IMPLEMENTASI ZAKAT PROFESI PEGAWAI (Studi terhadap Pengelolaan Zakat Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama Kabupaten Demak) - Test Repository

  

IMPLEMENTASI ZAKAT PROFESI PEGAWAI

(Studi terhadap Pengelolaan Zakat Profesi Aparatur

Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama Kabupaten

Demak)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari’ah

  

Oleh:

SITI MUALIMAH

NIM. 21211008

FAKULTAS SYARIAH

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSIYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

  

IMPLEMENTASI ZAKAT PROFESI PEGAWAI

(Studi terhadap Pengelolaan Zakat Profesi Aparatur

Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama Kabupaten

Demak)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari’ah

  

Oleh:

SITI MUALIMAH

NIM. 21211008

FAKULTAS SYARIAH

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSIYAH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

       

  Artinya: “ (7) Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (8) dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. Al-Insyirah: 7-8)

  PERSEMBAHAN Untuk orang tuaku, Suami dan anak-anakku tercinta Keluarga besar bapak H. Komariyanto

  Teman-temanku mahasiswa AS-NR 2011

  Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana pada fakultas Syari’ah jurusan Ahwal Al Syakhsiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Penulis menyadari tanpa bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis hanya mampu menyampaikan ucapan kasih sebanyak- banyaknya kepada:

  1. Bapak. Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah

  3. Bapak Sukron Makmun, M.Si selaku Ketua Jurusan Ahwal Al- Syakhsiyah

  4. Bapak Prof. Dr. Muh. Zuhri, M.A Selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktunya semata-mata untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga, khususnya dosen Fakultas Syari’ah yang telah mencurahkan ilmunya selama penulis belajar di IAIN Salatiga.

  6. Bapak Kepala dan Staf Perpustakaan kampus 1 IAIN Salatiga dan Perpustakaan Syari’ah Kampus 2 IAIN Salatiga.

  7. Bapak Ketua BAZDA Kabupaten Demak yang telah memberikan surat izin dalam penelitian.

  8. Bapak Ketua UPZ Kementerian Agama Kabupaten Demak yang telah memberikan surat izin dalam penelitian.

  9. Ayah, Ibu, suami dan anak-anakku yang tercinta dan tersayang, yang senantiasa mendo’akan, dan memotivasi dengan tulus dan ikhlas.

  10. Teman-temanku mahasiswa AS-NR angkatan 2011 yang selalu memberi motivasi.

  Skripsi ini merupakan hasil dari usaha maksimal yang dilakukan selama ini, meskipun penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri, bagi para pembaca dan bagi perkembangan pengelolaan zakat pada masa mendatang.

  Dan akhir kalam penulis yakin sampai kapanpun tak akan pernah bisa membalas jasa-jasa dan kebaikan semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penulisan skripsi ini. dan penulis hanya mempersembahkan jazakumullah

  

khairan katsiran, semoga Allah swt membalas segala kebaikan kalian semua,

amin.

  Salatiga, September 2015 Penulis

  

ABSTRAK

  Mualimah, Siti. 2015. Implementasi Zakat Profesi Pegawai (Studi terhadap

  Pengelolaan Zakat Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama Kabupaten Demak. Skripsi, Fakultas Syari’ah Jurusan Ahwal

  al-Syakhsiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Prof. Dr. Muh. Zuhri, M.A.

  Kata Kunci: zakat profesi, ASN

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanan zakat profesi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya di Kementerian Agama Kabupaten Demak. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1) Bagaimana konsep zakat profesi dalam fiqh dan Undang-Undang? 2) Bagaimana pengelolaan zakat profesi pegawai di Kemeterian Agama Kabupaten Demak? 3) Bagaimanakah distribusi zakat profesi pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Demak?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa istilah zakat profesi tidak dikenal dalam istilah fiqh, akan tetapi dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2011 zakat penghasilan dan jasa bisa dinamakan dengan zakat profesi. Pengelolaan zakat profesi di Kementerian Agama Kabupaten Demak menjadi tanggung jawab bersama Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak dan BAZNAS Kabupaten Demak. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak mengelola 75 % dari zakat profesi yang terkumpul sedangkan 25 % sisanya dikelola oleh BAZNAS Kabupaten Demak. Sedangkan penyaluran zakat profesi diperuntukkan kepada 8 ashnaf yang berhak menerima sesuai syari’ah Islam dengan 2 bentuk, yaitu zakat untuk konsumtif dan zakat bersifat produktif.

  Zakat profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama Kabupaten Demak diambil dari gaji pokok kotor setiap pegawai dengan kadar 2,5%, sedangkan pemotongan dilakukan oleh bendahara gaji berdasar pada surat pernyataan yang telah dibuat. Bagi pegawai yang gajinya tidak sampai satu nisab maka mereka tidak dikenakan potongan zakat profesi melainkan potongan untuk infak dan shadaqah yang besarnya sesuai dengan pernyataan yang telah dibuat. LEMBAR BERLOGO……………………………………………………… i HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING..…………………………………………. iii PENGESAHAN KELULUSAN……………………………………………. iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …………………………………. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………….. vi KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vii ABSTRAK………………………………………………………………….. ix DAFTAR ISI ………………………………………………………………. x DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiv DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xv DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xvi BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..

  1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….

  1 B. Focus Penelitian ……………………………………………

  4 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………

  4 D. Kegunaan Penelitian ………………………………………………..

  5 E. Penegasan Istilah ……………………………………………………

  5 F. Tinjauan Pustaka…………………………………………………….

  7 G. Metode Penelitian …………………………………………………..

  9

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ……………………………

  9 2. Kehadiran Peneliti …………………………………………..

  9

  3. Lokasi Penelitian ……………………………………………

  9

  4. Sumber Data…………………………………………………

  9 5. Prosedur Pengumpulan data ………………………………..

  10 6. Analisa Data ………………………………………………..

  12 7. Pengecekan Keabsahan …………………………………….

  12 8. Tahap-Tahap Penelitian …………………………………….

  13 H. Sistematika Penulisan ………………………………………………

  13 BAB II KAJIAN PUSTAKA ………………………………………………

  15 A. Zakat Profesi dalam Tinjauan Fiqh………………………………….

  15

  1. Pengertian Zakat Profesi ……………………………………

  15

  2. Tujuan, Fungsi dan Hikmah Zakat Profesi …………………

  17

  3. Waktu Pengeluaran Zakat Profesi …………………………

  19

  4. Sasaran Zakat profesi ………………………………………

  22 B. Zakat Profesi dalam Tinjauan Perundang-undangan ………………

  26 C. Pengelolaan Zakat ………………………………………………..

  29 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ……………..

  31 A. Gambaran Umum Kementerian Agama Kabupaten Demak ……….

  31

  1. Sejarah dan Letak Geografis Kementerian Agama Kabupaten Demak ………………………………………………………

  31

  2. Ruang Lingkup dan cakupan Kerja Kementerian Agama Kabupaten Demak …………………………………………

  33

  3. Kondisi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak ………………………………….

  37 B. Gambaran Umum Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak dan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Demak ………………………………………………………………

  39

  1. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak ………………………………………………………

  39

  a. Sejarah Singkat Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak ……………………………

  39

  b. Struktur Organisasi, Program dan Kegiatan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak …

  40 2. Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Demak ….

  45

  a. Sejarah Singkat Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Demak ……………………………………...

  45

  b. Ruang Lingkup Kegiatan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Demak ………..……………….

  45 C. Pola Pembayaran dan Distribusi Zakat Profesi yang dilakukan oleh UPZ Kementerian Agama Kabupaten Demak …………………………..

  48

  1. Pola pembayaran zakat profesi yang dilakukan oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama

  Kabupaten Demak …………………………………………

  48

  2. Pola distribusi zakat profesi yang dilakukan oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak …….

  49 BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………..

  52 A. Analisa Pengelolaan Zakat Profesi………………………………

  52 B. Analisa Pola Pembayaran Zakat Profesi ………………………

  54 C. Analisa Distribusi Zakat Profesi…………………………………

  54 BAB V PENUTUP

  A. Kesimpulan………………………………………………………

  59 B. Saran-saran……………………………………………………….

  60 C. Penutup…………………………………………………………..

  61 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 3.1 Data penerimaan dan pengeluaran zakat profesi UPZ

  44 Tabel 3.2 Besaran dana ZIS yang dikumpulkan BAZDA

  47

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPZ

  41 Lampiran 1. Surat Rekomendasi Penelitian Lampiran 2. Surat Tugas Pembimbing Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 5 Surat Perjanjian Bazda dan UPZ Lampiran 6 Surat Pernyataan

ketuhanan yang diwujudkan dalam ritual-ritual keagamaan seperti shalat, puasa dan lain sebagainya. Islam juga agama yang sangat peduli terhadap persoalan kemanusiaan baik berupa interaksi antar manusia maupun kepedulian terhadap sesama seperti fakir miskin. Bukti kongkritnya adalah adanya kewajiban membayar zakat, baik zakat Fitrah maupun zakat Mal.

  Dewasa ini kesadaran umat Islam dalam melaksanakan perintah agamanya semakin lama semakin tinggi. Kesadaran ini tidak hanya perhatian terhadap perintah-perintah wajib yang berhubungan dengan vertikal (hablum min Allah) atau hubungan manusia dengan Allah SWT, melainkan juga ibadah yang orientasi pelaksanaan melibatkan sosial kemasyarakatan, contohnya Zakat. Kesadaran masyarakat untuk mengeluarkan zakat pada dekade ini semakin tinggi, hal ini dibuktikan dengan menjamurnya lembaga-lembaga yang menerima titipan zakat untuk dikelola. Seiring berlakunya UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, pengelolaan zakat di Indonesia mempunyai landasan hukum.

  Pengelolaan zakat di Indonesia dalam Undang-Undang ini bisa dilakukan oleh pemerintah dengan mendirikan Badan Amil Zakat (BAZ) mulai dari nasional maupun Nasional. Pengelolaan zakat ini juga bisa dilakukan oleh pihak-pihak lainnya seperti lembaga-lembaga keagamaan, lembaga kemasyarakatan dan lain sebagainya.

  Dalam pasal 1 ayat 2 UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dijelaskan : “ Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh

  

seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya sesuai dengan syariat Islam ”. Hal ini berarti bahwa ibadah

  zakat hukumnya wajib bagi orang muslim maupun badan usaha. Pada kenyataannya dalam khazasah keilmuan Islam zakat yang dibahas adalah zakat yang secara terang dijelaskan oleh nash. Zakat profesi pada awalnya tidak direspon oleh khazanah keilmuan Islam, tapi pada perkembangannya zakat profesi ini mulai menjadi trading topic setelah seorang cendikian muslim dari Mesir, yakni Yusuf Qordawi mengemukakan hal tersebut.

  Yang dapat dikategorikan dari sejumlah pendapatan yang termasuk dalam kategori zakat profesi, seperti:

  1. Pendapatan dari hasil kerja pada sebuah instansi, baik pemerintah (Pegawai Negeri Sipil) maupun swasta (Perusahaan swasta). Pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan seperti ini biasanya bersifat aktif atau dengan kata lain relatif ada pemasukan/pendapatan pasti dengan jumlah yang relatif sama diterima secara periodik (biasanya perbulan).

  2. Pendapatan dari hasil kerja profesional pada bidang pendidikan, keterampilan dan kejuruan tertentu, dimana si pekerja mengandalkan kemampuan/keterampilan pribadiannya, seperti: dokter, pengacara, tukang cukur, artis, perancang busana, tukang jahit, presenter, musisi, dan sebagainya. Pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan seperti ini biasanya bersifat pasif, tidak ada ketentuan pasti penerimaan pendapatan pada setiap periode tertentu. (Mufraini, 2006:73)

  Hasil kerja dalam pengertian kini mencakup: 1. Gaji dan upah dan apa saja yang sehukum dengannya.

  2. Upah keahlian selain perniagaan, dimana yang berperanan penting disitu ialah kerja.

  Sejak dulu, permasalahan zakat secara umum hanya terfokus kepada dua hal pokok, yakni mengenai pengelolaan dan mengenai kesadaran para wajib zakat. Untuk pengelolaan zakat sesungguhnya sudah diatur oleh UU nomor 38 tahun 1999, hanya pelaksanaannya yang masih kurang konsisten.

  Pembayaran zakat profesi melalui pemotongan gaji PNS (sekarang berubah dengan istilah ASN) Kementerian Agama Kabupaten Demak telah lama dilakukan. Pada awalnya pemotongan zakat profesi mendapatkan respon yang beragam dari kalangan pegawai Kemenag Kabupaten Demak, baik berupa respon positif maupun negatif. Pada perkembangannya semua pegawai Kementerian Agama Kabupaten Demak menerima pembayaran zakat profesi dengan cara potongan gaji setiap bulan. Penyaluran zakat profesi yang dikelola oleh Kementerian Agama Kabupaten Demak dirasa masih kurang transparan. Penulis hanya mengetahui berapa jumlah zakat dikumpulkan serta berapa jumlah penyalurannya saja, tanpa perincian yang jelas melalui papan pengumuman yang ditempelkan di papan pengumuman Kementerian Agama.

  Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak merupakan lembaga satu-satunya lembaga yang berwenang untuk melaksanakan tugas pengumpulan zakat pegawai di wilayah Kementerian Agama Kabupaten Demak. Lembaga ini secara hirarki dibawah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Demak. Potensi zakat yang berasal dari pegawai Kementerian Agama Kabupaten Demak kurang lebih 1 milyar rupiah. Potensi sebesar itu kalo tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan persoalan yang besar.

  Berpijak dari fenomena tersebut diatas, penulis merasa terpanggil untuk mengetahui lebih dalam bagaimana pelaksanaan zakat profesi pegawai Kementerian Agama Kabupaten Demak.

  B. Focus Penelitian

  Dari gambaran latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini direncanakan sebagai berikut:

  1. Bagaimana konsep zakat profesi dalam Fiqh dan Undang-Undang?

  2. Bagaimanakan pengelolaan zakat profesi pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Demak?

  3. Bagaimanakan distribusi zakat profesi pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Demak?

  C. Tujuan Penelitian

  Rencana tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut:

  1. Memahami konsep zakat profesi menurut fiqh dan Undang-undang yang berlaku di Indonesia.

  2. Memahami pengelolaan zakat profesi pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Demak.

  3. Memahami distribusi zakat profesi pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Demak.

  D. Kegunaan penelitian

  Manfaat dari penelitian ini direncanakan sebagai berikut:

  1. Bagi peneliti, sebagai bahan kajian serta referensi untuk penelitian yang lebih mendalam.

  2. Bagi mahasiswa, penelitian ini sebagai bahan untuk memperkaya wawasan tentang pengelolaan zakat profesi.

  3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini bisa sebagai rujukan serta menambah wawasan tentang pengelolaan zakat profesi.

  E. Penegasan Istilah

  1. Implementasi Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “implementation” yang berarti pelaksanaan. (Echols, 2003:313) Implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan zakat profesi bagi aparatur sipil negara khususnya PNS di bawah Kementerian Agama Kabupaten Demak. Pelaksanaan zakat profesi disini meliputi kegiatan pengumpulan, pengelolaan, serta pendistribusian zakat.

  2. Zakat Profesi Kata zakat berasal dari bahasa arab “zakkaa” yang berarti membersihkan. Secara istilah zakat berarti membersihkan diri/harta benda dengan mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki sesuai dengan ketentuan-ketentuan Islam. (Rifa’i, 1978:346) Profesi dari kata

  profession yang artinya pekerjaan. (Echols, 2003:449)Bila dikaitkan

  dengan zakat, maka zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada tiap-tiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu. Zakat profesi adalah zakat yang diberikan oleh setiap orang Islam, yang menyangkut imbalan profesi yang diterima, seperti gaji dan honoranium. (Alwi, 2007:1279)

  Bentuknya bisa berbentuk gaji, upah, honor, persen dan sebagainya. Profesi tersebut misalnya pegawai negeri, Dosen, Pegawai Bank, Pegawai Pemerintahan, Dokter, Guru, Pengacara dan lain-lain.

  3. Aparatur Sipil Negara Aparatur Sipil Negara atau disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. (UU No. 5 tahun 2014) Sedangkan Pegawai Aparatur Sipil Negara yang disingkat Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahanatau diserahi tugas negara lainnyadan digaji sesuai peraturan perundang-undangan.

  Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ASN adalah semua pegawai negeri sipil baik pegawai struktural maupun pegawai fungsional yang bekerja dalam naungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak. Pegawai yang dimaksud adalah guru, penyuluh agama, pengawas, penghulu, pegawai kantor baik staf maupun pejabat dan lain sebagainya.

  Hasil penelitian yang membahas tentang zakat profesi ada beberapa diantaranya sebagai berikut: Endarti Nurwiyani (2009), dengan judul: “Urgensi Komunikasi

  Hukum terhadap Pengeloaan Zakat Profesi di Kabupaten Temanggung”, dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pelaksanaan komunikasi hukum zakat profesi di kabupaten Temanggung?, 2) Bagaimana kesadaran hukum masyarakat terhadap keberhasilan pengelolaan zakat profesi di Kabupaten Temanggung?, 3) Bagaimana model ideal komunikasi hukum dalam bentuk sosialisasi zakat profesi di Kabupaten Temanggung?. Hasil penelitian ini menggungkapkan bahwa komunisasi hukum yang dilakukan oleh BAZ Kabupaten Temanggung menggunakan metode pelatihan, ceramah umum, penyebaran leaflet, pemberian instruksi oleh bupati, pemberitaan lewat radio dan media cetak, dan melalui surat-surat dengan sasaran pegawai. Untuk menumbuhkan kesadaran pegawai untuk mengeluarkan zakat profesi, serta pengelolaan BAZ yang tertib, akuntabel dan transparan dibentuklah 39 UPZ (unit pengumpul zakat) yang akuntabel dan transparan. Model ideal komunikasi hukum zakat profesi di kabupaten Temanggung dengan melalui sosialisasi intensif, pendekatan kepada tokoh agama untuk pelaksanaan zakat profesi, serta instruksi Bupati Temanggung kepada SKPD SKPD merupakan starategi yang paling baik untuk pelaksanaan dan pengelolaan zakat profesi masyarakat Kabupaten Temanggung.

  Muhammad Fuad (2011), dengan judul: “Zakat Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Salatiga (Studi terhadap pembayaran zakat oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga), dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana konsep zakat profesi dalam Fiqh dan UU?, 2) Bagaimanakah pemahaman masyarakat muslim PNS di Kecamatan Sidorejo tentang zakat profesi?, 3) Apakah motivasi masyarakat muslim PNS di Kecamatan Sidorejo untuk membayar atau tidak membayar zakat profesi?, 4) Bagaimanakah pola pembayaran zakat profesi masyarakat muslim PNS di Kecamatan Sidorejo? Hasil penelitian ini berisi tentang tingkat kesadaran PNS muslim di Kecamatan Sidorejo terhadap pemahaman zakat profesi sebesar 75 %, sebagian besar PNS yang mengeluarkan zakat profesi dengan alasan kepedulian terhadap ajaran agama sebersar 40 %, dan 30 % masing-masing dengan alasan kepedulian sosial dan agar hartanya menjadi berkah. serta pola pembayaran zakat profesi PNS muslim di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga mayoritas atau 90 % langsung kepada yang berhak dan sisanya melalui BAZ/LAZ.

  Penelitian yang akan dilakukan ini berbeda dengan kedua penelitian yang telah dilakukan oleh Indarti dan Muhammad Fuad. Penelitian ini lebih menfokuskan pada pelaksanaan zakat profesi yang meliputi pengelolaan dan pendistribusian zakat profesi yang terdapat di Kementerian Agama Kabupaten Demak.

  1. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif. Analisa dalam Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk memberi gambaran terhadap pengelolaan zakat profesi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama yang dikelola oleh Kementerian Agama Kabupaten Demak.

  2. Kehadiran Peneliti Peneliti bertindak sebagai subyek atau pelaku sekaligus pengumpul data yang mana penulis langsung datang dan mewawancarai

  Kasi Bimas Syari’ah, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Demak serta PNS Kementerian Agama Kabupaten Demak.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Kementerian Agama

  Kabupaten Demak JL. Bayangkara Baru No. 6 Demak lebih khususnya di Kantor Kasi GARAZAWA yang sekarang bernama Bimas Syari’ah serta Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Demak.

  4. Sumber Data

  a. Data Primer Merupakan sebuah keterangan atau fakta yang secara langsung diperoleh melalui penelitian lapangan. Dalam hal ini adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara peneliti dan dokumen tentang pengelolaan zakat profesi dari bimas Syari’ah, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak serta Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Demak.

  b. Data Sekunder Merupakan keterangan-keterangan yang mendukung data primer, data sekunder adalah data-data yang diperoleh dengan cara penelitian kepustakaan melalui literatur maupun dengan cara peneliti secara langsung datang ke lapangan untuk melakukan observasi.

  5. Prosedur Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

  a. Dokumentasi Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. (Moloeng, 2004:917) Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut adalah yang berkaitan dengan topik penelitian ini dan berkaitan dengan masalah-masalah yang akan dibahas.

  Dokumentasi dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu subjek.

  Dokumen adalah semua bahan pustaka, baik yang berbentuk tulisan, cetakan, maupun dalam bentuk rekaman lainnya. Disini peneliti menggunakan dokumen dengan cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Dokumen tersebut seperti naskah, daftar nama-nama para PNS serta nominal zakat profesinya, dokumen penyaluran zakat dan sebagainya.

  b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

  Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan (Moloeng, 2004:186)

  Wawancara dilakukan kepada kasi Bimas Syari’ah, pengurus lembaga amil zakat Kementerian Agama Kabupaten Demak serta aparatur sipil Negara (ASN) dalam hal ini adalah PNS dilingkungan Kementerian Agama Kabupaten Demak. Metode wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara lisan mengenai masalah- masalah yang ada dengan berpedoman pada daftar pertanyaan sebagai rujukan yang telah dirumuskan sebelumnya. Metode wawancara ini penulis gunakan untuk mengetahui bagaimana prosedur tentang pembayaran zakat serta pengelolaan zakat. c. Observasi Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian. Metode ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi objektif mengenai objek penelitian. (Arikunto, 1997:234)

  Teknik observasi ini merupakan upaya memperoleh data dengan melihat atau mengamati obyek yang diteliti serta melakukan pencatatan terhadap kejadian yang penulis ketahui.

  6. Analisa data Dalam penelitian, setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengadakan analisis data, data mentah yang terkumpul tidak ada gunanya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan hal yang penting dalam metode ilmiah karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna untuk menyelesaikan masalah penelitian. Dalam analisis ini penulis menggunakan analisis kualitatif yang mendeskripsikan pengelolaan dan distribusi zakat profesi pegawai Kementerian Agama Kabupaten Demak.

  7. Pengecekan Keabsahan Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:30) Pengecekan keabsahan data dilakukan karena dikhawatirkan masih adanya kesalahan atau kekeliruan yang terlewati oleh penulis, dengan cara menulis kembali hasil wawancara setelah selesai melakukan wawancara secara langsung, ataupun mewawancarai ulang dari salah satu subjek penelitian untuk menambah data yang kurang bila diperlukan.

  8. Tahap-tahap penelitian Langkah yang diambil peneliti untuk memulai suatu penelitian adalah dengan menentukan atau memilih topik penelitian, pencarian informasi, menentukan lokasi yang akan diteliti, pencarian sumber- sumber dan prosedur pengumpulan data, serta menganalisis data yang ada.

  Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman yang lebih lanjut dan jelas dalam membaca penelitian ini, maka disusunlah sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan; Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian yang berisi tentang Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data, Tahap-tahap Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II Kajian Pustaka; Bab ini berisi pembahasan tentang: Zakat profesi dalam tinjauan fiqh yang meliputi; Pengertian zakat profesi, tujuan, fungsi dan hikmah zakat profesi, waktu pengeluaran zakat profesi, sasaran zakat profesi, dan pembahasan zakat profesi dalam tinjauan perundang- undangan Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian; Bab ini membahas tentang: gambaran umum Pegawai Kementerian Agama Kabupaten Demak yang meliputi: Sejarah dan letak geografis, Pegawai Kementerian Agama Kabupaten Demak. Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Kabupaten Demak dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Demak.

  Bab IV Pembahasan; Berisi tentang analisis tentang pengelolaan zakat profesi, analisis pola pembayaran zakat profesi serta analisa distribusi zakat profesi.

  Bab V Penutup; Berisi kesimpulan, saran-saran, dan penutup.

  1. Pengertian Zakat Profesi Dalam buku Ensiklopedi Islam; kata “zakat” berasal dari kata dasar (masdar)-nya zaka yang berarti tumbuh, berkah, bersih, baik dan bertambah. (Depdikbud, 1993: 224) Pendapat ini sejalan dengan pendapat Abu Bakar bin Muhammad bin Abdul mu’min dalam bukunya “Kifayatu al-Akhyar fi ghoyati al-Ikhtishor” zakat secara bahasa diartikan tumbuh, berkah dan tambahnya kebaikan.

  (Abu Bakar, tt: 161) Dalam kitab Fathül Wahab juga terdapat definisi zakat sebagai berikut: “Sesuatu nama dari harta atau badan yang dikeluarkan menurut syarat syarat yang ditentukan”. (Zakaria al-anshari, tt, 102). Dalam istilah fiqih, zakat adalah sebutan atau nama bagi sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT supaya diserahkan kepada orang-orang yang berhak (mustahak). (Depdikbud, 1993: 224)

  Adapun pengertian zakat secara terminologi (istilah) telah direspon dengan beberapa pengertian, sebagaimana berikut ini.

  Dalam Ensiklopedi al-Quran disebutkan, Menurut istilah hukum Islam, zakat itu maksudnya mengeluarkan sebagian harta, diberikan kepada yang berhak menerimanya, supaya harta yang tinggal menjadi bersih dari orang-orang yang memperoleh harta menjadi suci jiwa dan tingkah lakunya. (Fahrudin HS, 1992: 618) Zakat merupakan pranata keagamaaan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan memperhatikan masyarakat yang kurang mampu, hingga dibentuknya undang-undang tentang Pengelolaan Zakat oleh pemerintah yaitu Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999. Dalam Bab 1 tentang Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (2) Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Pada pasal 4 ayat 2 poin h dijelaskan bahwa salah satu zakat mal adalah pendapatan dan jasa. Dalam Undang-Undang ini tidak tersurat adanya istilah zakat profesi akan tetapi dalam pasal 23 ayat 2 dijelaskan bahwa bukti setoran zakat dapat digunakan sebagai pengurang penghasilan kena pajak.

  Berdasar pemahaman diatas bahwa objek zakat penghasilan bisa disebut dengan istilah zakat profesi. Dalam Ensiklopedi Islam zakat profesi termasuk dalam kelompok zakat mal, yaitu al-maal al-

  

mustafaad (kekayaan yang diperoleh oleh seorang muslim melalui

  bentuk usaha baru yang sesuai dengan syariat agama). (Depdikbud, 1993: 227) Sejalan dengan hal tersebut Abdul Ghofur Anshori menjelaskan bahwa zakat profesi (penghasilan) adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil profesi (pekerjaan) seseorang, baik dokter, arsitek, notaries, ulama’/da’i, karyawan, guru, dan lain-lain. (Anshori, 2006: 86)

  Zakat merupakan bentuk taqorrub (pendekatan diri) kepada Allah, yang merupakan sarana penting untuk membersihkan jiwa manusia dari sifat-sifat tercela seperti kikir, rakus dan egois.

  Sebagaimana zakat juga dapat memberikan solusi untuk menanggulangi masalah krisis ekonomi yang menimpa umat manusia, karena penulis berpendapat seorang petani saja diwajibkan membayar zakatnya, maka para dokter, dosen, guru, karyawan lebih utama untuk mengeluarkan zakat profesinya, karena selain kerjanya lebih ringan, gajinya dalam beberapa bulan sudah melebihi nisab.

  2. Tujuan, Fungsi Dan Hikmah Zakat Profesi.

  Dasar hukum kewajiban zakat disebutkan baik dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits yang antara lain sebagai berikut:

                    

  Artinya : “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (QS. At-Taubah:9, 103)

  Dari surat At-Taubat ayat 103 di atas tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan oleh para muzaki akan dapat membersihkan dan mensucikan hati manusia, tidak lagi mempunyai sifat yang tercela terhadap harta seperti rakus dan kikir. Secara teologis kewajiban zakat diberlakukan untuk membersihkan harta dari berbagai syubhat dan sekaligus membersihkan jiwa pemiliknya dari berbagai kotoran rohani. Dan secara sosial menunjukkan rasa solidaritas dan kepedulian orang- orang kaya kepada orang-orang miskin sehingga terjalin persaudaraan yang kokoh di masyarakat yang saling menolong dan saling menyayangi. (http://tanbihun.com/fikih/bahsul-masail/zakat-profesi/)

  ِ ﱠﷲ َلﻮُﺳَر ٍﻢﯿِﻤَﺗ ﻲِﻨَﺑ ْﻦِﻣ ٌﻞُﺟَر ﻰَﺗَأ َلﺎَﻗ ُﮫﱠﻧَأ ٍﻚِﻟﺎَﻣ ِﻦْﺑ ِﺲَﻧَأ ْﻦَﻋ ฀ َلﺎَﻘَﻓ ฀

  ﺎَﯾ ฀ ٍةَﺮِﺿﺎَﺣَو ٍﺪَﻟَوَو ٍﻞْھَأ وُذَو ٍﺮﯿِﺜَﻛ ٍلﺎَﻣ وُذ ﻲﱢﻧِإ ِ ﱠﷲ َلﻮُﺳَر َﺄَﻓ

  ﻲِﻧْﺮِﺒْﺧ ฀ َﻒْﯿَﻛ ฀ ِﱠﷲ ُلﻮُﺳَﺮَﻟﺎَﻘَﻓ ُﻊَﻨْﺻَأ َﻒْﯿَﻛَو ُﻖِﻔْﻧُأ ):

  ْﻦِﻣ َةﺎَﻛﱠﺰﻟا ُجِﺮْﺨُﺗ َﻚِﻟﺎَﻣ ฀

  ٌةَﺮْﮭُط ﺎَﮭﱠﻧِﺈَﻓ ฀ َكَءﺎَﺑِﺮْﻗَأ ُﻞِﺼَﺗَو َكُﺮﱢﮭَﻄُﺗ ฀

  ِﻞِﺋﺎﱠﺴﻟا ﱠﻖَﺣ ُفِﺮْﻌَﺗَو َلﺎَﻘَﻓ ِﻦﯿِﻜْﺴِﻤْﻟاَو ِرﺎَﺠْﻟاَو ฀ َلﺎَﻗ ﻲِﻟ ْﻞِﻠْﻗَأ ِ ﱠﷲ َلﻮُﺳَر ﺎَﯾ ُﮫﱠﻘَﺣ ﻰَﺑْﺮُﻘْﻟا اَذ ِتﺂَﻓ

  َﻦﯿِﻜْﺴِﻤْﻟاَو ฀ ِﻞﯿِﺒﱠﺴﻟا َﻦْﺑاَو ฀

  اًﺮﯾِﺬْﺒَﺗ ْرﱢﺬَﺒُﺗ َﻻَو ( Artinya: “Dari Anas RA berkata: Seorang dari Suku Tamim menghadap Rasulullah SAW dan bertanya: Hai Rasulullah aku mempunyai harta yang banyak dan mempunyai keluarga yang banyak pula serta banyak tamu-tamu yang datang, maka berikanlah aku petunjuk bagaimana sebaiknya aku beramal dan berinfaq? Maka Rasulullah memberikan petunjuk: Keluarkanlah zakatnya dari hartamu itu, karena dengan mengeluarkan zakatnya kamu dapat membersihkan (harta dan jiwamu), dan kamu dapat mempererat tali kekeluargaanmu, serta kamu mengerti hak-hak fakir miskin, hak-hak tetangga dan hak-hak orang yang meminta-minta” (HR Ahmad)

  Hadits ini memberikan petunjuk singkat mengenai tujuan dan fungsi zakat profesi, baik tujuan teologis maupun tujuan sosialnya.

  Allah memberikan rizki kepada hambanya berbeda-beda, ada yang diberi kemudahan-kemudahan dan ada yang diberi kesulitan dan kesukaran. Yang demikian sudah menjadi sunnatullah, tujuannya agar saling membutuhkan. Seorang suku Tamim diberi harta yang melimpah dan mempunyai tanggungan keluarga yang banyak.

  Di samping itu banyak pula orang-orang yang datang kepadanya untuk meminta bantuan. Rasulullah SAW memberikan petunjuk agar dikeluarkan zakatnya sehingga secara proporsional harta yang digunakan untuk keperluan keluarga adalah harta yang sudah bersih, sedangkan harta yang dikeluarkan untuk kelompok fakir miskin berfungsi sebagai tali kasih yang memperkokoh persaudaraan dan kekeluargaan. Fungsi dan hikmah zakat profesi antara lain:

  a. Menghindari kecemburuan sosial sehingga harta menjadi aman, karena kecemburuan sosial bisa menimbulkan kerawanan di masyarakat.

  b. Memberi bantuan langsung kepada fakir miskin. Apabila mereka mempunyai keterampilan, maka uang bantuan itu dapat dipergunakan sebagi modal usaha kecil, dan apabila tidak mempunyai kerampilan, maka akan dipergunakan sebagai bantuan yang dapat meringankan beban hidupnya.

  c. Membersihkan muzakki dari sifat-sifat yang tidak terpuji dan tidak peduli kepada orang lain, karena orang mu’min yang telah membiasakan membayar zakat akan menjadi orang dermawan.

  d. Sebagai pernyataan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan memberikan kemudahan-kemudahan mencari rizki. Bukankah banyak orang yang telah bekerja keras dan membanting tulang tetapi rizkinya pas-pasan. (http://tanbihun.com/fikih/bahsul-masail/zakat-profesi/)

  3. Waktu Pengeluaran Zakat Profesi Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa para ulama sepakat harta pendapatan wajib dikeluarkan zakatnya apabila mencapai batas nisab. Adapun nisabnya sama dengan nissab uang, dengan kadar zakat 2,5%. (Depdikbud, 1993: 227) Firman Allah SWT QS. Al-Baqarah ayat 267 dijelaskan:

                     

             

  Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik -baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk -buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(QS. Al-Baqarah, 2: 267) Ayat tersebut diturunkan sebagai perintah dari Allah kepada manusia yang beriman untuk mengeluarkan zakat dari hasil usaha manusia yang baik-baik. Karena seorang muslim dianjurkan untuk menyegerakan dalam membayar zakat, tidak diperkenankan menunda- nunda dalam pelaksanaan kewajiban tersebut.

  Untuk menentukan waktu pengeluaran zakat profesi baik itu berupa gaji, upah, penghasilan atau sejenisnya, Yusuf Qardhawi menyarankan untuk menangguhkan pengeluaran zakat kekayaannya yang lain yang sudah jatuh tempo zakatnya, bila dia tidak khawatir penghasilannya itu akan terbelanjakan olehnya sebelum jatuh tempo. Alasannya, agar tidak terjadi pewajiban pembayaran dua kali pada keseluruhan kekayaan dalam satu tahun.