FORMAT AKUNTANSI SEDERHANA UNTUK WARUNG TRADISIONAL

  hal. 121-130

FORMAT AKUNTANSI SEDERHANA UNTUK WARUNG TRADISIONAL

  Dendy Syaiful Akbar Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Ciamis dendysyaiful1984@gmail.com Dedeh

  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis dedeh.akt15@gmail.com ABSTRAK

  Artikel ini merupakan hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tujuan diadakannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada mitra yang dalam hal ini adalah pemilik warung tradisional mengenai “arti penting akuntansi dalam dunia usaha” serta memberikan pelatihan penerapan format akuntansi sederhana pada warung tradisional, dimana format akuntansi sederhana tersebut telah dibuat sebelumnya oleh tim pelaksana kegiatan ini. Dengan adanya format akuntansi sederhana ini, diharapkan para pemilik warung tradisional dapat memahami dan menerapkan akuntansi dalam pengelolaan keuangannya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan melakukan penyuluhan dengan motode ceramah untuk memeberikan pemahaman akan arti penting akuntansi dalam dunia usaha.

  Dalam menerapkan format akuntansi sederhana pada warung tradisional, tim pelaksana akan melakukan pelatihan pada mitra, sehingga mitra diharapkan dapat menerapkan format akuntansi sederhana tersebut secara mandiri pasca selesainya kegiatan ini. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman mitra terhadap arti penting akuntansi dan juga peningkatan mitra dalam keterampilannya dalam menerapkan format akuntansi sederhana, maka tim pelaksana akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Tahap akhir pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan pendampingan terhadap mitra dalam menerapkan format akuntansi sederhana dalam pengelolaan keuangan usahanya, sehingga mitra dapat langsung melakukan konsultasi kepada tim pelaksana terkait dengan penerapan format akuntansi sederhana. Hasil dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat diambil beberapa kesimpula, yaitu: (1) terbentuknya format akuntansi sederhana untuk usaha warung tradisional dan telah diterapkan oleh mitra kegiatan; (2) mitra telah memahami akan arti penting akuntansi dalam kegaiatan usahanya, walaupun masih diperlukan pendampingan, agar mereka lebih memaknai secara mendalam bahwa akuntansi merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan kegaiatan usaha, dan; (3) mitra secara umum telah menerapkan akuntansi dalam kegiatan usahanya. Mereka telah melakukan pencatatan transaksi keuangan usahanya secara sistematis dan terstruktur, walaupun masih diperlukan kembali pendampingan secara intens, dikarenakan mereka masih melakukan beberapa kesalahan pencatatan terkait dengan banyaknya aktivitas transaksi harian dan beragam.

  Kata kunci: Format Akuntansi Sederhana & Warung Tradisional.

I. Pendahuluan

  Warung tradisional yaitu toko yang menyediakan kebutuhan rumah tangga seperti sembako, makanan dan minuman. Warung tradisional merupakan usaha yang dimiliki sebagian masyarakat dan dijadikan penopang hidup bagi mereka. Selain mudah dalam hal pendirian dengan modal yang tidak besar, usaha ini pun berpotensi menghasilkan keuntungan secara langsung. Warung tradisional secara umum merupakan bisnis keluarga yang tidak menutup kemungkinan dapat juga menyerap tenaga kerja. Seiring berkembangnya zaman, warung tradisional semakin lama semakin mengalami kemunduran, hal tersebut salah stunya terjadi karena munculnya toko-toko modern pada setiap sistem jaringan jalan yang dinilai cukup potensial oleh para pebisnis ritel. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh penulis sendiri mengenai “Persaingan Antara Warung Tradisional Dengan Minimarket”

  121 dihasilkan bahwa warung tradisional yang jaraknya tidak lebih dari 1 kilometer dengan minimarket mengalami penurunan omset yang sangat signifikan. Semakin dekat jarak antara warung tradisional dengan minimarket, maka semakin besar pula penurunan omset yang di alami (Roni & Dendy, 2013). Padahal usaha warung tradisional bagi sebagian besar warga Ciamis merupakan sumber penghasilan utama bagi kelurganya.

  Namun masalah tersebut bukan tidak dapat ditanggulangi, banyak strategi yang harus dicoba dan dilakukan oleh para pengusaha warung tradisional, yang salah satunya adalah dengan melakukan pengelolaan atau manajemen usaha yang baik, diantaranya adalah dari segi pengelolaan keuangan dengan melakukan pencatatan yang sistematis dan terstruktur yang sesuai dengan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip akuntansi. Term pembayaran minimarket adalah cash and carry, celah tersebut dapat dimanfaatkan secara fleksibel untuk menjalin relasi dengan konsumen untuk memberi konsumen jangka waktu pembayaran. Bisa memakai kredit 2-3 hari tergantung dari penilaian atas kapasitas bayar pelanggan.

  Kelebihan minimarket adalah kekuatan sistem layanan termasuk pencatatan. Hal tersebut dapat dilakukan oleh warung tradisional, yaitu dengan melakukan pembukuan secara administratif sederhana untuk mencatat biaya pembelian, hasil penjualan harian termasuk biaya yang dipergunakan seperti transportasi, kebersihan, keamanan, dan lain-lain. Sehingga, dengan demikian dapat diketahui berapa besar nilai pendapatan bersih atas penjualan. Manfaat dari melakukan pencatatan serta pembukuan harian di atas adalah sebagai bukti pendukung transaksi. Pembukuan harian khususnya dipergunakan bagi kepentingan permodalan yang difasilitasi oleh pihak perbankan, di mana pemerintah melakukan dukungan program melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal tersebut harus dilakukan dengan pembukuan atau pencatatan yang sistematis dan terstruktur.

  Dilihat dari latar belakang pendidikan para pemilik warung tradisional yang rata-rata adalah lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama), maka sulit bagi mereka untuk menerapkan akuntansi pada pengelolaan keuangannya. Penerapan akuntansi pada pengelolaan keuangan suatu usaha sangat diperlukan untuk kelangsungan usaha tersebut, tidak terkecuali bagi usaha warung tradisional. Pada dasarnya mereka kesulitan untuk mengetahui laba bersih perusahaan, sehingga mereka tidak dapat mengetahui perkembangan usaha yang setelah sekian lama mereka jalankan. Padahal bentuk usaha warung tradisional merupakan usaha andalan bagi sebagian masyarakat yang harus tetap dipertahankan keberadaanya, karena warung tradisional merupakan sumber penghasilan utama bagi mereka.

  JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478

  Pada kenyataannya mereka tidak memisahkan antara keuangan pribadi dengn keuangan usahanya, barang tentu perkembangan usaha warung tersebut tidak akan dapat diketahui. Melihat kenyataan tersebut jelas para pemilik warung tradisional tidak menerapkan salah satu prinsip akuntansi Indonesia yaitu konsep entitas (kesatuan usaha). Konsep entitas dalam Apip & Dendy (2014:8) menjelaskan bahwa kesatuan usaha akuntansi adalah suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang beridiri sendiri, terpisah dari organisasi lain atau individu lain. Konsep entitas tersebut menunjukan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan usaha harus berdiri sendiri sebagai suatu kesatuan usaha, dan harus terpisah dari organisasi lain atau individu lain termasuk dari segi keuangannya.

  Sebenarnya mereka telah melakukan pencatatan keuangan usahanya, namun pencatatan yang mereka lakukan tidak terstruktur dan sistematis, sehingga laporan laba atau rugi yang mereka buat belum mencerminkan laba atau rugi bersih perusahaan. Untuk mengetahui laba atau rugi usaha, mereka hanya menyandingkan antara pendapatan hasil penjualan barang dagangannya dengan biaya-biaya yang menjadi beban operasi usaha mereka, sehingga tidak jelas harga pokok penjualan setiap unit barang yang dijualnya. Padahal masih ada lagi komponen yang harus dimasukan dalam pelaporan laba atau rugi usaha, yang salah satunya yaitu biaya penyusutan aset tetap. Akhirya laporan yang mereka buat belum mencerminkan hasil usaha yang sebenarnya.

  Kesulitan lain yang mereka hadapi yaitu pada saat mereka ingin mengetahui jumlah persediaan barang dagang yang masih tersisa, mereka melakukannya dengan cara menghitung fisik persediaan barang dagang, yang di dalam akuntansi hal tersebut tidaklah efektif, karena akan memakan waktu yang lama serta akan rentan sekali terjadi kesalahan menghitung jumlah fisik, karena barang yang mereka miliki cukup banyak jenis dan jumlahnya. berbeda jika mereka melakukan pengendalian persediaan barang dagangannya dengan menerapkan salah satu metode dalam akuntansi yaitu metode buku (perpetual), dimana metode ini digunakan untuk mencatat setiap terjadi transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan pada buku yang khusus, yaitu buku persediaan. Dengan diterapkannya metode buku tersebut maka pemilik warung akan dapat mengetahui jumlah dan jenis barang dagangan setiap saatnya.

  Menurut Firdaus A. Dunia (2013:4) akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang memberikan laporan kepada berbagai pemakai atau pembuat keputusan mengenai aktivitas bisnis dari suatu kesatuan ekonomi. Sedangkan menurut Haryono Jusup

  JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478

  (2010:5) akuntansi dari sudut proses kegiatan dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi.

  Dari dua definisi akuntansi di atas, jelas bahwa akuntansi sangat diperlukan dalam kegiatan usaha, terutama dalam pengelolaan keuangannya. Karena akuntansi sendiri merupakan pencatatan yang sistematis dan terstruktur sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat.

  Berdasarkan analisis situasi di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk membuat dan melakukan pelatihan penerapan format akuntansi sederhana untuk usaha warung tradisional, sehingga mereka akan mudah untuk memahami dan menerapkan format tersebut dalam kegiatan usahanya. Mitra dari kegiatan ini adalah dua warung tradisional yang berada di lingkungan Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis.

  Berdasarkan masalah terkait dengan tema kegiatan yang telah dirumuskan di atas, maka yang menjadi tujuan kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan kepada mitra akan arti penting akuntansi dalam kegiatan usaha.

  2. Membuat dan melakukan pelatihan penerapan format akuntansi sederhana untuk warung tradisional, sehingga mitra mudah untuk memahami dan menerapkan format tersebut dalam kegiatan usahanya.

II. Metode Pelaksanaan

  Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut: 1. Penyuluhan

  Penyuluhan dilakukan untuk memberikan pengatahuan kepada mitra mengenai “Arti Penting Akuntansi Dalam Dunia Usaha”. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah. Metode ini dipilih untuk menyampaikan teori dan konsep yang penting untuk dimengerti oleh mitra. Materi teori mencakup pengenalan akuntansi dan pentingnya akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha.

  2. Pelatihan Meningkatkan keterampilan mitra dalam menerapkan akuntansi sederhana dalam pengelolaan keuangan usaha dengan metode demonstrasi dan latihan.

  a. Demonstrasi yang dilakukan untuk memberikan contoh kepada peserta mengenai cara melakukan pencatatan transaksi dan membuat laporan keuangan.

  JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478

  JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478

  b. Latihan atau praktik tentang semua teknik-teknik penerapan akuntansi sederhana dalam pengelolaan keuangan usaha.

  3. Evaluasi akhir Evaluasi akhir dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman mitra dalam memahami materi “Arti Penting Akuntansi Dalam Dunia Usaha” serta untuk mengetahui keterampilan mitra dalam menerapkan akuntansi sederhana dalam pengelolaan keuangan usahanya.

  4. Pendampingan Pendampingan dilakukan untuk mendampingi mitra dalam menerapkan akuntansi sederhana pada pengelolaan keuangan usahanya, sehingga mitra dapat berkonsultasi dengan tim terkait penerapan akuntansi sederhana.

III. Hasil

  Format akuntansi sederhana ini dibuat berdasarkan kebutuhan pembukuan usaha warung tradisional dalam pengelolaan keuangannya, sehingga para pemilik usaha tersebut dapat memahami dan juga dapat menerapkan akuntansi dalam pengelolaan keuangan usahanya.

  Format akuntansi sederhana ini dibuat sesederhana mungkin dengan istilah-istilah yang diaharapkan mudah untuk dimengerti oleh khalayak sasaran, sehingga pada saat diterapkan dalam usaha warung tradisional, para pemilik warung tersebut akan dapat dengan mudah untuk memahami dan menerapkan secara mandiri pasca selesainya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.

  Berikut adalah gambaran umum mengenai format akuntansi sederhana untuk warung tradisional:

A. Buku Kas Buku kas ini dibuat untuk mencatat transaksi pemasukan dan pengeluaran terhadap kas.

  Pemasukan terhadap kas berasal dari transaksi penjualan barang dagang secara tunai, selain itu pemasukan terhadap kas berasal dari pembayaran kreditur terkait transaksi penjualan secara kredit. Pengeluaran terhadap kas terjadi dari transaksi pembelian barang dagang secara tunai untuk kebutuhan persediaan, selain itu pengeluaran terhadap kas juga terjadi pada saat perusahaan melakukan pengeluaran terhadap kas yang berhubungan dengan beban atau biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan.

  B. Buku Persediaan Buku persediaan ini digunakan untuk mencatat kelaur masuknya barang dagangan.

  Keluarnya barang dagangan terjadi ketika perusahaan menjual barang dagangannya atau ada barang dagangan yang tidak layak untuk dijual kepada konsumen atau terjadinya transaksi retur, sehingga akan mengurangi jumlah persediaan. Masuknya barang dagangan terjadi ketika perusahaan membeli barang dagang, sehingga akan menambah jumlah persediaan. Buku persediaan ini tujuan utamanya dibuat agar pemilik warung dapat mengetahui jumlah persediaan setiap saatnya, sehingga pemilik warung dapat mengatahui harga pokok penjualan barang dagangan yang terjual serta dapat mengetahui harga pokok persediaan barang yang siap untuk dijual. Buku persediaan ini dilengkapi dengan nama barang, sehingga pemilik warung dapat melakukan pengendalian terhadap setiap jenis barang dagangan.

  C. Buku Utang

  Buku utang ini digunakan untuk mencatat kewajiban atau utang usaha yang disebakan adanya transaksi pembelian barang dagang secara kredit atau pinjaman modal kepada debitur. Dengan adanya buku utang ini pemilik warung dapat mengetahui saldo utang yang dimiliki setiap saatnya. Buku utang tersebut dilengkapi dengan dengan nama debitur, sehingga buku utang ini akan lebih informatif.

  D. Buku Piutang Buku piutang ini digunakan untuk mancatat saldo piutang yang dimiliki oleh perusahaan.

  Piutang ini timbul akibat adanya transaksi penjualan barang dagangan secara kredit dari konsumen. Buku piutang ini dilengkapi dengan nama kreditur, sehingga pemilik warung dapat mengetahui saldo piutang per pelanggan.

  E. Buku Perlengkapan

  Buku perlengkapan ini digunakan untuk mencatat saldo perlengkapan. Perlengkapan dalam usaha warung tradisional berupa alat tulis seperti buku, pensil, pena, stabilo, kertas, buku dan perlengkapan lainnya. Buku perlengkapan ini dibuat dengan tujuan agar pemilik warung dapat mengetahui jumlah persediaan perlengkapan setiap saatnya. Perlengkapan yang telah terpakai akan dijadikan beban usaha setiap periodenya dan dilaporkan dalam laporan rugi-laba sebagai beban perlengkapan.

  JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478

  F. Buku Aset Tetap

  Buku aset tetap ini digunakan untuk mencatat penyusutan nilai aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Aset tetap yang disusutkan pada warung tradisional dapat berupa kendaraan, peralatan (lemari, kursi, meja, etalase dan lain-lain), bangunan dan aset tetap lainnya. Lembar pada buku aset tetap ini dapat digunakan untuk jangka waktu satu tahun, karena pencatatan penyusutan nilai aset tetap dilakukan setiap akhir bulan dan akan dilaporkan sebagai beban penyusutan pada laporan rugi-laba.

  G. Laporan Keuangan

  Laporan keuangan yang buat per bulan dengan tujuan agar pemilik warung dapat mengetahui perkembangan usaha yang dijalankannya. Laporan keuangan terdiri dari 3 jenis laporan yang diantaranya adalah laporan laba-rugi, laporan perubaahan modal dan juga laporan posisi keuangan. Berikut adalah penjelasan masing-masing laporan keuangan:

  1. Laporan Laba-Rugi Laporan laba-rugi ini dibuat untuk mengetahui apakah pada periode yang bersangkutan perusahaan mendapatkan laba atau rugi. Untuk mengetahui laba atau rugi atas hasil usaha, pemilik perusahaan dapat melakukannya dengan cara menyandingkan total penjualan bersih (setelah dikurangi harga pokok penjulan) dengan biaya-biaya. Jika total penjualan bersih lebih besar dibandingkan dengan total biaya, maka perusahaan mendapatkan keuntungan, sedangkan jika total penjualan bersih lebih kecil dibandingkan dengan total biaya, maka perusahaan mendapatkan kerugian.

  2. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal ini dibuat untuk dapat mengetahui perubahan modal yang terjadi pada akhir periode (per bulan) akibat adanya laba atau rugi yang dihasilkan selama satu periode akuntansi, serta adanya pengambilan kas yang dialkukan oleh pemilik usaha untuk keperluan pribadinya. Perubahan modal ini diketahui dengan cara menambahkan modal awal periode dengan laba yang dihasilkan pada akhir periode dikurangi dengan pengambilan terhadap kas oleh pemilik, maka hasilnya adalah modal akhir periode. Modal akhir periode tersebut digunakan sebagai modal awal pada periode berikutnya. Jika perusahaan mengalami kerugian pada akhir periode, maka modal awal periode dikurangi dengan rugi dan pengambilan terhadap kas oleh pemilik, maka hasilnya adalah modal akhir periode.

  JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478

  JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478 3.

  Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Laporan posisi keuangan ini dibuat untuk mengetahui posisi keuangan yang terdiri dari aset, kewajiban atau utang dan modal. Laporan ini dibuat dengan mencatatat jenis-jenis aset beserta saldonya pada kolom sebelah kiri setelah dikurangi penyusutan nilai aset tetap, sedangkan kolom sebelah kanan mencatat jenis-jenis utang beserta saldonya serta mencatat modal akhir periode beserta saldonya. Kolom sebelah kanan menunjukan total aset yang ada di kolom sebelah kiri. Karena aset perusahaan merupakan total utang ditambah dengan modal.

IV. Simpulan dan Rekomendasi

  Berikut adalah beberapa kesimpulan yang penulis temukan dalam kegiatan program atau kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang telah dilakukan:

1. Terbentuknya format akuntansi sederhana untuk usaha warung tradisional dan telah diterapkan oleh mitra kegiatan.

  2. Mitra telah memahami akan arti penting akuntansi dalam kegaiatan usahanya, walaupun masih diperlukan pendampingan, agar mereka lebih memaknai secara mendalam bahwa akuntansi merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan kegaiatan usaha.

  3. Mitra secara umum telah menerapkan akuntansi dalam kegiatan usahanya. Mereka telah melakukan pencatatan transaksi keuangan usahanya secara sistematis dan terstruktur, walaupun masih diperlukan kembali pendampingan secara intens, dikarenakan mereka masih melakukan beberapa kesalahan pencatatan terkait dengan banyaknya aktivitas transaksi harian dan beragam.

  Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan oleh penulis kepada beberapa pihak terkait dengan pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang telah dilakukan: 1.

  Mitra Kegiatan (Pemilik Warung Tradisional) a.

  Mitra sebaiknya melakukan studi banding dengan beberapa warung tradisional yang telah berhasil dari segi usahanya dan dari segi pengelolaan keuangan usahanya.

  b.

  Mitra sebaiknya banyak berkonsultasi dengan para akademisi ataupun kepada mahasiswa jurusan akuntansi yang ada disekitarnya terkait dengan makna dari arti penting akuntansi dalam dunia usaha. c.

  Mitra sebaiknya terus belajar dalam menerapkan format akuntansi sederhana sehingga dapat menyusun laporan keuangan secara mandiri.

  2. LPPM Unigal a.

  LPPM Unigal menindaklanjuti program ini dengan melibatkan dosen ahli, karena mitra masih memerlukan pendampingan untuk dapat menerapkan format akuntansi sederhana secara mandiri.

  b.

  LPPM Unigal hendaknya bekerjasama dengan pihak pemerintah (Dinas terkait) terkait dengan kelangsungan usaha warung tradisional, karena bentuk usaha warung tardisional merupakan salah satu jenis usaha mikro yang harus diperhatikan seperti UMKM yang lainnya.

  3. Fakultas Ekonomi Unigal a.

  Kabupaten Ciamis didominasi oleh sektor UMKM, sehingga Fakultas Ekonomi sebaiknya mengarahkan kepada Prodi Akuntansi agara lebih memfokuskan pendidikan ilmu akuntansi sektor UMKM, sehingga diharapkan para lulusan Prodi Akuntansi dapat tersebar di UMKM baik sebagai parktisi maupun terjun langsung sebagai pengusaha pada sektor UMKM. Hal tersebut merupakan kontribusi nyata dari Fakultas Ekonomi Unigal untuk memajukan perekonomian di Kabupaten Ciamis. Selain itu, Prodi Akuntansi akan memiliki ciri khas tersendiri, yaitu pendidikan dibidang ilmu akuntansi fokus di sektor UMKM.

  b.

  Fakultas Ekonomi Unigal hendaknya bekerjasama dengan pemerintah setempat (Dinas Terkait) untuk memajukan sektor UMKM di Kabupaten Ciamis.

  4. Pemerintahan a.

  Dewasa ini perkembangan toko-toko modern di Kabupaten Ciamis kian pesat, hal tersebut berdampak pada mundurnya kelangsungan hidup usaha warung tradisional atau toko kelontong yang berada di daerah sekitar toko-toko modern. Dengan adanya fenomena tersebut, sebaiknya Pemerintah agar secepatnya memberikan solusi terbaik bagi kelangsungan hidup warung-warung tardisional yang luput dari perhatian semua pihak.

  b.

  Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui Dinas terkait hendaknya memberikan perhatian lebih kepada sektor UMKM, karena tidak dipungkiri kegiatan usaha di Kabupaten Ciamis di dominasi oleh sektor UMKM yang merupakan salah satu sumber penggerak perekonomian di Ciamis.

  JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478

  Daftar Pustaka Mohamad, A & Akbar, DS. 2014. Pengantar Akuntansi 1. Galuh Nurani: Ciamis.

  Dunia, FA. 2013. Pengantar Akuntansi: Edisi Keempat. FE UI: Jakarta. Jusup, AH. 2011. Dasar-dasar Akuntansi: Jilid 1. STIE YKPN: Yogyakarta. Marsiana, R & Akbar, DS. 2013. Persaingan Antara Warung Tradisional Dengan

  Minimarket . LPPM Unigal: Ciamis JAWARA: Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi ISSN 2355-7478

Dokumen yang terkait

LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENGENALKAN KEKUASAAN ALLAH PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI PONDOK PESANTREN AL MAWADDAH KUDUS

0 0 20

ANTISIPASI BANK UNTUK MENGHINDARI KREDIT MACET YANG DITIMBULKAN OLEH KERUGIAN DEBITUR AKIBAT PENCEMARAN LINGKUNGAN

0 0 17

APLIKASI MODEL MIXED INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK PENGOLAHAN DAN PENDISTRIBUSIAN IKAN PADA INDUSTRI PERIKANAN (STUDI KASUS: PT. MULTI MINA REJEKI)

1 1 12

IMPLEMENTASI MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API DI PULAU SUMATERA

1 3 12

PENGAWASAN PENYALURAN BANTUAN BERAS UNTUK RAKYAT MISKIN (RASKIN) OLEHTIM KOORDINSI RASKIN DI WILAYAH KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS Oleh : Dini Sugianti dinisugiantiyahoo.com Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martad

0 1 10

TINJAUAN TEORI AKUNTANSI POSITIF TERHADAP FENOMENA CREATIVE ACCOUNTING

0 1 13

ANALISIS PENGGUNAAN E-FILING UNTUK PENINGKATAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK

0 1 10

I. Pendahuluan - PERANAN KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG TASIKMALAYA)

0 0 10

ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH NOMOR 05 TENTANG AKUNTANSI PERSEDIAAN PERANANNYA DALAM MENINGKATKAN INTERNAL CONTROL PERSEDIAAN PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN CIAMIS

1 0 18

I. Pendahuluan - PENGARUH EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI PADA PT. INKA MUTIARA MAS

0 5 14