K S AT S T K ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK ASAS KEKUATAN MENGIKAT ASAS HANYA MENGIKAT PARA PIHAK
Andri Budi Santosa
Legal Aspects of Business – Chapter 02
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK
K
S KEKUATAN MENGIKAT
AT
ASAS
ASAS
S HANYA MENGIKAT
T PARA PIHAK
K
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
11
Legal Aspects of Business – Chapter 02
el
I
Open System
UU memberikan kebebasan kkepada para
pihak untuk melakukan berbagai macam
bentuk perjanjian sepanjang tidak
bertentangan dengan
Hukum Positif
Asas Kesusilaan/Kepatutan
Ketertiban Umum
© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011
Legal Aspects of Business – Chapter 02
Legal Aspects of Business – Contract Agreement
11
Legal Aspects of Business – Chapter 02
AN
PENAWARAN
AN Diterima
ma
PENAWARAN
AN
AN
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
11
Legal Aspects of Business – Chapter 02
As Cooperation Guidelines
Preventing any possible dispute
As source dispute settlement
Given Legal confidence
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011
Legal Aspects of Business – Chapter 02
Economic Aspect
For Safety
Involve Multi Disciplinary
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011
Legal Aspects of Business – Chapter 02
Things have to be
considered by
contract agreement
designer
No More than just Business
Formality
Contents must be detailed
analysis
Every party will take safe
position
Draft of contract must be reviewed
several time by team
L
Once its signed contract will never
will able to re-negotiated
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011
Legal Aspects of Business – Chapter 02
Loose
LLo and win Potencies analysis
Eco
EcEconomy
analysis on contract’s by the team
obj
Detailed
business processing simulation
DeDe
t
mapping on the contract ‘s object
mmaa
Elle
EElement
of dispute potencies check
list
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011
Perjanjian (kontrak)
Pasal 1331 KUHPerdata:
“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih.”
Subekti:
“Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa
di mana seorang berjanji kepada seorang
lain atau di mana dua orang itu saling
berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal.”
UNSUR-UNSUR PERJANJIAN
(KONTRAK)
pihak-pihak
yang kompeten;
pokok yang disetujui;
pertimbangan hukum;
perjanjian timbal balik;
hak dan kewajiban timbal balik.
Subjek Hukum dalam
Perjanjian
Subjek
Hukum adalah pendukung
hak dan kewajiban,
Manusia.
Badan hukum.
Kemampuan
dalam membuat
perjanjian dengan menafsirkan
Pasal 1330 KUHPerdata secara “a
contrario” (Negatif).
Digolongkan orang-orang yang
cakap (“bekwaamheid”) adalah:
Orang-orang yang sudah dewasa.
Mereka yang tidak di bawah
pengampuan.
Syarat sahnya suatu perjanjian
Pasal 1320 KUHPerdata:
sepakat mereka yang mengikatkan
dirinya;
kecakapan untuk membuat suatu
perjanjian;
suatu hal tertentu;
suatu sebab yang halal.
Syarat sahnya suatu perjanjian
Syarat pertama dan kedua di atas
dinamakan syarat-syarat subjektif
(Perjanjian dapat dibatalkan:
Voidable / vernietigbaarheid.
syarat ketiga dan keempat
merupakan syarat-syarat obyektif
(Perjanjian Batal demi hukum: Void/
nietig.
SISTEM HUKUM PERJANJIAN DALAM
KUHPERDATA
sistem
terbuka, artinya memberikan
kebebasan kepada para pihak (dalam
hal menentukan isi, bentuk, serta macam
perjanjian) untuk mengadakan
perjanjian akan tetapi isinya selain tidak
bertentangan dengan perundangundangan, kesusilaan, dan ketertiban
umum, juga harus memenuhi syarat
sahnya perjanjian
ASAS HUKUM DALAM HUKUM PERJANJIAN
(KONTRAK)
“konsensualitas” di mana persetujuanpersetujuan dapat terjadi karena persesuaian
kehendak (konsensus) para pihak;
“kekuatan mengikat persetujuan” menegaskan
bahwa para pihak harus memenuhi apa yang
telah merupakan ikatan mereka satu sama lain
dalam persetujuan yang mereka adakan;
asas kebebasan berkontrak: di mana para pihak
diperkenankan membuat suatu persetujuan
sesuai dengan pilihan bebas masing-masing.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of
Contract)
Kebebasan untuk membuat perjanjian yang
meliputi:
Kebebasan untuk menentukan kehendak untuk
menutup atau tidak menutup perjanjian.
Kebebasan untuk memilih dengan pihak mana akan
ditutup suatu perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan isi perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan bentuk perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan cara penutupan
perjanjian.
Asas ini tercantum di dalam pasal 1338 KUHPerdata.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Konsensualitas (Consensus)
Kesepakatan para pihak yang membuat
perjanjian, yang ditandai dengan apa yang
dikehendaki pihak yang satu juga dikehendaki
oleh pihak lainnya.
Asas ini tercantum di dalam pasal 1320
KUHperdata.
Konsensus ini tidak ada bila terdapat 3 (tiga)
hal (pasal 1321 KUHPerdata) yaitu:
.Paksaan (dwang);
.Kekhilafan (dwaling);
.Penipuan (bedrog).
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Mengikat sebagai Undang-undang
(pacta sunt servanda)
Perjanjian yang dibuat secara sah mengikat kedua
belah pihak seperti mengikatnya sebuah undangundang (pasal 1338 KUHPerdata)
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Black’s Law Dictionary memberikan pengertian itikad
baik adalah:
“in or with good faith; honestly, openly, and
sincerely; without deceit or fraud. Truly; actually;
without simulation or pretense”.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Prof. Mr. P.L. Wry memberikan arti itikad baik
dalah hukum perjanjian adalah:
“…. Bahwa kedua belah pihak harus berlaku
yang satu terhadap yang lain seperti patut
saja antara orang-orang sopan, tanpa tipu
daya, tanpa tipu muslihat, tanpa cilat-cilat,
akal-akal, tanpa mengganggu pihak lain, tidak
dengan melihat kepentingan sendiri saja,
tetapi juga dengan melihat kepentingan pihak
lain”
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Prof. Subekti, SH merumuskan itikad baik sebagai
berikut:
“Itikad baik diwaktu membuat suatu perjanjian
berarti kejujuran. Orang yang beritikad baik
menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada pihak
lawan, yang dianggapnya jujur dan tidak
menyembunyikan sesuatu yang buruk yang
dikemudian hari dapat menimbulkan kesulitankesulitan”.
Pasal 1338 ayat 3KUHPerdata:
“Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik”
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Kesimpulan:
Itikad baik adalah suatu sikap batin atau
keadaan kejiwaan manusia yang:
Jujur;
Terbuka (tidak ada yang disembunyikan
atau digelapkan);
Tulus ikhlas;
Sungguh-sungguh.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Fungsi Itikad Baik dalam kontrak.
Rumusan pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata, dapat
disimpulkan bahwa itikad baik harus digunakan
pada saat pelaksanaan suatu kontrak. Hal ini
berarti bahwa pada waktu kontrak dilaksanakan,
selain ketentuan-ketentuan yang telah disepakati
dalam kontrak yang wajib ditaati oleh para pihak,
melainkan juga itikad baik sebagai ketentuanketentuan yang tidak tertulis. Jadi, itikad baik
berfungsi menambah (aanvullend) ketentuanketentuan yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak di dalam kontrak.
Hukum Perjanjian(Kontrak)
NEGOSIASI KONTRAK
Black’s Law Dictionary: “Negotiation is
process
of
submission
and
consideration
of
offers
until
acceptable offer is made and
accepted….”.
Proses untuk menyerahkan dan
mempertimbangkan
penawaranpenawaran sampai suatu penawaran
diterima. …”
Sifat Negosiasi kontrak
Positif: Negosiasi yang kooperatif, jika para
pelaku negosiasi hendak mencapai suatu
kontrak yang bersifat kerjasama. Jadi, sifat
positif itu diperoleh dari maksud orang untuk
memulai
sesuatu
yang
baru
dan
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Negatif: Negosiasi yang kompetitif, jika para
pelaku negosiasi hendak mencapai suatu
perdamaian.
Suatu
negosiasi
untuk
mencapai perdamaian bersifat negatif
karena melalui negosiasi itu orang hendak
mengakhiri sesuatu yang negatif, yaitu
perselisihan atau sengketa itu.
KODE ETIK DAN PERILAKU NEGOSIASI
Win-Win Attitude:
Suatu sikap yang dilandasi oleh itikad bahwa
negosiasi kontrak itu sedapat mungkin pada
akhirnya akan menghasilkan suatu kontrak
yang menguntungkan secara timbal balik.
Right or wrong my client/ Gaya Soviet:
Umumnya dilakukan oleh orang berpekara,
walaupun cara ini sebaiknya dihindari.
Alasannya dengan cara seperti ini siapa
yang mau berhadapan dengan orang yang
hanya mau menang sendiri, yang membuat
orang enggan untuk bernegosiasi lebih
lanjut.
STRATEGI DASAR DALAM TEKNIK NEGOSIASI
Membangun
kepercayaan.
Memenangkan commitment.
Mengelola tentangan.
Mengkompromikan jalan keluar.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pemahaman
akan latar belakang
transaksi
latar belakang yang merupakan
keinginan dari para pihak untuk
mengadakan transaksi yang akan
dirumuskan dalam bentuk kontrak
menetapkan judul atau titel dari suatu
kontrak yang mencerminkan esensi
ketentuan-ketentuan dari kontrak
yang bersangkutan
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pemahaman akan latar belakang
transaksi
Yang diperlukan adalah:
.Wawasan bidang transaksi yang akan
dirumuskan;
.Pengetahuan dan kemampuan berpikir
secara yuridis.
Kurangnya kemampuan, pengetahuan dan
wawasan berakibat kerugian yang besar,
karena transaksi yang dituju menjadi bias
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pengenalan dan pemahaman akan para
pihak
harus mengenal mitranya dengan baik.
Pengenalan mitra dengan baik, para
pihak akan mengetahui ‘identifikasi mitra’,
sehingga dapat diketahui apa usaha
yang dimilikinya, seberapa canggih
kemampuan profesionalnya, berapa
besar pangsa pasar yang dikuasainya,
pengalamannya.
Dengan mengetahui secara baik, barulah
para pihak dapat bekerjasama.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pengenalan dan pemahaman akan
objek transaksi
Bisnis apa yang akan dijalani bersamasama dengan mitra ?
Prosedur kerja apa yang harus dilalui ?
Bagaimana cara kerja unsur-unsurnya
?
Bagaimana viability atau tingkat
kemungkinan sukses dari bisnis ini ?
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Penyusunan
garis besar transaksi
skema transaksi yang transparan dan
konklusif
Proyek merupakan setimbun tindakan
dan langkah yang harus dilaksanakan
itu dirumuskan dalam kontrak sebagai
deretan dari aneka hak dan
kewajiban yang timbal balik sifatnya.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Penyusunan
garis besar transaksi
Perlu diketahui mana “hulu” dan “hilir”
nya dari transaksi yang akan
dilaksanakan.
Menghindari petualang dalam
transaksi bisnis, sebuah pertanyaan
muncul “Do we have a case, or not ?”
(Apakah kita memang menghadapi
kasus, atau sebenarnya tidak terdapat
kasus ?).
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan
pokok-pokok kontrak
Mana pesan yang menonjol, yang
merupakan pokok dari suatu kontrak.
Dalam keadaan ideal, pesan pokok
dari para pihak bersifat
komplementer, dalam arti pesan
pokok dari yang satu mengimbangi
pesan pokok dari pihak yang lain.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan
pokok-pokok kontrak
Contoh: jual beli dengan objek pabrik.
Pihak penjual ingin menjual pabriknya
dan mengharapkan harga yang
sepadan dengan nilai pabrik itu,
sementara pihak pembeli ingin
membeli pabrik tersebut dengan nilai
yang dianggapnya sepadan dengan
keuntungan yang bisa diperolehnya
melalui pabrik itu.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan
pokok-pokok kontrak
Setelah pesan pokok yang menonjol,
kemudian langkah selanjutnya
merumuskan pokok-pokok dari suatu
kontrak
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan
pokok-pokok kontrak
Pokok-pokok tersebut harus
dirumuskan dengan cermat dan
akurat, karena. Hal ini dikarenakan:
Pertama, rumusan tentang pokokpokok
kontrak
itu
menentukan
keruntutan (kesinambungan logis) dari
ketentuan-ketentuan
pelaksanaan
dari suatu kontrak.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan pokok-pokok kontrak
Kedua,
keruntutan itu menentukan,
apakah hubungan timbal balik dari
berbagai hak dan kewajiban yang akan
berlaku bagi para pihak ditetapkan
secara adil dan masuk akal.
Keruntutan ini perlu diperhatikan, karena
kadang-kadang dapat terjadi bahwa
suatu
pihak
memang
hendak
mempecundangi pihak lain jauh hari
sebelum mereka benar-benar saling
mengikatkan diri.
ANATOMI KONTRAK
Judul Kontrak (Heading/Contract Title)
Judul
kontrak harus dapat
mengidentifikasikan inti kontrak yang
syarat-syarat, ketentuan-ketentuan atau
klausula-klausulanya diatur di
dalamnya.
Korelasi dan relevansi antara judul dan
isi kontrak.
ANATOMI KONTRAK
Tempat dan tanggal penandatanganan kontrak
Standar pembukaan dari kontrak
pada umumnya memuat tempat dan
tanggal penanda-tangan kontrak.
Terkadang tunduk pada keharusan
formal tertentu, misal pada akta jual
beli tanah, akta notarial
ANATOMI KONTRAK
Tempat dan tanggal penanda-tanganan
kontrak
Tanggal penanda-tanganan kontrak
dapat menentukan keabsahan
kapasitas para pihak serta keabsahan
dari kesepakatan-kesepakatan yang
dicapai oleh para pihak. Alasannya,
kesepakatan-kesepakatan itu hanya
sah bila tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku pada tanggal
penanda-tangan kontrak
ANATOMI KONTRAK
KOMPARISI (Belanda : Comparitie,
yang berarti penghadapan).
Istilah
ini sebenarnya digunakan untuk
menandai suatu bagian pembukaan
dari akta-akta notaris, dan karena
bagian itu memang menyebutkan
pihak-pihak yang menghadap notaris.
Komparisi memuat identifikasi dari para
pihak yang melibatkan dan
mengikatkan diri di dalam suatu kontrak
ANATOMI KONTRAK
Yang dapat menjadi pihak dalam kontrak
adalah subjek hukum, yang diklasifikasikan
sebagai manusia dan badan hukum.
Untuk dapat menjadi subjek hukum, manusia
dan badan hukum harus memenuhi syarat
kecakapan bertindak (bekwaamheid).
Kecakapan manusia harus dibuktikan dengan
identitasnya. Akan tetapi untuk menjadi pihak
dalam suatu kontrak, seseorang yang mewakili
suatu badan hukum sebagai subjek hukum
harus memenuhi syarat tambahan, yaitu
bahwa dia juga memiliki wewenang bertindak
(bevoegdheid)
ANATOMI KONTRAK
RECITALS (PertimbanganPertimbangan Umum Kontrak).
Berisikan
kondisi umu dari para pihak
yang akan membuat suatu kontrak,
berisikan kemampuan modal, teknologi,
pengalaman yang handal, pangsa
pasar dan sebagainya.
ANATOMI KONTRAK
RECITALS (Pertimbangan-Pertimbangan
Umum Kontrak). Contoh Kontrak Franchise
a.tempat dimana franchisor membangun
sistem yang unik dan berhasil bertahan
untuk mengoperasikan bisnis, identifikasi
dari bisnis serta sistem franchise
b.menggambarkan merek dagang, jasa,
dan tanda-tanda lain, copy rights, logo,
pembeda lannya.
ANATOMI KONTRAK
RECITALS (PertimbanganPertimbangan Umum Kontrak).
Contoh Kontrak Franchise
c.menggambarkan seluruh tanda
pembeda yang tergambar dalam
bangunan milik franchisor
d.menggambarkan sistem franchise
yang ada, serta atribut bisnis
KETENTUAN-KETENTUAN
POKOK KONTRAK
HAK
DAN
KEWAJIBAN
PARA
PIHAK.
Hubungan antara hak dan kewajiban,
serta hubungan antara perangkat hak
dan kewajiban di antara para pihak
seyogyanya merupakan hubungan
yang logis
ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
Pernyataan dan jaminan.
Masa berlakunya kontrak, berupa:
Titik awal masa laku ditentukan
berdasarkan dua kemungkinan berikut
ini:tanggal penanda tangan kontrak;
atau tanggal dipenuhinya syarat-syarat
tertentu (conditions precedent).
Titik akhir masa laku: titik akhir masa laku
dapat ditentukan berdasarkan:
.
ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
Akhir
masa laku yang disepakati
(agreed expiry). Berakhirnya masa
laku suatu kontrak pada tanggal
yang disepakati biasanya didasarkan
pada anggapan bahwa pada saat
tersebut
tujuan
kontrak
telah
tercapai.
Pengakhiran (termination).
Pengakhiran suatu kontrak bisa juga
dilakukan sebelum berakhirnya masa
laku dari kontrak tersebut pada
tanggal yang semula disepakati
ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
.Pengakhiran
yang bersifat mendahului
ini dapat dikembalikan pada tiga
sebab berikut ini:
Cedera janji (default) yang dilakukan oleh
salah satu pihak yang memberi alasan
kepada pihak lainnya untuk mengakhiri
atau membatalkan berlakunya kontrak;
Keadaan kahar (force majeure) yang
dialami oleh salah satu atau semua pihak
pada suatu kontrak dan yang berlangsung
secara
berkepanjangan
sehingga
mendorong para pihak untuk sepakat
mengakhiri
kontrak
yang
mengikat
mereka;
ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
.Pengakhiran
yang bersifat mendahului
ini dapat dikembalikan pada tiga
sebab berikut ini:
Ketentuan
hukum
yang
mengatasi
kehendak dan kesepakatan para pihak,
yang dapat terjadi jika misalnya pada
suatu ketika lahir undang-undang yang
melarang
dibuatnya
kontrak-kontrak
tertentu.
ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
Hukum
yang dipilih oleh para pihak.
Forum yang dipilih.
Bahasa resmi yang digunakan untuk
penafsiran kontrak.
Pemberitahuan atau komunikasi.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
KONTRAK
Annex:
lampiran.
Schedule: jadual pelaksanaan kontrak.
Supplement:
ketentuan-ketentuan
tambahan untuk pelaksanaan kontrak.
Exhibits: berisi jadual, spesifikasi teknis,
desain-desain, peta lokasi,
dan sebagainya.
AMANDEMEN
Amandemen
adalah perubahan yang
dilakukan terhadap perubahan suatu
kontrak yang telah berlaku dan
mengikat para pihak karena telah
mereka tanda tangani dan/atau telah
memenuhi syarat-syarat berlakunya
(conditions precedent).
AMANDEMEN
Oleh
karenanya amandemen itu
dapat mengakibatkan perubahanperubahan berikut ini:
Perubahan dari para pihak yang terlibat
pada kontrak, dan karena itu boleh
disebut sebagai “perubahan subjektif”
atau ‘contract assignment’ (pengalihan
kontrak.
Perubahan dari isi kontrak, dan dengan
demikian meliputi perubahan dari hak
dan kewajiban, serta bisa juga perubahan
dari ketentuan-ketentuan dan syaratsyarat yang ditetapkan dalam kontrak,
dan
karena
itu
disebut
sebagai
‘perubahan objektif’.
AMANDEMEN
Instrumen amandemen:
Suatu
amandemen hanya berlaku
jika disepakati oleh para pihak,
kesepakatan itu perlu ditegaskan
juga. Karena itu dalam praktik,
suatu
amandemen
selaku
ditegaskan secara tertulis yang
dapat mengambil bentuk:
Lampiran tambahan pada kontrak.
Kontrak tambahan yang menjadi
bagian dari kontrak utama; atau
Mengganti seluruh naskah kontrak.
Legal Aspects of Business – Chapter 02
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK
K
S KEKUATAN MENGIKAT
AT
ASAS
ASAS
S HANYA MENGIKAT
T PARA PIHAK
K
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
11
Legal Aspects of Business – Chapter 02
el
I
Open System
UU memberikan kebebasan kkepada para
pihak untuk melakukan berbagai macam
bentuk perjanjian sepanjang tidak
bertentangan dengan
Hukum Positif
Asas Kesusilaan/Kepatutan
Ketertiban Umum
© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011
Legal Aspects of Business – Chapter 02
Legal Aspects of Business – Contract Agreement
11
Legal Aspects of Business – Chapter 02
AN
PENAWARAN
AN Diterima
ma
PENAWARAN
AN
AN
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
11
Legal Aspects of Business – Chapter 02
As Cooperation Guidelines
Preventing any possible dispute
As source dispute settlement
Given Legal confidence
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011
Legal Aspects of Business – Chapter 02
Economic Aspect
For Safety
Involve Multi Disciplinary
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011
Legal Aspects of Business – Chapter 02
Things have to be
considered by
contract agreement
designer
No More than just Business
Formality
Contents must be detailed
analysis
Every party will take safe
position
Draft of contract must be reviewed
several time by team
L
Once its signed contract will never
will able to re-negotiated
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011
Legal Aspects of Business – Chapter 02
Loose
LLo and win Potencies analysis
Eco
EcEconomy
analysis on contract’s by the team
obj
Detailed
business processing simulation
DeDe
t
mapping on the contract ‘s object
mmaa
Elle
EElement
of dispute potencies check
list
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement
© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011
Perjanjian (kontrak)
Pasal 1331 KUHPerdata:
“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih.”
Subekti:
“Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa
di mana seorang berjanji kepada seorang
lain atau di mana dua orang itu saling
berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal.”
UNSUR-UNSUR PERJANJIAN
(KONTRAK)
pihak-pihak
yang kompeten;
pokok yang disetujui;
pertimbangan hukum;
perjanjian timbal balik;
hak dan kewajiban timbal balik.
Subjek Hukum dalam
Perjanjian
Subjek
Hukum adalah pendukung
hak dan kewajiban,
Manusia.
Badan hukum.
Kemampuan
dalam membuat
perjanjian dengan menafsirkan
Pasal 1330 KUHPerdata secara “a
contrario” (Negatif).
Digolongkan orang-orang yang
cakap (“bekwaamheid”) adalah:
Orang-orang yang sudah dewasa.
Mereka yang tidak di bawah
pengampuan.
Syarat sahnya suatu perjanjian
Pasal 1320 KUHPerdata:
sepakat mereka yang mengikatkan
dirinya;
kecakapan untuk membuat suatu
perjanjian;
suatu hal tertentu;
suatu sebab yang halal.
Syarat sahnya suatu perjanjian
Syarat pertama dan kedua di atas
dinamakan syarat-syarat subjektif
(Perjanjian dapat dibatalkan:
Voidable / vernietigbaarheid.
syarat ketiga dan keempat
merupakan syarat-syarat obyektif
(Perjanjian Batal demi hukum: Void/
nietig.
SISTEM HUKUM PERJANJIAN DALAM
KUHPERDATA
sistem
terbuka, artinya memberikan
kebebasan kepada para pihak (dalam
hal menentukan isi, bentuk, serta macam
perjanjian) untuk mengadakan
perjanjian akan tetapi isinya selain tidak
bertentangan dengan perundangundangan, kesusilaan, dan ketertiban
umum, juga harus memenuhi syarat
sahnya perjanjian
ASAS HUKUM DALAM HUKUM PERJANJIAN
(KONTRAK)
“konsensualitas” di mana persetujuanpersetujuan dapat terjadi karena persesuaian
kehendak (konsensus) para pihak;
“kekuatan mengikat persetujuan” menegaskan
bahwa para pihak harus memenuhi apa yang
telah merupakan ikatan mereka satu sama lain
dalam persetujuan yang mereka adakan;
asas kebebasan berkontrak: di mana para pihak
diperkenankan membuat suatu persetujuan
sesuai dengan pilihan bebas masing-masing.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of
Contract)
Kebebasan untuk membuat perjanjian yang
meliputi:
Kebebasan untuk menentukan kehendak untuk
menutup atau tidak menutup perjanjian.
Kebebasan untuk memilih dengan pihak mana akan
ditutup suatu perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan isi perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan bentuk perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan cara penutupan
perjanjian.
Asas ini tercantum di dalam pasal 1338 KUHPerdata.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Konsensualitas (Consensus)
Kesepakatan para pihak yang membuat
perjanjian, yang ditandai dengan apa yang
dikehendaki pihak yang satu juga dikehendaki
oleh pihak lainnya.
Asas ini tercantum di dalam pasal 1320
KUHperdata.
Konsensus ini tidak ada bila terdapat 3 (tiga)
hal (pasal 1321 KUHPerdata) yaitu:
.Paksaan (dwang);
.Kekhilafan (dwaling);
.Penipuan (bedrog).
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Mengikat sebagai Undang-undang
(pacta sunt servanda)
Perjanjian yang dibuat secara sah mengikat kedua
belah pihak seperti mengikatnya sebuah undangundang (pasal 1338 KUHPerdata)
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Black’s Law Dictionary memberikan pengertian itikad
baik adalah:
“in or with good faith; honestly, openly, and
sincerely; without deceit or fraud. Truly; actually;
without simulation or pretense”.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Prof. Mr. P.L. Wry memberikan arti itikad baik
dalah hukum perjanjian adalah:
“…. Bahwa kedua belah pihak harus berlaku
yang satu terhadap yang lain seperti patut
saja antara orang-orang sopan, tanpa tipu
daya, tanpa tipu muslihat, tanpa cilat-cilat,
akal-akal, tanpa mengganggu pihak lain, tidak
dengan melihat kepentingan sendiri saja,
tetapi juga dengan melihat kepentingan pihak
lain”
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Prof. Subekti, SH merumuskan itikad baik sebagai
berikut:
“Itikad baik diwaktu membuat suatu perjanjian
berarti kejujuran. Orang yang beritikad baik
menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada pihak
lawan, yang dianggapnya jujur dan tidak
menyembunyikan sesuatu yang buruk yang
dikemudian hari dapat menimbulkan kesulitankesulitan”.
Pasal 1338 ayat 3KUHPerdata:
“Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik”
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Itikad Baik (Good Faith)
Kesimpulan:
Itikad baik adalah suatu sikap batin atau
keadaan kejiwaan manusia yang:
Jujur;
Terbuka (tidak ada yang disembunyikan
atau digelapkan);
Tulus ikhlas;
Sungguh-sungguh.
ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Fungsi Itikad Baik dalam kontrak.
Rumusan pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata, dapat
disimpulkan bahwa itikad baik harus digunakan
pada saat pelaksanaan suatu kontrak. Hal ini
berarti bahwa pada waktu kontrak dilaksanakan,
selain ketentuan-ketentuan yang telah disepakati
dalam kontrak yang wajib ditaati oleh para pihak,
melainkan juga itikad baik sebagai ketentuanketentuan yang tidak tertulis. Jadi, itikad baik
berfungsi menambah (aanvullend) ketentuanketentuan yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak di dalam kontrak.
Hukum Perjanjian(Kontrak)
NEGOSIASI KONTRAK
Black’s Law Dictionary: “Negotiation is
process
of
submission
and
consideration
of
offers
until
acceptable offer is made and
accepted….”.
Proses untuk menyerahkan dan
mempertimbangkan
penawaranpenawaran sampai suatu penawaran
diterima. …”
Sifat Negosiasi kontrak
Positif: Negosiasi yang kooperatif, jika para
pelaku negosiasi hendak mencapai suatu
kontrak yang bersifat kerjasama. Jadi, sifat
positif itu diperoleh dari maksud orang untuk
memulai
sesuatu
yang
baru
dan
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Negatif: Negosiasi yang kompetitif, jika para
pelaku negosiasi hendak mencapai suatu
perdamaian.
Suatu
negosiasi
untuk
mencapai perdamaian bersifat negatif
karena melalui negosiasi itu orang hendak
mengakhiri sesuatu yang negatif, yaitu
perselisihan atau sengketa itu.
KODE ETIK DAN PERILAKU NEGOSIASI
Win-Win Attitude:
Suatu sikap yang dilandasi oleh itikad bahwa
negosiasi kontrak itu sedapat mungkin pada
akhirnya akan menghasilkan suatu kontrak
yang menguntungkan secara timbal balik.
Right or wrong my client/ Gaya Soviet:
Umumnya dilakukan oleh orang berpekara,
walaupun cara ini sebaiknya dihindari.
Alasannya dengan cara seperti ini siapa
yang mau berhadapan dengan orang yang
hanya mau menang sendiri, yang membuat
orang enggan untuk bernegosiasi lebih
lanjut.
STRATEGI DASAR DALAM TEKNIK NEGOSIASI
Membangun
kepercayaan.
Memenangkan commitment.
Mengelola tentangan.
Mengkompromikan jalan keluar.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pemahaman
akan latar belakang
transaksi
latar belakang yang merupakan
keinginan dari para pihak untuk
mengadakan transaksi yang akan
dirumuskan dalam bentuk kontrak
menetapkan judul atau titel dari suatu
kontrak yang mencerminkan esensi
ketentuan-ketentuan dari kontrak
yang bersangkutan
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pemahaman akan latar belakang
transaksi
Yang diperlukan adalah:
.Wawasan bidang transaksi yang akan
dirumuskan;
.Pengetahuan dan kemampuan berpikir
secara yuridis.
Kurangnya kemampuan, pengetahuan dan
wawasan berakibat kerugian yang besar,
karena transaksi yang dituju menjadi bias
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pengenalan dan pemahaman akan para
pihak
harus mengenal mitranya dengan baik.
Pengenalan mitra dengan baik, para
pihak akan mengetahui ‘identifikasi mitra’,
sehingga dapat diketahui apa usaha
yang dimilikinya, seberapa canggih
kemampuan profesionalnya, berapa
besar pangsa pasar yang dikuasainya,
pengalamannya.
Dengan mengetahui secara baik, barulah
para pihak dapat bekerjasama.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Pengenalan dan pemahaman akan
objek transaksi
Bisnis apa yang akan dijalani bersamasama dengan mitra ?
Prosedur kerja apa yang harus dilalui ?
Bagaimana cara kerja unsur-unsurnya
?
Bagaimana viability atau tingkat
kemungkinan sukses dari bisnis ini ?
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Penyusunan
garis besar transaksi
skema transaksi yang transparan dan
konklusif
Proyek merupakan setimbun tindakan
dan langkah yang harus dilaksanakan
itu dirumuskan dalam kontrak sebagai
deretan dari aneka hak dan
kewajiban yang timbal balik sifatnya.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Penyusunan
garis besar transaksi
Perlu diketahui mana “hulu” dan “hilir”
nya dari transaksi yang akan
dilaksanakan.
Menghindari petualang dalam
transaksi bisnis, sebuah pertanyaan
muncul “Do we have a case, or not ?”
(Apakah kita memang menghadapi
kasus, atau sebenarnya tidak terdapat
kasus ?).
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan
pokok-pokok kontrak
Mana pesan yang menonjol, yang
merupakan pokok dari suatu kontrak.
Dalam keadaan ideal, pesan pokok
dari para pihak bersifat
komplementer, dalam arti pesan
pokok dari yang satu mengimbangi
pesan pokok dari pihak yang lain.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan
pokok-pokok kontrak
Contoh: jual beli dengan objek pabrik.
Pihak penjual ingin menjual pabriknya
dan mengharapkan harga yang
sepadan dengan nilai pabrik itu,
sementara pihak pembeli ingin
membeli pabrik tersebut dengan nilai
yang dianggapnya sepadan dengan
keuntungan yang bisa diperolehnya
melalui pabrik itu.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan
pokok-pokok kontrak
Setelah pesan pokok yang menonjol,
kemudian langkah selanjutnya
merumuskan pokok-pokok dari suatu
kontrak
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan
pokok-pokok kontrak
Pokok-pokok tersebut harus
dirumuskan dengan cermat dan
akurat, karena. Hal ini dikarenakan:
Pertama, rumusan tentang pokokpokok
kontrak
itu
menentukan
keruntutan (kesinambungan logis) dari
ketentuan-ketentuan
pelaksanaan
dari suatu kontrak.
PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
Perumusan pokok-pokok kontrak
Kedua,
keruntutan itu menentukan,
apakah hubungan timbal balik dari
berbagai hak dan kewajiban yang akan
berlaku bagi para pihak ditetapkan
secara adil dan masuk akal.
Keruntutan ini perlu diperhatikan, karena
kadang-kadang dapat terjadi bahwa
suatu
pihak
memang
hendak
mempecundangi pihak lain jauh hari
sebelum mereka benar-benar saling
mengikatkan diri.
ANATOMI KONTRAK
Judul Kontrak (Heading/Contract Title)
Judul
kontrak harus dapat
mengidentifikasikan inti kontrak yang
syarat-syarat, ketentuan-ketentuan atau
klausula-klausulanya diatur di
dalamnya.
Korelasi dan relevansi antara judul dan
isi kontrak.
ANATOMI KONTRAK
Tempat dan tanggal penandatanganan kontrak
Standar pembukaan dari kontrak
pada umumnya memuat tempat dan
tanggal penanda-tangan kontrak.
Terkadang tunduk pada keharusan
formal tertentu, misal pada akta jual
beli tanah, akta notarial
ANATOMI KONTRAK
Tempat dan tanggal penanda-tanganan
kontrak
Tanggal penanda-tanganan kontrak
dapat menentukan keabsahan
kapasitas para pihak serta keabsahan
dari kesepakatan-kesepakatan yang
dicapai oleh para pihak. Alasannya,
kesepakatan-kesepakatan itu hanya
sah bila tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku pada tanggal
penanda-tangan kontrak
ANATOMI KONTRAK
KOMPARISI (Belanda : Comparitie,
yang berarti penghadapan).
Istilah
ini sebenarnya digunakan untuk
menandai suatu bagian pembukaan
dari akta-akta notaris, dan karena
bagian itu memang menyebutkan
pihak-pihak yang menghadap notaris.
Komparisi memuat identifikasi dari para
pihak yang melibatkan dan
mengikatkan diri di dalam suatu kontrak
ANATOMI KONTRAK
Yang dapat menjadi pihak dalam kontrak
adalah subjek hukum, yang diklasifikasikan
sebagai manusia dan badan hukum.
Untuk dapat menjadi subjek hukum, manusia
dan badan hukum harus memenuhi syarat
kecakapan bertindak (bekwaamheid).
Kecakapan manusia harus dibuktikan dengan
identitasnya. Akan tetapi untuk menjadi pihak
dalam suatu kontrak, seseorang yang mewakili
suatu badan hukum sebagai subjek hukum
harus memenuhi syarat tambahan, yaitu
bahwa dia juga memiliki wewenang bertindak
(bevoegdheid)
ANATOMI KONTRAK
RECITALS (PertimbanganPertimbangan Umum Kontrak).
Berisikan
kondisi umu dari para pihak
yang akan membuat suatu kontrak,
berisikan kemampuan modal, teknologi,
pengalaman yang handal, pangsa
pasar dan sebagainya.
ANATOMI KONTRAK
RECITALS (Pertimbangan-Pertimbangan
Umum Kontrak). Contoh Kontrak Franchise
a.tempat dimana franchisor membangun
sistem yang unik dan berhasil bertahan
untuk mengoperasikan bisnis, identifikasi
dari bisnis serta sistem franchise
b.menggambarkan merek dagang, jasa,
dan tanda-tanda lain, copy rights, logo,
pembeda lannya.
ANATOMI KONTRAK
RECITALS (PertimbanganPertimbangan Umum Kontrak).
Contoh Kontrak Franchise
c.menggambarkan seluruh tanda
pembeda yang tergambar dalam
bangunan milik franchisor
d.menggambarkan sistem franchise
yang ada, serta atribut bisnis
KETENTUAN-KETENTUAN
POKOK KONTRAK
HAK
DAN
KEWAJIBAN
PARA
PIHAK.
Hubungan antara hak dan kewajiban,
serta hubungan antara perangkat hak
dan kewajiban di antara para pihak
seyogyanya merupakan hubungan
yang logis
ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
Pernyataan dan jaminan.
Masa berlakunya kontrak, berupa:
Titik awal masa laku ditentukan
berdasarkan dua kemungkinan berikut
ini:tanggal penanda tangan kontrak;
atau tanggal dipenuhinya syarat-syarat
tertentu (conditions precedent).
Titik akhir masa laku: titik akhir masa laku
dapat ditentukan berdasarkan:
.
ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
Akhir
masa laku yang disepakati
(agreed expiry). Berakhirnya masa
laku suatu kontrak pada tanggal
yang disepakati biasanya didasarkan
pada anggapan bahwa pada saat
tersebut
tujuan
kontrak
telah
tercapai.
Pengakhiran (termination).
Pengakhiran suatu kontrak bisa juga
dilakukan sebelum berakhirnya masa
laku dari kontrak tersebut pada
tanggal yang semula disepakati
ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
.Pengakhiran
yang bersifat mendahului
ini dapat dikembalikan pada tiga
sebab berikut ini:
Cedera janji (default) yang dilakukan oleh
salah satu pihak yang memberi alasan
kepada pihak lainnya untuk mengakhiri
atau membatalkan berlakunya kontrak;
Keadaan kahar (force majeure) yang
dialami oleh salah satu atau semua pihak
pada suatu kontrak dan yang berlangsung
secara
berkepanjangan
sehingga
mendorong para pihak untuk sepakat
mengakhiri
kontrak
yang
mengikat
mereka;
ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
.Pengakhiran
yang bersifat mendahului
ini dapat dikembalikan pada tiga
sebab berikut ini:
Ketentuan
hukum
yang
mengatasi
kehendak dan kesepakatan para pihak,
yang dapat terjadi jika misalnya pada
suatu ketika lahir undang-undang yang
melarang
dibuatnya
kontrak-kontrak
tertentu.
ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
Hukum
yang dipilih oleh para pihak.
Forum yang dipilih.
Bahasa resmi yang digunakan untuk
penafsiran kontrak.
Pemberitahuan atau komunikasi.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
KONTRAK
Annex:
lampiran.
Schedule: jadual pelaksanaan kontrak.
Supplement:
ketentuan-ketentuan
tambahan untuk pelaksanaan kontrak.
Exhibits: berisi jadual, spesifikasi teknis,
desain-desain, peta lokasi,
dan sebagainya.
AMANDEMEN
Amandemen
adalah perubahan yang
dilakukan terhadap perubahan suatu
kontrak yang telah berlaku dan
mengikat para pihak karena telah
mereka tanda tangani dan/atau telah
memenuhi syarat-syarat berlakunya
(conditions precedent).
AMANDEMEN
Oleh
karenanya amandemen itu
dapat mengakibatkan perubahanperubahan berikut ini:
Perubahan dari para pihak yang terlibat
pada kontrak, dan karena itu boleh
disebut sebagai “perubahan subjektif”
atau ‘contract assignment’ (pengalihan
kontrak.
Perubahan dari isi kontrak, dan dengan
demikian meliputi perubahan dari hak
dan kewajiban, serta bisa juga perubahan
dari ketentuan-ketentuan dan syaratsyarat yang ditetapkan dalam kontrak,
dan
karena
itu
disebut
sebagai
‘perubahan objektif’.
AMANDEMEN
Instrumen amandemen:
Suatu
amandemen hanya berlaku
jika disepakati oleh para pihak,
kesepakatan itu perlu ditegaskan
juga. Karena itu dalam praktik,
suatu
amandemen
selaku
ditegaskan secara tertulis yang
dapat mengambil bentuk:
Lampiran tambahan pada kontrak.
Kontrak tambahan yang menjadi
bagian dari kontrak utama; atau
Mengganti seluruh naskah kontrak.