Pembingkaian Berita Kecelakaan Pesawat Air Asia QZ8501 oleh Koran “Kompas dan Radar Banten” (Analisis Framing Robert N. EntmanPada Koran Kompas dan Radar Banten Periode 30 Desember 2014 – 13 Januari 2015) - FISIP Untirta Repository

  

Pembingkaian Berita Kecelakaan Pesawat Air Asia

QZ8501 oleh Koran “Kompas dan Radar Banten”

(Analisis Framing Robert N. EntmanPada Koran Kompas dan Radar Banten Periode 30

Desember 2014 – 13 Januari 2015)

  

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi sarat mendapatkan gelar sarjana

  Oleh :

  

Ichsan Adil Prayogi

NIM : 6662111562

KONSENTRASI ILMU JURNALISTIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

2015

  

Motto

"Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung

halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri

orang, merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari

kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup

terasa setelah lelah berjuang" (Imam Syafii)

  Bismillah… Skripsi ini kupersembahkan Kepada orang tuaku Abi dan Umi Dengan segala hormat dan cinta serta kasih dan dua orang adik perempuanku Ivani dan Nisrina, Yang telah melimpahkan begitu banyak kasih sayang Yang luar biasa hebat menjadi sumber

  Motivasi dan inspirasi …

  

ABSTRAK

Ichsan Adil Prayogi 2015. NIM 6662111562. Skripsi. Pembingkaian Berita

Kecelakaan Pesawat Air Asia QZ8501 oleh Koran Kompas dan Radar

Banten (Analisis Framing Robert N. Entman Pada Koran Kompas dan

Radar Banten periode 30 Desember 2014 – 13 Januari 2015). Pembimbing I

Mia Dwianna W, S.Sos, M.Ikom., dan Pembimbing II Darwis Sagita, S.Ikom,

M.Ikom.

  Penelitian ini dilatarbelakangi untuk mengupas dan melihat lebih dalam sejauh mana Kompas dan Radar Banten mengkontruksi realitas berita mengenai kecelakaan pesawat Air Asia dan membingkainya kedalam berita. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pembingkaian berita koran Kompas dan Radar

  

Banten mengenai kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501, dan seperti apa Kompas

  dan Radar Banten memaknai dan membingkai berita kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501. Objek penelitian ini adalah kumpulan berita tentang pesawat Air Asia pada koran Kompas dan Radar Banten yang terbit selama dua pekan dari 30 Desember 2014 hingga 13 Januari 2015, yang seluruh beritanya berjumlah 17 berita. Peneliti menganalisis dengan menggunakan metode analisis framing Robert Entman. Peneliti menggunakan empat perangkat Entman untuk menganalisis seluruh berita yang berkaitan dengan Air Asia, empat perangkat framing yang digunakan peneliti untuk melakukan analisis, yaitu : Definisi masalah (Define Problems), Memperkirakan sumber masalah (Diagnose Causes), Membuat keputusan moral (Make Moral Judgement), Menekankan penyelesaian (Treatment Recommendation). Dari hasil penelitian peneliti menyimpulkan bahwa koran Kompas dan Radar Banten memaknai dan membingkai peristiwa kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501 sebagai musibah alam dan kesalahan manajerial maskapai Air Asia.

  Kata kunci : Analisis Framing, Kompas, Pembingkaian Berita, Robert N. Entman, Radar Banten

  

ABSTRACT

Prayogi Ichsan Adil NIM 6662111562. 2015. Thesis. Framing Air Plane Crash

News of Air Asia QZ8501 by Kompas newspaper and Radar Banten (Framing

Analysis Robert N. Entman At Kompas newspaper and Radar Banten period

December 30 Desember to January 13 2015). The First advisor is Mia Dwianna

W, S. Sos, M.Ikom., And the second advisor is Darwis Sagita, S.Ikom, M.Ikom.

  

This research is motivated to explore and see more in the extent of the Kompas

and Radar Banten construct reality news about the plane crash of Air Asia and

frame it into the news. This study aims to reveal the news framing and Radar

Banten Kompas newspaper about the crash of Air Asia QZ8501, and what

Kompas and Radar Banten interpret and frame the news of the plane crash Air

Asia QZ8501. The object of this study is a collection of news about Air Asia on the

Kompas and Radar Banten newspapers published during the two weeks December

30 2014 January 13 2015, the entire news totaling 17 news. Researchers analyzed

  .

using analytical methods Robert Entman framing Researchers use four devices

Entman to analyze all the news pertaining to Air Asia, four framing device that is

used by researchers for analysis, namely : Definition of the problem (Define

Problems), Estimating the source of the problem (Diagnose Causes), Making

moral decisions (Make Moral Judgement), Emphasizing the completion

(Treatment Recommendation). From the results research can be seen that the

newspaper Kompas and Radar Banten interpret, and frame the crash of Air Asia

QZ8501 as natural disasters and managerial mistakes airline Air Asia.

  

Keywords : Framing Analysis, Kompas, Robert N. Entman, Framing News, Radar

Banten .

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Pembingkaian Berita Kecelakaan Pesawat Air Asia QZ8501 oleh

  

Koran Kompas dan Radar Banten (Analisis Framing Robert N. Entman Pada

  Koran Kompas dan Radar Banten periode 30 Desember – 13 Januari) pada akhirnya dapat terselesaikan.

  Skripsi ini dibuat sebagai syarat dalam menyelesaikan studi pada jurusan Komunikasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Skripsi ini merupakan hasil penelitian dari sebuah dokumentasi yang berupa kumpulan berita-berita yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah yang terdiri dari lima bab yaitu, pendahuluan, deskripsi teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

  Terselesaikannya skripsi ini tidak mungkin lepas dari kuasa Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan diiringi rasa syukur kepada Allah SWT pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Kedua orang tuaku, Abi dan Umi yang telah mengasuh dan merawatku dari kecil hingga saat ini, semoga aku bisa membalas jasa kalian.

  2. Dua orang adik perempuanku, Ivani dan Nisrina, yang selalu memberikan warna dalam kehidupan penulis.

  3. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

  4. Ibu Neka Fitrriyah, S.Sos., M.Si selaku ketua Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi.

  5. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Ikom., M.I.Kom selaku wakil ketua Jurusan Program Studi Ilmu Komunikasi.

  6. Bapak Rangga Galura Gumelar, Dipl.Ing(FH),.M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama 8 semester, terima kasih ya pak 

  7. Ibu Mia Dwianna W, S.Sos., M.I.Kom selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing penulis dan memberikan banyak saran yang sangat membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, terima kasih ya bu 

  8. Bapak Darwis Sagita, S.Ikom., M.I.Kom selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu membimbing penulis dan memberikan banyak masukan yang sangat membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, terima kasih ya pak 

  9. Tetehku, Yuliana Samantha yang banyak membantu dan memberi semangat dalam mengerjakan skripsi ini, terima kasih ya teh 

  10. Seluruh teman-teman kelas 4E/J Jurnalistik Ilmu Komunikasi 2011, semoga suatu hari kita dapat tertawa bersama lagi dan merasakan hangatnya kebersamaan selama 4 sementer.

  11. Seluruh anggota Imiki Cabang Banten, Khususnya Ketua Yadi dan Bunda Yani.

  12. Seluruh anggota Ukm Olahraga Untirta, Khususnya Vevi, Dian, Ava, Nati, Indro, Tisna dan Hana.

  13. Seluruh anggota HIMAKOM kabinet Ceria, khususnya Devi Fatmawati yang telah menjadi partner divisi jurnalistik.

  14. Bang Andi Winarto yang menjadi teman seperjuangan bimbigan skripsi.

  15. Para sahabat penulis, Budi Sumitra, Deden Rahmat Fauzan, Dio Hilmansyah, dan Nurhadi, terima kasih atas waktu dan canda tawanya, semoga kita bisa tertawa bersama lagi suatu hari nanti.

  16. Para anggota KKM 56 2014 yang merupakan teman serumah, selama sebulan penuh, Debi, Fajri, Ninis (Emak), Ari, Hanif, Bagus, Rini, Eka, Tanti, Mpess, Kiki, Nova, Maul, terima kasih atas canda tawa, kebersamaannya dan waktunya yang selama sebulan penuh berjuang bersama mengabdi di desa Kadugenep kecamatan Petir 

  17. Para yunior penulis, Prima, Sunjana, Udin, Fhajar, dan Ridwan. Semoga kalian cepat lulus ya.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya dengan baik. Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yamg membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

  Penulis Ichsan Adil Prayogi

  DAFTAR ISI

  PERNYATAAN ORISINALITAS………………………….………………….....i LEMBAR PERSETUJUAN………………………………….………………......ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI……………………………………………iii MOTTO…………………………………………………………………………..iv ABSTRAK……………………………………………………………………...…v ABSTRACT…………………………………………………………………...….vi KATA PENGANTAR…………………………………………………………...vii DAFTAR ISI…………………………………………………………………....…x DAFTAR TABEL...……………………………………………………………..xiv DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….xv

  BAB I PENDAHULUAN.…..…….………………………………………………1

  1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………….1

  1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………12

  1.3 Identifikasi Masalah………………………………………………………….12

  1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………………………..13

  1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………………....14

  1.5.1 Manfaat Akademis ……………………………………………………..14

  1.5.2 Manfaat Praktis...........………………………………………………….14

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….......15

  2.1 Komunikasi Massa…………………………………………………………...15

  2.2 Konsep dan Definisi Berita…………………………………………………..20

  2.3 Klasifikasi Berita……………………………………………………………..22

  2.3.1 Jenis-Jenis Berita……………………………………………………….25

  2.4 Tinjauan Analisis Bingkai (frame analysis)………………………………….29

  2.6 Teori Ekonomi Politik Media………………………………………………...40

  2.7 Kerangka Pemikiran………………………………………………………….43

  2.8 Penelitian Sebelumnya……………………………………………………….49

  BAB III METODELOGI PENELITIAN ………………………………………..52

  3.1 Metode Penelitian ……………………………………………………………52

  3.2 Fokus Penelitian……………………………………………………………...55

  3.2.1 Waktu Penelitian ....................................................................................55

  3.3 Objek Penelitian……………………………………………………………...55

  3.4 Unit Analisis Data …………………………………………………………...55

  3.5 Tekhnik Pengumpulan Data …………………………………………………58

  3.5.1 Tekhnik Pengumpulan Data…………………………………………....58

  3.5.1.1 Dokumentasi ....................................................................................59

  3.5.1.1.1 Tekhnik Dokumentasi…………………………………………...59

  3.6 Analisis Data…………………………………………………………………60

  3.7 Uji Keabsahan Data…………………………………………………………..61

  3.7.1 Ketekunan Pengamatan………………………………………………...62

  3.7.2 Triangulasi ..............................................................................................63

  3.8 Jadwal Penelitian .............................................................................................64

  BAB IV HASIL PENELITIAN………………………………………………….65

  4.1 Deskripsi dan Objek Penelitian………………………………………………65

  4.1.1 Koran Kompas………………………………………………………....65

  4.1.1.1 Sejarah Singkat Kompas………………………………………....65

  4.1.1.2 Struktur Organisasi Koran Kompas……………………………...68

  4.1.2 Koran Radar Banten…………………………….……………………...69

  4.1.2.1 Sejarah Singkat Radar Banten……………………………………69

  4.1.2.2 Struktur Organisasi Koran Radar Banten………………………...72

  4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan…………………………………………….73

  4.2.1.1 “Pencarian Air Asia di 13 Area”…………………………………73

  4.2.1.2 Penjelasan Elemen Framing……………………………………...76 4.2.1.3 “Kekompakan Percepat Pencarian”……………………………...78

  4.2.1.4 Penjelasan Elemen Framing……………………………………...80 4.2.1.5 “Tim SAR Terjang Cuaca Buruk”……………………………….81

  4.2.1.6 Penjelasan Elemen Framing……………………………………...83 4.2.1.7 “Lumpur Hambat Pencarian Kotak Hitam”……………………...85

  4.2.1.8 Penjelasan Elemen Framing……………………………………...87 4.2.1.9 “Pencarian Dikejar Waktu”………………………………………88

  4.2.1.10 Penjelasan Elemen Framing……….............................................91 4.2.1.11 “Semua Mata Pun Tertuju ke Pangkalan Bun”…………………92

  4.2.1.12 Penjelasan Elemen Framing…………………………………….94 4.2.1.13 “Melayani Mereka yang Berjibaku”……………………………95

  4.2.1.14 Penjelasan Elemen Framing…………………………………….97 4.2.1.15 “Sirnanya Sekat Kebangsaan Dalam Misi Kemanusiaan”……...99

  4.2.1.16 Penjelasan Elemen Framing…..……………………………….101 4.2.1.17 “Posisi Kotak Hitam Sudah Diketahui………………………...102

  4.2.1.18 Penjelasan Elemen Framing…………………………………...103

  4.2.2 Analisis Framing Pemberitaan Koran Radar Banten………………….105 4.2.2.1 “Pesawat Masih Misterius”……………………………………..105

  4.2.2.2 Penjelasan Elemen Framing…………………………………….107 4.2.2.3 “Siapkan 161 Peti Jenazah”…………………………………….109

  4.2.2.4 Penjelasan Elemen Framing…………………………………….111 4.2.2.5 “Bodi Pesawat Tertahan Lumpur”……………………………...112

  4.2.2.6 Penjelasan Elemen Framing…………………………………….114 4.2.2.7 “Tiga Jenazah Terlilit Sabuk Pengaman”………………………116

  4.2.2.8 Penjelasan Elemen Framing……………………………....…….118 4.2.2.9 “Hanyut Hingga Perairan Banjarmasin”………………………..119

  4.2.2.10 Penjelasan Elemen Framing…………………………………...121 4.2.2.11 “Black Box Air Asia Ditemukan”……………………………..123

  4.2.2.12 Penjelasan Elemen Framing…………………………………...125 4.2.2.13 “Tiga Kapal Tangkap Sinyal Black Box”……………………...126

  4.2.2.14 Penjelasan Elemen Framing…………………………………...128 4.2.2.15 “Seminggu Untuk Membaca Black Box”……………………...129

  4.2.2.16 Penjelasan Elemen Framing…………………………………...131

  4.3 Pembahasan………………………………………………………………....133

  4.3.1 Frame Koran Kompas : “Musibah Alam”……………………………..133

  4.3.2 Frame Koran Radar Banten : “Cuaca Buruk dan Kesalahan Manajerial”……………………………………………………………………...138

  4.4 Perbandingan Frame Kompas dan Radar Banten…………………………...142

  4.4.1 Penjelasan Perbedaan Frame Antara Kompas dan Radar Banten……..142

  BAB V PENUTUP……………………………………………………………...145

  5.1 Kesimpulan…………………………………………………………............145

  5.2 Saran………………………………………………………………………...146 Daftar Pustaka…………………………………………………………………..148 Lampiran………………………………………………………………………...150 Biodata Penulis………………………………………………………………….178

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penjelasang Kerangka Framing Entman……………………………....39Tabel 2.2 Aspek Perbandingan....………………………………………………...49Tabel 3.1 Judul Berita Kompas…………………………………………………..57Tabel 3.2 Judul Berita Radar Banten……………………………………………..58Tabel 3.3 Contoh Tabel Analisis………………………………………………....61Tabel 3.4 Jadwal Penelitian………………………………………………………64Tabel 4.1 Hasil Analisis Koran…………………………………………………..73Tabel 4.2 Hasil Analisis Koran…………………………………………………..78Tabel 4.3 Hasil Analisis Koran…………………………………………………..81Tabel 4.4 Hasil Analisis Koran…………………………………………………..85Tabel 4.5 Hasil Analisis Koran…………………………………………………..88Tabel 4.6 Hasil Analisis Koran………………………………………………….92Tabel 4.7 Hasil Analisis Koran…………………………………………………..95Tabel 4.8 Hasil Analisis Koran…………………………………………………..99Tabel 4.9 Hasil Analisis Koran………………………………………………....102Tabel 4.10 Hasil Analisis Koran………………………………………………..105Tabel 4.11 Hasil Analisis Koran………………………………………………..109Tabel 4.12 Hasil Analisis Koran………………………………………………..112Tabel 4.13 Hasil Analisis Koran………………………………………………..116Tabel 4.14 Hasil Analisis Koran………………………………………………..119Tabel 4.15 Hasil Analisis Koran ……………………………………………….123Tabel 4.16 Hasil Analisis Koran………………………………………………..126Tabel 4.17 Hasil Analisis Koran……………………………………………..…129Tabel 4.18 Hasil Analisis Koran………………………………………………..142

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Framing Entman………………………………………….38Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran………………………………………………...48

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

1.1 Ditinjau dari ilmu komunikasi, fenomena pembingkaian berita pada

  sebuah media merupakan hal yang penting, mengingat sebuah berita akan dibangun dari sebuah fakta atau peristiwa, dengan bagaimana wartawan dan media tersebut membingkai beritanya. Bagaimana wartawan dan media tempat wartaran bekerja melihat sebuah fakta atau peristiwa, dengan membingkainya mereka akan menampilkan berita akan menjadi sepeti apa dan bagaimana ketika ditampilkan kepada khalayak.

  Ketika ada dua media yang mengemas bingkai berita yang berbeda, dan menampilkan sudut pandang yang tentunya akan berbeda pula dalam menampilkan konteks pemberitaan yang berbeda pula kepada khalayak. Sebagai contoh, berita tentang kecelakaan pesawat. Ketika ada sebuah kecelakaan pesawat yang menelan korban jiwa yang banyak, maka media-media di Indonesia (termasuk media cetak) akan dengan serentak mengangkat peristiwa tersebut, namun head line yang ditampilkan setiap media akan berbeda-beda. Perbedaan

  

head line berita terjadi karena setiap media memiliki bingkai berita yang tidak

  sama, dalam melihat fakta atau sebuah peristiwa. Perbedaan dalam membingkai

  18

  berita ini akan menampilkan penulisan berita yang berbeda ketika ditampilkan kepada khalayak.

  Sisi mana yang dianggap penting dan perlu untuk ditampilkan kepada khalayak dan sisi mana yang dianggap tidak penting sehingga tidak perlu ditampilkan kepada khalayak, ini semua dipengaruhi oleh bagaimana suatu media menyusun beritanya. Ketika peristiwa kecelakaan pesawat terjadi, suatu media cenderung akan memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menampilkan beritanya kepada khalayak. Ada media yang mengangkat head line yang memberikan intisari isi berita, bahwakecelakaan pesawat ini murni akibat cuaca yang buruk.

  Ada juga media yang mengangkat bahwa ini merupakan kesalahan dari pihak maskapai penerbangan yang memiliki manajemen yang buruk dalam mengatur jadwal peberbangan dan tidak mempertimbangkan kemungkinan adanya cuaca buruk, sehingga kecelakaan ini bisa terjadi. Perbedaan ini bisa dapat terlihat dari bagaimana Kompas dan Radar Banten dalam memberitakan kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501. Mengapa kedua koran ini dapat memberitakan konteks yang berbeda mengenai kecelakaan pesawat Air Asia?

  Tentunya peneliti mengasumsikan dari bagaimana kedua media ini membingkai berita tersebut disebabkan pembingkaian yang dipengaruhi oleh visi, misi dan ideologi pada setiap medai. Fenomena pembingkain pemberitaan ini juga yang membuat sebuah berita layak untuk dijual atau tidak. Bagaimana media mengemasnya dan memberikannya kepada khalayak, tentu akan dipengaruh oleh fenomena yang ada. Media juga akan melihat apa yang bisa dijual dari nilai beritanya, jika berkaitan dengan hajat hidup orang banyak maka berita tersebut akan layak untuk dijual.

  Media tidak bisa memungkiri bahwa keuntungan dari berita yang diangkatnya akan menjadi eksistensi media tersebut untuk bertahan dan tetap menjadi kepercayaan khalayak dalam mengakses berita. Kebutuhan khalayak terhadap berita akan menjadi keberlangsungan apakah sebuah media mampu bertahan atau tidak. Media berskala nasional seperti Kompas tentu memiliki tampilan yang berbeda dalam menampilkan pemberitaan kepada khalayak dengan media lokal seperti Radar Banten.

  Visi, misi dan ideologi masing-masing media akan mempengaruhi bagaimana media tersebut menampilkan beritanya kepada khalayak. Kompas yang mempunyai tag line “amanat hari nurani rakyat” akan menampilkan pemberitaan yang berbeda mengenai kecelakaan pesawat air asia dengan apa yang ditampilkan Radar Banten. Pemberitaan media yang bermacam-macam dalam menanggapi sebuah kejadian dan peristiwa ini antara lain dipengaruhi oleh ideologi, visi, dan misi yang dianut dan dipegang oleh media tersebut.

  Ketiga hal inilah yang menjadi pembeda suatu media dengan media lain dalam membingkai sebuah berita dan kemudian menampilkannya kepada khalayak. Untuk melihat bagaimana perbedaan satu media dengan media lain dalam memaknai kejadian dan peristiwa serta mengkontruksi menjadi sebuah berita, perlu dilakukan analisis teks media pada berita atau pemberitaan yang dihasilkan oleh kedua media tersebut.

  20 Melalui analisis bingkai (frame analysis) yang secara sederhana dapat

  menggambarkan sebuah realitas (peristiwa, aktor, kelompok atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses kontruksi.

  

Analisis framing (frame anaylsis) termasuk kedalam paradigma kontruksionis.

Paradigma ini mempunyai pandangan tersendiri terhadap sebuah media dan teks

berita yang dihasilkannya (Eriyanto, 15: 2000). Disini realitas sosial dipahami

  dan dikontruksi dengan makna tertentu oleh media, kejadian dan peristiwa dapat dimaknai dengan bentukan tertentu.

  Fakta dari sebuah kejadian atau peristiwa adalah hasil dari sebuah kontruksi. Menurut kaum kontruksionis tidak ada realitas yang bersifat objektif, realitas itu pastilah bersifat subjektif, mengapa demikian, karena tidak lain realitas dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Pandangan wartawan terhadap sebuah peristiwa akan melebur ketika media tempat dimana ia bekerja mempunyai sisi lain yang lebih ditonjolkan sesuai kebutuhan khalayak medianya.

  Media tempat wartawan bekerja akan “berusaha” mengambil sisi independen dan objektif dari hasil liputan yang wartawan lakukan. Perlu kita ketahui tidak ada wartawan yang sepenuhnya independen dan objektif ketika menulis sebuah peristiwa kedalam berita, karena sisi subjektif wartawan pasti akan ikut terbawa pada hasil tulisan yang dibuatnya. Realitas tercipta lewat

  

kontruksi, melainkan melalui sudut pandang tertentu dari wartawan. Disini tidak

ada realitas yang besrsifat objektif, karena realitas itu tercipta oleh kontruksi dan

pandangan tertentu (Eriyanto, 22: 2012). Realitas bisa saja berbeda-beda,

tergantung dari bagaimana suatu konsepsi ketika realitas dipahami oleh wartawan.

  Wartawan mempunyai pandangan berbeda dengan media yang mengkontruksi wartawan. beritanya. Pandangan wartawan dan bingkai media ini akan dengan sendirinya melebur menjadi satu ketika sudah menjadi berita yang akan ditampilkan kepada khalayak.

  Maka dalam pandangan kontruksionis tidak ada realitas yang tercipta melalui sisi objektif, karena realitas dapat tercipta melalui bagaimana wartawan melihat sebuah peristiwa dengan sudut pandangnya. Bagaimana wartawan melihat sebuah peristiwa dan mengangkatnya kedalam tulisan dan menghasilkan berita, itulah yang menjadi realitas dalam pandangan kontruksionis. Apa yang wartawan kontruksi dan pahami dalam sebuah peristiwa itulah yang menjadi fakta.

  Fakta atau realita dibentuk oleh kontruksi beritanya melalui pandangan wartawan, yang berarti padangannya bersifat internal. Secara harfiah pandangan kontruksionis berpendapat fakta merupakan kontruksi atas realitas, kebenaran suatu fakta bersifat relatif, berlaku sampai konteks tertentu. Semua elemen tersebut bukan hanya bagian dari teknis jurnalistik, tetapi menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan.

  Dari paradigma kontruksionis ini nanti bisa dilihat bagaimana media membingkai beritanya. Analisi framinglah yang akan mengantarkan bagaimana media membingkai media dan menyampaikannya kepada khalayak. Dengan menganalisis beberapa berita pada sebuah media dengan priode waktu yang sudah ditentukan, maka akan nampak bingkai berita dari suatu media tentang sebuah peristiwa yang diangkat menjadi berita atau pemberitaan.

  22 Misalnya, musibah kecelakaan pesawat Air Asia bisa saja dipahami dan

  dimaknai sebagai sebuah kecelakaan murni yang harus dimaklumi akibat cuaca yang buruk. Hampir sebagian besar media yang ada di Indonesia, khsusnya media elektronik seperti televisi menekankan bahwa awan coloumbus adalah menjadi penyebab utama kecelakaan pesawat bertipe QZ8501 ini. Ilustrasi yang diekspose “apa kabar Indonesia” di TV One pada 5 Januari 2015 pukul 06.00 WIB, memperlihatkan bagaimana awan columbus yang semula tidak ada, tiba-tiba muncul yang akhirnya membuat pesawat air asia hilang dari pantauan radar selama beberapa hari, hingga kemudian diketahui mengalami kecelakaan.

  Pemberitaan media yang paling sering dan sama dari waktu ke waktu yang akan lebih mudah diingat oleh rakyat Indonesia. Walaupun terdapat beberapa indikasi setiap media berbeda dalam menampilkan konteks kecelakaan pesawat

  

air asia, pembingkaian dari media dengan tampilan berita yang sama dan terus-

  terusan akan lebih mengena dan lebih mudah diingat oleh rakyat Indonesia mengenai kecelakaan pesawat ini.

  Hingga pada akhirnya indikasi-indikasi dari berbagai media mengenai penyebab akan mengkerucut menjadi satu. Setelah mengkerucut, akan dengan sendirinya terbentuk sebuah kesimpulan tentang kecelakaan pesawat bertipe ZQ8501 ini, dan kesimpulan itu akan dengan mudah diterima dan dikenang dalam benak rakyat Indonesia, dan hanya kesimpulan itu saja yang akan disepakati menjadi penyebab utama kecelakan pesawat bertipe QZ8501 ini.

  Perbedaaan media dalam menampilkan pemberitaan kepada khalayak ini dipengaruhi dari bagaimana media memahami dan memaknai realitas, dan dengan cara apa realitas itu ditiadakan dan ditampilkan, hal inilah yang menjadi pusat perhatian dari analisis bingkai (frame analysis). Praktisnya, analisis ini digunakan untuk melihat bagaimana aspek tertentu ditonjolkan atau ditekankan bahkan dipaksakan oleh media.

  Penonjolan atau pemaksaan aspek tertentu dari realitas tersebut haruslah dicermati dan ditelaah lebih jauh. Ini karena penekanan dan pemaksaan aspek tertentu dari realitas tersebut akan membuat hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih mudah diingat dan lebih mengena dalam pikiran khalayak.

  Sedangkan aspek yang tidak perlu untuk ditampilkan kepada khalayak akan lebih mudah untuk dihilangkan dan dilupakan sehingga hanya menjadi spekulasi sesaat yang tidak bermakna apa-apa bagi khalayak. Sepertinya, penonjolan dan pemaksaan aspek ini tentu akan diikuti oleh akibat lain, kita kemudian akan melupakan aspek lain yang bisa jadi jauh lebih berarti dan berguna dalam menggambarkan fakta yang ada.

  Bingkai pemberitaan kecelakaan pesawat air asia dalam media elektronik maupun cetak di Indonesia, rata-rata memperlihatkan sebuah penonjolan aspek “keperihatinan” akan “musibah air asia” dipenghujung 2014. Aspek “keperihatinan” dan “musibah air asia” ini bisa dilihat pada Kompas TV diacara “Kompas Pagi” periode 30 Desember mengedepankan aksi “kepedulian” Presiden Joko Widodo dalam memantau upaya pencarian langsung tim Basarnas dan TNI melalui jalur udara.

  “Kompas pagi” juga membahas isi berita Koran Kompas pada tanggal tersebut dengan menampilkan Redaksi Pelaksana Koran Kompas sebagai

  24

  narasumbernya. Kebanyakan televisi-televisi nasional juga melakukan hal yang hampir serupa dengan melakukan wawancara langsung dengan keluarga korban.

  Bahkan Metro TV di “Metro Malam” pada 12 Januari 2015, memperlihatkan “drama” penyelamatan salah satu korban oleh Basarnas kepada keluarga korban ketika sedang diwawancara.

  Ada tiga pertanyaan yang hampir sama dan seolah menjadi kesepakatan bersama para media elektronik di Indonesia dalam mewawancari keluarga korban pesawat air asia. Apakah sebelumnya ada firasat. Bagaimana perasaan bapak/ibu sekarang. Bagaimana hubungan korban dengan para tetangga, baik. Tiga pertanyaan ini seolah memperlihatkan rasa iba dan keprihatinan media mengenai peristiwa kecelakaan Air Asia. Media-media televisi Indonesia memperlihatkan dan memberikan kesimpulan kepada khalayak bahwa kecelakaan ini merupakan musibah akhir tahun yang harus diterima dengan legowo dan lapang dada.

  Bingkai pemberitaan ini tentu sangat berbeda dengan media internasional seperti CNN yang mengemukakan tiga pertanyaan yang sangat berbeda, yaitu “seperti apa langkah-langkan evakuasi yang ideal” “Kenapa hanya sedikit jenazah para korban yang ditemukan” “Apakah korban perlu mengajukan tuntutan hukum”. Perbandingan media-media televisi di Indonesia dengan CNN memperlihatkan bagaimana sebuah aspek yang ditonjolkan dan dikesampingkan.

  Media-media televisi di Indonesia menonjolkan aspek “keprihatian” tentang kecelakaan pesawat tipe QZ8501 ini. Sedangkan CNN menonjolkan aspek “kekritisan dan hak korban” paska terjadinya kecelakaan diakhir tahun 2014 ini.

  Satu hal yang pasti menjadi dasar mengapa media-media televisi nasional dan CNN bisa berbeda dalam menonjolkan aspek mengenai kecelakaan air asia, yaitu karena keduanya memiliki sudut pandang yang berbeda dalam membingkai berita atas fakta yang dipahami mengenai kecelakaan air asia. Lantas, bagaimana dengan media cetak seperti koran membingkai pemberitaan kecelakaan air asia.

  Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana media membingkai sebuah fakta kedalam sebuah tulisan seperti berita, apakah dalam berita itu ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan disembunyikan dalam pemberitaan. Pertanyaan-pertanyaan yang selalu diajukan pada paradigma penelitian analisis bingkai (frame analysis) ini tentu saja menggeser paradigma dalam penelitian analisis isi kuantitatif (content analysis).

Dokumen yang terkait