ANALYSIS OPTIMIZATION DIGITAL AUDIO WATERMARKING WITH SINGULAR VALUE DECOMPOSITION AND QUANTIZATION INDEX MODULATION BASED LIFTING WAVELET TRANSFORM USING GENETIC ALGORITHM

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 197

ANALISIS OPTIMASI DIGITAL AUDIO WATERMARKING DENGAN TEKNIK SINGULAR

  

VALUE DECOMPOSITION DAN QUANTIZATION INDEX MODULATION BERBASIS LIFTING

WAVELET TRANSFORM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

ANALYSIS OPTIMIZATION DIGITAL AUDIO WATERMARKING WITH SINGULAR

  

VALUE DECOMPOSITION AND QUANTIZATION INDEX MODULATION BASED LIFTING

WAVELET TRANSFORM USING GENETIC ALGORITHM

  2

  3

1 Rendy Pratama Yuda , Gelar Budiman S.T., M.T. , Azizah S.T., M.T.

  1,2,2

  Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

  1

  

2

  3

  rendypratamax@student.telkomuniversity.ac.id, gelarbudiman@gmail.com, azizah@gmail.com

  ABSTRAK

  Pada perkembangan teknologi digital yang sangat pesat ini, telah mempermudah pengguna layanan internet untuk mengakses, menyalin, dan mengunggah suatu informasi media digital seperti teks, gambar, audio, dan video pada internet. Kemudahan inilah yang membuat penyedia atau pemilik sebuah konten audio digital khawatir dengan maraknya pembajakan yang dilakukan oleh beberapa orang yang tidak memiliki hak akan konten tersebut. Salah satu solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menggunakan teknik digital watermarking.

  Dalam tugas akhir ini proses watermarking menggunakan metode LWT (Lifting Wavelete Transform), SVD (Singular Value Decomposition), QIM (Quantization Index Modulation), dan Algoritma Genetika. Audio pada penelitian ini menggunakan format (*wav.file). Host audio akan melalui metode LWT yang berfungsi untuk memisahkan host audio ke dalam domain sinyal rendah dan sinyal tinggi untuk menentukan tempat penyisipan data watermark. Kemudian pada proses SVD bertugas untuk memberikan ketahanan pada skema penyisipan yang digunakan. Pada proses penyisipan akan dilakukan menggunakan metode QIM yang kemudian diuji dengan beberapa serangan seperti BPF, resampling, time scale modification, dan lain-lain. Lalu hasilnya akan dioptimasi menggunakan algoritma genetika agar mendapatkan hasil yang optimal.

  Penelitian yang akan dilakukan dengan metode-metode tersebut, diharapkan mampu menghasilkan

  

watermarked audio yang berkualitas dan tahan terhadap berbagai serangan. Kualitas audio watermark yang baik

  dapat dilihat dari nilai Objective Difference Grade (ODG) yang mendekati 0 dan Signal to Noise Ratio (SNR) yang paling tidak bernilai 20 dB. Selain itu, ketahanan data watermark dapat dilihat dari nilai Bit Error Rate (BER) yang mendekati 0.

  

Kata Kunci: Digital Audio Watermarking, Lifting Wavelet Transform, Spread Spectrum, Fast Fourier Transform,

Algoritma Genetika.

  ABSTRACT In the development of digital technology very rapidly, enables internet users to access, copy, and upload a

digital media information such as text, images, audio, and video on the Internet. Ease is what makes providers

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 198

and owners of digital audio content concerned with rampant piracy committed by some people who do not have

a right to the content. One of the right solutions to solve the problem is to use watermarking digitak techniques.

  In this final project the watermarking process using LWT (Lifting Wavelete Transform), SVD (Singular Value

Decomposition), QIM (Quantization Index Modulation), and Genetic Algorithm. Audio in this research using

format (* wav.file). The audio host will be via LWT method which serves to separate the audio host into the low

signal domain and high signal to determine where the watermark data insertion is inserted. Then in the SVD

process it is tasked to provide resilience to the insertion scheme used. In the insertion process will be done using

QIM method which is then tested with several attacks such as BPF, resampling, time scale modification, and

others. Then the results will be optimized using genetic algorithm in order to get optimal results.

  The result of this final project is a watermarked audio that have good quality and high robustness. The good

quality can be seen from Objective Different Grade (ODG) value that should near to 0, and Signal to Noise Ratio

(SNR) value that at least 20 dB.. Beside that, the robustness of watermark can be seen from Bit Error Rate

(BER) value that should near to 0.

  

Keywords: Digital Audio Watermarking, Lifting Wavelet Transform, Spread Spectrum, Fast Fourier Transform,

Genetic Algorithm.

1. Pendahuluan

  Pada perkembangan teknologi digital yang sangat pesat ini, telah mempermudah pengguna layanan internet untuk mengakses, menyalin, dan mengunggah suatu informasi media digital seperti teks, gambar, audio, dan video pada internet. Kemudahan inilah yang membuat penyedia dan pemilik sebuah konten audio digital khawatir dengan maraknya pembajakan yang dilakukan oleh beberapa orang yang tidak memiliki hak akan konten tersebut. Pada penelitian kali ini metode yang digunakan berbasis Lifting Wavelet Transform dengan Singular Value Decomposition. Alasan penggunaan metode tersebut berdasarkan dari penelitian [1] dijelaskan, bahwa menggunakan LWT mampu mengurangi kehilangan informasi, meningkatkan keutuhan tanda watermark dan membantu meningkatkan ketahanan tanda watermark. Dan juga SVD mampu memberikan akurasi yang baik, robustness yang baik, imperceptibility yang baik dalam menyelesaikan kepemilikan citra watermark yang sah [2]. Kemudian untuk penyisipan pada penelitian ini menggunakan metode QIM. Pada penelitian [3] dijelaskan, bahwa Teknik QIM sangat berguna di bidang watermarking, karena tidak hanya dapat mencapai kinerja yang baik terhadap kapasitas, ketahanan dan distorsi tradeoff, juga merupakan teknik yang sangat sederhana untuk diimplementasikan, sehingga memiliki kompleksitas yang rendah. Kemudian penelitian yang akan dibuat menggunakan algoritma genetika, alasan menggunakan algoritma genetika karena seperti yang sudah dilakukan pada penelitian [4], bahwa Dengan adanya optimasi genetik dengan mekanisme panjang variabel, skema algoritma genetika tidak hanya menjamin kualitas sinyal audio yang watermark tetapi juga dapat meningkatkan kualitasnya secara efektif untuk memperbaiki ketahanan. Perbedaan dari penelitian penelitian terkait sebelumnya adalah penggunaan LWT dengan penambahan teknik SVD sebagai dekomposisi nilai singular. Kemudian pada proses penyisipan menggunakan metode QIM karena metode QIM ini sangat sederhana untuk diimplementasikan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan penggunaan metode algoritma genetika mampu mengoptimalkan kinerja sistem sehingga dapat memberikan

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 199

  ketahanan dari beberapa serangan seperti BPF, resampling, Time Scale Modification dan lainnya sehingga menghasilkan tingkat ketahanan yang tinggi.

2. Dasar Teori

  2.1 Digital Watermarking Digital Watermarking merupakan suatu cara untuk menyisipkan suatu data atau informasi bisa berupa

  text, citra, audio (bersifat umum atau rahasia) ke dalam suatu host tetapi tidak dapat diketahui keberadaannya oleh panca indera yang diharapkan dapat tahan terhadap berbagai macam serangan tertentu. Audio watermark digital dapat digunakan untuk tujuan berbeda, salah satunya termasuk untuk mencatat informasi pemilik hak cipta, informasi label atau rumah produksi, dan mengidentifikasi pemilik berkas suara [5].

  2.2 Lifting Wavelet Transform Lifting Wavelet Transform merupakan bentuk lain serta kemajuan dari metode discrete schame yang

  dikenalkan oleh Wim Sweldens [7]. Lifting Wavelet Transform membutuhkan tiga fasa untuk mengimplementasikannya, yaitu: split, predict, update [8].

  Split memiliki persamaan berikut :

  = [2 + 1] dan = [2 ]

  Predict memiliki persamaan berikut :

  [ ] = [ ]) [ ] − (

  Update memiliki merupakan langkah menggantikan elemen genap dengan rata-rata nilai. Hasil ini di

  masukan ke dalam input untuk langkah berikutnya pada transformasi wavelet. Elemen

  • –elemen ganjil juga di tulis ulang di set data asli, yang memungkinkan filter akan dibentuk.

  2.3 Sinngular Value Decomposition Salah satu metode yang digunakan dalam watermarking audio adalah Singular Value Decomposition.

  Definisi SVD secara umum merupakan suatu teknik dalam analisis numerik yang dapat digunakan untuk “mendiagonalkan” matriks. SV mengurai data masukan menjadi tiga bagian matriks, yaitu [10]:

  ∗ ∗ = ( ) Dimana I adalah sinyal input, kemudian sinyal input akan terdekomposisi ke matriks U, matriks V, dan matriks diagonal S yang memiliki nilai eigen [10]. Dengan mendekomposisikan nilai eigen, akan mendekomposisikan suatu matriks menjadi 2 matriks yang sederhana, sedangkan pada SVD akan mendekomposisi suatu matriks menjadi 3 matrik sederhana yaitu 2 matriks orthogonal dan 1 matriks diagonal.

  2.4 Quantization Index Modulation

  Metode Quantization Index Modulation pertama kali diusulkan untuk teknik watermarking oleh Chen dan Gregory W. Wornell pada tahun 1999. Metode QIM merupakan sebuah metode penyusipan yang memanfaatkan proses kuantisasi pada sinyal host yang biasanya suatu data watermark disisipkan pada nilai maksimal/ekstrim suatu sinyal. Kemudian metode ini dapat dilakukan pada domain waktu dan domain frekuensi. Prosedur penyisipan dan ekstrasi pun cukup sederhana pada metode ini.

  Adapun persamaan untuk melakukan teknik penyisipan menggunakan QIM adalah sebagai berikut: (0) − |

  ′

  (0) = { , = 0 arg min | , = 1 arg min | (0) − |

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 200

  dimana: Ak = (2k + ½) ∆ ; Bk = (2k – ½) ∆ ; dengan k = 0, ±1,±2,…

  F’ (0) merupakan koefisien baru dari watermarked audio, w adalah nilai bit watermark yang akan disisipkan. Ak dan Bk dipilih sesuai dengan nilai bit-bit watermark tersebut. Sedangkan persamaan untuk proses ekstraksi adalah:

  Ṽ (k) = mod (( ′(0) Δ ),2) dimana Ṽ (k) merupakan koefisien dari bit watermark yang telah diekstraksi.

2.5 Algoritma Genetika

  Algoritma Genetika pertama kali diajukan oleh J.H. Holland dengan penelitiannya yang berjudul “Adaptation in natural and artificial systems” pada konferensi internasional di Universitas Michigan pada tahun 1975. Algoritma Genetika diadaptasi dari mekanisme evolusi dan genetika natural yang didasari oleh Teori Darwin. Algoritma Genetika sudah cukup banyak berperan besar untuk memecahkan masalah di berbagai macam bidang, contohnya pada bidang komunikasi, pertanian, kedokteran, dan lainnya. Pada umumnya algoritma genetika adalah algoritma pencarian yang berdasarkan pada mekanisme sistem natural yakni genetik dan seleksi alam [11]. Algoritma genetik tercipta dari suatu himpunan solusi yang dihasilkan secara acak. Himpunan tersebut disebut dengan populasi. Sedangkan setiap individu dalam populasi disebut kromosom yang merupakan representasi dari solusi. Kromosom-kromosom berevolusi dalam suatu proses iterasi yang berkelanjutan yang disebut dengan generasi [12]. Setelah beberapa generasi maka algoritma genetik akan konvergen pada kromosom terbaik, yang diharapkan berupa solusi optimal [13].

3. Pembahasan

3.1 Perancangan Sistem Pada Proses Penyisipan dan Ekstraksi

  Secara keseluruhan blok diagram tahapan dari proses perancangan sistem direpresentasikan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

  Pada penelitian ini, langkah awal yang dilakukan yaitu menyiapkan host audio dan citra watermark yang akan digunakan. Kemudian beberapa bit dari audio host akan dipilih sebagai tempat untuk menyimpan bit watermark. Metode yang digunakan untuk tempat penyisipan adalah LWT. Setelah melalui proses LWT, masuk pada proses SVD dimana hasil dari keluaran LWT akan diubah menjadi 3 bagian matriks yaitu matrik S, matrik U dan matrik V. selanjutnya diambil matrik S untuk masuk pada proses QIM. Metode QIM akan menyisipkan data biner pada nilai maksimum/ekstrim pada matrik S

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 201

  tersebut. Proses penyisipan diawali dengan menyiapkan host audio dan citra watermark yang akan digunakan. Data watermark yang disisipkan berupa citra biner (hitam putih), dan host audio merupakan file *.wav. berikut merupakan gambar dari citra biner yang akan disisipkan :

Gambar 3.3 Citra Watermark

  Kemudian keluaran dari QIM akan digabungkan dengan matrik U dan matrik V yang didapatkan dari keluaran SVD yang akan menghasilkan SVD transpose. Kemudian di transformasikan dengan

  ILWT dan jadilah audio ter-watermark. Berikut merupakan diagram alir proses penyisipan :

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Penyisipan (atas) dan Ekstraksi (bawah)

3.2 Proses Optimasi dengan Algoritma Genetika

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 202

  Proses optimasi dilakukan dengan menggunakan algoritma genetika. Algoritma genetika akan bekerja dengan mengevaluasi seluruh bagian dalam pembentukan watermarking, meliputi proses penyisipan, uji serangan dan ekstraksi..

4. Analisis

  Audio Watermarking

4.1 Analisis Pengaruh Level LWT terhadap

  Berikut ini adalah pengaruh level LWT terhadap hasil audio watermarking yang dihasilkan tidak diberikan serangan dan tidak dioptimasi, hasil analisis akan diperlihatkan pada gambar 4.1, 4.2, dan 4.3.

  

Pengaruh Level Dekomposisi terhadap Nilai SNR

  40

20 B)

  R (d

  • 20

  SN

  • 40
  • 60

  1

  2

  3

  4

  5 SNR (dB) -53,0512 -2,8543 14,353 21,507 23,73 Level Dekomposisi LWT

Gambar 4.1 Grafik pengaruh level dekomposisi LWT terhadap SNR

  

Pengaruh Level Dekomposisi terhadap Nilai ODG dan

BER

1 R

  BE -1 an

  • 2

  d

  • 3
  • 4

  ODG

  • 5

  1

  2

  3

  4

  5 ODG -3,9081 -3,9029 -3,8439 -3,491 -3,3495 BER 0,52 0,52 0,23 0,28 0,26 Level Dekomposisi LWT

Gambar 4.2. Grafik pengaruh level dekomposisi LWT terhadap ODG dan BERGambar 4.3. Grafik pengaruh level dekomposisi LWT terhadap kapasitas

  3

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 203

  Level Dekomposisi LWT Pengaruh Level Dekomposisi terhadap Besar Kapasitas

  80 Kap asi ta s (b it/s )

  70

  60

  50

  40

  30

  20

  10

  5 Kapasitas (bit/s) 68,906 34,453 17,227 8,613 0,6729

  4

  2

  Dapat dilihat pada data yang diperoleh diatas bahwa Level LWT sangat mempengaruhi nilai SNR, BER, dan kapasitas dari watermarked audio. Semakin tinggi level dekomposisi, maka nilai BER dan SNR semakin baik.tetapi nilai kapasitas akan semakin rendah. Dilihat pada tabel diatas, nilai parameter ODG tidak terlalu mengalami perubahan yang cukup signifikan tetapi semakin tinggi nilai dekomposisi akan meningkatkan nilai dari parameter ODG tersebut.

  1

4.2 Analisis Pengaruh Nilai Panjang Frame terhadap Audio Watermarking

  Pengaruh panjang frame terhadap Nilai SNR

  B)

panjang frame

  30 SN R (d

  25

  20

  15

  10

  5

  32 64 128 256 512 1024 SNR (dB) 14,353 16,259 17,728 20,336 22,173 23,947

Gambar 4.4. Grafik pengaruh panjang frame terhadap SNR

  Berikut ini adalah pengaruh nilai panjang frame terhadap hasil audio watermarking yang dihasilkan. Pada pengujian ini sistem tidak diberikan serangan dan tidak dioptimasi.

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 204

Pengaruh panjang frame terhadap Nilai ODG dan BER

  1 R E B

  • 1

  an

  • 2

  d

  • 3
  • 4

  ODG

  • 5

  32 64 128 256 512 1024 ODG -3,8439 -3,7588 -3,789 -3,744 -3,3526 -2,6236 BER 0,23 0,22 0,15 0,08 0,04 0,03 Level Dekomposisi LWT

Gambar 4.5. Grafik pengaruh panjang frame terhadap ODG dan BER

  Pengaruh panjang frame terhadap Besar Kapasitas

  20

  18

  16 )

  14 it/s

  12 (b s

  10 ta

  8 asi

6 Kap

  4

  2

  32 64 128 256 512 1024 Kapasitas (bit/s) 17,227 8,613 4,307 2,153 1,077 0,5383 panjang frame

Gambar 4.6. Grafik pengaruh panjang frame terhadap kapasitas

  Dari data yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa nilai Nframe mempengaruhi nilai SNR, ODG, BER serta kapasitas dari watermarked audio. Semakin besar nilai Nframe, maka nilai SNR akan semakin besar, sedangkan nilai BER dan kapasitas akan semakin kecil, dan nilai ODG yang cenderung tidak stabil.

4.3 Analisis Pengaruh Jumlah Bit Kuantisasi terhadap Audio Watermarking

  Berikut ini adalah pengaruh kedalaman bit terhadap hasil audio watermarking yang dihasilkan. Pada pengujian ini sistem tidak diberikan serangan dan tidak dioptimasi.

  Pengaruh jumlah bit kuantisasi terhadap Nilai SNR

  7

  80 100 SN R (d B) jumlah bit kuantisasi

  60

  40

  20

  10 SNR (dB) 23,95 29,87 35,98 41,91 47,99 54,08 60,08 66,01 71,9 78,18

  9

  8

  6

Gambar 4.7. Grafik pengaruh jumlah bit kuantisasi terhadap SNR

  5

  4

  3

  2

  1

  

Pengaruh pengaruh jumlah bit kuantisasi terhadap

Nilai ODG dan BER

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 205

1 ODG

  • 3
  • 2
  • 1

  2

  3

Gambar 4.8. Grafik pengaruh pengaruh jumlah bit kuantisasi terhadap nilai ODG dan BER

  Pengaruh pengaruh jumlah bit kuantisasi terhadap Besar Kapasitas

  Kap asi ta s (b it/s ) jumlah bit kuantisasi

  10 Kapasitas (bit/s) 0,2692 0,2692 0,2692 0,2692 0,2692 0,2692 0,2692 0,2692 0,2692 0,2692 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  2

  3

  1

Gambar 4.9. Grafik pengaruh jumlah bit kuantisasi terhadap kapasitas

  d an BE R jumlah bit kuantisasi

  10 ODG -2,624 -1,84 -1,397 -1,08 -0,981 -0,797 -0,29 -0,033 0,15470,1862 BER 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01

  9

  8

  7

  6

  5

  1

  4 Dapat dilihat pada data yang diperoleh diatas bahwa jumlah bit kuantisasi mempengaruhi nilai SNR, BER, dan ODG dari watermarked audio. Semakin tinggi jumlah bit kuantisasi, maka nilai BER, ODG dan SNR semakin baik.tetapi nilai kapasitas tidak mengalami perbahan. Dilihat pada tabel diatas, nilai parameter BER tidak terlalu mengalami perubahan yang cukup signifikan tetapi semakin tinggi jumlah bit kuantisasi akan meningkatkan nilai dari parameter BER tersebut.

4.4 Analisis Pengaruh Threshold terhadap Audio Watermark

  Berikut ini adalah pengaruh threshold terhadap hasil audio watermarking yang dihasilkan. Pada pengujian ini sistem tidak diberikan serangan dan tidak dioptimasi.

  Pengaruh threshold terhadap Nilai SNR 0,1 0,01 0,001 0,0001 0,00001 0,000001 ODG

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 206

80 SN

  64

  B) threshold

Gambar 4.11. Grafik pengaruh threshold terhadap ODG dan BER

  Dari data yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa nilai threshold mempengaruhi nilai SNR, dan ODG dari watermarked audio . Dilihat pada tabel diatas, nilai threshold tidak mempengaruhi nilai dari parameter BER.

  Pengaruh threshold terhadap Nilai ODG dan BER

  ODG d an BE R jumlah bit kuantisasi

  0,1862 0,1862 0,1269 0,0717 0,0717 0,0717 BER 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,05 0,1 0,15 0,2

  0,1 0,01 0,001 0,0001 0,00001 0,000001 SNR (dB) 78,184 78,184 71,973 69,007 69,007 69,007

  R (d

  66

  78

Gambar 4.10. Grafik pengaruh threshold terhadap nilai SNR

  74

  72

  70

  68

  76

  4.5 Analisis Pengaruh Kedalaman Bit terhadap Audio Watermarking

  Berikut ini adalah pengaruh tipe wavelet terhadap hasil audio watermarking yang dihasilkan. Pada pengujian ini sistem tidak diberikan serangan dan tidak dioptimasi.

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 207

  Pengaruh kedalaman bit terhadap Nilai SNR

80 SN

  4.6 Analisis Optimasi Algoritma Genetika terhadap Audio Watermarking

  78

Gambar 4.12. Grafik pengaruh kedalaman bit terhadap SNR

  Pengaruh kedalaman bit terhadap Nilai ODG dan BER

  ODG d an BE R kedalaman bit

  32 ODG 0,0617 0,0717 0,1862 BER 0,48 0,01 0,01 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

  16

  8

Gambar 4.13. Grafik pengaruh kedalaman bit terhadap nilai ODG dan BER

  B) kedalaman bit

  R (d

  76

  Optimasi terhadap serangan TSM dilakukan pada audio pada genre rnb dengan penggeseran waktu

  74

  72

  Dari data yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa nilai kedalaman bit mempengaruhi nilai SNR, ODG, serta BER dari watermarked audio. Nilai kedalaman bit terbaik dari tabel diatas adalah 32 karena menghasilkan BER yang sangat mendekati 0 dan nilai SNR yang cukup baik.

  68

  66

  64

  32 SNR (dB) 69,834 69,007 78,184

  16

  8

  0.97.Karena audio jenis ini dipilih berdasarkan nilai BER yang paling besar. Setelah dioptimasi didapatkan parameter yang optimal sebagai berikut:

  70

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 208

Tabel 4.1 Parameter terbaik hasil optimasi

  

N Nframe nbit typew thr bit Posisiw

  1

  32

  10 1 0.008

  32

  1 Berikut merupakan grafik nilai fitness function yang dilakukan sebanyak 300 generasi dengan jumlah populasi 20.

Gambar 4.14 Grafik Fitness Function

  Setelah dilakukan proses optimasi, hasil keluaran nilai parameter BER, ODG, SNR, dan kapasitas pada audio akan berbeda dengan hasil sebelum audio di optimasi. Berikut merupakan perbandingan nilai parameter audio sebelum dan sesudah di optimasi:

Tabel 4.2 Pengaruh optimasi serangan TSM terhadap audio watermarking

  BER ODG SNR Kapasitas

  0.39 -3.9113 7.9618 4.3066

  Sebelum optimasi

  • 1.05193 61.89326

  75 Setelah optimasi Hasil dari tabel diatas menunjukan bahwa nilai dari parameter BER mengalami perubahan. Audio yang telah dioptimasi memiliki nilai BER yang sempurna yaitu nol. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa proses optimasi dapat meningkatkan ketahanan watermark terhadap serangan TSM dengan tidak mengganggu kualitas dari audio tersebut.

5. Kesimpulan

  Berdasarkan Pengujian yang telah dilakukan pada audio watermarking berbasiskan Lifting wavelet Transform (LWT) dengan metode Singular Value Decomposition (SVD) dan Quantization Index Modulation (QIM) dengan menggunakan algoritma genetika, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 209

  1) Analisis pengujian dilakukan pada file audio rock.wav yang dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi parameter input maka semakin baik nilai dari parameter pengujian BER, SNR dan ODG.

  Hal tersebut dapat meningkatkan imperceptibility dan ketahanan citra watermark yang disipkan pada kinerja sistem audio watermarking. Tetapi semakin tinggi parameter input, maka akan mempengaruhi kapasitas dari watermarked audio. Hal tersebut kurang efektif dikarenakan jumlah bit yang dapat disisipkan per satuan waktu akan semakin rendah. Sehingga sangat diperlukan penyesuaian besar parameter input pada sistem audio watermarking agar dapat memiliki imperceptibility yang baik, ketahanan citra watermark yang disisipkan dan kapasitas yang tidak terlalu rendah. 2) Algoritma Genetika dapat menjadi solusi yang baik untuk audio watermarking. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian pada bab 4, bahwa hasil audio setelah di optimasi lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelum dioptimasi. 3) Parameter hasil optimasi menggunakan algoritma genetika dari suatu jenis audio, belum tentu merupakan parameter yang baik bagi jenis audio yang berbeda. Sehingga tiap tiap audio perlu di optimasi agar mendapatkan parameter yang terbaik. 4) Proses optimasi dapat Sistem ini paling tahan terhadap serangan Time Scale Modification, karena memiliki BER nol.

  5) Algoritma Genetika dapat menjadi solusi yang baik untuk audio watermarking. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian pada bab 4, bahwa hasil audio setelah di optimasi lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelum dioptimasi.

  Daftar Pustaka

  

ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 | Page 210

  [1] Kejgir, Sushma G. and Manesh Kokare, “Lifting Wavelet Transform with Singular Value Decomposition for Robust Digital Image Watermarking”, International Jurnal of computer Applications (0975-8887), vol. 39, no.18, 2012.

  [2] Kaur, Ramandeep and Harpal Singh, “Image Watermarking In DCT, DWT and Their Hybridization Using SVD: A Survey”, International Journal of Innovations in Engineering and Technology (IJIET), ISSN: 2319-1058, vol. 4, issue 4, 2014.

  [3] Kaur, Harleen and Usvir Kaur, “Proposal Paper for improving SVD and Quantization Technique for Audio Watermarking”, International Journal of Current Engineering and Technology, ISSN 2277- 4106,vol. 3, no.2, 2013.

  [4] Sadeghzadeh, Mehdi and M ahsa Taherbaghal, “A New Method for Watermarking using Genetic Algorithms”, International Conference on Machine Learning, Electrical and Mechanical engineering (ICMLEME2014), 2014

  [5] Machbubah, Latifatul and Soetrisno, “Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital ”, Jurnal Sains dan Seni Pomits, vol. 1, no. 1, 2014.

  [6] Porwal, Vagesh and Siddharth Gupta, “Digital Watermarking: A Survey on Image Watermarking in Frequency Domain Using Genetic Algorithm”, International Journal of Advanced Research in Computer Engineering and Technology (IJARVET), vol. 4, Issue 4, 2015.

  [7] Vivek, Arvind and Ankur, “Conception and Implementation of a Novel Digital Image Watermarking Algorithm using Cascading of DCT and LWT”, 2014 International Conference on Reliability, (ICROIT), 2014.

  Optimization and Information Technology

  [8] Tun, Amy and Yadana Thein, “Digital Image Watermarking Scheme Based on LWT and DCT”, International Journal of Engineering and Technology (LACSIT, vol. 5, no. 2, 2013.

  [9] Bai ying, Ing, Feng, Zhen and Haijun, “A Robust Audio Watermarking Scheme Based on Lifting Wavelet Transform and Singular Value Decomposition”, Signal Processing, 2011.

  [10] Krishna, Srinivasa and Bala, “DWT-SVD Based Blind Audio Watermarking Scheme For Copyright Protection”, ICALIP, 2014

  [11] Syamsuddin, Aries, “Pengenalan Algoritma Genetik”, Kuliah Umum IlmuKomputer.Com, 2004. [12]

  Deb, Kalyanmoy et al., “Genetic and Evolutionary Computation”, Genetic and Evolutionary Computation Conference , LNCS 3103, 2004. [13] Goldberg, David E., “Genetic Algorithms”, Addison-Wesley Publishing Company, 1989.

  [14] Sanjoyo, “Aplikasi Algoritma Genetika”, Juni 2006.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI INTERKONEKSI JARINGAN ANTAR HALTE BUS MENGGUNAKAN INTERNET PADA HALTE IMPLEMENTATION OF NETWORK INTERCONECTION BETWEEN BUS STOP USING INTERCONECTION NETWORK ON SMART BUS STOP

0 0 8

IMPLEMENTATION OF DIGITAL IMAGE PROCESSING FOR ESTIMATING THE DIMENSION OF A LUGGAGE ON SMART LOCKERS PROTOTYPE

0 0 8

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI MPPT CHARGE CONTROLLER PADA PANEL SURYA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER UNTUK PENGISIAN BATERAI SEPEDA LISTRIK DESIGN AND IMPLEMENTATION MPPT CHARGE CONTROLLER ON SOLAR PANEL USING MICROCONTROLLER FOR ELECTRIC BICYCLE’S BATTERY CHA

0 0 7

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS FILTER UNTUK MEMINIMALISASI NILAI HARMONISA PADA CONVERTER DC TO DC TIPE BUCK IMPLEMENTATION AND ANALYSIS FILTER TO REDUCED HARMONICS IN BUCK TYPE CONVERTER DC TO DC

0 0 7

ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA PADA BAN KENDARAAN BERODA EMPAT BERBASIS ARDUINO UNO MENGGUNAKAN SENSOR MPX5500D DEVICE OF TYRE PRESSURE SENSING FOUR-WHEEL VEHICLES BASED ON ARDUINO UNO USING SENSOR MPX5500D

0 0 7

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANGAN BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN DESIGN AND IMPLEMENTATION OF INDOOR LIGHTING SYSTEM BASED NEURAL NETWORK

0 0 8

SISTEM MONITOR PADA PENGAIRAN OTOMATIS BERDASARKAN KELEMBABAN TANAH DAN SUHU MENGGUNAKAN ANDROID MONITORING SYSTEM OF WATERING AUTOMATION SYSTEM BASED ON SOIL MOISTURE AND TEMPERATURE USING ANDROID

1 1 8

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN IN-BUILDING COVERAGE (IBC) LTE DI BANDARA HANG NADIM IN BUILDING COVERAGE (IBC) LTE NETWORK PLANNING ANALYSIS AT HANG NADIM AIRPORT

0 0 8

COMPARATIVE PERFORMANCE ANALYSIS OF LTE RELEASE 12 WITH CARRIER AGGREGATION FDD-FDD AND FDD-TDD TECHNIQUE

0 0 8

BERBASIS AMC ANALYSIS EFFECT OT THE CAPASITORS ON MICROWAVE ABSORBER BASED AMC

0 1 11