ANALISIS KUALITAS PERANGKAT LUNAK TERHADAP SISTEM INFORMASI UNIKOM - Repository UNIKOM

  Vol.11 No. 2 Majalah Ilmiah UNIKOM

  bidang TEKNIK

  

ANALISIS KUALITAS PERANGKAT LUNAK TERHADAP

SISTEM INFORMASI UNIKOM

  ADAM MUKHARIL BACHTIAR, DIAN DHARMAYANTI, MIRA KANIA SABARIAH Program Studi Teknik Informatika

  • – Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Kebutuhan perangkat lunak di Perguruan Tinggi semakin meningkat tiap tahunnya. Perangkat lunak ini dibutuhkan dalam membantu proses bisnis yang berjalan di Perguruan Tinggi. Keberhasilan perangkat lunak yang dibangun dilihat berdasarkan sesuai atau tidaknya kerja perangkat lunak terhadap proses bisnis yang berjalan. Hal ini juga berlaku di UNIKOM.

  Pada konsep keilmuan rekayasa perangkat lunak, keberhasilan perangkat lunak tidak hanya dilihat dari kesesuaian produk yang dihasilkan terhadap kebutuhan yang ada. Keberhasilan perangkat lunak juga dilihat dari proses pengembangan perangkat lunaknya. Akan tetapi pada fakta yang ditemukan pada penelitian ini, proses pengembangan perangkat lunak kurang diperhatikan dengan baik.

  Berdasarkan hasil studi literatur, kualitas perangkat lunak tidak hanya dilihat berdasarkan kesesuaian produk yang dihasilkan akan tetapi dilihat juga berdasarkan penjaminan kualitas selama proses pengembangan perangkat lunaknya. Akan tetapi pada berdasarkan hasil observasi di UNIKOM, didapat fakta bahwa belum ada proses pengawasan terhadap proses pembangunan perangkat lunaknya beserta faktor kualitas perangkat lunak pada setiap perangkat lunak yang dibangun. Oleh karena itu dilakukan identifikasi terhadap komponen penjaminan kualitas perangkat yang ada di UNIKOM untuk mengukur kesiapan UNIKOM dalam membangun sebuah perangkat lunak yang berkualitas.

  Kata Kunci - Penjaminan kualitas, faktor kualitas perangkat lunak, SQA PENDAHULUAN perawatan, kehandalan, software reuse, dan pelatihan, dan penyebab dari perfomansi yang buruk tersebut adalah

  Dalam pembangunan perangkat kurangnya definisi kebutuhan yang lunak diperlukan adanya penjaminan menunjang terbentuknya fungsional pada kualitas dalam setiap tahap daur hidup perangkat lunak tersebut. Dilihat dari perangkat lunak. Ad a beberapa beberapa karakteristik tersebut, diperlukan karakteristik yang umum tentang penilaian penjaminan kualitas perangkat kebutuhan penilaian kualitas perangkat lunak secara baik dan benar. Masing- lunak, di antaranya adalah semua proyek masing faktor kualitas akan dinilai secara perangkat lunak yang baik harus memenuhi detil dan lengkap. perhitungan yang tepat untuk kebutuhan

  Universitas Komputer Indonesia dasar, semua proyek perangkat lunak (UNIKOM) adalah merupakan Institusi menderita perfomansi yang buruk terutama pendidikan yang telah menggunakan di dalam area-area yang penting yaitu Adam M.Bachtiar, Dian Dharmayanti, Mira Kania S.

  Vol.11 No. 2 Majalah Ilmiah UNIKOM

  perangkat lunak sebagai alat bantu dalam yang telah disebutkan pada poin awal melakukan kegiatan administrasinya. bahwa ada dua model alternatif yang Perangkat lunak yang digunakan dibuat dipergunakan, yaitu: oleh salah satu divisi yang ada di

   Model Evans dan Marciniak lingkungan UNIKOM. Mengingat telah  Model Deutsch dan Willis. banyaknya Perangkat Lunak Sistem Informasi yang dibuat, maka tentunya perlu

  Model Kualitas McCall diperhatikan kualitas dari perangkat lunak Model kualitas McCall terbagi tersebut sehingga dapat terukur menjadi 11 faktor kualitas. Penjelasan dari performansinya dengan baik dan sesuai masing-masing faktor kualitas tersebut dengan kebutuhan. Dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: dilakukan peninjauan kesiapan UNIKOM dalam melakukan penjaminan kualitas

  1. Correctness perangkat lunak yang dibangun baik dalam Sebuah perangkat lunak dapat proses pembangunannya maupun hasil dikatakan benar jika memenuhi persyaratan perangkat lunak yang dibangunnya. sebagai berikut:

   Menghasilkan keluaran yang benar un- TINJAUAN PUSTAKA tuk setiap kemungkinan masukan oleh pengguna. Model Faktor Kualitas Perangkat Lunak

   Melakukan proses yang seharusnya (tidak kurang dan tidak berlebihan). Beberapa model faktor kualitas

   Secara formal harus bisa dibuktikan perangkat lunak dan kategorisasinya sudah secara matematis. diusulkan selama bertahun-tahun. Model klasik dari faktor kualitas perangkat lunak

  2. Reliability

  dikemukakan oleh McCall yang terdiri dari Sudut pandang reliabilitas pada poin 11 faktor [McCall et al, 1977]. Model ini lebih menekankan pada kemungkinan berikutnya dikemukakan oleh Deutsch dan dari failure-free suatu operasi perangkat

  Willis (1988) terdiri dari 12 sampai 15 lunak terhadap periode waktu tertentu di faktor dan oleh Evans dan Marciniak dalam lingkungan tertentu. Software (1987). Alternatif model tidak berbeda jauh reliability bukan fungsi langsung terhadap dari model McCall. Perbedaannya terletak waktu. pada penambahan sudut pandang yang dirasa belum dinilai pada model McCall.

  3. Efficiency

  Pembahasan ini akan terbagi menjadi dua Ada dua pengertian tentang efisiensi bagian besar, yaitu: sebuah perangkat lunak, yaitu:  Menurut McCall (1977)

  1. Model faktor McCall Penggunaan sumber daya seperti waktu

  Model faktor McCall mengklasifikasi- pemrosesan processor (eksekusi), kan semua kebutuhan perangkat lunak ke pemakaian media penyimpanan dalam 11 faktor kualitas. Kesebelas faktor (memori, space, bandwidth). tersebut dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut:  Menurut ISO 9126 (1993)

  Berkaitan dengan hubungan antara  Faktor operasi produk kinerja perangkat lunak dan jumlah  Faktor revisi produk sumber daya yang digunakan.

   Faktor transisi produk.

  4. Integrity

  2. Model faktor alternatif Integritas perangkat lunak pada

  Selain model faktor McCall terdapat model McCall lebih menekankan kepada beberapa model alternatif yang merupakan keamanan sebuah perangkat lunak. Pihak perkembangan dari model McCall. Seperti

  H a l a m a n

  Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.11 No. 2

  Interoperability adalah kemampuan suatu perangkat lunak untuk bekerja dengan perangkat lunak lainnya tanpa mengalami kesulitan.

  Modularity

  Berfokus terhadap kemudahan developer untuk melakukan penelusuran suatu dokumentasi yang dimiliki oleh perangkat lunak tersebut.

  Traceability

  Berfokus terhadap kemudahan untuk mengakses dokumentasi yang sudah disebutkan pada sub bab sebelumnya

  Document Accessibility

  B e r f o k u s u n t u k m e n j a g a kompleksitas kode program yang dibangun sehingga tingkat verifikasinya tetap terjaga.

  Compliance (Complexity)

  Berfokus untuk memberikan panduan dalam menuliskan kode dalam berbagai bahasa pemrograman dan petunjuk untuk mendokumentasikan suatu perangkat lunak dengan baik.

  Coding and documentation guidelines

  semudah apa memverifikasi performa dari suatu program. Beberapa sub faktor pada verifiability adalah sebagai berikut:

  V e r i f i ab i l i t y m e n g g a m b a rk a n

  1. Verifiability

  Model Kualitas Alternatif Ada beberapa faktor kualitas yang akan dibahas di sini, antara lain:

  11.Interoperability

  developer harus mampu melihat kebutuhan akan hak akses perangkat lunak tersebut pada setiap penggunanya.

  Reusability adalah properti dari perangkat lunak yang memungkinkan perangkat lunak atau modul-modulnya digunakan kembali untuk sistem lain. Suatu perangkat lunak dikatakan reusable yang baik jika modul-modulnya dapat digunakan kembali untuk aplikasi lainnya.

  10.Reusability

  Perangkat lunak dikatakan portabel jika biaya untuk memindahkannya (transport dan adaptasi) ke lingkungan yang baru lebih kecil jika dibandingkan dengan biaya untuk membangun perangkat lunak tersebut dari awal.

  9. Portability

  Testability adalah kemampuan perangkat lunak untuk diuji. Selain itu testability adalah derajat yang dimiliki sebuah sistem untuk memfasilitasi kriteria pengujian dan perfomansi dari pengujian tersebut untuk mengukur sejauh mana kriteria tersebut dipenuhi [IEEE, 1990].

  8. Testability

   Menurut McCall Kemudahan yang didalam membuat perubahan yang dibutuhkan akibat perubahan lingkungan.  Menurut Boehm Kemampuan melakukan modifikasi kode untuk memfasilitasi perubahan yang telah ditentukan.

  7. Flexibility Ada dua pengertian tentang faktor fleksibilitas perangkat lunak, yaitu:

  Sebuah perangkat lunak dikatakan dapat dipelihara jika koreksi dari minor bugs memerlukan usaha yang kecil.

  Maintainability adalah kemudahan dari perangkat lunak untuk dipelihara, seperti:  Memperbaiki kerusakan  Menemukan kebutuhan baru  Membuat pemeliharan selanjutnya lebih mudah  Mengatasi lingkungan yang berubah.

  6. Maintainability

  Faktor ini melihat dari kemudahan perangkat lunak untuk digunakan dan dipelajari. Usability mempunyai unsur akademis seperti psikologis, ergonomi, dan human factors [Nielsen, 1993].

  5. Usability

  Berfokus kepada kefleksibelan suatu Adam M.Bachtiar, Dian Dharmayanti, Mira Kania S. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.11 No. 2

  H a l a m a n

  4. Manageability Manageability dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan tindakan administrasi, melakukan pengawasan serta memperoleh informasi yang relevan dengan tindakan yang terkait. Beberapa kaitan manageability antara lain:

   Calculate The Cost of Downtime TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

   Define What You're Protecting. Prioritize Business Functions. Classify Outage Types, Frequencies, and Duration.

  Components That You Will Focus On (people, property, system, data).

   Kehandalan sistem diukur dari lamanya waktu failure dan lamanya waktu recovery. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk pengendalian bencana, yaitu:  Identify the Business Continuity

  5. Survivability Terdapat dua pengertian untuk survivability, yaitu:  Kehandalan sistem untuk memberikan layanan ketika terkena bencana.

  B e r k a i t a n d e n g a n a k t i f i t a s pengendalian / pengubahan

  Control

  Berkaitan dengan aktifitas penelusuran

  Tracking

  Berkaitan dengan aktifitas pemantauan (termasuk pencatatan)

  Monitoring

   Analisis, menganalisa hazard yang ditemukan untuk mengetahui resiko yang dapat terjadi  Mempelajari, mempelajari hasil analisa untuk mencari solusi yang dapat digunakan  Mengontrol, mengontrol hazard yang telah ditemukan untuk meminimalisasi resiko yang mungkin terjadi

  sistem. Mempunyai 5 kriteria, yaitu:  Decomposability Composability Understandability.

  3. Safety Safety dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memperkecil resiko yang dapat membahayakan ke tingkat /level yang dapat diterima. Safety dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan:  Identifikasi  Analisis  Mempelajari  Mengontrol Terhadap software hazard atau fungsi berbahaya (data & command) untuk memastikan melakukan operasi yang aman [NASA Software Assurance]. Safety dapat dipecah menjadi bagian:  Identifikasi, mencari dan menentukan hazard yang mungkin terjadi.

  Tingkat dimana perangkat lunak dapat dimengerti tanpa kesulitan.

  Simplicity

  Seberapa bisa perangkat lunak tersebut bisa menyelesaikan masalah pada domainnya.

  Generality

  Kemandirian suatu fungsional dari suatu komponen program.

  Modularity

  Extenbility adalah kemampuan sistem untuk dapat ditambahan suatu modul tanpa harus menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk menilai tingkat

  Extensibility

  2. Expandability Expandability adalah kemampuan s e b u a h p e r a n g k a t l u n a k u n t u k dikembangkan. Beberapa sub faktor dalam expandability antara lain:

   Continuity. Protection.

  1. Membantu pihak UNIKOM untuk Adam M.Bachtiar, Dian Dharmayanti, Mira Kania S. Adam M.Bachtiar, Dian Dharmayanti, Mira Kania S. Vol.11 No. 2

  Majalah Ilmiah UNIKOM

Penentuan Identifikasi Pengisian

Observasi Kasus

  

Konsep Keilmuan Parameter Komponen

Kualias Kualitas Kualitas

Uji

Perangkat Lunak Perangkat Lunak Perangkat

  Lunak

  Gambar-1 Metodologi Penelitian mendapatkan gambaran tentang kondisi kesiapan UNIKOM dalam melakukan

  Metode Penelitian penjaminan kualitas dari perangkat Met od ol og i p en el i t i a n ya n g lunak yang dibangun. digunakan pada penelitian ini adalah :

  2. Memudahkan pihak UNIKOM dalam

  1. Penentuan Konsep Keilmuan m en en t u k a n k om po n en u n t u k Kualitas Perangkat Lunak meningkatkan kualitas perangkat lunak

  2. Identifikasi Parameter Kualitas yang ada terutama dari segi proses Perangkat Lunak pembangunan perangkat lunaknya.

  3. Observasi Kasus Uji

  4. Pengisian Komponen Kualitas Perangkat Manfaat Penelitian Lunak.

  Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Ilustrasi dari metode penelitian ini dapat

  1. Gambaran tentang kondisi kesiapan dilihat pada Gambar 1.

  UNIKOM dalam melakukan penjaminan kualitas perangkat lunak dapat HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan untuk pengembangan divisi khusus SQA di UNIKOM sehingga

  Hasil Observasi Terhadap Sistem Informasi perangkat lunak yang dibangun akan UNIKOM lebih berkualitas.

  2. Komponen kualitas perangkat lunak UNIKOM adalah merupakan salah satu yang telah ditentukan dapat dijadikan institusi pendidikan yang dalam kegiatan a c u a n b a g i U N I K O M u n t u k sehari-harinya menggunakan perangkat pembangunan perangkat lunak lunak sebagai alat bantu dalam melakukan berikutnya. kegiatannya. Perangkat lunak yang ada di UNIKOM dibangun sendiri oleh Divisi ICT

  METODOLOGI PENELITIAN UNIKOM. Perangkat lunak yang dihasilkan oleh divisi

  ICT UNIKOM merupakan Jenis Penelitian perangkat lunak Sistem Informasi yang

  Jenis penelitian dalam pelaksanaan umumya berbasis Web. Berikut ini adalah penelitian ini adalah penelitian analisis beberapa contoh dari aplikasi yang ada di (analythical research). Jenis penelitian lingkungan UNIKOM: analisis adalah jenis penelitian yang

  1. Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) melibatkan konsep ilmu pengetahuan

  2. Sistem Informasi Penerimaan dalam menilai suatu kasus. Penelitian Mahasiswa Baru analisis memilih konsep yang akan

  3. Perwalian/Pengisian KRS dianalisis yang berhubungan dengan

  4. Nilai Online masalah yang ada pada suatu organisasi

  5. Keuangan atau lingkungan.

  6. Autodebet Online Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.11 No. 2

  H a l a m a n

  15. Sistem Informasi Lowongan Kerja 16. Informasi beasiswa.

  1. Di UNIKOM belum memiliki tim sendiri untuk mengurus masalah penjaminan kualitas perangkat lunak, akan tetapi sudah ada divisi tersendiri untuk membangun produk/perangkat lunak, yaitu Direktorat ICT dan Multimedia. Berdasarkan kondisi tersebut maka kondisi organisasi Penjamin Kualitas PL dapat dijelaskan pada Tabel 1. Adam M.Bachtiar, Dian Dharmayanti, Mira Kania S.

  Fakta Kepedulian UNIKOM Terhadap SQA Dari hasil wawancara dan observasi yang kami lakukan di UNIKOM didapatkan fakta sebagai berikut:

  Kualitas Perangkat Lunak di UNIKOM Setelah melakukan observasi terhadap perangkat lunak yang dibangun dan kondisi yang ada di Direktorat ICT dan Multimedia, hal berikutnya adalah mengisi borang untuk mengukur sejauh mana kesiapan UNIKOM dalam melakukan penjaminan kualitas perangkat lunak yang dibangun. Borang yang digunakan dibentuk berdasarkan konsep penjaminan kualitas perangkat lunak yang telah dipelajari.

  Gambar 2. Model Proses Prototyping Hasil Pencocokan Komponen Penjaminan

  incremental. Ilustrasi dari model prototyping dapat dilihat pada Gambar 2.

  Model proses yang sering digunakan UNIKOM dalam mengembangkan perangkat lunak adalah model prototyping dan

  14. Dosen dan Karyawan

  7. Alumni Online

  13. Blog UNIKOM

  12. Jejaring Sosial

  11. Manajamen Aset/Inventaris

  10. Dosen Online

  9. Perpustakaan Online

  8. Kuliah Online

  Gambar 3. Model Proses Incremental

  Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.11 No. 2 Adam M.Bachtiar, Dian Dharmayanti, Mira Kania S.

  Tidak ada - SQA Documentation Control

   Sering terjadi roundtrip (bolak-balik pada tahap desain dan coding untuk mencari desain perangkat lunak yang tepat diimplementasikan pada lingkungan bahasa pemrograman dan teknologi yang digunakan) pada tahap development sehingga m em perl amb at wa ktu u nt u k

  Standard yang harus ditaati oleh programmer.

   UNIKOM tidak memiliki Coding

  4. Beberapa fakta lain yang berkaitan dengan kepedulian terhadap SQA yang ditemukan di UNIKOM, yaitu:

  3. Manajemen kualitas perangkat lunak pada UNIKOM belum ada. Hal ini ditunjukkan oleh Tabel 3 berikut ini:

  2. Komponen infrastruktur kualitas perangkat lunak pada UNIKOM ditunjukkan pada Tabel 2.

  Tabel 2. Komponen Infrastruktur Kualitas PL

  Tidak ada - SQA Configuration Managements

  SQA Organization Ketersediaan Penjelasan

  Tidak ada - SQA Preventive Actions

  SQA Supporting Devices Tidak ada - SQA Training Instructions

  SQA Procedures Ada SQA procedure yang digunakan berupa prosedur maupun standar yang dibuat oleh UNIKOM sendiri yang berorientasi pada produk bukan pada proses SDLC.

  SQA Infrastructure Ketersediaan Penjelasan

  Forum khusus SQA belum ada namun pada saat akan membangun perangkat lunak dilakukan rapat koordinasi yang dilakukan pada akhir tahap SDLC. Tabel 1. Organisasi Penjamin Kualitas Perangkat Lunak

  Tidak ada - SQA Forums Tidak ada

  SQA Unit Tidak ada - SQA Trustees Tidak ada - SQA Committees

  SQA Management Tidak ada -

Tidak ada -

  Adam M.Bachtiar, Dian Dharmayanti, Mira Kania S.

  Vol.11 No. 2 Majalah Ilmiah UNIKOM

  Tabel 3. Manajemen Kualitas PL SQA

  Komponen Ketersediaan Management

  Pengontrolan aktifitas Tidak ada manajemen resiko

  SQA Project

  Pengontrolan jadwal proyek Tidak ada Progress

  Pengontrolan sumber daya Tidak ada

  Control proyek Pengontrolan biaya proyek Tidak ada Metrics process Tidak ada Metrics product Tidak ada Timetable Tidak ada Efektifitas penghilangan error Ada

  SQ Metrics Produktifitas proses software Tidak ada Help desk services Tidak ada Corrective maintenance

  Ada services Prevention (CC) Tidak ada Appraisal (CC) Tidak ada Managerialpreparation

  Tidak ada control cost (C and C) SQ Costs

  Internal failure costs (FoCC) Tidak ada External failure costs (FoCC) Tidak ada Managerial failure costs

  Tidak ada (FoCC) menyelesasikan pekerjaan. terdefinisikan secara jelas untuk SQA. menerapkan testing

   UNIKOM  SOP yang diterapkan UNIKOM adalah standard berdasarkan best practice fase planning dan delivery software. yang ditentukan oleh UNIKOM dan

   Defect dan bug pada perangkat lunak

  customer (tidak mengikuti

  tidak dicatat. Defect dan bug yang standarisasi internasional tertentu). t e l a h d i t a m b a l j u g a t i d a k

  Pengujian dan dokumentasinya didokumentasikan. dikerjakan oleh developer itu sendiri.

   Masalah-masalah pada seluruh tahap  UNIKOM tidak menganggarkan pembangunan perangkat lunak tidak

  appraisal cost (biaya lembur dan didokumentasikan.

  bonus di akhir proyek) untuk  Tidak ada kontrol terpusat pada karyawannya. Bonus hanya akan ada perusahaan untuk mendokumen- jika ada kelebihan budget saja. tasikan semua permasalahan yang

   Pola komunikasi pada proses Quality terjadi di perusahaan tersebut. Salah Control hanya dilakukan di satu contoh: Jika client ingin lingkungan internal direktorat ICT. menelepon karena mempunyai

   Tidak ada SOP umum yang masalah dengan perangkat lunak

  H a l a m a n

  Adam M.Bachtiar, Dian Dharmayanti, Mira Kania S. Vol.11 No. 2

  Majalah Ilmiah UNIKOM

  yang telah dibangun UNIKOM maka dikembangkan. nomor telfon yang dihubungi

  2. Penerapan SQA di UNIKOM sangat bukanlah nomor telepon UNIKOM berbeda dengan konsep kualitas akan tetapi langsung ke nomor perangkat lunak yang ada. telepon PM proyek bersangkutan.

  3. Untuk mencapai kinerja yang lebih baik, UNIKOM harus membentuk Organisasi

   Ada training untuk programmer yang SQA secara khusus, sehingga perangkat baru bergabung dengan tim dan lunak yang dihasilkan terjamin programmer lama jika ada teknologi baru yang dibutuhkan. Training kualitasnya. dilakukan sesuai dengan kebutuhan saja. Saran

  Evaluasi SQA UNIKOM Saran pada penelitian ini adalah

  Dari fakta yang didapat dilakukan sebagai berikut: evaluasi di beberapa hal. Hasil evaluasi

  1. Standar borang yang digunakan untuk tersebut adalah sebagai berikut: mengukur kesiapan penjaminan kualitas

  1. Tidak tersedianya tim tersendiri untuk perangkat lunak pada penelitian ini mengurusi masalah QA di UNIKOM tetapi masih didasarkan pada konsep secara

  UNIKOM memiliki Divisi khusus yang umum sehingga perlu dilakukan menangani pembangunan Perangkat penelitian lebih lanjut untuk isian borang Lunak. Berdasarkan kondisi diatas maka yang digunakan dalam pengukuran jumlah personil tim SQA kurang tersebut. memenuhi standar dan tidak ada

  2. Pengukuran kesiapan penjaminan pembagian pekerjaan yang jelas. Di kualitas perangkat lunak pada penelitian

  UNIKOM terkadang 1 orang anggota ini dilakukan terhadap perangkat lunak divisi bertugas lebih dari 1 pekerjaan. yang sudah dibangun sehingga

  2. Organisasi penjaminan perangkat lunak dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk masih perlu dibentuk. melakukan pengukuran terhadap

  3. Manajemen kualitas pada UNIKOM pembangunan perangkat lunak yang masih banyak yang belum terpenuhi. baru akan dibangun untuk menilai

  4. Template dokumen yang digunakan kesiapan dari segi proses. merupakan hasil kustomisasi dari setiap kebutuhan perangkat lunak di UNIKOM.

  5. Tidak ada Coding Standard yang harus DAFTAR PUSTAKA d i t a a t i p r o g r a m m e r s e h i n g g a mempersulit kerja dalam tim. [1] D. Galin, Software Quality Assurance

  6. Belum ada perhatian khusus terhadap from Theory to Implementation, Eng- model kualitas perangkat lunak. Baik land: Pearson, 2004

  [2] Program Studi Teknik Informatika model Mc Call maupun model alternatif.

  UNIKOM, Borang Akreditasi Program KESIMPULAN DAN SARAN

  Studi Teknik Informatika UNIKOM, Bandung, 2012

  Kesimpulan Dari pembahasa n persoalan penanganan kualitas perangkat lunak di

  UNIKOM dapat kami tarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. UNIKOM tidak memiliki tim SQA yang independen untuk menjamin kualitas setiap perangkat lunak yang

  Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.11 No. 2

  H a l a m a n