 ).

  Banyak modifikasi mesin dilakukan dengan tujuan meningkatkan daya yang dihasilkan guna menambah kecepatan. Modifikasi dilakukan untuk ajang balapan, baik resmi maupun tidak resmi. Namun saat ini modifikasi mesin tidak hanya untuk ajang balapan melainkan untuk penggunaan sehari - hari. Noken as ( camshaft ) adalah salah satu bagian dalam mesin yang banyak dimodifikasi, berfungsi untuk mengatur waktu buka tutup katup dan besar bukaan katup yang terjadi. Penggantian Noken as (

  camshaft ) diharapkan mampu menaikkan

  daya / tenaga yang dihasilkan, namun banyak pengguna tidak menghiraukan konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang yang dihasilkan.

  Semakin besar sudut bukaan katup maka emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar meningkat, hal ini disebabkan oleh banyaknya bahan bakar yang masuk ke ruang bakar. Hal ini merupakan hasil penelitian pada Honda karisma 125 dengan menggunakan 2 busi ( Krisbiantoro, 2009).

  Sehingga torsi yang dihasilkan besar, hemat bahan bakar serta ramah lingkungan. Pengaturan katup terjadi pada katup masuk ( intake valve ) dan katup buang ( exhaust valve ). Bekerja berdasarkan tekanan oli yang menyebabkan berbedaan tinggi tonjolan pada noken as, untuk 1 silinder terdapat 2 katup masuk dan 2 katup buang (Farouk, 2010).

  Sedangkan untuk VTEC (Variable Valve Timing and Lift Electronic Controlled ) sistem valvetrain yang dikembangkan oleh honda dengan cara mengatur durasi buka tutup katup, mengatur besar kecilnya bukaan katup seseuai dengan kecepatan.

  2 ( Nitrogen ), CO 2 (

  Sehingga bisa didapat torsi optimal di setiap tingkat kecepatan. Sistem ini hanya mengatur waktu buka tutup katup masuk ( intake valve) yang bekerja berdasarkan tekanan oli akibat putaran mesin ( Suherman, 2012 ).

  camshaft 210°, 240°, 270° dan 290º (Sukidjo, 2008 ).

  Banyak teknologi yang diterapkan untuk mengurangi emisi gas buang, konsumsi bahan bakar serta meningkatkan daya / tenaga, salah satunya dengan sistem VVTi yang diterapkan Toyota dan sistem VTEC oleh Honda. Sistem VVTi ( Variable Valve

DASAR TEORI

  meningkat seiring putaran mesin menandakan proses pembakaran semakin baik, hal ini hasil penelitian pada motor merek Daiheiyo 110 cc dengan durasi

  Konsentrasi CO

  camshaft konsentrasi CO dan HC menurun pada putaran 7.000-10.000 rpm.

  Mesin bensin adalah mesin pembakaran dalam yang merubah energi kimia menjadi menjadi energi panas yang membuat volume dalam ruang bakar menjadi terekspansi yang mengakibatkan terdorongnya piston yang kemudian menghasilkan energi mekanis. Proses pembakaran mesin bensin menggunakan percikan api (spark) sehingga mesin bensin masuk ke dalam kategori spark iginition

  engine . Percikan api di dalam ruang bakar

  Namun seiring bertambahnya durasi

  2 dihasilkan oleh busi yang berada di dalam ruang bakar. Busi tersebut digunakan untuk menyalakan campuran udara bahan bakar. Campuran udara bahan bakar masuk kedalam ruang bakar melalui katup intake yang diatur waktu bukaannya dengan menggunakan Camshaft ( Nathan, 2012 ).

METODE PENELITIAN

  Emisi Gas buang adalah gas sisa pembakaran bahan bakar dalam silinder baik yang terbakar secara sempurna ataupun tidak. Gas buang motor bensin umumnya terdiri dari gas tidak beracun N

  A. Emisi Gas Buang A.1 Emisi gas karbon monoksida

  C O ( % ) Putaran Mesin (rpm) Durasi 210 Durasi 280 Durasi 330

  Gambar.1 Hubungan putaran mesin (rpm) terhadap kadar CO (%v) pada transmisi N 1 2 3 4 1500 3000 4500 6000

  camshaft .

  CO mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya putaran mesin. Berikut gambar hubungan kandungan kadar karbon monoksida (CO) pada berbagai durasi

  camshaft (210° , 280° dan 330°), kandungan

  Dari hasil analisa data terhadap emisi gas buang pada ketiga durasi

  Gas buang kendaraan bermotor disebabkan oleh pembakaran yang tidak sempurna, dikarenakan oleh campuran bahan bakar dan udara yang tidak ideal, adanya bahan bakar yang tidak habis terbakar serta campuran bahan bakar yang masuk ke silinder ikut terbuang ke lingkungan sebelum terbakar. ( sukidjo, 2008).

  Penelitian menggunakan sepeda motor Honda Supra 100cc dengan variasi putaran mesin 1500, 3000, 4500 dan 6000 rpm pada transmisi N, 1, 2, 3, 4 serta durasi camshaft 210º, 280º dan 330º. konsentrasi HC dan CO didapat menggunakan gas analyzer (tipe Ultra 4/5 Gas Analyzer. Im 2400 dari Hanatech). Konsumsi bahan bakar didapat dalam liter/jam menggunakan gelas ukur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  2

2 O ( uap air

  λ = λ = 1 maka campuran ideal. λ > 1 campuran kurus atau miskin. Λ < 1 campuran kaya.

  1 gram bahan bakar membutuhkan 14,7 gram udara. Lambda ( λ ) adalah suatu perbandingan antara kebutuhan teoritis udara dan kondisi nyata dari suatu campuran bahan bakar dan udara ( Anonim, 2013).

  AFR ( Air fuel ratio ) adalah perbandingan campuran bahan bakar dan udara. Menurut teori stoichiometri untuk membakar

  Nilai AFR dan Lambda

  FC = konsumsi bahan bakar

  FC = ( lt/ jam )

  Konsumsi Bahan Bakar

  ). Sedangkan gas beracun berupa NOx ( nitrogen oksida ), HC ( hidro karbon ), dan CO ( karbon monoksida ), gas beracun inilah yang berbahaya bagi kesehatan dan menyebabkan pemanasan global.

  ( nitrogen ), CO 2, ( karbon dioksida) dan H

  Gambar 2 Hubungan putaran mesin (rpm) terhadap kadar CO (%v) pada transmisi 1 Gambar 3 Hubungan putaran mesin (rpm) terhadap kadar CO (%v) pada transmisi 2

  Gambar 4 Hubungan putaran mesin (rpm)terhadap kadar CO (%v) pada transmisi 3

  Gambar 5 Hubungan putaran mesin (rpm) terhadap kadar CO (%v) pada transmisi 4.

  Dengan meningkatnya putaran mesin maka kandungan CO meningkat, hal ini dikarenakan waktu pembakaran yang singkat dan jumlah udara masuk tidak sepadan dengan meningkatnya putaran mesin atau kekurangan udara. Sehingga proses pencampuran antara udara dan bahan bakar tidak maksimal. Hal ini mengakibatkan pembakaran tidak sempurna 1 2 3 4 1500 3000 4500 6000

  C O ( % ) Putaran Mesin (rpm) Durasi 210 Durasi 280 Durasi 330

  1 2 3 4 1500 3000 4500 6000 C O ( % ) Putaran Mesin (rpm)

  Durasi 210 Durasi 280 Durasi 330 1 2 3 4 1500 3000 4500 6000

  C O ( % ) Putaran Mesin (rpm) Durasi 210 Durasi 280 Durasi 330

  1 2 3 4 1500 3000 4500 6000 C O ( % ) Putaran Mesin (rpm)

  Durasi 210 Durasi 280 Durasi 330 Faktor lain karena sifat lembam 280° dan 330°), kandungan kadar HC yang dimiliki oleh mekanisme katup, sistem mengalami penurunan seiring dengan pencampuran bahan bakar dan udara pada bertambahnya putaran mesin. Berikut karburator yang kurang baik dan pengaruh gambar hubungan kandungan kadar Hidro hambatan pada intake manifold, pernyataan karbon (HC) pada berbagai durasi camshaft. dari (sukidjo, 2008). Perbandingan campuran ideal adalah 14.7 : 1 artinya 1200 membutuhkan 14.7 gram udara untuk membakar 1 gram bahan bakar, namun pada 800 kenyataannya campuran ideal susah ) p m didapat. H C (p

  Pada durasi 210° transmisi N, 400 peningkatan kadar CO sangat signifikan, hal ini karena jumlah udara pembakar yang kurang serta pengaruh eror data. Besar eror 1500 3000 4500 6000 data dapat di lihat pada lampiran. Pada putaran mesin 3.000 rpm

  Putaran Mesin (rpm)

  durasi 210° terlihat peningkatan pada konsentrasi CO hal ini disebabkan oleh

  Durasi 210

  pembakaran tidak sempurna, jumlah udara

  Durasi 280

  tidak selaras dengan jumlah bahan bakar

  Durasi 330

  dan kenaikan putaran mesin. Lambda pada kondisi ini sekitar 0,96. Sehingga kondisi Gambar 6. Hubungan putaran mesin (rpm) campuran kaya. terhadap kadar HC (ppm) pada transmisi N. Seiring dengan meningkatnya durasi

  camshaft , pada durasi 330° kandungan CO

  lebih rendah di bandingkan dengan durasi 1200 210 °, namun penurunan kadar CO tidak signifikan, data grafik hampir sejajar pada ) 800 semua durasi camshaft. Hal ini disebabkan (p m durasi besar maka waktu bukaan katup lebih C H 400 lama, proses pencampuran udara dan bahan bakar lebih maksimal sehingga pembakaran lebih baik. Hal ini diperkuat oleh 1500 3000 4500 6000 pernyataan (Sukidjo, 2008) durasi katup

  Putaran Mesin (rpm)

  yang lebih besar dari 180 ° memperpanjang waktu angkat katup sehingga kecepatan alir

  Durasi 210

  di saluran hisap menurun, begitu pula

  Durasi 280

  hambatannya. Disamping itu efisiensi Durasi 330 volumetrisnya meningkat sehingga campuran bahan bakar dan udara yang

  Gambar 7. Hubungan putaran mesin (rpm) terhisap ke silinder lebih banyak. terhadap kadar HC (ppm) pada transmisi 1.

  A.2. Emisi gas Hidro karbon (HC)

  Dari hasil analisa emisi gas buang HC pada ketiga durasi camshaft (210° ,

  ) 600 p p m 900 H ( p p m ) C 600 300 900 C H ( 300 1500 3000 4500 6000 1500 3000 4500 6000

  Putaran Mesin (rpm) Putaran Mesin (rpm) Durasi 210 Durasi 280

  Durasi 210 Durasi 330 Durasi 280

  Durasi 330

  Gambar 10 Hubungan putaran mesin (rpm) terhadap kadar HC (ppm) pada transmisi 4. Gambar 8 Hubungan putaran mesin (rpm) terhadap kadar HC (ppm) pada transmisi 2.

  Dengan meningkatnya putaran mesin kandungan HC menurun, hal ini diakibatkan oleh pengaruh overlap yang kecil. Waktu buka tutup katup semakin 900 singkat atau cepat serta terjadi knocking ) 600 yaitu terjadi pembakaran awal sebelum busi p p m memercikkan bunga api karena tekanan dan H C ( 300 temperatur di dalam silinder tinggi.

  Knocking dapat diketahui dengan

  suara yang ditimbulkan oleh mesin, mesin 1500 3000 4500 6000 terdengar kasar seiring peningkatan putaran mesin. Bila terjadi knocking temperatur mesin meningkat, hal ini sangat berbahaya

  Putaran Mesin (rpm)

  bila terus berlanjut karena dapat merusak komponen mesin.

  Durasi 210 Durasi 280 Pada rpm rendah yaitu 1.500 rpm Durasi 330

  hingga 3.000 rpm kandungan HC tinggi disebabkan oleh misfire yaitu adanya Gambar 9 Hubungan putaran mesin (rpm) campuran bahan bakar dan udara yang tidak terhadap kadar HC (ppm) pada transmisi 3. terbakar. Serta terjadi overlap yaitu kedua katup terbuka sehingga gas baru ikut terbuang ke luar. Pada kondisi ini overlap terjadi karena waktu buka tutup katup lebih lama akibat putaran mesin yang rendah.

  Misfire ditandai dari suara mesin

  yang tersendat sendat seperti akan mati, mengeluarkan asap hitam dan berbau seperti bahan bakar. Pada kondisi ini mesin sangat sulit idle, cenderung akan mati. Seiring dengan bertambahnya durasi

  camshaft maka overlap semakin

  besar.Overlaping yang besar mengakibatkan adanya campuran gas baru yang masuk ke silinder punya waktu untuk ikut terbuang ke saluran buang karena kedua katup terbuka bersamaan akibatnya HC tinggi.

B. Konsumsi Bahan Bakar

  Konsumsi bahan bakar pada motor merupakan fungsi dari beberapa variabel antara lain karburator, besar celah antara cicin kompresi dengan dinding slinder, putaran dan beban mesin (sukidjo, 2008). Dalam penelitian ini karburator dan celah antara cincin kompresi silinder tidak dilakukan pengubahan, hanya putaran mesin dan durasi camshaft yang diubah.

  Semakin cepat putaran mesin akan meningkatkan konsumsi bahan bakar tiap jamnya, seperti tampak pada gambar 4.11 penambahan durasi camshaft amat berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Semakin besar durasi camshaft maka massa bahan bakar yang terhisap bersama udara ke dalam slinder cendrung bertambah. Berikut gambar hubungan konsumsi bahan bakar pada berbagai durasi camshaft.

  Gambar 11. Konsumsi bahan bakar pada berbagai durasi camshaft di transmisi N Gambar 12. Konsumsi bahan bakar pada berbagai durasi camshaft di transmisi 1 Gambar 13. Konsumsi bahan bakar pada berbagai durasi camshaft di transmisi 2

  0.00 0.40 0.80 1.20 1500 3000 4500 6000 K o n su m si b a h a n b a k a r (L /J a m ) Putaran Mesin (rpm)

  Durasi 210 Durasi 280 Durasi 330 0.00 0.40 0.80 1.20 1500 3000 4500 6000 K o n su m si b a h a n b a k a r (L /J a m ) Putaran Mesin (rpm)

  Durasi 210 Durasi 280 Durasi 330

  0.00 0.40 0.80 1.20 1500 3000 4500 6000 K o n su m si b a h a n b a k a r (L /J a m ) Putaran Mesin (rpm)

  Durasi 210 Durasi 280 Durasi 330

Gambar 4.14. Konsumsi bahan bakar pada berbagai durasi camshaft di transmisi 3

  2. Konsumsi bahan bakar terendah terjadi pada durasi 210°, putaran mesin 1500 rpm, semua transmisi sebesar 0.21 l/jam.

  Durasi 210 Durasi 280 Durasi 330

  0.00 0.40 0.80 1.20 1500 3000 4500 6000 K o n su m si b a h a n b a k a r (L /J a m ) Putaran Mesin (rpm)

  Putaran Mesin (rpm) Durasi 210 Durasi 280 Durasi 330

  Anonim. (2010). Cara Kerja (Siklus) dan Komponen Mesin 4 Langkah. Diperoleh 6 september 2014 dari http:// hanyapembungkuskado. Wordpress.com Anonim. (2011). Pengertian dan Siklus Termodinamika. Diperoleh 6 september 2014 dari http://makalahtentang.wordpress.com/2011/ 0.00 0.40 0.80 1.20 1500 3000 4500 6000 K o n su m si b a h a n b a k a r (L /J a m )

  camshaft tidak signifikan.

  5. Durasi 210° ( standar ) yang terbaik sebab CO dan HC untuk beberapa durasi

  4. Camshaft durasi 210° ( standar ) konsumsi bahan bakarnya paling sedikit.

  3. Durasi camshaft pada penelitian ini pengaruhnya tidak signifikan terhadap konsentrasi CO dan HC.

  1. Meningkatnya putaran mesin dari 1.500, 3.000, 4.500 hingga 6.000 rpm mengakibatkan kandungan CO dan konsumsi bahan bakar meningkat, namun kandungan HC menurun dengan kenaikan putaran mesin.

Gambar 4.15. Konsumsi bahan bakar pada berbagai durasi camshaft di transmisi 4

  Dari rangkaian penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  KESIMPULAN

  gas baru yang ikut terbuang ke lingkungan sebelum sempat terbakar karena kedua katup hisap dan buang terbuka bersama, sehingga konsumsi bahan bakar akan meningkat.

  overlaping semakin besar, sehingga adanya

  Semakin besar durasi katup maka

  Dengan bertambahnya durasi katup meningkat, hal ini dikarenakan efisiensi volumetrisnya meningkat sehingga jumlah bahan bakar yang masuk ke silinder lebih banyak, sehingga tenaga / daya yang dihasilkan besar.

  Pada putaran mesin 1.500 rpm durasi 330° konsumsi bahan bakar lebih tinggi dari durasi 210° dan 280°, hal ini di akibatkan oleh misfire. Bahan bakar tidak terbakar dan terbuang ke lingkungan karena overlapping.

  Seiring dengan bertambahnya putaran mesin maka konsumsi bahan bakar meningkat, hal ini disebabkan oleh jumlah massa bahan bakar yang terhisap bersama udara ke dalam silinder meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

  10/10/pengertian-dan-siklus- termodinamika/ Anonim. (2013). Tinjauan pustaka. Diperoleh 8 september 2014 dari http://digilid.unimus.ac.id Arifin, Z dan Sukoco. (2009). Pengendalian Polusi Kendaraan. Bandung: Alfabeta. Badan Statistik POLRI. ( 2012 ). Jumlah Kendaraan Di Indonesia. Diperoleh 03 Agustus 2013 dari http:// jumlah- kendaraan-Indonesia-bps-polri. Farouk, P.M.A. (2010). perbedaan Mesin I- DSI dan I-VTEC. Diperoleh 05 september 2013 dari http://www.belimobilhonda.com/products/4 2/0/Apa-sih-Bedanya-Mesin-I-DSI-dengan- V-TEC/ Kartiko, H. ( 2013) PT.Jasa Raharja Cabang NTB Gelar Pelatihan Mekanik Roda Dua. Diperoleh 03 agustus 2014 dari http://kampungnews.com/2013/04/29/pt- jasa-raharja-ntb-ntb-gelar-pelatihan- mekanik-roda-dua .html Krisbiantoro, D. (2009). Variasi Derajat Pengapian Menggunakan 2 Busi Terhadap Unjuk Kerja Karisma 125. Jurusan Teknik Mesin Faklutas Teknik. Skripsi. Universitas Teknologi Sebelas Maret. Surabaya. Marsas, D. (2012). Materi Pembelajaran (Motor Bakar). Diperoleh 6 juli 2014 dari http://doni-marsas.blogspot.com Mothree, N. (2012). Prinsip Kerja Mekanisme Kerja Motor Bensin. Diperolah 07juli 2014 dari http://nassamothree.blogspot.com/2012/10/ prinsip-kerja-mekanisme-katup-motor.html Nassamothree. (2012). Prinsip Kerja MEkanisme Katup Mesin Bensin. Diperoleh 5 juli 2014 dari http://nassamothree.blogspot.com/2012/10/ prinsip-kerja-mekanisme-katup-motor.html Nathan, S. ( 2012 ) Karakteristik Kinerja Mesin 4 Tak 100 cc pada 3 Konfigurasi Bukaan Katup Untuk Pengembangan Mekanisme VVTi SOHC. Fakultas teknik. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok. Northop, R.S. (1991). Servis Auto Mobil. Bandung: CV Pustaka Setia. Pratomo, R.Y. (2008). Analisa sepeda motor. Fakultas teknik. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok. Suherman, G. (2012) Jenis Mesin VVT, iVETC, EFI, DOHC, CDI. Diperoleh 05 september 2013 dari http://otomotif6bandung.blogspot.com/2012 /03/jenis-mesin-vvt- ivtecefidohccdi_07.html. Sukidjo, F.x. (2008). Pengaruh Durasi

  Camshft terhadap Konsumsi bahan bakar,

  Emisi Gas Buang, Torsi dan Daya Mesin pada Mesin Bensin. Skripsi. Universitas Gaja Mada. Yogyakarta. Teechno. (2012). Komponen Mesin Bensin Mekanisme Katup. Diperoleh 4 juli 2014 dari http://oto- kita.blogspot.com/2011/01/mekanisme- katup.html Wardhana, W.A. (2010 )Dampak Pemanasan Global.Yogyakarta: Andi.

  Syam, J. (2011) Analisa Emisi Mesin Bensin. Diperoleh 01 Oktober 2013 dari http://agusyl.blogspot.com/2011/08/e-m-i-s- i.html