MANA JEMEN AGRIBISNIS TANAMAN INDUSTRI Ta
MANAJEMEN AGRIBISNIS TANAMAN INDUSTRI
“Tanaman Karet”
Dosen Pengampu : Ir. Sarjiyah, M.S
Oleh :
Kelompok I
Inayatul Lutfi
(20110210047)
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2013/2014
TANAMAN KARET
Tanaman karet (Havea brasiliensis) berasal dari negara Brazil. Tanaman ini merupakan
sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Tanaman karet pada pertama kali hanya tumbuh
di Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini
berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak
dikembangkan; sekarang Asia merupakan sumber karet alami (Wikipedia (a), 2013).
A. Taksonomi dan Morfologi Karet
Struktur botani tanaman karet ialah termasuk dalam divisi spermatophyte, subdivisi
angiospermae, kelas dicotyledonae, ordo euphorbiales, famili euphorbiaceae, genus hevea,
dan spesies Havea brasiliensis. Dalam genus Havea, hanya species Havea brasiliensis Muell
Arg. Yang dapat menghasilkan lateks unggul, dimana sebanyak 90 % karet alam dihasilkan
oleh spesies tersebut. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang
cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh
lurus dan memiliki percabangan yang tinggi. Di beberapa kebun karet ada beberapa
kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini
mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun
utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak
daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang
terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung
meruncing, tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah
biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan
kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai
dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu
menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Wikipedia (a), 2013).
Karet merupakan tanaman berbuah polong (diselaputi kulit yang keras) yang sewaktu
masih muda buahnya berpaut erat dengan rantingnya. Buah karet dilapisi oleh kulit tipis
berwarna hijau dan didalamnya terdapat kulit yang keras dan berkotak. Tiap kotak berisi
sebuah biji yang dilapisi tempurung, setelah tua warna kulit buah berubah menjadi keabuabuan dan kemudian mengering. Pada waktunya pecah dan jatuh, bijinya tercampak lepas
dari kotaknya. Tiap buah tersusun atas dua sampai empat kotak biji. Pada umumnya berisi
tiga kotak biji dimana setiap kotak terdapat satu biji. Tanaman karet mulai menghasilkan
buah pada umur lima tahun dan akan semakin banyak setiap pertambahan umur tanaman.
B. Syarat Tumbuh
Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman
karet adalah pada zona antara 15° LS dan 15° LU. Bila ditanam di luar zona tersebut,
pertumbuhannya agak lambat, sehingga memulai produksinya pun lebih lambat. Curah hujan
tahunan yang cocok untuk pertumbuhan tanaman karet tidak kurang dari 2.000 mm. Optimal
antara 2.500-4000 mm/tahun, yang terbagi dalam 100-150 hari hujan. Pembagian hujan dan
waktu jatuhnya hujan rata-rata setahunnya mempengaruhi produksi. Daerah yang sering
mengalami hujan pada pagi hari produksinya akan kurang. Keadaan iklim di Indonesia yang
cocok untuk tanaman karet ialah daerah-daerah Indonesia bagian barat, yaitu Sumatera, Jawa
dan Kalimantan, sebab iklimnya lebih basah (Suwarto, 2012).
Tanaman karet tumbuh optimal di dataran rendah, yakni pada ketinggian sampai 200
meter di atas permukaan laut. Makin tinggi letak tempat, pertumbuhannya makin lambat dan
hasilnya lebih rendah. Ketinggian lebih dari 600 meter dari permukaan laut tidak cocok untuk
tanaman karet. Angin juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman karet. Angin yang kencang
pada musim-musim tertentu dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman karet yang
berasal dari klon-klon tertentu yang peka terhadap angin kencang (Suwarto, 2012).
Lahan
kering
untuk
pertumbuhan
tanaman
karet
pada
umumnya
lebih
mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan
perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan
dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah
dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan
pada tanah gambut dengan kedalaman kurang dari 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat
fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, solum, kedalaman air tanah, aerasi dan
drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya
rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan
aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - 8,0 tetapi tidak sesuai pada
pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya
antara lain :
1. Solum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
2. Aerase dan drainase cukup
3. Tekstur tanah remah, porous dan dapat menahan air
4. Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
5. Tanah bergambut tidak lebih dari 2 m
6. Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
7. Reaksi tanah dengan pH 4,5-pH 6,5
8. Kemiringan tanah
“Tanaman Karet”
Dosen Pengampu : Ir. Sarjiyah, M.S
Oleh :
Kelompok I
Inayatul Lutfi
(20110210047)
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2013/2014
TANAMAN KARET
Tanaman karet (Havea brasiliensis) berasal dari negara Brazil. Tanaman ini merupakan
sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Tanaman karet pada pertama kali hanya tumbuh
di Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini
berhasil dikembangkan di Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak
dikembangkan; sekarang Asia merupakan sumber karet alami (Wikipedia (a), 2013).
A. Taksonomi dan Morfologi Karet
Struktur botani tanaman karet ialah termasuk dalam divisi spermatophyte, subdivisi
angiospermae, kelas dicotyledonae, ordo euphorbiales, famili euphorbiaceae, genus hevea,
dan spesies Havea brasiliensis. Dalam genus Havea, hanya species Havea brasiliensis Muell
Arg. Yang dapat menghasilkan lateks unggul, dimana sebanyak 90 % karet alam dihasilkan
oleh spesies tersebut. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang
cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh
lurus dan memiliki percabangan yang tinggi. Di beberapa kebun karet ada beberapa
kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini
mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun
utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak
daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang
terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung
meruncing, tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah
biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan
kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai
dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu
menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Wikipedia (a), 2013).
Karet merupakan tanaman berbuah polong (diselaputi kulit yang keras) yang sewaktu
masih muda buahnya berpaut erat dengan rantingnya. Buah karet dilapisi oleh kulit tipis
berwarna hijau dan didalamnya terdapat kulit yang keras dan berkotak. Tiap kotak berisi
sebuah biji yang dilapisi tempurung, setelah tua warna kulit buah berubah menjadi keabuabuan dan kemudian mengering. Pada waktunya pecah dan jatuh, bijinya tercampak lepas
dari kotaknya. Tiap buah tersusun atas dua sampai empat kotak biji. Pada umumnya berisi
tiga kotak biji dimana setiap kotak terdapat satu biji. Tanaman karet mulai menghasilkan
buah pada umur lima tahun dan akan semakin banyak setiap pertambahan umur tanaman.
B. Syarat Tumbuh
Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman
karet adalah pada zona antara 15° LS dan 15° LU. Bila ditanam di luar zona tersebut,
pertumbuhannya agak lambat, sehingga memulai produksinya pun lebih lambat. Curah hujan
tahunan yang cocok untuk pertumbuhan tanaman karet tidak kurang dari 2.000 mm. Optimal
antara 2.500-4000 mm/tahun, yang terbagi dalam 100-150 hari hujan. Pembagian hujan dan
waktu jatuhnya hujan rata-rata setahunnya mempengaruhi produksi. Daerah yang sering
mengalami hujan pada pagi hari produksinya akan kurang. Keadaan iklim di Indonesia yang
cocok untuk tanaman karet ialah daerah-daerah Indonesia bagian barat, yaitu Sumatera, Jawa
dan Kalimantan, sebab iklimnya lebih basah (Suwarto, 2012).
Tanaman karet tumbuh optimal di dataran rendah, yakni pada ketinggian sampai 200
meter di atas permukaan laut. Makin tinggi letak tempat, pertumbuhannya makin lambat dan
hasilnya lebih rendah. Ketinggian lebih dari 600 meter dari permukaan laut tidak cocok untuk
tanaman karet. Angin juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman karet. Angin yang kencang
pada musim-musim tertentu dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman karet yang
berasal dari klon-klon tertentu yang peka terhadap angin kencang (Suwarto, 2012).
Lahan
kering
untuk
pertumbuhan
tanaman
karet
pada
umumnya
lebih
mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan
perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan
dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah
dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan
pada tanah gambut dengan kedalaman kurang dari 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat
fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, solum, kedalaman air tanah, aerasi dan
drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya
rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan
aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - 8,0 tetapi tidak sesuai pada
pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya
antara lain :
1. Solum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
2. Aerase dan drainase cukup
3. Tekstur tanah remah, porous dan dapat menahan air
4. Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
5. Tanah bergambut tidak lebih dari 2 m
6. Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
7. Reaksi tanah dengan pH 4,5-pH 6,5
8. Kemiringan tanah