MAKALAH REVISI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

MAKALAH REVISI
‘HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAK CIPTA & HAK

PATEN)’’
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi
Dosen Pengampu : Dr.Rosdalina, S.Ag, M.Hum

Oleh :
Ruri Ariany Effendi/ 15.4.1.017
Kelas : Ekonomi Syariah A (Semester V)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO
2017

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak cipta adalah hak privat. Hak keperdataan yang melekat pada diri si

pencipta. Pencipta boleh pribadi, kelompok orang, badan hukum public atau
badan hukum privat. Hak cipta lahir atas kreasi pencipta. Kreasi yang muncul
dari oleh pikir dan oleh hati. Atau dalam terminology antropologi, hak yang
lahir dari cipta, rasa dan karsa manusia. Oleh karena itu, hak cipta haruslah
benar-benar lahir dari kreativitas manusia.1
Kreativitas dan aktivitas manusia menjadi kata kunci dalam kelahiran atau
kemunculan hak cipta. Itu jugalah sebabnya hak cipta itu disebut sebagai hak
eksklusif. Hanya manusia yang melakukan olah otak dan olah hati yang dapat
melahirkan hak cipta.2
Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual di bidang
teknologi. Karya intelektual tersebut dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik dibidang teknologi, yang dapat berupa
proses atau produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan
proses.3
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hak pemegang hak cipta?
2. Bagaimana syarat pendaftaran hak cipta dan hak pate?
3. Undang-undang apa saja yang mengikat hak cipta dan hak paten?

BAB II

1

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.191

2

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.191

3

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10

2

PEMBAHASAN
A. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak privat. Hak keperdataan yang melekat pada diri si
pencipta. Pencipta boleh pribadi, kelompok orang, badan hukum public atau
badan hukum privat. Hak cipta lahir atas kreasi pencipta. Kreasi yang muncul
dari oleh pikir dan oleh hati. 4

Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama
yang atas inspirasinya melahirkan ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,
imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan kedalam
bentuk yang khas dan bersifat pribadi.5
Hak cipta terdiri dari atas hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi
adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk
hak terkait, sedangkan hak moral adalah hak melekat pada diri pencipta atau
pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun,
walaupun hak cipta atuh hak terkait telah dialihkan.6
B. Pemegang Hak Cipta
Pemegang Hak Cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak
yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.7

C. Dewan Hak Cipta
Hal yang baru sama sekali dijumpai dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 adalah dimuatnya ketentuan tentang Lembaga Manajemen

4

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.191


5

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10

6

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10

7

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.11

3

Kolektif, akan tetapi hal yang tidak dijumpai dalam undang-undang yang
terakhir ini adalah pengaturan tentang dewan hak cipta. 8
Keberadaan Dewan Hak Cipta diatur dalam Peraturan Pemerintah No.14
Tahun 1986 dan kemudian keberadaaannya diakui juga oleh UU Nomor 19
Tahun 2002. Dewan Hak Cipta sebelum Undang-undang Nomor 28 Tahun

2014 diatur dalam Bab VI, Pasal 48 Undang-Undang Hak Cipta No.19 Tahun
2002. Adapun latar belakang pembentukan institute (lembaga) Dewak Hak
Cipta tersebut belum tersosialisasi dikalangan masyarakat Indonesia. Untuk
itu diperlukan penyuluhan, bimbingan dan bermacam-macam aktivitas
lainnya

guna memasyarakatkan tentang dunia hak cipta termasuk

perlindungan hukumnya.9
D. Hak Ekonomis dan Hak Moral
Hak Cipta terdiri atas hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi adalah
hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak
terkait. Hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelakua
yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun, walaupun hak
cipta atau hak terkait telah dialihkan.10

E. Pendaftaran Hak Cipta
Pendafataran tidak merupakan kewajiban untuk mendapatkan hak cipta
sehingga dalam daftar umum pendaftaran tidak mengandung arti sebagai
pengesahan atas isi, arti maksud, atau bentuk dari ciptaan yang di daftarkan.11

Sementara itu, pendaftaran ciptaan dalam daftar umum ciptaan dilakukan
atas permohonan yang diajukan oleh pencipta atau oleh pemegang hak cipta
8

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.293

9

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.293

10

Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.197

11

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.13

4


atau kuasa kepada Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten, dan Hak merek
Departemen Kehakiman dan HAM.
Dengan demikian fungsi dari pendaftaran hak cipta hanyalah untuk
mempermudah pembuktian jika ada sengketa.
1) Prosedur Permohonan Ciptaan
Prosedur Permohonan Ciptaan, yaitu :
a. Permohonan pendaftaran ciptaan diajukan dengan cara mengisi
formulir yang disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan
diketik dalam 2 rangkap.
b. Permohonan wajib melampirkan:
1) Surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui kuasa
2) Contoh ciptaan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Buku dan karya tulis lainnya 2 (dua) buah yang telah dijilid
dengan edisi terbaik
b. Apabila suatu buku berisi foto seorang harus dilampirkan surat
tidak keberatan dari orang yang difoto atau ahli warisnya
c. Program computer 2 (dua) buah disket disertai buku petunjuk
d.
e.
f.

g.
h.

pengoperasian dari program computer tersebut
CD/VCD/DVD 2 (dua) buah disertai dengan buku petunjuknya
Alat peraga 1 (satu) buah disertai dengan buku petunjuknya
Lagu 10 (sepuluh) buah berupa notasi dan atau syair
Drama 2 (dua) buah naskah tertulis atau rekamannya12
Tari (koreografi) 10 (sepuluh) buah gambar atau 2 (dua) buah

rekamannya
i. Pewayangan 2 (dua) buah naskah tertulis atau rekamannya
j. Pantomime 10 (sepuluh) buah gambar atau 2 (dua) buah
rekamannya
k. Karya pertunjukan 2 (dua) buah rekamannya
l. Karya siaran 2 (dua) buah rekamannya
m. Seni lukis, seni motif, seni batik, seni kaligrafi, logo dan
gambar masing-masing 10 (sepuluh) lembar berupa foto
n. Seni ukir, seni pahat, seni patung, seni kerajinan tangan kolase.
masing-masing 10 (sepuluh) lembar berupa foto

3) Salinan resmi akta pendirian badan hukum atau fotokopinya yang
dilegalisasi notaris, apabila permohonan badan hukum
4) Fotocopy kartu tanda penduduk, dan
12

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.14

5

5) Bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 75.000,- (tujuh
puluh lima ribu rupiah), biaya permohonan pendaftaran ciptaan
berupa program computer sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima
puluh ribu rupiah)
c.

Dalam hal permohonan pendaftaran ciptaan yang pemegang hak
ciptaannya

bukan


si

pencipta

sendiri,

permohonan

wajib

melampirkan bukti pengalihan hak cipta tersebut.13
2) Tarif Permohonan Pendaftaran Ciptaan
Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.50 Tahun 200114

No

Jenis Penerimaan Negara Bukan Satuan

Tarif


.
1.

Pajak
Biaya permohonan pendaftaran Per Permohonan

Rp. 75.000,-

2.

suatu ciptaan
Biaya permohonan pendaftaran Per Permohonan

Rp. 150.000,-

3.

suatu ciptaan program komputer
Biaya permohonan pencatatan Per Permohonan

Rp. 75.000,-

pemindahan

ha

katas

suatu

ciptaan yang terdaftar dalam
4.

daftar umum ciptaan
Biaya permohonan perubahan Per Permohonan

Rp. 50.000,-

nama alamat suatu ciptaan yang
terdaftar dalam daftar umum
5.

ciptaan
Biaya permohonan petikan tiap Per Permohonan
pendaftaran

6.

ciptaan

Rp. 50.000,-

dalam

daftar umum ciptaan
Biaya pencatatan lisensi Hak Per Permohonan

13

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.15

14

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.16

6

Rp. 75.000,-

Cipta

F. Lisensi
1 Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi dengan perjanjian lisensi
untuk melaksanakan ciptaannya, kecuali diperjanjikan lain, maka
2

pelaksana wajib untuk membayar royalty kepada pemegang hak cipta
Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang langsung maupun tidak

3

langsung merugikan perekonomian Negara.
Pemegang lisensi wajib dicatat di Dirjen HaKI, agar dapat mempunyai
akibat hukum terhadap pihak ketiga.15

G. Pelanggaran Hak Cipta
Pelanggaran yang tidak dianggap pelanggaran hak cipta apabila suatu
karya menulis sumbernya:
1. Untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan lain-lain yang tidak
merugikan pencipta
2. Pengambilan untuk kepentingan dipengadilan
3. Pengambilan, baik sebagian maupun seluruhnya, untuk kepentingan
ceramah ilmiah dan pendidikan asal tidak merugikan penciptanya
4. Pembuatan salinan cadangan suatu program computer oleh pemilik
program computer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri16
Menurut Pasal 72 Undang-Undang Hak Cipta, bagi mereka yang dengan
sengaja atau tanpa hak melanggara Hak Cipta orang lain dapat dikenakan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau denda paling sedikit
Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun atau denda paling banyak Rp.5.000.000,- (lima miliyar rupiah). Selain
itu, beberapa sanksi lainnya adalah:

15
16

Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.199
Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.199

7

1. Menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta dipidana penjara maksimal 5 (lima)
tahun atau denda maksimal Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
2. Memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program
computer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
denda paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

H. Lingkup Hak Cipta
1. Ciptaan yang dilindungi
Ciptaan yang dapat dilindungi, yaitu :17
a. Buku, program computer, pamphlet, perwajahan, karya tulis yang
diterbitkan dan semua hasil karya tulis lain
b. Ceramah,kuliah,pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu,
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan
d. Lagu atau music tanpa teks
e. Drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan
pantomime
f. seni rupa dalam segala bentuk
g. Arsitektur
h. Peta
i. Seni batik
j. Fotografi
k. Sinematografi
l. Terjemahan, tafsir, seduran, bunga, rampai, database, dan karya lain
dari hasil pengalih wujudan18
2. Ciptaan yang tidak diberi Hak Cipta
17

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10

18

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.11

8

Sebagai pengecualian terhadap ketentuan di atas diberikan Hak
Cipta untuk hal-hal berikut:
a. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara
b. Peraturan perundang-undangan
c. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah
d. Putusan pengadilan atau penetapan hakim, atau
e. Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis
lainnya19

I. Bentuk dan Lama Perlindungan
Bentuk dan lama perlindungan yang diberikan meliputi larangan bagi
siapa saja untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan yang dilindungi
tersebut kecuali dengan seijin Pemegang Hak Cipta.20
Jangka waktu perlindungan Hak Cipta pada umumnya berlaku selama
hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 (lima puluh) tahun setelah
Pencipta meninggal dunia. Namun demikian, pasal 30 UU Hak Cipta
menyatakan bahwa hak cipta atas ciptaan:
1

Program computer

2

Sinematografi

3

Fotografi

4

Database, dan

5

Karya hasil pengaliwujudan

6

Perwajahan karya tulis yang diterbitkan
Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali diumumkan.21

19

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.11

20

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.16

21

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.16

9

J.

Hak Paten (Sejarah dan Pengertian)
Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual di bidang
teknologi. Karya intelektual tersebut dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik dibidang teknologi, yang dapat berupa
proses atau produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan
proses.22
Paten atau oktroi telah ada sejak abad XIV dan XV, contohnya dinegara
Italia dan Inggris . Tetapi sifat dan pemberian hak ini pada waktu itu bukan
ditujukan atas suatu temuan atau investasi namun diutamakan untuk menarik
para ahli dari luar negeri. Maksudnya agar para ahli menetap dinegara-negara
yang mengundangnya agar mereka ini dapat mengembangkan keahliannya
masing-masing dinegara si peundangan dan bertujuan untuk memajukan
warga penduduk dari yang bersangkutan. Jadi, paten ini bersifat sebagai
semacam ‘Izin menetap’. Namun demikian, memanglah kehadiran sang
investor tadi dinegeri yang baru itu didasarkan atas keahlian dalam bidag
tertentu., Karen itu ia boleh tinggal menetap. Jadi,ada juga kesamaannya
dengan penggunaan istilah paten dewasa ini.23
Baru pada abad XVI diadakan peraturan pemberian hak-hak paten
terhadap hasil temuan yaitu dinegara-negara Venesia,Inggris,Belanda, lalu
Jerman, Australia dan lain sebagainya.24
Kemudian melalui perkembangan waktu dankemajuan teknologi, terutama
pada abad XX, sifat pemberian paten bukan lagi sebagai hadiah, melainkan
pemberian ha katas suatu temuan yang diperolehnya. Perkembangan
semacam itu terjadi di Negara-negara Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Kemudian dinegara Amerika Serikat terbentuk undang-undang paten yang
tegas mengubah sifat pemberian hak paten. Kini dalam abad XX peraturan
perundang-undangan lembaga paten hamper meliputi semua Negara termasuk
kawasan Asia.

22

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.17

23

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.348

24

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.348

10

Kalau dilihat dari perkembangan peraturan perundang-undangan paten itu,
Inggris mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan undang-undang
paten dibanyak Negara didunia. Sebab di Negara Inggris pertumbuhan paten
ini sangat baik. Kemungkinan pengaruh ini sebagai akibat kedudukan Negara
Inggris sebagai Negara induk penjajah, yang sampai pertengahan abad XX
dan satu dua abad sebelumnya, mempunyai banyak wilayah jajahan yang
membawa pengaruh hukum pula kepada wilayah koloninyatersebut.25
Undang-undang hak paten mencakup temuan dan teknologi, kerja yang
dikerahkan untuk menciptakan barang-barang baru, apakah ini traktor, obatobatan, atau alat pembuka kaleng listrik. Undang-undang Paten Amerika
Serikat memberikan hak paten penemu, atau perusahaan yang telah diserahi
haknya itu, hak untuk menghentikan orang lain berbuat, menjual, atau
menggunakan temuannya tanpa izin darinya.26
K. Lingkup Paten
Paten diberikan untuk investasi yang harus dan mengandung langkah
inventif serta dapat diterapkan dalam industry.27
Namun, suatu invensi merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya
dan harus dilakukan dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat
pertama kali diajukan permohonan.28
Dengan demikian, invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan
invensi tersebut tidak sama dengan tekonologi yang diungkapkan
sebelumnya. Oleh karena itu, suatu invensi dapat diterapkan dalam industry

25

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.348

26

Paul Goldstein , Hak Cipta: Dahulu, Kini dan Esok,hlm.11

27

Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonomi, hlm.121

28

Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonomi, hlm.121

11

jika invensi dapat dilaksanakan dalam industry sesuai dengan apa yang
diuraikan dalam permohonan.
setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai
kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, kontruksi, atau
komponennya dapat memperoleh perlindungan hukum dalam bentuk paten
sederhana.
Sementara itu, paten yang tidak diberikan untuk invensi meliputi sebagai
berikut :
1

Proses atau produk, pengumuman, penggunaan atau pelaksanaanya
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

2
3

moralitas agama, ketertiban umum, atau kesusilaan.
Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan atau pembedahan yang
ditetapkan terhadap manusia dan hewan
Teori yang metode dibidang ilmu pengetahuan dan matematika, atau:
a Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik
b Proses biologi yang esensila untuk memproduksi tanaman atau hewan,
kecuali proses nonbiologis atau mikrobiologis

L. Jangka Waktu Paten
Menurut ketentuan UU No.14 Tahun 2001, jangka waktu berlakunya suatu
paten adalah :
a

Paten dberikan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun sejak tanggal

b

penerimaan dan tidak dapat diperpanjang lagi (Pasal 8)
Untuk paten sederhana jangka waktunya adalah 10 (sepuluh) tahun sejak
tanggal penerimaan dan tidak dapnaat diperpanjang lagi (Pasal 9)29

M. Permohonan Paten
Permohonan paten diatur dalam Pasal 20 sampai dengan 41 UU No.14
Tahun 2001 :

29

Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.169

12

1. Penemu atau orang yang dikuasakan berhak mengajukan permohonan
paten
2. Penerimaan dan pencatatan paten oleh kantor paten
3. Setiap permohonan hanya bisa diajukan untuk satu invensi saja atau
beberapa invensi yang merupakan suatu kesatuan invensi
4. Pengumuman permohonan paten :
a Delapan belas bulan setelah tanggal penerimaan paten
b Delapan belas bulan sejak permohonan dengan hak prioritas (Pasal
c

42)
Tiga (3) bulan untuk paten sederhana sejak tanggal penerimaan

5. Pengajuan permintaan pemeriksaan substantive, paling lambat 36 (tiga
puluh enam)
6. Persetujuan/penolakan paten selambat-lambatnya 36 (tiga puluh enam)
bulan sejak tanggal permohonan paten diterima, sedangkan paten
sederhana 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal penerimaan
7. Permohonan banding diperiksa Komisi Banding Paten (KBP), selambatlambatnya 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat pemberitahuan penolakan
permohonan, setelah 1 (satu) bulan mulai diperiksa KBP dan keputusan
ditetapkan paling lama 9 (Sembilan) bulan sejak berakhirnya jangka waktu
8. Dalam KBP menolak permuohonan banding, permohonan dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga, dan
terhadap keputusan pengadilan tersebut dapat diajukan kasasi.30
N. Pengalihan Paten
Pemegang paten memiliki hak khusus (eksklusif) untuk melaksanakan
paten yang dimilikinya dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
menggunakan hak tersebut baik untuk paten produk maupun paten proses.
Terhadap pihak lain yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
perbuatan yang disebut Pasal 16 UU Paten No.14 Tahun 2001 tersebut,
maka pemegang paten dan pemegang lisensi berhak menggugat ganti rugi
30

Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.170

13

melalui Pengeradilan Niaga. Pasal 66 sampai Pasal 87 UU No.14 Tahun
2001 mengatur tentang Pengalihan dan Lisensi Paten, yang dapat
dilakukan dalam hal:31
1. Paten beralih atau dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian, karena
pewarisan, hibah wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab lain yang
dibenarkan oleh perundang-undangan
2. Pengalihan hak tidak menghapus hak penemu (inventor) untuk tetap
dicantumkan nama dan identitasnya dalam paten yang bersangkutan (Pasal
68)
3. Lisensi adalah izin tertulis untuk melaksanakan paten dalam jangka waktu
tertentu dan syarat tertentu, lisensi paten hanya bersifat pemberian hak
untuk menikmati manfaat ekonomi suatu paten.
4. Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal dengan dikenal
biaya, apabila tidak dicatatkan perjanjian tersebut tidak mempunyai akibat
hukumterhafap pihak ketiga.32
O. Pelanggaran dan Sanksi
Ketentuan sanksi antara lain diatur dalam UU No.14 Tahun 2001 Pasal
130-Pasal 135, antara lain:
1. Menggunakan proses produksi yang diberi paten, atau membuat,
menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau
menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkannya produk atau
proses yang diberi paten, dipidana paling lama 4 tahun dan atau denda
paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
2. Membuat atau menyewakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan
produk atau alat yang diberi paten sederhana, dipidana penjara paling lama
2 tahun atau denda paling banyak Rp.250.000.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah)
3. Tindak pidana dalam paten merupakan detik aduan.

31

Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.171

32

Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.171

14

P. Pendaftaran Paten
Untuk memperoleh perlindungan paten, suatu teknologi harus
diadaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen
Hukum dan HAM Ditjen HKI-Dephuk & HAM.33
1

Prosedur Permohonan Pendaftran Paten
a. Permohonan paten diajukan dengan cara mengisi formulir yang
disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik 4 rangkap.
b. Permohonan wajib melampirkan:
1. Surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui
konsultan paten terdaftar selaku kuasa
2. Surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan oleh pihak
lain yang bukan penemu
3. Deskripsi, klaim abstrak, masing-masing 3 (tiga) rangkap
4. Gambar, apabila ada 3 (tiga) rangkap
5. Bukti prioritas asli, dan terjemahan halaman depan dalam bahasa
Indonesia 4 rangkap
6. Bukti pembayaran biaya permohonan paten sebesar Rp. 575.000,(lima ratus tujuh puluh lima ribu rupiah)
7. Bukti pembayaran biaya paten sederhana sebesar Rp. 125.000,(seratus dua puluh lima ribu) dan untuk pemeriksaan substantive
paten sederhana sebesar Rp.350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu
rupiah)
8. Tambahan biaya klaim, apabila lebih dari 10 klaim Rp.40.000,per klaim
c. Permohonan deskripsi klaim, abstrak, dan gambar
d. Permohonan pemeriksaan substantive34

Q. Pembatalan Paten
Pembatalan paten diatur dalam Pasal 88 sampai dengan Pasal 98 UU
No.14 Tahun 2001:
33

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.14

34

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.31-34

15

a. Batal demi hukum, apabila pemegang paten tidak membayar biaya
tahunan (Pasal 88)
b. Batal atas permohonan pemegang paten (Pasal 90)
c. Batal karena gugatan (Pasal 91), dengan alasan:
1. Paten seharusnya tidak diberikan seperti dimaksud (Pasal 6,7, dan
12)
2. Sama dengan paten lain yang telah diberikan.
3. Pemberian lisensi wajib tidak dapat mencegah bentuk dan cara
yang merugikan masyarakat dalam jangka waktu 2 (dua) tahun
sejak tanggal pemberian lisensi wajib
d. Akibat pembatalan paten menghapuskan segala akibat hukum yang
berkaitan dengan paten dan hal-hal lain yang berasal dari paten
tersebut (Pasal 95).35

BAB III
PENUTUP

35

Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah, Ahmad Jalis,
Perusahaan,hlm.173

16

Hukum Bisnis untuk

Kesimpulan :
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.
Hal yang baru sama sekali dijumpai dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2014 adalah dimuatnya ketentuan tentang Lembaga Manajemen Kolektif, akan
tetapi hal yang tidak dijumpai dalam undang-undang yang terakhir ini adalah
pengaturan tentang dewan hak cipta.
Keberadaan Dewan Hak Cipta diatur dalam Peraturan Pemerintah No.14 Tahun
1986 dan kemudian keberadaaannya diakui juga oleh UU Nomor 19 Tahun 2002.
Dewan Hak Cipta sebelum Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 diatur dalam
Bab VI, Pasal 48 Undang-Undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002. Adapun latar
belakang pembentukan institute (lembaga) Dewak Hak Cipta tersebut belum
tersosialisasi dikalangan masyarakat Indonesia. Untuk itu diperlukan penyuluhan,
bimbingan dan bermacam-macam aktivitas lainnya guna memasyarakatkan
tentang dunia hak cipta termasuk perlindungan hukumnya.
Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual dibidang teknologi.
Karya intelektual tersebut dituangkan kedalam suatu kegiatan pemecahan masalah
yang spesifik dibidang teknologi, yang dapat berupa proses atau produk atau
penyempurnaan dan pengembangan produk dan proses. Berikut Undang-Undang
tentang Hak paten:

a. Jangka waktu paten menurut ketentuan UU No.14 Tahun 2001, jangka waktu
berlakunya suatu paten
b. Permohonan paten diatur dalam Pasal 20 sampai dengan 41 UU No.14 Tahun
2001
c. Pelanggaran dan Sanksi Ketentuan sanksi antara lain diatur dalam UU N0.14
Tahun 2001 Pasal 130-135.
17

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah, Ahmad Jalis, Hukum Bisnis untuk
Perusahaan, cet-4, (Jakarta: Kencana, 2008)
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual, Universitas Samratulangi Fakultas Hukum

18

Elsi Kartika Sari, Advendi Simanunsong, Hukum Dalam Ekonomi, cet-2, (Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana, 2008)
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual, Cet-9, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015)
Paul Goldstein , Hak Cipta: Dahulu, Kini dan Esok, (Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia,1997)

19