TUGAS AKHIR Sistem Pengisian dan Penutupan Produk Minuman pada Miniatur Sistem Kendali Terdistribusi Berbasis PLC Omron CPM2A Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
TUGAS AKHIR
Sistem Pengisian dan Penutupan Produk Minuman pada
Miniatur Sistem Kendali Terdistribusi
Berbasis PLC Omron CPM2A
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknilogi Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh :
YOHANNES EKO HADI NUGROHO
NIM : 045114037
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
FINAL PROJECT
Filling And Sealing System of the Drink Packing
at Miniature of Distributed Control Systems
Based On PLC Omron CPM2A
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the SARJANA TEKNIK Degree Electrical Engineering Study Program
Electrical Engineering Department Sience and Technology Faculty Sanata Dharma University
By :
YOHANNES EKO HADI NUGROHO
Student Number : 045114037
ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTEMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
Tugas Akhir ini Kupersembahkan Kepada: Bapak dan Ibuku tercinta, Adik-adikku tersayang
Dan kepada semua pihak yang selalu memberikan semangat,
dorongan dan doa.Jika kau pikir kau kalah, kau kalah
Jika kau pikir kau tidak berani, kau tidak berani
Jika kau ingin menang, tetapi berpikir kau tidak bisa,Hampir pasti kau takkan bisa.
Jika kau pikir akan kalah, kau kalah Karena di dunia kita tahu, Sukses berawal dari kemauan orang Semua ada di pikiran. Kemenangan dalam kehidupan tidak selalu berpihak Kepada yang lebih kuat atau lebih cepat
Karena cepat atau lambat pemenangnya adalah
Ia YANG BERPIKIR IA DAPAT!NAPOLEON HILL
INTISARI
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi sistem kontrol otomatis menggunakan PLC Omron CPM2A. Berdasarkan kelebihan yang dimiliki PLC dapat dibuat aplikasi berupa sistem pengisian dan penutupan produk minuman otomatis. Sistem ini merupakan bagian dari sistem kendali terdistribusi (DCS). Sistem DCS memungkinkan komunikasi dengan PLC lain melalui terminal SCADA.
Sistem Pengisian dan Penutupan Produk Minuman ini terdiri dari proses pengisian dan proses penutupan. Sistem pengisian terdiri dari solenoid valve, sensor posisi dan tangki penampung yang dilengkapi sensor ketinggian cairan. Proses pengisian dimulai ketika sensor posisi mendeteksi gelas pada conveyor. Proses selanjutnya adalah motor conveyor berhenti, kemudian solenoid valve on sampai level cairan menyentuh sensor batas bawah. Sistem penutupan terdiri dari sensor posisi, pneumatik, pemanas dan thermostat. Proses penutupan dimulai ketika sensor posisi mendeteksi gelas pada conveyor, selanjutnya adalah motor
conveyor berhenti dan kemudian dimulai proses pengepresan plastik tutup gelas.
Dari hasil pengujian dan analisa, sistem ini dapat melakukan pengisian cairan pada gelas sebanyak 150 cc selama 19 menit. Proses penutupan plastik tutup gelas berlangsung selama 6 menit. Sistem Penutupan masih mengalami kendala pada proses pemotongan plastik tutup gelas yang tidak merata. Kendala yang dihadapi disebabkan karena kesulitan pemasangan alat secara presisi. Kata kunci: PLC Omron CPM2A, solenoid valve, pneumatik, thermostat, konveyor, sistem kendali terdistribusi (DCS)
ABSTRACT This project is designed to control system using PLC Omron CPM2A. This system is a apart of DCS (Distributed Control System) which is able to link with other PLC through SCADA terminal.
Filling and sealing system of the drink packing consists of filling and sealing process. Filling system consists of a solenoid valve, position sensor, and tank completed by a sensor for measuring height of liquid. Filling process starts when the position sensor detects a glass on conveyor which makes the motor of the conveyor stop. Then, solenoid valve will be active until level of liquid is touching lower limit switch. Sealing system consists of a position sensor, pneumatic, heater, and thermostat. The packing process begins when position sensor detects a glass on conveyor and motor of conveyor will stop automatically, and continue with pressing up the cover of the glass.
The result of the experiment and analysis showing that this system can fill 150cc in a glass within 19 minutes. Sealing process took 6 minutes to press the plastic cover of the glass. However, it was found a problem which is unable to cut the plastic cover of the glass neatly because it is quite difficult to set up the device properly.
Keywords : PLC Omron CPMA2A, solenoid valve, pneumatic, thermostat, conveyor, distributed control system.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa atas segala kasih, karunia dan berkat perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. Tugas akhir ini berjudul “Sistem Pengisian dan Penutupan Produk Minuman pada Miniatur Sistem Kendali Terdistribusi Berbasis PLC Omron CPM2A”.
Tugas akhir ini ditulis bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana teknik pada program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma. Penulisan tugas akhir ini berdasarkan pada hasil-hasil yang penulis peroleh pada perancangan alat, pembuatan alat, dan sampai pada pengujian alat.
Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu B. Wuri Harini, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing I yang telah bersedia memberikan ide, saran, semangat, kesabaran, bimbingan dan waktu bagi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
2. Bapak Ir. Tjendro sebagai pembimbing II yang telah bersedia memberikan ide, saran, dan bimbingan untuk penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
3. Bapak Martanto, S.T., M.T dan Bapak Pius Yozy Merucahyo, S.T., M.T selaku penguji yang telah bersedia memberikan kritik dan saran.
4. Bapak Ony dan Bapak Wicak Mekatronika Sanata Dharma yang telah bersedia memberikan saran pada pembuatan alat.
6. Eri, Taufik, Bekti, Stenly dan semua pihak yang berjuang bersama menyelesaikan tugas akhir di lab TA.
7. Laboran TE Mas Broto, Mas Suryana, Mas Mardi, Mas Hardi dan Mas Yusuf atas semua bantuannya selama di Lab.
8. Segenap Karyawan sekretariat fakultas sains dan teknologi
9. Semua teman ITI, BIGPALA, Kos 99 yang telah memberikan bantuan, dukungan dan penghiburan.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan tugas akhir ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangannya, oleh sebab itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan agar penulis dapat lebih maju dan lebih baik.
Akhirnya penulis juga berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan kiranya Tuhan akan membalas kebaikan kepada semua yang telah membantu penulis sampai saat ini.
Yogyakarta, 23 Juni 2009 Penulis
Daftar Isi
Cover Bahasa Indonesia i
Cover Bahasa Inggris ii
Lembar Pengesahan oleh Pembimbing iii Lembar Pengesahan oleh Penguji iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Tulis v Halaman Persembahan dan Motto Hidup vi Intisari vii Abstract viii Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ix Kata Pengantar x
Daftar Isi xii
Daftar Gambar xvi
Daftar Tabel xx
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
3
2.1 Distributed Control Systems 6
6
4 Bab II Dasar Teori
1.7 Sistematika penulisan
4
1.6 Metode Penelitian
1.5 Manfaat Penulisan
1
3
1.4 Tujuan Penulisan
2
1
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
2.2.1 Bagian-bagian PLC Omron CPM 2A
9
2.2.1.1 Central Processing Unit 10
2.2.1.2 Memori CPU
10
2.2.1.3 Struktur Memori PLC Omron CPM2A
12
2.2.2 Dasar-Dasar Logika Diagram Ladder
15
2.2.2.1 Kontak Normally Open (NO) dan Normally Close
15 (NC)
2.2.2.2 LOAD dan LOAD NOT
16
2.2.2.3 AND dan AND NOT
16
2.2.2.4 OR dan OR NOT
17
2.2.2.5 Instruksi OUTPUT dan OUTPUT NOT
17
2.2.2.6 Instruksi END
18
2.3 Light Dependent Resistor (LDR)
18
2.4 Dioda LASER (LASER Pointer)
20
2.5 Thermostat
21
2.6 Motor DC
21
2.7 Solenoid Valve 22
2.7.1 Prinsip Kerja Solenoid Valve 23
2.8 Pneumatik
24
2.8.1 Prinsip Kerja Pneumatik
25
2.9 Limit Switch
25
2.10 Relay
26
2.11 Heater
27 Bab III Rancangan Penelitian
28
3.2.1 Prinsip Kerja Sistem Pengisian dan Pengepakan
30
3.2.2 Perancangan Sistem Konveyor
32
3.2.3 Sensor
35
3.2.3.1 Sensor Posisi
36
3.2.3.1.1 Laser Pointer Sebagai Pemancar (transmitter) 36
3.2.3.1.2 LDR Sebagai Penerima (receiver) 37
3.2.3.2 Sensor Ketinggian Cairan
39
3.2.3.3 Sensor Pembatas Panas
40
3.2.4 Penggerak Solenoid Valve
40
3.2.5 Penggerak Pneumatik
41
3.2.6 Rangkaian Heater 42
3.3 Perancangan Perangkat Lunak
42
3.3.1 Flowchart Utama Sistem Pengisi dan Pengepak
46
3.3.2 Flowchart Proses Pengisian valve 2
47
3.3.3 Flowchart Proses Pengisian valve 3 47
3.3.4 Flowchart Proses Pengepakan
48 Bab IV Hasil dan Pembahasan
49
4.1 Cara Kerja Alat
49
4.2 Analisa Perangkat Keras
51
4.2.1 Hasil Pengujian valve 2
51
4.2.2 Hasil Pengujian tangki 3
54
4.2.3 Hasil Pengujian valve 3
56
4.2.4 Hasil Pengujian Sensor Posisi
57
4.2.5 Hasil Pengujian Pneumatik
59
4.2.5.2 Filter Regulator
62
4.2.6 Kompresor
63
4.2.7 Hasil Pengamatan Heater dan Penekan Tutup Gelas
64
4.2.7.1 Penekan Tutup Gelas
65
4.2.8 Hasil Pengamatan Pengepakan Gelas
66
4.2.8.1 Pengamatan Proses Pengepressan
66
4.2.8.2 Pengamatan Proses Pemotongan
68
4.3 Analisa Perangkat Lunak
72
4.3.1 Kontrol SCADA
72
4.3.2 Kontrol Motor Konveyor
72
4.3.3 Kontrol Valve 2 73
4.3.4 Kontrol Valve 3 73
4.3.5 Kontrol Heater 74
4.3.6 Kontrol Kipas
74
4.3.7 Kontrol Pneumatik
74
4.3.8 Counter Hasil Produksi
77
4.3.9 Transfer Data ke Memory DM
77
4.3.10 Kontrol Gulungan Plastik
78
4.3.11 Kontrol Clear SCADA 78
Bab V Kesimpulan dan Saran
80 A. Kesimpulan
80 B. Saran
80 Daftar Pustaka
81 Lampiran 82
Daftar Gambar
18 Gambar 2.13 Rangkaian LDR aktif pada saat terang
27 Gambar 3.1 Blok blok mini DCS
26 Gambar 2.22 Kawat filament
26 Gambar 2.21 Konfigurasi mekanik relay
24 Gambar 2.20 Limit switch
23 Gambar 2.19 Konstruksi pneumatic selinder ganda
22 Gambar 2.18 Cara kerja solenoid valve
21 Gambar 2.17 Prinsip kerja motor DC
20 Gambar 2.16 Thermostat
19 Gambar 2.15 Laser pointer
19 Gambar 2.14 Rangkaian LDR aktif pada saat gelap
17 Gambar 2.12 Konfigurasi LDR dengan bahan cadium sulfide
Gambar 2.1 Sistem kendali terdistribusi17 Gambar 2.11 Ladder diagram instruksi OUT NOT
17 Gambar 2.10 Ladder diagram instruksi OUT
16 Gambar 2.9 Ladder diagram logika OR dan ORNOT
16 Gambar 2.8 Ladder diagram logika AND dan ANDNOT
16 Gambar 2.7 Ladder diagram Load Not
15 Gambar 2.6 Ladder diagram Load
15 Gambar 2.5 Kontak Normally Close
10 Gambar 2.4 Kontak Normally Open
9 Gambar 2.3 Konfigurasi PLC Omron CPM2A
6 Gambar 2.2 Diagram blok jaringan I/O
28 minuman
Gambar 3.3 Konfigurasi system pengisi dan pengepak (tampak samping)41 Gambar 3.16 Blok diagram pneumatik
53 Gambar 4.4 Tangki 3
51 Gambar 4.3 Grafik volume tangki 2 vs waktu pengosongan tangki 2
50 Gambar 4.2 Valve 2
48 Gambar 4.1 Sistem pengisian dan pengepakan
47 Gambar 3.21 Flowchart proses pengepakan
47 Gambar 3.20 Flowchart proses pengisian
46 Gambar 3.19 Flowchart proses valva 2
42 Gambar 3.18 Flowchart utama
41 Gambar 3.17 Rangkaian heater
40 Gambar 3.15 Rangkaian solenoid valve
31 Gambar 3.4 Susunan gear
39 Gambar 3.14 Rangkaian pembatas panas
Gambar 3.13 Susunan limit switchGambar 3.12 Rangkaian penerima (receiver) 3935 Gambar 3.11 Rangkaian pemancar (transmitter) 36
34 Gambar 3.10 Tempat gelas tampak samping
34 Gambar 3.9 tempat gelas tampak atas
33 Gambar 3.8 Tempat gelas
33 Gambar 3.7 Susunan gear dan tempat gelas
32 Gambar 3.6 Susunan gear tampak atas
32 Gambar 3.5 Susunan gear tampak samping
54
Gambar 4.6 Penampang tangki 3 setelah proses las65 Gambar 4.19 Penekan
71 Gambar 4.29 Gambar hasil tampak samping
70 Gambar 4.28 Gambar hasil tampak atas
70 Gambar 4.27 Hasil pengukuran posisi pemotong
69 Gambar 4.26 Hasil proses pemotongan
69 Gambar 4.25 Pisau pneumatik
68 Gambar 4.24 Tempat gelas
68 Gambar 4.23 Plastik menempel pada bibir gelas
67 Gambar 4.22 Plastik tidak menempel pada bibir gelas
67 Gambar 4.21 Posisi gelas saat pengepressan
66 Gambar 4.20 Posisi gelas sebelum pengepressan
64 Gambar 4.18 Rangkaian heater
55 Gambar 4.7 Valve 3
63 Gambar 4.17 Thermostat
62 Gambar 4.16 Kompresor
Gambar 4.15 Filter regulator61 Gambar 4.14 Skema input dan output valve pneumatic 61
61 Gambar 4.13 Valve pneumatic (belakang)
60 Gambar 4.12 Valve pneumatic (depan)
59 Gambar 4.11 Rangkaian pneumatik
58 Gambar 4.10 Pneumatik
57 Gambar 4.9 Selisih posisi berhenti terhadap setpoint
56 Gambar 4.8 Sensor posisi
71
Gambar 4.28 Rung kontrol motor konveyor76 Gambar 4.39 Rung counter 002
14 Tabel 3.1 Data percobaan LDR
7 Tabel 2.2 Pembagian area DM
Tabel 2.1 Perbandingan sistem terpusat dan sistem terdistribusi79 Daftar Tabel
78 Gambar 4.43 (Lanjutan) Program kontrol clear SCADA
78 Gambar 4.42 Program kontrol clear SCADA
Gambar 4.41 Rung program kontrol gulungan plastik77 Gambar 4.40 Transfer data LSB tangki 2 ke memory DM 77
76 Gambar 4.38 Rung timer 004
72 Gambar 4.29 Rung kontrol valve 2
76 Gambar 4.37 Rung timer 003
75 Gambar 4.36 Rung timer 001
75 Gambar 4.35 Rung timer 000
74 Gambar 4.34 Rung timer 005
74 Gambar 4.33 Rung kontrol utama pneumatik
74 Gambar 4.32 Rung kontrol kipas
73 Gambar 4.31 Rung kontrol heater
73 Gambar 4.30 Rung kontrol valve 3
38
Tabel 3.4 channel output44 Tabel 3.4 channel memory 45
Tabel 4.1 Hasil pengukuran pengosongan tangki 252 Tabel 4.2 Hasil pengukuran sensor posisi
58 Tabel 4.3 Tekanan regulator
63
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Pada era globalisasi dimana perpindahan manusia semakin luas dan cepat, kebutuhan akan sistem untuk pengontrolan jarak jauh pun semakin meningkat [1]. Teknologi-teknologi baru untuk pengontrolan jarak jauh pun semakin banyak
bermunculan. Konvergen antara teknologi kendali, informasi dan komunikasi telah menghasilkan teknologi pengendali terdistribusi atau Distributed Control
Systems (DCS), yang salah satu komponen di dalamnya adalah Programmable
Logic Controller (PLC).Sistem DCS memanfaatkan teknologi jaringan komputer yang kian maju, dimana pemrograman jaringan menjadi kunci utama. Model umum pemrograman jaringan adalah pemrograman client-server yang pada prinsipnya adalah sederhana. Sebuah client mengirim sinyal request ke server untuk minta data atau informasi yang disediakan oleh server. Jika permintaan dikenali atau informasi yang diminta tersedia kemudian server mengirimkan data atau informasi tersebut ke client. Sistem Kendali Terdistribusi (Distributed Control Systems) merupakan salah satu metode pengendalian yang menggunakan beberapa unit pemroses untuk mengendalikan suatu plant dengan tujuan agar beban pengendalian dapat terbagi. terdistribusi pada beberapa unit pemroses. Beberapa unit pemroses harus dapat saling bekerja sama sehingga dapat membangun suatu sistem yang terintegrasi.
Pemakaian sistem kontrol secara manual atau konvensional banyak mengalami gangguan dan mempunyai banyak kelemahan, antara lain : sulitnya perawatan, pengawatan banyak, sulit untuk melacak kesalahan pada sistem dan membutuhkan waktu lama untuk modifikasi sistem [2]. Karena hal tersebut membuat pemakaian sistem kontrol beralih pada sistem otomatis menggunakan PLC (Programmable Logic Controller). PLC mempunyai beberapa kelebihan, antara lain : mudah diprogram, mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem kontrol konvensional (berbasis relay), sederhana dalam pengkabelan, tidak membutuhkan spare part yang banyak, ketahanan jauh lebih baik dibandingkan dengan relay auto-mekanik dan mudah dalam troubleshooting.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dihadapi adalah bagaimana merancang suatu aplikasi sistem DCS berbasis PLC. Salah satu aplikasi tersebut adalah sistem pengisi dan pengepakan gelas yang bekerja secara otomatis dengan menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) pada mini DCS (Distributed Control Systems ).
1.3. Batasan Masalah
Pada penelitian ini, dilakukan batasan-batasan terhadap sistem yang akan diteliti. Batasan yang dilakukan antara lain :
1. Sistem pengisi dan pengepak merupakan bagian dari mini DCS (Distributed Control Systems).
2. Sistem menggunakan kontrol utama PLC Omron CPM2A.
3. Sensor posisi menggunakan dioda Laser dan LDR.
4. Sensor ketinggian cairan menggunakan limit switch.
5. Volume cairan isi gelas sebanyak 150 cc.
6. Penekan tutup gelas menggunakan pneumatik.
7. Pembatas panas menggunakan thermostat.
8. Hasil produksi ditampilkan pada komputer pada bagian SCADA.
9. Tutup gelas menggunakan plastik.
10. Gelas dipasang secara manual.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Membuat sistem pengisi dan penutupan gelas secara otomatis menggunakan PLC Omron CPM2A.
2. Menghubungkan PLC dengan komputer utama yang berfungsi sebagai SCADA pada mini DCS (Distributed Control Systems).
1.5. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membantu masyarakat untuk membuat alat produksi yang bekerja secara otomatis berbasis PLC Omron CPM2A.
2. Sebagai referensi yang dapat mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan aplikasi PLC Omron CPM2A.
3. Membantu mahasiswa untuk memahami dan merancang sistem kendali terdistribusi (Distributed Control Systems) berbasis PLC Omron CPM2A.
1.6. Metodologi Penelitian
Agar dapat melakukan perancangan alat dengan baik, maka penulis membutuhkan suatu metode penelitian sebagai berikut:
1. Studi literatur, yaitu dengan mempelajari berbagai informasi, baik dari buku maupun internet sehingga dapat digunakan sebagai referensi pendukung dalam penyusunan laporan.
2. Perencanaan rancangan dan pembuatan alat dalam bentuk perangkat keras maupun perangkat lunak.
3. Melakukan pengamatan dan pengujian terhadap hasil perancangan agar dapat diketahui apakah alat dapat bekerja dengan baik.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini terbagi menjadi lima bab yang disusun sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II. DASAR TEORI Bab ini berisi tentang dasar teori komponen-komponen yang akan digunakan dalam penelitian . BAB III. RANCANGAN PENELITIAN Bab ini berisi tentang diagram blok dan penjelasan cara kerja secara singkat rancangan perangkat keras dan perangkat lunak. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang pengamatan kerja dari perangkat keras dan perangkat lunak yang telah dibuat. BAB V. PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk perbaikan alat dan penelitian selanjutnya.
BAB II DASAR TEORI
2.1. Distributed Control systems (DCS)
Distibuted control system atau sistem kendali terdistribusi merupakan
salah satu metode pengendalian yang menggunakan beberapa unit pemroses untuk mengendalikan suatu plant dengan tujuan agar beban pengendalian dapat terbagi [2]. Beban komputasi yang harus dilakukan terhadap plant pengendalian tersebut dirancang agar tidak tertumpu pada suatu unit pemroses, melainkan didistribusikan pada beberapa unit pemroses. Beberapa unit pemroses harus dapat saling bekerja sama sehingga dapat membangun suatu sistem yang terintegarasi.
Gambar 2.1. Sistem kendali terdistribusi [2]Secara garis besar, perbedaan antara sistem kendali terpusat atau central
control system dengan sistem kendali terdistribusi atau distributed control system
Tabel 2.1 Perbandingan sistem terpusat dan sistem terdistribusiSistem kendali terpusat Sistem kendali terdistribusi (central control system) (distributed control system)
Data terkirim melalui Membutuhkan Banyak jaringan khusus sehingga kabel membutuhkan kabel lebih sedikit
Terprogram secara Terkonfigurasi pada setiap terpusat bagian control Resiko rusak tinggi Resiko rusak rendah
Dengan adanya suatu sistem kendali yang terdistribusi maka semua proses yang dikendalikan dengan menggunakan sistem kendali terdistribusi akan dapat mendistribusikan kontrol ke dalam setiap stasiun-stasiun kontrol (control station). Masing-masing proses kendali akan dikendalikan oleh setiap control station sehingga gangguan-gangguan yang mungkin timbul akan mudah terlacak dan gangguan yang timbul pada salah satu proses tidak akan berpengaruh bagi proses lainnya. Sistem kendali terpusat merupakan pengendali yang bertumpu pada satu unit pemroses, sehingga setiap kondisi pemroses akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Tujuan akhir sistem kendali terdistribusi adalah digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem kendali suatu plant. Kinerja-kinerja yang dipengaruhi dengan adanya sistem kendali terdistribusi adalah :
1. Produksi
- Mengoptimalkan jadwal produksi
- Mengoptimalkan penempatan peralatan
3. Keselamatan kerja dan penghematan biaya
- Optimasi besar plant
4. Peningkatan unjuk kerja suatu sistem peralatan Sedangkan keuntungan dan kelebihan yang dimiliki suatu sistem yang menggunakan kontrol DCS adalah sebagai berikut:
1. DCS dapat dipasang untuk aplikasi dalam konfigurasi yang sangat sederhana, kemudian dapat ditingkatkan dan diperluas sesuai kebutuhan selanjutnya.
2. Sistem dapat melakukan multifungsi paralel karena sistem tersusun dari multiprosesor.
3. Pengkabelan pengendali lebih hemat atau sedikit dibanding dengan konfigurasi kendali komputer terpusat.
4. Model jaringan memberikan informasi proses seluruh bagian perusahaan sehingga, menajemen pabrik dan proses berjalan lebih efisien.
Jaringan Bus I/O (I/O bus networks) merupakan hal yang paling utama dalam sistem kontrol terdistribusi [3]. Jaringan Bus I/O memungkinkan setiap PLC berkomunikasi dengan perangkat I/O seperti halnya sebuah sistem komputer pengawas berkomunikasi dengan PLC dalam local area network (LAN).
Arsitektur jaringan bus I/O mengikuti konfigurasi pohon, di mana setiap perangkat masukan misalnya sensor dihubungkan secara langsung pada PLC atau bus LAN.
Gambar 2.2. Diagram blok jaringan bus I/O [3] Pada gambar 2.2 ditampilkan diagram blok jaringan bus input dan output.Pada suatu jaringan bus I/O, PLC berhubungan langsung dengan perangkat input tanpa menggunakan modul I/O, sehingga PLC dapat berkomunikasi dengan setiap perangkat I/O berdasarkan protokol bus.
2.2. Programmable Logic Controller (PLC) 2. 2. 1 Bagian–bagian PLC Omron CPM 2A
PLC Omron CPM2A adalah PLC yang mempunyai 18 masukan dan 12
Gambar 2.3. Konfigurasi PLC Omron CPM2A [4]2. 2. 1. 1 Central processing unit (CPU) Central processing unit (CPU) adalah otak dari PLC. Terdiri dari satu atau
lebih mikroprosesor untuk mengontrol PLC. CPU menangani komunikasi dan hubungan dengan komponen lain pada sistem [5]. CPU pada PLC mempunyai tipe mikroprosesor yang sama dengan yang ditemukan pada mikrokomputer. Perbedaannya terletak pada program yang digunakan, mikroprosesor PLC hanya menulis untuk menyesuaikan ladder logic pada bahasa pemrograman lain. CPU menjalankan operating system, mengatur memori, memonitor input, mengevaluasi ladder diagram dan menghidupkan output yang tersedia.
2.2.1.2 Memori CPU
Karakteristik terpenting dari PLC adalah kemudahan pemakai dalam mengganti program dengan mudah dan cepat. Tujuan ini dapat dicapai dengan dimaksudkan untuk menyimpan data-data urutan instruksi ataupun program yang dapat dieksekusi oleh prosesor sesuai dengan perintah yang telah diberikan dalam program. Program ladder, nilai timer dan counter disimpan pada memori pengguna tergantung kebutuhan. Beberapa tipe memori [5]:
(ROM)
1. Read Only Memory
ROM adalah memori yang bersifat nonvolatile. Program yang berada pada ROM tidak dapat dihapus selama CPU beroperasi. Program pada ROM bersifat tetap ketika sumber listrik dimatikan.
Random Acces Memory (RAM) 2.
RAM biasanya disebut read / write memory. RAM adalah memori yang bersifat volatile. Program hilang atau terhapus ketika sumber listrik mati.
3. Erasable Programmable Read Only Memory (EPROM)
Adalah PROM yang programnya dapat dihapus. Program pada EPROM dapat terhapus jika terkena sinar ultraviolet untuk beberapa menit.
Programmable Read Only Memory (PROM) 4.
PROM mempunyai sifat yang sama seperti ROM yang memungkinkan diprogram hanya sekali oleh pemrogram. PROM jarang digunakan karena memerlukan rangkaian pemrogaman khusus
Elecrically Erasable Programmable Read Only Memory (EEPROM)
5.Program dalam EEPROM dapat dihapus dengan sinyal elektrik. EEPROM lebih menguntungkan dibanding EPROM karena dapat menghapus atau mereset
2.2.1.3 Struktur Memori PLC Omron CPM2A 1.
IR (Internal Relay)
Internal relay digunakan untuk menyimpan status keluaran dan masukkan
PLC [3]. Daerah memori IR terbagi atas tiga macam area yaitu : input area (area masukan), output area (area keluaran) dan work area (area kerja). Untuk mengakses IR adalah dengan menulis angka saja yaitu: 000 untuk input channel, 010 untuk output channel dan 200 untuk work area.
2 . SR (Special Relay) Special relay merupakan bagian khusus dari lokasi memori yang
digunakan sebagai bit-bit kontrol dan status (flag), digunakan untuk mencacah dan interupsi.
3. TR (Temporary Relay) Temporary relay digunakan untuk menyimpan subprogram pada saat terjadi perpindahan subprogram selama eksekusi program .
4. HR (Holding Relay) Holding relay Berfungsi untuk menyimpan data yang mempunyai sifat
nonvolatile , karena data tidak akan hilang walaupun PLC tidak mendapatkan catu
daya atau PLC sudah dimatikan, karena menggunakan batere.
5. AR (Auxilary Relay) Auxilary relay digunakan untuk menyimpan bit-bit kontrol dan status,
misalnya: status PLC, kesalahan, waktu sistem dan lain jenis. Dengan ketentuan :
- 02 Kesalahan Frame
- 03 Kesalahan Overrun LR (Link Relay) 6.
Link relay digunakan untuk pertukaran data saat dilakukan koneksi atau hubungan dengan PLC lain.
TC (Timer / Counter) 7.
Timer digunakan untuk mendefinisikan waktu sistem tunda (time delay)
sedangkan counter digunakan sebagai penghitung [6]. Timer dalam PLC mempunyai orde 100ms dan ada juga yang mempunyai orde 10ms seperti TIMH (15). Untuk TIM000 s/d TIM 015 dapat dioperasikan secara interrupt untuk mendapatkan waktu yang lebih presisi. Daerah TC pada PLC Omron CPM2A terdapat 226 lokasi yaitu TC000 hingga TC225. [4]
8. DM (Data Memory)
Data memori berfungsi untuk menyimpan data-data dan program penting karena isi DM tidak akan hilang (reset) walaupun sumber tegangan PLC telah off.
Ada beberapa macam DM, diantaranya [6]: DM read/write:
DM read/write dapat dihapus dan ditulis oleh program yang dibuat, sehingga sangat berguna untuk manipulasi data program.
DM special I/O unit: DM special I/O unit berfungsi untuk menyimpan dan mengolah hasil dari
special i/o unit , mengatur dan mendefinisikan sistem kerja special i/o unit.
DM history log dapat menyimpan informasi-informasi penting pada saat PLC terjadi kegagalan sistem operasionalnya.
DM Link Test Area: DM link test area berfungsi untuk menyimpan informasi-informasi yang menunjukkan status dari sistem link PLC.
DM setup: DM setup berfungsi untuk melakukan setup kondisi default (kondisi kerja saat PLC aktif). [6] Pada tabel 2.1 menampilkan pembagian area memory DM. Pembagian area DM tersebut meliputi, area memory, area word dan fungsi.
Tabel 2.2 Pembagian area DM. [4]Area memory Word Fungsi Area DM hanya bisa diakses dalam satuan
word (16 bit). Nilai yang
DM0000 - DM1999 tersimpan akan tetap
Read/write DM2022 – DM2047
tersimpan walaupun PLC (2026 word) dimatikan
Digunakan untuk menyimpan kode Area kesalahan (error) yang
DM DM2000 – DM2021 muncul. Word-word ini
Error Log
(22 word) dapat digunakan sebagai baca/tulis fungsi pencatat kesalahan (error log) tidak digunakan
DM6144 – DM6599 Tidak dapat ditumpangi
Read-only (456 word) data lain untuk program.
Digunakan untuk DM6600 – DM6655 menyimpan berbagai
PC setup
9. UM (Upper Memory) Memori ini berfungsi untuk menyimpan dan menjalankan program pemakai (user program) yang mempunyai kapasitas tergantung pada masing- masing tipe PLC yang dipakai. [6]
2.2.2 Dasar-Dasar Logika Diagram Ladder
Sebuah ladder diagram terdiri dari sebuah garis menurun ke bawah pada sisi kiri dengan garis-garis bercabang ke kanan. Garis yang ada di sebelah kiri disebut bus bar, sedangkan garis-garis cabang (the branching lines) adalah baris instruksi atau anak tangga. Sepanjang garis instruksi ditempatkan berbagai macam kondisi yang terhubung ke instruksi lain di sisi kanan. [6]
2.2. 2.1 Kontak Normally Open (NO) dan Normally Close (NC)
Kontak merupakan suatu komponen yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus. Ada dua jenis kontak yaitu kontak
normally open (NO), dan kontak normally closed (NC). Kontak NO merupakan
kontak yang kondisi normalnya kontak terputus. Kontak NC merupakan kontak yang kondisi normalnya kontak terhubung. [4]
Gambar 2.4. Kontak Normally Open [4]2.2.2.2 LOAD dan LOAD NOT
10.00
0.00 Instruksi Load
Gambar 2.6. Ladder diagram LoadKondisi pertama untuk mengawali sembarangan blok logika di dalam ladder diagram yaitu dengan instruksi Load (LD) dan Load Not (LD NOT) [4].
10.00
0.00 Instruksi Load
Gambar 2.7. Ladder diagram Load NotPada instruksi Load , kondisi eksekusi on jika 0.00 juga on. Sebaliknya untuk instruksi Load Not, kondisi akan on jika 0.00 dalam kondisi off.
2.2.2.3 AND dan AND NOT 0.00 0.01 0.02 AND NOT AND
Instruksi Load
10.00 Gambar 2.8. Ladder diagram logika AND dan AND NOT Merupakan instruksi sesudah instruksi LOAD dan LOAD NOT [4].
Instruksi AND menggunakan sambungan secara seri. Logika AND mempunyai dua atau lebih masukan dan satu keluaran dengan logika normally open. Keluaran logika AND berada pada kondisi on, jika semua masukan bernilai on. Instruksi
2.2.2.4 OR dan OR NOT
Instruksi OR menggunakan sambungan secara paralel, logika OR mempunyai dua atau lebih masukan dan satu keluaran dengan logika kontak
normally open . Keluaran logika OR dalam kondisi on, jika satu atau lebih
masukannya bernilai on. Instruksi OR NOT merupakan kebalikan logika OR yang menggunakan logika kontak normally close. [4]
0.00 LOAD
10.00
0.01 OR NOT
0.02 OR
Gambar 2.9. Ladder diagram logika OR dan OR NOT2.2.2.5 Instruksi OUTPUT dan OUTPUT NOT
10.00
0.00 Instruksi Load
OUT
Gambar 2.10. Ladder diagram instruksi OUT10.00
0.00 Instruksi Load
OUT Instruksi output (OUT) adalah sebuah instruksi yang digunakan untuk mengakhiri sebuah baris (anak tangga) dengan kontak normally open. Instruksi output not (OUT NOT) dengan kontak normally close. [4]
2.2.2.6 Instruksi END
Instruksi END merupakan instruksi yang digunakan untuk mengakhiri penulisan program ladder diagram. CPU pada PLC akan mengerjakan semua instruksi dalam program dari awal (baris pertama) hingga ditemui instruksi END. Instruksi END tidak memerlukan operan dan tidak boleh diawali dengan suatu kondisi. [4]
Light Dependent Resistor (LDR) 2.3. cadmium-sulfide Elektroda
Subtrat keramik Terminal
Gambar 2.12. Konfigurasi LDR dengan bahan cadium sulfide [8]LDR disebut juga resistor peka cahaya adalah komponen elektronikT yang resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang mengenainya [8]. LDR dibuat dari semikonduktor yang mempunyai resistansi tinggi. Jika cahaya yang mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan menyebabkan elektron memiliki dihasilkan (dan pasangan lubangnya) akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistansinya.
Gambar 2.13. Rangkaian LDR aktif pada saat terang [8]Gambar 2.14. Rangkaian LDR aktif pada saat gelap [8]Pada gambar 2.13 ditampilkan contoh rangkaian LDR yang aktif pada saat gelap. Rangkaian mengaktifkan relay sat LDR tidak mendapat sumber cahaya. Pada gambar 2.14 ditampilkan contoh rangkaian LDR yang aktif pada saat terang. Rangkaian tersebut mengaktifkan relay saat LDR mendapat sumber cahaya yang cukup untuk memicu perubahahan resisitansi. Pada rangkaian
2.4. Dioda LASER (LASER Pointer)
Dioda laser adalah LED yang dibuat khusus untuk dapat beroperasi sebagai laser. Laser singkatan dari light amplications by stimulated emision of
radiation [9]. Tidak seperti LED, dioda laser mempunyai lubang optik yang
diperlukan untuk produksi laser. Lubang optik dibentuk dengan pelapisan sisi yang berlawanan dari chip untuk menghasilkan 2 permukaan pantul yang tinggi.
Seperti LED, dioda laser adalah dioda sambungan PN yang pada level arus tertentu akan memancarkan cahaya.
Gambar 2.15. Laser pointer [9] Pada gambar 2.15 ditampilkan penampang laser pointer secara umum.Laser pointer terdiri dari bagian utama berupa dioda laser dan bagian lain yang cahaya dari laser pointer, sedangkan lensa digunakan untuk memfokuskan cahaya yang dipancarkan oleh dioda laser.
Pada dasarnya Laser pointer dibuat dari Laser gas helium-neon (HeNe) dan radiasi Laser dihasilkan pada 633 nanometer (nm). Daya keluaran laser
pointer diukur dalam mili Watt (mW). Sinar Laser dengan daya keluaran tidak
lebih dari 1 mili Watt (mW) untuk kelas 2 , laser yang menghasilkan daya 1-5 mW merupakan kelas 3a dan kelas 3b adalah laser yang memancarkan daya keluaran antara 5 mW sampai 500 mW.
2.5. Thermostat
Gambar 2.16. Thermostat [10]Thermostat adalah alat yang digunakan untuk membatasi temperatur pada suatu sistem. Thermostat mengontrol aliran energi panas yang masuk dalam sistem dengan cara switching. Dalam keadaan temperatur sesuai dengan setpoint,
maka thermostat akan memutus aliran dan terhubung lagi saat temperatur
mencapai batas bawah dari spesifikasi thermostat
2.6. Motor DC
Motor listrik menggunakan energi listrik dan energi magnet untuk medan magnet. Motor listrik bekerja dengan prinsip bahwa dua medan magnet dapat dibuat berinteraksi untuk menghasilkan gerakan. Tujuan motor adalah untuk menghasilkan gaya gerak (torsi).
Arah putaran motor DC magnet permanen ditentukan oleh arah arus yang mengalir pada jangkar. Pembalikan ujung-ujung jangkar tidak bisa membalik arah putaran. Salah satu keistimewaan motor DC adalah kecepatannya dapat dikontrol dengan mudah. Kecepatan motor DC magnet permanen berbanding lurus terhadap nilai tegangan yang diberikan pada jangkar. Semakin besar tegangan jangkar, semakin tinggi kecepatan motor.
Gambar 2.17. Prinsip kerja motor DC [11]2.7. Solenoid Valve
Solenoid valve adalah suatu katup elektromekanik yang mengatur aliran
2.7.1 Prinsip kerja Solenoid Valve Solenoid valve bekerja dengan cara mengalirkan fluida melalui diafragma.
Aliran fluida pada solenoid valve dikendalikan oleh solenoid. Pada saat solenoid mendapat sumber tegangan maka akan membuka diafragma. Pada saat diafragma terbuka maka fluida dapat mengalir dari bagian input ke bagian output solenoid
valve. Kelebihan tekanan pada valve dikeluarkan dengan Pressure relief conduit.
Gambar 2.18. Cara kerja solenoid valve [12]Keterangan : A : input B : diafragma C : bilik tekanan D : pembebas tekanan
( Pressure relief conduit
) E : solenoid Dari gambar 2.18 dapat dilihat cara kerja soenoid valve. Pertama cairan masuk melalui bagian A (input). diafragma merupakan sekat rongga elastik (diafragma ) yang dikendalikan secara elektrik oleh kumparan bagian E. Pada saat kumparan E aktif menyebabkan diafragma pada kondisi open sehingga cairan atau gas dapat mengalir dari bilik tekan.
2.8. Pneumatik
Gambar 2.19. Konstruksi pneumatik silinder ganda [13]Keterangan :
1. Rumah silinder
2. Saluran masuk
3. Saluran keluar
4. Batang piston 5.
Seal 6. Bearing
7. piston Secara umum daya gerakan yang diperoleh dalam sistem pneumatik maupun hidrolik diperoleh melalui pergerakan fluida [13]. Jika pneumatik penyediaan tenaga atau torsi yang besar dengan terlebih dahulu menyimpan tenaga dalam bentuk kompresi.
Pada umumnya silinder pneumatik atau hidrolik terdiri dari dua bagian, yaitu batang silinder dan piston. Silinder berfungsi sebagai ruang pemampatan sedangkan piston adalah bagian yang akan mendapat daya dorong dari hasil pemampatan.
2.8. 1. Prinsip Kerja Pneumatik
Gerakan batang piston keluar yaitu dengan memberikan udara bertekanan pada sisi permukaan piston (arah maju), sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka, maka gaya diberikan pada sisi permukaan pada piston tersebut sehingga batang piston akan terdorong keluar sampai batang piston mencapai posisi maksimum dan berhenti. Gerakan batang piston masuk diberikan oleh gaya pada sisi permukaan batang piston mundur (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju) udaranya terbuka.
2.9 Limit Switch
Salah satu jenis sensor yang bersifat diskrit ialah limit switch. Umumnya
limit switch digunakan untuk mengetahui ada tidaknya suatu obyek di lokasi
tertentu. Limit switch akan aktif jika mendapatkan sentuhan atau tekanan dari suatu benda fisik pada bagian ujung penekannya. [14]
Gambar 2.20. Limit switchPada gambar 2.20 dapat dilihat tiga macam bentuk limit switch. Bagian a merupakan jenis push on button. Bagian b merupakan limit switch jenis push on
flexible paddle. Pada bagian c merupakan limit switch yang dilengkapi roller
pada bagian ujung penekannya.2.10. Relay
Relay merupakan switch yang dioperasikan secara listrik. Definisi ini tidak
membatasi cakupan antara solid state (semikonduktor) relay dan elektromagnetik relay atau gabungan keduanya.
Relay adalah sebuah alat kontrol listrik untuk membuka dan menutup
kontak-kontak listrik yang mempengaruhi operasi dari suatu alat lain yang dikontrolnya dalam rangkaian yang sama atau rangkaian lain. Solid State Relay (SSR) adalah suatu alat tanpa ada bagian yang bergerak yang mempunyai fungsi seperti relay atau switch
Elektromagnetik relay didefinisikan sebagai sebuah relay yang beroperasi atau reset selama ada pengaruh elektromagnetik yang disebabkan oleh aliran arus pada coil yang membuat beroperasinya kontak-kontak kontrol [14].
2.11. Heater
Gambar 2.22. Kawat filament [15]Heater listrik adalah satu peralatan elektrik yang mengkonversi energi