Rancangan Aktualisasi Tri Wita Sari

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran penting dalam menunjang
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan. Aparatur Sipil Negara dituntut untuk
menjalankan 3 fungsi sekaligus, yaitu sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan
serta perekat dan pemersatu bangsa. Seiring dengan berjalan waktu, kinerja ASN
dinilai belum mampu memenuhi ekspektasi masyarakat. Kondisi demikian, apabila
dibiarkan dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan hilangnya
kepercayaan masyarakat terhadap ASN. Fenomena ini mendorong perlu adanya
upaya perbaikan untuk meningkatkan kompetensi ASN dalam menjalankan tugasnya.
Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut harus dimulai sedini mungkin. Hal ini
penting sebagai langkah antisipasi agar ASN memiliki perisai dalam menangkal
pengaruh lingkungan kerja yang buruk dan telah membudaya.
Langkah awal untuk membekali ASN sebelum terjun penuh menjalankan
tugas dalam jabatannya adalah melalui pembelajaran pada Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Dasar. UU ASN No 5 Tahun 2014 serta Peraturan Pemerintah No 11 Tahun
2017 tentang “Manajemen Pegawai Negeri Sipil” dijelaskan bahwa Aparatur Sipil
Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. Pegawai Aparatur
Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan

pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis
Diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi
profesional adalah Diklat Pelatihan Dasar. Diklat ini dilaksanakan dalam rangka

1

membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS. Kompetensi inilah yang kemudian berperan
dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan
bertindak professional dalam melayani masyarakat. Untuk membentuk PNS
profesional, dibutuhkan pembaharuan atas pola penyelenggaraan diklat yang ada saat
ini dan yang didukung oleh semua pihak.
Pada diklat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Gol.II di Lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ini diharapkan para Calon Pegawai
Negeri Sipil dapat menerapkan atau mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA
yaitu :
1. Akuntabilitas : mencakup kepentingan, transparansi, integritas, tanggung

jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan konsistensi
2. Nasionalisme : sesuai dengan butir – butir pancasila dan undang – undang
dasar 1945, ASN sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan public serta
sebagai perekat dan pemersatu bangsa, mencakup tenggang rasa, mencakup
tenggang rasa membangun rasa persaudaraan, solidaritas, menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Etika publik : sopan santun, tata krama, melayani dengan sepenuh hati,
senyum dan menjaga kerahasiaan data
4. Komitmen mutu : mencakup efektifitas, efisiensi, inovatif dan kreatif
5. Anti korupsi : mencakup jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab,
kerja keras, sederhana, berani dan adil.
Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan PNS
profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa, bebas
dari intervensi politik dan bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
Pola baru yang diterapkan pada sistem pembelajaran pendidikan pelatihan
dasar ini menuntut setiap peserta untuk mengaktualisasikan nilai – nilai dasar
ANEKA dalam melaksanakan kegiatan dan tugas. Setiap peserta harus menemukan
dan mengungkapkan makna dibalik penerapan nilai - nilai dasar tersebut pada setiap


2

pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang untuk proses Habituasi di unit pelaksana
teknis masing - masing. Maka dari itu rancangan aktualisasi ini perlu di buat.
1.2

VISI, MISI DAN TUPOKSI

1.2.1

Profil Lapas Perempuan Klas II A Medan

Gambar 1.1 Lapas Perempuan Klas IIA Medan
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Medan merupakan tempat untuk
menampung tahanan perempuan untuk dididik dan dibina berdasarkan nilai – nilai
yang terkandung di dalam Pancasila, Kebijakan Pemasyarakatan dan berbagai
kebijakan Dirjen Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM serta Undang –
Undang No 12 tahun 1995. Dengan berpegang teguh pada hukum, nilai dan norma
dalam masyarakat maka Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIa Medan
berpindah dari Lembaga Pemasyarakatn Klas I Medan ke gedung yang baru pada

tahun 1985. Hal ini juga dilakukan agar pembinanaan terhadap Warga Binaan
Pemasyarakatan perempuan yang lebih khusus dan terarah.
Lembaga Pemasyarakatn Perempuan Klas IIA Medan didirikan pada tahun
1983 sampai 1985, berdasarkan Keputusan Mentri Kehakiman RI Nomor M.03PR.07.03 tanggal 26 februaru 1986. Lokasi lembaga Pemasyarakatan perempuan ini
berada di bawah naungan Kantor Wilayah I Sumatera Utara Kementrian Hukum dan

3

HAM, yang beralamat di Jalan Lembaga pemasyarakatan tanjung Gusta, Kodya
Medan, mempunyai batasan wilayah sebagai berikut :
Sebelah Timur

: Berbatasan dengan tanah kosong

Sebelah Barat

: Berbatasan dengan rumah dinas

Sebelah Selatan


:Berbatasan dengan Lembaga Pembinaan Khusus
Anak (LPKA) Klas I Medan

Sebelah Utara

: Berbatasan dengan rumah penduduk

Sejak 2 Juli 1986 semua narapidana dan tahanan perempuan yang ada di
Lembaga pemasyarakatan Klas I Medan dipindahkan ke gedung baru, dengan luas
keseluruhan bangunan + 6.435 m2, luas bangunan + 5.250 m2, luas lantai I kurang
lebih 500 m2 dan luas lantai II kurang lebih 250 m2. Bangunan utama untuk
perkantoran yang terdiri atas ruangan depan yang bertingkat dimana bagian atas
digunakan sebagai ruangan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA
Medan, Subbagian Tata Usaha, Urusan Umum, Urusan Kepegawaian dan Keuangan.
Sedangkan bagian bawah dimanfaatkan sebagai ruang penggeledahan, ruang Pos
Pengamanan Pintu Utama (P2U) dan ruang Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga
Pemasyarakatan dan Toilet.
Bangunan Kedua digunakan untuk ruang bertamu/ kunjungan, ruangan Kepala
Pengamanan Regu (Karupam), ruangan Kasi. Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) dan
ruang pembinaan (Binadik). Bangunan ketiga yang merupakan bagian utama

mengelilingi lahan terdiri dari ruang serbaguna, gereja, vihara, mushola, dapur,
ruangan untuk Bimbingan Kerja ( Menjahit dan salon), galeri pemasyarakatan, kantin,
poliklinik dan ruang rawat pasien WBP serta kamar- kamar hunian narapidana.
Ruang tempat tinggal warga binaan pemasyarakatan terdiri dari 5 blok yang
masing – masing terdiri dari kamar :
1. Blok A terdiri dari 7 kamar
2. Blok B terdiri dari 12 kamar
3. Blok C terdiri dari 6 kamar
4. Blok D terdiri dari 7 kamar
5. Blok E terdiri dari 1 kamar

4

Pada tanggal 24 Agustus 2017, Kanwil Sumut Kemenkumham menambah
Unit Pelayanan Terpadu (UPT) dengan meresmikan Rumah Tahanan Negara (Rutan)
Perempuan Klas IIa Medan sehingga warga binaan yang masih berstatus tahanan di
pindahkan ke Rutan Perempuan Klas IIa Medan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
over kapasitas dan meningkatkan perawatan dan pelayanan tahanan.
Jumlah narapidana yang dibina di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas
IIa Medan per 15 Agustus 2018 yaitu 448 orang ditambah 2 orang bayi yang tinggal

karena mengikut orangtua nya yang merupakan narapidana, sedangkan daya tampung
sebanyak 150 orang.
1.2.2

Visi Organisasi

1.2.2.1 Visi Kementerian Hukum dan HAM
Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum
1.2.2.2 Visi Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Medan
Visi dari Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA medan adalah
Tercapainya Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Yang Berkeadilan
Hukum
1.2.3

Misi Organisasi

1.2.3.1 Misi Kementerian Hukum dan HAM
1. Mewujudkan Peraturan Perundang-Undangan yang Berkualitas
2. Mewujudkan Pelayanan Hukum yang Berkualitas
3. Mewujudkan Penegakan Hukum yang Berkualitas

4. Mewujudkan Penghormatan, Pemenuhan, dan Perlindungan HAM
5. Mewujudkan Layanan Manajemen Administrasi Kementerian Hukum dan
HAM
6. Mewujudkan Aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang Profesional dan
Berintegritas

5

1.2.3.2 Misi Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Medan
Misi dari Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Medan adalah :
a. Mewujudkan Lapas Perempuan Klas IIA Medan Yang Bernilai Kami
PASTI
b. Meningkatkan Kerjasama Dengan Pihak Ketiga Dalam Rangka
Pembinaan Kepribadian Dan Kemandirian
c. Optimalisasi Program Pembinaan Luar Lapas
d. Mewujudkan Pelayanan Prima Terhadap WBP Dan Keluarga WBP
1.2.4

Tugas Pokok dan Fungsi
1.


Melaksanakan Apel dan Mengawasi Warga Binaan di Setiap Blok/Kamar
Hunian

2.

Menjaga dan Mengawasi Keamanan, Ketertiban dan Kebersihan Blok,
Lingkungan dan Kamar Hunian.

3.

Mengawasi Pembagian Makan dan Minum Warga Binaan.

4.

Menjaga Agar Tidak ada Orang Yang Mendekati Tembok
Keliling/Brangang

5.


Bertugas di Pos Jaga Sesuai Perintah Kepala Regu Pengamanan.

6.

Melaporkan situasi keamanan pada atasan.

7.

Memeriksa setiap petugas atau tamu yang keluar atau masuk lapas.

8.

Membantu melaksanakan apel timbang terima petugas pengamanan.

9.

Wajib Membunyikan Lonceng Pos Atau Blok Sebagai Jawaban Lonceng
Komando dari Post Utama

10. Melakukan Kontrol ke Blok/Kamar Hunian Secara Rutin dan

Melaporkan Hasilnya ke Ka.Rupam

6

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Lapas Perempuan Klas IIA Medan

7

KA.
KA. LAPAS
LAPAS
SURTA
DUMA
SIHOMBING,
SURTA DUMA SIHOMBING, Bc.IP,
Bc.IP, S.H,
S.H, M.Si
M.Si
KA.KPLP
KA.KPLP
EMA
PANSI
EMA PANSI TARIGAN,
TARIGAN,
A.Md.IP,
A.Md.IP, S.H
S.H

KA.
SUB. BAG.
BAG.
KA. SUB.
TATA USAHA

PETUGAS
PETUGAS
PENGAMANAN
PENGAMANAN

KASI.
BINADIK
KASI. BINADIK
MARLIA
REZEKI
SANTOSO,A.Md.IP,
MARLIA REZEKI SANTOSO,A.Md.IP,
S.H
S.H

KASUBSI.
KASUBSI. REGISTRASI
REGISTRASI
ROMAULINA
PASARIBU,
ROMAULINA PASARIBU, S.H,
S.H,
M.Hum
M.Hum

KAUR. UMUM
HADAWIYAH,
S.H
HADAWIYAH, S.H

KAUR. KEPEGAWAIAN &
KEUANGAN
KEUANGAN
ROSMADIA,
ROSMADIA, S.H,
S.H, M.Si
M.Si

KASUBSI.
KASUBSI.
BIMKEMASWAT
BIMKEMASWAT
NURMASITI
NURMASITI
HARAHAP,
HARAHAP, S.H
S.H

KASI.
KEGIATAN KERJA
KASI. KEGIATAN
KERJA
PERISTIWA
Br
SEMBIRING,
PERISTIWA Br SEMBIRING, S.H,
S.H,
M.H
KASUBSI.
BIMKER &
&
KASUBSI. BIMKER
LOHAKER
LOHAKER
TETTI
TETTI DERWATI
DERWATI
SIREGAR,S.H
SIREGAR,S.H

8

KASUBSI.
KASUBSI. SARANA
SARANA
KERJA
KERJA
RINI
RINI
TOGATOROP,S.H
TOGATOROP,S.H

KASI.
ADM KAMTIB
KASI. ADM
KAMTIB
ROSELINA
Br
PURBA,
ROSELINA Br PURBA, S.H,
S.H,
M.SI
M.SI

KASUBSI.
KASUBSI.
KEAMANAN
KEAMANAN
SARI BUNGA, S.H

KASUBSI.
KASUBSI. PELAPORAN
PELAPORAN
&
TATIB
& TATIB
REHMINA
TARIGAN,S.H,M.Si
TARIGAN,S.H,M.Si

1.3

Permasalahan Organisasi
Seperti kita ketahui , lapas merupakan tempat pembinaan para warga

binaan .Para warga mendapat binaan agar setelah keluar dari lapas menjadi manusia
yang lebih baik. Dan dewasa ini berbagai tantangan banyak terdapat di
lapas .Tantangan yang bisa menghalangi proses pembinaan sebagai wbp dan
pembinaan ASN . Seperti contoh masih maraknya peredaran handphone di lapas dan
masih banyaknya praktek KKN seperti contoh lapas Sukamiskin yang baru baru ini
terjadi .Inilah yang menjadi tantangan kita sebagai ASN untuk menyelesaikan
masalah dan menjadikan lapas menjadi tempat yang lebih baik

9

BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
2.1

Identifikasi Isu
Sebagai petugas Penjaga Tahanan di Lapas Perempuan Klas II A Medan,Saya

menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana yang tertulis di Sasaran Kerja Pegawai
(SKP) dan menjalankan apa yang diperintah oleh atasan, dari pengalaman saat saya
bertugas saya menemukan beberapa masalah yang terjadi di Lapas Perempuan Klas
IIA Medan.
Dalam laporan ini, ada beberapa isu yang diangkat dalam rancangan
aktualisasi untuk habituasi di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas II A Medan,
yaitu sebagai berikut:
1. Kurang optimal Tata Tertib di lingkungan Blok Warga Binaan
Peraturan yang telah dibuat tentang Pemasyarakatan yaitu UU No. 12 Tahun
1995 telah diterapkan di seluruh Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia.
Walaupun begitu, didalam blok merupakan manusia yang harus dimanusiakan
dan belum tentu semua mau mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Maka
dari pada itu perlu upaya peningkatan pengawasan dalam menjalankan tata
tertib di dalam blok hunian warga binaan
2. Kurangnya kebersihan di lingkungan Blok Warga Binaan
Kebersihan merupakan sebagian dari iman merupakan slogan yang sering
diucapkan dan disosialisasikan di semua tempat. Begitu juga dengan di Lapas
terkhusus di dalam blok hunian. Lingkungan blok hunian yang bersih dan rapi
dapat membuat warga binaan menjadi lebih nyaman dan mengurangi stres
dalam menjalani hukuman mereka.
3. Keadaan Pos Atas yang kurang bersih
Pos atas merupakan salah satu bentuk pengamanan yang ada di setiap lapas.
Salah satu hal yang membuat kinerja petugas maksimal dalam pengamanan
pos atas adalah kebersihan. Maka kebersihan pos atas harus tetap terjaga agar
pengamanan berjalan dengan maksimal.

10

2.2

Analisis Isu dan Dampaknya
Dalam hal penyusunan gagasan pemecahan isu perlu adanya penetapan isu

yang akan diangkat dan dianggap paling penting untuk diselesaikan. Alat bantu
penetapan kriteria isu yang digunakan untuk menganalisis isu yaitu dengan metode
APKL aktual, problematik, kekhalayakan dan kelayakan.
1. Aktual, maksudnya isu itu benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
2. Problematik, maksudnya isu itu memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya
3. Kekhalayakan, maksudnya isu itu yang menyangkut hidup orang banyak
4. Kelayakan, maksudnya isu itu masuk diakal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Berikut adalah tabel APKL:
No
1

Isu
Kurang

Optimal

Tata

A
Tertib

P

K

L

di √







2

Kurangnya kebersihan di lingkungan √







3

Blok Warga Binaan
Keadaan pos atas yang kurang bersih







lingkungan Blok Warga Binaan



Tabel 2.1 APKL
2.3

Penetapan Isu
Salah satu metode untuk menentukan prioritas isu / masalah adalah dengan

menggunakan Metode USG(Urgency, Seriousness, dan Growth). Metode ini
merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah berdasarkan skala prioritas
menggunakan skala nilai 1-5 , sehingga dapat diketahui urutan kepentingan
isu/masalah dengan menggunakan 3 (tiga) komponen/variabel pembanding yaitu
(kotler dkk, 2001) :

11

1.

Urgency = seberapa mendesak isu tersebu harus dibahas dikaitkan dengan
waktu. Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin
tinggi urgensi masalah tersebut.

2.

Seriousness = seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat/dampak

jika isu tersebut tidak segera diselesaikan. Semakin besar

dampak isu tersebut maka tingkat keseriusan akan semakin tinggi.
3.

Growth = seberapa besar isu tersebut berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan isu akan semakin memburuk jika dibiarkan. Suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius dibandingkan dengan
masalah yang berdiri sendiri.

Dengan menggunakan skala nilai pada tabel diatas maka penetapan isu yang aktual
menjadi prioritas.
U= Urgency(Kegawatan)
S=Seriousness(Mendesaknya)
G=Growth(Pertumbuhan)
Analisa terhadap isu yang sudah ada berdasarkan analisa kriteria isu dapat dilihat
pada table berikut ini:
Tabel 2.2 Tabel USG
No
1

Kriteria

ISU
Kurang Optimal Tata Tertib di
lingkungan Blok Warga Binaan
Kurangnya

2

kebersihan

lingkungan Blok Warga Binaan

Total

Prioritas

4

14

I

4

13

II

U

S

G

5

5

5

4

di

12

No

3

Kriteria

ISU
Keadaan pos atas yang kurang
bersih

U

S

G

2

3

3

Total

Prioritas

8

III

Nilai dari ketiga variabel tersebut akan dijumlahkan , isu yang mempunyai jumlah
nilai terbesar merupakan prioritas utama yang hasus diselesaikan. Berikut tabel skala
nilai matriks USG .
Tabel 2.3 Tabel Skala Nilai
Nilai
Keterangan
5
Sangat Urgent/Serius/Mendesak
4
Urgent/Serius/Mendesak
3
Sedang Urgent/Serius/Mendesak
2
Rendah Urgent/Serius/Mendesak
1
Sangat Rendah Urgent/Serius/Mendesak
Sumber :Likert Scale:www.sumbarprov.go.id.
Tabel 2.4 Dampak dari Isu
No

1

Permasalahan

Dampak
Tata Tertib yang kurang di dalam Blok

Kurang Optimal Tata Tertib di

Hunian berdampak tidak berjalan aturan

lingkungan Blok Warga Binaan

dan akan cukup membuat kegaduhan di
dalam blok
Lingkungan blok hunian yang masih

Kurangnya kebersihan di
2

lingkungan Blok Warga Binaan

kurang

bersih

akan

penyakit dan membuat warga hunian
menjadi tidak nyaman dan membuat
warga hunian menjadi stres.

2.4

menimbulkan

Penetapan Kegiatan/Gagasan kreatif

13

Berdasarkan penetapan isu tersebut, maka didapatkan beberapa gagasan
kegiatan untuk memecahkan isu-isu yang telah diangkat. Kegiatannya adalah sebagai
berikut:
NO.

ISU

1. Kurang Optimal
Tata Tertib di
lingkungan Blok
Warga Binaan

Tabel 2.5 Tabel Gagasan Kegiatan
GAGASAN KEGIATAN
1. Memberikan pengarahan kepada warga binaan
tentang peraturan tata tertib di dalam Lingkungan
Blok Hunian
2. Membuat informasi tentang peraturan tata tertib di
setiap kamar berupa pengumuman kertas di setiap
kamar blok hunian
3. Melakukan pengawasan kepada warga binaan di
setiap lingkungan blok hunian
4. Membuat dan melaporkan warga binaan berupa
laporan terhadap pelanggaran peraturan tata tertib di
dalam lingkungan blok hunian

2 Kurangnya
. kebersihan di
lingkungan Blok
Warga Binaan

1. Membantu KPLP melakukan pengarahan kepada
para hunian warga binaan tentang kebersihan di
lingkungan blok warga binaan
2. Melakukan

pengusulan

kepada

KPLP

untuk

penambahan peralatan kebersihan seperti pembagian
Tong Sampah Organik dan Non Organik di
lingkungan blok hunian
3. Membantu KPLP untuk membuat jadwal kebersihan
di lingkungan blok hunian warga binaan
4. Membuat dan melaporkan terhadap warga binaan
yang

masih

membuang

sampah

membiarkan lingkungan blok kurang bersih.
BAB III

14

dan/atau

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1

Nilai Dasar ASN
Dalam membuat rancangan aktualisasi ini, saya menerapkan nilai dasar ASN

yang terdiri dari ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Anti Korupsi). Berikut ini uraian tentang nilai dasar ASN yaitu :
3.1.1

Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi

untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai – nilai publik.Nilai – nilai publik
tersebut antara lain:
1.

Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan sektor, kelompok dan pribadi

2.

Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis

3.

Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik

4.

Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban atau pertanggung

jawaban yangharus dicapai dan harus ada bentuk laporannya, yang di
dalamnya terkandung nilai: Tanggung jawab, Kepercayaan, Profesional,
Integritas, Kepemimpinan, Transparansi, Keadilan, Keseimbangan,
Kejelasan, Konsisten, Mendahulukan Kepentingan publik Kepercayaan
3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Nasionalisme

adalah

pondasi

bagi

Aparatur

Sipil

Negara

untuk

mengaktualisasikan diri dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan
orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara, dan tidak lagi

15

memikirkan kepentingan pribadi dan golongan atau sering juga diartikan
sebagai paham kebangsaan, sebagai pelayan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa yang didalamnya terkandung nilai :Gotong royong, persamaan etnis,
cinta tanah air, patriotisme, musyawarah/mufakat, keadilan, rela berkorban,
tidak diskriminatif, kerjasama, tenggang rasa, kerja keras
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai – nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
1.

Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok

2.

Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara

3.

Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri

4.

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa

5.

Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia

6.

Mengembangkan sikap tenggang rasa

3.1.3 Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan
baik buruk, benar salah, tindakan, keputusan, perilaku untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik,
taat peraturan, menjalankan semua kode etik sebagai ASN.Ada tiga fokus
utama dalam pelayanan publik, yakni:
1.

Pelayanan yang berkualitas dan relevan

2.

Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi

3.

Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.

Adapun nilai dasar etika publik adalah :
a.

Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila

16

b.

Setia dan mempertahankan UUD 1945

c.

Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

d.

Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

e.

Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif

f.

Memelihara dan menjunjung tinggi standard etika luhur

g.

Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

h.

Memiliki kemampuan dalam melaksanakan program pemerintah

i.

Memberikan layanan publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
cermat, akurat, berdayaguna, berhasil guna dan santun.

j.

Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

k.

Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama

l.

Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

m.

Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

n.

Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

3.1.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Komitmen mutu mengedepankan komitmen
terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh hati untuk
menjaga dan memelihara serta melakukan

inovasi secara efektif dan

efisien.Nilai – nilai yang terkandung dalam komitmen mutu adalah: efektif,
efisien, kreatif, inovatif dan mutu.
a.

Komitmen bagi kepuasan masyarakat (berorientasi mutu)

b.

Pemberian layanan yang cepat, tepat dan senyum

c.

Pemberian layanan menyentuh hati

d.

Pemberian layanan yang dapat memberikan perlindungan kepada
publik

e.

Upaya perbaikan secara berkelanjutan

f.

Kreatif dan inovatif

17

g.

Efektifitas dan efisiensi

3.1.5 Anti Korupsi
Anti korupsi adalah sikap dan tindakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma – norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara dan
masyarakat. Terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yaitu: kerugian
keuangan negara, suap menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan
dalam

jabatan,

benturan

kepentingan

dalam

pengadaan

dan

gratifikasi.Selanjutnya, korupsi dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:
a.

Korupsi Transaktif. Merupakan korupsi yang menunjukkan adanya
kesepakatan timbal balik antara pemberi dan penerima, demi
keuntungan bersama. Kedua pihak sama – sama aktif menjalankan
perbuatan tersebut

b.

Korupsi Ekstroaktif. Merupakan korupsi yang menyertakan bentuk
– bentuk koeral (tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa
untuk menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam diri,
kepentingan, orang-orangnya, atau hal yang dihargai

c.

Korupsi Investif. Merupakan korupsi yang melibatkan suatu
penawaran barang atau jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan
keuntungan bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh
di masa yang akan datang

d.

Korupsi

Nepotistik.

Merupakan

korupsi

berupa

pemberian

perlakuan khusus kepada teman atau yang mempunyai kedekatan
hubungan dalam rangka menduduki jabatan
e.

Korupsi Autogenik. Merupakan korupsi yang dilakukan individu
karena mempunyai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan
dari pengetahuan dan pemahamannya atas sesuatu yang diketahui
sendiri

18

f.

Korupsi Suportif. Merupakan korupsi yang mengacu kepada
penciptaan

suasana yang kondusif untuk melindungi

atau

mempertahankan keberadaan tindak pidana korupsi yang lain
g.

Korupsi Defensif. Merupakan korupsi yang terpaksa dilakukan
dalam rangka mempertahankan diri dari pemerasan.

Kemudian, adapun nilai – nilai dasar anti korupsi adalah: Jujur, peduli,
mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil.
3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
3.2.1 Manajemen ASN
a.

Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan

Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan
jenisnya, Pegawai ASN terdiri dari atas:

b.

1)

Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan

2)

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Peran ASN
Peran dari Pegawai ASN adalah sebagai perencana, pelaksana, dan

pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu, ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut.

19

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN
senantiasai

menjunjung

tinggi

martabat

ASN

serta

senantiasa

mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri.
c.

Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh

hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi
maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau
layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan
ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Berdasarkan pasal
70 UU ASN disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92
UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:
1)

Jaminan kesehatan;

2)

Jaminan kecelakaan kerja;

3)

Jaminan kematian; dan

4)

Bantuan hukum.

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang
bersifat kontraktual. Dengan kata lain, kewajiban adalah sesuatu yang
sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam
UU ASN adalah:
1)

Setia dan taat pada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;

2)

Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

20

3)

Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;

4)

Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

5)

Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;

6)

Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di
dalam maupun di luar kedinasan;

7)

Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan

8)

Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

d.

Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku yang di atur dalam UU No. 5 Tahun

2014 tentang Aparatur Sipil Negara menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik dan kode
perilaku ini sangat penting dalam birokrasi dalam menyelenggarakan
pemerintah. Fungsi tersebut, antara lain:
1)

Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/ aparatur sipil
negara dalam menjalankan tugas dan kewenangan agar
tindakannya dinilai baik.

2)

Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan
birokrasi publik/ aparatur sipil negara dalam menjalankan
tugas dan kewenangannya.

3.2.2

Whole of Government

Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari

21

keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan.
Pada dasarnya pendekatan WoG mencoba menjawab pertanyaan klasik
mengenai koordinasi yang sulit terjadi di antara sektor atau kelembagaan
sebagai akibat dari adanya fragmentasi sektor maupun eskalasi regulasi di
tingkat sektor, sehingga WoG sering kali dipandang sebagai perspektif baru
dalam menerapkan dan memahami koordinasi antar sektor.Pendekatan WoG
dapat beroperasi dalam tataran kelembagaan nasional maupun daerah. Penataan
kelembagaan menjadi sebuah keharusan ketika pendekatan ini diperkenalkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Whole of Government (WoG) adalah:
1)

Faktor Eksternal
Seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,

program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik Selain itu, perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah
sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
2)

Faktor Internal
Adanya fenomena ketimpangan kapastitas sektoral sebagai akibat

dari adanya nuansa kompetensi antar sektor dalam pembangunan. Satu
sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masingmasing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru
kontraproduktif

atau

‘saling

membunuh’.

Masing-masing

sektor

menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya.
3)

Keberagaman
Keberagaman latar belakang, nilai, budaya, adat istiadat, serta

bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi

22

bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk
mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan
menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame
NKRI
Dalam hal ini WoG menjadi penting, karena diperlukan sebuah
upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna
mencapai tujuan bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi
sektor harus dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaan yang
lebih mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan
kesatuan.
3.2.3 Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam
pemenuhan

kebutuhan

masyarakat.

(Lembaga

Administrasi

Negara:

1998).Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:
1)

Partisipatif

2)

Transparan

3)

Responsif

4)

Tidak Diskriminatif

5)

Mudah dan Murah

6)

Efektif dan efisien

7)

Aksesibel

8)

Akuntabel

9)

Berkeadilan

Prinsip-prinsip pelayan prima antara lain:
1)

Responsif terhadap pelanggan/ memahami pelanggan.

2)

Membangun visi dan misi pelayanan.

23

3)

Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan,
sebagai dasar pemberian pelayanan.

4)

Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, serta pemahaman tugas dan
fungsi organisasi.

5)

Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melaksanakan
tugas pelayanannya dengan baik.

Sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7 P sebagai berikut:
1)

Pasionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias)

2)

Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju)

3)

Proaktive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)

4)

Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)

5)

Patience (Penuh rasa kesabaran)

6)

Proporsional (Tidak mengada-ada)

7)

Punctional (Tepat waktu)

24

3.3

Rancangan Aktualisasi Pemecahan Isu

3.3.1

Rancangan Aktualisasi Pemecahan Isu Pertama

Unit Kerja
Isu yang diangkat
Gagasasan Pemecahan Isu

: Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas II A Medan
: Kurang Optimal Tata Tertib di lingkungan Blok Warga Binaan
: 1. Memberikan pengarahan kepada warga binaan tentang peraturan tata tertib di dalam lingkungan blok
hunian
2. Membuat informasi tentang peraturan tata tertib di setiap blok kamar hunian berupa kertas pengumuman
3. Melakukan pengawasan kepada warga binaan di setiap lingkungan blok hunian
4. Membuat dan melaporkan warga binaan berupa laporan terhadap pelanggaran peraturan tata tertib di dalam
lingkungan blok hunian
Tabel. 3.1 Rancangan Aktualisasi Pemecahan Isu Pertama

No
1

Kegiatan

Tahapan Kegiatan

Memberikan
1. Meminta izin kepada
pengarahan kepada
Ka.KPLP
untuk
warga
binaan
memberikan arahan
tentang
peraturan
2. Menyiapkan materi
tata tertib di dalam
untuk pengarahan
lingkungan
blok
3. Mengumpulkan wakil
hunian
warga binaan tiaptiap
kamar
blok
hunian
4. Memberikan
pengarahan tentang
tata tertib di dalam

Keterkaitan Subtansi
Mata Pelajaran

Output/Hasil

Warga
Binaan Saya akan meminta izin
mengetahui
tata kepada atasan dengan
tertib di dalam sopan dan ramah untuk
Lapas
memberikan
arahan
tentang tata tertib di
dalam lapas
kepada
WBP,
dalam
menyiapkan materi saya
akan membuat nya secara
transparan dan mudah
dicerna
oleh
WBP,
kemudian
saya
25

Kontribusi
Terhadap Visi –
Misi Organisasi
Kegiatan ini terkait
dengan misi
organisasi yaitu :
“Mewujudkan
Pelayanan Prima
Terhadap
WBP
Dan
Keluarga
WBP”

Penguatan
Nilai
Organisasi
Nilai
organisasi
yang diperkuat
:
Responsibilita
s,
Transparansi,
dan
profesional

blok hunian secara
jelas, akurat dan
menggunakan bahasa
yang mudah dicerna
oleh WBP.
5.Membuat
dokumentasi kegiatan

2

Membuat informasi
tentang peraturan tata
tertib di setiap blok
kamar hunian berupa
kertas pengumuman

1. Meminta
izin
kepada
Ka.KPLP
untuk
membuat
informasi
tentang
peraturan tata tertib
di setiap blok kamar
hunian
2. Membuat
kertas
pengumuman
3. Menempelkan
di
setiap blok kamar
hunian
4. Membuat
dokumentasi

mengumpulkan tiap-tiap
wakil wbp kamar blok
hunian dan memberikan
arahan serta membuat
dokumentasi
sebagai
tanda bukti saya telah
melakukan pengarahan
dan
bukti
dari
pertanggungjawaban
saya.
Kegiatan ini terkait
mata pelatihan :
- Pelayanan Publik
Warga
binaan
mengetahui
tata
tertib
secara
langsung di setiap
blok kamar hunian

Saya akan meminta izin
kepada
atasan
saya
sebagai wujud hormat
saya, kemudian saya
membuat
tata
tertib
peraturan di setiap blok
kamar hunian secara
efektif dan efisien serta
membuat dokumentasi
untuk
pertanggungjawaban
saya terhadap kegiatan
yang saya lakukan.
Kegiatan ini terkait

26

Kegiatan ini terkait
dengan misi
organisasi yaitu :
“Mewujudkan
Pelayanan Prima
Terhadap
WBP
Dan
Keluarga
WBP”

Nilai
organisasi
yang diperkuat
:
Responsibilita
s,
Efektif,Efisien
,Transparan,
dan
profesional

5.
3

Melakukan
1.
pengawasan kepada
warga binaan di
setiap
lingkungan
blok hunian
2.

3.

4.

5.

4.

Membuat

kegiatan
Membuat evaluasi
dan laporan kegiatan
Meminta
izin
kepada
Ka.KPLP
untuk
melakukan
pengawasan kepada
warga binaan
Mengawasi warga
binaan
mengenai
peraturan tata tertib
dilingkungan blok
hunian
Mengingatkan
warga binaan yang
melanggar peraturan
tata
tertib
di
lingkungan
blok
hunian
Membuat
dokumentasi
kegiatan
Membuat evaluasi
laporan kegiatan

dan 1. Meminta

izin

Warga
binaan
patuh
terhadap
peraturan tata tertib
di lingkungan blok
hunian

Laporan

mata pelatihan :
- Pelayanan Publik
- Manajemen ASN
Dalam melakukan
kegiatan ini saya akan
meminta izin kepada
atasan sebagai wujud
saya untuk selalu
berkomunikasi dengan
atasan kemudian saya
mengawasi warga binaan
untuk patuh terhadap tata
tertib di dalam lapas,
saya juga memberi
peringatan kepada para
wbp yang melanggar
tanpa membeda-bedakan
warga binaan dan
membuat dokumentasi
sebagai wujud
pertanggungjawaban
terhadap tupoksi jabatan
saya.

Kegiatan ini terkait
dengan misi
organisasi yaitu :
“Mewujudkan
Pelayanan Prima
Terhadap WBP
Dan Keluarga
WBP”

Kegiatan ini terkait
mata pelatihan :
- Pelayanan Publik
- Manajemen ASN
Dalam melakukan
Kegiatan ini terkait
27

Menguatkan
nilai-nilai
organisasi
yaitu :
Responsibilita
s,Keadilan
dan
Transparan

Menguatkan

melaporkan warga
kepada
Ka.KPLP
binaan
berupa
untuk melaporkan
laporan
terhadap
warga binaan yang
pelanggaran
melanggar peraturan
peraturan tata tertib
buku
di dalam lingkungan 2. Membuat
laporan
dengan
blok hunian
format
pelanggar
tata tertib.
3. Setelah melakukan
pengawasan dan jika
saya
menemukan
pelanggaran maka
saya akan mencatat
nama wbp tersebut.
4. Membuat
dokumentasi
kegiatan
5. Membuat evaluasi
laporan kegiatan

pelanggaran
tata
tertib warga hunian
di lingkungan blok
hunian

kegiatan ini saya akan
meminta izin kepada
atasan sebagai wujud
saya untuk selalu
berkomunikasi dengan
atasan kemudian saya
membuat buku laporan
secara efektif dan efisien,
saya juga mencatat wbp
yang melanggar tanpa
membeda-bedakan dan
adil warga binaan dan
membuat dokumentasi
sebagai wujud
pertanggungjawaban
terhadap tupoksi jabatan
saya.

dengan misi
organisasi yaitu :
“Mewujudkan
Pelayanan Prima
Terhadap WBP
Dan Keluarga
WBP”

nilai-nilai
organisasi
yaitu:
Responsibilas,
profesional,
Keadilan dan
Transparan

Kegiatan ini terkait
mata pelatihan :
- Pelayanan Publik
- Manajemen ASN

3.3.1 Rancangan Aktualisasi Pemecahan Isu Kedua
Unit Kerja
: Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas IIA Medan
Isu yang diangkat
: Kurangnya kebersihan di lingkungan Blok Warga Binaan
Gagasasan Pemecahan Isu
: 1. Membantu KPLP Melakukan pengarahan kepada warga binaan tentang kebersihan di lingkungan
28

blok warga binaan
2. Melakukan pengusulan kepada KPLP untuk penambahan peralatan kebersihan seperti pembagian Tong
Sampah Organik dan Non Organik di lingkungan blok hunian
3. Membantu KPLP untuk membuat jadwal kebersihan di lingkungan blok hunian warga binaan
4. Membuat dan melaporkan terhadap warga binaan yang masih membuang sampah dan/atau membiarkan
lingkungan blok kurang bersih
Tabel. 3.1 Rancangan Aktualisasi Pemecahan Isu Kedua
No
1

Kegiatan
Membantu
KPLP
Melakukan pengarahan
kepada warga binaan
tentang kebersihan di
lingkungan blok hunian

Tahapan Kegiatan
1. Meminta izin
kepada Ka.KPLP
2. Menyiapkan
Materi untuk
pengarahan
3. Meminta
perwakilan setiap
wbp perkamar
hunian untuk
diberikan arahan
berupa hal – hal
penting yang
harus dilakukan
4. Melakukan
pengawasan
terhadap wbp
5. Membuat
dikumentasi

Output/Hasil

Keterkaitan Subtansi
Mata Pelajaran

WBP paham tentang Saya akan meminta izin
pentingnya
menjaga kepada atasan untuk
kebersihan
di memberikan
arahan
lingkungan blok hunian
tentang
pentingnya
menjaga kebersihan di
dalam
lapas
kepada
WBP,
dalam
menyiapkan materi saya
akan membuat nya secara
transparan dan mudah
dicerna
oleh
WBP,
kemudian
saya
mengumpulkan tiap-tiap
wakil wbp kamar blok
hunian dan memberikan
arahan serta membuat
dokumentasi
sebagai
tanda bukti saya telah
29

Kontribusi
Terhadap Visi –
Misi Organisasi
Kegiatan ini terkait
dengan misi
organisasi yaitu :
“Mewujudkan
Pelayanan Prima
Terhadap WBP
Dan Keluarga
WBP”

Penguatan Nilai
Organisasi
Nilai organisasi yang
diperkuat
yaitu:Responsibilita
s,transparan, dan
akuntabel

2.

Melakukan pengusulan
kepada KPLP untuk
penambahan
peralatan
kebersihan
seperti
pembagian
Tong
Sampah Organik dan
Non
Organik
di
lingkungan blok hunian

1. Meminta
izin
kepada Ka.KPLP
untuk
penambahan
peralatan
2. Menyiapkan cat
untuk membuat
tong
sampah
organik dan non
organik
3. Menginstruksikan
Tamping untuk
membuat
tong
sampah tersebut
4. Membuat
dokumentasi
kegiatan
5. Membuat
evaluasi laporan
kegiatan

melakukan pengarahan
dan
bukti
dari
pertanggungjawaban
saya.
Kegiatan ini terkait
mata pelatihan :
- Pelayanan Publik
Tersedia tong sampah Saya akan meminta izin
organik dan nonorganik kepada atasan dengan
di lapas
sopan untuk menambah
tong sampah, kemudian
saya akan menyiapkan
perlengkapan
lainnya
berupa cat, lalu saya
menginstruksikan
Tamping untuk membuat
tong sampah organik dan
nonorganik
serta
membuat
dokumentasi
sebagai tanda bukti saya
telah
melakukan
pengarahan dan bukti
dari
pertanggungjawaban
saya.
Kegiatan ini terkait
mata pelatihan :
- Pelayanan Publik
30

Kegiatan ini terkait
dengan misi
organisasi yaitu :
“Mewujudkan
Pelayanan Prima
Terhadap WBP
Dan Keluarga
WBP”

Nilai organisasi yang
diperkuat
yaitu:Responsibilita
s,transparan, dan
akuntabel

3.

Membantu KPLP untuk
membuat
jadwal
kebersihan di lingkungan
blok
hunian
warga
binaan

1. Meminta
izin
kepada Ka.KPLP
untuk
jadwal
kebersihan
di
lingkungan blok
hunian
2. Membuat konsep
jadwal
kebersihan
di
lapas
3. Menempelkan
jadwal
kebersihan
di
samping
blok
kamar hunian
4. Membuat
dokumentasi
5. Membuat
evaluasi laporan
kegiatan

- Manajemen ASN
Jadwal
Kegiatan Saya akan meminta izin
Kebersihan
di kepada atasan untuk
lingkungan blok hunian membuat
jadwal
kebersihan
sebagai
wujud saya sebagai ASN
yang
selalu
berkoorperatif
untuk
melaporkan
kegiatan
apapun sesuai tupoksi
saya, kemudian saya
akan membuat konsep
jadwal kebersihan secara
efektif dan efisien dan
menempelkan jadwal di
samping kamar wbp
sebagai bentuk tindakan
kreatif,
lalu
saya
membuat
dokumentasi
dan evaluasi laporan
kegiatan
sebagai
pertanggungjawaban
saya terhadap kegiatan
tersebut
Kegiatan ini terkait
mata pelatihan :
- Pelayanan Publik
- Manajemen ASN
31

Kegiatan ini terkait
dengan misi
organisasi yaitu :
“Mewujudkan
Pelayanan Prima
Terhadap WBP
Dan Keluarga
WBP”

Nilai organisasi yang
diperkuat
yaitu:Responsibilita
s,transparan,efisien,
efektif dan
akuntabel

4.

Membuat
dan
melaporkan
terhadap
warga binaan yang masih
membuang
sampah
dan/atau
membiarkan
lingkungan blok kurang
bersih

1. Meminta
izin
kepada Ka.KPLP
untuk
melaporkan
warga
binaan
yang melanggar
peraturan
2. Membuat buku
laporan dengan
format pelanggar
kebersihan.
3. Setelah
melakukan
pengawasan dan
jika
saya
menemukan
pelanggaran
maka saya akan
mencatat nama
wbp tersebut.
4. Membuat
dokumentasi
kegiatan
5. Membuat
evaluasi laporan
kegiatan

Laporan
pelanggaran Dalam melakukan
warga hunian mengenai kegiatan ini saya akan
kebersihan
di meminta izin kepada
lingkungan blok hunian
atasan sebagai wujud
saya untuk selalu
berkomunikasi dengan
atasan kemudian saya
membuat buku laporan
secara efektif dan
efisien, saya juga
mencatat wbp yang
melanggar tanpa
membeda-bedakan warga
binaan dan membuat
dokumentasi sebagai
wujud
pertanggungjawaban
terhadap tupoksi jabatan
saya.
Kegiatan ini terkait
mata pelatihan :
- Pelayanan Publik
- Manajemen ASN

32

Kegiatan ini terkait
dengan misi
organisasi yaitu :
“Mewujudkan
Pelayanan Prima
Terhadap WBP
Dan Keluarga
WBP”

Menguatkan nilainilai organisasi
yaitu:
Responsibilas,profe
sional, Keadilan
dan Transparan

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara.2015.modul pelatihan prajabatan gelombang I dan II
Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.






Modul Akuntabilitas
Modul Nasionalisme
Modul Etika Publik
Modul Komitmen Mutu
Modul Anti Korupsi

Presiden Republik Indonesia.2010.Peraturan Pemerintah Nomor : 53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Undang-undang No 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan
Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2000 Tentang Diklat Prajabatan PNS
Undang-undang No.05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
Presiden Republik Indonesia.2004.Peraturan Pemerintah Nomor : 42tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
Presiden Republik Indonesia.1975.Peraturan Pemerintah Nomor : 21 Tahun 1975 Tentang
Sumpah dan Janji Pegawai Negeri Sipil
Presiden Republik Indonesia.1959.Peraturan Pemerintah Nomor : 11 Tahun 1959 Tentang
Sumpah Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang.

33