SOAL SASTRA INDONESIA TO DINAS KOTA 2011

  

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

DINAS PENDIDIKAN

JALAN HAYAM WURUK 11 TELEPON 0274 512956, 563078

LATIHAN UJIAN NASIONAL

  Mata Pelajaran : Sastra Indonesia Program : Bahasa Hari/Tanggal : Waktu : 120 menit PETUNJUK UMUM

  1. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban yang telah disediakan, dengan menggunakan pensil 2B sesuai petunjuk.

  2. Hitamkan bulatan di depan nama mata pelajaran.

  3. Jumlah soal sebanyak 40, pada setiap butir soal terdapat 5 pilihan jawaban.

  4. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum Anda menjawabnya.

  5. Laporkan kepada pengawas Latihan Ujian apabila terdapat lembar soal yang kurang jelas, rusak, atau tidak lengkap.

  6. Tidak diizinkan menggunakan kalkulator, HP, tabel matematika atau alat bantu hitung lainnya.

  7. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ujian.

  8. Lembar soal tidak boleh dicoret-coret untuk mengerjakan perhitungan.

PETUNJUK KHUSUS

  Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan mengarsir ( ) lingkaran huruf A,B,C,D, atau E pada Lembar Jawab yang tersedia.

1. Bacalah dengan cermat kutipan berikut!

  1)Ada seorang raja Irak bernama Sultan Ibrahim yang memerintah kerajaan dengan adil dan bijaksana. 2)Pada suatu waktu ia membangun sebuah istana yang sangat indah. 3)Setelah selesai raja bertanya kepada rakyatnya, kekurangan apa yang mungkin masih ada pada istana itu. 4)Seorang tua menjawab, bahwa istana itu memang indah dan kukuh, tetapi akhirnya istana itu akan rusak dan binasa juga. Hanya Tuhan sajalah yang kekal di dunia akherat.

  5)Mendengar jawaban itu Ibrahim sadar kefanaan dunia dan berniat meninggalkan hidup kerajaan. 6)Diserahkannya kerajaan kepada wasir (menteri) utamanya dan ia mengganti pakaiannya dengan pakaian seorang kafir. 7)Ia pergi meninggalkan kerajaan untuk mengembara dalam rangka beribadah kepada Allah. (Hikayat Sultan Ibrahim) Sifat tokoh Sultan Ibrahim dalam kutipan tersebut adalah ....

  A. sombong

  B. bijaksana

  C. rendah hati

  D. angkuh

  E. rendah diri

  Kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 2 dan 3! Bacalah dengan cermat! Dengan suaminya yang ramah, hampir setiap sore, ada saja yang kami percakapkan.

  Banyak hal yang tampaknya ingin ia ketahui tentang saya. Tapi saya lebih suka, entah “Jadi …ia hidup sendiri. Telah berapa lama?” “Sejak suaminya meninggal, Guru. Delapan tahun yang lalu.” “Tidak adakah seseorang di desa ini yang cukup dekat dengannya?” ”Semua orang ingin dekat. Ia saja yang rupanya mau jauh.” Mau jauh? Kembali saya ingat soal itu : daya tolak. Bibirnya yang melengkung. Alisnya yang terangkat tapi dahinya tidak berlipat. Matanya. Matanya. Ada apakah dengan matanya? Kenapa saya tak suka. Sungguh tolol. Perempuan itu telah menyita perhatian saya, padahal saya tak menginginkannya. Demikian menyitanya sampai-sampai terbawa dalam surat saya ke Mira, pacar saya. Tulis saya pada salah satu alinea : Namanya Mak Suma, Mira. Saya tak suka ia tapi pikiran saya selalu tertuju kepadanya. Ia punya daya tolah tapi tidakkah itu pula daya tariknya? (Tambo : Sebuah Pertemuan, Gus Tf Sakai) 2. Cara pengarang menggambarkan watak Mak Suma adalah ....

  A. melalui perilaku tokoh

  B. dengan dialog antartokoh

  C. melalui cara berpikir tokoh

  D. mendeskripsikan tindakan tokoh

  E. uraian langsung pengarang

  3. Gaya penceritaan yang dipakai dalam penggalan novel tersebut adalah ....

  A. Diaan terbatas

  B. Diaan serbatahu

  C. Akuan sertaan

  D. Akuan taksertaan

  E. Akuan terbatas

4. Bacalah dengan cermat kutipan berikut!

  Setahun setelah perkawinannya dengan Suparli, Sripah melahirkan Supeno, bocah laki- laki dengan muka bulat dan rambut ikal seperti bapaknya. Dua tahun kemudian disusul oleh Sinik. Keluarga ini memang masih sama-sama berusia muda. Suryanto, anak ketiga lahir setelah anak kedua berusia dua tahun tujuh bulan. Delapan tahun dengan tiga orang anak : lelaki-perempuan-lelaki. Sripah dan Suparli juga berpikir, anak perempuannya diapit oleh sua laki-laki. Itu namanya sendang kapit pancuran. Dalam kepercayaan Jawa, dia harus diruwat atau diupacarai dengan ditanggapkan wayang kulit. Kalau tidak, berarti Sripah harus melahirkan anak lagi. Hidup tentua akan bertambah berat.

  (Di Tengah Kemarau, M. Shoim Anwar) Kalimat yang mendukung adanya nilai mitos terdapat pada ...

  A. Setahun setelah perkawinannya dengan Suparli, Sripah melahirkan Supeno, bocah laki-laki dengan muka bulat dan rambut ikal seperti bapaknya.

  B. Keluarga ini memang masih sama-sama berusia muda. Suryanto, anak ketiga lahir C. Delapan tahun dengan tiga orang anak : lelaki-perempuan-lelaki.

D. Sripah dan Suparli juga berpikir, anak perempuannya diapit oleh dua laki-laki, itu namanya sendang kapit pancuran.

  E. Dalam kepercayaan Jawa, dia harus diruwat atau diupacarai dengan ditanggapkan wayang kulit.

  Kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 5 s.d. 7. Bacalah dengan cermat!

  (1)Mencapai gundukan tanah basah dengan dua batu di atasnya, lelaki itu terhenti. (2)Tak berkata apa pun. (3)Cahaya matanya tak seramah tadi. Garang. Bermusuhan. (4)”Ini makam Teuku Razid. Dan aku putranya”, kata lelaki itu, sambil menghunus pistol dari balik jaketnya. (5)”Jadi kita bersaudara!” seru Ali (6)”Kita memang bersaudara. Tapi kau tetap musuhku. Akan kutembak kau, agar terluka, dan meninggalkan tanah kami! Dari tadi kau diikuti empat orang pai yang siap menyergapku!” (7)Terdengar suara siulan di sekitar makam. (8)Datang dari rimbun ilalang yang bergoyang dihembus angin. (9)Empat orang teman Ali, berseragam, bersenapan, muncul menyergap. (10)Putra Teuku Razid meledakkan pistolnya. Peluru menembus lutut Ali. (11)Seketika Ali tersungkur di sisi makam Teuku Razid.

  (Sebutir Peluru Kasih Sayang, S. Prasetyo Utomo)

  5. Amanat dalam kutipan tersebut adalah ....

  B. (1), (2), (3), (6)

  D. Segala sesuatu perlu diserahkan kepada takdir

  C. Sebagai seorang istri rajasebaiknya menasehati anaknya

  B. Mintalah doa restu pada anakmu yang menjadi raja

  A. Hormatilah kedua orang tuamu

  baginda pun menangislah, sambil bertitah,(2)”Wahai anakku Tuan, telah bunda dan ayah halalkanlah seperti sekalian permintaanmu itu, maka tiadalah sekali-kali ayah dan bunda ada berniat atau bermaksud kejahatan, hendak bercerai dengan tuan, melainkan telah sudahlah itu berlaku dengan takdir Tuhan kaya atas makhluknya, dan (3) bukannya pula ayah dan bunda hendak membuangkan tuan.” (4) Setelah didengar oleh Cendera Hasan akan titah bundanya itu, maka bercuruanlah air matanya, sambil ia bangun menyembah kaki ayah dan bundanya kedua itu seraya berdatang sembah, (5) ”Aduhai Ayah dan Bunda, tinggallah ayah dan bunda baik-baik, karena anakda hendak berjalan membawa untung anakda barang ke mana, (6) ayah dan bunda serahkanlah pula akan anakda kepada Allah subhanahu wataal kiranya, (7) mudah- mudahan barang dipeliharakan Allah jua kiranya akan anakda ini.” (Cerita Raja Kilan Syah Srta Putranya) 8. Amanat yang terdapat dalam naskah sastra Melayu Klasik tersebut adalah ....

  E. (4), (5), (6), (10) Penggalan berikut untuk menjawab soal nomor 8 dan 9. Bacalah dengan cermat!

  D. (2), (3), (4), (5)

  C. (7), (8), (10), (11)

  A. (1), (7), (8), (11)

  A. Hendaklah kita mencintai tanah air kita lebih dari cinta kita kepada saudara kita

  7. Kalimat yang memuat informasi latar tempat adalah ...

  E. Datang dari rimbun ilalang yang bergoyang dihembus angin.

  C. ”Jadi kita bersaudara!” seru Ali D. Terdengar suara siulan di sekitar makam.

  B. Ini makam Teuku Razid. Dan aku putranya”, kata lelaki itu

  A. Mencapai gundukan tanah basah dengan dua batu di atasnya, lelaki itu terhenti.

  6. Kalimat yang menunjukkan informasi latar budaya tertentu adalah ...

  D. Janganlah bertindak gegabah di kuburan E. Kita harus melakukan tindakan kesatria, tidak main keroyokan.

  B. Hendaklah kita menghormati orangtua kita masing-masing C. Seorang prajurit harus mendahulukan tugas dan tanggung jawabnya.

  E. Mintalah doa restu pada kedua orangtuamu jika akan berkelana

  9. Sifat tokoh Cendera Hasan adalah berbakti pada kedua orangtuanya, digambarkan pada penggalan nomor ...

  A. (1)

  B. (2)

  C. (3)

  D. (4)

  E. (6)

  10. Bacalah dengan seksama!

  Sewaktu membaca Miss Lu, ada beberapa kemungkinan yang dihadapi oleh pembaca, antara lain kesan kebenaran ungkapan ”kematian pengarang”, dan kesan bahwa novel ini adalah sebuah fiksi sejati. Ungkapan ”kematian pengarang” dipergunakan oleh Roland Barthes ketika membaca cerpen Balzac, mengenai seorang castrato yang sedang menyamar sebagai wanita. Begitu hebat penyamaranya, sehingga pembaca mmelupaan siapa pengarangnya. Dalam novel ini penggambaran Miss Luu sebagai tokoh utama begitu meyakinkan, sehingga pembaca lupa bahwa Miss Luu sebenarnya hanyalah seorang tokoh rekaan pengarangnya. Masalah yang diungkapkan dalam penggalan esai tersebut adalah ....

  A. kebingungan pembaca ketika membaca novel Miss Luu

  B. keunggulan pengarang dalam menggambarkan tokoh Miss Luu

  C. kematian pengarang atau kegagalan pengarang

  E. kesan pembaca bahwa novel Miss Luu adalah fiksi semata

  11. Bacalah dengan seksama!

  (1) Penuturan semacam ini membuka kemungkinan baru dalam bernarasi. (2) Sang penulis berhasil memanipulasi bahan yang sangat sederhana lantas menyulapnya menjadi satu cerpen yang original. (3)Membaca cerpen ini mengingatkan saya pada sebuah film Memento yang tokohnya mengalami amnesia sehingga daya ingatannya yang pendek. (4) Banyak pengulangan adegan dalam film tersebut. (5) Sebagaimana film tersebut cerpen hanya mengulangi terus kejadian yang sama dengan penambahan detail demi detail pada pengulangan berikutnya. Kalimat dalam paragraf tersebut yang berupa kritik terhadap cerpen adalah nomor ....

  A. (1)

  B. (2)

  C. (3)

  D. (4)

  E. (5)

12. Bacalah dengan seksama!

  PENERIMAAN kalau kau mau kuterima kau kembali dengan sepenuh hati aku masih tetap sendiri kutahu kau bukan yang dulu lagi bak kembang sari sudah terbagi jangan tunduk! tentang aku dengan berani kalau kau mau kuterima kau kembali untukku sendiri tapi sedang dengan cermin aku enggan berbagi

  (Chairil Anwar) Larik yang menyatakan bahwa tokoh ”aku” menuntut totalitas adalah ....

  A. kalau kau mau kuterima kau kembali dengan sepenuh hati

  B. kutahu kau bukan yang dulu lagi bak kembang sari sudah terbagi

  C. jangan tunduk! tentang aku dengan berani

  D. sedang dengan cermin aku enggan berbagi

  E. kalau kau mau kuterima kau kembali

PERTEMUAN TERAKHIR

  besok, ketika kita bertemu lagi, pertemuan yang paling damai, dan paling indah, aku ingin kaubawakan oleh-oleh setangkai mawar, bunga kamboja, kenanga, melatii, dan minyak srimpi nggak usah pake kemenyan aku tak tahan asapnya nggak usah pake tangis aku tak tahan pedihnya nggak usah pake doa aku sudah agak lupa Kata pertemuan terahir pada judul puisi tersebut melambangkan ....

  A. kematian

  B. perpisahan

  C. kesedihan

  D. kebahagiaan

  E. keputusasaan

  14. Bacalah dengan seksama!

  Kamazawa berkata-kata dalam Jepang, saya tidak mengerti tetapi nadanya tidak mengenakkan. Kemudian, tampaknya terjemahannya : ”Itulah kamu dan bangsamu! Tidak hanya bodoh, tetapi juga malas dan tidak bisa dipercaya. Agus-san, saya tidak punya makanan lagi. Apakah kamu mau minum air putih?” Telinga saya terasa panas dan nanar.”Tidak. Mister. Terima kasih. Dan sebaiknya saya permisi saja. Arigato gonzaimasu. Sayonara!”. Saya segera berlalu dari tempat itu membawa kembali map saya bersama-sama perasaan malu dan terhina. Pekerjaan yang sudah di depan mata menguap tanpa bekas dalam waktu enam menit. Apa yang harus aku katakan pada Thomas?

  (Baru Enam Menit, Agus Fahri Husein) Sifat Agus-san dalam kutipan tersebut adalah ....

  A. penyabar

  B. pemarah

  C. pendendam

  D. pesimistis

  E. emosional

  15. Bacalah dengan seksama!

  Wartawan : Sebenarnya harga asli petani itu berapa sih, Pak? Wartawa : Lho, kog! Pedagang : Memangnya kenapa, Pak! Wartawan : .... Pedagang : Benar, memangnya kenapa? Wartawan : Kog, bisa! Pedagang : Mereka mau kog, habis perkara. Sekali-sekali kami khan perlu untung banyak! Wartawan : Mereka nggak nawar-nawar! Pedagang : Bukannya nawar, mereka itu justru berlomba menaikkan harga! Larik yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang teks drama di atas adalah ...

  A. Bukanlah kalian semua menjualnya seharga tiga puluh ribu.

  B. Berarti kalian menipu para pembeli

  C. Bukankah yang membeli barang-barang itu istri para pejabat?

  D. Apakah Anda tidak merasa rugi dengan harga serendah itu?

  E. Jangan-jangan terjadi pemaksaan dalam jual beli ini!

  16. Bacalah dengan seksama!

  (1) Adzan menyilet. (2)Menyapa pintu-pintu. (3)Menembus daun trembesi, lembah- lembah, orang-orang sibuk. (4)Dan para petani itu. (5)Perempuan-perempuan di kali, penyabit rumput, menyusui anak. (6)Ada matahari terik. (7)Ada lesung ditalu, bertalu- talu, suara paku dipalu pertanda kerja, sapi-sapi dihalau para gembala. Tertawa. Gembira. (8)”Gusti,” Muadzin Ali mendehem. (9)Menatap Imam Mathori takjub, memandang jendela. Menunggu sesuatu. (10)”Tak ada yang datang. Apakah speaker di surau ini kurang keras memanggil mereka, Ali?” (11) ”Musim tanam selalu membuat seluruh kampun sibuk. (12)Seperti biasa. (13) Lelaki dan perempuan. Bahkan anak-anak. Jangankan surau, bahkan sekolah selalu kosong.” Latar waktu dalam kutipan tersebut didukung oleh kalimat nomor ....

  A. (1), (6), (11)

  B. (2), (5), (7)

  C. (1), (8), (9)

  D. (10), (11), (13)

  E. (5), (6), (7)

  17. Bacalah dengan seksama!

  BELAJAR aku tak mengerti laut karena aku bukan ombak aku tak mengerti langit karena aku bukan biru aku tak engerti malam karena aku bukan sepi aku tak mengerti diam karena aku bukan bisu aku tak mengerti cinta karena aku .... aku tak mengerti kau karena aku bukan aku Frase berirama yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...

  A. bukan tulus

  B. bukan kasih

  C. bukan buta

  D. bukan sayang

  E. bukan dokter

  18. Bacalah dengan seksama!

  (1)Mendatang derap kuda (2)dan angin bernyanyi (3)--- Kan kusadap darah lelaki terbuka guci-guci dada baja (4)bagai pedagang anggur dermawan (5) lelaki-lelaki rebah di jalanan (6) lambung terbuka dengan geram serigala! (7) O, bulu dada yang riap! (8) kebun anggur yang sedap! Larik puisi bermajas personifikasi terdapat pada nomor ...

  A. (1)

  B. (2)

  C. (4)

  D. (5)

  E. (6)

  19. Bacalah dengan seksama!

  NYANYIAN LADANG (Subagio Sastrowardoyo) di hari siang. Setelah selesai mengerjakan sawah Pak tani, jangan menangis kau akan cukup punya sandang buat menikah. setelah selesai melunas hutang pak tani, jangan menangis kau akan cukup punya pangan buat si ujang. setelah selesai pergi kondangan pak tani, jangan menangis kau akan cukup punya ladang buat bersawah. setelah selesai mendirikan kandang pak tani, jangan menangis Kalimat kritik yang tepat untuk puisi tersebut adalah ....

  A. Sajak ”Nyanyian Ladang” menarik karena pengarang menggunakan rima dan irama dengan cermat.

  B. Penggunaan rima yang sama pada tiap-tiap bait memberikan kesan monoton

  C. Penyair telah mampu mengolah tema puisi dengan baik dan padu

  D. Kata-kata dalam puisi tersebut cukup mewakili persoalan yang mau disampaikan

  E. pengulangan larik terakhir pada masing-masing bait memberikan kesan mistis

  20. Bacalah dengan seksama!

  Hermina memalingkan wajah ke belakang. Sesosok wanita tua dengan pakaian lusuh tengah menatapnya teduh. Mbok Waginah wanita bertubuh ringkih itu, membawa lilin yang menyala menerangi wajahnya. ”Mbok!” Helmina merangkul tubuh itu erat. Seperti tak hendak dlepaskan. Derai mutiara bening menghujani punggung Mbok Waginah. Dari pelukan itulah, kehangatan seorang ibu ia rasakan. Kehangatan yang membuat jiwanya tenang. Mbok Waginah membelai. Ia dekap tubuh gadis yang sejak bayi ia urus dan pelihara. Helmina bagaikan putrinya sendiri. Ia mengasuh Helmina hingga gadis itu kini berusia delapan belas tahun. Tulis Merah Batavia, Aep Saefulloh Suasana batin tokoh Helmina yang tergambar dalam cuplikan cerpen di atas adalah ....

  A. sedang gelisah

  B. merindukan ibunya

  C. ketakutan

  D. membutuhkan kasih sayang

  E. jatuh cinta

  21. Bacalah dengan seksama!

  (1) Setelah duduk di muka Hanafi, maka dipandanginyalah sejurus akan anaknya, lalu berkata dengan sedih, “Istrimu sangat lelah dan lebih dari sabar, Hanafi. Oleh karena itu, makin tidak patut engkau berbuat serupa itu.” diri sendiri. Siapakah yang memberikan istri serupa itu kepadaku?” (3) Dengan tidak dapat ditahan-tahannya, air mata ibu sudah jatuh pula berhamburan, laksana manik putus pengarang. (4) Sejurus lamanya ia tidak sanggup bersuara, karena kerongkongannya bagai tersumbat. (5) Akhirnya berkatalah ia dengan terputus-putus, “Kusangka engkau sedang menyesal atas perbuatanmu tadi, Hanafi. Tapi itulah pula yang engkau sebut. Sudahlah untung bagi orang tua buruk ini, beranak satu yang berfiil serupa ini”. Bukti bahwa sifat Hanafi adalah seorang yang tidak menyesali perbuatannya adalah kalimat nomor....

  A. (1) dan (2)

  B. (2) dan (3)

  C. (2) dan (5)

  D. (3) dan (4)

  E. (1) dan (5)

  22. Bacalah dengan seksama!

  Permainan jaranan terlihat mulai menggusur kesadaran Suparli. Kali ini dia berjongkok sambil mengibas-ngibaskan kepalanya. Matanya bertambah terbakar dan nyalang. Mulutnya mengunyah-ngunyah sambil sebentar-sebentar lidahnya menjilat-jilat. Sang pawang kembali memasuki arena sambil membawa rotan yang diujungnya ada rumbai- rumbai. Sang pawang segera menepuk pundak Maderi dan menyuruhnya keluar arena. Maderi segera minggir karena kesadarannya memang masih utuh. .... Punggung Suparli ditepuk dua kali dengan rotan tadi. Supardi spontan jenggirat dan berbalik arah bersama kudanya. Rotan yang ada rumbai-rumbainya itu disentuh-sentuhkan ke hidup Suparli. Suparli kelihatan menjinak mengikuti komando sang pawang. Kalimat yang sesuai untuk melengkapi bagian rumpang dari penggalan cerpen di atas adalah ....

  A. Tetapi tiba-tiba Maderi mengamuk B. Pawang itu kini mendekati Suparli.

  C. Suparli mencoba merebut rotan yang dipegang pawang.

  D. Beberapa saat kemudian Suparli jatuh tersungkur.

  E. Sang pawang memukul Maderi dengan rotan tadi

  23. Bacalah dengan seksama!

  (1) Pembantu : Wah kasihan dek monic, dia seharusnya mendapat perhatian dari ibu bapak tapi...Ah andai maz Resti ada disini mungkin monic gak bakal monic..Tapi...Ya sudahlah... (2) Mama Tara : Sore mbok...Monic sudah pulang sekolah? (3) Pembantu : Oh ibu...Monic sudah pulang dari tadi kok, nah sekarang ada dikamar lagi istirahat.. Tapi bu adek monic.... (4) Mama Tara : Tapi apa?Kenapa dengan monic... (5) Pembantu : Adek monic tadi ngajak Laras ke rumah tapi sekarang Laras sudah pulang... (6) Mama Tara : Oh.. itu mah sudah wajar, Laraskan sering main kemari..Ya sudah ya mbok saya mau ke ruang kerja dahulu, masih ada beberapa berkas yang harus saya selesaikan. (7) Pembantu : Hampir saja aku ngomong sama ibu, kalo monic..... Ah bodoh amat sih aku ini, nanti monic bisa marah sama saya SAMBIL MELANJUTKAN PEKERJAANNYA KEMBALI, TIBA-TIBA PINTU RUMAH DIKETUK ORANG.

  (8) Pembantu : Wah ibu ini pulang dari kerja bukannya nyamperin monic eh malah sibuk sama kerjaan.. Kalimat yang menginformasikan perwatakan tokoh Mama Tara adalah ....

  A. (1), (2), (3)

  B. (1), (6), (8)

  C. (2), (4), (6)

  D. (3), (5), (7)

  E. (3), (7), (8)

  

Penggalan berikut untuk menjawab soal nomor 24 dan 25. Bacalah dengan seksama!

  Pemburu tadi memasang jaringnya dekat pohon itu. Setelah umpan diserakkannya, bersembunyilah ia masuk ke dalam belukar. Tidak lama antaranya datanglah sekawan burung dara dikepalai seekor rajanya. Melihat makanan banyak bertaburan di tanah, merendahlah burung itu dan dengan serempak terjaringlah semuanya. Dengan segera pemburu pun keluar dari tempatnya bersembunyi, berlari-lari hendak menangkapi burung dara itu. (1) Melihat pemburu datang, tiap-tiap burung menggelepar-geleparkan sayapnya berusaha hendak melepaskan diri. (2) Janganlah kamu mencoba melepaskan diri sendiri-sendiri,” kata raja burung dara.”(3) Diri temanmu pun hendahlah kamu pandang sama harganya kepadamu dengan dirimu. (4)Sebab itu mari kita kumpulkan tenaga kita bersama-sama, dan dengan serentak kita terbangkan jaring ini. Dengan demikianlah mudah-mudahan kita akan terlepas dari bahaya.” (5) Mendengar titah rajanya, tiap-tiap burung pun bersiaplah. Ketika itu telah dekat pemburu itu, berteriaklah raja burung memerintahkan terbang. Maka terbanglah kawanan burung itu dengan serentak, dan diterbangkannya jaring itu bersama-sama. (6) Seketika lamanya pemburu berdiri dengan herannya, tetapi tak lama antaranya berlari-larilah ia mengikuti perburuannya itu. Semua itu dilihat gagak, dan setelah burung dara agak jauh terbangnya, ia pun terbanglah dari belakang. ”Baiklah kukikuti ke mana perginya,” katanya,”Au ingin melihat bagaimana kesudahannya.” adalah ....

  A. (1)

  B. (2)

  C. (3)

  D. (4)

  E. (5) 25. Latar suasana yang menonjol berdasarkan kutipan di atas adalah ....

  A. mengerikan

  B. menyedihkan

  C. menengangkan

  D. putus asa

  E. mengecewakan

26. Cermati kutipan berikut!

  Ali : Tadi aku dengar suara Hustam, di mana dia sekarang? Mau apa dia ke sini? Samsudin : .... Ali : Apa keperluan penyair gila itu? Samsudin : Kayak kamu tak tahu saja, apa lagi kalau bukan masalah ekonomi. Ali : Yah, itu mah sudah biasa! Samsudin : Oh, ya apa kamu sudah selesai dengan pekerjaanmu? Jika sudah, rekan-rekan yang lain diberi tahu bahwa kita akan mengadakan rapat persiapan ulang tahun Hari Bahasa dan Sastra. Ali : Kapan? Di mana? Samsudin : Di kantor kita saja, soal waktu terserah kamu!.

  Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog yang menggambarkan latar tempat pada penggalan naskah drama tersebut adalah ...

  A. Ya di sini dong, mau di mana lagi.

  B. Tidak usah pura-pura tidak tahu.

  C. Biasa, di kantor tata usaha.

  D. Mungkin menyerahkan naskah puisinya E. Di kantor kita saja, soal waktu terserah kamu.

  Puisi berikut untuk menjawab soal nomor 27 dan 28. Bacalah dengan cermat!

  NYANYIAN IBU S.M. Ardan Anakku, Kalau hasrat dan damba mengetari darah dan tubuhmu Melasak dan menggelisah dalam tangisan Turunlah Pergilah Lepas dan menghabur ke dunia citamu Tidak hanya mata mengiringi Darah hatiku akan menetes sebanjir peluh pada tubuhmu Dalam keriangan bermain kejaran Dan Kalau kau dapat luka Kalau kau dapat duka Kembalilah Datanglah Menangislah sepuas-puas Tumpahkan atas pangkuanku Kalau tangismu reda sudah Kembalilah lagi ke dunia citamu

  Untuk nanti datang lagi padaku dengan tangismu Kau tumpahkan atas pangkuanku Anakku Kau dengan tawamu kulepas ke dunia citamu Kau dengan tangismu kusambut dalam pangkuanku Kau tumbuh dewasa kusubuhi dengan darah hatiku

  (1932, Ketemu di Jalan) 27. Isi puisi tersebut adalah ....

  A. seorang anak yang gelisah ingin mencapai cita-cita

  B. seorang ibu yang selalu menjaga anaknya

  C. seorang ibu yang tidak diperhatikan oleh anaknya D.seorang anak yang pulang ke ibunya karena gagal

  E. seorang ibu yang selalu siap menerima anaknya apapun kondisinya

  28. Kata-kata yang melambangkan betapa besar cinta seorang ibu pada puisi tersebut adalah ....

  A. Darah hatiku akan menetes sebanjir peluh pada tubuhmu

  B. Kalau tangismu reda sudah, kembalilah lagi ke dunia citamu

  C. Kalau hasrat dan damba mengetari darah dan tubuhmu

  D. Kalau tangismu reda sudah, kembalilah lagi ke dunia citamu

  29. Sejak itu jiwa gelisah

  selalu berjuang tiada reda Ketenangan lama rasa beku Gunung pelindung rasa penghalang Berontak hati hendak bebas menyerang segala apa menghadang (STA)

  Informasi yang bisa diperoleh dari penggalan sajak “Menuju ke Laut” karya STA di atas adalah . . .

  A. Penjelasan tentang isi mimpi yakni bergeloranya laut dengan gelombang yang berkejar-kejaran menuju ke tepi pantai.

  B. Informasi tentang kegelisahan setelah mengalami peristiwa yang hebat, perasaan ingin bebas dan berontak terhadap kebekuan dan ketenangan yang lama.

  C. Informasi tentang kekerasan hati yang hendak maju sehingga menghasilkan kesedihan dan kegembiraan yang silih berganti.

  D. Informasi tentang penderitaan dalam mencapai kemajuan, tetapi tidak ada niat untuk kembali ke alam lama.

  E. Kesan bagaimana kerasnya si aku yang hendak meninggalkan tradisi lama menuju ke tradisi yang baru.

  30. Bacalah penggalan berikut dengan seksama!

  Kak Yos, perih rasanya kala aku memutuskan semuanya itu. Aku ternyata bukan sendiri. Aku ternyata tempat bergantung tujuh nyawa. Dan saat aku mendengar berita kau telah menyunting gadis Yogya, hatiku bersorak gembira. Ya, dalam keperihan aku gembira.

  (Surat Kasih, Korrie Layun Rampan) Bagian kalimat yang di cetak miring pada penggalan cerpen di atas merupakan majas ….

  A. majas personifikasi dan majas hiperbola

  B. majas metafora dan majas personifikasi

  C. majas metafora dan majas paradoks

  D. majas hiperbola dan majas paradoks

  E. majas metafora dan majas paradoks 31.

  Kata di atas jika ditulis dalam aksara latin adalah ....

  A. pisau

  B. permata

  C. pensil

  D. pistol

  E. perahu

  32. Bacalah penggalan berikut dengan seksama!

  Hasan : Kau lupa tentang fitnah Anas terhadapmu, Hadi? Hadi : (semakin tak sabar, kemudian ia meloncat dari atas meja mendekati

  Hasan).Fitnah bagaimana? Hasan : Bukankah kau dituduh mencuri pulpenya? Hadi : Seingat saya Anas tidak menuduh, hanya menanyakan pulpennya kepadaku Hasan : Tetapi, tahukah kau, Hadi, bahwa pulpen itu tidak hilang. Pulpen itu dijualnya karena dia benci kamu, maka kau dituduhnya sebagai pencuri.

  Hadi : (….) Hasan : Benar, Hadi, dia memang tidak menuduh secara terang-terangan. Tetapi, tahukah bahwa kau diadukan kepada Pak Bas?

  Pernyataan yang tepat dikemukakan Hadi dalam rumpang dialog (…) di atas adalah ….

  A. Tetapi aku tahu, dia tidak menuduhku.

  B. Mengapa Pak Bas tidak menghukumku? C. Cara demikian terlalu rendah. Aku tak mau.

  D. Aku yakin Anas tidak bermaksud demikian!

  E. Bagaimana kau dapat mengetahui hal itu semua?

  33. DALAM GELOMBANG Alam bergulung melembah jauh ke sawah, Turun melembah jauh ke bawah, Lidah ombak mengek buih, Surut kembali di air gemuruh, (St. Takdir Alisjahbana) Baris keempat cuplikan puisi di atas termasuk majas ….

  A. metafora

  B. perumpamaan

  C. metonimia

  D. perbandingan

  E. personifikasi 34. Berjumpa malam berbaur dengan keraguan.

  Penulisan kata yang bercetak miring dalam kalimat tersebut ke dalam aksara Arab Melayu yang benar adalah…

  A. اسرم

  B. افموجرب C.

  ناکسرول

  D. رنيس 35.

  Kata ketiga dari kalimat di atas jika ditulis dalam aksara Latin berbunyi ...

  a. makna

  b. masam

  c. makan

  d. malam

  e. makin 36. Saya pergi ke sekolah.

  Kalimat dalam aksara Arab Melayu yang sesuai dengan kalimat tersebut adalah....

  A.

  B.

  C.

  D.

  E.

  37. Perhatikan tulisan Arab Melayu berikut ini! Secara berurutan kata dalam huruf Arab Melayu tersebut dibaca ….

  C. perilaku perempuan

  D. diaan serba tahu

  C. diaan terbatas

  B. akuan taksertaan

  A. akuan sertaan

  39. Sudut pandang yang dipakai dalam penggalan novel di atas adalah …

  E. kebiasaan ke pacuan kuda

  D. penutup rambut

  B. jenis pakaian

  A. besar, kelas, pensil

  A. cara berpakaian

  “Saya malu memakai pakaian demikian, Khadijah, tidak cocok dengan diriku, aku tak biasa.” “Itulah yang akan dibiasakan.” “Pakaian begini tak diadatkan di negeri kita.” “Dahulu yang tidak, kini inilah pakaian yang lazim.” “Saya tidak mau membuka rambut.” “Membuka rambut apakah salahnya? Bukanlah panas kalau selalu ditutup saja?” “Sebetulnya saya tidak mempunyai pakaian yang demikian.” Sahut Hayati pula. “Itu gampang pakailah pakaianku, itu tersedia dalam lemari berapa saja kau mau.” Setelah bertengkar-tengkar yang hampir saja menyebabkan Hayati tak jadi pergi, tetapi mengingat hendak bertemu dengan Zainuddin nanti, dipakainya juga pakaian itu. (Tenggelamnya Kapal Va Der Wijck, HAMKA) 38. Persoalan adat yang dibicarakan dalam penggalan novel di atas adalah ….

  

Penggalan novel berikut untuk menjawab soal nomor 38 dan 39. Bacalah dengan

cermat!

  E. pensil, kelas, besar

  D. kelas pensil, besar

  C. kelas, besar, pensil

  B. besar, pensil, kelas

  E. pencerita menceritakan diri sendiri

  40. Bacalah dengan cermat! Dan aku menghela nafas dengan berat, mengapa kamu tak juga datang? Rasanya aku mau menunggu dia selama seribu tahun, meski dia tidak pernah berjanji, namun agaknya waktu waktu di dunia ini bukan untukku. Aku tahu cintaku hanya lamunan,

  tidak ubahnya seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami Makna peribahasa yang bercetak miring pada kutipan tersebut adalah...

  A. Untuk mendapatkan sesuatu harus dengan kerja keras.

  B. Tidak boleh berharap banyak dengan sesuatu yang belum tentu terjadi.

  C. Tidak boleh berburuk sangka dengan siapa pun.

  D. Sabar dalam penantian tanpa harapan.

  E. Pekerjaan yang dilakukan dengan sia-sia.