PENERAPAN METODE DEMOSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

  

PENERAPAN METODE DEMOSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:

DAHLINA

  

NIM F1082151164

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2018

  

PENERAPAN METODE DEMOSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN

DAHLINA

NIM F1082151164

Disetujui, Pembimbing 1 Pembimbing II Dr. Tahmid Sabri, M.Pd Drs. H. Kartono, M.Pd NIP 195704211983031004 NIP 196104051986031002 Mengetahui,

  

Dekan FKIP Untan Pontiank Ketua Jurusan Pendidikan

Dasar Dr. H. Martono, M.Pd Dr. Tahmid Sabri, M.Pd. NIP 196803161994031014 NIP 1 195704211983031004

  

PENERAPAN METODE DEMOSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

Dahlina, Tahmid Sabri, Kartono.

  

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak

Ema

  

Abstract

This study aimed to describe student learning outcomes in learning natural sciences

using the demonstration method in class in the fifth grade public elementary school 08

Trans Magamagan Bengkayang. This study used descriptive qualitative method. Data

collection techniques used are observation techniques and document scrutiny

techniques with data collection tools namely observation sheets and document scoping

sheets. The subjects in the study were students of class III Public Elementary School 08

Trans Magamagan Bengkayang totaling 12 people.The results of the study showed that

the learning implementation plan (RPP) from cycle I was 3.17, cycle II was 3.32. The

results of the study of the implementation of learning from the first cycle were 2.37, the

second cycle was 3.56. The results of the learning outcomes of the first cycle average

value of 63.33, cycle II an average value of 90. Based on the data obtained it can be

concluded that there is an increase in each cycle. Thus research on the application of

the class III learning method of learning Natural Sciences can improve student learning

outcomes.

  Keywords: Learning Outcomes, Learning Natural Science, D emonstration Method PENDAHULUAN

  Pendidikan merupakan suatu proses alamiah yang selalu dialami setiap manusia. Setiap manusia memerlukan dan membutuhkan pendidikan. Tujuan pendidikan di Indonesia juga mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokr atis serta bertanggung jawab” .

  Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut dibuatlah kurikulum yang di jadikan dasar dalam pennyelenggaraan pendidikan di sekolah. Di dalam Kurikulum Standar Isi Tingkat Satuan Pendidikan SD/ MI tahun 2006 ada beberapa mata pelajaran yang wajib dimuat dalam penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Dasar salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Pembelajaran

  IPA yang dilaksanakan di SD hendaknya dapat menumbuhkan sikap logis, kritis, dan kreatif siswa terhadap gejala alam yang terjadi di lingkungannya., Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari- hari. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari- hari untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia melalui pemecahan masalah- masalah yang dapat diidentifikasikan.

  Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

  Tujuan pelajaran IPA di SD dapat tercapai seperti yang diharapkan apabila guru memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan yang sangat penting. Salah satu peranan guru yaitu berusaha untuk mengajarkan mata

  pelajaran IPA seoptimal mungkin dengan menerapkan berbagai metode dalam proses pembelajaran. Dalam penggunaan metode, guru harus menyesuaikan dengan jumlah siswa, kondisi, dan suasana kelas. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar peserta didik di kelas. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang digunakan dalam setiap materi pembahasan dapat disesuaikan.

  Namun pengalaman peneliti mengajar dikelas III SDN 08 Trans Magmagan Bengkayang menunjukkan hal yang berbeda. Guru dalam menjalankan proses pembelajaran tanpa diiringi dengan kreatifitas dalam penggunaan metode mengajar. Siswa masih beranggapan guru sebagai satu-satunya sumber belajar yang tampak pada saat pembelajaran siswa hanya menerima yang diberikan oleh guru untuk dihafalkan. Pada pembelajaran masih berlangsung satu arah sehingga pengaruh siswa dalam kegiatan belajar mengajar cenderung pasif dan tidak ada penggalian kemampuan siswa atas apa yang sudah diperolehnya setelah pembelajaran selesai.. Berbagai faktor itulah yang menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal yang diharapkan yaitu

  65. Nilai rata-rata hasil pembelajaran IPA di kelas

  III SDN

  08 Trans Magmagan Bengkayang hanya mencapai dibawah 65. Berdasarkan masalah di atas maka diperlukan perbaikan pada nilai IPA siswa. Salah satu alternative yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode demonstrasi.. Karena dengan menggunakan media maka siswa akan menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

  Menurut Wahyana (dalam Trianto, 2013 :137) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun sistematik dan dalam penggunannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

  Menurut Wina Sanjaya (2013: 152) “metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan”.

  Menurut Rusman (2013: 123) mengungkapkan bahwa “Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan p sikomotorik”.

  Penelitian yang berkenaan dengan “Penerapan Metode Demostrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas III SD Negeri 08 Trans Magmagan Bengkayang

  ” penelitian juga sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Julianto (2016) yang berjudul “Penerapan Metode demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V Tema Kerukunan Dalam Bermasyarakat SDN Lontar 481 Surabaya” dengan hasil penelitian bahwa pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Lontar 481 Surabaya. Penelitian yang dilakukan oleh Julianto ini memiliki persamaan pada metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode demonstrasi dan mengukur hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN

  Sugiyono (2016:6) menyatakan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehngga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu. Menurut Wiranto Surakhmad (dalam Mahmud, 2011: 98) menyatakan apabila didasarkan pada karakteristik dan permasalahannya, metode penelitian dapat diklasifikasikan pada tiga jenis metode utama, yaitu: (1) metode historis; (2) metode deskriptif; dan (3) metode eksperimental.

  Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (2015:67),

  “Metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan suatu subjek atau penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.”

  Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 08 Trans Magmagan Bengkayang. Menurut Suharsimi Arikunto (2011:3) “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.

  Kurt Lewin (dalam Kunandar, 2013: 42), “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu rangkaian langka yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

  ”. Berdasarkan pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu tindakan yang terjadi disebuah kelas yang teridri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat.

  Sifat penelitian dalam penelitian ini adalah kolaboratif. Penelitian kolaboratif dimaksudkan dalam pelaksanaan penelitian ini lebih baik dilakukan oleh dua orang lebih. Peneliti dapat bekerja sama dengan orang lain yang disebut dengan teman sejawat atau kolaborator untuk mengatasi permasalahan yang ada di dalam kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 137), terdapat empat tahapan- tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

  Pada tahap rencana, merupakan serangkaian tindakan sistematis untuk meningkatkan apa yang hendak terjadi. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategis yang mampu menjawab tantangan yang muncul dalam perubahan sosial, dan mengenal rintangan yang sebenarnya. Pada tahap rencana, peneliti mengadakan pertemuan dan bekerja sama dengan guru kolaborator untuk melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan penelitian.

  Pada tahap pelaksanaan, tindakan yang baik dalam penelitian tindakan kelas haruslah mengandung tiga unsur penting yaitu peningkatan praktik, peningkatan pemahaman individual dan kolaboratif, dan peningkatan situasi dimana kegiatan berlangsung (Sukardi, 2012:5) Setelah selesai menyiapkan tahap perencanaan, selanjutnya adalah tahap pelaksanaan rancangan pembelajaran yang sudah dirancang sebagai tindakan awal dari penelitian tindakan kelas. Siklus pertama sebagai penerapan serangkaian kegiatan belajar yang telah direncanakan untuk mengatasi masalah yang telah dikemukakan. Kemudian pada siklus kedua sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang terdapat pada siklus sebelumnya.

  Observasi pada penelitian tindakan kelas mempunyai arti pengamatan terhadap perlakuan yang diberikan pada kegiatan tindakan. Seperti dalam perencanaan, observasi yang baik adalah observasi yang fleksibel, dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul, baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.

  Pada tahap observasi, pengamatan dilakukan oleh kolaborator terhadap peneliti yang berupa data untuk deskripsi dan mengukur kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga berdampak pada proses pembelajaran maupun hasil belajar yang diteliti.

  Refleksi merupakan langkah dimana peneliti dan tim kolaborator menilai kembali situasi dan kondisi setelah subjek dan objek yang diteliti memperoleh perlakuan perbaikan. Pada tahap refleksi, peneliti bekerja sama dengan kolaborator untuk melakukan refleksi dengan melihat hasil dari tindakan yang telah diberikan kepada siswa. Dan juga untuk mencari kendala-kendala apa saja yang dihadapi saat melakukan tindakan perbaikan berdasarkan hasil pengamatan, dan merancang tindakan sebagai rencana perbaikan pada siklus berikutnya.

  Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 08 Trans Magmagan Bengkayang dengan jumlah siswa 13 orang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 7 orang dan siswa perempuan sebanyak 6 orang. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 08 Trans Magmagan Bengkayang. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu bersama guru kelas III Sekolah Dasar Negeri 08 Trans Magmagan Bengkayang.

  Sugiyono (2016:308) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

  Teknik observasi adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen.

  Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar pencermatan dokumen. Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah lembar observasi

  IPKG 1 dan IPKG 2 yang berkaitan dengan kemampuan guru untuk membuat langkah pembeljaran dan melaksanakan pembelajaran. Lembar dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumen atau daftar nilai siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

  Untuk menganalisis data sub masalah 1, 2, dan 3 yang berkaitan dengan mendeskripsikan hasil rata-rata kemampuan guru untuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan nilai rata- rata siswa maka digunakan rumus sebagai berikut: =

  ∑ N

  Keterangan sebagai berikut: M = Mean yang dicari ∑ X

  = jumlah seluruh skor N = banyaknya skor (Anas Sudidjono, 2012:81)

  Tahap Perencanaan

  Perencanaan merupakan langkah yang dilakukan oleh guru saat memulai tindakannya. Pada tahap rencana, peneliti mengadakan pertemuan dan bekerja sama dengan guru kolaborator untuk melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan penelitian. Adapun yang dilakukan peneliti dalam tahap rencana adalah: (a) Membuat RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran), (b) Menyiapkan bahan ajar, (c) Menyiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran, (d) Menetukan strategi pembelajaran yang akan diterapkan, yaitu penggunaan media gambar dan (e) Mengadakan kesepakatan dengan kolaborator. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk melaksanakan penelitian serta menentukan materi yang akan disampaikan,. Menentukan media dan sumber belajar yang akan digunakan dan menyiapkan lembar IPKG I, IPKG II.

  Tahap Pelaksanaan

  Pelaksanaan siklus 1 dilakukan pada Jumat 04 Mei 2018, di Sekolah Dasar Negeri

  08 Trans Magmagan Bengkayang. Kegiatan pendahuluan dimulai dengan mengkoordinasi kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran, berdoa, mengecek kehadiran siswa, memberikan apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan melakukan tanya jawab tentang konsep energi gerak. Siswa mengamati guru melakukan demonstrasi. Kemudian siswa dibentuk menjadi kelompok. Siwa mendemontrasikan cara membuat kincir angin. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil demonstrasi. Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran, kemudian memberikan tes untuk melihat hasil belajar siswa dan diakhiri dengan doa dan salam.

  Pelaksanaan siklus 2 dilakukan pada hari Selasa, 08 Mei 2018 di di Sekolah Dasar Negeri 08 Trans Magmagan Bengkayang.

  Kegiatan pendahuluan dimulai dengan mengatur kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran, berdoa, mengecek kehadiran siswa, memberikan apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan melakukan tanya jawab tentang konsep energi gerak.

  Siswa mengamati guru melakukan demonstrasi. Kemudian siswa dibentuk menjadi kelompok. Siwa mendemontrasikan cara menghemat energi dengan menggunakan benda-benda yang ada disekitar siswa. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil demonstrasi. Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran, kemudian memberikan tes untuk melihat hasil belajar siswa dan diakhiri dengan doa dan salam.

  Tahap Pengamatan

  Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran dan data hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan memetode demonstrasi. Ibu Sutiana, S.Th selaku kolabolator melakukan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung, dalam melakukan pengamatan terhadap guru merancang RPP dan pelaksanaan pembelajaran dengan mengimplemtasikan metode demonstrasi menggunakan Intrumen Penilaian Kinerja Guru atau IPKG 1 dan

  IPKG 2 serta pengamatan terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

  Tahap Refleksi

  Dari hasil analisis data yang telah diperoleh setelah pelaksanaan dari setiap siklus , peneliti dan guru kolaborator mengadakan perbincangan untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan yang masih terdapat pada pelaksanaan pembelajaran siklus I hingga siklus II yang masih harus diperbaiki dan ditingkatkan pada siklus berikutnya.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

  3.33 C Pemilihan Media Pembelajaran

  80

  3 AC 80 100

  4 AD 100 100

  No. Aspek yang Diamati Skor Siklus 1 Siklus 2 A Perumusan Tujuan Pembelajaran

  3.33

  3.33 B Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar

  3.33

  3.5

  2 AB

  3.5 D Skenario Pembelajaran

  3.14

  3.14 E Penilaian Hasil Belajar

  3.33

  3.33 Skor Total A + B + C + D + E

  15.85

  16.63 Skor Rata-rata

  3.17

  40

  1 AA 60 100

  Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 08 Trans Magmagan Bengkayang. Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap guru merencanakan dan saat melaksanakan pembelajaran Ilmu

  4 II Membuka Pembelajaran

  Pengetahuan Alam serta hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 08 Trans Magmagan Bengkayang dengan menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan.

  

Tabel 1. Rekapitulasi Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran (IPKG 1)

  Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa kemampuan guru merencanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode demonstrasi dengan

  Srata-rata siklus 1 adalah 3,17, pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 0,15 menjadi 3,32.

  

Tabel 2. Rekapitulasi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran (IPKG 2)

No. Aspek yang Diamati Skor Siklus 1 Siklus 2

  I Pra Pembelajaran

  3.5

  3.5

  

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Demonstrasi

No Nama Siklus 1 Siklus 2

  3.5 III Kegiatan Inti Pembelajaran

  3.17

  3.41 IV Kegiatan Penutup

  3.33

  3.33 Skor Total I + II + III + IV 14,41

  14.24 Skor Rata-rata 3,37

  3.56 Berdasarkan tabel

  2 menunjukkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan metode demonstrasi, pada siklus 1 diperoleh rata-rata sebesar 3,57, pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 0,2 menjadi 3,56.

  3.32

  5 AE 60 100

  II kategori merencanakan sudah baik sekali, namun masih perlu perbaikan pada komponen melibatkan siswa dalam penggunaan media dan pada saat guru mendemonstrasikan siswa serius memperhatikan. kinerja.

  Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, data kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasidan data hasil belajar siswa.

  Peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran yang terjadi secara keseluruhan dimulai dari tindakan siklus 1 hingga tindakan siklus 2 dapat dilihat pada diagram batang berikut ini.

  

Grafik 1. Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

  Berdasarkan diagram batang diatas dapat dilihat bahwa kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus I sebesar 3,17, mengalami peningkatan di siklus

  II menjadi 3,32.

  Pada siklus I rata-rata kemampuan guru merencanakan pembelajaran sudah mencapai kategori baik sekali, namun pada beberapa komponen RPP masih perlu ditingkatkan seperti kejelasan rumusan pembelajaran pada tujuan pembelajaran perlu diperbaiki, memfokuskan siswa saat guru mendemonstrasikan kincir angin. Pada siklus

  3.17

  rata-rata hasil belajar siswa, pada siklus I adalah 63.33, pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 26.67 hingga menjadi 90.

  3.32

  3.05

  3.1

  3.15

  3.2

  3.25

  3.3

  Pembahasan Penelitian

  90 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa

  6 AF 100 100

  20

  7 AG

  80

  80

  8 AH

  60

  80

  9 AI

  80

  63.33

  10 AJ 80 100

  11 AK

  40

  80

  12 AL

  40

  80 Jumlah Total Skor 760 1080 Rata-rata

3.35 Siklus I Siklus II

  Peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang terjadi secara keseluruhan dimulai dari tindakan siklus 1 hingga tindakan siklus 3 dapat dilihat pada diagram batang berikut ini.

3.6 Siklus I Siklus II

  Berdasarkan diagram batang diatas dapat dilihat bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I sebesar 3,37, mengalami peningkatan di siklus

  II menjadi 3,56. Pada siklus I kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi sudah mencapai kategori baik sekali, namun masih perlu ditingkatkan karena masih banyak terdapat kekurangan dalam pembelajaran. Kekurangan tersebut adalah pada saat pembelajaran guru tidak memberikan catatan, guru menjelaskan dan hanya mengandalkan ingatan siswa. Kemudian pada saat pembagian kelompok masih memakan waktu yang lama karena setiap anggota kelompok masih berada ditempat duduk semula yang menyebabkan mereka harus mencari kelompoknya.

  Kemudian guru tidak melibatkan siswa dalam penggunaan media.guru masih kesulitan mengajak siswa mengajukan pendapat.

  Pada siklus II guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah mencapai kategori baik sekali, langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi sudah dilaksanakan dengan baik namun masih ada beberapa kukurangan lainnya, seperti guru masih tidak melibatkan siswa dalam penggunaan media. pada saat guru mendemonstrasikan siswa serius memperhatikan.

  Peningkatan hasil belajar siswa yang terjadi secara keseluruhan dimulai dari tindakan siklus I hingga tindakan siklus II dapat dilihat pada diagram batang berikut ini.

  3.37

  

Grafik 2. Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

  3.25

  3.3

  3.35

  3.4

  3.45

  3.5

  3.55

  3.56

  

Grafik 3. Rata-rata Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Menggunakan Metode Demonstrasi

  III Sekolah Dasar Negeri 08 Trans Magmagan Bengkayang, dengan skor 3.37 pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 3.56 pada siklus

  60

  40

  20

  90

  63.33

  2. Peningkatan skor dari siklus 1 sampai siklus 2 adalah 0.19. 3)Terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA kelas III Sekolah Dasar Negeri 08 Trans Magmagan Bengkayang, dengan skor 63.33 pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 90 pada siklus 2.

  IPA menggunakan metode demonstrasi pada kelas

  Pada gambar diagram diatas dapat dilihat bahwa pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa 63.33 sudah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 60. Hal ini dikarenakan siswa menyimak pembelajaran dengan baik, meski tidak diberikan catatan. Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa sudah mencapai 90 sudah meningkat dibandingkan siklus sebelumnya. Hal ini dikarenakan siswa diberikan catatan sekaligus penjelasan dari guru yang membuat siswa menjadi lebih faham. Pembelajaran yang terjadi di dalam kelas juga kondusif karena divariasikan dnegan media-media yang menarik. Pada saat diskusi kelompok, siswa juga lebih terbuka kepada teman sekelompoknya. dikarenakan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi sudah terlaksana dengan baik sudah mencapai titik jenuh. Selisih rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 26.67

  2. Peningkatan skor dari siklus 1 sampai siklus 2 adalah 0.15. 2) Terjadi peningkatan pelaksanakan pembelajaran

  08 Trans Magmagan Bengkayang, dengan skor 3.17 pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 3.32 pada siklus

  Berdasarkan pelaksanaan, hasil, dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1) Terjadi peningkatan kemampuan guru merencanakan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi pada kelas III Sekolah Dasar Negeri

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  belajar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 08 Trans Magmagan Bengkayang.

  metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil

  Berdasarkan dari hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan, maka permasalahan dan sub masalah yang dirumuskan telah tercapai sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi membuat siswa menjadi lebih siap, karena mereka harus mempersiapkan diri pada saat undian untuk menjawab soal diambil. Kemudian penyampaian informasi atau pembelajaran dalam metode demonstasi dapat dipadu-padukan dengan media yang menarik, sehingga meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang berpengaruh pada hasil belajarnya. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan tipe

  80 100 Siklus I Siklus II Peningkatan skor dari siklus 1 sampai siklus 2 adalah 26,67.

  Saran

  Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1)Kepada pihak sekolah, agar memantau bagaimana berjalannya proses belajar mengajar, serta memberikan bimbingan dan arahan kepada guru-guru agar meningkatkan kinerjanya dalam proses pembelajaran. 2) Kepada guru Ilmu Pengetahuan Alam, agar dapat memberikan pembelajaran yang bermakna dengan menerapkan berbagai variasi pembelajaran atau inovasi baru dalam pendidikan.

  Anas Sudijono. 2012. Pengantar Statistik

  Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

  Kundandar. 2013. Langkan Mudah

  Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

  Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.

  Bandung: Pustaka Sejati. Hadari Nawawi. 2015. Metode Penelitian

  Bidang Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada University.

  Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer.

  Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

  Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi.

DAFTAR RUJUKAN

  2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2013. Model Pembelajaran

  Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Wina Sanjaya. 2013. Startegi Pembelajaran.

  Jakarta: Kencana