PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECHAN MASALAH MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PELUANG Eva Maulida

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECHAN MASALAH MELALUI PENDEKATAN
MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PELUANG

Eva Maulida1, Lili Kasmini2, Rita Novita3

Abstrak
Matematika merupakan ilmu dasar yang harus kita kuasai untuk bisa memahami ilmu lainnya. Dan
selama ini pembelajaran matematika cenderung berjalan satu arah, siswa tidak dididik untuk
menemukan konsep sendiri, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Begitu juga
halnya pada pelaksanaan pembelajaran materi peluang, siswa tidak dibiasakan untuk menemukan
sendiri konsep-konsep peluang, sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar. Oleh karena itu salah
satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa adalah melakukan pendekatan pembelajaran Matematika Realistik. pendekatan ini
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang yang diawali dengan dunia nyata dan bisa
menemukan sendiri konsep-konsep matematika sehingga melibatkan siswa berperan aktif dalam
proses pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai pembimbing atau tutor. Adapun subjek dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 3 Banda Aceh yang berjumlah 124 siswa, sampel
yang di ambil yaitu kelas X IPS 1 dan X IPS 2. Instrument yang digunakan adalah tes awal dan tes
akhir, data tersebut diolah dengan menggunakan statistik. Berdasarkan rumus uji t dengan taraf

siknifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 49 dari tabel distribusi t diperoleh t tabel : t 0,975(49) = 2,44,
Dan t hitung = 1,69. sehingga thitung > t(tabel) yaitu 2,44 > 1,67, dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima. Jadi hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan matematika Realistik lebih baik
dan meningkat dibandingkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran konvensional pada materi peluang.
Kata Kunci: Matematika Realistik, Materi peluang, Kemampuang Pemecahan Masalah

1

Eva Maulida, Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh
Lili Kasmini, Dosen Prodi Pend. Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena,
lili@stkipgetsempena.ac.id
3
Rita Novita, Dosen Prodi Pend. Matematika, STKIP Bina Bangsa Getsempena ,
rita_meutuwah@yahoo.com

2

ISSN 2355-0074


email:
email:

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 132

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

suatu bidang matematika yang aplikasinya

PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu dasar

hampir meliputi setiap area kehidupan modern.

yang harus kita kuasai untuk bisa memahami

Mengingat begitu penting peranan

ilmu lainnya. matematika adalah ilmu yang


matematika,

paling

dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

unik.

matematika

Kemampuan
secara

dalam

tidak

ilmu


langsung

kualitas

telah

banyak

pendidikan

usaha

matematika

yang
seperti

menunjukkan kemampuan seseorang dalam

mengadakan


berpikir, bertindak atau menentukan sesuatu.

Pelajaran (MGMP), seminar, pelatihan guru,

Matematika adalah ilmu pemahaman dan

penyempurnaan

strategi, dimana konsentrasi dalam belajar

Namun usaha ini belum memberikan hasil

sangat diperlukan.

yang memuaskan hasil belajar matematika

Namun

matematika


kurikulum

Guru
dan

Mata
lain-lain.

hanya

siswa masih rendah jika dibandingkan dengan

perhitungan membagi, menjumlah, perkalian

hasil belajar mata pelajaran lain. Salah satu

ataupun pembagian, lebih dari hal tersebut,

cara yang dapat dilakukan untuk membantu


matematika

siswa dalam pembelajaran matematika adalah

dapat

bukan

Musyawarah

menjelaskan

dan

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan

dengan memilih dan menggunakan

sehari-hari


langkah-

ataupun pendekatan pembelajaran yang tepat,

langkah logis matematika, seperti halnya

sehingga siswa dapat memahami konsep

materi

matematika

secara

Peluang.

cepat

sesuai


Peluang

adalah

ilmu

dengan

baik

dan

metode

mampu

pengetahuan yang mempelajari ketidakpastian.

mengembangkan kemampuan menyampaikan


Ilmu

informasi atau mengkomunikasikan gagasan

ini

awalnya

dikembangkan

dari

permainan spekulasi, seperti permainan kartu

dari konsep matematika tersebut.

remi dan pelemparan dadu.
Pada


awalnya,

Kondisi di atas terjadi karena dalam
teori

peluang

pembelajaran matematika konvensional siswa

diaplikasikan untuk menentukan kemungkinan

jarang

memenangkan suatu permainan judi. Setelah

mengkomunikasikan ide-idenya.

berkembang,

teori

ini

diperlukan

dalam

sekali
Dengan

diminta
demikian

perlu

untuk
dicari

penyelesaian masalah dalam berbagai bidang

beberapa

alternatif

seperti meteorology, asuransi dan industry.

tersebut.

Salah

Contohnya seperti dalam proses pengeringan

menerapkan pendekatan Matematika Realistik.

kue, kejadian cacat adalah kue pecah atau

Matematika

hancur. Kemungkinan kejadian cacat dalam

pembelajaran matematika yang dikembangkan

periode produksi dapat dijelaskan dengan teori

di Belanda. Teori ini berangkat dari pendapat

peluang. Bahkan teori peluang mendasari

Fruedenthal bahwa matematika merupakan

kebanyakan metode-metode statistik, yaitu

aktivitas insani dan harus dikaitkan dengan

untuk

satu

Realistik

mengatasi

alternatif
merupakan

hal

dengan
teori

realitas.

ISSN 2355-0074

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 133

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

Pembelajaran matematika tidak dapat

dengan siswa belum mampu untuk membuat

dipisahkan dari sifat matematika seseorang

langkah-langkah dalam menjawab soal-soal

memecahkan masalah, mencari masalah, dan

latihan.

mengorganisasi

atau

materi

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

pelajaran (Gravemeijer 2003:1). Freudenthal

menerapkan pendekatan Matematika Realistik

berpendapat

dapat

karena dengan menggunakan pendekatan ini

dipandang sebagai penerima pasif matematika

siswa bisa menemukan sendiri konsep-konsep

yang sudah jadi. Pendidikan matematika harus

matematika

diarahkan pada penggunaan berbagai situasi

berperan aktif dalam proses pembelajaran dan

dan kesempatan yang memungkinkan siswa

tujuan pembelajaran itu sendiri akan tercapai

menemukan kembali (reinvention) matematika

dengan baik.

berdasarkan usaha mereka sendiri. Sehingga

Matematika Realistik

dapat dikatakan bahwa yang dilakukan dalam

Secara

bahwa

matematisasi
siswa

tidak

sehingga

melibatkan

garis

besar

siswa

Matematika

pembelajaran matematika adalah mengambil

Realistik

suatu permasalahan berdasarkan kenyataan,

Matematika Realistik indonesia) adalah suatu

menjadikannya sebagai proses matematika,

teori pembelajaran yang telah dikembangkan

dan membawakannya lagi kepada kenyataan.

khusus untuk matematika. Konsep matematika

Semua proses ini menuntun kepada pengertian

realistik ini sejalan dengan kebutuhan untuk

matematika secara konseptual (conceptual

memperbaiki

matematization).

Indonesia yang didominasi oleh persoalan

Hasil

pengamatan

PMRI

pendidikan

(Pendidikan

matematika

di

dan

bagaimana meningkatkan pemahaman siswa

wawancara dengan guru MAN 3 Banda Aceh,

tentang matematika dan mengembangkan daya

diketahui bahwa

nalar.

meyelesaikan

penulis

dalam

kemampuan siswa dalam

soal-soal

berkaitan

dengan

Dalam Matematika Realistik, dunia

materi peluang kejadian masih rendah. Hal ini

nyata digunakan sebagai titik awal untuk

ditandai dengan siswa belum mampu untuk

pengembangan ide dan konsep matematika.

memberikan argumentasi yang benar dan jelas

Menurut Blum & Niss, dunia nyata adalah

tentang soal-soal yang mereka jawab pada soal

segala sesuatu di luar matematika, seperti mata

untuk mentukan peluang kejadian. Keberanian

pelajaran

untuk menyampaikan ide-ide dan argumentasi

kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar

yang benar

kita. Gravemeijer (1994: 84) menggambarkan

dan jelas masih kurang pada

waktu proses pembelajaran. Hal ini ditandai

ISSN 2355-0074

lain

selain

matematika,

atau

kedua proses matematisasi sebagai berikut:

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 134

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

Sistem Matematika Formal
Bahasa
Algoritma

Matematika

Diselesaikan

Diuraikan

Soal-soal
Kontekstual

Gambar 1. Matematisasi Horisontal dan Vertikal
Dalam matematisasi horisontal, siswa

sebagai titik awal pembelajaran sehingga

mulai dari soal-soal kontekstual, mencoba

siswa dapat dilatih untuk mengkontruksikan

menguraikan dengan bahasa dan simbol yang

pengalaman/ pengetahuannya dan mengaitkan

dibuat sendiri, kemudian menyelesaikan soal

konteks nyata yang dikenal siswa untuk

tersebut. Dalam proses ini, setiap orang dapat

mengkontruksikan pengetahuan matematika

menggunakan

oleh siswa itu sendiri dengan pelajaran yang

cara

mereka

sendiri

yang

mungkin berbeda dengan orang lain. Dalam

akan dipelajari.

matematisasi vertikal, kita juga mulai dari

Realistik merupakan karakteristik PMRI. (Van

soal-soal kontekstual, tetapi dalam jangka

den Heuvel–Panhuizen dalam Supinah, 2008:

panjang kita dapat menyusun prosedur tertentu

19-20), merumuskan karakteristik Matematika

yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

Realistik sebagai berikut:

soal-soal

sejenis

secara

langsung,

tanpa

bantuan konteks.
suatu

menempatkan

ISSN 2355-0074

Matematika

a. Prinsip aktivitas, yaitu matematika adalah
aktivitas manusia. Si pembelajar harus

Oleh karena itu Matematika Realistik
merupakan

Karakteristik

realitas

pembelajaran

yang

lingkungan

siswa

aktif baik secara mental maupun fisik
dalam pembelajaran matematika.

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 135

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

b. Prinsip

realitas,

yaitu

pembelajaran

Pembelajaran

dengan

pendekatan

seyogyanya dimulai dengan masalah-

matematika realistik ini dapat dimulai dengan

masalah

memanfaatkan lingkungan sekeliling siswa

yang

realistik

atau

dapat

dibayangkan oleh siswa.

untuk menyebutkan atau memilih benda-benda

c. Prinsip berjenjang, artinya dalam belajar

yang bisa dijadikan untuk contoh dalam

matematika siswa melewati berbagai

menentukan

jenjang pemahaman, yaitu dari mampu

contohnya

menemukan

masalah

Pembelajaran dengan pendekatan Matematika

kontekstual atau realistik secara informal,

Realistik ini merupakan suatu pendekatan

melalui

pembelajaran yang menggunakan lingkungan

solusi

suatu

skematisasi

pengetahuan

tentang

memperoleh
hal-hal

yang

mendasar sampai mampu menemukan

dadu

suatu

dan

dan

kejadian,

uang

logam.

alamiah siswa untuk memudahkan siswa
dalam belajar.

solusi suatu masalah matematis secara
formal.

peluang

Pada pendekatan Matematika Realistik
ini terdapat empat langkah pembelajaran,

d. Prinsip jalinan, artinya berbagai aspek
atau topik dalam matematika jangan

yaitu:
1. Memahami masalah kontekstual

dipandang dan dipelajari sebagai bagian-

Guru

memberikan

masalah

bagian yang terpisah, tetapi terjalin satu

kontekstual (soal) peluang mengenai dugaan

sama lain sehingga siswa dapat melihat

munculnya suatu kejadian. Kemudian meminta

hubungan antaramateri-materi itu secara

siswa

lebih baik.

diberikan tersebut. Jika terdapat hal-hal yang

e. Prinsip

interaksi,

yaitu

untuk

memahami

masalah

yang

matematika

kurang dipahami oleh siswa, guru memberikan

dipandang sebagai aktivitas sosial. Siswa

petunjuk seperlunya terhadap bagian-bagian

perlu dan harus diberikan kesempatan

yang belum dipahami siswa. Karakteristik

menyampaikan strateginya menyelesaikan

Matematika Realistik yang muncul pada

suatu masalah kepada yang lain untuk

langkah

ditanggapi, dan menyimak apa yang

karakteristik

ditemukan orang lain dan strateginya

masalah kontekstual sebagai titik tolak dalam

menemukan itu serta menanggapinya.

pembelajaran, dan karakteristik keempat yaitu

f. Prinsip bimbingan, yaitu siswa perlu
diberi

kesempatan

menemukan

terbimbing

(re-invent)

untuk

pengetahuan

matematika.
Langkah-langkah

pertama

yaitu

adalah
menggunakan

interaksi.
2. Menyelesaikan masalah kontekstual
Siswa mendeskripsikan soal yang telah
diberikan tadi, melakukan interpretasi aspek

Pembelajaran

Pendekatan Matematika Realistik

ISSN 2355-0074

ini

dengan

matematika yang ada pada soal tersebut, dan
memikirkan

strategi

Selanjutnya

siswa

pemecahan
bekerja

masalah.

menyelesaikan

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 136

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

masalah

soal

berdasarkan

dengan

caranya

pengetahuan

sendiri

awal

yang

(interactivity)

antara

siswa dengan

guru

(pembimbing).

dimilikinya, sehingga dimungkinkan adanya

Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan

perbedaan penyelesaian siswa yang satu

Pembelajaran Matematika Realistik

dengan

a)

yang

lainnya.

Guru

mengamati,

memotivasi, dan memberi bimbingan terbatas,
sehingga

siswa

penyelesaian
Karakteristik

dapat

memperoleh

masalah-masalah
Matematika

tersebut.

Realistik

yang

muncul pada langkah ini yaitu karakteristik
kedua menggunakan model.
3. Membandingkan

pembelajaran

matematika

realistik
Menurut

Suwarsono

:

(2001:5)

terdapat beberapa kekuatan atau kelebihan dari
matematika realistik, yaitu :
1. Pembelajaran

matematika

realistik

memberikan pengertian yang

dan

mendiskusikan

jawaban
Guru

Kelebihan

jelas

kepada siswa tentang kehidupan seharihari dan kegunaan pada umumnya bagi

menyediakan

waktu

dan

kesempatan pada siswa untuk membandingkan

manusia.
2. Pembelajaran

metematika

realistik

dan mendiskusikan jawaban mereka secara

memberikan pengertian yang jelas kepada

berkelompok,

siswa matematika adalah suatu bidang

selanjutnya

membandingkan

dan mendiskusikan pada diskusi kelas. Pada

kajian

tahap ini, dapat digunakan siswa untuk berani

dikembangkan sendiri oleh siswa tidak

mengemukakan

hanya oleh mereka yang disebut pakar

pendapatnya

meskipun

pendapat tersebut berbeda dengan lainnya.
Karakteristik

pembelajaran

matematika

yang

dikonstruksi

dan

dalam bidang tersebut.
3. Pembelajaran

matematika

realistik

realistik yang tergolong dalam langkah ini

memberikan pengertian yang jelas kepada

adalah karakteristik ketiga yaitu menggunakan

siswa cara penyelesaian suatu soal atau

kontribusi siswa (students constribution) dan

masalah tidak harus tunggal dan tidak

karakteristik keempat yaitu terdapat interaksi

harus sama antara yang satu dengan orang

(interactivity) antara siswa dengan siswa

yang lain. Setiap orang bisa menemukan

lainnya.

atau menggunakan cara sendiri, asalkan

4. Menyimpulkan

orang

Berdasarkan hasil diskusi kelas, guru
memberi

kesempatan

pada

siswa

menarik

kesimpulan

suatu

konsep

itu

sungguh-sungguh

dalam

mengerjakan soal atau masalah tersebut.

untuk

Selanjutnya dengan membandingkan cara

atau

penyelesaian yang satu dengan cara

prosedur yang terkait dengan masalah realistik

penyelesaian

yang diselesaikan. Karakteristik pembelajaran

diperoleh cara penyelesaian yang tepat,

matematika realistik yang tergolong dalam

sesuai

langkah

penyelesaian masalah tersebut.

ini

ISSN 2355-0074

adalah

adanya

interaksi

yang

dengan

lain,

tujuan

akan
dari

bisa
proses

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 137

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

4. Pembelajaran

matematika

realistik

dalam

memberikan pengertian yang jelas kepada
siswa

bahwa

matematika,

dalam
proses

mempelajari
pembelajaran

soal

atau

memecahkan masalah.
4.

Tidak mudah bagi guru untuk memberi
bantuan

kepada

siswa

agar

dapat

merupakan sesuatu yang utama dan orang

melakukan penemuan kembali konsep-

harus menjalani proses itu dan berusaha

konsep atau prinsip-prinsip matematika

untuk menemukan sendiri konsep-konsep

yang dipelajari.

matematika dengan bantuan pihak lain

Kemampuan Pemecahan Masalah

yang sudah lebih tahu (misalnya guru).

b)

menyelesaikan

Kemampuan

pemecahan

masalah

Tanpa kemauan untuk menjalani sendiri

sangat penting bagi seorang siswa untuk

proses

memahami permasalahan dalam matematika.

tersebut,

pembelajaran

yang

bermakna tidak akan tercapaian.

Mengapa

Kekurangan

masalah (problem solving) sendiri adalah

dalam

implementasi

pembelajaran matematika realistik
Adanya

demikian?

Karna

pemecahan

keterampilan dasar yang menantang dan satu-

persyaratan-persyaratan

satunya

yang

paling

penting

dalam

tertentu agar PMR dapat muncul justru

matematika, Krulik dan Reys, (1990). Menurut

menimbulkan

dalam

Wilson (1997), tujuan anak belajar matematika

menerapkannya. Kekurangan atau Kesulitan

adalah untuk mengembangkan kemampuan

tersebut yaitu :

menyelesaikan

1.

Tidak mudah untuk merubah pandangan

matematika

yang mendasar tentang berbagai hal

pemecahan masalah matematis), meskipun

misalnya mengenai siswa, guru, dan

masalah bagi seseorang bisa jadi belum atau

peranan sosial atau masalah kontekstual,

bukan masalah bagi orang lain.

kesulitan

tersendiri

sedang perubahan itu merupakan syarat
2.

3.

berbagai
yang

ragam

rumit

Menurut

masalah

(kemampuan

Lenchner

(1983),

untuk dapat diterapkan PMR.

Pemecahkan

Pencarian soal-soal kontekstual yang

proses menerapkan pengetahuan matematika

memenuhi syarat-syarat yang dituntut

yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam

dalam pembelajaran matematika realistik

situasi baru yang belum dikenal. Setelah siswa

tidak selalu mudah untuk setiap pokok

memahami pemecahan masalah kemudian

bahasan

mereka

matematika

yang

dipelajari

masalah

dikondisikan

matematika

untuk

adalah

memilih

siswa, terlebih-lebih karena soal-soal

pengalaman

tersebut harus bisa diselesaikan dengan

macam

bermacam-macam cara.

Pengalaman itu diawali dengan memilih atau

Tidak mudah bagi guru untuk mendorong

menentukan strategi memecahkan masalah

siswa agar bisa menemukan berbagai cara

sebagai rencana untuk memecahkan masalah.

ISSN 2355-0074

untuk

strategi

menerapkan

berbagai

pemecahan

masalah.

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 138

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

Menurut Hamalik (1999:151) metode

1. Memahami masalah (understanding the

pemecahan masalah adalah suatu metode

problem) yang meliputu: mengetahui arti

mengajar dengan cara siswa dihadapkan pada

semua kata yang digunakan, mengetahui

suatu masalah yang harus dipecahkannya

apa yang di cari atau di tanya, maupun

berdasarkan data atau informasi yang akurat

menyejikan soal dengan kata-kata sendiri.

sehingga

mendapatkan

suatu

kesimpulan.

2. Merencanakan

penyelasaian

masalah/

Sedangkan pemecahan masalah adalah suatu

menyusun suatu strategi (devising plan),

proses

mental

menemukan
memecahkannya

dan

intelektual

dalam

meliputi kemampuan untuk mencoba

suatu

masalah

dan

salah satu strategi dari strategi yang ada

dan

untuk menyelesaikan masalah.

berdasarkan

data

informasi yang akurat sehingga dapat diambil

3. Menyelesaikan masalah dengan strategi

kesimpulan yang tepat dan cermat.
Menurut

kurikulum

yang dipilih (carrying out the plan), yeng

2006

(dalam

meliputi,

melaksanakan

rencana

novita, 2012), pemecahan masalah merupakan

pemecahan masalah dengan melakukan

kompetensi strategi yang ditunjukkan siswa

perhitungan

dalam memahami,memilih pendekatan dan

mendukung jawaban suatu masalah.

strategi

pemecahan

masalah,

dan

yang

diperlukan

untuk

4. Melakukan pemeriksaan kembali hasil

menyelesaikan model untuk menyelesaikan

yang

masalh. Oleh karena itu, pemecahan masalah

menyimpulkan jawaban dari masalah.

dalam matematika memerlukan lanhkah –

1.

kurikulum

2006

diperoleh

Penelitian

(dalam

kemudian

METODE PENELITIAN

langkah prosedural yang benar dan jelas.
Menurut

telah

ini

merupakan

jenis

penelitian (eksperimen) yang dilakukan dalam

novita, 2012), pemecahan masalah merupakan

bentuk

kompetensi strategi yang ditunjukkan siswa

kemampuan

dalam memahami, memilih pendekatan dan

pendekatan matematika realistik terhadap

strategi

peningkatan kemampuan pemecahan masalah

pemecahan

masalah,

dan

menyelesaikan model untuk menyelesaikan
masalh. Oleh karena itu, pemecahan masalah
dalam

matematika

memerlukan

lanhkah–

langkah prosedural yang benar dan jelas.
kemampuan pemecahan masalah yang

perlakuan

kelas

pemecahan

untuk

melihat

masalah

melalui

belajar matematika siswa.
Desain

penelitian

yang

akan

digunakan pada penelitian ini yaitu pretestposttest control group design yang melibatkan
dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kemampuan

kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah

pemecahan masalah yang di kemukakan oleh

semua siswa kelas X MAN 3 Banda Aceh

Polya

yang berjumlah 124 siswa, sampel yang di

dimaksud

mengacu

(dalam

pada

PPPPTK,2010)

dengan

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

ambil yaitu kelas X IPS 1 dan X IPS 2.
Peneliti memilih

ISSN 2355-0074

kelas tersebut dikarnakan

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 139

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

kemampuan siswa-siswanya masih memiliki

menggunakan

tingkat kemampuan rendah dalam pemecahan

Realistik.
pada

ingin mencoba meningkatkan pemampuan
masalah

tersebut

Matematika

Rancangan penelitian ini dapat dilihat

masalah pada materi peluang maka peneliti
pemecahan

pendekatan

tabel

berikut:

dengan

Grup

Tes

Treatment

Awal

Tes
Akhir

Eksperimen

O1

X

O2

Kontrol

O3

-

O4

Sumber: Rancangan Penelitian
Ket:
X = Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Matematika Realistik
O1 dan O2 = Nilai tes awal dan tes akhir kelas eksperimen
O3 dan O4 = Nilai tes awal dan tes akhir kelas kontrol
Instrument yang digunakan adalah tes

2. HASIL DAN PEMBAHASAN

awal dan tes akhir, data tersebut diolah dengan

Data yang akan dianalisis dalam

pendekatan kuantitatif yaitu menggunakan

penelitian ini adalah nilai pretest dan postest

statistik. Adapun yang dimaksud dengan

kelas eksperimen yang diajarkan dengan

pendekatan

kuantitatif menurut Margono

pendekatan matematika realistik dan kelas

(2005:103)“yaitu suatu proses menemukan

kontrol yang diajarkan dengan pendekatan

data

untuk

konvensional. Untuk mengetahui apakah ada

menemukan keterangan mengenai apa yang

peningkatan kemampuan pemecahan masalah

ingin di ketahui”. Dan soal tes tersebut akan

pada kelas eksperimen dengan menggunakan

dianalisis dengan uji normalitas dan uji

pendekatan pembelajaran matematika realistik

hipotesis.

maka dapat dilihat didalam tabel dibawah ini:

berupa

angka

sebagai

alat

Tabel: Deskripsi Analisis Nilai Tes Awal (pretes) dan Tes Akhir (postes) Kelas Eksperimen

Kelas
eksperimen

Tes Awal

Tes Akhir

jumlah

732

1793

Rata-rata

30,5

74,70833

Gain (d):
(Post-tes Pre-test)
1061

6357,958333

44,20833

Dengan menggunakan rumus:

ISSN 2355-0074

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 140

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

ajarkan dengan pendekatan

maka berdasarkan kriteria

Realistik pada materi peluang.
Penelitian

penolakan
0,05

dan

dengan taraf signifikansi
dan

dk

.dari

tabel

distribusi

masalah matematika siswa yang memperoleh
pendekatan Matematika Realistik lebih baik

t

dibanding kemampuan pemecahan masalah

sehingga
, maka

siswa

pendekatan

ditolak.

statistika

Dengan demikian dapat disimpulkan

yang

konvensional.

mengetahuinya

peningkatan

untuk

peluang

matematika

terdapat

bertujuan

menelaah apakah kemampuan pemecahan

yaitu

bahwa

ini

=

Student

,

diperoleh

Matematika

dapat

memperoleh
Maka

dilihat

berdasarkan

untuk
deskripsi

pembelajaran

yang

digunakan disajikanpada tabel dibawah ini:

kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa yang di

Tabel: Deskripsi Data Posstest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas

N

Skor Max

Skor Min

Eksperimen

24

98

50

Kontrol

27

83

33

Untuk mengetahui apakah kedua kelas
tersebut mempunyai varians yang sama, maka

SD

Varians

71,5

998,684

31,601

58

205,615

14,339

normalitas yang telah disajikan dalam tabel
dibawah

ini:

terlebih dahulu harus mempunyai syarat

Tabel: Hasil Uji Normalitas Nilai Posstest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Chi-Kuadrat Hitung
Kelas Eksperimen

4,78

Kelas Kontrol

2,99

Berdasarkan hasil uji normalitas tabel diatas
diperoleh:

chi-kuadrat
Oleh

)

=

=

.

karena

a. Kelas Eksperimen
Dengan taraf signifikan  = 0,05 dan

. maka dapat disimpulkan

banyak kelas interval k = 5. Maka derajat

bahwa data tes akhir kelas eksperimen

kebebasan (dk) untuk distribusi chi-kuadrat

sebarannya berdistribusi normal.

besarnya adalah dk= k-3 = 5-3 = 2, dan tabel

b. Kelas Kontrol

ISSN 2355-0074

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 141

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

Dengan taraf signifikan  = 0,05 dan

3. SIMPULAN
Berdasarkan

banyak kelas interval k = 6. Maka derajat

pembahasan

hasil

kebebasan (dk) untuk distribusi chi-kuadrat

penelitian dan hasil analisis data dan Sesuai

besarnya adalah dk= k-3 = 6-3 = 3, dan tabel

dengan

chi-kuadrat

t hitung

)

=

=

.

= 2,99

Oleh karena

. maka dapat disimpulkan bahwa data
tes akhir kelas kontrol sebarannya berdistribusi
normal.
Selanjutnya uji homogenitas data tes
akhir yang bertujuan untuk mengetahui berasal
dari tabel yang sama atau berbeda. Dengan
demikian didapatkan

atau

, maka

pengujian

> t tabel

berada pada daerah penolakan H0 sehingga Ha
dapat diterima pada taraf signifikansi  = 0,05.
Sehingga

dapat

pembelajaran
pendekatan

disimpulkan
dengan

meningkat dan

dapat

lebih baik dibandingkan

siswa yang diajarkan dengan pendekatan
konvensional pada materi peluang.
Oleh

karena
Realistik

terdapat

merupakan

suatu

kelas

Realistik

kemampuan pemecahan masalah matematika

ditolak dan Ha

antara

bahwa

menggunakan

Matematika

Matematika

varians

diperoleh

yaitu 2,44 > 1,69 ini berarti t

diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
perbedaan

hipotesis,

itu,

Pendidikan

(PMR)

boleh

pendekatan

jadi
yang

eksperimen dan kelas kontrol sehingga kelas

menjanjikan dalam pembelajaran matematika.

eksperimen dapat meningkatkan kemampuan

Berbagai literatur menyebutkan bahwa PMR

pemecahan masalah matematika siswa.

berpotensi

Setelah data-data dari ke dua kelas

meningkatkan

matematika

siswa

pemahaman

(Streefland,1991;

diolah maka pengujian hipotesisnya dapat

Gravemeijer, 1994, 1997). Negeri Belanda

dilakukan dengan menghitung nilai t sehingga

adalah

didapat t = 2,44650 > 1,69 maka H0 ditolak

berdasarkan hasil penelitian dan karya institut

sehingga terima Ha.

Freudenthal.

Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa,

kemampuan

matematika siswa
menggunakan

pemecahan

masalah

yang diajarkan dengan
pendekatan

Realistik lebih baik daripada

pionir

dalam

PMR,

terutama

Jadi, sekarang ini memang sangat
dibutuhkan pendekatan pembelajaran

yang

bisa membuat siswanya lebih bisa memahami

Matematika

dan mendalami penalaran yang disampaikan

kemampuan

guru,

salah

satunya

adalah

pendekatan

pemecahan masalah matematika siswa yang

Matematika Realistik. Dengan demikian siswa

diajarkan dengan pendekatan konvensional

tidak hanya mendengar dan menerima apa

pada materi peluang siswa kelas X MAN 3

yang disampaikan guru tetapi aktif juga dalam

Banda Aceh.

memberikan

contoh

dan

hal-hal

yang

berhubungan dengan pembelajaran.

ISSN 2355-0074

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 142

Eva Maulida, Rita Novita, Lili Kasmini, Peningkatan Kemam …

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Blum dan Niss dalam Hadi S. 2005:19. Pendidikan Matematika Realistik. Tulip
Gravemeijer, K.P.E. 1994. Developing realistic mathematics education. Disertai doktor,
Freudenthal Institute
Gravemeijer, K.P.E. 1997. Instructional design for reform in mathematics education. Dalam
Beishuizen, Gravemeijer, & van Lieshout (Eds.), The role of context and models in
the development of mathematics stategies and procedures. Utrecth
Hamalik, O. 1999. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Hadi, S. 2005. Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Tulip
Kemendikbud RI. 2014. Buku Guru Matematika, Kurikulum 2013. Jakarta
Lehrer, R. 2003. Developing Understanding of Measurement. In J. Kilpatrick, W. G. Martin,
& D. E. Schifter (Eds), A research companion to principles and standars for school
mathematics. Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics.
Margono, S.2005. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Novita, 2012, Pengenbangan Soal Pemecahan Masalah Matematika Model Pisa Level
Moderate Dan Most Difficult Untuk Siswa Sekolah Dasar, tesis, Palembang:
Universitas Sriwijaya
PPPPTK, 2010, Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SMP.
Kementerian Pendidikan Nasional DIKTI.
Streefland, L. 1991. Fraction in realistic mathematics education, a paradigm of development
research. Dordrecth: Kluwer
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sudjana. (2001:82). Metode Statistik. Bandung:Tarsito
Utami. D. A., Pendekatan Realistik Mathematic Education (RME) Berbasis Pemecahan
Masalah Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Matematika. (wikipedia) diakses
melalui
https://www.google.com/search?q=proposal+RME&ie=utf-8&oe=utf8#q=proposalmeningkat+kemampuan+pemecahan+masalah+melalui+pendekatan+R
ME+pada+materi+pecahan. 2013

ISSN 2355-0074

Volume II. Nomor 1. April 2015 | 143