View of A PEMAHAMAN TERHADAP VISI KAMPUS DIKAITKAN DENGAN KINERJA DOSEN

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

PEMAHAMAN TERHADAP VISI KAMPUS DIKAITKAN

DENGAN KINERJA DOSEN

BAMBANG MARDIARTO

  STMIK ISLAM INTERNATIONAL JL. MELAWAI RAYA NO. 23 C KEBAYORAN BARU BLOK M JAKARTA SELATAN

  Abstract This Research utilize to analyse relation among exploiting of information system and understanding of vision go to Campus with students’s performance at STMIK Bekasi Regency. Method the used is method of survey with approach of corelational to 52 taken responder by proportional sampling random. Technique analyse data use statistical test of and correlation of regresi linear modestly and also and correlation of regresi double. Examination in this research use prime facie confidence level 0,05. This research yield three especial conclusion, that is 1) There are positive relation which is signifikan [among/between] exploiting of information system (X 1 ) with performance Campus in Bekasi regency yielding equation of regresi Ŷ=102,79 +0,28X

  1 and correlation coefficient of r y1 = 0,48. 2) There are positive relation which is signifikan among understanding of vision of campus(X

  2 ) with teacher performance (Y) Campus in Bekasi Regency yielding equation of Ŷ=120,19+0,58X

  2 regresi and correlation coefficient of r y2 = 0,41 3) There are positive relation which is significant among exploiting of information system ( X 1 ) and understanding of campus vision (X 2 ) with teacher performance (Y) Campus in Sub-Province Attack posed at by equation of regresi Ŷ = 87,48+0,176(X 1 ) + 1,57(X 2 ) and correlation coefficient of ry 12 = 0,826.

  Pursuant to result of the research can be concluded that performance Campus in Bekasi Regency can be improved to pass effort of is make-up of exploiting of information system and try to improve the understanding of vision go to campus for all teacher with existence of activity of training of socialization effort and computer and involve all teacher in formulating campus vision . Key words: vision, focused aims, and strateic planning

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

  Menghadapi perkembangan pendidikan di era globalisasi yang berorientasi pada mutu, diperlukan kualitas dosen yang mampu mewujudkan kinerja profesional. Kualitas dosen yang dimaksud adalah kualitas kinerja kepemimpinan yang berlandaskan filsafat pendidikan, berkinerja atas dasar paradigma pendidikan, menuju tercapainya visi dan misi pendidikan.

  Profesionalisme dosen mempunyai ciri yang khas dibanding dengan bidang yang lain, yang tercermin dalam wujud kinerjanya dalam melaksanakan keseluruhan tugas- tugasnya dalam dunia pendidikan baik di Kampus maupun di luar kampuas.

  Menghadapi tuntutan situasi perkembangan zaman dan pembangunan nasional, sistem pendidikan harus dapat dilaksanakan secara tepat guna dan berhasil guna dalam berbagai aspek, dimensi dan jenjang pendidikan. Keadaan ini pada gilirannya akan menuntut para pelaksana dalam bidang pendidikan di berbagai jenis dan jenjang serta dosen merupakan ujung tombak yang berada pada garis terdepan yang langsung berhadapan dengan peserta didik melalui kegiatan belajar di kelas maupun di luar kelas. Dosen di tuntut untuk dapat menampilkan kinerja profesional yang efektif dan efisien.

  Pendidikan merupakan suatu sistem, sehingga mutu pendidikan di Kampus ditentukan oleh banyak faktor yang saling berkait dan mempengaruhi. Diantara faktor yang merupakan kunci kesuksesan kegiatan pendidikan di Kampusadalah dosen. Dosen memegang peranan penting, agar kegiatan belajar berjalan secara optimal dan mahasiswa dapat menguasai pelajaran dengan baik. Dosen yang mempunyai kompetensi dan dedikasi yang baik dalam menjalankan tugasnya akan menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bermakna dan memungkinkan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

  Peranan dosen akan semakin penting di tengah keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan. Terselenggaranya pendidikan yang bermutu dipengaruhi oleh dosen yang bermutu pula, yaitu dosen yang dapat

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016 165

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

  melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan tuntas sesuai kaidah-kaidah pendidikan. Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian adalah masalah kinerja dosen. Faktor yang mempengaruhi kinerja dosen diantaranya : tingkat pendidikan dosen, supervisi pengajaran, program penataran, iklim yang kondusif , pemanfaatan teknologi informasi, sarana dan prasarana kampuas, kondisi fisik dan mental dosen, jaminan kesejahteraan, gaya kepemimpinan dari pimpinan kampuas.

  Kampus harus dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan dan perkembangan masyarakat secara keseluruhan agar dalam melaksanakan fungsinya memperoleh kepercayaan dan dukungan masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan penataan yang mendasar mengenai pengelolaan Kampus dengan diawali penetapan visi Kampus yang bersangkutan. Visi yang ditetapkan tidak hanya sekedar pernyataan, akan tetapi dapat dilaksanakan secara sistematis dan strategis yang tepat dan ditunjang dengan perangkat yang memadai sehingga dengan statemen visi yang mengarah kepada kemampuan mengantisipasi dan adaptasi akan dapat menjadi pedoman.

  Visi sebagai daya pandang yang jauh mendalam dan luas yang merupakan daya pikir abstrak yang memiliki kekuatan yang dahsyat dan dapat menerobos segala batas fisik, waktu dan tempat. Visi dapat menjadi sumber energi yang dapat mendorong seseorang bekerja dengan rajin, tekun dan pantang menyerah, penuh dedikasi, berdisiplin tinggi, tetapi sebaliknya ketiadaan visi dalam organisasi merupakan akar dari hampir seluruh masalah-masalah yang muncul dalam organisasi.

2. Identifikasi Masalah

  Dari uraian tersebut dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang mempengaruhi kinerja dosen, yaitu Apakah tingkat pendidikan dosen berpengaruh terhadap kinerja dosen? Bagaimana supervisi pengajaran berpengaruh terhadap kinerja dosen? Apakah jaminan kesejahteraan mampu mendorong kinerja dosen menjadin lebih baik? Apakah program penataran dan pelatihan dosen dapat meningkatkan kinerja dosen? Apakah sarana dan prasarana Kampus berpengaruh terhadap kinerja dosen? Apakah ada pengaruh antara pemanfaatan sistem informasi dengan kinerja dosen? Bagaimanakah pemanfaatan

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

  sistem informasi pendidikan dalam meningkatkan kinerja dosen? Apakah ada pengaruh antara gaya kepemimpinan kepala Kampus dengan kinerja dosen? Bagaimana pemahaman dosen terhadap visi kampuas? Apakah dosen dilibatkan dalam perumusan visi kampus? Apakah terdapat hubungan antara pemahaman visi Kampus dengan kinerja dosen? Apakah terdapat hubungan antara pemanfaatan sistem informasi pendidikan dan pemahaman tentang visi Kampus dengan kinerja dosen di kampus?

B. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Kinerja

  Pengertian kinerja pada dasarnya sama dengan pengertian unjuk kerja. Pengetian kinerja secara umum merupakan kegiatan yang mengarah pada suatu hasil yang diharapkan. Pengertian tersebut dipahami dari berbagai tafsiran berikut ini :

  Menurut Fremont, Kast dan Rozenweg kinerja adalah proses seorang individu untuk mencapai tujuan yang relevan, sedangkan menurut Kamars mengatakan kinerja merupakan terjemahan dari kata Performace yang berarti kemauan dan kemampuan melakukan sesuatu pekerjaan. Timpe kinerja adalah penilaian tingkat kerja yang dikerjakan dengan jelas. Kemampuan dalam diri seseorang tersebut di atas menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely dapat diklasifikasikan dalam dua aspek yaitu (1) aspek kemampuan mental (intelegencia),dan (2) aspek kemampuan fisik (skill). Pendapat ini apabila kita hubungkan dengan profil seorang dosen sangatlah relevan, sebab seorang dosen dituntut untuk memiliki kemampuan fisik (skill) yang handal, disamping itu ia juga dituntut untuk memiliki kemampuan mental (Intelegencia).

  Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely bahwa kinerja sama dengan prestasi kerja., yaitu hasil yang diinginkan dari suatu pekerjaan.

  Standar kinerja dosen dirinci secara khusus yang dikenal dengan sepuluh kemampuan dasar dosen yaitu sebagaimana yang dikemukakan Sahertian sebagai berikut : 1) kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan, 2) kemampuan mengelola program belajar mengajar, 3) kemampuan mengelola kelas, 4) kemampuan menggunakan media/sumber belajar, 5)

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016 167

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

  kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan, 6) kemampuan mengelola interaksi belajar-mengajar, 7) kemampuan menilai prestasi mahasiswa untuk kependidikan pengajaran, 8) kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, 9) kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi kampuas, 10) kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil- hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

  Kinerja dosen selayaknya memenuhi sepuluh kemampuan dasar di atas. Semua itu merupakan hal-hal yang prinsip dalam proses belajar mengajar. Sutermeister yang dikutip Sahertian menyatakan bahwa kinerja seseorang tergantung pada kemampuan profesional dan motivasinya, sedangkan kemampuan profesional itu mengacu kepada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu seperti mencerminkan pemahaman, ketrampilan, dan sikap dalam melaksanakan tugasnya. Jadi sepuluh hal yang mendasar itu sudah selayaknya dimiliki oleh seorang pendidik, namun Amstrong, Denton dan Savage dikutip Bafadal menekankan 5 (lima) kategori keterampilan mengajar yaitu: 1) keterampilan menspesifikasi tujuan performan, 2) keterampilan mendiagnosis mahasiswa, 3) keterampilan memilih strategi pengajaran, 4) keterampilan berinteraksi dengan murid, 5) keterampilan menilai efektifitas pengajaran.

2. Kompetensi profesional (professional competency)

  Kemampuan yang harus dimiliki oleh dosen dalam proses belajar mengajar adalah mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar megajar mahasiswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Untuk itu dosen dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran.

  Dosen harus selalu memperluas dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan banyak membaca, mendengar dan mengikuti perkembangan serta kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan. Dalam memberikan pelajaran, dosen sebenarnya mempunyai perencanaan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses belajar mengajar.

  Kegiatan mengajarnya dalam proses belajar mengajar

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

  harus disambut oleh mahasiswa dengan penuh semangat karena bermanfaat. Kemampuan ini harus dihayati sebagai seni pengolahan proses belajar mengajar yang diperoleh melalui latihan, pengalaman dan kamauan belajar yang tidak pernah putus. Dalam pelaksaan proses belajar-mengajar, keaktifan mahasiswa harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode pengajar.

  Dalam hal teknik evaluasi, secara teori dan praktek, dosen harus dapat melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Tes obyektif yang digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula dosen dapat menyusun item secara benar, lebih baik agar tes yang digunakan harus dapat memotivasi belajar mahasiswa.

  Sanusi dkk memerincikan gugus kemampuan profesional dosen sebagai berikut: 1) merencanakan program belajar mengajar a) merumuskan tujuan intruksional, b) menguraikan dipenelitian satuan bahasan, c) merancang kegiatan belajar mengajar, d) memilih media dan sumber belajar,

  e) menyusun insrumen evaluasi. ; 2) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, a) memimpin dan membimbing proses belajar mengajar, b) mengatur dan mengubah suasana belajar mengajar. 3) menilai kemauan belajar, a) memberikan skor atas hasil evaluasi, b) menstranformasikan skor menjadi nilai, c) menetapkan rangking, d) menafsirkan dan memanfaatkan berbagai informasi hasil penilaian dan penelitian untuk memecahkan masalah profesi kependidikan.

3. Kompetensi pribadi

  Pelaksanaan tugas selaku dosen harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya. Seorang dosen harus mampu mempersiapkan hari depan bangsa, walaupun berbagai jenis ragam tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dan penuh kesadaran bahwa tugasnya harus dilaksanakan dengan penuh pangabdian.

  Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua tumbuh dan berkembang melalui kegiatan belajar. Dosen sebagai pendidik dengan sengaja mempengaruhi arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat. Tata nilai termasuk norma, moral, estetika dan ilmu

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016 169

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

  pengetahuan mempengaruhi perilaku etik mahasiswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Kuat lemahnya pengaruh itu sangat tergantung pada usaha tergantung pada usaha disiplin yang diterapkan dosen sehingga menghasilkan sikap mental, watak.

  4. Kompetensi sosial

  Dosen dimata masyarakat pada umumnya dan dimata para mahasiswa merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri teladan dalam kehidupan sehari-hari. Dosen merupakan tokoh dan tipe makhluk yang diberi tugas dan beban membina dan membimbing msyarakat kearah norma yang berlaku. Untuk itu dosen perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat dalam masyarakat dalam rangka penyelenggaraan proses belajar mengajar yang efektif. Karena dengan dimilikinya kemampuan tersebut, otomatis hubungan Kampusdengan masyarakat berjalan dengan lancar, sehinga jika ada keperluan dengan orang tua mahasiswa ridak akan mendapatkan kesulitan. Adapaun kemapuan sosial tersebut meliputi kemampuan dosen dalam berkomunikasi, bekerjasama, bergaul dan lain-lain.

  5. Hakekat Kinerja Dosen

  Usaha peningkatan kualitas pendidikan disadari satu kebenaran fundamental, yaitu bahwa kunci keberhasilannya adalah dengan mempersiapkan dan menciptakan dosen-dosen yang profesional, yang memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pendidikan yang berkualitas. Dosen merupakan suatu profesi, yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai dosen. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dapat dilakukan oleh orang di luar kependidikan, sehingga profesi ini paling mudah terjadi pencemaran.

  Ukuran lain yang digunakan untuk menentukan profesionalisme dosen adalah: Professional Capacity ( kemampuan profesioanl ), Professional Effort ( Upaya profesional ), Teacher’s

  Time ( waktu untuk kegiatan profesional dosen ), Fit and Proper Qualification ( kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya ).

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

  Kemampuan profesional menyangkut kemampuan dosen dalam hubungannya dengan inteligensi, sikap dan prestasi dalam mengajar. Dosen harus menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkannya, termasuk upaya memperkaya dan meremajakan pengetahuannya sesuai perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi. Upaya profesional menyangkut kegiatan dosen mentranformasikan kemampuan profesional yang dimilikinya ke dalam tindakan mengajar. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan, bahwa kinerja seorang dosen adalah tingkat keberhasilan dosen dalam melaksanakan tugas dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang dapat dilihat dari kemampuannya berupa kemampuan perencanaan pengorganisasian, kemampuan perencanaan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, hasil tugas dalam efisiensi dan efektivitas kerja, serta perilaku dalam bentuk cara berkomunikasi dan memberikan dorongan. Berdasarkan uraian tersebut variabel kinerja dosen terdiri dari dimensi kemampuan, hasil tugas dan perilaku. Dimensi kemampuan memiliki indikator kemampuan perencanaan pengorganisasian bahan pengajaran, kemampuan perencanaan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, dan kemampuan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dimensi hasil tugas memiliki indikator efisiensi kerja dan efektifitas kerja. Dimensi perilaku memiliki indikator cara berkomunikasi dan memberi dorongan

6. Pemanfaatan Sistem Informasi

a. Hakekat Pemanfaatan Sistem Informasi

  Pemanfaatan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan anggota suatu masyarakat serta memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan.

  Raymond McLeod,Jr mengatakan bahwa pemanfaatan sistem informasi merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Untuk memahami sistem informasi diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep: sistem, informasi, konsep nilai suatu informasi.

  Sistem merupakan seperangkat elemen yang

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016 171

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

  digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. Suatu sistem tidak memiliki kombinasi elemen yang sama tetapi susunan dasarnya terdiri dari sumber daya input yang dirubah menjadi sumber daya ouput.

  Mengacu pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem terintegrasi , sistem manusia mesin untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan pengambilan keputusan dan basis data.

  Pemanfaatan Sistem Informasi adalah aplikasi teknologi informasi yang berfungsi sebagai sistem pendukung untuk meningkatkan kemampuan manajemen suatu organisasi atau lembaga agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal. Dalam pengertian yang luas teknologi informasi meliputi seluruh jenis teknologi yang memproses data dan informasi, seperti telepon, satelit, radio dan komputer, tetapi dalam pengertian yang sempit teknologi informasi merujuk pada teknologi komputer.

b. Pemanfaatan Sistem Informasi Pendidikan

  Pemanfaatan sistem informasi memiliki tujuan sesuai dengan tujuan organisasi. Setiap organiasi memiliki tujuan sendiri-sendiri yang tergambarkan dan program visi dan misi organisasi. Kampussebagai suatu organisasi pendidikan memiliki tujuan yang terumuskan dalam visi dan misi masing-masing kampuas. Untuk mencapai tujuan tersebut pimpinan dan dosen membutuhkan informasi supaya dapat membuat keputusan secara tepat yang menunjang upaya pencapaian tujuan lembaga kampuas.

  Secara khusus pemanfaatan sistem informasi bertujuan untuk: 1) menyediakan informasi dan pelayanan informasi bagi pengelola, pimpinan dan pelaksana serta pemakai informasi lainnya guna menunjang proses pelaksanaan di lingkungan organisasi, 2) menyediakan dan memberikan pelayanan informasi bagi pemakai informasi untuk pelaksanaan kegiatan operasional dalam organisasi, 3) menyediakan dan memberikan pelayanan informasi bagi

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

  pemakai informasi untuk pengembangan sumber daya manusia dalam organsasi, 4) menyediakan dan memberikan pelayanan informasi bagi pemakai informasi untuk pelaksanaan tugas dan kegiatan pembinaan, pengawasan dalam organisasi, 5) menyediakan dan memberikan pelayanan informasi bagi pemakai informasi dalam rangka proses penilaian di lingkungan organisasi.

  Perkembangan teknologi pendidikan yang semakin pesat, mendorong Kampus sebagai organisasi pendidikan mengelola sistem informasi dengan bantuan komputer secara bersistem melalui sistem informasi manajemen. Sistem informasi menejemen adalah sistem yang secara terpadu mengaitkan manusia dengan mesin / peralatan untuk menyajikan informasi guna mendukung pimpinan atau organisasi mencapai tujuan. Penerapan sistem informasi di Kampus terdiri atas unsur-unsur input, proses dan output yang dalam implementasinya : input terdiri atas kurikulum, mahasiswa, kepegawaian, sarana dan prasarana, media, lingkungan kampuas, keuangan dan masyarakat. Proses dengan memanfaatkan teknologi komputer dan output berupa informasi yang disajikan untuk kepala Kampus atau pihak laian yang membutuhkan sebagai bahan dalam membuat keputusan untuk mencapai tujuan kampuas. Proses sistem informasi dengan teknologi komputer memerlukan persyaratan kondisi tertentu seperti : 1) Daya struktur dan organisasi yang pasti, 2) Tersedia data, 3) Peralatan yang memadai dan 4) Adanya pengelolaan dan pemeliharaan sistem.

7. Hakekat Pemahaman Visi Kampus

  Kemampuan untuk memahami sesuatu yang sedang dipelajari oleh seseorang merupakan segi kognitif yang harus dimiliki untuk menganalisa berbagai informasi yang telah diterimanya dan dapat mengambil manfaat dari informasi tersebut.

  Menurut Maslow seperti yang dikutip Slameto, yang dimaksud pemahaman adalah salah satu kebutuhan primer manusia adalah kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti yaitu kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu, mendapatkan pengetahuan, informasi danuntuk mengerti

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016 173

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

  sesuatu. Pengetahuan sebagai hasil belajar termasuk ke dalam ranah kognitif yang terdiri atasaspek: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) aplikasi (4) analisa (5) sintesis (6) evaluasi. Pemahaman merupakan segi kognitif yang telah dimiliki warga belajar untuk menganilis mengenai informasi yang diterimanya.

  Menurut Hosseini pemahaman merupakan tingkat terendah dari pengertian dan suatu pengertian dapat dianggap menjadi bagian dari pengetahuan seseorang, hal ini memberi tekanan kepada proses yang telah dikomunikasikan atau disampaikan. Bloom mengatakan ada tiga jenis pengertian pemahaman yaitu: 1) menterjemahkan (translation), 2) interpretasi (interpretation), dan 3) ekstrapolasi (extrapolation). Translasi berarti menterjemahkan, dimana seseorang dapat menciptakan suatu proses komunikasi dalam bahasa yang lain atau dalam bentuk komunikasi yang lain. Interpretasi (menafsirkan) yaitu berkenaan dengan komunikasi yanglain sebagai suatu konfigurasi gagasan dengan penilaian yang mungkin memerlukan penyusunan kembali suatu konfigurasi baru dalam pemikiran seseorang. Ekstrapolasi yang merujuk kepada pengertian, kemampuan untuk melakukan estimasi atau prediksi yang didasarkan pada kemampuan membaca perkembangan, kecenderungan serta akibat atau kondisi yang didipenelitiankan dalam proses komunikasi.

  Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Lonnie Helgerson yang diktip oleh Hadari Nawawi mengatakan bahwa: Visi adalah gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang (anggota organisasi). Visi memiliki kekuatan yang mampu mengundang, memanggil dan menyerukan pada setiap orang ( anggota organisasi) untuk memasuki masa depan. Visi organisasi harus dirumuskan oleh menajemen puncak (puncak pimpinan) organisasi. Tujuan penetapan visi organisasi adalah: (1) mencerminkan apa yang ingin dicapai, (2) Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, (3) menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik, (4) Memiliki orientasi terhadap masa depan, (5) menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam organisasi, (6) menjamin

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang kesinambungan kepemimpinan organisasi.

  Setiap Kampus harus memiliki visi, visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi Kampus dan digunakan untuk memandu perumusan misi kampuas. Visi adalah gambaran masa depan yang diinginkan Kampus agar Kampus yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya. Gambaran tersebut harus didasarkan pada landasan yuridis, yaitu Undang-Undang Pendidikan dan sejumlah peraturan pemerintah, khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai dengan jenjang, jenis kampuasnya dan profil Kampus yang bersangkutan. Visi Kampus harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasioanal, tetapi sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat yang dilayani. Tujuan pendidikan nasional sama, tetapi profil kampuas, khususnya potensi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani Kampus tidak selalu sama. Oleh karena itu dimungkinkan setiap Kampus memiliki visi yang tidak sama dengan Kampus lain, asalkan tidak keluar dari koridor nasional yaitu tujuan pendidikan nasioanl.

C. KERANGKA BERPIKIR

1. Pemanfaatan Sistem Informasi dengan Kinerja Dosen

  Pemanfaatan sistem informasi merupakan suatu totalitas yang terpadu sistem informasi yang terdiri dari perangkat perencanaan, tranformasi, perangkat komunikasi, pemakai, ketenagaan, organisasi pelaksana dan pengendalian dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan organisasi. Penerapan sistem informasi di Kampusterdiri atas unsur-unsur input, proses dan output yang dalam implementasinya : input terdiri atas kurikulum, mahasiswa, kepegawaian, sarana dan prasarana, media, lingkungan kampuas, keuangan dan masyarakat. Proses dengan memanfaatkan teknologi komputer dan output berupa informasi yang disajikan untuk kepala Kampusatau pihak lain yang membutuhkan sebagai bahan dalam membuat keputusan untuk mencapai tujuan kampuas. Pemanfaatan sistem informasi oleh dosen sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan Kampusyang seperti yang diharapkan dalam visi kampuas. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi maka pengelolaan sistem informasi memerlukan teknologi komputer. Pengelolaan dan pemanfaatan sistem informasi berbasis

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016 175

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

  komputer secara optimal akan mendorong meningkatnya kinerja dosen, sehingga dapat diduga terdapat hubungan antara pemanfaatan sistem informasi dengan kinerja dosen.

  2. Pemahaman Visi Kampus dengan Kinerja Dosen

  Pemahaman visi Kampus merupakan kemampuan untuk menangkap makna atau arti dari visi kampuas, yaitu kemampuan dalam menterjemahkan, menginterpretasikan dan mengekstrapolasikan visi Kampus yang gambaran kondisi masa depan dari suatu Kampus yang belum tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang. Visi merupakan daya pandang jauh ke depan yang merupakan daya pikir abstrak tetapi memiliki kekuatan yang dahsyat yang dapat menembus segala batas fisik, waktu dan tempat. Visi Kampusidealnya diharapkan dapat memenuhi harapan

  stekholder baik, pemerintah, orang tua, mahasiswa dan

  masyarakat luas yaitu visi yang sesuai dengan perkembangan zaman yang mampu menghasilkan manusia-manusia unggul yang dapat bersaing.

  Berdasarkan pemikiran ini dapat diduga bahwa terdapat hubungan antara pemahaman visi Kampus dengan kinerja dosen, artinya apabila pemahaman dosen tentang visi Kampus tinggi maka kinerja dosen juga akan meningkat.

  

3. Pemanfaatan sistem informasi dan pemahaman visi Kampus

dengan Kinerja Dosen.

  Pemahaman visi Kampus merupakan kemampuan untuk menangkap makna atau arti dari visi kampus, yaitu kemampuan dalam menterjemahkan, menginterpretasikan dan mengekstrapolasikan visi Kampus, kemampuan yang dimiliki sebagai hasil belajar yang merupakan kemampuan untuk menganalisis tentang visi Kampus yaitu gambaran kondisi masa depan dari suatu Kampus yang belum tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang. Visi Kampus harus dipahami oleh seluruh komponen Kampus termasuk dosen, sehingga tidak akan terjadi salah penafsiran antara dosen dengan kepala Kampus atau dengan komponen yang lain tentang visi kampuas, hal ini tidak akan terjadi apabila visi Kampus dirumuskan secara bersama-sama dan disosialisasikan kepada seluruh komponen Kampus termasuk

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang orang tua, masyarakat dan pemerintah.

  Memperhatikan hubungan antara pemahaman visi Kampus terhadap kinerja dosen dan pemanfaatan sistem informasi dengan kinerja dosen, dapat diduga terdapat hubungan antara pemanfaatan sistem informasi dan pemahaman visi Kampus secara bersama-sama dengan kinerja dosen. Artinya apabila pemahaman visi Kampus dan pemanfaatan sistem informasi tinggi maka dengan sendirinya kinerja dosen akan mengalami peningkatan.

  D. HIPOTESIS PENELITIAN.

  Hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah: a.

  Terdapat hubungan positif antara pemanfaatan sistem informasi dengan kinerja dosen.

  b. Terdapat hubungan positif antara pemahaman visi Kampus dengan kinerja dosen.

  c.

  Terdapat hubungan positif antara pemanfaatan sistem informasi dan pemahaman visi Kampus secara bersama- sama dengan kinerja dosen.

  E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

  Hasil penelitian yang dilaksanakan di STMIK Islam Internasional dengan dosen sebagai unit analisisnya, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

  1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pemanfaatan sistem informasi (X

  1 ) dengan kinerja dosen (Y)

  yang ditunjukkan dengan persamaan regresi Ŷ = 102,79 + 0,28 X

  1 dan koefisien korelasi r y1 = 0,48, dengan demikian

  hipotesis kerja yang diajukan diterima (H 1 : p y1 >0).

  2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pemahaman visi kampus (X

  2 ) dengan kinerja dosen (Y) yang

  ditunjukkan dengan persamaan Ŷ=120,19+0,58X

  2 dan

  koefisien korelasi r y2 = 0,41, dengan demikian hipotesis kerja yang dikemukakan diterima ( H

  1 : p y2 > 0).

  3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pemanfaatan sistem informasi (X

  1 ) dan pemahaman visi

  kampus (X

  2 ) secara bersama-sama dengan kinerja dosen (Y)

  yang ditunjukkan dengan persamaan regresi

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016 177

  Commerce Jurnal Ilmiah Politeknik Piksi Input Serang

  Ŷ=87,48+0,176(X

  1 ) + 1,57(X 2 ) dan koefisien korelasi r y12 =

  0,826, dengan demikian hipotesis kerja yang dikemukakan diterima (H1:p y12 >0).

2. Saran

  Berdasarkan kesimpulan di atas , beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut:

  1. Para dosen hendaknya memiliki kemampuan dan kesadaran untuk memanfaatakan sistem informasi pendidikan secara optimal sehingga seorang dosen mampu melaksanakan tugas-tugas kependidikan yang berorientasi pada perkembangan zaman, efisien dan efektif.

  2. Visi kampus harus dipahami oleh semua dosen dan seluruh komponen kampus, karena merupakan landasan kerja bersama yang diharapkan dapat memberikan kekuatan dalam mencapai tujuan.

  3. Perlu adanya sosialisasi visi kampuas kepada seluruh komponen kampuas dan perlunya dilibatkannya dosen dalam merumuskan visi kampuas..

  4. Agar masalah kinerja dosen menjadi lebih jelas, perlu dilakukan kembali penelitian mengenai kinerja dosen dengan menempatkan faktor lain sebagai variabel bebas.

  

DAFTAR PUSTAKA

  Ace Suryadi (2002) Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan: Isu, Teori, dan Aplikasi . Jakarta: Balai Pustaka. Dadang Suhardan (2006) Pengawasan Profesional. Bandung: Dewa Rhuci. Indra Djati Sidik: Memperbaiki Kelemahan Masa Lalu. Republika,

  Minggu, 30 Mei 2004 PPRI Nomor 55 Tahun 1998, Tentang Perubahan Atas PPRI Nomor 28 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Dasar.

  

Pendidikan dalam Program 100 Hari Mendiknas. Kompas, Selasa, 23

  November 2004 Steven G. Smith (2005) The Concept of Human Nature. Philadelphia: Temple University Press.

  | Vol. 4 No. 2 | Juni . 2016

Dokumen yang terkait