INDUSTRI GENTENG DI DESA SIDOLUHUR KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN
INDUSTRI GENTENG DI DESA SIDOLUHUR
KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN
Ahmad Syarif
Syarif_as777@yahoo.com
Rika Harini, S.Si., M.P
rikaharini@ugm.ac.id
Abstract
Sidoluhur village as one example of a small industrial centers and households in the
manufacture of roof tile that has good potential This study uses ecological approach because using
clay as a raw material and explain the influence of environmental conditions on the production
process. The study used survey methods. Respondents in this study is the roof tile industry
employers and enterpreneurs in the Sidoluhur village. The number of respondents is taken by using
proporsinol random sampling method that is equal to 81 respondent. Analytical methods used were
descriptive statistics and frequency tables with the help of statistical inference with the help of cross
tables, correlation and regression. The results showed that (1)Sidoluhur village shows the
characteristics of home industries. (2)The factors of production such as capital have a strong
influence on the production (3)The business income of the roof tile industry contributes that is equal
to 78,75 %. Keywords: roof tile industry, factors of production, entrepreneurs.
Intisari
Desa Sidoluhur sebagai salah satu contoh pusat industri kecil dan rumah tangga dalampembuatan genteng yang jumlahnya mencapai 416 unit. Penelitian ini menggunakan pendekatan
ekologikal karena memanfaatkan tanah liat sebagai bahan baku dan pengaruh kondisi lingkungan
terhadap proses produksi. Penelitian menggunakan metode survei. Responden dalam penelitian ini
adalah pengusaha industri genteng di Desa Sidoluhur dengan pertimbangan bahwa wilayah
dimana masing-masing bagian terambil sampelnya secara acak disetiap dusun. Jumlah responden
yang diambil dengan menggunakan metode proporsional random sampling yaitu sebesar 81
pengusaha. Metode analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif dengan dibantu tabel
frekuensi dan statistik inferensia dengan dibantu tabel silang dan analisis regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukan bahwa (1) Desa Sidoluhur menunjukan karakteristik skala industri rumah
.tangga. (2) Faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap jumlah produksi yaitu modal (3)
pendapatan pengusaha dari industri genteng menjadi kemampuan andalan perekonomian
pengusaha sebesar 78,75 % dalam pendapatan total pengusaha.Kata kunci: industri genteng, faktor produksi, karakteristik.
PENDAHULUAN
Industrialisasi di pedesaan merupakan alternatif pemecahan masalah kemiskinan, Industri skala kecil dan industri rumah tangga termasuk sektor informal yang sifatnya sangat mudah dimasuki tenaga kerja dan daya tampung kerjanya hampir tidak terbatas, maka dapat dianggap sebagai penyedia lapangan kerja (BPS, 1984). Sifat itulah yang menyebabkan sektor ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan demi keberhasilan proses industrialisasi pedesaan.
Penelitian ini dilakukan di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Kabupaten Sleman dengan luas 489,3800 Ha. Industri genteng merupakan industri yang memproduksi genteng, dikerjakan dengan tangan ataupun bantuan alat/mesin press dengan bahan baku berupa tanah liat dan keahlian membuat genteng merupakan potensi masyarakat yang harus dikembangkan. Industri genteng tidak hanya berkembang di Desa Sidoluhur saja, akan tetapi terdapat pula di Desa Sidorejo dan Desa Sidoagung yang terletak di Kecamatan Godean. Industri Genteng di Desa Sidoluhur mendominasi kegiatan industri lainnya yang berada di Desa Sidoluhur. Menurut data potensi industri kecil Desa Sidoluhur tahun 2007 (Tabel 3.8), jumlah industri genteng mencapai 416 buah atau 89,64 persen dari total jumlah industri kecil menurut jenis produksi di desa ini.
Industri Genteng di Desa Sidoluhur lebih potensial untuk dikembangkan karena akan mengurangi pengangguran dan akan meningkatkan pendapatan masyarakat dengan investasi yang jauh lebih sedikit dibandingkan usaha besar. Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui karakteristik usaha pada industri genteng tanah liat di Desa Sidoluhur.
2. Mengetahui faktor yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap jumlah produksi genteng pada industri genteng di Desa Sidoluhur diantara modal tidak tetap, tenaga kerja, energi, transportasi dan bahan baku.
3. Mengetahui peranan pendapatan pengusaha dari industri genteng tanah liat terhadap pendapatan total pengusaha industri genteng tanah liat di Desa Sidoluhur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan ekologikal, karena memanfaatkan tanah liat sebagai bahan baku dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap proses produksi. Industri adalah suatu unit atau usaha atau kesatuan produk yang terletak pada tempat tertentu yang melakukan kegiatan atau mengubah barang-barang (bahan baku) dengan mesin atau tangan menjadi produk baru, atau mengubah barang-barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk mendapatkan produk tersebut kepada konsumen akhir (BPS, 1998).
Industri mempunyai jenis yang berbeda - beda yang didasarkan atas berbagai macam kriteria. Skala industri yang digunakan adalah kemampuan industri yang didasarkan pada kriteria tenaga kerja atau jumlah pekerja, maka sebuah industri dapat dibedakan menjadi 4 golongan (BPS,2008), yaitu:
1. Perusahaan atau industri besar jika mempekerjakan 100 orang tenaga kerja atau lebih.
2. Perusahaan atau industri sedang jika mempekerjakan antara 20-99 orang tenaga kerja.
3. Perusahaan atau industri kecil jika mempekerjakan antara 5-19 orang tenaga kerja.
4. Perusahaan atau industri kerajinan rumah tangga jika mempekerjakan kurang dari 4 orang tenaga kerja.
Kegiatan industri tidak tumbuh dengan sendirinya melainkan diusahakan dan dikembangkan oleh manusia melalui prosesnya yang panjang dan berkelanjutan. Untuk mendukung suatu industri diperlukan beberapa faktor yaitu bahan baku atau bahan mentah, tenaga kerja, permodalan, manajemen yang baik dan pemasaran produksi. Tersedianya bahan baku atau bahan mentah yang cukup, berkesinambungan dengan harga yang murah akan memberikan pengaruh terhadap kuantitas dan kualitas barang produksi. Tersedianya tenaga kerja yang terampil dan relatif murah serta ditopang modal yang memadai akan memperlancar proses produksi dan selanjutnya apabila produksi barang diimbangi dengan pemasaran yang baik maka secara tidak langsung akan memberikan keuntungan bagi pengusaha (Sulistyo,1979).
Faktor-faktor produksi yang akan digunakan pada penelitian industri genteng di Desa Sidoluhur adalah modal, tenaga kerja,
5 n h g h s f g g n t s n k l ) i i i f
(40 : 416) njadi 7 resp = (2 : 416) njadi 1 resp an = (3 : 4 ulatkan m
.Di Dusun ,2 sehingga .Di Dusun D ehingga dib .Di Dusun ehingga dib .Di Dusun ehingga dib .Di Dusun ehingga dib .Di Dusun K ehingga dib .Di Dusun M ehingga dib
0.Di Dusun ,58 sehin esponden.
1.Di Dusun ,92 sehin esponden.
2.Di Dusun ,58 sehin esponden.
3.Di Dusun 5,7 sehin esponden.
4.Di Dusun ,86 sehin esponden.
Analisi enyederhan ibaca dan igunakana nalisis stat eskriptif d igunakan u ersifat kku iperoleh d esponden. uantitatif y engan men abel silan menganalisis tau lebih, y an variabel
Desa Sidoluh melalui anali Berjo Kulo gga dibul Berjo wetan dibulatkan
Dadapan = ulatkan men Gatak = ( ulatkan men Joweh = ulatkan men
Krajan = (4 ulatkan men Kunden = ulatkan men
Mertosutan ulatkan men n Ngabanga ngga dibu n Pandean = ngga dibu n Sokonilo ngga dibu n Serangan gga dibul n Tebon Kul ngga dibu is d naan ke dala dinterpreta dalam p tistik yang an statistik untuk men uantitatif dari hasil
Data yang yaitu suatu nggunakan ng. Analis s hubungan yaitu varia terikat (terp an pertam usaha pad hur. Tujuan isis deskrip on = (92 : 4 latkan me n = (37 : 4 menjadi 7 r
(10 : 416) x njadi 2 resp (6 : 416) x njadi 1 resp
(7 : 416) x njadi 1 resp 48 : 416) x njadi 9 resp
= (15 : 41 ulatkan m = (3 : 41 ulatkan m
14 4, re pe di di an de di be di re ku de ta m at da ka D m
4
5 =
3 =
3 =
7 = =
4
6
7 =
= (81 : 4 latkan me lon = (25 : 4 ulatkan m data am bentuk y asikan. Ana enelitian i terdiri da k. Analisis njelaskan dan kuali wawancar g diperole data yang tabel frek sis statist n antara du abel bebas pengaruh). ma yaitu m da industri n tersebut a ptif. Analisi
=
(pengaruh) mengetahui genteng di akan dikaji s deskriptif
416) x 81 = menjadi 5 merupakan yang mudah alisis yang ini adalah ari analisis deskriptif data yang tatif yang ra dengan eh bersifat g dianalisis kuensi dan tik untuk ua variabel
3 16) x 81 = enjadi 15
6) x 81 = menjadi 3 6 ) x 81 = menjadi
416) x 81 = enjadi 17 416) x 81 = responden. x 81 = 2,14 ponden. x 81 = 1,16 ponden. x 81 = 1,3 ponden. x 81 = 9,34 ponden. x 81 = 7,7 ponden. ) x 81 = 0,3 ponden. 416) x 81 = menjadi 1
.Di Dusun B 7,9 sehin esponden.
15 re
METODE
Desa Sid di Desa 416 indust
Pene survey yai data sekal terstruktur, pengumpu pustaka da melengkap
Samp proporsion ditentukan mempertim masing ba acak diset akan diamb n dimana n = J N = J e = p
( p d
Dala adalah jum yang terlet sampel at industri g bertempat Diketahui ditetapkan sampel ya sebesar : n n = 8 n = 8 Dala 416 dan d sampel ya ini adalah menjadi re populasi da dusun yaitu
1.Di Dusu 9,7 sehin responden.
E PENELIT
elitian ini itu dengan ligus yaitu
, dan waw lan data an inventaris pi data. pel data d nal random dengan mbangkan w agian teram tiap dusun bil sampel d
: Jumlah sam Jumlah popu persentaseke (presesi) pengambila dapat ditole am penelitia mlah peng tak di Des tau respon genteng di tinggal
N sebesar sebesar 10 ang diambi
= 416/ 80,62 81 responden am peneliti di ambil sam ang akan di 81 pengusa esponden. A an sampel y u : n Berjo Ki ngga dib .
TIAN
mengguna tiga cara p u observasi wancara men juga dila sasi data se diambil den m sampl secara a wilayah dim mbil samp
. Dalam p dengan rum mpel ulasi elonggarank karena an sampel erir (Umar, 2 an ini, jum usaha indu sa Sidoluhu nden adalah
0%. Jadi jum il oleh pe
13
, e mal ah ah adi an ng ah ap =
12 0, re
1 2, re
10 0, re
3. 7, 4. se 5. se 6. se 7. se 8. se 9. se
17 re
10 2.
416) x 81 menjadi de an ara ara udi uk de ya an ng- ara ini an an, sih asi ng kan ha ng ur.
1 + (416 x 0
si berjuml mlah 81. Ja am peneliti genteng yan incian juml bil pada seti
,1 2 )
2005). mlah popula ustri genten ur, sedangk h pengusah doluhur yan a Sidoluhu tri genteng, mlah minim eneliti adal
= ketidakteliti kesalaha yang mas
, wawanca ndalam. Ca akukan stu ekunder untu ngan meto ing artin acak deng mana masin elnya seca penelitian i mus:
n ian popula mpel berjum iambil dala aha industri Adapun peri yang diamb dul = (50 : bulatkan m akan meto pengumpul
- Tujua arakteristik
- Tuj yang mem terhadap industri ge modal tid transportas akan dibag masing-ma jumlah pro secara b produksi. masing-ma terhadap j menggunak dan anal menggunak Windows. masing va terpengaru berikut:
- Tujua eranan ting ndustri gent otal pengus idoluhur. U menggunaka engan tabe erikut :
. a . r n a a
ai sebuah k emerlukan asional adal uarkan unt nan. Besarn eng berkisa ampai empa ebut juga aitu rendah enunjukan industri ge asional yang ma ratus rib us ribu rupia aitu biaya b ma 1 bula aitu upah te ma 1 bula aitu biaya e lan terakhir aitu biaya t bahan b an terakhir yaitu m patan peng ap tingkat stri genteng ngkaji tujua deskriptif ya i dan rum
PPIG Keterangan :
PIG = P ndustri Gent TG = T
Genteng TPG = engusaha G
HASIL DAN a. Karakter Desa Sid
Sebag enteng me Modal opera arus dikelu perasi bulan ndustri gente atus ribu sa
Angka terse elompok y abel 4.6 m engusaha i modal opera atu juta lim uta lima ratu ediktor 2 ya ukan selam ediktor 3 ya uarkan selam ediktor 4 ya elama 1 bul ediktor 5 ya ndatangkan elama 1 bula an ketiga gkat pendap teng terhad saha indus
Untuk men an analisis d el frekuensi
= Peranan T teng Tingkat P
Tingkat Genteng
N PEMBAH ristik Usaha doluhur
X 100 Tingkat P
Rupiah) X3 = Pre ang dikelu
Pendapatan Pendapata
HASAN a Industri G
kegiatan usa modal o lah modal u tuk memba nya modal ar antara sat at juta lima dibagi me h, sedang bahwa seba enteng me g rendah y bu rupiah s ah. bahan baku an terakhir enaga kerja an terakhir energi yang
(Rupiah) transportasi baku yang
(Rupiah) mengetahui gusaha dari pendapatan g di Desa an tersebut ang dibantu mus sebagai 0 %
Pendapatan n Industri an Total
Genteng Di
aha, industri operasional. usaha yang ayar biaya tidak tetap tu juta lima ratus ribu. enjadi tiga dan tinggi. agian besar embutuhkan akni antara sampai dua u r a r g i g i i n a t u i n i l
i
i . g a p a
Rupiah) X4 = Pre iperlukan se X5 = Pre alam men igunakan se
ge M ha op in ra A ke T pe m sa ju X2 = Pre ang diperlu
1x1+ a2x2+ rangan : Jumlah Pro
akan diban bahan baku
Y = K Kete
Y = Ju K = B dari perhitu am = diperoleh d xm = P / Tenaga (Rupiah).
Untu faktor prod jumlah p analisis menggunak Windows. vaiabel p terhadap dalam rum Y = K + a1
- a3x3+ a4x oduksi sela
Kete Y = J terakhir (B K = B dari perhitu a1… a5 yang diper X1 = P selama 1 b ntu dengan u dan tenag juan kedua mpunyai p jumlah pr enteng di D dak tetap, si dan baha gi menjadi asing fakt oduksi dan bersama-sam
Untuk men asing fa jumlah pr kan diagra lisis regre kan bantua
Secara ma aiabel peng uh dituliska
K + amxm rangan : umlah Prod Bilangan K ungan data.
Koefisien dari perhitun Prediktor ya kerja / uk mengetah duksi secara produksi g regresi kan bantua
Secara m pengaruh variabel mus sebagai b
Buah) Bilangan K ungan data.
H a
= Koe roleh dari pe Prediktor 1 bulan terakh n tabel frek a kerja. yaitu meng pengaruh p roduksi ge
Desa Sidolu tenaga k an baku. Tu 2 kajian, p tor produk kedua, fak ma terhad ngetahui p aktor-faktor roduksi ge am pencar, esi sederh an Softwar atematis ka garuh terha n dalam ru duksi (Buah Konstan ya
Prediktor ngan data. aitu Modal /
Energi / hui pengaru a bersama-s genteng di bergand an Softwar matematis secara b terpengaruh berikut:
Konstan ya efisien Pre erhitungan d yaitu moda hir (Rupiah) kuensi moda getahui fakt paling bes enteng pa uhur dianta kerja, energ ujuan terseb pertama ant ksi terhad ktor produk dap juml pengaruh da produk enteng dika tabel silan ana deng re SPSS f aitan masin adap variab umus sebag
h) ang diperol r xm yan
/ Bahan bak Transporta uh dari fakto sama terhad ikaji deng a deng re SPSS f kaitan ant bersama-sam h ditulisk x4+ a5x5 ama 1 bul ang diperol ediktor x1 data. al tidak tet al, tor sar da ara gi, but tar ap ksi ah ari ksi aji ng an for ng- bel gai eh ng ku asi or- ap an an for tar ma kan an eh
X ya (R
X ya (R
X di X da di pe in to Si m de be K PP In PT G PT Pe
- 5 ap
Besar bahan baku yang digunakan pengusaha genteng berkisar antara enam ratus ribu sampai dua juta empat ratus ribu rupiah. Jika biaya bahan baku dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu rendah, sedang dan tinggi, maka lebih dari setengah pengusaha membutuhkan biaya rendah untuk pengadaan bahan baku. Besar dan kecilnya biaya bahan baku tergantung dari jumlah barang yang dihasilkan dan kualitas bahan baku. Semakin mahal biaya bahan baku biasanya akan semakin baik kualitas bahan baku tersebut. Dengan rendahnya biaya bahan baku yang dikeluarkan pengusaha maka dapat diperkirakan bahwa hasil produksi juga tidak banyak.
6 7,41 Total 81 100,0
75 Total
1 Regression 5 160.991 .001 a Residual
Model R R Square 1 .956 a 0.915 Model df F Sig.
Industri kecil (5-19 orang) 4 4,9 Total 81 100,0
Jumlah Tenaga Kerja f (%) Industri Rumah Tangga (< 5 orang) 77 95,1
49.4 Sedang (1200001-1800000) 31 38.3 Tinggi (1800001-2400000) 10 12.3 Total 81 100,0
40
Rendah (600000-1200000)
Besar Bahan Baku Untuk Produksi 1 Bulan Terakhir (Rupiah) f (%)
55 67,91 Sedang (2500001-3500000) 20 24,68 Tinggi (3500001-4500000)
Sumber : Data Primer 2012
Modal Operasional 1 Bulan Terakhir (Rupiah) f (%) Rendah (1500000-2500000)
dengan jumlah produksi. Dengan
Tabel 4.38 menampilkan hasil analisis regresi berganda antara faktor-faktor produksiHasil Analisis Regresi Berganda 2 antara Faktor-Faktor Produksi dengan Jumlah Produksi Sumber : Data Primer 2012
Dengan nilai Sig = 0,001 atau lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor produksi dengan jumlah produksi. Faktor produksi yang dimaksud yaitu modal, bahan baku, energi, transportasi dan tenaga kerja .
Hasil Analisis Regresi Berganda 1 antara Faktor-Faktor Produksi dengan Jumlah Produksi
Hasil pengolahan data yang tercantum dalam Tabel menunjukan bahwa nilai r yang diperoleh sebesar 0,956. Melalui perhitungan statistik diperoleh nilai R Square atau koefisien penentu yang disesuaikan sebesar 0,915 artinya adalah bahwa 91,50 persen variasi naik turunnya jumlah produksi genteng di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Kabupaten Sleman dapat dijelaskan oleh modal operasional, tenaga kerja, energi, transportasi dan bahan baku, sedangkan sisanya sebesar 2,70 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
Jumlah Tenaga Kerja Industri Genteng Di Desa Sumber : Data Primer 2012 b. Faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap jumlah produksi industri genteng di Desa Sidoluhur
Industri genteng yang terdapat di Desa Sidoluhur masih menggunakan dua sampai enam orang tenaga kerja. Mayoritas industri genteng di sini mempekerjakan kurang dari lima orang tenaga kerja yaitu sebesar 95,1 persen. Dengan jumlah tenaga kerja yang sedikit yaitu 1-4 orang, maka industri genteng di sini mencirikan industri rumah tangga jika dilihat dari pedoman BPS (2008).
80 mengasumsikan Y sebagai jumlah produksi, X sebagai faktor-faktor produksi dan memperhatikan nilai B yang muncul, maka dapat dibuat persamaan sebagai berikut : Y = 535,6 + 0,005 X1 + 0,001 X2 +
0,001 X3 + 0,002 X4 + 0,004 X5 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan beberapa hal :
1.Konstanta sebesar 514.7 yang mempunyai arti apabila variabel-variabel pengaruh (yaitu modal tidak tetap, tenaga kerja, energi, transportasi dan bahan baku) konstan, maka variabel terpengaruh (yaitu jumlah produksi genteng) yang dihasilkan sebesar 514.7 persen.
2.Koefisien regresi variabel modal operasional (b1) sebesar 0,005 yang berarti bahwa dengan menganggap variabel lain tetap (cateris paribus), maka peningkatan variabel modal tetap sebesar 1 persen akan menyebabkan peningkatan jumlah produksi genteng sebesar 0,005 persen. Nilai koefisien elastisitas tersebut adalah kurang dari satu, hal ini berarti modal bersifat inelastis (< 1) menunjukkan bahwa persentase perubahan jumlah produksi genteng lebih kecil dari persentase perubahan modal. Koefisien pengaruh modal tetap terhadap jumlah produksi genteng di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Kabupaten Sleman yang bertanda positif menunjukkan bahwa semakin besar modal yang digunakan, maka akan dapat meningkatkan jumlah produksi genteng, sebaliknya penurunan modal tetap akan dapat menurunkan jumlah produksi genteng di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.
3.Koefisien regresi variabel bahan baku (b2) sebesar 0,001 yang berarti bahwa dengan menganggap variabel lain tetap (cateris paribus), maka peningkatan variabel bahan baku sebesar 1 persen akan menyebabkan peningkatan jumlah produksi genteng sebesar 0,001 persen. Nilai koefisien elastisitas tersebut adalah kurang dari satu, hal ini berarti bahan baku bersifat inelastis (< 1) menunjukkan bahwa persentase perubahan jumlah produksi genteng lebih kecil dari persentase perubahan bahan baku. Koefisien pengaruh bahan baku terhadap jumlah produksi genteng yang bertanda positif menunjukkan bahwa peningkatan jumlah bahan baku yang digunakan, akan dapat meningkatkan jumlah produksi genteng di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.
4.Koefisien regresi variabel tenaga kerja (b3) sebesar 0,001 yang berarti bahwa dengan menganggap variabel lain tetap (cateris paribus), maka peningkatan variabel tenaga kerja sebesar 1 persen akan menyebabkan peningkatan jumlah produksi genteng sebesar 0,001 persen. Nilai koefisien elastisitas tersebut kurang dari satu, hal ini berarti bahan baku bersifat inelastis (< 1) menunjukkan bahwa persentase perubahan jumlah produksi genteng lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan bahan baku. Koefisien pengaruh tenaga kerja terhadap jumlah produksi genteng yang bertanda positif menunjukkan bahwa penambahan tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi, akan dapat meningkatkan jumlah produksi genteng di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Kabupaten Sleman, sebaliknya apabila terjadi penurunan penggunaan tenaga kerja, maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah produksi genteng.
5.Koefisien regresi variabel energi (b2) sebesar 0,001 yang berarti bahwa dengan menganggap variabel lain tetap (cateris paribus), maka peningkatan variabel energi sebesar 1 persen akan menyebabkan peningkatan jumlah produksi genteng sebesar 0,001persen. Nilai koefisien elastisitas tersebut adalah kurang dari satu, hal ini berarti energi bersifat inelastis (< 1) menunjukkan bahwa persentase perubahan jumlah produksi genteng lebih kecil dari persentase perubahan energi. Koefisien pengaruh energi terhadap jumlah produksi genteng yang bertanda positif menunjukkan bahwa peningkatan jumlah energi yang digunakan, akan dapat meningkatkan jumlah produksi genteng di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.
6. Koefisien regresi variabel transportasi (b3) sebesar 0,850 yang berarti bahwa dengan menganggap variabel lain tetap (cateris paribus), maka peningkatan variabel transportasi sebesar 1 persen akan menyebabkan peningkatan jumlah produksi genteng sebesar 0,850 persen. Nilai koefisien elastisitas tersebut kurang dari satu, hal ini berarti tra menunjukk jumlah p dibandingk transportas terhadap bertanda penambaha dalam p meningkatk Desa S Kabupaten penurunan akan men jumlah pro
7.Dapat d modal mer berpengaru sehingga s semakin t dihasilkan.
ar dalam penelitian k kesimpul eristik indsu tu mempun dan diimba ku yang ren genteng leb ng tenaga k ga dilihat d takan indus rumah tang g paling b ksi yaitu m faktor produ naga kerja, nggi modal akan sema ang dihasilk pengusaha d r terhadap sebesar 78 ngusaha da kemampuan ha karena berperan b saha.
Arikunto, Suh Yog PS. 2002. St . 2007.
Yog . 2008. St . 2009. Yogyakarta: B ale, John. 19
Indu Uni Edu aroroh, Elfi Indu
Rum Wik Ban Yog intarto, R. 1 : Up
rperan besa aha.
LAN
dari hasil apat ditarik um karakte doluhur yait ang rendah a bahan bak a, industri g an 1-4 oran uksi sehingg dapat dikat ala industri r oduksi yang mlah produk n dengan f n baku, ten
Semakin tin akan maka produksi ya endapatan p peran besar saha yaitu dapatan pen menjadi k an pengusah i genteng b total pengus
USTAKA harsimi. 199 gyakarta: Rin tatistik Indon Kecamatan gyakarta: BP
Statistik Indon Kabupaten BPS.
981. The Loc ustry. Endib iversity of ucation. i. 2005. Pr ustri Genten mah Tangg kisari, Kecam ntul Di gyakarta : Fa
977. Geogra p Spring.
93. Prosedur neka nesia . Jakarta Godean da
Peran yang bera pendapatan dengan rum PPIG = = Σ =
PS. nesia . Jakart Sleman da cation Of Ma burg Secon
Keele : L rospek dan ng Terhada ga Pengus matan Imogir Yogyakarta akultas Geog aphy Sosial .
pendapatan yang telah lan sebagai utri genteng nyai modal angi dengan ndah. Untuk bih banyak kerja dalam dari jumlah stri genteng ga. berpengaruh modal, jika uksi lainya energi dan l tidak tetap akin tinggi kan. dari industri pendapatan
,75 persen, ari industri n andalan pendapatan esar dalam r Penelitian .
a: BPS. alam Angka .
a: BPS. alam Angka . anufacturing nd Industry.
Lecturer in Sumbangan ap Ekonomi saha Desa ri kabupaten a.
Skripsi . grafi UGM.
Yogyakarta
n h i g l n k k m h g h a a n p i i n
, i n n m .
. . g n n i a n . a
.Faktor pro erhadap jum ibandingkan eperti bahan ransportasi. ang diguna ula jumlah p .Tingkat pe enteng berp otal pengus rtinya pend enteng m erekonomia ari industri endapatan t
Berdasarkan ilakukan da erikut : .Secara umu i Desa Sid dak tetap ya umlah biay enaga kerja menggunaka roses produ enaga kerja ermasuk ska
KESIMPUL
an Pendap ri Genteng Pengusaha idoluhur
patan Peng Terhadap Industri
t pendapata dustri gent engusaha d 100 %
enteng ber otal pengusa
X
nan tingkat sal dari in n total pe mus :
gusaha Da Pendapata Genteng
an pengusa teng terhad dapat ditu
1) an cil an asi ng wa kan pat di an adi ka an bel ng si, an ng
c. Perana Industr Total P Desa Si
1
ari an di
ha dap lis
K
B di be 1. di tid ju te m pr te te
2. te di se tr ya pu
3. ge to ar ge pe da pe
D A B Y B B B
Kecamata ebaliknya a aan transpo n terjadinya eng. mpulan bah ktor produks ri nilai koef nggi modal jumlah pr
DAFTAR PU
00 X 100 %
78,75 % n : Peranan enteng Tingkat
Σ 1.482.000
Tingkat a Genteng hasil per an bahwa t genteng san n total pe en selama kasikan dari ind an and karena pe bersifat ine a persentas genteng n persentas en pengaruh roduksi ge menunjukk ortasi yang roduksi, a h produksi
Tingkat Pendapata
Pendapa rhitungan tingkat pen ngat berper engusaha y 1 bulan tera bahwa dustri gente dalan p endapatan elastis (< se perubah lebih kec se perubah h transporta enteng yan kan bahw g digunak akan dap i genteng an Gode apabila terja ortasi, mak a penurun hwa variab si yang palin fisien regre l maka ak roduksi yan
Pendapat an Indus atan Tot diatas dap ndapatan da ran terhad yaitu sebes akhir. Hal i pendapat eng menja perekonomi dari indus
Dari disimpulka industri g pendapatan 78,75 pers mengindik pengusaha kemampua pengusaha ansportasi b kan bahwa produksi kan dengan si. Koefisie jumlah pr positif an transpo proses pr kan jumlah idoluhur n Sleman, se pengguna ngakibatkan oduksi gente ditarik kesim rupakan fak uh diliat dar semakin tin inggi pula .
7 Keterangan PPIG = Industri Ge PTG = Genteng PTPG = Pengusaha
% an stri tal pat ari ap sar ini an adi an stri ge to
0/ Σ 1.882.00
. 1984. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya . Indonesia : Ghalia
Jakarta : Pustaka Pelajar. Marsudi, Djojodipuro. 1992. Teori Lokasi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Suatu Pendekataan Praaktek . Jakarta: Bineka Citra.
Penerbit : Alfabeta. Bandung. Suharsini, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian
Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Penelitian.
Metode Penelitian Survei . Jakarta: LP3ES.
Setyawan, Cahyadi. 2002. Industri genteng beserta pengaruhnya terhadap pendapatan total pengusaha di Desa Gowosari Pajangan Bantul. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM. Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 1989.
Pengembangan Usaha Dagang Kecil dan Menengah (RIP-UDKM) 2003 – 2004 . Jakarta : Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Jakarta: UI Press. Rini M Suwarno Soewandi, 2003. Rencana Induk
Industrialisasi dan Kesempatan Kerja .
Jakarta : LIPI. Rahardjo, Dawam. 1984. Transformasi Pertanian,
Nurman, Sulti. 1979. Teknologi Untuk Industri Pedesaan. Widyakarya Nasional.
Jakarta : LP3ES. . 1985. Peluang Kerja dan Berusaha di Perdesaan. Yogyakarta : BPFE UGM.
Mubyarto. 1979. Pengantar Ekonomi Pertanian.
Universitas Indonesia.
Mantra, Ida Bagus. 2000. Demografi Umum.
Bintarto dan Surastopo H. 1979. Metode Analisis Geografi . Jakarta : LP3ES. Departemen Perindustrian. 1984. Undang-Undang Perindustrian No. 5 Tahun 1984.
Sidoluhur Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Yogyakarta.
Irsan S. 1986. Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan . Jakarta : LP3ES. Kantor Kepala Desa. 2009. Monografi Desa
Henderink., J. Murtomo, R. 1988. Konsep dan Teori Pembangunan . Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.
Geography. Second Edition. London : The Berne Convention.
Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi Program Sarjana . Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM. Hammond, Whynne. 1985. Elements Of Human
Equanti, Dian, 2009. Kelangsungan Usaha Industri Gerabah Pasca Gempa di Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM. Fakultas Geografi, UGM. 2005. Pedoman
Skripsi . Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.
Ermawati, Siti. 1999. Industri Genteng dan Peranannya Sebagai Sumber Pendapatan Rumah Tangga Pengusaha di Desa Margoluweh Kecamatan Sayegan Kabupaten Sleman DIY.
Prinsip-Prinsip Analisa Data dalam Masri.
Bandung : Penerbit Alumni. Effendi, Sofian, dan Chris Manning. 1989.
Universitas Indonesia. Doeljani, N. 1997. Geografi Baru : Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktek.
Potensi Industri Kecil dan Menengah Tahun 2007 Kabupaten Sleman . Proyek Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah Tahun Anggaran 2007. Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Jakarta : Departemen Perindustrian. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Sleman. 2007. Pendataan
Tadjuddin, Noer Effendi. 1989. Keterkaitan Antara Sektor Industri, Perdagangan dan Jasa di Perdesaan Jawa . Kasus Jatinom. Yunus. 2008. Geografi Industri Pedesaan. Yogyakarta : Ideas Media Jogja