IMPLEMENTATION OF INDONESIAN-MALAYSIA MOU COMMON GUIDELINES ABOUT FISHING PROTECTION IN ILLEGAL FISHING HANDLING IN THE MALAKA STREET

IMPLEMENTASI MOU COMMON GUIDELINES INDONESIA MALAYSIA TENTANG PERLINDUNGAN NELAYAN DALAM PENANGANAN ILLEGAL FISHING DI SELAT MALAKA IMPLEMENTATION OF INDONESIAN-MALAYSIA MOU COMMON GUIDELINES ABOUT FISHING PROTECTION IN ILLEGAL FISHING HANDLING IN THE MALAKA STREET

Dr. Widodo, M.Sc 1 Universitas Pertahanan

(widodo_unhan2017@yahoo.com)

Abstrak -- Penelitian ini membahas implementasi MoU Common Guidelines Indonesia- Malaysia tentang perlindungan nelayan. Tujuan dari MoU ini adalah untuk menetapkan pedoman tentang kesepakatan kegiatan yang terkait dengan isu perikanan antara Indonesia- Malaysia dengan penekanan khusus pada penjaminan kesejahteraan nelayan dari kedua belah pihak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan kualitatif. Prosedur pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, telaah dokumen lembaga, dan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah nelayan yang ditangkap oleh aparat kedua negara setelah diterapkannya MoU ini. Akan tetapi, masih terjadi penangkapan nelayan oleh aparat kedua negara walaupun jumlahnya menurun. Hal ini disebabkan karena aparat keamanan laut terutama di daerah dan nelayan khususnya nelayan tradisional masih kurang memahami isi dari MoU tersebut. Bagi instansi pemerintah yang telah mengetahui isi MoU tersebut, ada yang tidak menyetujui dengan diterapkannya MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia karena beranggapan bahwa MoU tersebut telah membatasi ruang gerak instansi pemerintah yang melakukan patroli di wilayah yang belum disepakati batas maritimnya antara Indonesia dan Malaysia di Selat Malaka. Dalam hal ini, perlu disusun technical guidance berisi pemetaan nasional terkait point-point koordinat batas maritim. Sosialisasi MoU juga perlu dilakukan secara cepat dan tepat khususnya di daerah dan perlu dibentuk satuan tugas terkait pelaksanaan MoU ini yang terdiri atas masing-masing instansi yang berwenang di laut agar memudahkan dalam penanganan dan koordinasi apabila terjadi pelanggaran di wilayah yang belum disepakati batas maritimnya. Kata kunci: MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia, wilayah yang belum disepakati batas maritimnya, Selat Malaka

Absract -- This study discusses the implementation of the MoU between Indonesia and Malaysia Common Guidelines on the protection of fishermen. The purpose of this MoU is to establish guidelines on deal activity related to fisheries issues between Indonesia and Malaysia with special emphasis on guaranteeing the welfare of fishermen from both sides. This research uses descriptive-analytic method with a qualitative approach. The procedure of collecting data obtained through interviews, document analysis institutions, and libraries. The results showed that the decline in the number of fishermen were arrested by the two countries after the implementation of this MoU. However, it is still the arrests of fishermen by the authorities of

1 Penulis adalah Dosen Prodi Keamanan Maritim Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan. Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 155 1 Penulis adalah Dosen Prodi Keamanan Maritim Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan. Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 155

Pendahuluan

Posisi geografis Indonesia tersebut ecara

sangat strategis karena terletak di S Asia Tenggara merupakan perairan

menjadikan perairan Indonesia sebagai negara Indonesia terletak

geografis,

posisi

salah satu perairan yang terpenting di pada posisi silang yang

dunia, dimana 80% dari luas perairan

antara benua Asia dan Australia serta yurisdiksi nasional Indonesia. Disamping antara Samudera Pasifik dan Hindia.

itu, peran domain maritim sangat vital Dalam sambutan buku Lintas Navigasi

bahwa 90% di Nusantara Indonesia karya Kresno 3 perdagangan dunia melalui laut dan

karena

faktanya

Buntoro, Menteri Pertahanan Republik pusat perkembangan perekonomian Indonesia mengungkapkan

berada di Asia. Oleh karena itu, Indonesia sebagai jembatan dari kedua

bahwa

perairan di kawasan regional Asia benua tersebut 2 .

Tenggara selalu dipandang penting Sebagai Negara kepulauan dengan

bagi negara-negara di dunia sebagai ribuan pulau yang menyebar di wilayah

kawasan perairan kompetensi bagi jalur perairan laut yang sedemikian luas dan

komunikasi laut (Sea Lanes of garis

Communication/SLOC) dan jalur menggambarkan bahwa dua pertiga

perdagangan laut (Sea Lanes of dari wilayah Indonesia adalah laut.

Trade/SLOT)

yang vital bagi

2 Sambutan Menteri Pertahanan RI dalam 3 Critical Review Marsetio dalam Kresno Kresno Buntoro, Lintas Navigasi di Nusantara

Buntoro, Ibid, hlm. ix, mengutip dari Strategi Indonesia. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,

Maritim Amerika Serikat, “A Cooperative 2014, hlm.v.

Strategy for 21 st Century Seapower”, 2007. 156 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2 Strategy for 21 st Century Seapower”, 2007. 156 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2

territorial, batas zona ekonomi dengan wilayah negara yang 2/3

negara

kepulauan

eksklusif (ZEE), dan batas landas wilayahnya adalah laut maka batas

kontinen. Perjanjian batas maritim negara Indonesia pun lebih banyak

antara Indonesia dengan Malaysia batas laut/maritim dibanding dengan

khususnya di Selat Malaka sudah ada, batas darat. Batas maritim Indonesia

namun hanya di landas kontinen. bersinggungan dengan sepuluh negara,

Perjanjian tersebut ditandatangani di yakni Malaysia, Singapura, Vietnam,

Kuala Lumpur pada tanggal 27 Filipina, Australia, Timor Leste, Papua

Oktober 1969 yang mengatur tentang Nugini, Thailand, India, dan Palau.

dasar laut (landas kontinen). Singgungan ini sangat berkaitan

Seiring dengan berkembangnya dengan

Hukum Laut yang dituangkan dalam ekonomi, dan

kedaulatan,

keamanan,

sumberdaya alam

UNCLOS 1982 terhadap konsep Zona Indonesia. 5 Ekonomi Ekslusif, setiap negara dapat

Perbatasan maritim suatu negara mengklaim wilayah laut yang berbeda diatur secara teknis dalam United

rezimnya dengan landas kontinen. Nations Convention on the Law of the

demikian, Indonesia Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-

Dengan

beranggapan perjanjian 1969 dengan Bangsa tentang Hukum Laut 1982)

Malaysia hanya berlaku terhadap terkait dengan zonasi yang dapat

landas kontinen dan tidak berlaku menjadi batas laut tersebut. Sampai

sebagai single maritime boundaries saat ini masih banyak batas

(juga sebagai batas ZEE), dimana maritime antara Indonesia dengan

Malaysia beranggapan bahwa batas negara

landas kontinen di Selat Malaka diselesaikan

sekaligus batas ZEE kedua negara, padahal rezim hukumnya lain dan

4 Marsetio mengutip

dari

Geoffrey Till,

penentuan

batas

ZEE harus

Seapower- ‘A Guide for the Twenty-First Century’-Second Edition, Frank Class Publisher,

berdasarkan perjanjian bilateral. 6

(2009), p.345-349. 5 Jurnal Maritim, Menjaga Kedaulatan Batas

Maritim

6 Sujatmiko dan Rusdi Ridwan, Batas-Batas http://jurnalmaritim.com/2014/16/1597/menja

NKRI,

Maritim Antara Republik Indonesia dengan ga-kedaulatan-batas-maritim-nkri, diakses 13

Negara Tetangga, Jurnal Hukum Oktober 2014.

Internasional, 2004.

Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 157

Sehingga Indonesia mengklaim ikan illegal juga merupakan salah satu wilayah kolong air di atasnya (zona

ancaman yang terjadi di selat ini. Oleh ekonomi eksklusif). Terjadinya tumpang

karena itu, Selat Malaka dinilai menjadi tindih (overlapping claim) tersebut

salah satu titik rawan terjadinya menjadikan

illegal fishing atau pencurian ikan oleh unresolved maritime boundaries (daerah 7 nelayan Malaysia.

mengindari kejadian maritimnya).

yang belum

serupa yang telah disebutkan di atas Berikut batas maritim Indonesia

terulang kembali dan mengakibatkan dengan

diplomatik Indonesia- disepakati terlihat pada gambar 1 di

Malaysia menjadi terganggu, maka bawah ini:

Indonesia dan Malaysia bersepakat untuk

melakukan pengaturan sementara yang bersifat praktis sesuai dengan ketentuan Pasal 74 UNCLOS 1982 terkait dengan zona ekonomi eksklusi yang mengamanatkan bahwa penetapan garis batas zona ekonomi eksklusif antara dua negara yang letak pantainya

berhadapan maupun berdampingan melalui persetujuan

atas dasar hukum internasional, Selat Malaka sendiri merupakan

sebagaimana dalam Pasal 38 Statuta selat yang menjadi jalur pelayaran

Internasional, untuk tersibuk di dunia dan dilalui lebih dari

Mahkamah

mencapai suatu pemecahan yang adil. 90.000 kapal berbagai ukuran setiap

Pasal tersebut juga menyatakan tahunnya dengan muatan kargo dan

bahwa apabila penetapan batas tidak minyak dari seluruh dunia. Sebagai

dapat dicapai persetujuan dalam tempat

jangka waktu yang pantas, negara- perdagangan dunia, masalah

7 Selat Malaka Rawan Illegal Fishing, 2014,

keamanan di selat ini telah menyita

http://www.kapurnews.com/2014/08/15/selat- malaka-rawan-ilegal-fishing yang diakses pada

perhatian. Selain itu, penangkapan

tanggal 11 November 2014. 158 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2 tanggal 11 November 2014. 158 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2

Commision for Bilateral Cooperation ditentukan dalam Bab XV UNCLOS

prosedur

yang

(JCBC) antara Indonesia dan Malaysia, 1982. Selain itu, Pasal 74 ayat 3

di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal menyatakan bahwa sambil menunggu

2011, selanjutnya suatu

10-11

Oktober

dilakukan pertemuan kedua Menteri ditentukan dalam ayat 1, negara-

persetujuan

sebagaimana

Luar Negeri pada tanggal 20 Oktober negara yang bersangkutan dalam hal

2011 di Lombok, kemudian diperkuat ini Indonesia dan Malaysia, dengan

dengan pertemuan antara kedua semangat saling pengertian dan

Kepala Negara dalam KTT ASEAN 2011 di kerjasama, harus melakukan setiap

akhirnya diperoleh usaha untuk mengadakan pengaturan

Bali,

dan

kesepakatan antara Indonesia dengan sementara yang bersifat praktis dan

Malaysia berupa Memorandum of selama masa peralihan ini, tidak

Common Guidelines membahayakan atau mengahalangi

Understanding

concerning Treatment of Fishermen by dicapainya suatu persetujuan akhir.

Maritime Law Enforceent Agencies of Pengaturan demikian tidak boleh

Malaysia and The Republic of Indonesia merugikan

yang ditandatangani oleh perwakilan penetapan akhir mengenai perbatasan.

bagi

tercapainya

dari Pemerintah Republik Indonesia Pengaturan sementara terkait

yaitu Kalakhar Bakorkamla Laksamana zona ekonomi ekslusif antara Indonesia

Madya (TNI) Didik Heru Purnomo dan dan

Pemerintah Malaysia yaitu Secretary, kerjasama yang selama ini telah terjalin

Council, Prime baik

National

Security

Minister’s Department Datuk Abdul memberikan

di berbagai

bidang

dan

Wahab Mohamed Thajudeen pada keselamatan dan keamanan maritime

kontribusi

terhadap

tanggal 27 Januari 2012 di Bali. regional. Selanjutnya, Indonesia dan

Penandatanganan Memorandum of Malaysia melakukan

tentang common pembahasan terkait dengan tindakan

pembahasan-

Understanding

guidelines ini disaksikan oleh Djoko yang harus diambil oleh penegak

Suyanto selaku Menko Polhukam pada hukum kedua negara di daerah

saat itu dan Menteri Senior Bidang perbatasan tersebut. Pembahasan awal

Judicial Review Malaysia, Datuk Seri Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 159

Muhamed Nazri Bin Abdul Aziz. penanganan illegal fishing di wilayah Memorandum of Understanding

perbatasan Selat Malaka oleh aparat atau dapat disebut Nota Kesepahaman

Indonesia dan Malaysia sesuai dengan tentang common guidelines tersebut

kesepakatan kedua negara. Pertanyaan berisi tentang pedoman-pedoman

penelitian ini adalah:

umum perlakuan terhadap nelayan-

1. Bagaimana penerapan MoU Common nelayan baik dari Indonesia maupun

Indonesia- Malaysia Malaysia yang tersesat di perairan

Guidelines

tentang perlindungan nelayan dalam kedua negara, dan penanganannya

penanganan illegal fishing di Selat yang dilakukan oleh badan-badan

Malaka?

penegak hukum di negara masing-

2. Bagaimana kendala-kendala yang masing. Inti dari Nota Kesepahaman

dihadapi dalam penerapan MoU tersebut adalah lebih pada penanganan

Guidelines Indonesia- dan taktis operasional baru di lapangan

Common

tentang perlindungan oleh aparat keamanan laut antara

Malaysia

nelayan terhadap penanganan illegal kedua belah pihak apabila terjadi kasus

fishing di Selat Malaka? lintas batas wilayah laut negara seperti

Tujuan

yang sering terjadi sebelumnya, bukan Penelitian ini mempunyai dua tujuan. pada kebijakan hukum atau rezim yang

Pertama, mengetahui penerapan MoU akan diberlakukan di wilayah perairan

Common Guidelines Indonesia-Malaysia kedua negara. Dengan berlakunya

tentang perlindungan nelayan dalam Nota Kesepahaman ini, maka aturan

penanganan illegal fishing di Selat penanganan jika terjadi illegal fishing di

Mengidentifikasi daerah perbatasan Selat Malaka pun

Malaka.

Kedua,

kendala-kendala yang dihadapi dalam juga akan berubah sesuai dengan

penerapan MoU Common Guidelines aturan yang telah disepakati kedua

tentang negara.

Indonesia-Malaysia

nelayan terhadap Bagian yang menjadi pokok

perlindungan

penanganan illegal fishing di Selat permasalahan adalah bagaimana MoU

Malaka.

ini diberlakukan pada kedua negara Hasil penelitian ini diharapkan sehingga

dapat menjadi sumbangan saran perubahan kebijakan

berpengaruh

terhadap

akademis bagi kementerian dan 160 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2

dalam dalam

menemukan jawaban atas pertanyaan memperoleh gambaran mengenai

dalam

upaya

penelitian kemudian disampaikan penerapan MoU Common Guidelines

secara deskripsi dalam rangkaian yang telah ditandatangani antara

kalimat yang logis.

Indonesia dan

Pada penelitian ini, data primer penanganan illegal fishing di wilayah

Malaysia

dalam

diperoleh dengan menggunakan hasil perbatasan Selat Malaka.

wawancara dan observasi kepada beberapa instansi terkait, antara lain:

Metode

Bakorkamla selaku pelaksana dalam Metode penelitian yang digunakan

MoU common adalah metode kualitatif dengan

penandatanganan

guidelines, Dirjen HPI Kementerian Luar mengggunakan

Negeri dalam hal perundingan batas lapangan

jenis

penelitian

Dirjen PSDKP dimaksudkan

Kementerian Kelautan dan Perikanan deskripsi

untuk

membuat

atau gambaran suatu dalam hal perlindungan sumber daya peristiwa secara sistematis dan

kelautan dan perikanan, dan TNI AL obyektif, dengan cara mengumpulkan,

selaku teknis operasional di lapangan memverifikasi, serta mensintesiskan

dalam melakukan operasi keamanan bukti-bukti yang mendukung fakta

laut.

untuk memperoleh suatu kesimpulan Sedangkan data sekunder yaitu yang akurat dengan fokus kajian pada

data-data atau informasi tambahan penerapan MoU Common Guidelines

melalui kajian Indonesia-

yang

diperoleh

seperti penelitian perlindungan

berita, dokumen, penanganan illegal fishing di Selat

nelayan

dalam

sejenis, jurnal,

literatur yang relevan berkaitan dalam Malaka.

penelitian tersebut.

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data

Analisis Data Dan Pembahasan

primer dan data sekunder untuk

Geografis

Wilayah Perbatasan

selanjutnya diolah dan dideskripsikan

Indonesia

secara kualitatif. Penyajian data dan Wilayah Asia Tenggara sebagian besar analisis

data

merupakan wilayah perairan. Sembilan Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 161

dilakukan

untuk untuk

berhasil karena telah membuat Lebih lanjut lagi, Sea Lanes of

kesepakatan dengan tujuh negara Communication (SLOC) yang ada di

tetangga, meskipun tidak kesemua kawasan ini adalah arteri perdagangan

jenis batas maritim (laut territorial, dunia. SLOC di Asia Tenggara adalah

kontinen) berhasil kunci dari kesuksesan negara-negara

ZEE,

landas

disepakati dengan ketujuh negara ASEAN dalam pertumbuhan ekonomi

tersebut. Penyelesaian batas maritim dari sektor perdagangan. Oleh karena

dengan tujuh negara tetangga hingga itu, dapat dikatakan bahwa geopolitik

kini menghasilkan 18 perjanjian dengan kawasan tidak terlepas dari maritim.

ditandatanganinya perjanjian terakhir Asia Tenggara memiliki geografi

untuk batas landas kontinen antara maritim yang kompleks. Hampir semua

Indonesia dengan Vietnam bulan Juni perairan Asia Tenggara diapit sebagai 9 2003. Ke-18 perjanjian tersebut

laut teritorial, zona ekonomi eksklusif disepakati oleh Indonesia dengan (ZEE) dan perairan kepulauan. Selain

India, Thailand, Malaysia, Singapura, itu konfigurasi pesisir juga rumit akibat

Vietnam, Papua Nugini, dan Australia. teluk yang menjorok ke daratan dan

Selanjutnya, pada tanggal 22 Mei 2014, banyaknya pulau-pulau besar dan kecil.

Indonesia dan Filipina akhirnya Masalah

menyepakati perbatasan ZEE setelah menyebabkan terjadinya tumpang

20 tahun bersengketa. Berarti sampai tindih antara klaim yurisdiksi antar

saat ini masih terdapat dua batas negara-negara

bertetangga yang maritime potensial yang belum sama berujung pada perselisihan bahkan

sekali

yaitu antara konflik. 8 Indonesia dengan Palau dan Timor

disepakati

Indonesia sendiri sebagai bagian

Leste.

dari wilayah Asia Tenggara, memiliki Dilihat dari jenis batas maritim batas maritim potensial dengan

yang harus diselesaikan, masih terdapat sepuluh negara tetangga. Dilihat dari

dua jenis batas maritim yang belum jumlah

disepakati yaitu landas kontinen dan ZEE. Batas maritim landas kontinen

8 Sam Bateman dkk, Good Order at Sea in

Southeast Asia, RSIS, 2009. 9 Deplu, Border Diplomacy, 2003.

162 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2 162 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2

garis dasar kedua belah pihak kurang Laut Sulawesi; dan dengan Timor Leste

dari 24 mil laut, adalah garis tengah, di Selat Ombai, Selat Wetar dan Laut

yaitu garis yang menghubungkan titik- Timor. Sampai saat ini masih tersisa

titik yang sama jaraknya dari garis-garis batas ZEE dan landas kontinen yang

dasar kedua belah pihak.” Isi perjanjian belum disepakati. Hal ini menyebabkan

ini sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat timbulnya masalah dalam pengelolaan

(2) dari Undang-Undang No. 4 Prp. sumber daya laut dan penegakan

Tahun 1960 yang menyatakan bahwa hukum terkait kejahatan transnasional.

“jika ada selat yang lebarnya tidak

Perbatasan Maritim

Indonesia-

melebihi 24 mil laut dan negara

Malaysia di Selat Malaka

Indonesia tidak merupakan satu- Batas maritim antara Indonesia dengan

satunya negara tepi, maka garis batas Malaysia di Selat Malaka telah

laut wilayah Indonesia ditarik pada ditetapkan oleh kedua negara dengan 10 tengah selat”.

melakukan perjanjian batas landas

demikian, dapat kontinen yang ditandatangani pada

Dengan

dikatakan bahwa Perjanjian Penetapan tanggal 27 Oktober 1969. Perjanjian ini

Garis Batas Laut Wilayah tersebut telah masih

memperkuat Undang-Undang No. 4 ketentuan hasil konferensi Hukum Laut

berdasarkan

ketentuan-

Prp. Tahun 1960, sekurang-kurangnya PBB I tahun 1958, dimana hasil

untuk bagian Selat Malaka yang diatur konferensi ini masih belum memuat

di dalam perjanjian tersebut. Namun, ketentuan tentang batas Zona Ekonomi

garis batas laut wilayah tersebut tidak Eksklusif.

sesuai dengan garis batas landas Dalam penjelasan umum Undang-

kontinen antara kedua negara di Selat Undang No. 2 Tahun 1971 Tentang

Malaka yang telah berlaku sejak bulan Perjanjian Antara Republik Indonesia

November 1969. Garis landas kontinen dan Malaysia Tentang Penetapan Garis

Indonesia dengan Malaysia di Selat Batas Laut Wilayah Kedua Negara di

Selat Malaka, dijelaskan bahwa “garis 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2

Tahun 1971 Tentang Perjanjian Antara

batas laut wilayah Indonesia dan laut

Republik Indonesia Dan Malaysia Tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua

wilayah Malaysia di Selat Malaka yang

Negara Di Selat Malaka, Penjelasan Umum. Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 163

Malaka justru lebih mengarah ke pantai Malaka. Klaim tersebut menggunakan Indonesia sehingga hal ini sangat

garis tengah (median line) yang diatur merugikan Indonesia. Dalam perjanjian

dalam Undang-Undang No. 4 Prp. tersebut, disepakati titik koordinat

Tahun 1960. Secara yuridis undang- Batas-batas landas Kontinen Indonesia

berlaku bagi dengan Malaysia di Selat Malaka

undang

tersebut

Indonesia, namun itu tidak berlaku bagi sebagai berikut:

Malaysia. Kemudian Malaysia juga melakukan klaim sepihak, dimana menurut Malaysia pengaturan batas

zona ekonomi eksklusif menggunakan garis batas landas kontinen yang disetujui tahun 1969. Klaim sepihak yang dilakukan kedua belah pihak tersebut justru menimbulkan tumpang tindih

ekonomi eksklusif (overlapping claim area). Berikut gambar overlapping claim area:

zona

Selama ini

Malaysia

telah

melanggar prinsip dan ketentuan dalam konvensi UNCLOS 1982 karena rezim hukum dan ketentuan dalam ZEE pada pasal 55, 56, dan 57 berbeda dengan rezim hukum dan ketentuan landas kontinen pada pasal 76. Sehingga dengan adanya pendapat Malaysia

http://strahan.kemhan.go.id/web/produk/p tersebut, bangsa Indonesia dirugikan

erbata

baik dari segi politik, ekonomi, dan

Analisis Data

pertahanan keamanan.

Di Indonesia, kegiatan penegakan Indonesia melakukan klaim sepihak

Kemudian

hukum, keamanan dan keselamatan di untuk zona ekonomi eksklusif di Selat

laut diselenggarakan oleh berbagai 164 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2 laut diselenggarakan oleh berbagai 164 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2

tertuang dalam gambar berikut: masing-masing. Konsekuensinya akan terdapat pula perbedaan struktur, sistem dan prosedur kerja serta perbedaan kapasitas

sumberdaya

dalam pelaksanaan penegakan hukum, keamanan dan keselamatan di laut. Pelaksanaan

kegiatan

penegakan

hukum, keamanan dan keselamatan di

laut melibatkan sedikitmya 13 (tiga belas) instansi pemerintah. Jika

Pada gambar di atas, diketahui dikelompokan berdasarkan satuan

masing-masing instansi tugas patroli di laut yang dimiliki oleh

bahwa

kewenangan masing- setiap instansi terdapat dua kategori.

mempunyai

masing dalam melakukan patroli di laut Instansi yang terkait dengan keamanan

baik itu di wilayah perairan Indonesia di laut, yaitu instansi yang memiliki

maupun di wilayah yurisdiksi Indonesia. satuan tugas patroli di laut dan instansi

Dalam hal tersebut, United Nations yang tidak memiliki (tanpa) satuan

Convention on the Law of the Sea tugas patroli di laut. Instansi Terkait

(UNCLOS) 1982 telah menetapkan Dengan Satgas Patroli di Laut antara

zona-zona maritim, lain: TNI Angkatan Laut; Polri/Direktorat

pembagian

kewenangan negara di laut, serta hak Kepolisian

dan kewajiban negara pantai. UNCLOS Perhubungan-Ditjen Hubla;

Perairan;

Kementerian

oleh Konferensi Kementerian Kelautan Dan Perikanan –

telah

diterima

Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Ditjen P2SDKP; Kementerian Keuangan

Hukum Laut Ketiga di New York pada – Ditjen Bea Dan Cukai; dan

tanggal 30 April 1982 dan telah Bakorkamla. Dengan adanya satuan

ditandatangani oleh Negara Republik tugas patroli di laut tersebut, maka

Indonesia bersama-sama 118 (seratus masing-masing instansi mempunyai

delapan belas) penandatangan lain di kewenangan dalam melakukan patroli

Montego Bay, Jamaica pada tanggal 10 di wilayah peraian Indonesia dan

Desember 1982. Dengan diratifikasinya Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 165

UNCLOS 1982 oleh Indonesia melalui sumber daya alam baik hayati maupun Undang-Undang No. 17 Tahun 1985,

non hayati; Kedua, yuridiksi yang maka perairan Indonesia yang berada

berhubungan dengan pembangunan dalam yuridiksi nasional seluas ± 5,8 juta

dan penggunaan pulau-pulau buatan km² dikelompokkan sesuai rezim hukum

instalasi-instalasi lainnya; negara kepulauan mempunyai arti dan

serta

penelitian ilmiah kelautan; dan peranan penting untuk memantapkan

dan pelestarian kedudukan Indonesia sebagai negara

perlindungan

lingkungan lingkungan laut; Ketiga, kepulauan dalam rangka implementasi

kewajiban Indonesia harus mengakui Wawasan Nusantara.

kebebasan pelayaran; Pengelompokkan sesuai rezim

adanya

kebebasan penerbangan; kebebasan hukum negara kepulauan tersebut

pemasangan kabel-kabel dan pipa-pipa adalah perairan di bawah kedaulatan

dibawah laut; dan khusus di bidang penuh dan perairan di bawah hak

perikanan, Indonesia berkewajiban berdaulat. Perairan dibawah kedaulatan

untuk menetapkan jumlah ikan yang penuh (Souvereignty) meliputi: Perairan

boleh ditangkap (Total Allowable Pedalaman (Internal Waters); Perairan

menentukan / Kepulauan (Archipelagic Waters); Laut

Catch/

TAC);

menetapkan kemampuan tangkap Teritorial (Teritorial Sea). Sedangkan

harvest/ CTH); Perairan di bawah hak berdaulat

(capacity

to

melestarikan ikan-ikan tertentu; dan (Souvereignty Right), meliputi: Zona

memberikan surplus kepada negara- Tambahan (Contignuous Zone); Zona

negara lain dengan syarat-syarat Ekonomi Eklusif (Exclusive Economic

tertentu dalam hal terdapat kelebihan Zone);

dari selisih jumlah ikan yang boleh (Continental Self).

dan Landas

Kontinen

ditangkap dan kemampuan tangkap. Di Zona Ekonomi Eksklusif

Dalam kaitan dengan penegakan (Exclusive Economic Zone), Indonesia

hukum di ZEE, terdapat kekhususan- tidak mempunyai kedaulatan penuh,

kekhususan antara lain: Pertama, sesuai melainkan hak-hak berdaulat dan

ketentuan UNCLOS 1982, tindak pidana yuridiksi yaitu: Pertama, hak berdaulat

di ZEE tidak dapat dijatuhi sanksi untuk melakukan eksploitasi dan

hukuman badan melainkan hukuman eksplorasi serta konservasi/pelestarian

denda dan atau barang bukti yang 166 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2 denda dan atau barang bukti yang 166 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2

antar kedua negara. Dari data yang menyimpang dari ketentuan KUHAP

didapatkan oleh peneliti, selama tahun jangka penangkapan tindak pidana di

2011, sebanyak 19 (sembilan belas) ZEE Indonesia adalah tujuh hari

kapal nelayan Indonesia berukuran (ketentuan KUHAP 1 hari); Ketiga,

kurang dari 10 GT ditangkap mengenai kompetensi relatif kejaksaan

Pemerintah Malaysia. Dari jumlah kapal dan pengadilan negeri dalam menangani

tersebut, sebanyak 52 (lima puluh dua) tindak pidana di ZEE Indonesia adalah

nelayan dari 93 (sembilan puluh tiga) Kejaksaan dan Pengadilan Negeri yang

nelayan yang ditangkap telah berhasil daerah hukumnya meliputi pelabuhan

dibebaskan melalui advokasi yang di mana kapal tersebut ditahan;

dilakukan Kementerian Kelautan dan Keempat, di ZEE berlaku hak eksklusif 11 Perikanan (KKP). Berdasarkan

negara (Exclusive Right), artinya wawancara peneliti dengan Kasi kegiatan pihak asing yang akan

Penegakan Kedaulatan di Laut, memanfaatkan ZEE Indonesia harus

Kemenlu, konflik saling tangkap kapal seizin pemerintah RI; Kelima, adanya

nelayan antar kedua negara tersebut hak Hot Pursuit (pengejaran seketika)

terjadi akibat batas maritim yang terhadap kapal asing yang melakukan

peralatan nelayan tindak pidana di ZEE Indonesia.

belum

jelas,

tradisional Indonesia yang kurang Sebagai implementasi ketentuan

area target UNCLOS 1982, di ZEE Indonesia telah

memadai,

serta

penangkapan ikan yang terletak di menetapkan UU No.5 Tahun 1983

wilayah perbatasan dengan negara tentang Zona Ekonomi Eksklusif

lain.

Indonesia (ZEEI). Dalam ranah wilayah Batas maritim yang masih belum ZEE dan terkait dengan perbatasan

jelas dan menjadi sengketa antara maritim Indonesia dengan negara

Indonesia dengan Malaysia tersebut tetangga khususnya Malaysia yang

negara tetangga untuk belum selesai di

memicu

wilayah ZEE

khususnya Selat Malaka, menimbulkan 11 Paparan Kalakhar Bakorkamla Di Lemhanas

Tanggal 5 Agustus 2014, Peran Bakorkamla Ri

banyak permasalahan salah satunya

Guna Terwujudnya Keamanan Laut Dan Keselamatan Pelayaran Di Wilayah Yurisdiksi

adalah tindak pidana perikanan dan

Nasional.

Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 167 Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 167

sebuah garis demarkasi antara dua ancaman keamanan maritim berupa

negara yang berdaulat. Kawasan ancaman nir militer bagi Indonesia,

perbatasan memiliki nilai strategis bagi karena dinilai mampu membahayakan

negara dalam mendukung kedaulatan negara. Terkait dengan

suatu

keberhasilan pembangunan karena kedaulatan negara, TNI AL mempunyai

perbatasan merupakan tugas pokok menjaga kedaulatan dan

kawasan

representative nilai kedaulatan suatu keamanan di laut Indonesia. Seperti

negara. Kawasan perbatasan dapat yang disampaikan oleh Paban I RenOps

mendorong perkembangan ekonomi, Sopsal bahwa wujud dari menjaga

sosial budaya dan kegiatan masyarakat kedaulatan tersebut, TNI AL telah

lainnya yang akan saling mempengaruhi menggelar operasi, baik operasi

antara negara, sehingga berdampak keamanan laut

pada strategi kemanan dan pertahanan kedaulatan. Dimana operasi kedaulatan

maupun operasi

negara. Kawasan perbatasan suatu dilakukan untuk menjaga wilayah

negara merupakan manifestasi utama yurisdiksi Indonesia dengan melakukan

kedaulatan wilayah negara. Untuk pengusiran secara tegas hingga keluar

kedaulatan batas negara apabila ditemui ada kapal

mempertahankan

(soveregnty) dan hak-hak berdaulat ikan asing yang masuk tanpa ijin. Hal

antar negara serta menyelesaikan yang dilakukan oleh TNI AL tersebut

persolan yang berkaitan dengan sudah sesuai dengan inti dari MoU

hubungan internasional, negara perlu Common Guidelines Indonesia- Malaysia

perbatasan wilayah tentang perlindungan nelayan, dimana

menetapkan

Penetapan perbatasan wilayah tersebut MoU tersebut menyebutkan bahwa jika

dapat dilakukan sesuai ketentuan ditemukan ada kapal nelayan asing

hukum internasional agar dapat masuk ke dalam wilayah yang masih

kepastian hukum, belum jelas batas maritimnya yaitu

memberikan

kemanfaatan hukum, dan keadilan bagi dilakukan pengusiran secara tegas

masyarakat yang mendiami wilayah dimana berdarsarkan hasil wawancara

perbatasan tersebut.

degan Paban I Ren Ops Sopsal

mengantisipasi mengatakan hak serupa.

Untuk

permasalahan di daerah perbatasan 168 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2 permasalahan di daerah perbatasan 168 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2

yang berkepentingan atas laut dan menjalin kerja sama antar kedua

sumberdayanya selagi batas maritim negara di bidang keselamatan dan

belum ditentukan. Hal tersebut keamanan maritim regional khususnya

merupakan sebuah proses positif di Selat Malaka yang batas maritimnya

negara dalam belum disepakati yaitu

untuk

kedua

menjembatani kekosongan dalam menandatangani Memorandum of

dengan

melindungi kepentingan Understanding 12 Between the nasional masing-masing.

rangka

Government of The Republic of Memorandum of Understanding Indonesia and The Government of

Guidelines antara Malaysia in Respect of the Common

(MoU) Common

Indonesia dan Malaysia ini berawal dari Guidelines Concerning Treatment of

pertemuan kedua Menteri Luar Negeri Fishermen

pada tanggal 20 Oktober 2011 di Enforcement Agencies of the Republic

Lombok. Selanjutnya diperkuat dengan of Indonesia and Malaysia atau Nota

pertemuan antara kedua Kepala Kesepahaman antara Pemerintah

Negara dalam KTT ASEAN 2011 di Bali, Pemerintah Republik Indonesia dan

kemudian dilakukan penandatangan Pemerintah

tanggal 27 Januari 2012 oleh Kalakhar Pedoman Umum tentang Perlakuan

Malaysia

Mengenai

Bakorkamla sebagai wakil Pemerintah Terhadap Nelayan oleh Lembaga

Indonesia dan Secretary, National Penegak Hukum Di Laut Republik

Security Council, Prime Minister’s Indonesia dan Malaysia. Tujuan Nota

sebagai perwakilan Kesepahaman ini adalah untuk

Department

Pemerintah Malaysia. Kesepakatan menetapkan

diputuskan adalah kesepakatan kegiatan yang terkait

membebaskan nelayan tradisional dengan

yang menggunakan kapal berukuran Indonesia-Malaysia dengan penekanan

isu perikanan

antara

kurang dari 10 GT yang tersesat di khusus

perairan kedua Negara dan membantu kesejahteraan nelayan dari kedua

Kasi Penegakan

belah pihak.

Adanya

nota

Kedaulatan di Laut,

Direktorat Politik Keamanan dan Wilayah Kementerian Luar

kesepahaman tersebut merupakan

Negeri pada tanggal 9 April 2015. Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 169 Negeri pada tanggal 9 April 2015. Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 169

atas dasar hukum masing-masing

persetujuan

Internasional sebagaimana ditetapkan menangkap dan menindak nelayan

serta

tidak

dalam Pasal 38 Statuta Mahkamah tradisional, kecuali untuk kapal yang

Internasional, untuk mencapai suatu melakukan

pemecahan yang adil. Kerangka menggunakan bahan peledak dan

tersebut menjadi acuan untuk kimia. Selain itu, apabila terjadi

melakukan pengaturan sementara masalah akan diselesaikan melalui jalur 14 bersifat praktis. Adanya amanat

telah mendorong menjunjung tinggi asas kesetaraan dan

diplomasi dan perundingan dengan

UNCLOS

ini

Malaysia untuk saling menghormati agar tidak terjadi

Indonesia

dan

melakukan pengaturan sementara kesalahpahaman yang tidak perlu di

bersifat teknis dengan melakukan antara kedua negara. Hal ini sebagai

kesepakatan berupa penandatangan upaya dari kedua negara untuk

Understanding menghormati traditional fishing right

Memorandum

of

Between the Government of The sebagaimana termuat dalam UNCLOS

Republic of Indonesia and The 1982 dan kedua negara berkomitmen

Government of Malaysia in Respect of untuk zero conflict. 13 the Common Guidelines Concerning

Penerapan MoU Common Guidelines

Treatment of Fishermen by Maritime

Indonesia-Malaysia

tentang

Law Enforcement Agencies of the

Republic of Indonesia and Malaysia.

penanganan illegal fishing di Selat

Dari sisi pertahanan negara, MoU

ini mengurangi dampak ancaman nir Berdasarkan UNCLOS 1982 Pasal 74

Malaka

militer, karena MoU tersebut mengatur menyatakan bahwa penetapan batas

bahwa di wilayah yang belum zona ekonomi eksklusif antara negara

ditetapkan batas maritimnya tidak boleh yang pantainya berhadapan atau

melakukan eksploitasi terhadap sumber berdampingan harus diadakan dengan

daya alam serta menekankan pada

perlindungan

nelayan sehingga

Indonesia Malaysia Sepakat Selesaikan Masalah Nelayan Lewat Jakur Diplomasi,

keamanan maritim serta aktivitas

http://www.antaranews.com/berita/294936/ indonesia-malaysia-sepakat-selesaikan- masalah-nelayan-lewat-jalur-diplomasi Diakses

14 Wawancara dengan Kasi Hukum Internasional pada tanggal 15 September 2015.

Bakamla tanggal 21 September 2015. 170 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2 Bakamla tanggal 21 September 2015. 170 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2

selalu berupaya untuk melakukan tentang perlindungan nelayan ditinjau

perundingan, dan saat ini telah dari sisi keamaan maritim yaitu sebagai

dibentuk Staf Utusan Khusus yang bagian dari implementasi kepentingan

secara khusus menyelesaikan batas nasional di wilayah Selat Malaka dan

maritim antara Indonesia dengan sub bagian tata kelola keamanan di

tetapi, Kemenlu wilayah yurisdiksi yang masih berstatus

Malaysia. Akan

menemui kendala dalam melakukan sengketa. Pada MoU ini terdapat

perundingan batas maritim dengan kontens tentang perlindungan nelayan

negara tetangga yaitu pergantian tim dan pencegahan sementara terhadap

perunding yang kerap terjadi sehingga ekspolitasi sumber daya alam, hal ini

perundingan dimulai dari awal serta merupakan bagian

dasar-dasar penarikan batas yang preventif terhadap tindak pidana

dari langkah

masing-masing negara perikanan.

digunakan

berbeda.

Berdasarkan hasil wawancara yang Dalam hal ini, peneliti mempunyai dengan Paban I Ren Ops Sopsal, MoU

sudut pandang yang berbeda dengan Common Guidelines Indonesia-Malaysia

informan. Menurut peneliti, di wilayah tentang perlindungan nelayan ini tidak

ZEE, suatu negara tidak mempunyai dapat dilakukan secara terus menerus,

kedaulatan penuh, tetapi hanya hanya karena hal ini menyangkut kedaulatan

mempunyai hak berdaulat untuk negara,

melakukan eksploitasi dan eksplorasi pelanggaran harus ditindak secara

sehingga segala

bentuk

serta konservasi/pelestarian sumber tegas. Hal ini juga disepakati oleh

daya alam baik hayati maupun non Kepala Seksi Pengawasan Penangkapan

jika berbicara Ikan Wilayah Barat II Kementerian

hayati.

Sehingga

mengenai dampak dari MoU Common Kelautan dan Perikanan. Menurut

Guidelines Indonesia-Malaysia sendiri, informan, dalam hal batas wilayah yang

menurut pendapat peneliti, hal itu bisa masih bersengketa maka kemungkinan

memberikan manfaat bagi kedua kedaulatan negara sudah dilanggar.

negara yang masih bersengketa Pada

mengenai batas wilayah. Karena MoU disengketakan Indonesia- Malaysia yang

tersebut, pada dasarnya mengatur Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 171 tersebut, pada dasarnya mengatur Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 171

konsep teknis yang ditawarkan oleh pula dalam UNCLOS 1982 dalam hal

untuk melakukan perlindungan

Bakorkamla

pengaturan sementara di wilayah Perbedaan pandangan oleh aparat

lingkungan

laut.

unresolved maritime boundaries terkait keamanan laut di Indonesia menjadi

dengan pembatasan eksplorasi di sebuah kendala dalam penerapan MoU

daerah tersebut melalui pengusiran itu sendiri. Karena dengan adanya MoU

secara tegas. Hal ini dilakukan karena Common Guidelines Indonesia Malaysia

banyak kejadian di daerah tumpang tentang perlindungan nelayan ini

tindih. Selanjutnya, Indonesia yang dianggap membatasi aparat penegak

diwakili oleh Bakorkamla membangun hukum untuk menangkap kapal ikan

kerjasama dengan penegak hukum asing yang memasuki overlapping

Malaysia

wilayah yang claim. 15 disengketakan tidak dieksplorasi untuk

agar

Menurut peneliti, target atau sementara hingga ada kejelasan kinerja suatu aparat penegak hukum 16 kepemilikannya.

tidak ditentukan

Kerja sama antara Indonesia seberapa banyak aparat penegak hukum

berdasarkan

dengan Malaysia disepakati dengan tersebut menangkap kapal pelanggar

Memorandum of hukum. Dengan adanya MoU ini, kinerja

penandatangan

Between the aparat

Understanding

Government of The Republic of ditentukan berdasarkan keberhasilan

Indonesia and The Government of dalam

Malaysia in Respect of the Common Common Guidelines Indonesia-Malaysia

pengimplementasian

MoU

Guidelines Concerning Treatment of tersebut.

Maritime Law Sebagaimana

Fishermen

by

Enforcement Agencies of the Republic bahasan

diuraikan

pada

of Indonesia and Malaysia yang berarti terbentuknya MoU Common Guidelines

sebelumnya,

proses

Nota Kesepahaman antara Pemerintah Indonesia-Malaysia tentang

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah

Malaysia Mengenai

15 Wawancara dengan Pengamat Maritim dan Konsultan IMO untuk maritime safety

administration pada tanggal 27 September

dengan Kasi Hukum 2015.

16 Wawancara

Internasional Bakamla tanggal 27 Juli 2015. 172 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2

Pedoman Umum tentang Perlakuan maritim teritorial, baik dalam bentuk Terhadap Nelayan oleh Lembaga

tertulis atau sebaliknya, dan akhir dari Penegak Hukum Di Laut Republik

delimitasi batas maritim; perlakuan Indonesia dan Malaysia.

imparsial harus diperluas kepada Nota Kesepahaman ini terdiri dari

nelayan sesuai dengan hak-hak dasar

11 (sebelas) pasal yang meliputi

asasi manusia.

berbagai ketentuan penting, antara lain: Selanjutnya pada Pasal 3, Ruang Pasal 1, Tujuan Nota Kesepahaman ini

lingkup Nota Kesepahaman yaitu adalah untuk menetapkan petunjuk

mengatur tentang tindakan-tindakan dalam menangani isu perikanan antara

diambil oleh kedua pihak dengan penekanan khusus

yang

harus

Penegak Hukum menjamin kesejahteraan para nelayan

Badan/Lembaga

kedua negara di wilayah perbatasan dari kedua pihak. Pasal 2, prinsip dalam

termasuk area overlapping claim / Nota Kesepahaman ini yaitu: menjaga

unresolved maritime boundaries area , hubungan baik, kerjasama yang erat

dilakukan tindakan- dan saling pengertian antara kedua

antara

lain:

tindakan pencegahan terhadap adanya belah pihak. Dalam pasal 2 terdapat

tindak pidana perikanan di wilayah beberapa point antara lain: setiap aksi

tersebut dengan melakukan penyebaran dan manuver yang dilakukan oleh

informasi kepada nelayan dan pihak lembaga penegak hukum di laut harus

yang berkepentingan lainnya juga menghindari kekerasan apapun dan

kepada patroli koordinasi; dan tindakan dilakukan tanpa penggunaan kekuatan

yang akan diambil apabila menemukan bersenjata; setiap tindakan atau

pelanggaran atau kasus di daerah kelalaian yang dilakukan berdasarkan

tersebut maka dilakukan pemeriksaan ketentuan dalam Nota Kesepahaman

dan permintaan untuk segera keluar tidak mengurangi perjanjian bilateral

terhadap semua kapal nelayan, kecuali yang ada pada batas-batas maritim,

kapal yang menggunakan alat tangkap negosiasi bilateral yang dilakukan

ikan legal seperti bahan peledak, alat terhadap delimitasi batas maritim, isu

penangkap ikan berupa aliran listrik dan kedaulatan termasuk posisi yang

bahan kimia; tindakan pemeriksaan dan diambil dalam melakukan penafsiran,

permintaan untuk meninggalkan daerah penerapan hukum internasional, klaim

dilaporkan segera pada focal point; Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 173 dilaporkan segera pada focal point; Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 173

pertemuan setiap penegak hukum maritim dengan segera

melakukan

untuk melakukan dan secepatnya.

tahunnya

pengawasan, evaluasi dan melakukan Pedoman

review atas penerapan common Kesepahaman penegak hukum kedua

umum

Nota

guidelines tersebut. Pasal 5, Area belah pihak di overlapping claim area

pelaksanaan Nota Kesepahaman ini melaksanakan patroli rutin dan apabila

adalah diterapkan di semua batas menemukan kapal ikan dilakukan

maritim yang belum terselesaikan oleh pemeriksaan.

para pihak. Pasal 6, Partisipasi Pihak pemeriksaan aparat penegak hukum

Dalam

melakukan

Ketiga juga dimungkinkan dalam kedua belah pihak harus melakukan

Nota Kesepahaman ini. Salah satu tindakan-tindakan

pihak dalam Nota Kesepahaman dapat menghindari tindakan berlebihan

antara

lain:

mengundang partisipasi pihak ketiga seperti misalnya dalam penggunaan

dalam kegiatan bersama dan/atau senjata dan dalam setiap tahap proses

program-program yang dilakukan di pemeriksaan harus memperhatikan

bawah Nota Kesepahaman ini atas ketentuan Hak Asasi Manusia (HAM);

kesepakatan Pihak lainnya. Dalam memastikan

menjalankan kegiatan bersama dan terjadinya pelanggaran yang dapat

koordinat

tempat

program tersebut, Para pihak harus dibuktikan secara benar. Hal ini

menjamin bahwa pihak ketiga harus dilakukan dengan cara peta tempat

mematuhi ketentuan dalam Nota pemeriksaan ditandatangani oleh

Kesepahaman. Pasal 7, Dalam Nota nakhkoda dan komandan kapal

Kesepahaman ini, setiap pihak pemeriksa, melakukan foto koordinat

sanggup untuk menjaga kerahasiaan di GPS tempat kapal diperiksa;

dokumen, informasi, dan data lainnya melakukan

yang diterima dari atau diberikan komunikasi terbuka perkesempatan

dokumentasi

dan

kepada pihak lain selama periode pertama dilaporkan pada komando

pelaksanaan Nota Kesepahaman ini atas dan focal point dalam hal ini

atau setiap perjanjian lain yang dibuat Bakorkamla.

berdasarkan Nota Kesepahaman ini. Dalam Pasal 4, Lembaga masing-

Disamping itu, kedua pihak setuju 174 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2 Disamping itu, kedua pihak setuju 174 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | Agustus 2017, Volume 7 Nomor 2

memberitahukan Kesepahaman ini telah berakhir. Pasal

diakhiri

dengan

lainnya dengan 8,

kepada

Pihak

pemberitahuan secara tertulis melalui Kesepahaman ini dapat dilakukan oleh

jalur diplomatik sebelum 3 (tiga) bulan. masing-masing

Berdasarkan pasal 3 dalam Nota penangguhan

pihak

baik

Kesepahaman ini dan data hasil keseluruhan atau

sementara,

secara

penelitian serta tupoksi masing-masing pelaksanaan Nota Kesepahaman ini

sebagian

subjek penelitian, maka peneliti atas dasar keamanan nasional,

mengidentifikasi Bakorkamla sebagai kepentingan

nasional, ketertiban focal point dalam Nota Kesepahaman umum atau kesehatan masyarakat,

ini telah melaksanakan kegiatan yang penangguhannya wajib berlaku

sosialisasi dan pencegahan tindak segera

pidana perikanan di wilayah tersebut, disampaikan kepada pihak lainnya

setelah

pemberitahuan

MoU Common melalui jalur diplomatik.

yaitu: sosialisasi

Guidelines Indonesia-Malaysia tentang Selanjutnya dalam Pasal 9, Dalam

nelayan kepada Nota Kesepahaman ini, salah satu Pihak

perlindungan

masyarakat nelayan serta pengguna dapat meminta secara tertulis revisi,

pelaku usaha modifikasi atau amandemen seluruh

laut,

perikanan/pengusaha perikanan atau sebagian dari Nota Kesepahaman

pengertian/ pemahaman ini dan setiap revisi yang disepakati

tentang

peraturan perundangan-undangan yang tersebut dibuat secara tertulis. Dan

terkait, agar tidak terjadi tindak segala perubahannya tidak akan

pelanggaran dan tindak kejahatan di mengurangi hak dan kewajiban yang

atau lewat laut khususnya di area timbul dari Nota Kesepahaman ini

perbatasan Malaysia-Indonesia yang sampai dengan ditetapkannya tanggal

belum terselesaikan; Sosialisasi telah revisi. Pasal 10, Apabila terjadi sengketa,

Belawan, Dumai, maka penyelesaian perselisihan secara

dilakukan

di

Pontianak, dan Ranai; dan sosialisasi damai melalui konsultasi bersama atau

MoU Common Guidelines Indonesia- negoisasi. Kemudian terakhir Pasal 11,

Mlaaysia tentang perlindungan nelayan Nota Kesepahaman ini mulai berlaku

kepada seluruh Aparat/Petugas Patroli Implementasi MoU Common Guidelines Indonesia-Malaysia tentang … | Widodo | 175

Keamanan Laut serta kepada seluruh

perkara dengan pengguna

penyelesaian

mengirim tim tiap operasi; dan pengusaha

8. Kegiatan Pembinaan Masyarakat tentang batas-batas wilayah antara

perikanan/kemaritiman

Desa Pesisir.

kedua negara Malaysia-Indonesia,

dengan Nota utamanya pada daerah perbatasan

Berkaitan

Kesepahaman antara Indonesia dengan maritim yang belum terselesaikan.

Malaysia yang pada intinya bertujuan Selain itu, Bakorkamla juga

untuk melindungi nelayan tetap diidentifikasi telah melakukan upaya-

mengacu terhadap pemberantasan upaya koordinasi sebagai berikut:

illegal

fishing.

Namun Nota

1. Penajaman koordinasi melalui Rapat

yang merupakan Tim Korkamla di pusat dan daerah

Dokumen yang terkait

REFLECTIONS ON THE INTERDISCIPLINARY PERSPECTIVES ON ACCOUNTING PROJECT

0 0 27

INTERNATIONAL HARMONISATION OF ACCOUNTING IMPERIALISM - AN AUSTRALIAN PERSPECTIVE

0 0 41

THE NATURE OF MAN

0 0 39

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN STRATEGI QUICK ON THE DRAW DENGAN MASALAH OPEN ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATERI PRISMA DAN LIMAS Nurain Suryadinata Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Muhammadiyah Metro E-mail: mathnsdina

0 0 13

MATHEMATICA APPLICATION FOR GRAPH COLORING AT THE INTERSECTION OF JALAN PANGERAN ANTASARI JAKARTA

0 0 7

ANALISIS HABITS OF MIND MATEMATIS SISWA SMP DI KOTA TANGERANG Prahesti Tirta Safitri Universitas Muhammadiyah Tangerang prahestitirtagmail.com Abstract - ANALISIS HABITS OF MIND MATEMATIS SISWA SMP DI KOTA TANGERANG

2 2 13

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL INDEX CARD MATCH TYPE IN IMPROVING STUDENT LEARNING RESULTS ON COMPOSITION AND COMPOSITION FUNCTIONS OF FUNCTIONS INVERS IN MAN 1 MATARAM Syahrir IKIP Mataram Email: syahririkipmataram.ac.id Abstract - APPLICATION

0 1 7

View of THE INSTRUCTION TO OVERCOME THE INERT KNOWLEDGE ISSUE IN SOLVING MATHEMATICAL PROBLEM

0 0 8

RESTORATIVE JUSTICE AS AN ALTERNATIVE WAY OUTSIDE THE JUDICIARY PROCESS OF CRIMINAL CASE BY FULFILL THE RIGHTS OF THE JUVENILE (CASE STUDY OF DELI SUHANDI JUDICIAL PROCESS

0 0 8

PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP PURCHASE INTENTIONDENGAN BRAND IMAGE DAN PERCEIVED SERVICE QUALITY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PROGRAM KPR BERSUBSIDI DI SURABAYA

0 0 9