HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN PERTUMBUHAN FISIK BAYI USIA 6 - 12 BULAN

  HUBUNGAN FREKUENSI BABY SPA DENGAN PERTUMBUHAN FISIK BAYI USIA 6 - 12 BULAN *) Dwi Budi Prastiani , Ikawati Setyaningrum Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia

  Abstrak Baby spa adalah perawatan untuk bayi dengan menggunakan metode air. Baby spa termasuk salah satu bentuk stimulasi yang diberikan kepada anak untuk mengoptimalkan pertumbuhan fisik. Pertumbuhan fisik adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur sebagian atau keseluruhan tubuh sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Manfaat baby spa adalah dapat memberikan kenyamanan dan segar sehingga daat meningkatkan kualitas tidur bayi. Pada saat tidur 75% hormon pertumbuhan dikeluarkan yang akan menstimulasi pertumbuhan bayi. Pertumbuhan fisik merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur sebagian atau keseluruhan tubuh sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan frekuensi baby spa dengan pertumbuhan fisik bayi usia 6-12 bulan. Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan retrospektif. Populasi pada penelitan ini adalah seluruh bayi usia 6-12 bulan yang melakukan baby spa pada usia 3-5 bulan. Teknik sampling yang digunakan adalah purpose sampling dan mendapatkan responden sebanyak 38 responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi, analisis data menggunakan uji chisquare. Hasil penelitian ini ada hubungan yang signifikan antara frekuensi baby spa dengan pertumbuhan fisik bayi usia 6-12 bulan. Baby spa sangat bermanfaat untuk menstimulasi pertumbuhan bayi sehingga harus dilakukan dengan baik dan konsisten.

  Kata Kunci : Frekuensi, Baby Spa, Pertumbuhan Fisik Abstract

  [Relationship Baby Spafrequency With Growth Physical Baby Age 6-12 Months] Baby spa is a treatment for infant using the water method. Baby spa is one of stimulation form that give to the child in order to optimize the physical growth. Physical growth is the increase in physical size and structure of the part or whole of the body so that it can be measured in units of length and weight. The benefits of baby spa is able to provide comfortable and freshnessso that it can improve sleep quality of the baby. During the sleep,75% of growth hormone released which it will stimulate the growth of the baby. Physical growth is the increase in physical size and structure of the part or whole of the body so that it can be measured in units of length and weight. The purpose of this study is to determine the relationship between the frequency of baby spa with physical growth of infants aged 6-12 months. The type of this research is descriptive correlation with retrospective approach. The population in this research was all infants aged 6-12 months who performed baby spa at the age of 3-5 months. The sampling technique that used is purposive sampling and gathered the respondents as much as 38 respondents. The research instrument that used is observation sheet, and data analysis using chi square test. The results of this study is there was a significant relationship between the frequency of baby spa with physical growth of infants aged 6-12 months. Baby spa is very useful to stimulate the growth of the baby so it must be done properly and consistently.

  Keywords: Frequency, Baby Spa, Physical Growth Info Artikel : Dikirim 17 November 2016; Revisi 18 Desember 2016; Diterima 12 Januari 2017

  • ) Penulis korespondensi Email : e-mail: dprastiani@gmail.com

1. Pendahuluan

  63.2 Perempuan

  secara rutin yaitu 29 responden (76,3%). Ditunjukan dengan responden melakukan baby spa sebanyak 12 kali.

  spa sebagian besar responden melakukan baby spa

  23.7 Total 38 100.0 Tabel 2 di atas menjelaskan frekuensi baby

  9

  76.3 Tidak Rutin

  29

  Rutin

  Prosentase (%)

  Frekuensi (f)

  Frekuensi Baby Spa

  36.8 Total 38 100.0 Tabel 1 di atas menunjukan sebagian besar karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang melakukan baby spa adalah laki-laki yaitu 24 responden . Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kunjungan (Frekuensi) Baby Spa .

  14

  Bayi merupakan anak dengan rentang usia 0- 12 bulan. Masa bayi merupakan masa pertama kehidupan kritis. Pada masa ini bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi(Perry & Potter, 2005). Pertumbuhan adalah perubahan bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi tingkat sel, organ, maupun individu, yang bisa diukur dengan berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu faktor internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan). Faktor internal (genetik) adalah faktor bawaan dan patologis, jenis kelamin dan ras atau suku bangsa. Sedangkan faktor eksternal (lingkungan) adalah faktor pendukung yang sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal, yang terdiri dari faktor lingkungan pranatal (masih dalam kandungan) dan faktor lingkungan pascanatal (setelah lahir) (Soetijiningsih, 2015). Pertumbuhan fisik yang akan diukur dalam penelitian ini adalah pertambahan besar dan panjang tubuh bayi yang dikukur berdasarkan Kemenkes tahun 2010.

  Faktor pendukung (pascanatal) yang sangat menentukan pertumbuhan fisik bagi anaknya yaitu nutrisi, status kesehatan, ekonomi keluarga dan stimulasi. Stimulasi memegang peran untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi untuk dapat berkembang secara maksimal, untuk mendukung factor lainnya. Stimulasi yang diberikan terus-menerus secara rutin dapat merangsang perkembangan sel otak dan memperkuat hubungan antar syaraf yang telah terbentuk. Bentuk stimulasi yang dapat diberikan pada bayi adalah Spa dengan kombinasi pijat.

  Laki-laki

  Prosentase (%)

  Frekuensi (f)

  Jenis Kelamin

  Tabel 1. Distribusi frekuensi Berdasarkan Jenis KelaminResponden yang melakukan baby spa.

  3. Hasil Penelitian

  dipilih berdasarkan kriteria inklusi berjumlah 38 bayi. Analisis menggunakan Chi square untuk mengetahui hubungan frekuensi baby spa dengan pertumbuhan fisik.

  purposive sampling. Sampel penelitian yang sudah

  Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan retrospektif. Populsi penelitiaini adalah bayi yang berumur 6-12 bulan yang melakukan baby spa pada usia 3-5 bulan . pengambilan sampel dengan menggunakan

  2. Bahan dan Metode

  Baby Spa bermanfaat memberikan rasa tenang, nyaman, dan segar, sehingga bayi akan relaks dan dapat tidur dengan nyenyak. Dapat diketahui bahwa hormon pertumbuhan 75% keluar pada saat individu tidur. Semakin meningkat jumlah jam tidur bayi pengeluran hormon pertumbuhan juga semakin meningkat (Afina, 2012). Dalam penelitian lain juga disebutkan bahwa terapi pijat yang dilakuan pada bayi prematur dapat meningkatkan berat badan perhari hingga 20-47% lebih banyak dari yang tidak dipijit jika dilakukan 3 X 15 menit selama 10 hari (Roesli, 2010). Sentuhan atau pijatan pada bayi akan meningkatkan nafsu makan dan berat badannya. Sentuhan alamiah pada bayi sesungguhnya sama artinya dengan tekhnik mengurut atau memijat. Apabila tindakan ini dilakukan sesuai dengan tata cara dan tehnik pemijatan bayi ini akan bisa menjadi terapi untuk bisa mendapatkan banyak manfaat untuk bayi. Manfaat yang sangat besar akan diperoleh dengan perawatan tubuh anak pada usia 0-6 bulan, mengingat rentang waktu tersebut adalah masa emas perkembangan tubuhnya. Biasanya jika pada masa ini jika terjadi kesalahan perawatan akan berakibat pada masalah - masalah kesehatan yang lain (Aurelia E, 2011).

  itu bayi dan spa (solus per aqua) perawatan dengan air. Baby spa dapat diartikan perawatan untuk bayi dengan menggunakan air. Unsur dasar spa terdiri dari terapi air (berenang) dan massage (pijat). Berenang sangat efektif untuk menghilangkan kelelahan dan kejenuhan pada bayi, berenang akan merangsang gerakan motorik pada bayi karena otot-otot bayi akan berkembang dengan sangat baik, persendian tubuh akan bekerja secara optimal, pertumbuhan badan meningkat dan tubuhpun menjadi lentur. Massage adalah terapi sentuh tertua dengan tehnik yang menggunakan gerakan anggota tubuh (tangan, jari, siku, kaki) atau alat bantu lain pada jaringan lunak (kulit, otot, saraf) yang memberi efek stimulasi, rileksasi, melancarkan peredaran darah (Yahya, 2011).

  Spa berasal dari kata latin yang artinya baby

  24 Tabel 3.Distribusi Frekuensi Pertumbuhan Fisik di Klinik Baby Spa. Pertumbuhan fisik

  Frekuensi (f)

  chi square diperoleh nilai p value = 0.001, dengan

  Orang tua yang tidak membawa bayinya secara rutin sebanyak 9 responden (23,7%), artinya hanya sebagian kecil orang tua responden kurang mendukung pemberian stimulasi, hal ini disebabkan karena orang tua responden kurang mengetahui tentang manfaat baby spa (Yahya, 2011).Faktor lain yang berpengaruh terhadap frekuensi untuk melakukan baby spa salah satunya adalah keadaan bayi. Dimana bayi yang sedang sakit tidak

  spa secara rutin pada bayinya sebanyak 4 kali dalam sebulan.

  sering, cukup satu minggu satu kali dan dilakukan secara teratur. Sedangkan menurut Riksani (2012) mengatakan baby spa dikatakan rutinjika dilakukan 4 kali dalam sebulan, dan baby spa kategori tidak rutin jika dilakukan kurang dari 4 kali dalam sebulan dan waktu yang dibutuhkan untuk baby spa sekitar 30-35 menit. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa orang tua bayi sebagian besar telah mempraktikannya, dimana hal ini didukung dengan sebagian besar orang tua melakukan kunjungan baby

  baby spa dianjurkan untuk dilakukan tidak terlalu

  Dalam penelitian ini responden sebagian besarb melakukan sesuai dengan anjuran yaitu 4 kali dalam sebulan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Aditya (2014) yang mengatakan

  2) Frekuensi Baby Spa Frekuensi spa yang dilakukan pada bayi akan lebih efektif jika frekuensinya sesuai dengan anjuran.

  Dari uraian diatas dapat diliha bahwa pacu tumbuh (growth spurt) anak laki-laki lebih lambat. Hal ini merupakan salah satu alasan beberapa orang tua dari anak berjenis laki-laki untuk memberikan perawatan lebih untuk menstimulus pertumbuhan fisik anak agar tumbuh secara optimal sehingga dalam pertumbuhan fisik yang lebih lambat daripada perempuan nanti tidak terjadi hambatan seperti tinggi badan menjadi pendek dan berat bedan kurang. Wach (2000) menyatakan bahwa tumbuh kembang aak sangat dipengaruhi oleh faktor perawatan dan pengasuhan anak yang baik. Perawatan mengacu pada pemberan asupan nutris yang baik, sedangkan pengasuhan mengacu pada tersedianya lingkungan yang baik secara psikologis.

  Soetjiningsih (2015) mengatakan pacu tumbuh (growth spurt) anak perempuan dimulai lebih cepat dibandingkan anak laki-laki Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti daripada anak laki-laki. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Kasriyati (2012) yang mengatakan bahwa pacu tumbuh (growth spurt) anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur 10 tahun. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh umur 20 tahun.

  bahwa baik anak berjenis laki-laki maupun perempuan sama-sama membutuhkan pertumbuhan fisik yang optimal. Tetapi pertumbuhan fisik anak berjenis kelamin laki-laki pertumbuhan fisiknya lebih lambat dibandingkan dengan anak berjenis kelamin perempuan.

  spa . Menurut Tim Galenia MCC (2014) mengatakan

  Responden yang melakukan baby spa berjenis kelamin laki-laki yaitu 24 responden (63.2%), sedangkan perempuan hanya 14 responden (36,8%). Hal ini dapat dilihat bahwa anak yang berjenis kelamin laki laki lebih banyak dibandingkan anak berjenis kelamin perempuan yang melakukan baby

  1) Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

  level signifikan (α = 0.05). Diketahui p value lebih kecil dari nilai level signifikan (0.001 < 0.05), maka (Ho) ditolak dan (Ha) diterima yang artinya terdapat hubungan antara frekuensi baby spa dengan pertumbuhan fisik bayi usia 6-12 bulan di Klinik Baby Spa Oemah Moengil Kota Tegal.

  Hasil analisa data menggunakan uji korelasi

  Prosentase (%)

  14 5,3 7 18,4 9 100 Tabel 4 di atas menunjukan hasil tabulasi silang bahwa dari 38 responden yang diteliti, responden yang melakukan baby spa secara rutin dan pertumbuhan fisik (BB dan TB) normal sebanyak 25 responden (65,8%), dan pertumbuhan fisik (BB dan TB) tidak normal sebanyak 4 responden (10,5%), sedangkan responden yang melakukan baby spa secara tidak rutin dan pertumbuhan fisik (BB dan TB) tidak normal sebanyak 7 responden (18,4%), dan pertumbuhan fisik (BB dan TB) normal sebanyak 2 responden (5,3%).

  Tidak Rutin

  25 65,5 4 10,5 29 100 0,001

  Normal Tidak Norrmal n % N % n % Rutin

  Frekuensi baby spa Pertumbuhan Fisik Total P value

  Tabel 4. Hubungan Frekuensi Baby Spa dengan Pertumbuhan Fisik Bayi Usia 6-12 bulan

  secara normal yaitu 27 responden (71,1%). Dalam penelitian ini BB dan TB normal berdasarkan usia menurut KEMENKES RI 2010.

  spa mengalami pertumbuhan fisik (BB dan TB)

  28.9 Total 38 100.0 Tabel 3 di atas menjelaskan bahwa sebagian besar pertumbuhan fisik anak yang melakukan baby

  11

  71.1 BB dan TB tidak normal

  27

  BB dan TB normal

4. Pembahasan

  diperkenankan melakukan baby spababy spa. (Riksani, 2012). Saat bayi dalam keadaan sedang sakit atau kurang sehat tentunya tidak dapat melakukan baby spa. Karena akan memperburuk kondisi bayi apabila dipaksakan melakukan baby spa.

  Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Profesor Robyn Jourgensen (2007) dalam Roesli (2009) yang menunjukan bahwa anak- anak yang belajar berenang diusia dini memiliki banyak keterampilan dan mencapai titik pertumbuhan yang lebih cepat karena berenang membutuhkan gerakan seluruh otot motoriknya. Berenang secara rutin juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh bayi sehingga mempengaruhi nafsu makan bayi. Apabila metabolisme tubuh bayi terganggu menyebabkan nafsu makan bayi menurun dan jika metabolisme tubuh bayi meningkatkan menyebabkan nafsu makan juga meningkat. Sehingga jika anak berenang secara rutin maka selain meningkatkan pertumbuhan, berenang juga dapat meningkatkan berat badan (Roesli, 2009).

  Adapun faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik anak menjadi normal atau tidak normal, bukan hanya dari pemberian stimulasi dengan jasa perawatan baby spa tetapi ada juga dari faktor internal dan faktor eksternal (Roesli, 2008).

  Hasil penelitian juga menunjukan 4 responden (10,5%) yang melakukan baby spa secara rutin mengalami pertumbuhan fisik (BB dan TB) tidak normal. Pertumbuhan fisik tidak normal yang dimaksud dalam penelitian ini seperti pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan seusinya yang telah dibandingkan dengan tabel pertumbuhan fisik normal dari Kemenkes RI (2010). Sedangkan 2 responden yang melakukan baby spa secara tidak rutin mengalami pertumbuhan fisik (BB dan TB) normal.

  kali dalam seminggu selama 6 bulan mengalami kenaikan berat badan 50% lebih banyak dari yang tidak dipijat.

  massage (pijat) secara rutin selama 15 menit dalam 2

  darah, meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi bayi & membuat bayi tidur lelap serta membina ikatan kasih sayang orang tua. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Field dan Scafidi (1986 dan 1990) dalam Rikasani (2012) yang menunjukkan bayi yang di

  massage (pijat) itu sendiri melancarkan peredaran

  Manfaat massage (pijat) pada bayi yaitu untuk memberi efek stimulasi, rileksasi, melancar peredaran darah, meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan berat badan. Hal ini sesuai teori Tim Galenia (2014) mengatakan bahwa manfaat dari

  terdiri dari manfaat baby swim (berenang) dan manfaat massage (pijat). Manfaat baby swim itu sendiri yaitu untuk merangsang gerakan motorik pada bayi sehingga otot-otot bayi akan berkembang dengan sangat baik, persendian tubuh akan bekerja secara optimal yang mengakibatkan pertumbuhan badan meningkat secara optimal. Hal ini sesuai teori dari Tim Galenia (2014) mengatakan bahwa manfaat dari baby swim (berenang) itu sendiri merangsang gerakan motorik, pertumbuhan badan meningkat dan tubuhpun menjadi lentur.

  Tetapi dengan keadaan bayi yang sehat pastinya akan membuat bayi semakin lebih tenang dan nyaman ketika melakukan baby spa (Riksani, 2012). 3) Pertumbuhan Fisik

  Baby spa juga mempunyai manfaat yang

  Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan dari 38 responden berdasarkan tabulasi silang bayi yang melakukan baby spa secara rutin di Klinik Baby Spa Oemah Moengil mengalami pertumbuhan fisik (BB dan TB) normal yaitu sebanyak 25 responden (65,8%). Hal ini menunjukan bahwa baby spa dapat membantu pertumbuhan fisik bayi menjadi normal. Hasil ini sesuai dengan teori Tim Galenia (2014) bahwa manfaat baby spa adalah mengoptimalkan pertumbuhan fisik anak seperti menjadikan berat badan dan tinggi badan anak menjadi normal sesuai dengan anjuran dari Kemenkes RI (2010) dalam tabel pertumbuhan fisik normal.

  berpangaruh terhadap proses pertumbuhan bayi, misalnya faktor genetik yang merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, dan faktor pranatal yang mempengaruhi anak sebelum lahir dan yang terakhir faktor postnatal yang mempengaruhi anak setelah lahir (Soetjiningsih, 2015). 4) Hubungan Frekuensi Baby Spa Dengan Pertumbuhan Fisik Bayi Usia 6-12 Bulan

  baby spa , namun ada faktor lain yang juga ikut

  Hasil penelitian yang sudah dilakukan bahwa 38 responden yang melakukan baby spa sebanyak 27 responden (71,1%) mengalami pertumbuhan fisik (BB dan TB) secara normal. Hal ini karena pemberian stimulasi dengan baby spa mempunyai manfaat untuk mengoptimalkan pertumbuhan fisik pada anak (Tim Galenia MCC, 2014). Sedangkan sebanyak 11 responden (28,9%) mengalami pertumbuhan fisik (BB dan TB) secara tidak normal. Petumbuhan fisik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Selain pemberian stimulasi dengan

  baby spa agar pertumbuhan fisik anaknya mengalami pertumbuhan yang normal (Fida & Maya, 2012).

  Pertumbuhan fisik merupakan aspek kesehatan yang sangat penting diperhatikan sejak dini, karena secara estetika anak yang memiliki pertumbuhan fisik yang normal akan lebih baik dibanding anak yang pertumbuhan fisiknya tifdak normal. Untuk mendekteksi perubahan yang terjadi pada anak, para orang tua harus selalu memonitor setiap tahapan pertumbuhan anak dengan cermat. Hal ini di tandai dengan banyaknya orang tua yang memberikan stimulasi kepada anaknya dengan memanfaatkan jasa

  Hal ini juga dikuatkan oleh Marlow (1988) dan Supartini (2004) dalam Fida dan Maya (2012) bahwa faktor internal yang terdiri dari ras dan etnis atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, genetik, kelainan kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dari dalam atau dapat juga diartikan faktor internal adalah faktor yang diturunkan oleh orang tua kepada anak. Selain faktor internal juga faktor eksternal yang terdiri dari faktor pranatal yaitu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak sebelum lahir atau dalam kandungan. Faktor pranatal terdiri dari gizi dan kondisi psikologis ibu, dan faktor postnatal yaitu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak setelah lahir yang terdiri dari nutrisi, budaya keluarga atau masyarakat, status sosial, ekonomi keluarga, olahraga atau latihan fisik anak, status kesehatan, lingkungan dan stimulasi. Faktor eksternal ini adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak dari luar. Dengan demikian pada bayi yang sudah dilakukan baby spa namun berat badan dan panjang badannya tidak sesuai dengan umurnya hal ini dapat diakibatkan karena karena faktor genetik ataupun faktor nutrisi.

  Berdasarkan hasil analisa dan uji statistik, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Anak yang melakukan baby spa sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24 anak dan hanya 14 anak berjenis kelamin perempuan. 2) Frekuensi baby spa atau kunjungan pelaksanaan

  Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2008).Bedah ASI.

  bulan. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 11(1), 1-2. Diakses pada tanggal 19 maret 2016 dalam situshttp://ejournal.say.ac.id/ejournal/index.ph p/jkk/article/view/71

  Spa Dengan perkembangan bayiUsia 4-6

  Jakarta:Perum Bukit Permai. Trisna, A. (2015, Juni). Hubungan Frekuensi Baby

  Soetijinigsih. (2015). Tumbuh Kembang Anak Edisi 2 . Jakarta: EGC. Tim Galenia MCC. (2014). Home Baby Spa.

  Trubus Agriwidya dan Anggota IKAPI. Roesli, U. (2009). ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui .: Yogyakarta : Banyu Media.

  7 Potter, P, A. & Perry A, G. (2005). Fundamental Keperawatan ; Konsep, Proses, dan Praktik . Alih bahasa: Monica Ester, Jakarta: EGC. Rikasani, E. (2012). Mensikapi Asi Eksklusif pada Ibu Bekerja . Jakarta: Salemba Medika. Roesli, U. (2008). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: PT.

  tanggal 19 maret 2016 dalam situshttp://jurnal.poltekkes- solo.ac.id/index.php/Int/article/download/57/4

  Ilmu Kesehatan, 2(2), 66. Diakses pada

  Kurniarum, A. (2013). Frekuensi Kunjungan Solus Per Aqua (Spa) Bayi Kaitannya Dengan Kenaikan Berat Badan Bayi. Jurnal Terpadu

  Diakses tanggal 24 April 2016 dalam situshttp://gizi.depkes.go.id/wp- content/uploads/2011/11/buku-sk- antropometri-2010.pdf

  Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011, November). Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia 1995/MENKES/SK/XII/2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak .

  Jakarta: FKUI. Kasriati. (2012, Desember). Pertumbuhan dan perkembang anak dalam keluarga dari segi kesehatan. Diakses tanggal 17 agustus 2016 dalam situs http://www.kulonprogokab.go.id/v21/files/

  Pendidikan Kebidanan . Jakarta: Salemba Medika.

  baby spa sebagian besar anak melakukan baby spa secara rutin sebanyak 29 anak dan hanya 9

  Fida & Maya. (2012).Pengantar Ilmu Kesehatan Anak . Yogyakarta : D-MEDIKA. Hidayat, AA. (2008). Ilmu Kesehatan Anak untuk

  Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: CV.Trans Info Media.

  D, S. (2011). Pertumbuhan

  Yogyakarta : Stiletto Book. Cahyaningsih,

  6. Daftar Pustaka Aditya, N. (2014). Handbook For New Mom.

5. Simpulan dan Saran

  Agar masyarakat dapat menggunakan baby spa sebagai pilihan untuk meningkatkan pertumbuhan bayi. Penyuluhan juga dapat dilakukan terkait Baby spa dan alternatif pelaksanaannya agar lebih efektf dan efisien.

  Diharapkan dapat mengembangkan variabel penelitian yang lebih terkait dengan faktor-faktor yang dapat berpengaruh meningkatkan pertumbuhan bayi. 3) Bagi Masyarakat

  Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi akademisi untuk menyusun program untuk menstimulasi proses tumbuh kembang bayi dan mampu berkolaborasi dengan lintas sektor. 2) Bagi Peneliti Selanjutnya

  Adapun saran yang dapat diberikan untuk kesempurnaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagi Ilmu pengetahuan

  fisik yang normal sebanyak 27 anak dan hanya 11 anak yang mengalami pertumbuhan fisik yang tidak normal. 4) Terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi baby spa dengan pertumbuhan fisik bayi usia 6-12 bulan.

  baby spa sebagian besar mengalami pertumbuhan

  anak yang melakukan baby spa secara tidak rutin. 3) Pertumbuhan fisik pada anak yang melakukan