PERANCANGAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) UNTUK BANK

PERANCANGAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) UNTUK BANK TUGAS AKHIR

  Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin

  Jurusan Teknik Mesin Diajukan oleh :

  ALEP DARU ATMAKA NIM : 045214013 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

AIR CONDITIONING (AC) SYSTEM DESIGNING

FOR A BANK

FINAL PROJECT

  As partitial fulfillment of the requirement to obtain the Sarjana Teknik degree Mechanical Engineering Study Program

  Mechanical Engineering Department by

  

ALEP DARU ATMAKA

Student Number : 045214013

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

  

LEMBAR PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

UNTUK BANK

  Disusun oleh : NAMA : ALEP DARU ATMAKA NIM : 045214013

  Telah disetujui oleh : Pembimbing

  Ir. PK. Purwadi, M.T. Tanggal Agustus 2008

TUGAS AKHIR

  

PERANCANGAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

UNTUK BANK

  Yang dipersiapkan dan disusun oleh : NAMA : ALEP DARU ATMAKA NIM : 045214013

  Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 16 Agustus 2008 Susunan Dewan Penguji

  Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Yogyakarta, Agustus 2008

  Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta Dekan

  Pembimbing Ir. PK. Purwadi, M.T.

  Anggota tim penguji Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T.

  Ir. Rines, M.T Ir. PK. Purwadi, M.T.

  

PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Yogyakarta, Februari 2008 Alep Daru Atmaka

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Alep Daru Atmaka Nomor Mahasiswa : 045214013 Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  “PERANCANGAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) UNTUK BANK ”

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

  Dibuat di Yogyakarta. Pada Tanggal : 19 Agustus 2008

  Yang menyatakan, Alep Daru Atmaka

  

INTISARI

  Tugas Akhir ini mendeskripsikan tentang perancangan sistem pengkondisian udara untuk bank. Pengkondisian udara yang dirancang adalah menggunakan sistem sentral dengan mesin pendingin air (water chiller) dan sebuah menara pendingin (cooling tower) untuk membantu pendinginan kondenser pada chiller.

  Hal pertama yang dilakukan adalah mengetahui terlebih dahulu denah ruangan pada bank tersebut. Setelah itu, dapat dihitung beban pendinginan total yang nantinya dibebankan pada mesin pendingin (water chiller). Mesin pendingin dapat dipilih sesuai dengan beban pendinginan total pada bank. Dari hasil pemilihan mesin pendingin (water chiller), maka dapat dilakukan perancangan sistem perpipaan dan juga sistem ducting yang sesuai.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari, bahwa Penulis tidak dapat bekerja dengan baik tanpa campur tangan Tuhan termasuk dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

  Tugas Akhir merupakan sebagian persyaratan yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tugas Akhir ini juga dapat dikatakan sebagai wujud pemahaman dari hasil belajar mahasiswa setelah mengikuti kegiatan perkuliahan selama di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai perancangan sistem pengkondisian udara (AC) untuk bank. Dalam skripsi tersebut, Penulis berencana untuk merancang ulang sistem AC yang semula split diubah menjadi sistem AC sentral.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini juga melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

  1. Romo Ir. Gregorius Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., MA, M.Sc, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

  2. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T., Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Ir. PK. Purwadi, M.T., dosen pembimbing Tugas Akhir.

  5. Bapak Frans Suhatmaji, S.E., MBA., Direktur Utama PD BANK BAPAS 69 Mertoyudan, Magelang.

  6. Bapak Teguh, Wakil Direktur PD BANK BAPAS 69 Mertoyudan, Magelang.

  7. Bapak Bambang yang telah menunjukkan lokasi bank secara keseluruhan.

  8. Bapak Tuwuh, selaku Satpam PD BANK BAPAS 69 yang selalu memberi pelayanan terbaik.

  9. Bapak dan ibu Penulis yang telah memberi dorongan dan membiayai Penulis hingga saat ini.

  10. Kakak / adik yang telah memberi dorongan kepada Penulis.

  Usaha yang Penulis lakukan sudah semaksimal mungkin, namun Penulis menyadari bahwa kemampuan Penulis terbatas termasuk dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, Penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Saran serta kritik yang membangun dari Pembaca sangat Penulis harapkan demi perbaikan dikemudian hari.

  Penulis berharap semoga Tugas Akhir yang telah Penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi para Pembaca.

  Yogyakarta, Februari 2008 Penulis,

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………….…………………. i

TITLE PAGE …………………………………………………………………. ii

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iv

PERNYATAAN………………………………………………………………..

  v

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………...... vi

  

INTISARI …………………………………………………………………….. vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. x

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….

  xv

  

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xvii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………

  1 1.2 Tujuan …………………………………………………………………….

  2 1.3 Manfaat …………………………………………………………………..

  3 1.4 Langkah Perancangan …………………………………………………….

  3

  1.5 Cara Mempertahankan Kondisi Udara yang Nyaman ……………………

  4 1.6 Batasan Masalah ………………………………………………………….

  5

  BAB II PERANCANGAN PENGKONDISIAN UDARA (AC) 2.1 Denah Ruangan Lantai I ……………………………………………….....

  20 3.1.2 Ruang Pegawai …………………………………………………..

  52 3.2.5 Ruang Kerja Kepala Bagian (E)…………………….…………….

  49 3.2.4 Ruang Kerja Direktur Utama ……………………………………..

  45 3.2.3 Kantor Bagian Sekretariat ………………………………………..

  41 3.2.2 Lobi ……………………………………………………………….

  3.2.1 Kantor Bagian Personalia ………………………………………

  41

  39 3.2 Perhitungan Beban Pendinginan pada Lantai II ………………………….

  38 3.1.4 Ruang Penyimpanan Jaminan dan Uang Nasabah ……………….

  34 3.1.3 Ruang Kerja Kepala Pengawas …………………………………..

  20 3.1.1 Ruang Pelayanan Nasabah ………………………………………..

  8

  16 BAB III PERHITUNGAN BEBAN PENDINGINAN 3.1 Perhitungan Beban Pendinginan pada Lantai I …………………………..

  16 2.5.3 Rancangan Lengkap AC pada Lantai III………………………….

  16 2.5.2 Rancangan Lengkap AC pada Lantai II ………………………….

  14 2.5.1 Rancangan Lengkap AC pada Lantai I …………………………..

  2.5 Gambar Rancangan AC Secara Lengkap…………………………………

  12

  11 2.4 Sistem Pengkondisian Udara Yang Direncanakan ……………………….

  9 2.3 Denah Ruangan Lantai III ………………………………………………..

  2.2 Denah Ruangan Lantai II …………………………………………………

  56

  3.2.7 Ruang Kerja Kepala Bagian (G).………………………………….

  83

  91 4.4.2 Perhitungan Head Pompa 2……………………………………….

  87 4.4.1 Perhitungan Head Pompa 1……………………………………….

  4.4 Cooling Tower ……………………………………………………………

  86

  4.3 Skematik Lengkap Water Chiller…………………………………………

  84

  84 4.2 Pemilihan Water Chiller ………………………………………………….

  84 4.1.6 Proses penurunan tekanan ………………………………………..

  4.1.5 Proses pendinginan lanjut…………………………………………

  83

  4.1.4 Proses penurunan suhu……………………………………………

  82 4.1.3 Proses kompresi …………………………………………………..

  59

  82 4.1.2 Proses pemanasan lanjut ………………………………………….

  80 4.1.1 Proses penguapan refrigeran .……………………………………..

  76 BAB IV WATER CHILLER 4.1 Prinsip Kerja Water Chiiler……………………………………………….

  71 3.4.2 AHU pada lantai III……………………………………………….

  3.4.1 AHU 1 pada lantai I ………………………………………………

  71

  3.4 Psychrometric Chart………………………………………………………

  67

  64 3.3.2 Lobi ……………………………………………………………….

  64 3.3.1 Aula……………………………………………………………….

  63 3.3 Perhitungan Beban Pendinginan pada Lantai III………………………….

  3.2.8 Kantor Kerja Pegawai Bank……………………….………………

  97

  BAB V SISTEM PERPIPAAN 5.1 Macam-macam Sistem Perpipaan………………………………………...

  5.4 Perhitungan Head Pompa………………………………………………… 115

  6.3.2 Rancangan ducting untuk AHU2 ………………………………… 137

  6.3.1 Rancangan ducting untuk AHU1 ………………………………… 135

  6.3 Perancangan Sistem Ducting Lantai II…………………………………… 134

  6.2 Perancangan Sistem Ducting Lantai I……………………………………. 129

  6.1 Metode Perancangan Saluran Udara …………………………………….. 125

  5.4.3 Perhitungan Head Pompa pada Lantai III………………………. .. 122

  5.4.2 Perhitungan Head Pompa pada Lantai II ………………………. 122

  5.4.1 Perhitungan Head Pompa pada Lantai I …………………………. 115

  5.3.3 Sistem Perpipaan Lantai III ……………………………………… 114

  99

  5.3.2 Sistem Perpipaan Lantai II ………………………………………. 111

  5.3.1 Sistem Perpipaan Lantai I ………………………………………... 108

  5.3 Perhitungan Sistem Perpipaan Setiap Lantai …………………………….. 106

  5.2 Debit Air Pendingin Melalui Unit Penyegar Udara ……………………… 104

  5.1.4 Two Pipe Reverse Return System ……………………………….. 102

  5.1.3 Two Pipe Direct Return System …………………………………. 101

  5.1.2 One Pipe Main System…………………………………………… 100

  99

  5.1.1 Series Loop System ………………………………………………

BAB VI SISTEM DUCTING

  6.4 Perancangan Sistem Ducting Lantai III ………………………………….. 140

BAB VII KESIMPULAN DAN PENUTUP

  7.1 Kesimpulan ………………………………………………………………. 143

  7.2 Perawatan Sistem Pengkondisian Udara ………………………………… 144

  7.2.1 Perawatan mesin pendingin air …………………………………... 144

  7.2.2 Pemeriksaan dan perawatan berkala ……………………………... 144

  7.3 Penutup…………………………………………………………………… 145

  

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 146

LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

  19 Gambar 3.1 Diagram Psikrometri untuk beban pendinginan lantai I ………..

  90 Gambar 4.7 Friction loss for water in schedule 40 steel pipe-open system….

  88 Gambar 4.6 Cooling Tower model LBC-40 …………………………………

  87 Gambar 4.5 Skema pemasangan pipa saluran cooling tower dan kondenser ..

  83 Gambar 4.4 Skema lengkap water chiller……………………………………

  81 Gambar 4.3 Semi hermetic reciprocating compressor……………………….

  81 Gambar 4.2 Siklus kompresi uap ……………………………………………

  79 Gambar 4.1 Skema sistem kerja water chiller ……………………………….

  75 Gambar 3.2 Diagram Psikrometri untuk beban pendinginan lantai III ……..

  18 Gambar 2.9 Gambar rancangan lengkap AC pada lantai III…………………

Gambar 1.1 Gedung Bank BPR BAPAS 69 …………………………………

  17 Gambar 2.8 Gambar rancangan lengkap AC pada lantai II………………….

  15 Gambar 2.7 Gambar rancangan lengkap AC pada lantai I …………………..

  15 Gambar 2.6 Fan Coil Unit (FCU) ……………………………………………

  14 Gambar 2.5 Air Handling Unit (AHU)………………………………………

  12 Gambar 2.4 Skema sistem penyegaran udara ………………………………

  10 Gambar 2.3 Denah PD BPR BAPAS 69 lantai III ………………………….

  9 Gambar 2.2 Denah PD BPR BAPAS 69 lantai II ………………………......

  7 Gambar 2.1 Denah PD BPR BAPAS 69 lantai I ……………………………

  6 Gambar 1.2 Gedung kantor dan aula BPR BAPAS 69 ……………………...

  92

Gambar 5.1 Series loop piping system ……………………………………… 100Gambar 6.2 Friction loss for air flow in galvanized steel round ducts……… 128Gambar 6.8 Skema sederhana sistem ducting untuk AHU3 pada lantai II…. 139Gambar 6.7 Skema sederhana sistem ducting untuk AHU2 pada lantai II…. 137Gambar 6.6 Skema sederhana sistem ducting untuk AHU1 pada lantai II…. 136Gambar 6.5 90° Rectangular elbow …………………….…………………… 133Gambar 6.4 Skema sederhana sistem ducting lantai I ………………….…… 131Gambar 6.3 Equivalent round duct sizes ……………………………….…… 129Gambar 6.1 Skema diagram sistem ducting…………………………………. 127Gambar 5.2 One pipe main system ………………………………………….. 101Gambar 5.9 Skema sistem perpipaan lantai III ……………………………. 114Gambar 5.8 Skema sistem perpipaan lantai II ………………………………. 112Gambar 5.7 Skema sistem perpipaan lantai I ………………………………. 111Gambar 5.6 Friction loss for water in copper tubbing-open or closed system. 110Gambar 5.5 Friction loss for water in schedule 40 steel pipe-closed system .. 109Gambar 5.4 Two pipe reverse return system ………………………………... 103Gambar 5.3 Two pipe direct return system …………………………………. 102Gambar 6.9 Skema sederhana sistem ducting untuk AHU pada lantai III …. 141

  

DAFTAR TABEL

  31 Tabel 3.12 Sensibel dan Laten Heat Gain pada manusia ……………………..

  90 Tabel 4.5 Equivalent feet of pipe for piping and valves …………………….

  89 Tabel 4.4 Spesifikasi cooling tower yang digunakan ……………………….

  86 Tabel 4.3 Spesifikasi data Cooling Tower …………………………………..

  85 Tabel 4.2 Spesifikasi Water Chiller yang digunakan ……………………….

  51 Tabel 4.1 Spesifikasi data Water Cooled Screw Chiller ……………………

  50 Tabel 3.21 Cooling Load Temperature Differences melalui atap ……………

  44 Tabel 3.20 Koefisien perpindahan panas melalui atap ……………………….

  32 Tabel 3.17 Koefisien perpindahan panas melalui lantai………………………

  30 Tabel 3.11 Cooling Load Factors untuk kaca…………………………………

Tabel 3.1 Kondisi udara kering dalam ruangan rancangan …………………

  29 Tabel 3.10 Shading Coefficients untuk kaca………………………………….

  28 Tabel 3.9 Solar Heat Gain Factors untuk kaca………………………………

  27 Tabel 3.8 Koreksi CLTD untuk garis lintang ……………………………….

  26 Tabel 3.7 Cooling Load Temperature Differences melalui dinding…………

  25 Tabel 3.6 Wall Construction Group Description ……………………………

  24 Tabel 3.5 Koefisien perpindahan panas melalui dinding……………………

  24 Tabel 3.4 Cooling Load Temperature Differences melalui kaca ……………

  22 Tabel 3.3 Koefisien perpindahan panas …………………………………......

  21 Tabel 3.2 Kondisi udara kering luar ruangan rancangan ……………………

  93

Tabel 4.7 Data-data perhitungan Head Pompa 2 ……………………………Tabel 6.1 Recommended maximum duct velocity for low velocity system ... 127Tabel 6.7 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU3 lantai II.………………. 140Tabel 6.6 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU2 lantai II.………………. 138Tabel 6.5 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU1 lantai II.………………. 136Tabel 6.4 Hasil perhitungan Pressure Loss ducting pada lantai I …………... 134Tabel 6.3 Loss Coefficients (C) untuk sambungan ducting (fitting) ……….. 133Tabel 6.2 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU 1 lantai I ……………...... 132Tabel 5.8 Data-data perhitungan Head Pompa perpipaan lantai III .……….. 124

  98 Tabel 5.1 Hasil perhitungan laju aliran air pendingin………………………. 105

Tabel 5.7 Data-data perhitungan Head Pompa perpipaan lantai II………….. 123Tabel 5.6 Data-data perhitungan Head Pompa perpipaan lantai I ………….. 121Tabel 5.5 Kerugian tekanan pada beberapa komponen sistem perpipaan ….. 119Tabel 5.4 Data-data sistem perpipaan lantai III …………………………… 114Tabel 5.3 Data-data sistem perpipaan lantai II……………………………… 113Tabel 5.2 Data-data sistem perpipaan lantai I ……………………………… 111Tabel 6.8 Hasil perhitungan ukuran ducting AHU lantai III. ………………. 142

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mendorong manusia untuk melakukan berbagai macam aktivitas atau kerja. Akan tetapi, dengan kondisi suhu udara yang panas dan tidak bersih sangatlah mungkin membuat manusia merasa cepat lelah, malas, bahkan dapat menurunkan semangat dalam melakukan aktivitas.

  Kualitas udara terutama di kota-kota besar kini juga mengalami penurunan. Polusi udara akibat dari gas buang kendaraan bermotor maupun dari industri semakin hari semakin meningkat. Sebagai contoh di kota Jakarta dengan penduduknya yang padat dan banyaknya kendaraan bermotor mengakibatkan tingginya tingkat polusi udara. Sekitar 70% polusi udara diakibatkan oleh asap kendaraan bermotor, sedangkan 30% sisanya diakibatkan oleh berbagai macam sebab, antara lain asap pabrik, kompleks pertokoan, asap rokok, dapur hotel, dapur rumah sakit, dan dapur rumah tangga.

  Semakin bertambahnya jumlah penduduk juga menyebabkan bertambahnya sampah dan barang-barang bekas. Sungai-sungai ataupun selokan-selokan yang semula bersih, kini berubah menjadi keruh, bahkan dipenuhi dengan sampah dan bau-bauan yang tidak sedap. Angin yang seringkali bertiup menyebabkan berbagai debu, virus, bakteri, dan bibit untuk dihirup. Kualitas udara menjadi sangat berbeda bila dibandingkan dengan udara pegunungan atau di daerah pedesaan.

  Selain berbagai macam hal di atas, efek rumah kaca dan juga adanya pembangunan besar-besaran khususnya di Indonesia saat ini, juga dapat menjadi penyebab bertambah panasnya cuaca. Area yang seharusnya digunakan untuk tumbuh-tumbuhan guna mengurangi tingkat polusi dan mampu menghasilkan oksigen justru malah digunakan sebagai lahan untuk pembangunan.

  Berbagai macam cara dan usaha dilakukan manusia untuk mengurangi panasnya cuaca yang ada. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan digunakannya sistem pendinginan udara berupa AC (Air Conditioning). AC dapat diaplikasikan pada bangunan dan juga pada kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

  Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, maka AC juga mengalami perkembangan. Berbagai macam refrigeran juga dikembangkan untuk memperoleh pendinginan yang lebih baik dan untuk mengurangi tingkat kerusakan lapisan ozon. Berbagai macam merk AC juga dikembangkan, baik untuk AC central maupun AC split.

1.2 Tujuan 1. Mengkondisikan udara dalam suatu ruangan pada suhu yang nyaman.

  2. Mengkondisikan udara dalam suatu ruangan pada kelembaban (RH)

  3. Mengkondisikan ruangan agar udara segar tercukupi.

  4. Menjaga agar udara dalam ruangan bersih dan terbebas dari polusi, baik itu dari debu, virus, kuman, bakteri, maupun bibit penyakit.

  5. Mengatur aliran udara dalam ruangan sehingga kondisi udara baik suhu dan kelembabannya merata.

  6. Membuang udara kotor yang ada dalam ruangan.

  1.3 Manfaat 1. Menambah pengetahuan mengenai sistem pengkondisian udara.

  2. Menerapkan ilmu yang dipelajari selama perkuliahan, khususnya mata kuliah Pesawat Pendingin dan Pemanas.

  3. Membuat betah orang yang berada dalam ruangan.

  4. Membuat orang tidak cepat lelah dan lebih bersemangat dalam beraktivitas di dalam ruangan.

  1.4 Langkah Perancangan 1. Mengetahui atau menggambar terlebih dahulu denah ruangan.

  2. Menggambar rancangan lengkap sistem rancangan udara, baik ducting maupun sistem perpipaan.

  3. Melakukan perhitungan beban pendinginan pada setiap ruangan.

  4. Menentukan water chiller dan cooling tower yang akan digunakan sesuai dengan beban pendinginan.

1.5 Cara Mempertahankan Kondisi Udara yang Nyaman

  Beberapa hal yang perlu dipertahankan agar kondisi udara dalam ruangan nyaman, antara lain :

  1. Suhu udara a. Memasang alat kontrol suhu.

  b. Mencegah energi matahari yang masuk ke dalam ruangan secara langsung. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemasangan korden atau pemasangan kaca film atau kaca jendela yang bersifat memantulkan energi matahari.

  c. Mencegah kalor secara konduksi yang masuk ke dalam ruangan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemasangan bahan-bahan yang bersifat isolator.

  d. Mencegah udara luar yang masuk ke dalam ruangan.

  e. Tidak memasukkan sumber-sumber panas ke dalam ruangan ber-AC.

  2. Kelembaban udara

  a. Untuk AC rumah tangga, dapat dilakukan dengan cara memasang kain/handuk yang basah atau dengan menyediakan air di dalam wadah pada ruangan ber-AC tersebut.

  b. Untuk mesin AC yang besar (Air Handling Unit), diberikan alat pemercik air pada saluran udara suplai.

  3. Kebersihan udara

  a. Pemasangan filter udara pada saluran udara sebelum melewati b. Membersihkan unit AC secara teratur.

  4. Udara segar

  a. Pembuatan saluran khusus yang memberikan kebutuhan udara segar di dalam ruangan ber-AC sesuai dengan jumlah orang yang berada di dalam ruangan.

  b. Memasang fan atau blower untuk mengalirkan udara segar.

  c. Untuk AC rumah tangga, biasanya memanfaatkan celah-celah pintu/jendela.

  5. Kondisi udara yang merata

  a. Untuk ruangan yang kecil, biasanya tidak dibuat sistem ducting yang membuat kondisi udara di dalam ruangan merata.

  b. Untuk ruangan yang besar, umumnya menggunakan ducting yang bercabang-cabang ke setiap ruangan, sehingga kondisi udara di dalam ruangan ber-AC merata.

  c. Untuk ruangan yang besar, terdapat saluran pembuangan udara kotor.

  Posisi pemasukan udara segar dan posisi pembuangan udara kotor diatur sedemikian rupa sehingga aliran udara mengalir melewati seluruh ruangan.

1.6 Batasan Masalah

  Batasan masalah dalam program ini adalah merancang ulang sistem pengkondisian udara (AC) untuk Bank yang semula menggunakan AC split diubah menjadi sistem AC central . Pengkondisian udara tersebut mempergunakan sistem central dengan mesin pendingin (chiller) air.

  Bank yang akan dirancang ulang sistem pengkondisian udaranya adalah Bank PD BPR BAPAS 69 yang terletak di Jl. Jend. Sarwo Edie Wibowo No 1, Mertoyudan, Magelang. Bank tersebut terdiri dari 2 lantai, dengan tambahan lantai ke 3 sebagai aula. Bangunan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan

  Gambar 1.2.

Gambar 1.1 Gedung Bank BPR BAPAS 69Gambar 1.2 Gedung kantor dan aula BPR BAPAS 69

BAB II PERANCANGAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

2.1 Denah Ruangan Lantai I

  Lantai I pada PD BPR BAPAS 69 ini memiliki denah ruangan yang secara umum dapat ditunjukkan pada Gambar 2.1. Denah lantai I tersebut terdiri dari beberapa ruangan sebagai berikut : A : ruang pelayanan nasabah bank B : ruang pegawai C : kamar mandi / WC D : ruang tunggu tamu E : ruang kerja kepala pengawas F : ruang penyimpanan jaminan dan uang nasabah

  Ruang pelayanan nasabah bank merupakan ruangan besar yang terdiri dari ruang tunggu nasabah, kasir, dll. Selain itu, juga terdapat ruang kerja untuk pelayanan jaminan, baik itu arsip-arsip kantor maupun arsip-arsip nasabah.

  Ruang penyimpanan barang, jaminan, dan penyimpanan uang akan didisain untuk tidak diberi AC. Ruangan-ruangan tersebut merupakan ruangan tertutup yang bukan sembarang orang dapat masuk. Khusus untuk ruang penyimpanan uang merupakan ruangan yang sangat tertutup. Bahkan, ruangan tersebut dibuat tanpa jendela dan ventilasi.

Gambar 2.1 Denah PD BPR BAPAS 69 lantai I

2.2 Denah Ruangan Lantai II

  Lantai II pada PD BPR BAPAS 69 ini memiliki denah ruangan yang secara umum dapat ditunjukkan pada Gambar 2.2. Denah lantai II tersebut terdiri dari beberapa ruangan kurang lebihnya sebagai berikut : A : kantor bagian Personalia B : lobi lantai II C : kantor bagian sekretariat D : ruang kerja Direktur Utama

  E, F, G : ruang kerja kepala-kepala bagian H : kantor kerja para pegawai bank I : kamar mandi / WC

  10 Gambar 2.2 Denah PD BPR BAPAS 69 lantai II Kantor bagian Personalia, kantor bagian Sekretariat, dan kantor kerja para pegawai bank merupakan ruangan yang cukup besar. Ruangan-ruangan tersebut terdiri dari sekat-sekat terbuat dari kayu setinggi hanya kurang lebih 1,5 meter. Dengan demikian, ruangan-ruangan tersebut dapat diasumsikan tidak ada sekat. Dengan kata lain, sekat-sekat tersebut hanya sebagai batas kerja bagi setiap orang yang bekerja di dalam ruangan tersebut.

2.3 Denah Ruangan Lantai III

  Lantai III pada PD BPR BAPAS 69 ini memiliki denah ruangan yang secara umum dapat ditunjukkan pada Gambar 2.3. Denah lantai III tersebut terdiri dari beberapa ruangan kurang lebihnya sebagai berikut : A : aula B : lobi lantai III

  Ruangan aula pada pada lantai III gedung ini merupakan suatu ruangan besar yang sering digunakan sebagai tempat pertemuan para pegawai bank.

  Aula tersebut mempunyai kapasitas kurang lebih 100 orang. Di samping aula terdapat lobi yang sering digunakan sebagai ruang tunggu dan sering digunakan untuk mempersiapkan makanan atau minuman bagi para pegawai saat ada pertemuan.

Gambar 2.3 Denah PD BPR BAPAS 69 lantai III

2.4 Sistem Pengkondisian Udara Yang Direncanakan Sistem pengkondisian udara yang banyak digunakan ada beberapa jenis.

  Saat ini sistem pengkondisian udara yang banyak dipakai adalah sistem udara penuh (all-air type air conditioning systems), sistem air-udara, sistem air penuh (all-water air conditioning systems), dan sistem penyegar udara tunggal (paket / split). Selain itu, ada beberapa jenis lain yang relatif baru, yaitu sistem pengkondisian udara jenis pompa kalor, sistem pengkondisian udara dengan memanfaatkan kembali kalor (heat recovery sistem), dan sistem pengkondisian udara panas matahari. (Sumber : Penyegaran Udara, W. Arismunandar)

  Dari macam-macam sistem pengkondisian udara yang ada, pengkondisian udara yang direncanakan sistem udara penuh (all-air type air

  conditioning systems ). Sistem ini dipilih karena memiliki beberapa keuntungan,

  1. Perancangan, pemasangan, pemakaian, dan perawatannya relatif lebih mudah.

  2. Biaya awalnya relatif murah.

  Sistem pengkondisian udara penuh memiliki beberapa komponen utama yang dapat dilihat pada Gambar 2.4. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Sistem pembangkit kalor, mesin refrigerasi, menara pendingin (cooling tower ), dan ketel uap.

  2. Sistem perpipaan, yaitu pipa refrigeran, pipa air, dan pompa.

  3. Penyegar udara, yang terdiri atas saringan udara, pendingin udara, pemanas udara, dan pelembab udara.

  4. Sistem saluran udara, yang terdiri atas kipas udara (fan) dan saluran udara (ducting).

  Udara luar dan udara dalam ruangan yang kembali masuk ke dalam mesin pengkondisian udara bercampur dan kemudian masuk ke dalam saringan udara yang menyaring debu yang ada dalam udara.

  Untuk pendinginan, udara bersih didinginkan dan dikeringkan oleh pendingin udara. Sedangkan untuk pemanasan, udara bersih dipanaskan oleh pemanas udara dan dilembabkan oleh pelembab udara. Setelah itu, udara dimasukkan kembali ke dalam ruangan oleh kipas angin melalui saluran udara.

Gambar 2.4 Skema sistem penyegaran udara

  (Sumber : Penyegaran Udara, Wiranto Arismunandar dan Heizo Saito, gambar 4.1)

  Pendingin udara merupakan pipa-pipa atau koil yang dialiri air dingin dari water chiller (pendingin air) atau dari refrigeran cair yang dipompa atau mengalir sendiri karena adanya tekanan dari refrigeran itu sendiri. Sedangkan pemanas udara merupakan pipa-pipa atau koil yang dialiri uap panas atau uap panas dari ketel uap. Selain itu, ada pula sistem penyegar udara yang dapat berfungsi sebagai pendingin udara maupun pemanas udara, yaitu menggunakan air dingin sebagai pendingin udara dan air panas sebagai pemanas udara.

  2.5 Gambar Rancangan AC Secara Lengkap

  Penyegar udara yang digunakan untuk pendinginan di PD BPR BAPAS 69 ini memanfaatkan AHU (Air Handling Unit) untuk ruangan besar dengan ruangan kecil. Ruangan-ruangan yang menggunakan FCU bertujuan agar kondisi udaranya dapat diatur sesuai dengan keinginan penghuni yang ada di dalam ruangan tersebut, bahkan dapat dimatikan sewaktu-waktu. Hal tersebut berbeda dengan pemanfaatan AHU yang tidak sewaktu-waktu dapat diatur kondisi udaranya dan tidak sewaktu-waktu dapat dimatikan. Jenis AHU ada dua, yaitu jenis vertikal dan horisontal yang dapat dilihat dilihat pada Gambar

  2.5. Sedangkan contoh FCU dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.5 Air Handling Unit (AHU)

  

(Sumber : Penyegaran Udara, Wiranto Arismunandar dan Heizo Saito,

gambar 4.13)

Gambar 2.6 Fan Coil Unit (FCU) Beberapa ruangan seperti kamar mandi dan ruangan-ruangan yang selalu terbuka sengaja dirancang untuk tidak dipasangi AC. Selain bertujuan untuk mengurangi beban pendinginan, juga bertujuan untuk menghemat biaya pemasangan AC.

  2.5.1 Rancangan Lengkap AC pada Lantai I

  Gambar rancangan lengkap pemasangan AC pada lantai I dapat dilihat pada Gambar 2.7. Ruangan C atau kamar mandi sengaja direncanakan untuk tidak diberi AC karena memanfaatkan udara luar. Selain itu, pada ruangan D atau ruang tunggu tamu juga dirancang untuk tidak dipasang AC. Hal tersebut dikarenakan ruangan tersebut selalu terbuka dengan udara luar.

  2.5.2 Rancangan Lengkap AC pada Lantai II

  Gambar rancangan lengkap pemasangan AC pada lantai II dapat dilihat pada Gambar 2.8. Pada lantai II ini, terdapat pula kamar mandi yang sengaja dirancang untuk tidak diberi AC. Ruangan tersebut sudah memanfaatkan ventilasi udara.

  2.5.3 Rancangan Lengkap AC pada Lantai III

  Gambar rancangan lengkap pemasangan AC pada lantai III dapat dilihat pada Gambar 2.9. Pada lantai III hanya sebuah ruangan besar yang dimanfaatkan sebagai aula. Ruangan tersebut dirancang menggunakan AHU sebagai penyegar udaranya.

  17 Gambar 2.7 Gambar rancangan lengkap AC pada Lantai I

  18 Gambar 2.8 Gambar rancangan lengkap AC pada Lantai II

  19 Gambar 2.9 Gambar rancangan lengkap AC pada Lantai III