K S AT S T K ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK ASAS KEKUATAN MENGIKAT ASAS HANYA MENGIKAT PARA PIHAK

Andri Budi Santosa

Legal Aspects of Business – Chapter 02

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK

K

S KEKUATAN MENGIKAT
AT
ASAS
ASAS
S HANYA MENGIKAT
T PARA PIHAK
K

Legal Aspects of Business – Contract
Agreement

11


Legal Aspects of Business – Chapter 02

el

I

Open System
UU memberikan kebebasan kkepada para
pihak untuk melakukan berbagai macam
bentuk perjanjian sepanjang tidak
bertentangan dengan
Hukum Positif
Asas Kesusilaan/Kepatutan
Ketertiban Umum
© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011

Legal Aspects of Business – Chapter 02

Legal Aspects of Business – Contract Agreement


11

Legal Aspects of Business – Chapter 02

AN
PENAWARAN

AN Diterima
ma
PENAWARAN

AN
AN
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement

11

Legal Aspects of Business – Chapter 02


As Cooperation Guidelines
Preventing any possible dispute
As source dispute settlement
Given Legal confidence

Legal Aspects of Business – Contract
Agreement

© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011

Legal Aspects of Business – Chapter 02

Economic Aspect
For Safety
Involve Multi Disciplinary
Legal Aspects of Business – Contract
Agreement

© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011


Legal Aspects of Business – Chapter 02

Things have to be
considered by
contract agreement
designer

No More than just Business
Formality
Contents must be detailed
analysis
Every party will take safe
position
Draft of contract must be reviewed
several time by team
L

Once its signed contract will never
will able to re-negotiated


Legal Aspects of Business – Contract
Agreement

© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011

Legal Aspects of Business – Chapter 02

Loose
LLo and win Potencies analysis
Eco
EcEconomy
analysis on contract’s by the team
obj
Detailed
business processing simulation
DeDe
t
mapping on the contract ‘s object
mmaa


Elle
EElement
of dispute potencies check
list

Legal Aspects of Business – Contract
Agreement

© Created by SUGIHARTO, SH.MM 2011

Perjanjian (kontrak)



Pasal 1331 KUHPerdata:




“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain
atau lebih.”

Subekti:
“Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa
di mana seorang berjanji kepada seorang
lain atau di mana dua orang itu saling
berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal.”

UNSUR-UNSUR PERJANJIAN
(KONTRAK)
 pihak-pihak

yang kompeten;
 pokok yang disetujui;
 pertimbangan hukum;
 perjanjian timbal balik;
 hak dan kewajiban timbal balik.


Subjek Hukum dalam
Perjanjian
 Subjek

Hukum adalah pendukung
hak dan kewajiban,



Manusia.
Badan hukum.

 Kemampuan

dalam membuat
perjanjian dengan menafsirkan
Pasal 1330 KUHPerdata secara “a
contrario” (Negatif).
 Digolongkan orang-orang yang

cakap (“bekwaamheid”) adalah:



Orang-orang yang sudah dewasa.
Mereka yang tidak di bawah
pengampuan.

Syarat sahnya suatu perjanjian







Pasal 1320 KUHPerdata:
sepakat mereka yang mengikatkan
dirinya;
kecakapan untuk membuat suatu

perjanjian;
suatu hal tertentu;
suatu sebab yang halal.

Syarat sahnya suatu perjanjian


Syarat pertama dan kedua di atas
dinamakan syarat-syarat subjektif
(Perjanjian dapat dibatalkan:
Voidable / vernietigbaarheid.



syarat ketiga dan keempat
merupakan syarat-syarat obyektif
(Perjanjian Batal demi hukum: Void/
nietig.

SISTEM HUKUM PERJANJIAN DALAM

KUHPERDATA
 sistem

terbuka, artinya memberikan
kebebasan kepada para pihak (dalam
hal menentukan isi, bentuk, serta macam
perjanjian) untuk mengadakan
perjanjian akan tetapi isinya selain tidak
bertentangan dengan perundangundangan, kesusilaan, dan ketertiban
umum, juga harus memenuhi syarat
sahnya perjanjian

ASAS HUKUM DALAM HUKUM PERJANJIAN
(KONTRAK)






“konsensualitas” di mana persetujuanpersetujuan dapat terjadi karena persesuaian
kehendak (konsensus) para pihak;
“kekuatan mengikat persetujuan” menegaskan
bahwa para pihak harus memenuhi apa yang
telah merupakan ikatan mereka satu sama lain
dalam persetujuan yang mereka adakan;
asas kebebasan berkontrak: di mana para pihak
diperkenankan membuat suatu persetujuan
sesuai dengan pilihan bebas masing-masing.

ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK










Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of
Contract)
Kebebasan untuk membuat perjanjian yang
meliputi:
Kebebasan untuk menentukan kehendak untuk
menutup atau tidak menutup perjanjian.
Kebebasan untuk memilih dengan pihak mana akan
ditutup suatu perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan isi perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan bentuk perjanjian;
Kebebasan untuk menetapkan cara penutupan
perjanjian.
Asas ini tercantum di dalam pasal 1338 KUHPerdata.

ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Konsensualitas (Consensus)









Kesepakatan para pihak yang membuat
perjanjian, yang ditandai dengan apa yang
dikehendaki pihak yang satu juga dikehendaki
oleh pihak lainnya.
Asas ini tercantum di dalam pasal 1320
KUHperdata.
Konsensus ini tidak ada bila terdapat 3 (tiga)
hal (pasal 1321 KUHPerdata) yaitu:
.Paksaan (dwang);
.Kekhilafan (dwaling);
.Penipuan (bedrog).

ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Mengikat sebagai Undang-undang
(pacta sunt servanda)


Perjanjian yang dibuat secara sah mengikat kedua
belah pihak seperti mengikatnya sebuah undangundang (pasal 1338 KUHPerdata)

Asas Itikad Baik (Good Faith)


Black’s Law Dictionary memberikan pengertian itikad
baik adalah:
“in or with good faith; honestly, openly, and
sincerely; without deceit or fraud. Truly; actually;
without simulation or pretense”.

ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Itikad Baik (Good Faith)




Prof. Mr. P.L. Wry memberikan arti itikad baik
dalah hukum perjanjian adalah:
“…. Bahwa kedua belah pihak harus berlaku
yang satu terhadap yang lain seperti patut
saja antara orang-orang sopan, tanpa tipu
daya, tanpa tipu muslihat, tanpa cilat-cilat,
akal-akal, tanpa mengganggu pihak lain, tidak
dengan melihat kepentingan sendiri saja,
tetapi juga dengan melihat kepentingan pihak
lain”

ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK

Asas Itikad Baik (Good Faith)


Prof. Subekti, SH merumuskan itikad baik sebagai
berikut:
“Itikad baik diwaktu membuat suatu perjanjian
berarti kejujuran. Orang yang beritikad baik
menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada pihak
lawan, yang dianggapnya jujur dan tidak
menyembunyikan sesuatu yang buruk yang
dikemudian hari dapat menimbulkan kesulitankesulitan”.



Pasal 1338 ayat 3KUHPerdata:
“Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik”

ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK
Asas Itikad Baik (Good Faith)
 Kesimpulan:







Itikad baik adalah suatu sikap batin atau
keadaan kejiwaan manusia yang:
Jujur;
Terbuka (tidak ada yang disembunyikan
atau digelapkan);
Tulus ikhlas;
Sungguh-sungguh.

ASAS HUKUM PERJANJIAN DALAM
PERANCANGAN KONTRAK


Fungsi Itikad Baik dalam kontrak.


Rumusan pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata, dapat
disimpulkan bahwa itikad baik harus digunakan
pada saat pelaksanaan suatu kontrak. Hal ini
berarti bahwa pada waktu kontrak dilaksanakan,
selain ketentuan-ketentuan yang telah disepakati
dalam kontrak yang wajib ditaati oleh para pihak,
melainkan juga itikad baik sebagai ketentuanketentuan yang tidak tertulis. Jadi, itikad baik
berfungsi menambah (aanvullend) ketentuanketentuan yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak di dalam kontrak.

Hukum Perjanjian(Kontrak)

NEGOSIASI KONTRAK




Black’s Law Dictionary: “Negotiation is
process
of
submission
and
consideration
of
offers
until
acceptable offer is made and
accepted….”.
Proses untuk menyerahkan dan
mempertimbangkan
penawaranpenawaran sampai suatu penawaran
diterima. …”

Sifat Negosiasi kontrak




Positif: Negosiasi yang kooperatif, jika para
pelaku negosiasi hendak mencapai suatu
kontrak yang bersifat kerjasama. Jadi, sifat
positif itu diperoleh dari maksud orang untuk
memulai
sesuatu
yang
baru
dan
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Negatif: Negosiasi yang kompetitif, jika para
pelaku negosiasi hendak mencapai suatu
perdamaian.
Suatu
negosiasi
untuk
mencapai perdamaian bersifat negatif
karena melalui negosiasi itu orang hendak
mengakhiri sesuatu yang negatif, yaitu
perselisihan atau sengketa itu.

KODE ETIK DAN PERILAKU NEGOSIASI
Win-Win Attitude:
 Suatu sikap yang dilandasi oleh itikad bahwa
negosiasi kontrak itu sedapat mungkin pada
akhirnya akan menghasilkan suatu kontrak
yang menguntungkan secara timbal balik.
Right or wrong my client/ Gaya Soviet:
 Umumnya dilakukan oleh orang berpekara,
walaupun cara ini sebaiknya dihindari.
Alasannya dengan cara seperti ini siapa
yang mau berhadapan dengan orang yang
hanya mau menang sendiri, yang membuat
orang enggan untuk bernegosiasi lebih
lanjut.

STRATEGI DASAR DALAM TEKNIK NEGOSIASI
 Membangun

kepercayaan.
 Memenangkan commitment.
 Mengelola tentangan.
 Mengkompromikan jalan keluar.

PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
 Pemahaman

akan latar belakang

transaksi




latar belakang yang merupakan
keinginan dari para pihak untuk
mengadakan transaksi yang akan
dirumuskan dalam bentuk kontrak
menetapkan judul atau titel dari suatu
kontrak yang mencerminkan esensi
ketentuan-ketentuan dari kontrak
yang bersangkutan

PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS


Pemahaman akan latar belakang
transaksi
Yang diperlukan adalah:
.Wawasan bidang transaksi yang akan
dirumuskan;
 .Pengetahuan dan kemampuan berpikir
secara yuridis.
Kurangnya kemampuan, pengetahuan dan
wawasan berakibat kerugian yang besar,
karena transaksi yang dituju menjadi bias


PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS


Pengenalan dan pemahaman akan para
pihak
 harus mengenal mitranya dengan baik.
 Pengenalan mitra dengan baik, para
pihak akan mengetahui ‘identifikasi mitra’,
sehingga dapat diketahui apa usaha
yang dimilikinya, seberapa canggih
kemampuan profesionalnya, berapa
besar pangsa pasar yang dikuasainya,
pengalamannya.
 Dengan mengetahui secara baik, barulah
para pihak dapat bekerjasama.

PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS


Pengenalan dan pemahaman akan
objek transaksi
 Bisnis apa yang akan dijalani bersamasama dengan mitra ?
 Prosedur kerja apa yang harus dilalui ?
 Bagaimana cara kerja unsur-unsurnya
?
 Bagaimana viability atau tingkat
kemungkinan sukses dari bisnis ini ?

PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
 Penyusunan




garis besar transaksi

skema transaksi yang transparan dan
konklusif
Proyek merupakan setimbun tindakan
dan langkah yang harus dilaksanakan
itu dirumuskan dalam kontrak sebagai
deretan dari aneka hak dan
kewajiban yang timbal balik sifatnya.

PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
 Penyusunan




garis besar transaksi

Perlu diketahui mana “hulu” dan “hilir”
nya dari transaksi yang akan
dilaksanakan.
Menghindari petualang dalam
transaksi bisnis, sebuah pertanyaan
muncul “Do we have a case, or not ?”
(Apakah kita memang menghadapi
kasus, atau sebenarnya tidak terdapat
kasus ?).

PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
 Perumusan




pokok-pokok kontrak

Mana pesan yang menonjol, yang
merupakan pokok dari suatu kontrak.
Dalam keadaan ideal, pesan pokok
dari para pihak bersifat
komplementer, dalam arti pesan
pokok dari yang satu mengimbangi
pesan pokok dari pihak yang lain.

PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
 Perumusan


pokok-pokok kontrak

Contoh: jual beli dengan objek pabrik.
Pihak penjual ingin menjual pabriknya
dan mengharapkan harga yang
sepadan dengan nilai pabrik itu,
sementara pihak pembeli ingin
membeli pabrik tersebut dengan nilai
yang dianggapnya sepadan dengan
keuntungan yang bisa diperolehnya
melalui pabrik itu.

PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
 Perumusan


pokok-pokok kontrak

Setelah pesan pokok yang menonjol,
kemudian langkah selanjutnya
merumuskan pokok-pokok dari suatu
kontrak

PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS
 Perumusan




pokok-pokok kontrak

Pokok-pokok tersebut harus
dirumuskan dengan cermat dan
akurat, karena. Hal ini dikarenakan:
Pertama, rumusan tentang pokokpokok
kontrak
itu
menentukan
keruntutan (kesinambungan logis) dari
ketentuan-ketentuan
pelaksanaan
dari suatu kontrak.

PENYUSUNAN KONTRAK BISNIS


Perumusan pokok-pokok kontrak
 Kedua,
keruntutan itu menentukan,
apakah hubungan timbal balik dari
berbagai hak dan kewajiban yang akan
berlaku bagi para pihak ditetapkan
secara adil dan masuk akal.
 Keruntutan ini perlu diperhatikan, karena
kadang-kadang dapat terjadi bahwa
suatu
pihak
memang
hendak
mempecundangi pihak lain jauh hari
sebelum mereka benar-benar saling
mengikatkan diri.

ANATOMI KONTRAK


Judul Kontrak (Heading/Contract Title)
 Judul

kontrak harus dapat
mengidentifikasikan inti kontrak yang
syarat-syarat, ketentuan-ketentuan atau
klausula-klausulanya diatur di
dalamnya.
 Korelasi dan relevansi antara judul dan
isi kontrak.

ANATOMI KONTRAK


Tempat dan tanggal penandatanganan kontrak
Standar pembukaan dari kontrak
pada umumnya memuat tempat dan
tanggal penanda-tangan kontrak.
Terkadang tunduk pada keharusan
formal tertentu, misal pada akta jual
beli tanah, akta notarial

ANATOMI KONTRAK


Tempat dan tanggal penanda-tanganan
kontrak

Tanggal penanda-tanganan kontrak
dapat menentukan keabsahan
kapasitas para pihak serta keabsahan
dari kesepakatan-kesepakatan yang
dicapai oleh para pihak. Alasannya,
kesepakatan-kesepakatan itu hanya
sah bila tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku pada tanggal
penanda-tangan kontrak

ANATOMI KONTRAK


KOMPARISI (Belanda : Comparitie,
yang berarti penghadapan).
 Istilah

ini sebenarnya digunakan untuk
menandai suatu bagian pembukaan
dari akta-akta notaris, dan karena
bagian itu memang menyebutkan
pihak-pihak yang menghadap notaris.
 Komparisi memuat identifikasi dari para
pihak yang melibatkan dan
mengikatkan diri di dalam suatu kontrak

ANATOMI KONTRAK




Yang dapat menjadi pihak dalam kontrak
adalah subjek hukum, yang diklasifikasikan
sebagai manusia dan badan hukum.
Untuk dapat menjadi subjek hukum, manusia
dan badan hukum harus memenuhi syarat
kecakapan bertindak (bekwaamheid).
Kecakapan manusia harus dibuktikan dengan
identitasnya. Akan tetapi untuk menjadi pihak
dalam suatu kontrak, seseorang yang mewakili
suatu badan hukum sebagai subjek hukum
harus memenuhi syarat tambahan, yaitu
bahwa dia juga memiliki wewenang bertindak
(bevoegdheid)

ANATOMI KONTRAK


RECITALS (PertimbanganPertimbangan Umum Kontrak).
 Berisikan

kondisi umu dari para pihak
yang akan membuat suatu kontrak,
berisikan kemampuan modal, teknologi,
pengalaman yang handal, pangsa
pasar dan sebagainya.

ANATOMI KONTRAK




RECITALS (Pertimbangan-Pertimbangan
Umum Kontrak). Contoh Kontrak Franchise
a.tempat dimana franchisor membangun
sistem yang unik dan berhasil bertahan
untuk mengoperasikan bisnis, identifikasi
dari bisnis serta sistem franchise
b.menggambarkan merek dagang, jasa,
dan tanda-tanda lain, copy rights, logo,
pembeda lannya.

ANATOMI KONTRAK


RECITALS (PertimbanganPertimbangan Umum Kontrak).
Contoh Kontrak Franchise
c.menggambarkan seluruh tanda
pembeda yang tergambar dalam
bangunan milik franchisor
d.menggambarkan sistem franchise
yang ada, serta atribut bisnis

KETENTUAN-KETENTUAN
POKOK KONTRAK


HAK

DAN

KEWAJIBAN

PARA

PIHAK.

Hubungan antara hak dan kewajiban,
serta hubungan antara perangkat hak
dan kewajiban di antara para pihak
seyogyanya merupakan hubungan
yang logis

ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK



Pernyataan dan jaminan.
Masa berlakunya kontrak, berupa:
Titik awal masa laku ditentukan
berdasarkan dua kemungkinan berikut
ini:tanggal penanda tangan kontrak;
atau tanggal dipenuhinya syarat-syarat
tertentu (conditions precedent).
 Titik akhir masa laku: titik akhir masa laku
dapat ditentukan berdasarkan:


.

ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
 Akhir

masa laku yang disepakati
(agreed expiry). Berakhirnya masa
laku suatu kontrak pada tanggal
yang disepakati biasanya didasarkan
pada anggapan bahwa pada saat
tersebut
tujuan
kontrak
telah
tercapai.
 Pengakhiran (termination).
Pengakhiran suatu kontrak bisa juga
dilakukan sebelum berakhirnya masa
laku dari kontrak tersebut pada
tanggal yang semula disepakati

ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
 .Pengakhiran

yang bersifat mendahului
ini dapat dikembalikan pada tiga
sebab berikut ini:





Cedera janji (default) yang dilakukan oleh
salah satu pihak yang memberi alasan
kepada pihak lainnya untuk mengakhiri
atau membatalkan berlakunya kontrak;
Keadaan kahar (force majeure) yang
dialami oleh salah satu atau semua pihak
pada suatu kontrak dan yang berlangsung
secara
berkepanjangan
sehingga
mendorong para pihak untuk sepakat
mengakhiri
kontrak
yang
mengikat
mereka;

ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
 .Pengakhiran

yang bersifat mendahului
ini dapat dikembalikan pada tiga
sebab berikut ini:



Ketentuan
hukum
yang
mengatasi
kehendak dan kesepakatan para pihak,
yang dapat terjadi jika misalnya pada
suatu ketika lahir undang-undang yang
melarang
dibuatnya
kontrak-kontrak
tertentu.

ELEMEN-ELEMEN
PENUNJANG KONTRAK
 Hukum

yang dipilih oleh para pihak.
 Forum yang dipilih.
 Bahasa resmi yang digunakan untuk
penafsiran kontrak.
 Pemberitahuan atau komunikasi.

LAMPIRAN- LAMPIRAN
KONTRAK
 Annex:

lampiran.
 Schedule: jadual pelaksanaan kontrak.
 Supplement:
ketentuan-ketentuan
tambahan untuk pelaksanaan kontrak.
 Exhibits: berisi jadual, spesifikasi teknis,
desain-desain, peta lokasi,
 dan sebagainya.

AMANDEMEN
 Amandemen

adalah perubahan yang
dilakukan terhadap perubahan suatu
kontrak yang telah berlaku dan
mengikat para pihak karena telah
mereka tanda tangani dan/atau telah
memenuhi syarat-syarat berlakunya
(conditions precedent).

AMANDEMEN
 Oleh

karenanya amandemen itu
dapat mengakibatkan perubahanperubahan berikut ini:




Perubahan dari para pihak yang terlibat
pada kontrak, dan karena itu boleh
disebut sebagai “perubahan subjektif”
atau ‘contract assignment’ (pengalihan
kontrak.
Perubahan dari isi kontrak, dan dengan
demikian meliputi perubahan dari hak
dan kewajiban, serta bisa juga perubahan
dari ketentuan-ketentuan dan syaratsyarat yang ditetapkan dalam kontrak,
dan
karena
itu
disebut
sebagai
‘perubahan objektif’.

AMANDEMEN


Instrumen amandemen:

 Suatu

amandemen hanya berlaku
jika disepakati oleh para pihak,
kesepakatan itu perlu ditegaskan
juga. Karena itu dalam praktik,
suatu
amandemen
selaku
ditegaskan secara tertulis yang
dapat mengambil bentuk:
 Lampiran tambahan pada kontrak.
 Kontrak tambahan yang menjadi
bagian dari kontrak utama; atau
 Mengganti seluruh naskah kontrak.

Dokumen yang terkait

TINGKAT : XI PROGRAM KEAH LI AN TEKN I K PEM AN FAATAN TEN AGA LI STRI K

0 0 9

THE IMPLEMENTATION OF TEACHING SPEAKING AT ENGLISH DEPARTMENT OF FKIP UNISKA

0 0 15

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK YANG DIRUGIKAN ATAS BERALIHNYA LAHAN HAK GUNA USAHA UNTUK PERKEBUNAN MENJADI WILAYAH PERTAMBANGAN

0 1 5

PENGARUH LAMA PERENDAMAN BENANG TERHADAP KEKUATAN MARLON SEBAGAI MATERIAL PEMBUAT JARING (Effect of Long Immersion Yarn Strength Against Nets Record Marlon For Material) Elyta Vivi Yanti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palangka Raya

0 0 9

KLASIFIKASI STATUS KESEJAHTERANAAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN ALGORITMA K – NEAREST NEIGHBOR DAN SELEKSI FITURE BERBASIS CHI SQUARED

0 1 7

PENGARUH VARIASI PANJANG SERAT SERAT KAYU GELAM (MELALEUCE LEUCANDENDRA) TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERMATRIK POLYESTER

0 0 7

EFL TEACHERS’ PERCEPTIONS ON THE CHANGES IN THE 2013 CURRICULUM AT JUNIOR HIGH SCHOOLS IN MARTAPURA

0 1 6

THE STUDENTS’ LEARNING STYLES IN DEBATE CLASS AT ENGLISH DEPARTMENT OF ISLAMIC UNIVERSITY KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJAR

0 0 9

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ HABIT IN WATCHING ENGLISH MOVIE AND VOCABULARY MASTERY AT THE SIXTH SEMESTER AT ENGLISH EDUCATION STUDY PROGRAM IN MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF METR

3 6 9

Keywords : Paddy, Tidal Wetland, Income, Profit, Productivity Capital, Feasibility. PENDAHULUAN - ANALISIS FINANSIAL USAHATANI PADI ( Oryza sativa L) PADA LAHAN PASANG SURUT TIPE B DI DESA BUNIPAH KECAMATAN ALUH-ALUH KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN S

0 0 6