PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI DAN BELANJA LAIN-LAIN
PELAPORAN
PELAPORAN
KEUANGAN KEUANGANBELANJA SUBSIDI
BELANJA SUBSIDI
DAN BELANJA
DAN BELANJA
LAIN-LAIN LAIN-LAIN
1
KEKUASAAN ATAS KEKUASAAN ATAS
Dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan.
2. Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian/lembaga yang dipimpinnya.
3. Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
2
PENGELOLAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
KEUANGAN NEGARA
PRESIDEN Pemegang kekuasaan PKN MENTERI……… PENGGUNA ANGGARAN MENTERI…… PENGGUNA ANGGARAN MENTERI KEUANGAN PENGGUNA ANGGARANUTANG DAN HIBAH INVESTASI PEMERINTAH PENERUSAN PINJAMAN
TRANSFER
KE DAERAH
BELANJA SUBSIDI & BELANJA LAIN-LAIN BADAN LAINNYA TRANSAKSI KHUSUS 999.01 999.02 999.03 999.04 999.05 999.06 999.073
DASAR HUKUM APP DASAR HUKUM APP
Berdasarkan UU No.1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 51 ayat (1) berbunyi: “Menteri Keuangan/Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Negara/ Daerah menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya.”ANGGARAN PEMBIAYAAN
ANGGARAN PEMBIAYAAN
Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan adalah
dana yang dialokasikan kepada Menteri Keuangan/
BUN sebagai Pengguna Anggaran selain yang
dialokasikan untuk Kementerian Negara/Lembaga,
yang dalam pelaksanaannya dapat diserahkan
kepada Kementerian Negara/Lembaga/pihak lain
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran BELANJA LAIN- BELANJA SUBSIDI BELANJA LAIN- BELANJA SUBSIDI LAIN LAIN DAN BELANJA DAN BELANJA BA 069 BA 069 LAIN-LAIN (BA LAIN-LAIN (BA BELANJA BELANJA BELANJA BELANJA 999.06) 999.06) SUBSIDI LAIN-LAIN SUBSIDI LAIN-LAIN (BA 999.07 (BA 999.08) (BA 999.07 (BA 999.08)DASAR HUKUM APP DASAR HUKUM APP
Berdasarkan PP 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah:
Pasal 1 ayat (24): “Anggaran pembiayaan dan perhitungan adalah dana APBN yang dialokasikan kepada
Menteri Keuangan / BUN sebagai PA selain
yang dialokasikan untuk K/L, yang dalam pelaksanaannya dapat diserahkan kepada K/ L/ pihak lain sebagai KPA”KRITERIA PIHAK LAIN KRITERIA PIHAK LAIN (PMK196/PMK.05/2008) (PMK196/PMK.05/2008) Pihak lain adalah instansi/unit organisasi di luar Kementerian Negara/Lembaga dan berbadan hukum yang menggunakan anggaran yang bersumber dari APBN dan bukan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai entitas Pemerintahan Daerah, dan karenanya wajib menyelenggarakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) sesuai ketentuan yang berlaku.
JENIS TRANSAKSI BAPP JENIS TRANSAKSI BAPP 1.
Belanja Subsidi 2. Belanja Transfer Lainnya 3. Belanja Lain-Lain 4. Transfer kepada Pemerintah Daerah Transfer Dana Perimbangan Transfer Otonomi Khusus dan Penyesuaian 5. Pengelolaan Utang Pembayaran Bunga Utang Dalam dan Luar Negeri Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri Pembayaran Cicilan Pokok Utang Dalam Negeri Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Hibah
6. Belanja Penerusan Pinjaman 7.
Belanja Penyertaan Modal Negara 8. Belanja Penerusan Pinjaman sebagai Hibah 9. Belanja Penerusan Hibah 10. Transaksi Khusus Pengeluaran Kerjasama Internasional Pengeluaran Perjanjian Hukum Internasional Pengeluaran Koreksi dan Pengembalian Pembayaran Jasa Perbendaharaan Pembayaran PFK Pendapatan Jasa Perbendaharaan dan Perbankan 11. Transaksi Pengelolaan PNBP dilakukan oleh Direktorat Jenderal Anggaran c.q. Direktorat PNBP terdiri dari: PPh Migas; PNBP Migas dan PNBP Migas Lainnya; Pungutan Ekspor; Penerimaan Laba BUMN Perbankan dan Non-Perbankan.
BELANJA LAIN-LAIN BELANJA LAIN-LAIN Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah pusat/daerah.
KATEGORI BELANJA LAIN LAIN
KATEGORI BELANJA LAIN LAIN
Belanja lain-lain dibagi dalam 3 (tiga) kategori utama
yaitu:1. Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak dapat diklasifkasikan ke dalam pos-pos belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja daerah.
2. Pengeluaran/belanja yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial.
3. Pengeluaran/belanja tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah.
BELANJA PUSAT DALAM BELANJA PUSAT DALAM
APP
APP
Kriteria keperluan mendesak
a. Sulit direncanakan kebutuhannya;
b. Adanya resiko yang besar apabila tidak dipenuhi pada saat kejadian, baik dari segi politik, ekonomi, sosial dan keamanan;
c. Kejadian yang tidak disebabkan oleh alam, contohnya adanya akibat dari suatu kebijakan Pemerintah Asing yang terkait dengan Pemerintah Indonesia, klaim pihak ketiga sebagai hasil putusan pengadilan
Dana cadangan resiko fskal digunakan untuk menampung alokasi untuk mengantisipasi adanya perubahan asumsi-asumsi dalam penyusunan APBN, contohnya perubahan harga minyak dan besaran subsidi yang akan mengubah besaran penerimaan dan pengeluaran
PEMBIAYAAN DALAM APP
PEMBIAYAAN DALAM APP
Masuk dalam kategori “below the lines” APBNPengeluaran dalam kategori ini tidak berdampak pada penambahan kekayaan pemerintah secara langsung. Penarikan pinjaman untuk penerusan pinjaman akan menimbulkan hutang Pemerintah kepada pihak Lender dan secara bersamaan menimbulkan piutang Pemerintah pada penerima penerusan pinjaman.
Dipergunakan antara lain untuk: pembayaran cicilan pokok hutang luar dan dalam negeri, penerusan pinjaman maupun hibah dan PMN
PENGANGGARA PENGANGGARA PENGANGGARA PENGANGGARA N N N N
1. Tidak Terencana Terencana dan
2. Pengeluaran/belanja dapat yang sifatnya tidak biasa diklasifkasikan dan tidak diharapkan ke dalam pos-pos berulang seperti belanja pegawai, penanggulangan belanja barang, bencana alam, bencana belanja modal, sosial. belanja bunga,
3. Pengeluaran/belanja belanja subsidi, ANGGARAN ANGGARAN tidak terduga lainnya ANGGARAN ANGGARAN RM?? RM?? belanja hibah, yang sangat diperlukan BAPP (BA K/L??? BAPP (BA K/L??? PLN?? PLN?? belanja bantuan dalam rangka 069) 069) penyelenggaraan sosial, dan
ANGGARAN ANGGARAN kewenangan pemerintah. ANGGARAN ANGGARAN belanja daerah BABUN (BA BABUN (BA BA 010.XX BA 010.XX 999.08) 999.08)
KATEGORI BELANJA LAIN KATEGORI BELANJA LAIN LAIN LAIN
Belanja lain-lain dibagi dalam 3 (tiga) kategori utama yaitu:
1. Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak dapat diklasifkasikan ke dalam pos-pos belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja daerah.
2. Pengeluaran/belanja yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial.
3. Pengeluaran/belanja tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah.
BELANJA PUSAT DALAM BELANJA PUSAT DALAM
APP
APP
Kriteria keperluan mendesak
a. Sulit direncanakan kebutuhannya;
b. Adanya resiko yang besar apabila tidak dipenuhi pada saat kejadian, baik dari segi politik, ekonomi, sosial dan keamanan;
c. Kejadian yang tidak disebabkan oleh alam, contohnya adanya akibat dari suatu kebijakan Pemerintah Asing yang terkait dengan Pemerintah Indonesia, klaim pihak ketiga sebagai hasil putusan pengadilan
Dana cadangan resiko fskal digunakan untuk menampung alokasi untuk mengantisipasi adanya perubahan asumsi-asumsi dalam penyusunan APBN, contohnya perubahan harga minyak dan besaran subsidi yang akan mengubah besaran penerimaan dan pengeluaran
PENTINGNYA KLASIFIKASI PENTINGNYA KLASIFIKASI
BELANJA
BELANJA
memformulasikan kebijakan dan mengidentifkasi alokasi sumber daya sektor-sektor; mengidentifkasi capaian kegiatan pemerintah melalui penilaian kinerja pemerintah; dan
membangun akuntabilitas atas ketaatan dalam pelaksanaan anggaran terhadap otorisasi yang diberikan oleh legislatif.
FORMULASI KLASIFIKASI
FORMULASI KLASIFIKASI
PELAPORAN Klasifkasi menurut fungsi, untuk analisis dan formulasi kebijakan; Klasifkasi organisasi, untuk keperluan akuntabilitas; Klasifkasi menurut dana, untuk keperluan sumber pembiayaan; Klasifkasi menurut ekonomi, untuk tujuan statistik dan objek (jenis belanja), ketaatan, pengendalian dan analisis ekonomi; Klasifkasi menurut program dan kegiatan, untuk informasi dan pengendalian pencapaian tujuan
PELAPORAN APP
PELAPORAN APPSetiap Kementerian Negara / Lembaga wajib menyelenggarakan SAI untuk menghasilkan laporan keuangan termasuk Bagian APP ( PMK No. 171/PMK.05/2007) Penyusunan Laporan Keuangan APP dilakukan secara terpisah dengan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga sesuai dengan Bagian Anggaran masing-masing; Laporan Keuangan APP dikirim kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan; Direktorat Jenderal Perbendahaaran akan melakukan penyusunan Laporan Keuangan APP
TATACARA TATACARA TATACARA TATACARA secara keseluruhan. PENYUSUNAN/PELAPORAN PENYUSUNAN/PELAPORAN PENYUSUNAN/PELAPORAN PENYUSUNAN/PELAPORAN
BSBL
BSBL
BSBL
BSBL
PMK 196/PMK.05/2008
PMK 196/PMK.05/2008
PMK 196/PMK.05/2008
PMK 196/PMK.05/2008
PENYAJIAN PENYAJIAN LK LK Laporan Keuangan yang disajikan: 1. LRA 2. NERACA 3. CALK 4. LAPORAN BMN
REVIU REVIU
Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain yang disajikan sebelum disampaikan kepada Menteri Keuangan wajib di reviu oleh Aparat Pengawasan Intern sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pengendalian Intern (SPI). {PP 60/2008 pasal 48 & 49}
Reviu dimaksud dapat dilakukan oleh BPKP berdasarkan penetapan terlebih dahulu oleh Menteri Keuangan, selama terkait dengan kegiatan kebendaharaan umum negara.
PERNYATAAN TANGGUNG
JAWAB JAWAB (Statement of (Statement of Responsibility) Responsibility) Berdasarkan PP-8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi pemerintah pasal 25 ayat (2) menyatakan bahwa Kementerian Negara/Lembaga/Pihak Lain yang menerima alokasi APP wajib menyampaikan Laporan Keuangan tahunan yang dilampiri dengan pernyataan tanggung jawab.
Laporan Realisasi Anggaran Pembiayaan
dan Perhitungan Tahunan yang digunakan
oleh Kementerian Negara
/Lembaga/Pemerintah Daerah yang telah
direviu, disampaikan secara terpisah
disertai dengan Pernyataan Tanggung
Jawab (Statement of Responsibility) yang
ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah yang menggunakan
Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan dan
PENGHIBAHAN PENGHIBAHAN ASET ASET
Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya. (UU 17/2003 pasal 22 ayat 2)
Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada Pemerintah Daerah /Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah sesuai dengan yang tercantum /ditetapkan dalam UU APBN UU 1/2004 pasal 33 ayat (1).
Pengalihan Kepemilikan BMN/D Penjualan kpd pihak lain dg menerima penggantian dlm bentuk uang Pengalihan kepemilikan BMN/D yg dilakukan antara pempus dg pemda, antar
Tukar Menukar pemda, atau antara pempus/pemda dg pihak lain, dg menerima
Bentuk Bentuk penggantian dlm btk
Pemindahtang Pemindahtang barang, sekurang2nya dg anan anan nilai seimbang Pengalihan kepemilikan brg dr pempus kpd pemda, dr pemda kpd pempus antar pemda Hibah Hibah atau dr pempus/Pemda kpd phk lain, tanpa memperoleh penggantian Pengalihan kepemilikan BMN/D yg sml mrp’ kekayaan yg tdk dipisah’ mjd kekayaan yg dipisah’ Penyertaan mdl u. dip’htg’sbg mdl/saham ngr/daerah Pempus/da pd BUMN BUMD/bdn hk lain’ yg dimiliki negara
HIBAH HIBAH Penggun a dg perset.
Pengelol a
21
MEKANISME SERAH TERIMA MEKANISME SERAH TERIMA BARANG BARANG UMUM
UMUM
Barang Milik Negara (BMN) pada akhir tahun diserahkan dari Pembantu Pengguna Barang(PB) atau KPB Belanja Lain-lain kepada satuan kerja kementerian negara/lembaga/pihak lain yang mengelola Belanja Lain-lain selambat-lambatnya tanggal 31 Desember dan/atau sampai dengan telah selesainya kegiatan dimaksud.
Penyerahan BMN dilakukan dari Pembantu Pengguna Barang Belanja Lain-lain (DJA) atau yang diberi kuasa kepada SKPD, diperlakukan sebagai Hibah.
HAL-HAL YANG PERLU HAL-HAL YANG PERLU PERHATIAN PERHATIAN
- Pengelola Barang > DJKN
- Pengguna Barang > DJA (Dit. A3)
Kementerian Negara/Lembaga
- Kuasa Pengguna Barang: Satker
NERACA NERACA ASET
KEWAJIBAN Aset Tetap Tanah xxx Peralatan dan Mesin xxx Gedung dan Bangunan xxx Jalan, Irigasi dan Ekuitas Jaringan xxx Aset Tetap Lainnya Diinvestasikan dalam xxx
Aset Tetap xxx Total xxx
MEKANISME SERAH
MEKANISME SERAH
DJKN Korwil (UAPPB- W) Satker (KPB) Permohonan/ usulan penghapusan untuk pengalihan BMN kepada status penggunaan PEMDA (Hibah)
1
2
3 SK Persetujuan SK penghapusan, dgn tindak lanjut pengalihan BMN kepada PEMDA (Hibah) Penghapusan, berdasarkan SK Persetujuan Penghapusan dari DJKN BAST-BMN berdasarkan SK Penghapusan dari DJA
4
5
6
7
MEKANISME PELAPORAN
MEKANISME PELAPORAN
PELAPORAN APP PELAPORAN APP
Setiap Kementerian Negara / Lembaga wajib menyelenggarakan SAI untuk menghasilkan laporan keuangan termasuk Bagian APP ( PMK No. 171/PMK.05/2007) Penyusunan Laporan Keuangan APP dilakukan secara terpisah dengan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga sesuai dengan Bagian Anggaran masing-masing; Laporan Keuangan APP dikirim kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan; Direktorat Jenderal Perbendahaaran akan melakukan penyusunan Laporan Keuangan APP
TATACARA TATACARA TATACARA TATACARA secara keseluruhan. PENYUSUNAN/PELAPORAN PENYUSUNAN/PELAPORAN PENYUSUNAN/PELAPORAN PENYUSUNAN/PELAPORAN BSBL BSBL BSBL BSBL PMK 196/PMK.05/2008 PMK 196/PMK.05/2008 PMK 196/PMK.05/2008 PMK 196/PMK.05/2008
UNIT AKUNTANSI BELANJA
UNIT AKUNTANSI BELANJA
K/L & PIHAK LAIN SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN APP
UNIT AKUNTANSI DAN DOKUMEN SUMBER
UNIT AKUNTANSI DAN DOKUMEN SUMBER
BELANJA LAIN-LAIN
BELANJA LAIN-LAIN
Transaksi Belanja Lain-Lain antara lain belanja yang dilakukan oleh Kementerian Negara/Lembaga yang bersumber dari BAPP yang bersifat mendesak serta tujuan khusus yang anggarannya tidak tersedia pada Kementerian Negara/Lembaga.
DS Belanja Lain-Lain terdiri dari dokumen anggaran, dokumen pengeluaran, dokumen penerimaan, dan dokumen lain yang dipersamakan untuk Belanja Lain-Lain.
Satuan Kerja yang diberi kewenangan untuk menggunakan anggaran Belanja Lain-lain merupakan UAKPA. Penanggung Jawab UAKPA adalah Kepala Satuan Kerja.
Kementerian Negara/Lembaga yang mendapat pelimpahan wewenang untuk menggunakan anggaran Belanja Lain-Lain merupakan UAPA Penanggung Jawab UAPA adalah Menteri Teknis atau pejabat yang ditunjuk/diberi kewenangan.
PROSES AKUNTANSI PROSES AKUNTANSI TINGKAT UAKPA
TINGKAT UAKPA
UAKPA Belanja Lain-Lain wajib memroses dokumen sumber untuk menghasilkan laporan keuangan berupa LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
UAKPA Belanja Lain-Lain wajib menyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap bulan ke KPPN/BUN.
UAKPA Belanja Lain-Lain melakukan rekonsiliasi dengan KPPN dan/atau PKN setiap bulan.
UAKPA Belanja Lain-Lain wajib menyampaikan LRA dan
Neraca beserta ADK setiap bulan ke UAPPA-E1/UAPA.
Penyampaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan.
PROSES AKUNTANSI PROSES AKUNTANSI TINGKAT UAPPA-E1 TINGKAT UAPPA-E1
UAPPA-E1 Belanja Lain-Lain menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-E1 berdasarkan laporan keuangan UAKPA Belanja Lain-Lain.
UAPPA-E1 Belanja Lain-Lain melakukan rekonsiliasi Laporan Keuangan dengan Direktorat Jenderal Anggaran setiap Triwulanan.
UAPPA-E1 Belanja Lain-Lain wajib menyampaikan laporan keuangan tingkat UAPPA-E1 beserta ADK kepada UAPA Belanja Lain-Lain Kementerian Negara/Lembaga setiap bulan.
Penyampaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan.
PROSES AKUNTANSI PROSES AKUNTANSI TINGKAT UAPA K/L TINGKAT UAPA K/L
UAPA Belanja Lain-Lain melakukan proses penggabungan laporan keuangan UAPPA-E1 Belanja Lain-Lain yang digunakan oleh Kementerian Negara/Lembaga.
UAPA Belanja Lain-Lain menyusun laporan keuangan tingkat UAPA berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan dari UAPPA-E1 Belanja Lain-Lain.
UAPA Belanja Lain-Lain menyampaikan LRA dan Neraca tingkat UAPA beserta ADK kepada Direktorat Jenderal Anggaran setiap triwulan.
Penyampaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Statement of Responsibility dan Catatan atas Laporan Keuangan.
UAPA Belanja Lain-Lain melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Direktorat Jenderal Anggaran setiap semester.
Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi .
PROSES AKUNTANSI TINGKAT
PROSES AKUNTANSI TINGKAT
DJA UAPA PA Belanja Lain-Lain melakukan proses penggabungan laporan keuangan UAPA Belanja Lain-Lain yang digunakan oleh Kementerian Negara/Lembaga dan Pihak Lain.
UAPA PA Belanja Lain-Lain menyusun laporan keuangan tingkat UAPA berdasarkan hasil penggabungan laporan keuangan dari UAPA Belanja Lain-Lain yang digunakan oleh Kementerian Negara/ Lembaga dan Pihak Lain.
UAPA PA Belanja Lain-Lain menyampaikan LRA dan Neraca tingkat UAPA beserta ADK kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan selaku UAPA BUN setiap triwulan.
Penyampaian laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan Statement of Responsibility dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Direktorat Jenderal Anggaran melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester.
Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi .
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
Kementerian Negara/Lembaga dan/atau Direktorat Jenderal yang diberi kewenangan dalam pengelolaan anggaran yang bersumber dari APP dalam penyusunan
laporan keuangan wajib membentuk Unit Akuntansi.
Laporan Keuangan APP merupakan gabungan dari Laporan Keuangan masing-masing UAKPA.
Laporan Keuangan APP sebelum disampaikan kepada Menteri Keuangan direviu oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah yang ditugaskan oleh Menteri Keuangan sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan Laporan Keuangan APP diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
PEMBINAAN APP PEMBINAAN APP
Dalam rangka menjaga kesinambungan penyusunan dan keandalan laporan keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran c.q Direktorat Anggaran III melakukan pembinaan dan monitoring penyusunan laporan keuangan APP (BSBL).
Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan monitoring Direktorat Jenderal Anggaran c.q Direktorat Anggaran III dapat bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
AKHIR BULAN
7 LK
SP2D
SPM UP/TUP, SPM GU, SPM LS
sudah diterima KPPN ?
KE BENDAHARA
1. Tidak Rekon dengan KPPN dan KPKNL
2. Tidak Menyampaikan Laporan BMN ke KPPN dan KPKNL
KECUALI SPM BLJ PEGAWAI, LS PIHAK KETIGA DAN KEMBALI SANKSI BAGI KPA SANKSI BAGI KPA SANKSI BAGI KPA SANKSI BAGI KPA
4. Tidak melaporkan DK/TP SANKSI APABILA:
1. Tidak Rekon dengan KPPN dan KPKNL
2. Tidak Menyampaikan Laporan BMN ke KPPN dan KPKNL
3. Tidak Mengirim Laporan ke Unit Vertikal
4. Tidak melaporkan DK/TP
5 4 3 2 1
Belum Surat Peringatan
3. Tidak Mengirim Laporan ke Unit Vertikal